Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Negara dan Negara Singapura “ ini.
Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang penyusun alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang
terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya para
rekan-rekan. Terimakasih jugatak lupa penyusun haturkan kepada Dosen Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan penyusun tugas berupa Karya
Tulis Ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan karya tulis ilmiah yang penyusun
buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik
serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca serta bisa menjadi salah satu media yang bisa memberikan acuan kepada
kita sebagai masyarakat ekonomi Indonesia agar dapat mengetahui serta memahami apa itu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, juga menganalisa perbandingan kemakmuran
berbagai negara khususnya negara Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura
sebagai negara maju di ASEAN. Sehingga dengan pengetahuan ini masyarakat dapat
menjadikannya sebagai acuan saat melakukan kegiatan ekonomi, baik dalam pengambilan
langkah maupun keputusan kedepannya.
Penyusun
ABSTRAK
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan
nasional riil, tetapijuga kepada modernisasi kegiatan ekonomi.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya.
Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam hal
perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni
Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan
negara berkembang.
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................4
BAB I...................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................5
1.2 PERUMUSAN MASALAH........................................................................................6
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
2.1 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI.........................................7
2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI...................................................17
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI.............19
MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI.....................................................................20
2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN..............................................20
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA.......................................22
2.7 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA
MAJU DI ASEAN.............................................................................................................24
BAB III...............................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................30
3.2 SARAN......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di
semua negara. Bahkan ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara pun
memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan negara maju dan berkembang 1:5 di ASEAN yakni Singapura dan Brunei
Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand,
Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan
yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan
tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata
masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan peningkatan dan justru malah penurunan. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari
pembangunan.
4
kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Untuk itulah penyusun merumuskan makalah ini untuk menyampaikan definisi serta
pemahaman pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut para ahli beserta contoh
perbandingan kemakmuran haril pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di dua negara
ASEAN yakni Indonesia dan Singapura dengan maksud agar masyarakat sebagai pelaku
ekonomi di Indonesia dapat mengerti tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
minimal di negaranya sendiri dengan harapan pertumbuhan dan pembangunanekonomi di
Indonesia senantiasa lebih baik kedepannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat.
Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil,
tetapijuga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor
6
pertanian yang tradisional,masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah
perataan pembagian pendapatan.
Pada abad 19 banyak ahli ekonomi mengalisis dan membahas, serta mengemukakan
tentang teori tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Fredrich List, Bruno Hilder Brand,
Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow dan Adam Smith.
7
c. Masa kapitalis
Muncul kaum pemilik modal (kapitalis), kaum kapitalis dalam menjalankan tugasnya
memerlukan kaum buruh. Tujuannya tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan
melainkan untuk mencari keuntungan.
WernerSombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa, yaitu :
1. Tingkat Pra-Kapitalis
Kehidupan masyarakat sedikit mengalami perubahan sehingga berjalan
lambat
Bersifat kekeluargaan
Bertumpu pada sektor pertanian
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Tingkat Kapitalis
Kehidupan masyarakat dinamis (mengalami perubahan yang cepat)
Bersifat individual
Terjadi pembagian kerja sesuai dengan keahlian
Melakukan pertukaran untuk mencari laba
3. Tingkat Kapitalisme Raya
Usahanya hanya untuk mendapat keuntungan
Produksi dilakukan dengan alat modern secara masal
Perdagangan mengarah ke pasar monopoli
Terdapat atasan dan bawahan
4. Tingkat Kapitalisme Akhir
Muncul aliran sosialisme
Adanya campur tangan pemerintah
Mengutamakan kepentingan bersama
2. Fredrich List
Fredrich List, adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini
dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, tetapi proteksi terhadap industri-
industri tetap diperlukan.
4. Karl Bucher
8
Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Dia mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkat, yaitu :
1) Produksi untuk kebutuhan sendiri
2) Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas
3) Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting.
9
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dari negara-negara yang sudah mencapai masa
tinggal landas yaitu:
1. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10%
dari Produk Nasional Bersih (Net National Product NNP).
