Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH INTERPERSONAL SKILL TENTANG KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : YULIATU SYA’IDDAH

NIM : 12150124878

KELAS : 2 E

DOSEN PENGAMPU : DR.ELIN HAERANI,S.T.,M.KOM

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul kepemimpinan ini. Saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Saya merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan yang saya miliki.
DAFTAR ISI

❖ KATA PENGANTAR
❖ DAFTAR ISI
❖ BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
❖ BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
B. Teori Kepemimpinan
• 1. Teori Kelebihan
• 2. Teori Sifat
• 3. Teori Keturunan
• 4. Teori Karismatik
• 5. Teori Bakat
• 6. Teori Sosial
C. Elemen Kunci Kepemimpinan
• 1. Pemimpin-Pengikut (Leaders-Followers)
• 2. Proses Mempengaruhi
• 3. Tujuan Organisasi
• 4. Perubahan
• 5. Orang
D. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
• 1. Fungsi Instruktif
• 2. Fungsi Konsultatif
• 3. Fungsi Partisipasi
• 4. Fungsi Delegasi
• 5. Fungsi Pengendalian
E. Karakteristik Kepemimpinan
• 1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup
• 2. Berorientasi pada Pelayanan
• 3. Membawa Energi yang Positif
• a. Percaya pada Orang Lain
• b. Keseimbangan dalam Kehidupan
• c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan
F. Gaya Kepemimpinan
• 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
• 2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
• 3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
• 4. Aplikasi Kepemimpinan Partisipatif
G. Teknik Kepemimpinan
• 1. Teknik Kepengikutan
• 2. Teknik Human Relations
• 3. Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan
H. Keahlian dalam Kepemimpinan
• 1. Keahlian Teknis
• 2. Keahlian Hubungan Manusia
• 3. Keahlian Konseptual
I. Pendekatan dalam Kepemimpinan
• 1. Pendekatan Sifat (The Traits Approach)
• a. Intelegensi
• b. Kepercayaan Diri
• c. Determinasi
• d. Integritas
• e. Sosiabilitas
• 2. Pendekatan Gaya (The Style Approach)
• 3. Pendekatan Kontingensi (The Contingency Approach)
• a. Pimpinan Direktif (Directive Leaders)
• b. Pimpinan Suportif (Supportive Leaders)
• c. Pimpinan Partisipatif (Participative Leaders)
• d. Pimpinan yang Berorientasi pada Prestasi
(Achievement-Oriented Leadership)
• 4. Kepemimpinan yang melayani
▪ A. Karakter Kepemimpinan
▪ B. Metode Kepemimpinan
▪ C. Perilaku Kepemimpinan
• 5.Kepemimpinan sejati
• 6.Kepemimpinan dan kearifan local
▪ Teori Kelompok
▪ Syarat-syarat pemimpin yang baik
▪ Masalah kepemimpinan

❖ BAB III PENUTUP


• A. Kesimpulan
• B. Saran
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu unsur penting dalam suatu organisasi organisasi, peran
pemimpin sangatlah penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan telah didefinisikan dengan cara yang berbeda, dalam
pendekatan yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Kepemimpinan dalam
suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang membuat suatu organisasi
berhasil atau tidak berhasil. Kepemimpinan yang sukses menunjukkan
keberhasilan dalam organisasi Anda. Pemimpin adalah inti organisasi dimana
pemimpin menyediakan, melatih, dan mempengaruhi karyawan dalam berbagai
perilaku, keterampilan, dan tanggapan karyawan untuk mencapai misi dan
tujuan organisasi dengan segala keterampilan dan semangat. Kepemimpinan
adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan
dengan pekerjaan anggota kelompok. Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain dan membantu mereka bekerja keras untuk mencapai
tujuan mereka. Kepemimpinan adalah sarana membimbing dan menginspirasi
karyawan untuk melakukan tugas mereka dan mencapai tujuan mereka.
Organisasi yang membutuhkan kolaborasi manusia membutuhkan pemimpin.
Elemen terpenting dari sebuah organisasi adalah aspek kepemimpinan. Banyak
penelitian telah dilakukan pada topik kepemimpinan, dari penelitian non-ilmiah
hingga penelitian ilmiah. Dalam penelitian non-ilmiah, kepemimpinan hanya
didasarkan pada pengalaman intuitif dan keterampilan praktis. Kepemimpinan
dianggap sebagai anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, Anda perlu
menemukan seseorang dengan kualitas khusus yang memenuhi persyaratan
seorang pemimpin. Dari sudut pandang ilmiah, kepemimpinan dilihat sebagai
sebuah fungsi, bukan sebagai posisi atau kepribadian seseorang. Oleh karena
itu, analisis elemen dan fitur dapat dilakukan untuk menjelaskan kondisi yang
dibutuhkan manajer untuk bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.
Perspektif baru ini telah membawa perubahan mendasar. Cara bekerja dan
cara merekrut eksekutif adalah studi yang menarik. Konsep baru
kepemimpinan membawa hasil baru yang harus dijalankan oleh pemimpin.
Awalnya, seorang pemimpin adalah seseorang yang merencanakan,
memikirkan, mengambil tanggung jawab, dan mengarahkan orang lain dalam
suatu kelompok. Saat ini, selain tugas-tugas di atas, pemimpin juga menjadi
pelatih dan koordinator kelompok. Fungsi utama pemimpin adalah
mempersiapkan kelompok yang diajar untuk belajar, berkolaborasi dan
mengambil keputusan secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peran
pemimpin melibatkan menjadi pelatih yang dapat membantu kelompoknya.

B.RUMUS MASALAH
Dengan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam Makalah
Kepemimpinan ini adalah:
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana teori kepemimpinan?
3. Apa elemen kunci kepemimpinan?
4. Apa fungsi-fungsi kepemimpinan?
5. Bagaimana karakteristik kepemimpinan?
6. Bagaimana gaya kepemimpinan?
7. Bagaimana teknik kepemimpinan?
8. Apa keahlian dalam kepemimpinan?
9. Bagaimana pendekatan dalam kepemimpinan?

