Anda di halaman 1dari 3

AKULTURASI HARMONIS BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB SEBAGAI

PEMERSATU ILMU PENGETAHUAN


Sebuah Tinjauan Historis

Oleh :
Gina Resiana, S.Pd
Ginaresiana23@staipersisgarut.ac.id

Abstrak
Bersamaan dengan datangnya bangsa Arab ke Indonesia, secara tidak langsung kedua bahasa ini
bersatu dalam komunikasi yang epik diantara masyarakat. Dengan kerjasama perdagangan, dan kemudian
pernikahan antara bangsa Arab dengan masyarakat pribumi membuat bahasa Arab banyak bersatu padu
dengan bahasa Indonesia. Akulturasi ini melahirkan banyak pedanan kata bahasa Arab kepada bahasa
Indonesia seperti kata ‘masjid’ yang berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Al-masjidu’. Kosa kata bahasa Arab
yang diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak tanggung-tanggung banyaknya, sebanyak 40%. Selain
karena perdagangan dan pernikahan, pengaruh pendidikan berlatar agama Islam seperti pesantren
sepertinya akan terus menambahkan serapan kata dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Hal ini
membuktikan bahwa adanya keharmonisan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab dalam ilmu
pengetahuan.
Kata kunci : ilmu pengetahuan, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia

Pendahuluan
Perjalanan Bangsa Arab ke wilayah yang kini menjadi Indonesia dapat ditelusuri hingga abad ke-
7 Masehi. Hubungan perdagangan antara Arab dan Kepulauan Nusantara telah terjalin selama berabad-
abad. Para pedagang, pelaut, dan ulama Arab memainkan peran penting dalam pertukaran budaya dan
komunikasi dengan penduduk asli Nusantara.
Bahasa Arab masuk ke Nusantara seiring dengan masuknya agama Islam abad ke-7 sampai abad
ke-8 M melalui para pedagang muslim dari Arab dan Persia serta Islam mulai berkembang di bumi
nusantara abad ke-11 hingga abad ke-12 M artinya, usia bahasa Arab di Nusantara telah mencapai 12
abad. Dalam rentang waktu yang panjang itu bahasa Arab telah menjadi bagian yang amat penting dalam
ekspresi budaya dan suku-suku bangsa di Nusantara.1
Bahasa yang merupakan alat untuk berkomunikasi, begitu pula dengan Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia adalah alat komunikasi kala itu antara pedagang yang datang dari bangsa Arab ke Indonesia.
Selain untuk kedua komunikasi tersebut, bahasa Arab dipergunakan untuk mempelajari ilmu agama.
Dalam rentang waktu yang panjang di atas, bangsa Arab datang tidak hanya untuk berdagang
saja, tetapi juga mendirikan media pendidikan untuk baik untuk keluarga Arab sendiri maupun untuk
bangsa pribumi. Dalam proses pendidikan ini bahasa Arab menjadi berkembang pesat. Namun pada masa
penjajahan Belanda, perkembangan bahasa Arab menurun, dan hanya di pelajari di pesantren pada
pengkajian kitab-kitab kuning. Jadi, sejak datangnya bangsa Arab ke Indonesia sudah bahasa Arab
dengan bahasa Indonesia terus digunakan terutama pada lembaga-lembaga pendidikan yang bercorak
Islam.

1
Angga Pandapotan Nasution, Sumbangan Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia, STAIN Sorong 2019.
Keterkaitan Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dalam ilmu pengetahuan

Definisi akulturasi dalam (Pratiwi & Atas, 1980) merupakan bentuk proses sosial yang muncul
apabila satu kelompok manusia yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 2

Bahasa Arab tak ubahnya bahasa Asing lain di dunia. Ia tumbuh dan berkembang sesuai
kepentingan orang-orang yang menggunakannya. Suatu bahasa hidup atau mati sangat ditentukan oleh
sejauh mana masyarakat memakainya dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Suatu bahasa dikatakan
hidup jika masyarakat masih memakainya dalam kehidupan sehari-hari dan dikatakan mati jika
sebaliknya (Mu’in, 2004:24).3