2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa Sektor industri dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin
yaitu:
Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi
yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan
kapasitas produksi harus bisa diperluas.
Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan
kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan
kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.
1) Industrialisasi meningkat;
2) Tabungan dan investasi semakin meningkat
3) Peningkatan pertumbuhan regional
4) Tenaga kerja di sektor pertanian menurun
5) Stimulus ekonomi berupa revolusi politik
6) Inovasi teknologi
7) Perubahan ekonomi internasional
8) Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10% dari pendapatan nasional
9) Sektor usaha pengolahan (manufaktur)
10) Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan)
10
Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi ciri-cirinya:
6. Adam Smith
Menurut pandangan Adam Smith , kebijakan laissez-faire atau sistem mekanisme pasar
akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu
masyarakat.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan pada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan
penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi
tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,
pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap
penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali.
Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini
dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary State).
Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup. Menurut
11
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi
terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan Klasik tadi, dikemukakan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum.
Dari uraian mengenai teori pertumbuhan Klasik telah dapat dilihat bahwa apabila
terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan
tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Penduduk yang terus bertambah akan memyebabkan pada suatu jumlah penduduk
yang tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan per kapita. Pada keadaan
ini pendapatan per kapita mencapai nilai yang maksimum. Jumlah penduduk pada waktu
itu dinamakan penduduk optimum. Secara grafik teori penduduk optimum dapat
ditunjukkan seperti dalam gambar 1.1. Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per
kapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka
penduduk optimal adalah jumlah penduduk sebanyak N0, dan pendapatan per kapita yang
paling maksimum adalah Y0.
Grafik 1.1
Dalam dua abat belakangan ini di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi tidak
sepeti diramalkan oleh teori pertumbuhan Klasik. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku di
negara Barat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Efek dari pertumbuhan
12
yang demikian kurva YPK akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi
Y*PK). Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal berikut: (i) penduduk optimum akan
bergeser dari N0 ke kanan (misalnya menjadi N1) dan (ii) pada penduduk optimum N1
pendapatan per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu menjadi Y1).
2. Teori Schumpeter
Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi
bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak
berkembang” atau “stationary state”. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak
berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.
3. Teori Harrod-Domar
13
nasional, (iii) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv)
perekonomian terdiri dari dua sektor.
Grafik 1.2
14
tahun 2002 investasi adalah sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat
menjadi (I + ∆I).
Dalam teori Harrod-Damor tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh
apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun
berdasrkan teorinya di atas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku
apabila pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi
pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang demikian, barang-barang
modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 = C + I1 + G1 + (X-
M)1 di mana I1 + G1 + (X-M)1 sama dengan (I + ∆I).
Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari
segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abrahamovits dan Solow
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dinyatakan dengan persamaan:
Di mana
Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik unyuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpula
berikut: Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah
15
pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah
kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya.
Salah satu studi yang terkenal adalah dilakukan oleh Denison yang menganalisis faktor
yang mengakibatkan perkembangan di negara maju di antara tahun 1950-1962.
Kesimpulannya adalah: pertambahan barang-barang modal hanya mewujudkan 25 persen
dari pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, 18 persen dari pertumbuhan ekonomi di
Eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Inggris. Dengan
kata lain studi Denision menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan
perkembangan ketrampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan pertumbuhan
ekonomi.
16
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal
sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :
17
2. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa
output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan
penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada
output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti
bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Cara mengukur PDB ialah total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan.
Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya,
produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang
tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS)
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB
nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring
dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB
riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun
dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan
harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap,
PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.
Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah
yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai
“pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa
yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
Contoh soal :
Tabel 1.1
Tahun PDB
(dalam milyar USD)
2015 872,615
2014 888,54
18
Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2014 ?
jawab :
g = {(872,615-888,54)/888,54}x100% = -1,8%
19
penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan
semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
Langkah yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekmomi baru yang
dapat mempercepat transformasi kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern. Di dalam persolan ini langkah yang penting
adalah mendorong perkembangan sektor manufaktur.