C.TUJUAN
Tujuan penulisan tentang kepemimpinan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui elemen kunci kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan.
6. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
7. Untuk mengetahui teknik kepemimpinan.
8. Untuk mengetahui keahlian dalam kepemimpinan.
9. Untuk mengetahui pendekatan dalam kepemimpinan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain di dalam dan di luar
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam situasi atau kondisi
tertentu (Rivai, 2008). Menurut Hasibuan (2003: 170), “kepemimpinan adalah
cara pemimpin ingin mempengaruhi perilaku bawahannya dan bekerja sama
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.
Selain itu, menurut Istianto (2009:87) dalam bukunya Manajemen
Pemerintahan, pengertian kepemimpinan yang dapat mewakili kepemimpinan
adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah kegiatan kepemimpinan, dan seorang pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengikuti apa yang diinginkan orang lain. Oleh karena itu, pemimpin harus
mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Kepemimpinan berarti bahwa pemimpin harus mampu mengatur dan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
3. Kepemimpinan merupakan topik penting dalam administrasi bisnis dan ilmu
administrasi, karena kepemimpinan berkaitan dengan hubungan antara atasan
dan bawahan dalam suatu organisasi.
4. Kepemimpinan adalah proses yang berpusat pada manusia yang dapat diukur
dengan dampaknya terhadap perilaku organisasi.
5. Pemerintahan adalah sikap, tindakan, dan kegiatan pimpinan pemerintahan
di pusat dan daerah untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara.
Menurut Sedarmayanti (2008), kepemimpinan berarti:
1. Kepemimpinan adalah kegiatan yang mempengaruhi orang untuk mau
bekerja menuju tujuan bersama. (Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas
yang mempengaruhi kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan yang
sama).
2. Pemimpin harus menjalankan otoritas dan membuat keputusan.
(Kepemimpinan adalah kegiatan pemegang wewenang dan keputusan)
3. Kepemimpinan adalah inti dari manajemen, karena kepemimpinan adalah
kekuatan pendorong di belakang sumber daya manusia dan sumber daya alam
lainnya.
4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan kelompok menuju
penetapan dan pencapaian tujuan. (Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan kelompok untuk menetapkan dan mencapai tujuan).
Dari berbagai definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa konsep
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi bawahan untuk
bekerja sama mencapai tujuan organisasinya.
B. Teori Kepemimpinan
Didalam buku wursanto (200:197) yg berisi menjelaskan teori kepemimpinan
adalah bagaimana seseorang menjadi pemimpin. Beberapa teori tentang
kepemimpinan yaitu :
1. Teori kelebihan
Teori ini mengasumsikan bahwa pemimpin akan menjadi seseorang yang
memiliki keunggulan atas pengikut. Pada dasarnya, ada tiga aset yang harus
dimiliki seorang pemimpin: surplus rate, surplus mental, dan surplus fisik.
2.Teori sifat
Teori ini bersifat umum, seperti sifat-sifat positif yang memungkinkan pengikut
menjadi pengikut yang baik, adil, perlindungan, percaya diri, penuh inisiatif,
menarik, energik, persuasif, komunikatif dan kreatif. sifat-sifat kepemimpinan.
3.Teori keturunan
Menurut teori ini, seseorang bisa menjadi pemimpin karena keturunan atau
warisan. Karena orang tua adalah pemimpin, otomatis anak akan menjadi
pemimpin, bukan orang tua.
4.Teori karismatik
Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memiliki
kharisma (tingkat pengaruh yang sangat tinggi). Pemimpin ini biasanya
memiliki banyak pesona, otoritas, dan pengaruh.
5.Teori bakat
Teori ini, juga dikenal sebagai teori ekologi, mengklaim bahwa para pemimpin
lahir dari bakat mereka. Ia menjadi seorang pemimpin karena ia memiliki bakat
untuk menjadi seorang pemimpin. Bakat kepemimpinan perlu dikembangkan,
misalnya dengan memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengisi
suatu jabatan.
6.Teori sosial
Teori ini pada dasarnya berasumsi bahwa siapa pun bisa menjadi pemimpin.
Setiap orang memiliki bakat untuk menjadi seorang pemimpin ketika diberi
kesempatan. Siapapun dapat dilatih menjadi pemimpin karena kepemimpinan
dapat dipelajari melalui pendidikan formal atau pengalaman langsung.
C. Elemen Kunci Kepemimpinan
Elemen kunci dari kepemimpinam ada 5 macam yaitu :
1. Pemimpin-Pengikut
Definisi kami tentang kepemimpinan adalah proses dimana seorang pemimpin
tidak hanya mempengaruhi pengikutnya, tetapi juga pengaruh antara pemimpin
dan pengikutnya. Pengikut yang baik memainkan peran kepemimpinan sesuai
kebutuhan, dan pengikut memengaruhi pemimpin. Mengetahui bagaimana
memimpin dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan akan membuat
Anda menjadi pemimpin dan pengikut yang lebih baik.
2. Proses Mempengaruhi
Mempengaruhi adalah proses dimana para pemimpin mengkomunikasikan ide-
ide, diterima oleh orang-orang, dan memotivasi pengikut untuk mendukung dan
mengimplementasikan ide-ide melalui perubahan.
3. Tujuan Organisasi
Melalui visi bersama, pemimpin yang efektif dapat membuat pengikutnya tidak
hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, tetapi juga kepentingan
organisasi. Kepemimpinan terjadi ketika pengikut dipengaruhi untuk
melakukan sesuatu yang menguntungkan organisasi dan diri mereka sendiri.
4. Perubahan
Pengaruh pemimpin dan penetapan tujuan berhubungan dengan perubahan
organisasi yang harus berubah secara konstan untuk beradaptasi dengan
lingkungan global yang berubah dengan cepat. Kepemimpinan melibatkan
mempengaruhi pengikut untuk membuat perbedaan bagi masa depan organisasi
yang diinginkan. Para pemimpin dan pengikut yang efektif senang bekerja
dengan orang-orang dan membantu mereka sukses. Semua penelitian,
pengalaman, dan akal sehat ini menunjukkan korelasi langsung antara
kesuksesan finansial perusahaan dan komitmennya terhadap praktik
kepemimpinan yang memperlakukan orang sebagai aset.
5. Orang
Orang-orang yang berkembang dalam suatu organisasi adalah mereka yang
mau mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.
D. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Menurut Rivai (2005: 53) fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini adalah komunikasi satu arah. Seorang pemimpin sebagai
komunikator adalah pihak yang memutuskan apa, bagaimana, kapan, dan di
mana melakukan pekerjaan sehingga keputusan dapat dibuat secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif membutuhkan kemampuan untuk memotivasi
orang lain untuk bergerak dan melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultatif
Fitur ini adalah komunikasi dua arah. Pada tahap pertama pengambilan
keputusan, pemimpin seringkali memerlukan pertimbangan penting yang
memerlukan konsultasi dengan pemimpin yang diyakini memiliki berbagai
sumber informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Saran
manajemen tingkat berikutnya untuk orang yang dikelola dapat diberikan
setelah keputusan dibuat dan saat ini sedang diimplementasikan. Tujuan dari
konsultasi adalah untuk menerima masukan berupa umpan balik untuk
memperbaiki dan memperbaiki keputusan yang dibuat dan dibuat. Dengan
mendemonstrasikan fungsi penasehat, diharapkan pengambilan keputusan
manajemen akan didukung, bimbingan akan lebih mudah, dan manajemen akan
dilakukan secara efektif.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha untuk menguatkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam berpartisipasi maupun dalam
melaksanakan keputusan. Partisipasi bukan berarti kebebasan, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah dalam bentuk kerjasama, tanpa mengganggu atau
menjalankan misi utama orang lain. Partisipasi pemimpin harus tetap pada
kemampuan pemimpin, bukan pelaksana.

4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilakukan dengan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
dengan atau tanpa persetujuan pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya
berarti kepercayaan. Penerima delegasi harus diasumsikan sebagai pemimpin
alternatif yang memiliki prinsip, persepsi, dan aspirasi yang sama.
5. Fungsi Pengendalian
Mengontrol berarti bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif dapat secara
efektif mengoordinasikan kegiatan anggotanya dengan cara yang tepat sasaran.
Ini memungkinkan Anda untuk sepenuhnya mencapai tujuan bersama Anda.
Fungsi pengendalian ini dapat dicapai melalui kegiatan kepemimpinan,
pengelolaan, koordinasi, dan pengawasan.
E. Karakteristik Kepemimpinan
Stephen R. Connie menjelaskan bahwa ciri-ciri pemimpin adalah:
1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup
Kepemimpinan, seperti halnya melalui pendidikan formal, adalah proses dan
proses pembelajaran untuk mengumpulkan pengalaman baik dan buruk
sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada Pelayanan
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan yang Mendampingi Prinsip-Prinsip Pelayanan
Manajer tidak dilayani, tetapi melayani, karena mereka didasarkan pada karir
sebagai tujuan utama mereka. Dalam memberikan pelayanan, pemimpin perlu
lebih berpegang pada prinsip pelayanan yang baik.
3. Membawa Energi yang Positif
Semuanya memiliki energi dan antusiasme. Penggunaan energi positif
didasarkan pada integritas dan keinginan untuk membantu orang lain agar
berhasil. Dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan yang baik.
Pemimpin dapat bekerja di bawah kondisi yang tidak ditentukan untuk jangka
waktu yang lama dan harus mau bekerja. Oleh karena itu, seorang pemimpin
harus mampu menunjukkan energi-energi positif sebagai berikut:
a. Percaya pada Orang Lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anak butir sebagai
akibatnya mereka memiliki motivasi & mempertahankan pekerjaan yg baik.
Oleh lantaran itu, agama wajib diikuti menggunakan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam Kehidupan


