Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Negara dan Negara Singapura “ ini.

Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang penyusun alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang
terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya para
rekan-rekan. Terimakasih jugatak lupa penyusun haturkan kepada Dosen Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan penyusun tugas berupa Karya
Tulis Ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan karya tulis ilmiah yang penyusun
buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik
serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca serta bisa menjadi salah satu media yang bisa memberikan acuan kepada
kita sebagai masyarakat ekonomi Indonesia agar dapat mengetahui serta memahami apa itu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, juga menganalisa perbandingan kemakmuran
berbagai negara khususnya negara Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura
sebagai negara maju di ASEAN. Sehingga dengan pengetahuan ini masyarakat dapat
menjadikannya sebagai acuan saat melakukan kegiatan ekonomi, baik dalam pengambilan
langkah maupun keputusan kedepannya.

Bandung, 27 Maret 2017

Penyusun
ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sedangkan pembangunan ekonomi
adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan
nasional riil, tetapijuga kepada modernisasi kegiatan ekonomi.

Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya.

Makalah ini berfokus dalam menganalisis dan membandingkan pertumbuhan dan


pembangunan ekonomi di ASEAN khususnya Indonesia dan Singapura dimana Indonesia
sebagai negara berkembang dan Singapura sebagai negara maju di ASEAN.

Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam hal
perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni
Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan
negara berkembang.

2
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................4
BAB I...................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................5
1.2 PERUMUSAN MASALAH........................................................................................6
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
2.1 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI.........................................7
2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI...................................................17
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI.............19
MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI.....................................................................20
2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN..............................................20
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA.......................................22
2.7 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA
MAJU DI ASEAN.............................................................................................................24
BAB III...............................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................30
3.2 SARAN......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................37

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan


ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua
abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat
nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan
beberapa binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang
utama. Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi
kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa
jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu.

Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di
semua negara. Bahkan ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara pun
memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan negara maju dan berkembang 1:5 di ASEAN yakni Singapura dan Brunei
Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand,
Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang.

Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan
yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan
tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata
masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan peningkatan dan justru malah penurunan. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari
pembangunan.

Mengingat pentingnya konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian


perkembangan ekonomi suatu negara, maka kita selaku masyarakat sebagai pelaku ekonomi
harus memahami konsep ini setidaknya mengetahui definisi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin
tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi
pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per

4
kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Untuk itulah penyusun merumuskan makalah ini untuk menyampaikan definisi serta
pemahaman pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut para ahli beserta contoh
perbandingan kemakmuran haril pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di dua negara
ASEAN yakni Indonesia dan Singapura dengan maksud agar masyarakat sebagai pelaku
ekonomi di Indonesia dapat mengerti tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
minimal di negaranya sendiri dengan harapan pertumbuhan dan pembangunanekonomi di
Indonesia senantiasa lebih baik kedepannya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?


2. Apa perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi?
3. Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi?
4. Apa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
5. Apa manfaat pertumbuhan ekonomi?
6. Bagaimana kebijakan untuk mempercepat pembangunan?
7. Bagaimana perbandingan Indonesia sebagai negara berkembang dan kemakmuran
Singapura sebagai negara maju di ASEAN?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Meskipun lingkup penulisan ini sempit, dalam arti pembahasan contoh nyata
pertumbuhan dan pembangunan ekonomihanya fokus pada perbandingan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dan Singapura, hasilnya diharapkan dapat menyumbang tidak hanya
memberikan pengetahuan mengenai definisi dan pemahaman pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan ekonomi saja, tapi juga diharapkan dengan penulisan makalah ini masyarakat
Indonesia dapat menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara, membandingkan
kemakmuran berbagai negara, serta menjadikannya acuan dalam melakukan kegiatan
ekonomi baik saat pengambilan langkah maupun keputusan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2. PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktorproduksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat.

Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan


outputperkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk
melihatkeberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition)
bagipenurunan pengangguran. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan
ekonomitersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan
tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk
miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-
sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya.
Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan
manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat
modal.

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Economic development is growth plus change-yaitu pembangunan ekonomi adalah


pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil,
tetapijuga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor

6
pertanian yang tradisional,masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah
perataan pembagian pendapatan.

