Validasi
& VERIFIKASI
METODE
THE VERIFICATION OF
REFERENCE AND VALIDATED ALTERNATIVE
METHODS
IMP LE MENTED IN A SIN GLE LA BORATORY
Oleh: RUSMADI EKO PRIYONO
2 *
1
MATERI BAHASAN
rumahmutu.id
3 *
rumahmutu.id
2
ISTILAH DAN DEFINISI
• Metode konfirmasi alternatif atau metode pentipean/typing
metode konfirmasi atau metode petipean yang diajukan untuk validasi
metode analisis yang menegaskan atau mentipekan analit yang sama
dengan yang dikonfirmasi atau ditipekan menggunakan metode acuan
yang sesuai.
Catatan 1 untuk masuk: Metode ini dapat menjadi hak milik. Istilah
"alternatif" digunakan untuk merujuk pada keseluruhan "prosedur uji
dan sistem reaksi”. Istilah ini mencakup semua bahan, baik bahan
maupun lainnya, yang diperlukan untuk mengimplementasikan metode.
• Bias, bias pengukuran
perkiraan kesalahan pengukuran sistematis, atau perbedaan sistematis
antara nilai yang ditetapkan secara kuantitatif dan rata-rata hasil ulangan
pengukuran
5 *
6 *
3
ISTILAH DAN DEFINISI
• Studi inklusivitas • Ruang lingkup aplikasi laboratorium
studi yang melibatkan strain target murni (3.15) kategori, matriks, analit dan konsentrasi untuk
dapat dideteksi atau dihitung dengan metode metode analisis yang digunakan laboratorium
alternatif pengguna dan mengklaim mampu
• Jenis/item (pangan) memuaskan pengujian di laboratorium
Catatan 1 untuk entri: Suatu metode mungkin
pangan tertentu, pakan, lingkungan atau matriks
produksi primer CONTOH Kategori pangan: susu telah divalidasi ke kisaran (cakupan) yang
olahan panas dan produk susu. Jenis makanan: lebih luas dari analit, matriks, dan konsentrasi
produk susu pasteurisasi.Item/jenis makanan: dari ruang lingkup yang akan diklaim oleh
crème brûlée. laboratorium pengguna. Ruang lingkup
• Sampel laboratorium aplikasi laboratoriumadalah ≤ ruang lingkup
validasi.
sampel disiapkan untuk dikirim ke laboratorium
dan dimaksudkan untuk inspeksi atau pengujian
• Matriks
semua komponen sampel
7 *
8 *
4
rumahmutu.id
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ada dua tahapan yang diperlukan sebelum metode dapat digunakan di
dalam suatu Laboratorium, yaitu:
Tahap pertama adalah Validasi Metode. Tahap kedua adalah Verifikasi Metode,
• laboratorium mendemontrasikan bahwa
• Validasi dilakukan menggunakan studi
metode tervalidasi dapat
dalam laboratorium tunggal dan diikuti
dilaksanakan/dipraktikkan secara
oleh studi antar laboratorium (interlab) memuaskan.
(Lihat ISO 16140-2, ISO 16140-5 dan ISO
• Ini akan dijelaskan pada dokumen/materi
16140-6).
ini (ISO 16140-3).
• Dalam hal ini bila metode divalidasi dalam • Verifikasi hanya dapat diterapkan terhadap
satu laboratorium (ISO 16140-4), studi metode yang telah divalidasi dengan cara
antar laboratorium tidak dilakukan. studi antar laboratorium (interlab.)
10 *
5
SERI ISO 16140 VALIDASI METODE MIKROBIOLOGI RANTAI PANGAN
Validasi lab-
Pilih
tunggal ISO 16140-4
Pilih
Memvalidasi
ISO 17468
metode acuan
Apakah metode divalidasi dg ISO 16140-4 Pilih
ISO 16140-2
12 *
6
APA ITU VALIDASI DAN VERIFIKASI ?
VALIDASI VERIFIKASI
Penetapan karakteristik kinerja Unjuk kerja bahwa metode
suatu metode dan penyediaan bukti tervalidasi di tangan pengguna
obyektif bahwa persyaratan kinerja bekerja sesuai dengan spesifikasi
untuk tujuan penggunaan tertentu metode yang telah ditentukan
telah dipenuhi dalam studi validasi dan sesuai
dengan tujuan yang dimaksudkan.
13 *
14
*
7
TIGA LINGKUP PRODUK
(KATEGORI, TIPE DAN ITEM) YANG BERBEDA
Lingkup dipisahkan (kelompok) produk – kategori atau tipe atau item, yang
mana metodenya dapat diterapkan.
Ada tiga lingkup yang berbeda, yaitu:
A. Lingkup Metode (kelompok) Produk: kategori atau tipe atau item, yang
mana metodenya dinyatakan sudah dapat diterapkan (aplikabel)
B. Lingkup Validasi (kelompok) Produk: kategori atau tipe atau item, yang
mana aplikabilitas dari metode dinyatakan telah divalidasi
C. Lingkup Penerapan Laboratorium: kategori atau tipe atau item, yang mana
metode tersebut dinyatakan dapat digunakan oleh Lab dan didalam
lingkup validasi.
Tetapi terjadi overlap diantara ketiga lingkup tersebut (lihat Gambar berikut)
15 *
GAMBAR 3. OVERLAP ANTARA LINGKUP
BERBEDA ( TERMASUK CONTOHNYA)
16
8
LINGKUP METODE VS VALIDASI VS PENERAPAN LAB
17 *
18
9
LINGKUP : BERBAGAI PANGAN TERBATAS
Gambar 5. Item pangan diperlukan ketika memverifikasi metode dengan lingkup
berbagai pangan terbatas
Lingkup Validasi Lingkup Penerapan Laboratorium
Verifikasi Item
(Pangan)
19
20
10
rumahmutu.id
21
Laboratorium fokus pada item (pangan) yang ada dalam lingkup validasi dan lingkup aplikasi lab.
