Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ADMINITRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN

Untuk memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Profesi Pendidikan


Dosen Pengampu Hj. Mursilah,M.E

Disusun Oleh:
MEGA PUSPITA SARI
2284203012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OKU TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah Swt Tuhan semesta
alamyang telah memberikan nikmat yang tak terhingga, sehinga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan benar. Tak lupa shalawat serta salam penulis
tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
jaman jahiliah menuju jaman ilmiah.
Terima kasih pula kepada orang-orang yang selalu mendukung dan
memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelsaikan tugas ini dengan
baik.Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sukaraja, Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


A. Pengertian Adminitrasi Pendidikan ...................................................... 3
B. Fungsi Adminitrasi Pendidikan ............................................................ 4
C. Lingkup Bidang Garapa Adminitrasi Pendidikan Menengah ............... 8
D. Peranan Guru dalam Adminitrasi Pendidikan Sekolah ...................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................... 16


A. Kesimpulan ........................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk
mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga
administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan
dipraktekkan di sekolah.Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan
proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari
keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang
sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi
dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut
akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah
terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).
Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/
keteraturan kita dalam pembukuan.
Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap
hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama
antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi
sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk
mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh,maka dari itu saya
menyusun makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan Konsep administrasi pendidikan?
2. Bagaimana fungsi administrasi pendidikan?
3. Apa lingkup bidang garapan administrasi pendidikan menengah?
4. Bagaimana Perananan guru dalam administrasi pendidikan?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Pengertian dan
Konsepadministrasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana fungsi administrasi
pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami Apa lingkup bidang garapan administrasi
pendidikan menengah.
4. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana Perananan guru dalam
adminitrasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan merupakan kegiatan
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi.
Ilmu pengetahuan, teori belajar dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan
jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi, manajemen maupun
mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah.
Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa
inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan
kata to serve atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau
mengarahkan”. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula “mengatur”,
“memelihara” (to look after), dan “mengarahkan”.
Jadi, kata “administrasi” dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha
untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di
dalam mencapai suatu tujuan.
Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengerahan dan
pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual maupun material, yang
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi, di dalam proses
administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan
dikoordinasi secara efektif, dan semua materi yang diperlukan.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan
bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan
pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia,
baik personel, materiil, maupun spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.Atau secara lebih singkat dapat juga dikatakan :

3
administrasi pendidikan ialah pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan segala
sesuatu yang berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.
Jadi, administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan yang luas,
yang meliputi antara lain kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, dan sebagainya, yang menyangkut bidang-bidang materil, personel
dan spiritual dalam bidang pendidikan pada umumnya, dan khususnya
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

B. Fungsi Administrasi Pendidikan


Fungsi umum administrasi yang oleh Henri Fayol dikatakan berlaku bagi
setiap organisasi. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses
pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha tersebut. Oleh karena itu fungsi
administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerjasama
untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
1. Tujuan Pendidikan Menengah
Berikut adalah tujuan pendidikan menengah
a. Tujuan pendidikan menengah merupakan jabaran dari tujuan pendidikan
nasional
b. Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi
pendidikan pada jenjang sekolah menengah
c. Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan
kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.
Tujuan khusus SMA mencakup bidang pengetahuan, keterampilan,
serta nilai dan sikap.
a. Di bidang pengetahuan
1) Memiliki pengetahuan tentang agama dan atau kepercayaan kepada
tuhan yang maha esa
2) Memiliki pengetahuan yang fungsional tentang fakta dan kejadian
penting actual, baik local, regional, nasional maupun internasional
3) Mengetahui pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, dan bahasa.