2. Mengembangkan infrastruktur
20
Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan perkembangan ekonomi.
Semakin maju suatu perkonomian, semakin banyak infrastuktur diperlukan . dengan
demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus menerus dilakukan dan
harus diselaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang inin
diwujudkan dimasa depan.
Pada tahap awal pembangunan tabungan dapat diciptakan masyarakat adalah jauh
lebih rendah dari biaya yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan. Oleh
sebab itu pimjaman dan sumber keuangan lain dari uar negara diperlukan. Biasanya
pinjaman terutama diperlukan pemerintah untuk membangun infrasuktur yang perlu
disediakan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi.
Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha
untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakan penanaman modal asing
akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan yaitu:
penanaman modal asing akan menyediakan modalnya sendiri, memindahkan
teknologi kepakaran lain ke negara yang didatanginya, meningkatkan penggunaan
teknologi modern, dan kerap kali usaha yang dilakukan dapat meningkatkan ekspor.
21
22
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA
A. Membandingkan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita selalu digunakan untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang
dicapai berbagai negara, terutama di antara negara maju dan berkembang. Tiga aspek
yang diperhatikan adalah sebagai berikut :
23
78.323.843
Low income
390.981
Middle income
24.450.937
South Asia
2.575.303
Sub-Saharan Africa
1.594.605
High income
53.537.834
Euro area
13.265.378
Daftar negara pada setiap golongan dapat dilihat pada Lampiran 4.1
24
C. Purchasing Power Party (PPP)
Pendapatan per kapita dapat yang mempertimbangkan faktor perbedaan tingkat harga
barang di antara berbagai negara, yaitu dengan menghitung kembali pendapatan perkapita
berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat
berbeda. Dapat dilihat pada lampiran 4.2
25
Tabel 1.4Peringkat PPP Indonesia dan Singapura
Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam
hal perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni
Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos
merupakan negara berkembang.
Estimasi pendapatan per kapita negara-negara ASEAN yang dilansir dari situs
wikipedia berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) bulan Oktober 2015
dapat dilihat pada lampiran 4.3
26
A. PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SEBAGAI
NEGARA BERKEMBANG
a. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari
tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan
dengan metode yaitu (Boediono, 2001 : 37) :
Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya
Berikut tabel yang menunjukan laju pertumbuhan PDB Indonesia dengan 2010
sebagai tahun dasar, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi BPS :
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2015 mencapai Rp2.982,6 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.311,2 triliun.
27
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y)
tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen,
namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana
pertumbuhan tertinggi dicapai Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,83 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah sebesar 6,56 persen diikuti oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi LNPRT dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q)
tumbuh 3,21 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan
Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,03 persen, sedangkan dari sisi
Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,27 persen.
28
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi
mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami
peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah terjadi
peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa
perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi
juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan
konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa.
Penurunan ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan
jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena
kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau
pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan
berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian.
Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB
juga akan mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah
terjadinya penurunan penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian
menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya
peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan
infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi
penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan
mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan
berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga
dengan net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami peningkatan
maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net ekspor
yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri
lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu,
perekonomian akan meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya
29
penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih
besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang
dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana berdasarkan hasil penelitian Engla Desnim
Silvia dkk.yang sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Secara parsial
pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia2. Sedangkan dalam penelitian ini
menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian itu juga
sesuai dengan model makroekonomi yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C
+ I + G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa.
Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi.
30
sikap yang konservatif dari penduduk yang sangat bergantung pada pertanian terhadap
hal-hal yang mengenai industrialisasi, soal keamanan di bidang politik dan militer,
dan sebagainya.3
Selain itu, dalam studi World Bank pada Bulan April 1995 mengemukakan
antaralain adanya 2 permasalahan besar yang akan mempersulit usaha pembangunan
kelompok negara berkembang. Yang pertama prospek jangka panjang, harga-harga
komoditi, pertanian dan pertambangan tetap tidak akan menguntungkan.Kedua, suplai
modal global dari berbagai jenis tampak terbatas dimana permintaan akan modal akan
semakin meningkat baik berasal dari kelompok negara industri maju, kelompok
negara berkembang, maupun kelompok eks-blok sosialis (kelompok ekonomi
tradisional).4
Selama 15 tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhannya, pembangunan
Indonesia memang meningkat. Dalam perekonomian terjadi perubahan struktural.