Sebelum melakukan verifikasi metode, lab pengguna harus mengacu pada laporan validasi yang dipublikasikan
Badan Standar yang diakui dan/atau Badan Sertifikasi Metode sebagai sumber untuk lingkup validasi dan
memilih item (pangan) yang sesuai untuk verifikasi.
Verifikasi implementasi terjadi sebelum verifikasi item (pangan). Aturan teknis untuk melakukan verifikasi
implementasi dan verifikasi item (pangan) dijelaskan pada Klausul 5. untuk metode kualitatif dan Kalusul 6.
untuk metode kuantitatif.
Untuk verifikasi metode acuan yang belum tervalidasi, lab pengguna harus menggunakan protocol teknis
seperti dijelaskan dalam Lampian F
22 *
11
PRINSIP UMUM VERIFIKASI METODE (DETEKSI) KUALITATIF &
METODE KUANTITATIF (4)
Verifikasi implementasi (4.2)
Verifikasi bertujuan untuk mendemonstrasikan kompetensi laboratorium pengguna dalam menggunakan metode
tervalidasi. Hal ini dicapai dengan kemampuannya untuk memperoleh hasil yang diharapkan dari item (pangan)
Laboratorium pengguna harus::
mengkaji data validasi dari metode tersebut;
Untuk metode kualitatif:
memilih satu item (pangan) yang diuji selama studi validasi yang termasuk dalam ruang lingkup penerapan
laboratorium dari lab pengguna;
Apabila item (pangan) tersebut yang ada dalam studi validasi tidak masuk dalam lingkup penerapan lab dari
lab pengguna, lab pengguna harus memperoleh 1 dari item (pangan) tersebut; hal ini penting karena
batas deteksi (LoD ) metode dipengaruhi oleh item (pangan) tersebut.
Untuk melakukan verifikasi impelementasi menggunakan item (pangan) terpilih dan ukuran sampelnya yang
digunakan pada studi validasi.
Untuk metode kuantitatif: pilih berbagai item (pangan) yang masuk dalam lingkup validasi metode, tetapi tidak
perlu menguji selama validasi)
23
*
24 *
12
PERSYARATAN UNTUK VERIFIKASI IMPLEMENTASI
DAN VERIFIKASI ITEM (PANGAN) (4.4)
25
26
*
13
LINGKUP : BERBAGAI PANGAN TERBATAS
Gambar 5. Item pangan diperlukan ketika memverifikasi metode dengan lingkup
berbagai pangan terbatas
Lingkup Validasi Lingkup Penerapan Laboratorium
Verifikasi Item
(Pangan)
27 *
28 *
14
TABEL 1. RINGKASAN JUMLAH MINIMUM ITEM (PANGAN) YANG
DIPERLUKAN UNTUK VERIFIKASI
Jumlah Sampel
Lingkup Validasi
Verifikasi Implementasi Verifikasi Item (Pangan) Total
Lingkup “Rentang Pangan Luas” >
5 kategori pangan 1 >5 >6
Lingkup”Rentang Pangan
1 N pangan < 4 (N pangan + 1) < 5
Terbatas” Kategori N pangan
> 5 item pangan
Lingkup “Rentang Pangan Luas” + +
1 > 6 + N lain
kategori lain (Nlain) 1 item dari setiap kategori lain N
lainnya
Lingkup Kategori “Rentang N pangan < 4
Pangan Terbatas” Kategori + (N pangan + N lain + 1) <
1
Npangan + Kategori lain (N 1 item dari setiap kategori lain N 8
lainnya) lainnya
Hanya Lingkup Kategori lain (N
1 N lain < 3 (N lain + 1) < 4
lainnya)
29 *
Kualitatif Estimasi LOD50 (eLOD50)
SD Reprodusibilitas Intralab
Tidak aplikabel
(SIR)
Kuantitatif
Estimasi Bias (eBias) Tidak aplikabel
30
*
15
rumahmutu.id
5. METODE KUALITATIF
Protokol Teknis Untuk Verifikasi
31
32
16
APA ITU LOD50 ?
Tingkat Deteksi
LODx
<metode kualitatif> konsentrasi analit terukur, diperoleh dengan prosedur pengukuran tertentu,
di mana probabilitas pendeteksiannya adalah x
CONTOH LOD50 adalah tingkat deteksi dimana 50% pengujian memberikan hasil positif.
33 *
1 1 4 4 1 10
2 3 5 1 9
3 7 1 8
Catatan: cfu adalah unit pembentuk koloni (koloni)
34
17
PROTOKOL VERIFIKASI
Ada 3 pilihan PROTOKOL berdasarkan kemampuan Lab memperoleh tingkat kontaminasi dari
porsi uji yang diinginkan:
a. Protokol 1, dapat digunakan bila ada ketidakpastian tingkat kontaminasi dari porsi uji yang
diinginkan. Artinya kita menggunakan biiakan yang tidak diketahui tingkat/konsentrasi
inokulum yang aktual untuk menginokulasi porsi uji (sampel).
b. Protokol 3, dapat digunakan bila tingkat kontaminasi inokulum diketahui, mikroba acuannya
diketahui konsentrasinya.
c. Protokol 2, dapat digunakan bila Protokol 1 tidak dapat dikerjakan sebagai antisipasi, dan
percobaan perlu diulang.