Pemimpin harus mampu menyeimbangkan kewajibannya. Hal ini didasarkan
pada prinsip-prinsip manusia dan keseimbangan diri antara kerja dan olahraga,
istirahat dan relaksasi. Keseimbangan juga berarti keseimbangan antara
kehidupan dunia dan akhirat.
c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan
Tantangan dalam hal ini berarti kemampuan untuk menikmati hidup dengan
segala konsekuensinya. Hidup adalah tantangan, jadi Anda perlu memiliki rasa
aman yang datang dari dalam. Keamanan tergantung pada inisiatif,
kemampuan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisme, dan kebebasan.
Mencapai kepemimpinan prinsip tidaklah mudah karena beberapa kendala
berupa kebiasaan buruk seperti keinginan dan keinginan yang sepihak,
kebanggaan dan penolakan, serta ambisi pribadi. Mengatasi ini membutuhkan
latihan dan pengalaman yang konstan. Praktek dan pengalaman sangat penting
untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
F. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah tindakan yang diambil seseorang ketika dia
mencoba untuk mempengaruhi orang lain dalam perspektifnya sendiri.
Kebanyakan orang menganggap kepemimpinan sebagai suatu bentuk
kepemimpinan. Antara lain dikemukakan oleh Siagian (2003: 14) bahwa gaya
kepemimpinan seseorang sama dengan cara dia dibimbing. Gaya kepemimpinan
pemimpin memiliki karakteristik, kebiasaan, temperamen, kepribadian dan
kepribadian yang unik, mulai dari perilaku dan gaya yang membedakannya.
Menurut Rivai (2002:122), ada tiga jenis gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan perusahaan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan untuk
mengambil keputusan dan mengembangkan strukturnya sehingga kekuasaan
adalah yang paling menguntungkan bagi organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan adanya struktur, yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan
kolaboratif. Di bawah kepemimpinan demokratis, bawahan memiliki motivasi
tinggi, mampu bekerja sama, mengutamakan kualitas kerja, dan cenderung
bertindak sukarela.
3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberdayakan bawahan, memiliki struktur
organisasi yang longgar, dan pemimpin bersifat pasif. Tanggung jawab utama
kepala adalah menyediakan bahan pendukung dan berpartisipasi ketika diminta
oleh bawahannya.
4. Aplikasi Kepemimpinan Partisipatif
Partisipasi manajer memiliki dampak yang signifikan terhadap kepemimpinan.
Menurut Yukl (1998: 143144), kepemimpinan partisipatif memiliki beberapa
kegunaan :
1.Penilaian tentang pentingnya keputusan;
2.Mengidentifikasi orang-orang dengan pengetahuan dan keahlian yang relevan.
3.Evaluasi kemungkinan kerjasama oleh peserta.
4.Penilaian potensi penerimaan tanpa partisipasi;
5.Pertimbangkan apakah pantas untuk mengadakan pertemuan.
G. Teknik Kepemimpinan
Menurut Wursanto (2002:207), dalam bukunya The Basics of Organizational
Science, menjelaskan tentang teknik kepemimpinan. Artinya, menggambarkan
bagaimana pemimpin menjalankan fungsi kepemimpinan.
1. Teknik Kepengikutan
Ini adalah teknik untuk membuat orang menuruti niat pemimpin. Ada beberapa
alasan mengapa seseorang ingin menjadi pengikut. Artinya,
-pengikut karena peraturan atau undang-undang yang berlaku.
-Orang percaya untuk agama;
-Dengan tradisi atau naluri;
-Pengikut untuk hubungan.
2. Teknik human relantions
Merupakan hubungan yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan psikologis
dan kepuasan fisik. Teknik hubungan dapat dilakukan dengan memberikan
kepada bawahan berbagai jenis kebutuhan, baik kepuasan psikologis maupun
fisik.

3. Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan


Dengan menggunakan teknik ini, pemimpin berpura-pura menjadi panutan,
penyemangat, dan penyemangat. Dengan cara ini diharapkan dapat membawa
pengertian dan kesadaran kepada bawahan agar mau mengikuti maksud
pemimpin.
H. Keahlian dalam Kepemimpinan
Keahlian adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya untuk mencapai serangkaian tujuan. Anda
dapat belajar, melatih, dan mengembangkan keterampilan. Keterampilan ini
tergantung pada jenis dan kualitas pemimpin.
1. Keahlian Teknis
Keterampilan ini adalah pengetahuan dan kecakapan tentang jenis pekerjaan
tertentu. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan disiplin ilmu tertentu
dalam disiplin ilmu tersebut, kemampuan analisis, dan kemampuan
menggunakan alat dan teknik yang tepat. Keterampilan teknis meliputi
kemampuan menggunakan metode dan teknik untuk menyelesaikan tugas. Ini
termasuk pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik, serta
kemampuan untuk melakukan tugas menggunakan peralatan. Misalnya, di
perusahaan perangkat lunak komputer, keahlian teknis dapat mencakup
pengetahuan bahasa pemrograman, cara mengkodekannya, dan cara membuat
hasilnya tersedia bagi pelanggan.
2. Keahlian Hubungan Manusia
Keterampilan manusiawi adalah pengetahuan tentang orang lain dan
kemampuan untuk berkolaborasi dengan orang lain. Keterampilan ini berbeda
dengan keterampilan teknis, di mana keterampilan teknis berorientasi pada
objek, sedangkan keterampilan manusia berorientasi pada manusia. Ini
mencakup kemampuan untuk memahami, berkomunikasi dan berfungsi dengan
baik dengan individu dan kelompok melalui pembangunan hubungan yang
efektif. Keterampilan interpersonal juga dikenal sebagai people, people, dan soft
skills.
3. Keahlian Konseptual
Keterampilan konseptual adalah kemampuan untuk bekerja dengan ide dan
konsep. Ketika keterampilan teknis berbicara tentang memanipulasi objek,
keterampilan manusia berbicara tentang memanipulasi orang, dan keterampilan
konseptual berbicara tentang ide dan memanipulasi ide. Pemimpin dengan
keterampilan konseptual suka berbicara dan berpartisipasi dalam ide-ide yang
membentuk sebuah organisasi. Mereka pandai menetapkan tujuan bisnis dengan
kata-kata yang dapat dipahami pengikut. Kemampuan untuk
mengkonseptualisasikan situasi dan membuat keputusan berdasarkan
kemampuan untuk memilih alternatif untuk memecahkan masalah dan
menangkap peluang. Keputusannya adalah untuk memahami "apa yang
terjadi". Ini karena pengambilan keputusan adalah keterampilan konseptual,
dan keterampilan pengambilan keputusan sering disebut sebagai keterampilan
konseptual.
I. Pendekatan dalam Kepemimpinan
Ada beberapa pendekatan terhadap pola kepemimpinan seseorang. Pendekatan
kepemimpinan ini dapat dikategorikan dan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendekatan Sifat
Pendekatan sifat berusaha memahami kepemimpinan berdasarkan keyakinan
bahwa pemimpin yang baik dilahirkan dengan "sifat alami" baik sifat fisik
maupun pribadi. Yukl (1989) menyatakan bahwa pemimpin yang sukses
memiliki keterampilan luar biasa sebagai berikut: Pendekatan sifat hanya
berfokus pada kepribadian pemimpin. Pemimpin berbeda dari pengikut karena
mereka memiliki banyak sifat kualitatif yang tidak dimiliki pengikut biasa.
Setelah meringkas karya Ralph Melvin Stogdill (1948), Mann (1959), Stogdill
(1974), Lord, DeVader dan Alliger (1986), Kirkpatrick dan Locke (1991),
Zaccaro, Kemp dan Bader (2004), Peter G. Northouse menyimpulkan bahwa
ciri-ciri kepemimpinan (karena pendekatan sifat) adalah ciri-ciri kualitatif
berikut:
a. Intelegensi
Pemimpin cenderung lebih pintar daripada non-pemimpin dalam kemampuan
mereka untuk berbicara, menafsirkan, dan bernalar.
b. Kepercayaan Diri
Percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan dan keahlian seseorang,
termasuk harga diri dan kepercayaan diri.