4
b. Di bidang keterampilan
1) Menguasai cara belajar yang baik
2) Memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan sistematik
3) Memiliki keterampilanmengadakan komunikasi social dengan orang
lain, baik lisan maupun tulisan, dan keterampilan mengekspresikan diri
sendiri.
c. Di bidang nilai dan sikap
1) Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.
2) Memiiki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat.
3) Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
2. Proses Sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui
sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari
perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan,
pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada
bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.
Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai
tujuan organisasi.
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang
penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat
disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan
sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam
perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap,
1) Identifikasi masalah,
2) Perumusan masalah,
3) Penetapan tujuan

5
4) Identifikasi alternatif,
5) Pemilihan alternatif, dan
6) Elaborasi alternatif.
Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan
atas beberapa kategori yaitu.:
1) Menurut jangkauan waktunya, perencanaan pendidikan di pendidikan
menengah dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek,
perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka panjang.
2) Menurut timbulnya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan
yang berasal dari bawah, berasal dari atas,
3) Menurut sudut besarannya, perencanaan dapat dibedakan atas
perencanaan makro, perencanaan meso, dan perencanaan mikro.
4) Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan atas
perencanaan terpadu, perencanaan berdasarkan program,
5) Menurut pelakunya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan
individual, perencanaan kelompok, dan perencanaan lembaga.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan
personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk
menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa
yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai
penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra
petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar

6
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan pengarahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1) Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan
individu atau kelompok
2) Memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan
atau tertulis, secara langsung atau tidak langsung.
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian disekolah diartikan sebagai usaha untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar
kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam
usaha mencapai tujuan sekolah. Pengkoordinasian dapat dilakukan melalui
berbagai cara:
1) Melaksanakanpenjelasan singkat (briefing)
2) Mengadakan rapat kerja
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,
4) Member umpan balik tentang hasil suatu kegiatan
e. Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola
anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini
dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang
mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan
anggaran tersebut.
f. Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota
organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus
melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan
tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang
dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk:
1) Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode
kerja pekerjaan tersebut berhasil,
2) Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien,

7
3) Memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk
menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta
4) Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam
mengembangkan organisasi sekolah.

C. Lingkup Bidang Garapa Administrasi Pendidikan Menengah


Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya
adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan
merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang,
peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta
kriteria keberhasilan kegiatan itu.
Untuk memahami apa yang telah diuraikan secara lebih baik, secara
ringkas perlu ditegaskan hal-hal berikut :
1. Administrasi pendidikan menengah merupakan bentuk kerja sama personal
pendidikan menengah untuk mencapai tujuan pendidikan menengah.
2. Administrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang merupakan
daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan menengah, dimulai dari
perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,
pemantauan dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.
3. Administrasi pendidikan menengah merupakan kegiatan memimpin,
mengambil keputusan, seerta komunikasi dalam organisasi sekolah sebagai
usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.
Bila diamati lebih lanjut ada beberapa hal penting yang menjadi ciri
organisasi sekolah, termasuk pendidikan menengah :
1. Adanya interaksi (saling pengaruh) antara berbagai unsur sekolah. Interaksi
itu sendiri meliputi : interaksi yang ada di sekolah itu sendiri, interaksi antara
sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya, interaksi antara sekolah dengan
lembaga nonkependidikan dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat.
2. Adanya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah sangat banyak.
Untuk mudahnya kegiatan ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu
pengajaran dan pengelolaan. Jika dimensi itu digabungkan kita dapat

8
membedakan kegiatan itu menjadi empat kategori pokok dan satu kategori
pendukung yang merupakan titik temu dari keempat kategori pokok tadi,
yaitu:
a. Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus langsung
dengan pengolahan, meliputi : kurikulum, supervisi.
b. Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung
dengan pengajaran meliputi : kemuridan, keuangan, prasarana dan sarana,
kepegawaian dan layanan khusus.
c. Yang tidak berhubungan langsung baik dengan pengajaran maupun
dengan pengelolaan : hubungan sekolah-masyarakat (Husemas) dan BP3.
d. Yang tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi langsung
dengan pengajaran.
e. Kegiatan pendukung, yaitu pengelolaan ketatausahaan yang diperlukan
oleh semua kegiatan butir 1- 4.
Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup / bidang garapan yang
sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Administrasi tata laksana sekolah hal ini meliputi :
a. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
b. Anggaran belanja keuangan sekolah
c. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah
d. Masalah perlengkapan dan perbekalan
e. Keuangan dan pembukuannya
2. Administrasi personel guru dan pegawai sekolah hal ini meliputi :
a. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
b. Organisasi personel guru-guru
c. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
d. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
e. Inservice training dan up-grading guru-guru