Pengenceran tambahan yang diresepkan untuk salah satu protokol dapat digunakan untuk
meminimalkan kebutuhan pengulangan percobaan ketika tingkat inokulasi tidak memenuhi
persyaratan atau verifikasi hasil uji tidak dapat diinterpretasikan (lihat Tabel 6 dan 8).
Pengenceran tidak wajib dilaksanakan dan keputusan ada di laboratorium yang melakukan
percobaan.
35 *
36
18
RANCANGAN PERCOBAAN (5.2)
Protokol (lanjutan)
• Menganalisis porsi uji yang diinokulasi menggunakan prosedur
lengkap dari metode yang diverifikasi.
• Untuk protokol 1 dan protokol 2: tentukan eLOD50 menggunakan
hasil positif dan negatif yang diperoleh(lihat 5.5 untuk detailnya).
Untuk protokol 3, tidak ada eLOD50 yang ditentukan. Sebaliknya,
hasilnya dievaluasiberdasarkan jumlah positif yang ditemukan dari
tujuh ulangan yang diuji.
37
38 *
19
KONTAMINASI BUATAN (5.4)
Pemilihan strain (5.4.1 )
Strain bisa dari: CATATAN :
Lebih disukai, strain yang digunakan
•koleksi biakan;
dalam verifikasi berasal dari sumber
•koleksi laboratorium pengguna; yang relevan dengan item (pangan)
•bahan/mikroba acuan (termasuk bahan yang sedang diverifikasi dan strain
acuan komersial, misalnya strain beku- yang berbeda digunakan untuk setiap
kering dengan konsentrasi yang item (pangan) yang akan diuji.
diketahui).
Saat memilih strain uji, mayoritas harus berasal dari kategori (pangan)
yang dipilih studi verifikasi dan mencakup rentang analit target yang
diakui sehubungan dengan keragaman dalam karakteristik identifikasi
(misalnya biokimia, serotipe, jenis fag), distribusi geografis dan kejadian
(lihat ISO 16140-2:2016, Lampiran E).
39 *
40 *
20
INOKULASI PORSI UJI (5.4.2)
Panduan berikut diberikan sebagai contoh prosedur yang sesuai untuk memproduksi
inokula.
• Strain yang dipilih harus ditanam dalam media biakan dalam kondisi yang
memungkinkan pertumbuhan optimal strain (misalnya biakan semalam); ikuti
prosedur yang ditentukan dalam ISO 11133: 2014, klausul 5.4 (ctt: biakan semalam
= 16-24 jam inkubasi)
41 *
• Apabila lab pengguna bekerja dengan strain target yang siap pakai (ready
to use) yang tingkat konsentrasinya diketahui (misal, bahan acuan
mikroba), Langkah tersebut di atas tidak perlu dilakukan.
• Inokulum yang siap dimasukkan ke dalam suspensi awal dari porsi uji
tunggal. Setelah inokulasi, suspensi dicampur secara langsung.
Penggunaan biakan stressed direkomendasikan tetapi tidak diperlukan
(lihat ISO 16140-2:2016, Lampiran C)
42 *
21
TABEL 4. TINGKAT INOKULASI UNTUK SETIAP PROTOKOL
1 Ini harus
dimaksimalkan 9 x
Dari inokulasi tinggilevel,
lakukan 1:3 pengenceran
Dari inokulasi tingkat
intermediat/perantara
LOD50 yang untuk mencapai tingkat ,lakukan pengenceran 1:3
diharapkan. menengah. untuk mencapai tingkat
rendah
3 Tingkat kontaminasi
dari inokulum
diketahui (misalnya
bahan referensi
dengan konsentrasi
diketahui).
43 *
44 *
22
INOKULASI PORSI UJI (5.4.2)
Karena hitungan sebenarnya dari biakan semalam yang baru tidak diketahui, laboratorium
pengguna dapat menggunakan beberapa pengenceran untuk mencakup tiga level target, dengan
menggunakan setiap pengenceran dan bagian uji yang disyaratkan dalam Tabel 5.
Dalam hal ini:
Pengenceran A (60 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 10−7 Biakan semalaman (umur biakan
antara 16-24 jam);
Pengenceran B (20 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 1:3 A;
Pengenceran C (6,7 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 1:3 B;
Pengenceran D (2,2 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 1:3 C ;
Pengenceran E (0,7 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 1:3 D;
Pengenceran F (0,2 cfu/ml): gunakan 1 ml pengenceran 1:3 E.
45 *
46
23
INOKULASI PORSI UJI (5.4.2)
47
48 *
24
EVALUASI HASIL (5.5)……
49
50 *
25
TABEL 7 — CONTOH PENENTUAN ELOD50 BERDASARKAN JUMLAH
HASIL POSITIF PER TINGKAT KONTAMINASI MENGGUNAKAN
PROTOKOL 1
51
Jika protokol 2 digunakan dalam verifikasi untuk contoh di 5.4.2, maka 23 porsi uji akan diuji
(lihat Tabel 5) bersama dengan satu porsi uji kosong/blanko.
Catat jumlah hasil positif yang diperoleh pada setiap tingkat inokulum dan gunakan Tabel 8
untuk menentukan eLOD50.
Tingkat kosong/blanko tidak akan menghasilkan hasil yang positif. Jika hasil positif diperoleh
untuk tingkat blanko, makapercobaan harus diulang untuk semua tingkat.