c. Determinasi
Tekad adalah keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan, termasuk
karakteristik seperti inisiatif, keberlanjutan, pengaruh, dan kecenderungan
untuk "menggerakkan".
d. Integritas
Kejujuran adalah kualitas kejujuran dan kredibilitas. Kejujuran membuat
pemimpin dapat dipercaya dan pengikut dapat dipercaya.
e. Sosiabilitas
Sosialitas adalah kecenderungan pemimpin untuk membangun hubungan yang
nyaman. Pemimpin sosial cenderung ramah, ramah, sopan, bijaksana, dan
diplomatis. Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan
minat pada kehidupan mereka.
2. Pendekatan Gaya
Teori gaya kepemimpinan berusaha mempelajari perilaku dan perilaku
pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan pengikutnya untuk
mencapai tujuan mereka. Perilaku dan perilaku ini pada dasarnya dapat
dipahami sebagai dua hal yang berbeda tetapi terkait :
a.Fokus pada pelaksanaan tugas (work) atau fokus tugas/produksi.
b.Fokus pada upaya mengembangkan tugas/staf yang melaksanakan tugas
(people/ employee-centric).
Pendekatan gaya menekankan pada perilaku pemimpin. Pendekatan ini
berbeda dengan pendekatan sifat, yang menekankan pada karakteristik pribadi
pemimpin, serta pendekatan ahli, yang menekankan keterampilan manajemen
pemimpin. Pendekatan gaya kepemimpinan berfokus pada apa yang sebenarnya
dilakukan oleh para pemimpin dan bagaimana mereka bertindak. Pendekatan
gaya kepemimpinan dijelaskan secara singkat oleh tiga studi yang berbeda.
Pertama, survei dari The Ohio State University, dan kemudian survei dari
University of Michigan, meneliti bagaimana kepemimpinan bekerja dalam
kelompok kecil. Ketiga, sebuah studi yang diprakarsai oleh Blake dan Mouton
pada awal 1960-an. Ini mengeksplorasi bagaimana manajer menggunakan
perilaku kerja dan hubungan mereka dalam konteks organisasi mereka.
3. Pendekatan Kontingensi
Karena tidak ada obat mujarab untuk semua penyakit; demikian pula, dalam
hal gaya kepemimpinan, tidak ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk
semua situasi. Gaya kepemimpinan yang optimal sangat bervariasi tergantung
pada sifat pemimpin, keterampilan dan kemampuan, perilaku bawahannya, dan
keadaan dan keadaan (Dunford, 1995). Seperti yang ditunjukkan Sweeney dan
McFarlin (2002), mempertimbangkan suatu situasi dalam situasi apa pun
mempertajam strategi perilaku pemimpin dengan cara menggabungkan
karakteristik situasi, pemimpin, dan pengikut mereka. Oleh karena itu, gaya
kepemimpinan yang efektif atau optimal adalah hasil dari penerapan strategi
yang mempengaruhi karyawan dengan menggabungkannya dengan
mempertimbangkan pemimpin, karakteristik karyawan (pengikut), dan konteks
situasi. Teori kontingensi kepemimpinan PathGaol Robert House dimasukkan
ke dalam teori perilaku kepemimpinan dan teori harapan motivasi. Menurut
Robert House (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 2000) dan rekan-rekannya,
tindakan pemimpin dilihat oleh bawahannya dalam tujuannya: mengendalikan
aktivitas dan kepuasan tugas. Menjelaskan dengan mengarah pada pencapaian
tujuan terkait dengan membantu karyawan fokus pada harapan mereka, sarana
kompensasi, dan nilai-nilai dalam situasi kerja mereka. Pada akhirnya, manajer
perlu mengetahui apa yang diinginkan bawahan mereka dalam situasi tugas
tertentu dan menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan kebutuhan
mereka. Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki fleksibilitas untuk
memilih gaya kepemimpinan tertentu dari empat pilihan:
a. Pimpinan Direktif
Tugas yang diberikan kepada karyawan. Ada tanggung jawab khusus,
pengawasan ketat, penghargaan dan hukuman untuk mengawasi perilaku.
Gaya kepemimpinan ini cocok ketika tugas-tugas yang tidak terstruktur
menyebabkan kebingungan dan frustrasi. Gaya ini juga diinginkan jika
bawahan mengharapkan manajer untuk memberikan instruksi, informasi, dan
dukungan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan.
b. Pimpinan Suportif
Pemimpin ini ramah, bersahabat dan memperhatikan kepentingan orang lain.
Gaya ini cocok jika tugas diatur dengan baik. Jika pekerjaannya salah,
karyawan mengharapkan atasannya menggunakan kopi dalam rapat dan
kafetaria sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah sosial.

c. Pimpinan Partisipatif
Gaya ini mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam definisi tugas dan
penyelesaian masalah. Gaya ini cocok ketika tugas-tugas kompleks dan saling
terkait dan membutuhkan tingkat kolaborasi yang tinggi antara karyawan.
Gaya ini juga cocok jika karyawan memiliki keahlian dan pengetahuan. Mereka
senang memiliki kekuatan dan kendali mereka sendiri.
d. Pimpinan yang Berorientasi pada Prestasi
Gaya ini merupakan kelanjutan dari kepemimpinan partisipatif yang
menekankan pada penetapan tujuan. Dalam pendekatan ini, para pemimpin
membimbing karyawan dengan memberikan tugas-tugas yang menantang dan
mengharapkan mereka untuk diselesaikan. Selama karyawan ingin mencapai
tujuannya, mereka bebas mengatur pekerjaannya. Pendekatan ini cocok untuk
mereka yang menginginkan kinerja terbaik.
4.Kepemimpinan yang melayani
Ketika mempertimbangkan implikasi kepemimpinan, kepemimpinan sering
diartikan sebagai posisi formal yang membutuhkan akses fasilitas dan layanan
dari anggota untuk dilayani. Banyak pemimpin yang menyatakan bahwa
jabatannya wajib ketika diangkat, tetapi pada kenyataannya sedikit atau sedikit
pemimpin yang benar-benar menerapkan kepemimpinan, atau kepemimpinan
yang melayani, dari lubuk hati mereka.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpinan karyawan dimulai dari dalam diri kita sendiri. Kepemimpinan
membutuhkan perubahan internal dan perubahan kepribadian. Kepemimpinan
yang melayani dimulai ke dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk
melayani orang-orang yang dipimpinnya. Kuncinya di sini adalah betapa
pentingnya kepribadian dan integritas para pemimpin untuk menjadi pemimpin
yang dapat diterima oleh orang-orang yang dipimpinnya. Jumlah pemimpin
yang mengaku sebagai wakil atau pejabat tidak sepenuhnya lengkap, karena
apa yang dikatakan dan dijanjikan selama kampanye tidak sama dengan apa
yang dilakukan ketika mereka duduk dengan nyaman, bisa dilihat bahwa tidak
ada. Setidaknya menurut Ken Blanchard dan kawan-kawan, ada banyak
kualitas dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang berjiwa pelayanan.
Singkatnya, tujuan utama pemimpin adalah melayani kepentingan orang-orang
yang dipimpinnya. Ia tidak dibimbing oleh kepentingan individu atau kelompok,
tetapi oleh kepentingan umum yang dikejarnya. Pemimpin berkeinginan untuk
membangun dan mengembangkan pemimpin terkemuka sehingga banyak
pemimpin dalam kelompoknya dapat tumbuh. Hal ini sesuai dengan buku
berjudul "Mengembangkan Pemimpin di Sekitar Anda" oleh John Maxwell.
Keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada potensi orang-orang
dalam organisasi tersebut, dan keberhasilan seorang pemimpin sangat
bergantung pada kemampuan untuk membina orang lain. Ketika sebuah
organisasi atau masyarakat memiliki banyak anggota dengan kualitas
kepemimpinan, organisasi atau negara berkembang dan menjadi lebih kuat.
Pemimpin yang melayani mencintai dan memperhatikan orang-orang yang
dipimpinnya. Cinta memanifestasikan dirinya dalam kebutuhan, minat, impian,
dan minat orang-orang yang membimbingnya.
Seorang pemimpin dengan semangat pelayanan bertanggung jawab. Istilah
akuntabilitas berarti tanggung jawab dan kredibilitas. Artinya, segala
perkataan, pikiran, dan tindakan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat umum dan anggota organisasi. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang mendengarkan. Kami siap mendengar segala kebutuhan, impian
dan harapan mereka yang membimbing mereka. Pemimpin karyawan adalah
pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya daripada
kepentingan masyarakat umum dan orang-orang yang dipimpinnya.
Mengendalikan ego berarti Anda dapat mengendalikan diri ketika tekanan dan
tantangan yang Anda hadapi begitu besar sehingga Anda selalu tenang, mampu
mengendalikan diri, dan tidak mudah emosi.