Peranan sektor modern makin besar. Hal ini membutuhkan prasyarat yang lain dalam
hal anggaran. Karena, jika sektor modern membesar dan proyek-proyeknya tidak
musiman seperti sektor pertanian maka sektor itu membutuhkan proyek yang sifatnya
multi-year demi penghematan biaya birokrasi, justru anggaran yang multi-year itulah
dikehendaki. Bila proyek ini disetujui, tahun-tahun berikutnya otomatis, anggaran
proyek tersebut tidak usah diperbaharui lagi permintaannya. Jadi, terjadi kumulatif
pada perkembangan anggaran belanja.
Namun sebagai negara bahari Indonesia masih tergantung pada sumber
minyak dan sektor kelautan sehingga gejolak pembangunan makin terasa tatkala
dunia dilanda resesi. Hampir 70% produksi minyak dan gas bumi kita dari kawasan
pesisir dan laut. Indonesia memiliki cekungan yang mengandung minyak dan gas
bumi. Total potensi kandungan sebsar 11,3 miliar barrel minyak bumi, 5,5 miliar
barrel cadangan terbukti. Diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki
kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial 37,3
triliun. Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS
pertahun. Sektor kelautan Indonesia dimanfaatkan melalui perdagangan dunia namun
ada 5 persoalan mendasar yang menghambat ekspor perikanan Indonesia salah
satunya tentang kurangnya peluang pasar, produk yang diekspor masih didominasi
bahan baku, dan di diversifikasi produk untuk itu komitmen pemerintah terhadap
industri perikanan sangat dibutuhkan serta DKP harus segera membenahi data seluruh
komoditas kelautan dan perikan secara menyeluruh. Langkah itu harus menjadi
prioritas sebab data merupakan kata kunci bagi investasi serta pengembangan.5
3
Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta
4
Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia?. 2003. Jakarta : Predana
Media
5
Apridar. Ekonomi Kelautan. 2010. Yogyakarta : Graha Ilmu
31
b. Laju Pertumbuhan PDB Singapura
Barang ekspor utama di Singapura berada di sektor elektronik, bahan kimia, dan jasa.
Hal itu memungkingkan untuk membeli sumber daya alam dan barang mentah yang tidak
ia miliki. Air termasuk langka di Singapura. Maka dari itu, air didefinisikan sebagai
sumber daya yang berharga di Singapura bersamaan dengan kelangkaan lahan yang
dibantu dengan beberapa proyek reklamasi.
32
Selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014
sebesar 2,9%. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian
Singapura terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. PDB Singapura tumbuh
6,2% pada kuartal dalam 3 bulan terakhir tahun 2015, lebih tinggi 5,7% dibandingkan
dengan yang telah dilaporkan sebelumnya dan naik 2,3% dibandingkan dengan revisi
pada kuartal sebelumnya. Sektor jasa meningkat lebih dari yang diantisipasikan
sedangkan usaha manufaktur menurun lebih dari yang diperkirakan.
c. Pembangunan Ekonomi Singapura
Singapura sudah lebih maju dibanding negara ASEAN lainnya. Singapura saat ini
telah meluaskan hubungannya keberbagi tempat didunia guna mendapatkan kawasan pasaran
(Market Areas), misalnya Srilanka, Korea Selatan, Republik Rakyat Cina (RRC) maupun di
Timur Tengah dan Eropa. Dalam mengembangkan perdagangan globalnya, dia tidak
bersandar hanya pada pasaran dan hubungan hubungan secara alamiah yang ada diwilayah ini
Singapura harus mencari pola yang lebih luas. Adalah kepintaran Singapura dalam
menggunakan waktu yang ada dan dengan terjaminnya kerja sama ASEAN ia telah
mendahului negara-negara anggota lainya untuk masuk dalam Global Frame-Work dari
perdagangan dan investasi Internasional.