3. Administrasi peserta didik hal ini meliputi :

9
a. Organisasi dan perkumpulan peserta didik
b. Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik
c. Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik
d. Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling)
4. Supervisi pengajaran, hal ini meliputi :
a. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai
tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.
b. Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru
dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.
c. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, hal ini meliputi mempedomani dan
merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang
bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-
materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan
lingkungan sekolah
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut
begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun.
Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
1. Pendirian dan Perencanaan Bangunan Sekolah
Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah, hal ini meliputi :
a. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.
b. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung
sekolah.
c. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,
asrama, lapangan olahraga,dan sebagainya.
d. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang
efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontiniu.
e. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan

10
2. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain,
hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain dan
hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Dari apa yang telah
diuraikan di atas, ruang lingkup yang tercakup di dalam administrasi
pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Administrasi material, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut
bidang-bidang materi / benda-benda seperti :ketatausahaan sekolah,
administrasi keuangan, dan lain-lain.
b. Administrasi personel, mencakup di dalamnya administrasi personel guru
dan pegawai sekolah dan administrasi peserta didik.
c. Administrasi kurikulum, yang mencakup di dalamnya penyusunan
kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti
pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus,dan
sebagainya.(Tsauri:13-16:2007) Dari segi operasional atau bidang
garapan, maka administrasi pendidikan atau administrasi sekolah meliputi
bidang-bidang:
1) Administrasi Kesiswaan.
2) Administrasi Pengajan
3) Administrasi Personil Administrasi Persuratan dan Kearsipan
4) Administrasi Keuangan
5) Administrasi Perlengkapan
6) Administrasi Hubungan Masyarakat
7) Administrasi Perpustakaan
Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup administrasi sekolah dapat
dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan.
Ruang lingkup manajemen seperti ini juga sering disebut sebagai proses
manajemen atau fungsi manajemen.

11
b. Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi
yang diantaranya terdiri dari administrasi kesiswaan, administrasi
pengajaran, administrasi personil, administrasi persuratan dan kearsipan,
administrasi keuangan, administrasi perlengkapan, administrasi hubungan
masyarakat serta administrasi perpustakaan.

D. Peranan Guru Dalam Administrasi Pendidikan Sekolah


Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu
lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan
nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga
mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang
terjadi dilingkungan kerjanya.
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah
melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta
mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru
amat penting.
Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian
kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah,
keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan
sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.
Beberapa peranan guru diantaranya:
1. Guru sebagai Perancang
Menjadi seorang administrator, berarti tugas guru ialah merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi dan mengevaluasi program
kegiatan dalam jangka pendek, menengah atau pun jangka panjang yang
menjadi perioritas tujuan sekolah.
Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan utama sekolah, maka tugas
perancang yaitu; menyusun kegiatan akademik (kurikulum dan
pembelajaran), menyusun kegiatan kesiswaan, menyusun kebutuhan sarana-
prasarana dan mengestimasi sumber-sumber pembiayaan operasional

12
sekolah, serta menjalin hubungan dengan orangtua, masyarakat, stakeholders
dan instansi terkait. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan guru, yaitu:
a. Mengerti dan memahami visi-misi dan tujuan lembaga sekolah atau
madrasah.
b. Mampu mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum,
perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran,
strategi, perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Mampu menyusun perioritas program sekolah secara terukur dan
sistematis, seperti proses rekuitmen siswa, masa orientasi siswa, proses
pembelajaran, hingga proses evaluasi.
2. Guru Sebagai Penggerak
Guru juga dikatakan sebagai penggerak, yaitu mobilisator yang
mendorong dan menggerakkan sistem organisasi sekolah. Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang guru harus memiliki
kemampuan intelektual dan kepribadian yang kuat. Kemampuan intelektual,
misalnya; punya jiwa visioner, jiwa kreator, jiwa peneliti, jiwa rasional/cerdik
dan jiwa untuk maju. Sedangkan kepribadian seperti; wibawa, luwes, adil dan
bijaksana, arif dan jujur, sikap objektif dalam mengambil keputusan, toleransi
dan tanggungjawab, komitmen, disiplin, dan lain-lain.
Untuk mendorong dan menggerakkan sistem sekolah yang maju
memang membutuhkan kemampuan brilian tersebut guna mengefektifkan
kinerja sumber daya manusia secara maksimal dan berkelanjutan. Sebab jika
pola ini dapat terbangun secara kolektif dan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh oleh para guru, maka akan muncul perubahan besar dalam sistem
manajemen sekolah yang efektif. Melalui cita-cita dan visi besar inilah guru
sebagai agen penggerak diharapkan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa
memiliki serta rasa memajukan lembaga sekolahnya sebagai tenda besar
dalam mededikasikan hidup mereka. Guru harus bermakna bagi murid dan
warga sekolah. Untuk mendukung cita-cita reformasi birokrasi dan