Bahasa Arab berperan besar dalam memperkarya khasanah perbendaharaan kata bahasa
Indonesia, baik dibidang agama, sastra, filsafat, hukum, politik, dan ilmu pendidikan. Masuknya kosa
kata Arab ke dalam bahasa Melayu/Indonesia serta digunakannya abjad Arab untuk penulisaan bahasa
Melayu terjadi jauh sebelum era penjajahan Barat. Kosa kata Arab tersebut diserap ke dalam bahasa
Melayu yang kemudian menjadi bahasa lingua franca di Nusantara yang pada gilirannya kemudian
menjadi bahasa nasional. Melalui bahasa ini masuk pula ide-ide dan konsep-konsep keislaman dan
ketatanegaraan. Misalnya, kosa kata Arab masuk ke dalam institusi sosial politik dan membentuk konsep-
konsep politik dan ketatanegaraan, seperti kata hukum, hakim, mahkamah, amar, fasal, bab, ayat, adil,
adab, makmur, rakyat, hikmah, wakil, musyawarah, mufakat, dan seterusnya, teleh memperkarya dan
memantapkan konsep-konsep Nasional Indonesia dibidang ketatanegaraan.4

Bahasa Arab adalah bahasa yang dalam tata bahasanya menganut sistem pembedaan jender
maskulin versus feminim. Hampir semua kelas kata dibedakan antara maskulin atau feminim. Jenis
feminim pada kelas kata nomina atau ajektiva ditandai oleh adanya sufiks –ah diletakan pada nomina atau
ajektiva maskulin, seperti “ustadz, guru menjadi ustadzah guru wanita", haji “haji" menjadi “hajah” haji
wanita. Sistem pembedaan jender tersebut di atas kemudian diadopsi oleh bahasa Indonesia sehinggga
dalam tata bahasa Indonesia dikenal penanda jender feminim dengan pembubuhan sufiks –ah, seperti da’i
menjadi da’iah.5

Salah Satu keuntungan bagi bangsa Indonesia, karena bahasa Indonesia banyak mengambil
bahasa Arab sebagai bahasa nasional. Seperti kata : musyawarah, khusus, nikmat, manfaat, faham, tamat,
tawakal, tafakur, dan lain-lain. Sedangkan perbedaanya terletak pada tata bunyi. Tidak sedikit huruf Arab
yang tidak ada persamaannya dalam (bahasa Indonesia). Selain itu kesukaran dalam tata bahasa
(sintaksis) adalah susunan katakata dalam suatu kalimat. Susunan tersebut dalam bahasa Arab disebut
Jumlah (baik ismiyah maupun fi'liyah). Disamping itu juga dikenal dengan susunan subjek dan predikat
untuk kalimat aktif, dan dalam susunannya tanpa membedakan jenis kata dan jumlahnya. 6

2
Wardatul Asfiyah, “Akulturasi Budaya Arab Dan Lokal Dalam Membangun Harmoni Sosial Pada Masyarakat
Demangan Bondowoso,” Mozaic: Islamic Studies Journal 1, no. 1 (June 16, 2022): 12–17.
3
Muhammad Zainuri, “PERKEMBANGAN BAHASA ARAB DI INDONESIA,” Tarling : Journal of Language
Education 2, no. 2 (July 31, 2019): 231–48, https://doi.org/10.24090/tarling.v2i2.2926.
4
“Aksara Arab-Melayu Di Nusantara Dan Sumbangsihnya Dalam Pengembangan Khazanah Intelektual |
TSAQAFAH,” March 30, 2018, https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/982.
5
Ibid
Bahasa Arab sebagai mata pelajaran tidak dapat melepaskan diri dari mata pelajaran yang berada
dalam struktur kurikulum. Hal ini menjadi keterkaitan antara pengembangan bahasa Arab dengan ilmu
pengetahuan Islam yang kana menjadi saran pembentukan pendidikan diseluruh aspek kehidupan.
Pendidikan bahasa Arab untuk ilmu pengetahuan ini tidak hanya terbatas di dalam kelas saja, tetapi juga
dalam seluruh apek kehidupan.