Untuk evaluasi hasil menggunakan protokol 2, tingkat inokulasi menengah dan rendah bisa
memiliki hasil positif dan negatif. Ketika hanya hasil negatif yang diperoleh, percobaan
harus diulang.
Beberapa kombinasi MPN yang diindikasikan sebagai “hasil MPN yang tidak dapat
diandalkan” (lihat Tabel 8 dan 9) adalah sangat tidak mungkin terjadi dan percobaan harus
diulang.
Ketika lebih banyak pengenceran digunakan, dua pengenceran, dengan tingkat inokulasi
rendah yang paling dekat dengan LOD50,harus digunakan untuk mengevaluasi data sesuai
dengan Tabel 8.
52
26
PENENTUAN ELOD50 MENGGUNAKAN PROTOKOL 2 (5.5.2 )
53 *
54
27
BATAS PENERIMAAN (5.6 )
• eLOD50, ditentukan menurut protokol 1 (lihat 5.5.1) atau protokol 2 (lihat 5.5.2)
harus dibandingkan ke LOD50 dari studi validasi.
• Untuk verifikasi implementasi, gunakan nilai LOD50 sesuai dengan item (pangan)
yang diuji.
• Untuk verifikasi item (pangan), eLOD50 tidak boleh > 4 × LOD50 yang diamati dalam
studi validasi. Jika tidakNilai LOD50 sesuai dengan item (pangan) yang diuji, eLOD50
tidak boleh > 4 cfu/porsi uji. Ini batas penerimaan didasarkan pada nilai teoretis
LOD50 sebesar 1 cfu/ porsi uji.
• Untuk protokol 3, harus ada minimal enam hasil positif dari tujuh ulangan yang
diuji.
• Klausul 8 memberikan ringkasan batas penerimaan.
55 *
28
rumahmutu.id
6. METODE KUANTITATIF
Protokol Teknis Untuk Verifikasi
57
58 *
29
RANCANGAN PERCOBAAN (6.1.2)
Protokol harus dilakukan sebagai berikut.
— Diperlukan minimal 10 sampel laboratorium, termasuk item (makanan) yang sama. Ini mungkin berasal dari
jumlah maksimum batch yang berbeda dalam kasus di mana laboratorium pengguna terhubungn fasilitas
produksi atau dari produsen yang berbeda untuk laboratorium swasta yang melayani produsen berbeda.
Lebih banyak sampel dapat diuji untuk menutupi kemungkinan hilangnya data dari beberapa sampel
karena kesalahan praktis / kecelakaan selama pengujian.— Tingkat kontaminasi yang digunakan harus
mewakili kisaran kontaminasi alamiditemukan dalam sampel yang diuji di laboratorium pengguna.
— Setiap sampel laboratorium (atau uji) harus dicampur atau dihomogenkan sebelum dua porsi uji diambil
(lihat Gambar 7). Ini penting untuk distribusi mikroba yang seragam.
Untuk produk cairan, pencampuran harus dilakukan dengan mengocok sampel laboratorium (atau
sampel uji) dengan tangan (misalnya 25 kali melalui busur 25 cm).
Untuk produk padat, homogenisasi dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan stomacher
atau blender. Untuk detailnya, ikuti prosedurnyadalam seri ISO 6887.— Jika kontaminasi buatan
digunakan, inokulasi suspensi awal setiap bagian uji dengan yang diketahuitingkat regangan.
— Porsi uji yang terkontaminasi secara alami dapat dianalisis secara langsung setelah homogenisasi sampel
laboratorium (atau sampel uji).
Lihat juga D.1 untuk panduan dan contoh tambahan.
59 *
PEMILIHAN ITEM (PANGAN) (6.1.3 ). Tahapan Sampel uji,, jarang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi.
Biasanya, Sampel laboratorium langsung digunakan (tidak melalui tahapan
sampel uji) untuk dihomogenisasi.
Kondisi pengujian yang digunakan dalam Analisis Porsi uji A dan Porsi uji B harus
divariasikan dalam berbagai cara yang memungkinkan dalam ruang lingkup
validasi.
Ini harus mencakup, kecuali laboratorium pengguna dapat melakukan cara lain,
tetapi tidak terbatas pada:
a) teknisi;
b) bets media biakan dan reagen (opsional: bila relevan, strain yang berbeda
juga dapat digunakan untuk menginokulasi sampel laboratorium yang
berbeda);
c) peralatan (misalnya inkubator, vortex mixer, pipet).
Pada kondisi uji a) dan b) dianggap paling menyebabkan variabilitas hasil
metode dan harus bervariasi kecuali laboratorium pengguna dapat
membenarkan sebaliknya.
Kondisi pengujian c) harus bervariasi berdasarkan ketersediaan alat di
laboratorium pengguna.
Jika item (pangan) yang diinokulasi dapat menunjukkan hasil hasil cukup stabil,
analisis dapat dilakukan pada hari yang berbeda.
Hasil akan dinilai menurut 6.1.6.
CATATAN
Bets media biakan dapat disiapkan atau dibuat berbeda, tetapi menggunakan
bets media dehydrated yang sama
Gambar 7 — Protokol eksperimental untuk memperkirakan
standar deviasi reprodusibilitas intralaboratorium (SIR)
60 *
30
PEMILIHAN ITEM (PANGAN) (6.1.3 ).
Tahapan Sampel uji, jarang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi.
Biasanya, Sampel laboratorium langsung digunakan (tidak melalui tahapan sampel
uji) untuk dihomogenisasi.
Kondisi pengujian yang digunakan dalam Analisis Porsi uji A dan Porsi uji B harus
divariasikan dalam berbagai cara yang memungkinkan dalam ruang lingkup validasi.