13
administrasi pendidikan, seorang guru harus siap menghadapi perubahan dan
rela melakukan perubahan dalam pendidikan.
3. Guru sebagai Evaluator
Guru juga dikatakan sebagai evaluator, yaitu melakukan
evaluasi/penilaian terhadap aktivitas yang telah dikerjakan dalam sistem
sekolah. Peran ini penting, karena guru sebagai pelaku utamanya dalam
menentukan pilihan-pilihan serta kebijakan yang relevan demi kebaikan
sistem yang ada di sekolah, baik itu menyangkut kurikulum, pengajaran,
sarana-prasarana, regulasi, sasaran dan tujuan, hingga masukan dari
masyarakat luas.
Seorang guru harus terus menerus melakukan evaluasi baik ke dalam
maupun ke luar sekolah, guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih
baik. Evaluasi ke dalam (internal) ditujukan untuk melihat kembali tingkat
keberhasilan dan kelemahan yang dihadapi sekolah.
4. Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan penentu keberhasilan.
Seorang guru seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-
muridnya, teman sejawatnya, serta lingkungannya. Kata motivasi berasal dari
kata motif, yang artinya daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan
tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan,
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar.

Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa motivasi ada dua, yaitu:

14
a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan
sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan
sesuatu atau belajar.
Peran guru sebagai motivator diharapkan dapat mendorong peristiwa
belajar yang menarik dan menyenangkan siswa. Peristiwa belajar tersebut
antara lain;
a. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian mahasiswa,
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
c. Mengingatkan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang
merupakan prasarat,
d. Memberikan bimbingan belajar,
e. Memberikan umpan balik atas pelaksanaan tugas siswa, dan
f. Mengukur/mengevaluasi hasil belajar siswa.
Peran sentral guru tersebut sangat dibutuhkan untuk memahami visi-
misi dan tujuan sekolah dan menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content)
kurikulum dan pembelajaran (learning), kegiatan kesiswaan, penciptaan
kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang sehat
dan berkualitas. Selain itu, guru mengalisis data-data yang terkait masalah
perubahan kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber
belajar dan pembelajaran, perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) serta informasi. Menyusun perioritas program sekolah
secara terukur dan sistematis, seperti proses rekuitmen siswa, masa orientasi
siswa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut
pandang, seperti kerjasama, proses kerja sama, sistem dan mekanismenya,
manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan
ketatausahaan.
Lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga tergantung pada
level tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelasa sampai
pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak
yang terlibat dan makin kompleks permasalahannya.

B. Saran
Adapun saran yang akan saya tulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam
makalah ini, yakni bahwa sudah jelas administrasi pendidikan sangatlah penting
dan menunjang sekali terutama bagi para pengajar yaitu guru, dan kita sebagai
mahasiswa yang identiknya menjurus pada keguruan, harus benar-benar
memahami bagaimana administrasi pendidikan tersebut. Agar nantinya terlahir
guru-guru yang profesional atau seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin
sejati.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan. Jakarta : Ditjen Dikti.

Sondang P, Siagian. 1985. Filsafat Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.

Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :


Remaja Rosdakarya.

Neil, John D. MC. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif [terj. Subandijah],


(Jakarta: Wira Sari, 1988). hal. 180-182.

Tim Dosen IKIP Malang, Profesi Keguruan, (Malang: IKIP Malang). hal. 6-7.

Paul Suparno, Guru dan Reformasi Pendidikan, dalam KOMPAS, 22 Agustus 2002.

Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005). hal. 60-65.

Hasbullah, Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya


Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2006).
hal. 33-35.

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal. 61.

http://www.bruderfic.or.id/ peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-
siswa.

Anda mungkin juga menyukai