33
Berdasarkan analisis data yang ada, ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap
triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang
tumbuh 4,67 persen, namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92
persen. Dan selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar
2,9%. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura
terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. Indonesia memiliki angka pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat
mengatakan Indonesia lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-
masing negara memiliki ukurannya masing-masing.
Selain itu meskipun GDP Indonesia lebih besar dari GDP singapura, Indonesia tidak
dapat dikatakan lebih maju dibandingkan Singapura karena pendapatan tersebut harus
dibandingankan faktor perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara. Dimana
Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP $10.190, sementara Singapura berada jauh
diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar $80.270. Dari situ kita dapat mengetahui
perbedaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan
hanya PDB nya namun juga PPP-nya.
34
Singapura memenuhi semua kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang
seharusnya’. Singapura dapat menjadi negara maju dengan mengutamakan sektor
perdagangan globalyang sangat bergantung pada ekspor dan impor dengan mengandalkan
Port of Singaporeyang strategis. Singapura mempunyai infrastruktur yang maju (terutama
pada pelabuhannya) serta pekerja yang terampil hasil dari kebijakan pendidikannya. Untuk
mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura terus membangun negaranya
dengan langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih
tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Selain itu budaya Singapura yang disiplin dan
mencintai kebersihan juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan
ekonomi di negaranya.
Bila kedua negara yang berkembang dan yang maju inidibandingkan, maka akan
tampak jelas bagaimana faktor-faktor pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh besar
terhadap ekonomi serta pembangunan negaranya. Sementara Singapura maju dan terus
melakukan peningkatan melalui pembangunan terhadap negaranya, Indonesia masih harus
mengadakan pembangunan hanya untuk membuatnya berada pada posisi‘stabil’ terlebih
dahulu.
Indonesia harus banyak belajar dari Singapura, dengan meniru hal-hal yang tentu baik
dan positif yang membuat Singapura bisa menjadi negara maju seperti ini. Hal-hal yang
dimaksud ini ialah kebijakan yang mempercepat pembangunan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, yaitu Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur,
Meningkatkan Tabungan dan Investasi, Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
35
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi.
Bila dilihat dari PDB-nya Indonesia memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat mengatakan Indonesia
lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-masing negara
memiliki ukurannya masing-masing.
Pendapatan Per Kapita Indonesia ialah US$3.630 dengan peringkat 139 tergolong Low
Income Pendapatan Per Kapita Singapura berada pada golongan High Income yakni
US$55.150.
Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP US$10.190, sementara Singapura
berada jauh diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar US$80.270. Perbedaan pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan hanya Pendapatan Per
Kapitanya namun juga PPP-nya.
Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya, dan Sumber Daya Modal sangat berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara serta pembangunan negaranya.
Sehingga dari seluruh pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di berbagai negara khususnya Indonesia sebagai negara berkembang
dan Singapura sebagai negara maju dipengaruhi oleh 5 faktor utama. Indonesia tampak belum
memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Sementara Singapura telah memenuhi semua
kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang seharusnya’.
36
negara berkembang ini terapkan agar minimal dapat ‘stabil’ atau lebih baik lagi jika bisa
sejajar dan melebihi Singapura yang merupakan negara maju.