B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Pemimpin tidak hanya perlu memiliki pikiran dan kepribadian, tetapi juga
memiliki metode kepemimpinan yang berbeda untuk menjadi pemimpin yang
efektif. Banyak pemimpin memiliki kualitas aspek pertama dari kepribadian
dan integritas mereka, tetapi menjadi pemimpin formal sama sekali tidak
efektif karena kurangnya praktik kepemimpinan yang baik. Contohnya adalah
pemimpin yang dibutuhkan untuk memimpin orang-orang yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan seperti ini. Hal
ini karena tidak pernah bisa diajarkan di sekolah formal. Keterampilan
semacam itu disebut soft skills atau keterampilan pribadi. Artikel ekonom.com
"CanLeadershipBeTaught" menguraikan bagaimana kepemimpinan (dalam hal
ini, metode kepemimpinan) dapat diajarkan dan diperlengkapi kepada orang-
orang dengan sifat kepemimpinan. Ada tiga hal penting tentang metode
kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi
ini adalah kekuatan atau kekuatan transformatif yang memfasilitasi proses
ledakan kreatif yang luar biasa melalui integrasi dan sinergi dari beragam
keahlian orang-orang dalam suatu organisasi. Bahkan dikatakan bahwa tidak
ada yang mendorong perubahan di luar visi yang jelas. Visi yang jelas dapat
sangat mendorong perubahan organisasi. Pemimpin adalah inspirasi untuk
perubahan dan memiliki pandangan ke depan untuk memiliki visi yang jelas
tentang kemana arah organisasi. Kepemimpinan hanyalah proses membimbing
orang dan organisasi menuju tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan
tidak ada artinya. Visi ini mendorong organisasi untuk terus tumbuh, belajar,
dan berkembang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga
dapat bertahan dari generasi ke generasi. Visi memiliki dua aspek yaitu peran
visi dan peran implementasi. Artinya, pemimpin tidak hanya dapat membangun
atau menciptakan visi untuk organisasi mereka, tetapi mereka juga dapat
menerjemahkan visi tersebut ke dalam serangkaian tindakan atau kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai visi tersebut. Pemimpin yang efektif adalah orang
yang sensitif. Artinya, ia selalu mengerjakan semua masalah, kebutuhan,
harapan, dan impian orang-orang yang dipimpinnya. Selain itu, beliau selalu
proaktif dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan dan tantangan.
Seorang pemimpin yang efektif adalah pelatih atau pendamping dari orang-
orang yang dipimpinnya (pelatih kinerja). Merupakan kemampuan untuk
menginspirasi, mendorong dan memberdayakan bawahan dalam perencanaan
(termasuk perencanaan kegiatan, penetapan tujuan, perencanaan kebutuhan
sumber daya, dll), melakukan kegiatan rutin seperti pemantauan dan
pengendalian, dan penilaian kinerja. Dari bawahannya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
-Pemimpin yang melayani perlu menunjukkan tidak hanya kepribadian,
integritas, dan keterampilan kepemimpinan mereka, tetapi juga sikap dan
kebiasaan mereka. Buku Ken Blanchard menyebutkan perilaku pemimpin.
Pemimpin tidak hanya ingin memuaskannya, tetapi dia selalu ingin
menyenangkan Tuhan. Ini berarti bahwa ia bertindak selaras dengan Firman
Tuhan. Misinya adalah untuk selalu memuji Tuhan dalam segala hal yang dia
pikirkan, katakan, dan lakukan.
-Para pemimpin berfokus pada hal-hal rohani daripada kesuksesan duniawi.
Baginya, kekayaan dan kemakmuran berarti memberi dan berbuat lebih
banyak. Apa yang dilakukan bukan untuk memenangkan hadiah, tetapi untuk
melayani orang lain. Dan dia mengutamakan relasi dan relasi yang penuh cinta
dan syukur, serta status dan kekuasaan.
- Pemimpin sejati bersedia untuk belajar dan tumbuh dalam banyak hal,
termasuk pengetahuan, kesehatan, keuangan, dan hubungan. Setiap hari ia
kembali ke komitmennya untuk melayani Tuhan dan sesama. Melalui
kesendirian (keheningan), doa (doa) dan Alkitab (membaca firman Tuhan).
5.Kepemimpinan sejati
Kepemimpinan adalah sebuah pilihan dan kemungkinan merupakan hasil dari
proses perubahan kepribadian atau perubahan internal seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau jabatan, melainkan lahirnya proses
panjang perubahan manusia. Ketika seseorang menemukan visi dan misi dalam
hidupnya, ketika kedamaian batin berkuasa, ketika pembentukan kepribadian
yang solid muncul, ketika semua kata dan tindakan mulai mempengaruhi orang-
orang di sekitar mereka, dan mereka, ketika keberadaan itu sendiri mendorong
perubahan dalam organisasi, maka seseorang dilahirkan untuk menjadi seorang
pemimpin. Dengan kata lain, seorang pemimpin bukanlah gelar atau jabatan
yang diberikan dari luar, melainkan orang yang tumbuh dan berkembang dari
dalam. Kepemimpinan berasal dari proses internal (kepemimpinan berubah
dari dalam ke luar).
Kepemimpinan sebenarnya tidak ditentukan oleh pangkat atau status seseorang.
Kepemimpinan lahir dari dalam diri dan merupakan hasil keputusan seseorang
untuk menjadi pemimpin baik dalam dirinya sendiri, dalam keluarganya, di
lingkungan kerja, di lingkungan sosial, bahkan di negara. "Saya tidak berpikir
Anda perlu memiliki bintang atau gelar di pundak Anda untuk menjadi seorang
pemimpin. Siapa pun yang ingin mengangkat tangan selalu bisa menjadi
pemimpin," katanya. Orang lain yang ingin mengangkat tangan bisa menjadi
pemimpin lain kali. Dalam banyak kasus, pemimpin sejati tidak dikenal oleh
orang-orang yang dipimpinnya. Bahkan jika misi atau tugas selesai, seluruh tim
mengatakan bahwa mereka melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah
dorongan, motivasi, inspirasi dan maksimalisasi.
Konsep berpikir seperti ini baru dan mungkin tidak dapat diterima oleh para
pemimpin adat yang mengharapkan rasa hormat dan kekaguman dari orang-
orang yang dipimpinnya. Semakin dipuji dan dipuja, semakin sombong dan
pelupa sang pemimpin. Sebaliknya, kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan
yang didasarkan pada kerendahan hati. Pelajari pelajaran tentang kerendahan
hati dan kepemimpinan sejati dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang
pemimpin besar Afrika Selatan yang mengubah negaranya dari negara rasis
menjadi negara yang demokratis dan mandiri. Selama 27 tahun tawanan
perangnya, pemerintah apartheid membuat perbedaan baginya. Bersikap
rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah menyiksanya selama
bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan penulis terkenal Ken Blanchard, kepemimpinan
dimulai dari dalam dan keluar untuk melayani orang-orang yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segalanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa
perubahan batin, tidak ada kedamaian batin, tidak ada kerendahan hati,
integritas yang kokoh, ketahanan terhadap kesulitan dan tantangan, serta visi
dan misi yang jelas, kita tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Sebuah
jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan
kepemimpinan sejati, yaitu:
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan
intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan
spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan
IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek
visioner maupun aspek manajerial.
Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca `chi` dalam
bahasa Mandarin yang berarti kehidupan). 444 Q keempat adalah qolbu atau
batin. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang benar-benar mengenal
dirinya (qolbu saya) dan dapat mengatur dan mengendalikannya (swakelola
atau qolbu-manage). Menjadi Q-leader berarti terus-menerus belajar untuk
mencapai misi dan tujuan organisasi serta makna hidup setiap pemimpin, dan
terus berkembang untuk mencapai level Q yang lebih tinggi (Qiqolbu Kualitas
Intelijen), artinya Anda adalah seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi
3C, yaitu : Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
Visi yang jelas (clear vision).
Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence). Ketiga hal tersebut
dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh,
belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam
hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan
metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The only
way that I can keep leading is to keep growing. Pada hari saya berhenti tumbuh,