Ini harus mencakup, kecuali laboratorium pengguna dapat melakukan cara lain,
tetapi tidak terbatas pada:
a) teknisi;
b) bets media biakan dan reagen (opsional: bila relevan, strain yang berbeda juga
dapat digunakan untuk menginokulasi sampel laboratorium yang berbeda);
c) peralatan (misalnya inkubator, vortex mixer, pipet).
Pada kondisi uji a) dan b) dianggap paling menyebabkan variabilitas hasil metode
dan harus bervariasi kecuali laboratorium pengguna dapat membenarkan
sebaliknya.
Kondisi pengujian c) harus bervariasi berdasarkan ketersediaan alat di laboratorium
pengguna.
Jika item (pangan) yang diinokulasi dapat menunjukkan hasil hasil cukup stabil,
analisis dapat dilakukan pada hari yang berbeda.
Hasil akan dinilai menurut 6.1.6.
CATATAN
Bets media biakan dapat disiapkan atau dibuat berbeda, tetapi menggunakan bets
media dehydrated yang sama
61
62 *
31
KONTAMINASI ALAMI (6.1.4)
63 *
64 *
32
KONTAMINASI BUATAN (6.1.5)
65
66 *
33
INOKULASI PORSI UJI (6.1.5.2)
a) kategori pangan: susu dan produk susu yang diproses dengan panas; jenis
makanan: produk berbasis susu pasteurisasi; makanan: susu pasteurisasi;
b) kategori pangan: daging mentah dan produk daging siap masak (kecuali
unggas); jenis makanan: daging segar(belum diproses); makanan: daging
mentah (babi cincang);
c) kategori pangan: telur dan produk telur (turunan); jenis makanan: produk telur
(diproses panas) tanpa aditif; makanan: produk telur (telur cair utuh);
d) kategori pangan: cokelat, produk roti dan penganan; jenis makanan: kue kering;
makanan: tiramisu;
e) kategori lainnya: makanan hewan dan pakan ternak; (makanan) jenis: bahan
asal hewan; (makanan) item: pakan ternak (tepung daging dan tulang).
67
68
34
INOKULASI PORSI UJI (6.1.5.2) (LANJUTAN)
Setiap set dari 10 atau lebih sampel laboratorium akan diinokulasi pada
tingkat yang berbeda (dan mungkin dengan galur yang berbeda) antara
30 cfu/g dan 30.000 cfu/g.
Biakan akan diinokulasi ke suspensi awal, yang telah dibuat
menggunakan 10 g porsi uji
— Untuk melakukan ini, biakan semalam disiapkan dan diasumsikan
mengandung 109 cfu/ml (berdasarkan hasil penghitungan sebelumnya).
— Untuk mengkontaminasi pada tingkat 30 cfu/g, enam serial
pengenceran desimal dari biakan semalam disiapkan, untuk
mengurangi tingkat awal dari 109 cfu/ml menjadi 103 cfu/ml.
Tingkat kontaminasi yang berbeda yang mencakup kisaran 30 cfu/g dan
30.000 cfu/g dapat diperoleh dengan cara yang berbeda pengenceran
dan/atau volume inokulasi. Laboratorium pengguna harus memastikan
bahwa inokulum tidak mempengaruhi integritas matriks.
Hasil dari contoh ini diringkas dalam Tabel 10. D.1 memberikan rincian
dari:proses eksperimental untuk contoh ini.
69
Dimana
SIR adalah Simpangan Baku Reprodusibilitas Intralaboratorium ;
i adalah indeks sampel laboratorium, i = 1 to n (n ≥ 10);
n adalah jumlah sampel;
yiA , yiB adalah data transformasi log, dalam log10 (cfu/g) atau log10 (cfu/ml),
dari kondisi a, b dan c, berurutan.
Contoh perhitungan manual diberikan pada Tabel 11.
70 *
35
BATAS PENERIMAAN (6.1.7)
Simpangan Baku Reprodusibilitas Intralaboratorium (SIR) dari metode yang diverifikasi
harus 2 × nilai rata-rata terendah dari Simpangan Baku Reprodusibilitas
Interlaboratorium (SR) antar laboratorium dari item (pangan) yang digunakan dalam
studi validasi.
Ketika hanya satu nilai (SR) yang ditentukan dalam studi validasi, nilai (SIR) dari metode
yang diverifikasi harus 2 × standar deviasi reproduksibilitas antar laboratorium (SR).
Klausul 8 memberikan ringkasan batas penerimaan.
CONTOH
Laboratorium pengguna telah memeriksa 12 sampel laboratorium tiramisu untuk
tingkat Enterobacteriaceae(menggunakan ISO 21528-2) mengikuti Rancangan
percobaan yang diberikan pada Gambar 7.
Hasil (dihitung sebagai cfu/g dalam porsi uji A dan B dari sampel laboratorium) yang
diperoleh, disajikan pada Tabel 10.
71
Hasil sampel laboratorium 1 dan 11 tidak dapat digunakan karena salah satu hitungannya terlalu tinggi(“>” hasil) atau
terlalu rendah (di bawah rentang penghitungan yang diizinkan sesuai dengan ISO 7218). Hasil dari 10sampel lab tetap
untuk perhitungan.
Berdasarkan 10 sampel laboratorium yang tersisa, SIR dapat dihitung seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11.
72
36
Batas penerimaan (6.1.7)
Tabel 11. Perhitungan SIR
Nilai hitung SIR 0,18 dibandingkan dengan hasil studi validasi (data diambil alih dari
ISO 21528-2). Tabel 12 mencantumkan nilai SR yang diperoleh dari studi validasi
tersebut.