Bahasa Arab sebagai ilmu pengetahuna di dasarkan pada berbagai kegiatan ibadan umat islam
didasarkan dengan bahasa Arab. Seperti untuk shalat, seluruh doa dalam shalat adalah bahasa Arab, jika
tidak memakai bahasa Arab, maka shalatnya tidak sah. Selain itu, dalam kegiatan lainnya seperti adzan
dan berbagai doa yang dirasa lebih apdol jika dilafadzkan dengan bahasa arab.

Dalam bahasa Indonesia sendiri banyak kata yang diserap dari bahasa Arab. Unsur serapan
bahasa Arab dalam bahasa Indonesia berupa fonem, afiks, dan kata. Unsur serapan yang berupa fonem
adalah f, q, z, kh, dan sy. Fonem-fonem tersebut terserap dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan kata
yang mengandung fonem tersebut, seperti fonem f pada fakir, kafan, maaf, furqan, fonem q pada kata
Quran, fonem z pada kata zakat, lazim, juz, zaman, zina, dan izin, fonem kh pada khusus, akhir, fonem sy
pada syarat, isyarat, syair, dan musyawarah. Unsur serapan dari bahasa Arab yang berupa kata seperti
kata abad, adab, adat, adil, ahad, ahli, akal, akhir, akrab, alam, almarhum, amal, aman, arwah, asyik,
awal, ayat, bab, bandar, daftar, derajat, doa, dunia, edar, fasik, gaib, gairah, hadiah, hadir, hak, hakikat,
hakim, hal, hamil, hasil,hasrat, hayat, hemat, heran, hewan, hormat, hukum, ibarat, iklim, ikrar, iman,
jamak, jilid, jumat, kabar, kalimat, kamis, kamus, kemah, kisah, kitab, kursi, maaf, majelis, majemuk,
makhluk, maut, misal, mimbar, mufakat, musyawarah, perlu, paham, Rabu, saat, Sabtu, sekedar.7

Penyerapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia hampir masuk ke semua bidang. Taylor
mencatat sekitar 15% dari kosa-kata bahasa Melayu merupakan adaptasi bahasa Arab. Penyerapanbahasa
Arab ke dalam bahasa Indonesia didomi-nasi dalam ranah peribadatan seperti pada beberapa istilah dalam
salat, puasa, zakat, haji, pernikahan, dan warisan. Adanya beberapa istilah dalam bidang ekonomi Islam
yang diserap dan dipinjam dari bahasa Arab, seperti istilah akad, hak, ijarah, kabul, murabahah,
musyarakah, salam dan istishna, riba, muzara’ah, mudarabah, mudarib, dan gharar. Hal ini menun-jukkan
bahwa penyebaran agama Islam juga berpengaruh pada bidang perekonomian di Indonesia hingga saat
ini.8

Simpulan

Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia yang saling berkaitan dalam mempelajari ilmu pengetahuan
yang berbasis Islam. Dalam bahasa Indonesia banyak serapan yang kata yang berasala dari bahasa arab,
hal ini tidak lain karena bangsa Arab yang telah berabad-abad datang ke Indonesia dan juga karena
jumlah umat Islam di Indonesia adalah salah satu terbanyak.

Bahasa Arab memengaruhi pada ilmu pengetahuan di Indonesia, karena adanya pesantren dan sekolah
modern yang berbasis Islam. Hal ini tidak lain karena bahasa Arab adalah sumber ilmu untuk agama
Islam.

6
Muhammad Zainuri, “PERKEMBANGAN BAHASA ARAB DI INDONESIA,” Tarling : Journal of Language
Education 2, no. 2 (July 31, 2019): 231–48, https://doi.org/10.24090/tarling.v2i2.2926.
7
Angga Pandapotan Nasution, Sumbangan Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia, STAIN Sorong 2019.
8
Ibid

Anda mungkin juga menyukai