orang lain akan mengambil alih tongkat estafet. Itu selalu terjadi. Satu-satunya
cara saya bisa tetap menjadi pemimpin adalah terus berkembang. Ketika saya
berhenti tumbuh, orang lain yang memimpin.
6.Kepemimpinan dan kearifan local
Kearifan lokal adalah semangat kejeniusan lokal, yang dalam arti sejalan
dengan pengetahuan, kecerdikan, kecerdasan, pengetahuan dan kearifan dalam
hal pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang relatif kompleks dan
kompleks. Kehidupan yang damai dan bahagia. Kehidupan seorang pemimpin
yang dihormati oleh bawahannya. Kehidupan yang tertib dan terarah dipimpin
oleh seorang pemimpin yang dapat menciptakan suasana yang mengayomi.
Kehidupan manusia bukannya tanpa masalah. Banyak masalah yang tidak bisa
diabaikan. Semua masalah yang muncul perlu diselesaikan. Melalui jiwa
kepemimpinan, seseorang dapat mengatasi setiap masalah yang muncul. Orang-
orang memiliki masalah besar. Masalah yang muncul dalam kehidupan
masyarakat dapat diatasi dengan kearifan masyarakat. Salah satu contohnya
adalah masalah banjir yang dialami oleh masyarakat di berbagai tempat. Banjir
sering terjadi di kawasan Kuta, khususnya di Bali. Sebagai tujuan wisata dunia
tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini membutuhkan perhatian
segera. Dalam pembangunan infrastruktur seperti drainase, perlu direncanakan
kematangannya agar pembangunan yang dilakukan tidak berdampak buruk.
Ternyata, countersteer cepat melalui gorong-gorong bisa mengurangi aliran air
di jalan. Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan
oleh seorang pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang
bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori
sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.
Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan
bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi,
keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri,
inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian
teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya indikasi kesuksesan seorang
pemimpin. Teori Big Bang Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang
menjadi pemimpin. Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi
merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan,
pemberontakan, reformasi. Pengikut adalah orang yang mengokohkan
seseorang dan bersedia patuh dan taatTingkah Laku Keberhasilan seorang
pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara
melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara
memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan,
cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara
memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi. Antara tahun 1940-an
hingga 1960-an muncul teori kepemimpinan tingkah laku . Teori kepemimpinan
tingkah laku ini mengacu pada tingkah laku tertentu yang membedakan antara
pemimpin dan bukan pemimpin.Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat
diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif bisa dengan
mendesain sebuah program khusus. Teori personal situasional Kepemimpinan
dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat
dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada
kelompok. Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin
setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk
segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah
anggotany
▪ Teori Kelompok
Pencapaian tujuan kelompok (organisasi) membutuhkan interaksi positif antara
pemimpin dan pengikut.
Secara umum, pemimpin dalam organisasi apa pun dapat dibagi menjadi lima
jenis utama:
-Tipe kepemimpinan otokratis
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.
2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialah yang paling benar.
5. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
6. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari ciri-ciri tipe diktator di atas, kita dapat melihat bahwa tipe ini tidak ada
dalam organisasi modern dan karenanya tidak menghormati hak-hak rakyat.
▪ Syarat-syarat pemimpin yang baik
Seseorang yang digolongkan sebagai pemimpin adalah orang yang sebenarnya
dikaruniai bakat kepemimpinan sejak lahir dan yang karirnya
mengembangkan bakat turun temurun melalui pelatihan magang.
Pengembangan kapabilitas ini merupakan proses berkelanjutan yang
dimaksudkan agar para pemangku kepentingan memiliki kualitas
kepemimpinan yang semakin meningkat.
Tidak ada konsensus di antara para ahli tentang kualitas ideal yang harus
dimiliki pemimpin, tetapi beberapa yang paling penting adalah:
• Pendidikan umum yang luas
• Kemampuan berkembang secara mental
• Ingin tahu
• Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.
• Kemampuan analistis
• Memiliki daya ingat yang kuat
• Mempunyai kapasitas integratif
• Keterampilan mendidik
• Keterampilan berkomunikasi
• Pragmatismo
• Mempunyai naluri untuk prioritas
• Personalitas dan objektivitas
• Sederhana
• Berani
• Tegas
• Dan sebagainya.
▪ Masalah kepemimpinan
Kehidupan manusia bukannya tanpa masalah. Banyak masalah yang tidak bisa
diabaikan. Semua masalah yang muncul perlu diselesaikan. Dalam semangat
kepemimpinan, Anda dapat mengatasi masalah yang dihadapi seseorang. Gaya
kepemimpinan adalah cara pemimpin untuk bertindak, berkomunikasi,
berinteraksi dengan orang lain, dan mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu. Beberapa gaya kepemimpinan memiliki pemimpin positif dan negatif,
dan perbedaannya didasarkan pada metode dan upaya motivasi karyawan. Jika
pendekatan motivasional diarahkan pada penghargaan (baik ekonomis maupun
non-ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatan tersebut menekankan pada punishment atau
hukuman, berarti mengadopsi gaya kepemimpinan yang negatif. Pendekatan
kedua ini dapat memberikan kinerja yang dapat diterima di sebagian besar
situasi, tetapi dengan mengorbankan personel.
Kediktatoran
Tipe kepemimpinan ini menggunakan pendekatan kekuasaan untuk membuat
keputusan dan mengembangkan strukturnya. Tenaga listrik terutama
digunakan. Fokuskan kekuatan dan pengambilan keputusan Anda pada diri
sendiri dan rancang situasi kerja yang kompleks sehingga karyawan ingin
melakukan apa yang diperintahkan. Kepemimpinan ini umumnya negatif dan
didasarkan pada ancaman dan hukuman. Namun, ia juga memiliki beberapa
keuntungan, seperti memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat
dan kemampuan untuk menggunakan karyawan yang kurang cakap.
Tipe partisipatif
Desentralisasi lebih besar dari kekuasaan yang dimilikinya, sehingga keputusan
yang diambil tidak sepihak. Demokrasi
Hal ini ditandai dengan adanya struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan secara kolaboratif. Dipimpin
oleh pemimpin demokratis yang cenderung sangat bermoral, mereka dapat
bekerja sama, mengutamakan kualitas kerja, dan membimbing diri sendiri.
Kontrol gratis
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh kepada bawahannya, struktur
organisasinya longgar, dan pemimpinnya pasif. Artinya, pemimpin
mengandalkan kelompok untuk menghindari kekuasaan dan tanggung jawab,
menetapkan tujuan, dan mengatasi masalah mereka.
Dua gaya kepemimpinan digunakan berdasarkan orientasi manajer. Yaitu,
gaya welas asih dan struktural, juga dikenal sebagai orientasi karyawan dan
orientasi tugas. Menurut beberapa penelitian ahli, bekerja dengan gaya
kepemimpinan yang dominan dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan. Sebaliknya, pemimpin yang berorientasi tugas dan terstruktur
percaya bahwa mereka mendapatkan hasil dengan menarik dan mendorong
mereka untuk mencapainya. Pemimpin yang positif, partisipatif, dan penuh
kasih tidak selalu merupakan pemimpin terbaik. Pemimpin menurut Suradinata
adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi
maupun keluarga . Termasuk juga Negara. Sedangkan kepemimpinan menurut
Soerjono Soekanto adalah kemampuan dari seseorang untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana yang di
kehendaki oleh pemimpin tersebut (Soekanto, 2007: 288). Perempuan sebagai
seorang pemimpin formal pada mulanya banyak yang meragukan mengingat
penampilan wanita yang berbeda dengan laki-laki, tapi keraguan ini dapat
diatasi dengan keterampilan dan prestasi yang di capai. Didalam kepemimpinan