73
— Eksperimen ini dirancang untuk tidak mempertimbangkan efek dari item (pangan). SIR yang
diperoleh dibandingkan dengan nilai rata-rata terendah dari SR untuk salah satu item yang diuji
dalam studi validasi. Dalam contoh ini, mean terendahnilai SR sebesar 0,18 (untuk pakan ternak).
— SIR ditemukan dari studi evaluasi adalah (0,18), jadi dinilai dari 2 x SR ( 2 × 0,18) dari studi avlidasi.
— Karena SIR studi verifikasi (0,18) adalah < 0,36 (2 × 0,18), kesimpulannya adalah batas penerimaan
untuk verifikasi implementasi terpenuhi.
CATATAN Bila hanya satu nilai SR yang ditentukan dalam studi validasi, nilai SIR dibandingkan
dengan nilai SR tersebut.
74
37
ANALISIS AKAR PENYEBAB (6.1.8 )
Ketika hasil verifikasi tidak memenuhi batas akseptabilitas/penerimaan, lakukan analisis akar masalah
untuk memberikan penjelasan tentang hasil yang diamati.
Hal ini akan berguna untuk melakukan kembali verifikasi metode alternatif yang tervalidasi secara
paralel dengan metode acuan tervalidasi padaitem (pangan) ini. Ini untuk menyelidiki apakah item
(pangan) ini memiliki kinerja yang sama terhadap kedua metode di tangan laboratorium pengguna.
Analisis akar penyebab harus dilakukan untuk menentukan masalah seperti (namun tidak terbatas
pada):
— kesalahan analitik karena praktik laboratorium yang buruk;
— kesalahan analitik dalam aplikasi protokol (misalnya tingkat inokulasi yang salah).
Ketika masalah telah diidentifikasi, terapkan tindakan korektif dan ulangi percobaan. Informasi
(berdasarkan investigasi, misalnya analisis akar masalah) dapat diberikan dalam laporan studi verifikasi
untuk memberikan penjelasan tentang temuan.
Ketika verifikasi item (pangan) tertentu tidak memenuhi batas penerimaan, itu merekomendasikan agar
laboratorium pengguna menginformasikan organisasi yang relevan (misalnya badan
standardisasi,pemasok, lembaga sertifikasi) tergantung pada metodenya.
75 *
rumahmutu.id
PENENTUAN ESTIMASI
BIAS (EBIAS)(6.2)
76
38
PENENTUAN ESTIMASI BIAS (EBIAS)(6.2)
Umum (6.2.1 )
Penentuan eBias hanya diperlukan untuk verifikasi item (pangan)(lihat Tabel 2).
Selama verifikasi item (pangan), jalankan prosedur lengkap dari metode seperti dijelaskan,
termasuk:prosedur konfirmasi (jika ada) untuk setiap porsi uji individu.
77 *
78 *
39
PENENTUAN ESTIMASI BIAS (EBIAS)(6.2)
79 *
80 *
40
PENENTUAN ESTIMASI BIAS (EBIAS)(6.2)
Inokulasi Porsi Uji (6.2.4.2)
(lihat 5.4.2)
CONTOH
• Laboratorium pengguna biasanya berharap menemukan
antara 102 cfu/g dan 106 cfu/g dalam sampel yang diserahkan.
• Studi verifikasi membutuhkan inokulasi suspensi awal hingga
kadar 101 cfu/ml, 103 cfu/ml dan 105 cfu/ml (karena suspensi
awal adalah pengenceran 10 kali lipat dari porsi uji, ini setara
dengan 102 cfu/g,104 cfu/g dan 106 cfu/g porsi uji).
• Diasumsikan bahwa porsi uji adalah 10 g dan volume akhir
dari suspensi awal adalah 100 ml.
81
82
41
PENENTUAN ESTIMASI BIAS (EBIAS)(6.2)
83 *
CONTOH
Suatu laboratorium pengguna ingin memverifikasi eBias dari metode enumerasi alternatif tervalidasi
untuk Enterobacteriaceae, menggunakan makanan "pasta rebus".
Kisaran kontaminasi yang diharapkan adalah antara 102 cfu/gdan 104 cfu/g. Hasil pengujian diberikan
pada Tabel 13.
84 *
42
PENENTUAN ESTIMASI BIAS (EBIAS)(6.2)
Tabel 13 — Hasil pengujian yang diperoleh dengan menggunakan metode
yang akan diverifikasi
Hasil menunjukkan bahwa pada setiap tingkat kontaminasi perbedaan mutlak antara kedua hasil tersebut lebih sedikitdari
0,5 log10, sehingga metode yang akan diverifikasi bekerja dengan benar di laboratorium pengguna
85
86
43
rumahmutu.id
87
Umum (7.1 )
Verifikasi konfirmasi alternatif tervalidasi dan metode typing hanya membutuhkan verifikasi
implementasi. Sampelnya adalah koloni terisolasi yang ditumbuhkan pada cawan selektif agar atau
non-selektif agar.
88 *
44
METODE TYPING DAN KONFIRMASI ALTERNATIF
YANG DIVALIDASI (7)
Lab pengguna harus:
— mengkaji data validasi untuk metode (data validasi dapat diperoleh dari
laporan validasi metode alternatif);
— pilih satu cawan agar selektif yang diuji selama studi validasi yang, jika
mungkin, termasuk dalam lingkup laboratorium;
— gunakan cawan agar selektif ini untuk melakukan verifikasi implementasi.