3.2 SARAN
37
Lampiran
Lampiran 4.1 Tabel Peringkat Pendapatan Per Kapita Tiap Negara Tahun ***
38
119 Algeria 186 South Sudan 970
120 Jordan 187 Tanzania 920
121 Jamaica 188 Benin 890
121 Macedonia, FYR 189 Zimbabwe 840
123 Fiji 190 Haiti 820
125 Bosnia and Herzegovina 191 Comoros 790
126 Belize 192 Nepal 730
127 Albania 193 Burkina Faso 700
128 Paraguay 193 Rwanda 700
129 Marshall Islands 193 Sierra Leone 700
130 Mongolia 196 Afghanistan 680
131 Tonga 198 Uganda 670
132 Tunisia 199 Mali 650
133 Samoa 201 Mozambique 600
134 Armenia 202 Togo 570
135 Kosovo 203 Ethiopia 550
136 Guyana 203 Guinea-Bissau 550
137 El Salvador 205 Guinea 470
138 Georgia 206 Gambia, The 500
139 Indonesia 207 Madagascar 440
140 Ukraine 208 Niger 410
141 Swaziland 209 Congo, Dem. Rep. 380
142 Philippines 210 Liberia 370
143 Sri Lanka 211 Central African Republic 320
144 Cabo Verde 212 Burundi 270
145 Guatemala 213 Malawi 250
146 Micronesia, Fed. Sts.
147 Vanuatu American Samoa
148 Morocco Angola k
149 West Bank and Gaza Aruba l
150 Egypt, Arab Rep. Cuba k
151 Nigeria Curaçao l
152 Kiribati Eritrea m
153 Bolivia French Polynesia l
154 Congo, Rep. Greenland l
155 Timor-Leste Guam l
156 Moldova Korea, Dem. Rep. m
157 Bhutan New Caledonia l
158 Honduras Northern Mariana Islands l
159 Papua New Guinea San Marino l
160 Uzbekistan Sint Maarten (Dutch part) l
161 Vietnam Somalia m
162 Nicaragua St. Martin (French part) l
163 Solomon Islands Syrian Arab Republic n
165 Sudan Turks and Caicos Islands l
166 Zambia Virgin Islands (U.S.) l
167 São Tomé and Principe
168 Lao PDR World 10.787
169 Ghana
170 India Low income 629
172 Côte d'Ivoire Middle income 4.666
173 Pakistan Lower middle income 2.012
174 Yemen, Rep. Upper middle income 7.901
175 Cameroon Low & middle income 4.238
176 Lesotho East Asia & Pacific 6.156
177 Kenya Europe & Central Asia 6.892
178 Mauritania Latin America & Caribbean 8.990
178 Myanmar Middle East & North Africa 4.722
180 Kyrgyz Republic South Asia 1.496
181 Bangladesh Sub-Saharan Africa 1.638
181 Tajikistan High income 38.274
183 Senegal Euro area 39.162
184 Cambodia
185 Chad
39
Lampiran 4.2Tabel Purchasing Power Party (PPP) Tahun ***
40
127 Namibia 9.810 196 Rwanda 1.630
128 Kosovo 9.300 197 Burkina Faso 1.600
129 Jamaica 8.640 197 Gambia, The 1.600
130 Ukraine 8.560 200 Mali 1.510
131 Paraguay 8.470 201 Ethiopia 1.500
132 Armenia 8.450 202 Comoros 1.430
132 Philippines 8.450 203 Madagascar 1.400
134 Fiji 8.410 204 Guinea-Bissau 1.380
135 El Salvador 8.000 205 Togo 1.290
136 Swaziland 7.880 206 Guinea 1.130
137 Belize 7.590 207 Mozambique 1.120
138 Georgia 7.510 208 Niger 910
139 Morocco 7.290 209 Malawi 790
140 Bhutan 7.280 210 Burundi 770
141 Guatemala 7.250 211 Liberia 700
142 Guyana 6.940 212 Congo, Dem. Rep. 650
144 Bolivia 6.290 213 Central African Republic 600
145 Cabo Verde 6.200
146 Uzbekistan 5.830 American Samoa ..
147 Nigeria 5.710 Andorra ..
148 India 5.630 Angola ..
149 Samoa 5.610 Argentina ..
150 Moldova 5.500 Aruba ..
151 Tuvalu 5.410 Cayman Islands ..
152 Vietnam 5.350 Channel Islands ..
153 Tonga 5.270 Cuba ..
154 Congo, Rep. 5.200 Curaçao ..