baik dilakukan oleh wanita maupun laki-laki memiliki tujuan yang sama hanya
saja yang berbeda dilihat dari segi fisik semata-mata. Apabila seorang pemimpin
telah menjalankan nilai dasar kepemimpinan, maka antara pemimpin wanita
dengan laki-laki tidak ada bedanya, sehingga proses organisasi atau institusi
yang dipimpinnya akan berjalan sesuai tujuan dengan meminimalkan resiko
yang mungkin muncul. Ginsberg (1984) menyatakan bahwa sebab-sebab
terjadinya perubahan sosial adalah adanya keinginan individu dalam
masyarakat untuk secara sadar mengadakan perubahan. Sikap-sikap pribadi
yang di pengaruhi kondisi-kondisi yang berubah. Perubahan-perubahan
structural dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Adanya pengaruh eksternal
serta muncul pribadi-pribadi dan kelompok yang menonjol dalam masyarakat
(menengah). Maka dari pada itu, tercapailah consencus dalam masyarakat
untuk meraih suatu tujuan bersama. Adapun agenagen perubahan sosial, yaitu
agen sosial ekonomi, lembaga pendidikan, penemuan ilmu dan teknologi,
perkembangan media massa, kepemimpinan yang baru, sistem transfortasi yang
maju serta peperangan (Phipulus, 2004:55). Pemikiran Weber yang menjelaskan
tentang perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan erat dengan
perkembangan rasionalitas manusia. Menurut Weber bentuk rasionalitas
manusia berkaitan erat dengan mean (alat) yang menjadi sasaran utama serta
ends (tujuan) yang meliputi aspek kultural, sehingga dapat dinyatakan bahwa
pada dasarnya orang besar mampu hidup dengan pola pikir yang rasional yang
ada pada seperangkat alat yang dimiliki dan kebudayaan yang mendukung
kehidupannya. Orang yang rasional akan memilih alat mana yang paling benar
untuk mencapai tujuannya (Martono, 2014 : 55).
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki gaya kepemimpinan
seseorang. Yang paling terkenal adalah yang diusulkan oleh Blanchard, yang
mengusulkan empat gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi
oleh bagaimana pemimpin memberi perintah dan sebaliknya bagaimana ia
membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah:
Direktur
Jika Anda dihadapkan dengan tugas yang kompleks dan karyawan Anda tidak
memiliki pengalaman dan motivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut, gaya ini
tepat untuk Anda. Atau ketika ada tekanan untuk menyelesaikan. Jelaskan apa
yang harus dilakukan dan apa yang perlu Anda lakukan.
pelatihan
Administrator tidak hanya memberi bawahan proses dan aturan yang
terperinci, tetapi juga menjelaskan mengapa keputusan dibuat, mendukung
proses pengembangan, dan menerima berbagai informasi dari bawahan. Gaya
yang tepat ketika karyawan termotivasi dan berpengalaman untuk bekerja.
dukungan
Gaya yang mendorong dan mendukung upaya pemimpin untuk melaksanakan
pekerjaan bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan instruksi
rinci, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi dengan
bawahannya. Gaya ini bekerja jika karyawan Anda terbiasa dengan
keterampilan yang dibutuhkan dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan
Anda. semakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat
bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya kepemimpin yg
berbeda-beda pula. Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga 1970-an
berkembang kajian kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori
kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada
sifat atau tingkah laku seorang pemimpin akan tetapi efektivitas kepemimpinan
dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu diperlukan gaya
kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang lain memerlukan gaya
kepemimpinan yang lain pula. Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki
sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Titik tolak teori : keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun
psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri
kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan
hasil belajar. Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada
teori sifat. Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial,
fisik, atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau
merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi,
keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri,
inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian
teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya indikasi kesuksesan seorang
pemimpin.
Delegasi
Gaya di mana pemimpin mendelegasikan semua wewenang dan tanggung jawab
kepada bawahannya. Gaya delegasi bekerja dengan baik ketika karyawan
sepenuhnya memahami dan melakukan pekerjaan mereka secara efisien,
membebaskan mereka untuk melakukan tugas atau bekerja atas inisiatif
mereka.
Pemimpin tidak hanya perlu memiliki pikiran dan kepribadian, tetapi juga
memiliki metode kepemimpinan yang berbeda untuk menjadi pemimpin yang
efektif. Banyak pemimpin memiliki kualitas aspek pertama dari kepribadian
dan integritas mereka, tetapi menjadi pemimpin formal sama sekali tidak
efektif karena kurangnya praktik kepemimpinan yang baik. Contohnya adalah
pemimpin yang dibutuhkan untuk memimpin orang-orang yang dipimpinnya.
Kalau saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat kuat, itu akan menjadi
luar biasa. Karena pasang surut, kami mengandalkan pemimpin. Pemimpin
memimpin dan pengikut mengikuti. Memiliki ciri bahwa pengikut tidak mau
mengikuti jika pemimpin tidak dapat memimpin dengan baik. Oleh karena itu,
kualitas kita tergantung pada kualitas pemimpin kita. Semakin kuat orang yang
memimpin, semakin kuat pula orang yang memimpin. Jumlah pemimpin yang
mengaku mewakili rakyat dan pejabat tidak berintegritas, karena apa yang
dikatakan atau dijanjikan saat kampanye tidak sama dengan apa yang
dilakukan. Saat mereka duduk dengan nyaman di kursinya.
Rahasia utama kepemimpinan adalah bahwa kekuatan terbesar seorang
pemimpin bukanlah kekuatannya, bukan kecerdasannya, tetapi kekuatan
pribadinya. Jadi jika Anda ingin menjadi pemimpin yang baik, pikirkan dulu
diri Anda sendiri, bukan orang lain. Anda tidak dapat mengubah orang lain
secara efektif sampai Anda mengubah diri Anda sendiri. Dengan adanya
pondasi maka bangunan akan menjadi bagus, kokoh dan indah. Tidak masuk
akal untuk memulai sendiri dengan sibuk membangun orang, membangun
komunitas, dan berpikir untuk mengubah dunia. Mengubah orang lain tanpa
mengubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa
mengendalikan diri sendiri. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
diharapkan mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Bagaimana seseorang memimpin dapat dikaitkan dengan
kebajikan kepemimpinan, kualitas yang baik, keturunan, makhluk karismatik,
dan bakat dan kemampuan di arena sosial. Manajer juga memiliki beberapa
fitur, termasuk instruksi, saran, partisipatif, delegasi, dan kontrol. Oleh karena
itu, jika pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka
kepemimpinan yang dikelolanya dapat berjalan dengan baik. Cara orang
membimbing Anda juga memengaruhi cara pengikut Anda menilai pemimpin.
Ada gaya kepemimpinan yang berbeda. Kepemimpinan otoriter, demokrasi,
dominasi bebas, dan partisipatif.
Kepemimpinan berdasarkan demokrasi. Implementasinya dikenal dengan
kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan partisipatif adalah jenis
kepemimpinan yang memiliki kekuatan dalam keterlibatan aktif setiap anggota
kelompok. Bentuk kepemimpinan ini berfokus pada orang dan merupakan
faktor yang paling penting. Setiap orang dihargai dan dihormati sebagai
pribadi dengan kemampuan, keinginan, pikiran, minat, perhatian, dan pendapat
yang berbeda. Oleh karena itu, Anda perlu berpartisipasi dalam semua aktivitas
organisasi dan memanfaatkan semua orang. Keikutsertaan itu disesuaikan
dengan posisinya yang masingmasing memiliki wewenang dan tanggung jawab
bagi tercapaianya tujuan bersama. Ciri pemimpin demokratik[17] :
a.
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang perananny selaku kordinator
dan integrator dari berbagai unsure dan komponen organisasi. b.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa, tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. c. Lihat