Jika tidak ada cawan agar selektif yang diuji, pilih dan gunakan satu cawan
agar non-selektif yang diuji selama studi validasi untuk melakukan
penerapan/implementasi.
CATATAN
Contoh rinci tentang verifikasi metode konfirmasi alternatif dan verifikasi
suatu metode typing alternatif diberikan dalam Lampiran E.
89 *
90
45
METODE TYPING DAN KONFIRMASI ALTERNATIF
YANG DIVALIDASI (7)
Pemilihan Strain (7.3.2)
Strain bisa dari:
— koleksi biakan;
— koleksi laboratorium pengguna;
— bahan acuan (termasuk bahan acuan komersial, misalnya galur beku-kering).Saat memilih galur uji,
mayoritas harus berasal dari kategori (pangan) dalam lingkup aplikasi laboratorium dan mencakup
kisaran analit target yang diakui sehubungan dengan keragaman dalam karakteristik identifikasi, mis.
biokimia, serotipe, jenis fag, distribusi geografis daninsiden (lihat ISO 16140-2:2016, Lampiran E).
Untuk verifikasi implementasi, pilih lima strain target dan lima strain non-target untuk studi inklusivitas
dan eksklusivitas, masing-masing.
Pemilihan strain dapat didasarkan pada strain diuji dalam studi validasi.
Strain eksklusivitas harus relevan (misalnya L. innocua harus dipilih untuk metode konfirmasi alternatif
L. monocytogenes yang divalidasi).
91 *
92
*
46
METODE TYPING DAN KONFIRMASI ALTERNATIF
YANG DIVALIDASI (7)
Tabel 15 — Tinjauan hasil verifikasi untuk metode konfirmasi
alternatif tervalidasi atau metode typing
93
94 *
47
rumahmutu.id
95
96
48
LAMPIRAN A
(INFORMATIF)
Klasifikasi kategori (pangan) dan kombinasi target
yang disarankan untuk studi verifikasi
97 *
LAMPIRAN
• Lampiran A (informatif) - Tabel A.1 menguraikan klasifikasi pangan yang
ditujukan untuk memandu laboratorium pengguna dalam pemilihan dari item
(Pangan) dalam kategori (Pangan) yang sesuai saat melakukan verifikasi
metode. Itu sifat intrinsik makanan seperti kandungan mikrobiota indigenous,
kadar lemak, pH, kadar garam, aktivitas air dan keberadaan senyawa
antimikroba dapat memiliki pengaruh besar pada hasil dari sebuah analisis
metode.
• Oleh karena itu, sifat intrinsik makanan telah dipertimbangkan sejauh mungkin
dalam klasifikasi pangan, tetapi banyaknya variasi makanan yang tersedia
membuat pertimbangan ini sulit untuk dilakukan dengan menerapkan akhir
dari level jenis (pangan).
98
49
15 KATEGORI PANGAN + 1 KATEGORI PAKAN + 2 LAINNYA
(ISO 16140-3)
Susu mentah Susu proses Daging mentah & Produk daging Unggas mentah Produk daging
Produk daging siap saji & siap & Produk ungas unggas siap saji
& produk panas &
panas ulang siap masak
siap masak & siap panas
susu Produk susu (kecuali (4) (5) ulang (6)
(1) (2) ungas)(3)
Serealia,buah,
Telur & Produk Ikan & seafoods Buah segar Buah & kacangan,
telur mentah & siap Produk dan Produk
masak (blm perikanan siap
Sayuran bebijian &
(turunannya) buah diproses sayuran kering
proses) (8) saji & siap panas
(7) ulang (9) (10) (11)
(12)
99
Dan seterusnya………….
100
50
KETERANGAN:
Catatan 1: penyiapan daging cincang termasuk daging potong besar, potong kecil dan cincang (<1% NaCl atau
spices) dimaksudkan menjalani pemanasan sebelum dikonsumsi dipersembahkan dibumbui, diasinkan dilapisid
dengan herbal atau rempah2 ditambahkan sebagai ingredient untuk meningkatkan tekstur atau sifat sensori
Catatan 2: penyiapan daging unggas meliputi daging diasinkan, daging potong dibumbui, ayam difilet, sayang
ayam, misal dengan kulit atau tanpa kulit
Catatan 3: hidangan laut/seafood termasuk moluska ivalvia hidup, gastropoda laut, echiderma dan tunikatus.
Catatan 4: Makanan siap saji (RTE= ready to eat), makanan yang disiapkan oleh rpdoser atau pabrikan untuk
konsumsi manusia secara langsung, tanpa perlu dimasak dan diproses lanjutan yetif untuk menurunkan level
yang dapat diterima untuk cemaran mikroba
Catatan 5: Makanan siap masak (RTC = ready to cook), makanan yang dirancang oleh produser atau pabrikan
untuk dimasak atau proses lain untuk menurunkan level yang dapat diterima untuk cemaran mikroba
Catatan 6: makanan siap dipanaskan kembali (RTRH, ready to reheated), makanan makanan yang dirancang
oleh produser atau pabrikan agar dapat dimakan secara langsung tanpa pemasakan, tetapi untuk
meningkatkan ctarasa sebaiknya disajikan hangat
Catatan 7: Pakan hewan ternak (mengacu REGULATION (EC) No.79/373/EEC.
Catatan 8: Air yang dijelaskan pada Tabel A.1, air yang digunakan untuk proses produksi atau untuk PPS, d.h.i.
filtrasi sampel tidak diperlukan. PPS = Primary Production Samples
Catatan 9: apabila target verifikasi termasuk mikroba pembentuk spora, termasuk sel vegetatif dan sporanya.