155 Pakistan 5.090 Eritrea ..
156 Timor-Leste 5.080 Djibouti ..
157 Lao PDR 5.060 Faeroe Islands ..
158 West Bank and Gaza 5.000 French Polynesia ..
159 Nicaragua 4.790 Greenland ..
160 Marshall Islands 4.700 Guam ..
161 Honduras 4.570 Korea, Dem. Rep. ..
162 Sudan 3.920 Liechtenstein ..
163 Ghana 3.900 Monaco ..
164 Mauritania 3.710 Myanmar ..
165 Zambia 3.690 New Caledonia ..
166 Yemen, Rep. 3.650 Northern Mariana Islands ..
167 Micronesia, Fed. Sts. 3.590 San Marino ..
170 Kiribati 3.340 Sint Maarten (Dutch part) ..
171 Bangladesh 3.330 Somalia ..
172 Kyrgyz Republic 3.220 St. Martin (French part) ..
174 Lesotho 3.150 Syrian Arab Republic ..
175 São Tomé and Principe 3.140 Turks and Caicos Islands ..
176 Côte d'Ivoire 3.130 Virgin Islands (U.S.) ..
177 Cambodia 3.080
178 Vanuatu 3.030 World 14.931
179 Cameroon 2.950
180 Kenya 2.940 Low income 1.570
181 Papua New Guinea 2.790 Middle income 9.673
182 Tajikistan 2.660 Lower middle income 6.000
183 Tanzania 2.510 Upper middle income 14.179
184 Nepal 2.410 Low & middle income 8.811
185 Senegal 2.300 East Asia & Pacific 11.872
186 Chad 2.070 Europe & Central Asia 13.580
187 Benin 2.020 Latin America & Caribbean 14.053
187 Solomon Islands 2.020 Middle East & North Africa 11.834
189 Afghanistan 2.000 South Asia 5.299
190 South Sudan 1.800 Sub-Saharan Africa 3.382
192 Sierra Leone 1.770 High income 40.749
193 Haiti 1.730 Euro area 38.959
194 Uganda 1.720
195 Zimbabwe 1.650
41
Lampiran 4.3
Ke- Negara Populasi PDB Nominal Pendapatan per Pendapatan per Pendapatan per
dalam milyar dalam milyar USD Kapita Kapita (PPP) Kapita (PPP)
dalam milyar USD USD
USD
— ASEAN 628.78 100.0 2,459,381 100.0 3,911 100.0 6,913,881 100.0 10,996 100.0
1 Indonesia 255.46 40.6 872,615 35.5 3,416 87.3 2,838,643 41.1 11,112 101.1
2 Thailand 68.84 11.0 373,536 15.2 5,426 138.7 1,107,000 16.0 16,081 146.3
3 Malaysia 31.12 5.0 313,479 12.8 10,073 257.5 813,517 11.8 26,141 237.7
4 Philippines 101.42 16.1 299,314 12.2 2,951 75.5 742,251 10.7 7,318 66.6
5 Singapore 5.5 0.9 293,959 12.0 53,224 1,360.8 468,909 6.8 84,901 772.1
6 Vietnam 91.58 14.6 198,805 8.1 2,171 55.5 551,256 8.0 6,020 54.7
7 Myanmar 51.85 8.3 65,775 2.7 1,269 32.4 267,736 3.9 5,164 47.0
8 Cambodia 15.54 2.5 17,714 0.7 1,140 29.1 54,174 0.8 3,486 31.7
9 Laos 7.03 1.1 12,548 0.5 1,785 45.6 37,499 0.5 5,335 48.5
10 Brunei 0.42 0.1 11,636 0.5 27,759 709.7 32,896 0.5 78,476 713.7
42
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/ma Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Basri, Faisal. 2002. Perkonomian Indonesia. “Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan
Ekonomi Indonesia”. Jakarta: Erlangga
Lewis, John P. , dkk. 1986. Mengkaji Ulang Strategi-Strategi Pembangunan. Jakarta: UI-
Press
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_ASEAN_countries_by_GDP_%28nominal%29
https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-Bangsa_Asia_Tenggara
World Bank. Februari 2016, Peringkat GNI per kapita, metode Atlas dan yang berbasis PPP
http://data.worldbank.org/data-catalog/GNI-per-capita-Atlas-and-PPP-table
43