Tren Penugasan Peran berdasarkan Level. Artinya, kita memperlakukan
orang secara manusiawi dan menghormati martabat dan nilai-nilai
kemanusiaan. e.
Seorang pemimpin demokratik disegani bukan ditakuti. Gaya ini sebagai
kelanjutan dari kepemimpinan partisipatif yang menekankan pada penentuan
tujuan. Di bawah pendekatan ini, pimpinan memimpin karyawan dengan
menetapkan tugas-tugas yang menantang dengan mengharapkan mereka
mencapai tugas-tugas ini. Sepanjang karyawan ingin mencapai tujuannya,
mereka bebas memimpin tugas mereka. Pendekatan ini cocok untuk individu
yang ingin mencapai prestasi yang tinggi.
Pemimpin ini pada umumnya merupakan organisasi yang lancar karena
anggota organisasi adalah orang-orang dewasa yang mengetahui tujuan
organisasi, tujuan yang ingin dicapai, dan tugas yang harus dicapai oleh semua
anggota dan pemimpin. . Ciri-ciri tipe dan gaya kepemimpinan ini adalah
sebagai berikut: [16]: Pendelegasian wewenang bersifat luas dan pengambilan
keputusan diserahkan kepada bawahan dan pejabat investasi, kecuali dalam
kasus-kasus tertentu yang memang benar-benar dibutuhkan. Partisipasi
langsung, keadaan organisasi saat ini tidak terhalang, dan pertumbuhan dan
perkembangan pemikiran inovatif dan keterampilan perilaku diserahkan
kepada anggota organisasi yang terpengaruh itu sendiri, selama anggota
organisasi menunjukkan perilaku dan kinerja yang sesuai. Sasi kepemimpinan
dalam organisasi adalah tingkatan yang paling rendah. Karakteristiknya yg
spesial yaitu daya tariknya yg sangat memikat sebagai akibatnya sanggup
memperoleh pengikut yg jumlahnya kadang-kadang sangat besar[15]. Tegasnya
seseorang pemimpin yg kharismatik merupakan seorang yg dikagumi sang poly
pengikut meskipun para pengikut tadi nir selalu bisa menyebutkan secara nyata
mengapa orang tadi dikagumi.
Laissez Faire, Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara satu orang
dengan dua orang atau lebih pada suatu lokasi tertentu. Ada kelompok besar
dan kelompok kecil. Besar kecilnya kelompok komunikasi dinilai berdasarkan
kekuatan komunikasi yang sedang berlangsung.
Komunikasi kelompok kecil
Proses dan mekanismenya meliputi beberapa bentuk komunikasi kelompok
kecil, antara lain diskusi panel, forum, simposium, seminar, dan brainstorming.
Komunikasi dalam kelompok besar.
Komunikasi ke atas adalah transmisi informasi yang mengalir atau berasal dari
bawahan kepada eksekutif/supervisor. Prinsip-prinsip komunikasi ke atas
antara Planty dan McAver adalah sebagai berikut [7]. Sebuah media untuk
perencanaan, menggunakan saluran terus menerus dan teratur, membatasi
kepekaan dan penerimaan ide-ide menyenangkan dari tingkat yang lebih
rendah, mendengarkan secara objektif, mengatasi masalah, dan berbagai
informasi sebelumnya.
Komunikasi yang terjadi antar departemen yang menempati posisi yang sama
dalam organisasi. Tujuan dari komunikasi horizontal meliputi tugas koordinasi,
berbagi informasi untuk kegiatan perencanaan, menyelesaikan masalah yang
timbul antara orang-orang pada pijakan yang sama, menyelesaikan konflik,
memastikan pemahaman bersama, dan dukungan interpersonal.Termasuk
pengembangan. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat
waktu dan memfasilitasi koordinasi. Karena banyaknya pesan-pesan
dikirimkan secara tertulis maka karyawan dibebani dengan memo-memo,
bulletin, surat-surat pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan,
sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Reaksi
Pekerja pesan biasanya tidak terlalu sering membaca ini. Kurangnya
keterbukaan antara pimpinan dan karyawan dapat menimbulkan gangguan,
keengganan, dan kebingungan pesan dalam menyampaikan pesan. Para
eksekutif umumnya kurang memperhatikan alur komunikasi. Pembaca siap
untuk memberikan informasi ke bawah ketika sebuah pesan terasa penting
untuk menyelesaikan tugas, tetapi jika pesan tersebut tidak terkait dengan tugas
tersebut, pesan tersebut tetap ada di tangan mereka. Sebagian besar eksekutif
percaya pada pesan tertulis dan mengurangi penggunaan perangkat elektronik
daripada pesan verbal tatap muka.
Karena banyak pesan yang dikirim secara tertulis, karyawan terganggu oleh
catatan, papan buletin, pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijakan,
sehingga banyak pesan yang harus dibaca karyawan. Reaksi karyawan
terhadap pesan biasanya cenderung tidak dibaca. Waktu pengiriman pesan
yang mempengaruhi komunikasi hilir harus memperhitungkan waktu pesan
yang dikirim dan dampak potensial pada perilaku karyawan. Pesan harus
dikirim pada waktu yang menguntungkan baik kepemimpinan maupun
karyawan, tetapi jika karyawan tidak mengirim pesan saat mereka
membutuhkannya, keefektifannya dapat dikompromikan. Tidak semua pesan
yang dikirim ke bawahan diterima oleh bawahan, tetapi bawahan menyaring
pesan yang diperlukan. Penyaringan pesan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah tautan dalam
jaringan komunikasi, dan kurangnya kepercayaan pada
administrator. Komunikasi berasal dari bahasa latinCommunicatio dari
induk kata Communisyang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama
makna. Artinya, menyamakan ide atau symbol-simbol menjadi satu makna
dengan orang lain.
Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan
adanya hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua
lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam
ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-
gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan
apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan
waktu.[1]Komunikasi ke bawah adalah komunikasi informasi secara langsung
atau tidak langsung, baik secara lisan maupun tertulis, berupa instruksi atau
pernyataan umum dari atasan kepada bawahan. Hal ini sesuai dengan apa yang
dijelaskan Robin. Komunikasi berlangsung dari tingkat tertentu ke tingkat
yang lebih rendah dalam suatu kelompok atau organisasi. [3]
Menurut
OnongU Effendy, implementasi komunikasi ke bawah, informasi ini dapat
berupa pertemuan, posting presentasi, posting jurnal internal, dan pujian.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang individu untuk mempengaruhi,
memotivasi, dan membantu orang lain berkontribusi pada efektivitas dan keberhasilan
suatu organisasi. Efektivitas kepemimpinan dalam melakukan kegiatan organisasi
sangat tergantung pada adanya hubungan yang baik antara pemimpin dengan
bawahannya. Kemitraan antara pemimpin dan bawahan dapat secara luas didasarkan
pada motivasi bawahan untuk bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan
organisasi.
Kepemimpinan adalah berbagai individu, karena kepemimpinan dilihat dari seni dan
ilmu pengetahuan, atau proses mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk
berusaha mencapai tujuan yang dicapai suatu kelompok, atau kemampuan untuk
mendorong kelompok agar mau bekerja sama. Ketika melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk tujuan bersama. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
diharapkan mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Bagaimana cara seorang memimpin dapat dikarenakan adanya
kelebihan dari si pemimpin, sifat yang baik, keturunan, adanya karismatik, bakat dan
kemampuan dibidang sosial. Seorang pemimpin juga memiliki beberapa fungsi, di
antaranya instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan juga pengendalian.
Sehingga, jika pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik dimungkinkan
kepemimpinan yang ia kendalikan dapat berjalan dengan baik. Cara seseorang dalam
memimpin juga mempengaruhi bagaimana seorang pengikut menghargai
pimpinannya. Terdapat beberapa gaya dalam memimpin, yaitu kepemimpinan
otoriter, demokrasi, kendali bebas dan juga partisipatif.
B. Saran
Peran besar seorang pemimpin adalah perubahan. Pemimpin besar selalu membawa
perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan dan prestasi organisasi. Pemimpin yang
membawa perubahan dalam organisasi maka hanya berperan sebagai manajer yang
baik bukan pemimpin yang baik. Pemimpin yang berorientasi pada perubahan akan
selalu melihat peluang-peluang potensial yang ada di lingkungan organisasi untuk
dikembangkan menjadi potensi masa depan organisasi. Bila pemimpin hanya fokus
pada hasil kerja saat ini maka dia hanya berperan sebagai manajer.

Anda mungkin juga menyukai