101
LAMPIRAN B
(INFORMATIF)
Persyaratan dan panduan tentang cara memilih item
(pangan) yang menantang untuk verifikasi item
(pangan)
102
51
UMUM (B.1 )
103 *
104
52
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (B.2.2)
Parameter fisik dan kimia berikut diketahui mempengaruhi pemulihan
mikroba dan / atau pada kinerja metode (lihat seri ISO 6887):
Komposisi, mis. kandungan lemak tinggi, lesitin, pengental, kandungan
nutrisi;
pH, mis. pH <4-5 (minuman, saus, dll.);
Potensi reduksi oksidasi;
Aktivitas air, mis. aw <0,85 (tepung, makanan dengan kelembaban rendah);
Zat antimikroba dan penghambat pertumbuhan, misalnya polifenol, enzim,
penghambat molekuler;
Struktur fisik makanan, mis. viskositas/kekentalan, solubilitas/kelarutan
Warna. misal, pewarna makanan
105
106
53
PEMILIHAN ITEM (MAKANAN) UNTUK VERIFIKASI (B.3)
Karakteristik mikroba, fisik, kimia dan proses yang
direkomendasikan di atas dapat ditemukan di item
(pangan) di antara semua kategori (pangan) yang Tabel B.1. Contoh item (pangan) dan
dijelaskan dalam Lampiran A. Karakteristiknya
Saat memilih item (pangan) yang menantang per
kategori, laboratorium pengguna harus memilih, di
antara item (pangan) diuji di laboratoriumnya, item
yang menunjukkan salah satu karakteristik yang
menantang.
Cara terbaik untuk memilih item (pangan) yang
menampilkan kombinasi karakteristik (misalnya pH +
aw) seperti ini mewakili skenario terburuk.
Untuk lingkup kisaran pangan yang luas, minimal
lima item (pangan) dipilih dari lima kategori
(pangan) diperlukan (4.4).
Jika memungkinkan, masing-masing dari lima item
(pangan) harus memiliki karakteristik yang berbeda
atau kombinasi karakteristik untuk mencakup kasus
yang berbeda.
107
108
54
LAMPIRAN C
(INFORMATIF)
Verifikasi Metode Kualitatif
(CONTOH)
109
CATATAN : Biakan semalam (24) jam dimaksudkan untuk mendapatkan mikroba dalam fase pertumbuhan
diam. Ubah kondisi biakan jika mikroba target membutuhkan waktu inkubasi yang lebih lama.
110
55
VERIFIKASI: MENGGUNAKAN KONSENTRASI YANG TELAH DITENTUKAN SEBELUMNYA (6 × 108 CFU / ML
UNTUK CONTOH INI), PERSIAPKAN PENGENCERAN UNTUK MENCAKUP TINGKAT KONTAMINASI TARGET (LIHAT
GAMBAR C.2). PENGENCERAN YANG DIPILIH UNTUK INOKULASI ADALAH
BERDASARKAN VALIDASI LOD50 (DIASUMSIKAN 2,5 CFU / PORSI UJI ) DARI LAPORAN VALIDASI ISO 6579-1
biakan baru, 6 x
108 cfu/mL Lakukan penghitungan paralel dengan inokulasi porsi
uji
111
112
56
GAMBAR C.4. CONTOH INOKULASI PORSI UJI KETIKA
MENGGUNAKAN PROTOKOL 2
113
114
57
GAMBAR C.6. CONTOH ENUMERASI TINGKAT INOKULUM
AKTUAL/SAAT INI
115
116
58
GAMBAR C.7. PENENTUAN MPN TINGKAT Gambar C.8. Penentuan MPN tingkat
INOKULUM UNTUK PROTOKOL 1 DAN 2
inokulum untuk Protokol 3
117
TABLE C.1. TABEL MPN UNTUK PERHITUNGAN TINGKAT INOKULUM LEVEL MENGGUNAKAN PROTOCOLS 1, 2 ATAU 3
118
59
LAMPIRAN D
(INFORMATIF)
Verifikasi Metode Kuantitatif
(CONTOH)
119
120
60
3) Setiap suspensi awal kemudian dianalisis
mengikuti protokol metode. Kondisi pengujian
yang digunakan dalam analisis dari porsi uji A
dan B harus berbeda sebanyak mungkin tetapi
dalam ruang lingkup validasi (misalnya teknisi,
bets media biakan dan pereaksi, bila relevan -
strain yang digunakan untuk kontaminasi
buatan,peralatan dan hari uji berbeda, jika
sampel laboratorium terinokulasi dapat
dibuktikan cukup stabil). Lihat Gambar D.2.
untuk strain berbeda dapat juga digunakan
untuk sampel lab yang berbeda tetapi tidak
untuk porsi uji A dan B.
4) Dari hasil yang diperoleh, hitung Simpangan
Baku Reprodusibilitas intralaboratorium (SIR)
(lihat 6.1.6 dan 6.1.7).
121
- CONTOH
122
61
- CONTOH
D.2.2. Verifikasi:
1) Ulangi pembiakan dengan pengenceran
123
Suspensi Awal A
(pengenceran 1:10 dr 10 g)
harapannya, 5 x 103 cfu/porsi
harapannya, 5 x 107 cfu/porsi harapannya, 5 x 105 cfu/porsi
uji = 5x102/g porsi uji =
uji = 5x106/g porsi uji = uji = 5x104/g porsi uji =
5x101/mL suspensi awal
5x105/mL suspensi awal 5x103/mL suspensi awal
124
62
LANJUTAN
125
126
63
127
64