B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi


1. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1) Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
perekonomian.
2) Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan
2. Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1) Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2) Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3) Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan
dukungan rakyat.
4) Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat

C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli

Pada abad 19 banyak ahli ekonomi mengalisis dan membahas, serta mengemukakan
tentang teori tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Fredrich List, Bruno Hilder Brand,
Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow dan Adam Smith.

1. Werner Sombart (1863-1947)


Teori Pertumbuhan Historis
a. Masa Perekonomian Tertutup
Seluruh kegiatan manusia hanya semata memenuhi kebutuhan sendiri, masyarakat
bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi transaksi
pertukaran barang-jasa.
Ciri-cirinya :
1) Kegiatan manusia memenuhi kebutahan dirinya sendiri
2) Individu bertindak sebagai konsumen dan produsen
3) Belum terjadi kegiatan pertukaran barang-jasa

b. Masa Kerajinan dan Pertukangan


Masa ini kebutuhan manusia meningkat, namun tidak dapat dipenuhi sehingga
diperlukan pembagian kerja sesuai keahlian masing-masing. Sehingga menimbulkan
kegiatan pertukaran barang-jasa, yang didasari untuk mencari keuntungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Ciri-cirinya :
1) Mulai meningkat kebutuhan manusia
2) Adanya pembagian tugas menurut keahlian
3) Timbulnya kegiatan transaksi jual beli barang-jasa
4) Pertukaran tidak didasari motive keuntungan yang didapat

7
c. Masa kapitalis
Muncul kaum pemilik modal (kapitalis), kaum kapitalis dalam menjalankan tugasnya
memerlukan kaum buruh. Tujuannya tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan
melainkan untuk mencari keuntungan.
WernerSombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa, yaitu :
1. Tingkat Pra-Kapitalis
 Kehidupan masyarakat sedikit mengalami perubahan sehingga berjalan
lambat
 Bersifat kekeluargaan
 Bertumpu pada sektor pertanian
 Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Tingkat Kapitalis
 Kehidupan masyarakat dinamis (mengalami perubahan yang cepat)
 Bersifat individual
 Terjadi pembagian kerja sesuai dengan keahlian
 Melakukan pertukaran untuk mencari laba
3. Tingkat Kapitalisme Raya
 Usahanya hanya untuk mendapat keuntungan
 Produksi dilakukan dengan alat modern secara masal
 Perdagangan mengarah ke pasar monopoli
 Terdapat atasan dan bawahan
4. Tingkat Kapitalisme Akhir
 Muncul aliran sosialisme
 Adanya campur tangan pemerintah
 Mengutamakan kepentingan bersama

2. Fredrich List
Fredrich List, adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini
dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, tetapi proteksi terhadap industri-
industri tetap diperlukan.

3. Bruno Hilder Brand


Bruno Hilder Brand adalah pengkritik Fredrich List, mareka mengatakan bahwa
perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau
komsumsinya.
Bruno mengemukakan tiga sistem distribusi, yaitu :
1) Natural atau perekonomian barterf
2) Perekonomian uang
3) Perekonomian kredit

4. Karl Bucher

8
Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Dia mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkat, yaitu :
1) Produksi untuk kebutuhan sendiri
2) Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas
3) Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting.

5. Whalt Whiteman Rostow (1916-1979)


W.W. Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic Growth” mengemukakan bahwa
proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di
dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari lima tahap pertumbuhan ekonomi
tersebut.
a. Masyakarat Tradisional (the traditional society)
Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya
terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup
masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional,
tetapi kebiasaan tersebut telah turun-temurun.
Tahap masyarakat tradisional, dengan karakteristiknya :
1) Pertanian padat tenaga kerja.
2) Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era newton).
3) Ekonomi mata pencaharian.
4) Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan.
5) Adanya sistem barter.

b. Masyarakat Pra Kondisi untuk Periode Lepas Landas (The Preconditions


forTake-off)
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi
dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self-sustained growth).
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas ditandai dengan :

1) Pendirian industri-industri pertambangan;


2) Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
3) Perlunya pendanaan asing;
4) Tabungan dan investasi meningkat;
5) Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;
6) Adanya elit-elit baru;
7) Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.

c. Tahap Tinggal Landas (The Take Off)


Terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya
kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai
akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi
dan peningkatan investasi.

9
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dari negara-negara yang sudah mencapai masa
tinggal landas yaitu:

1. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10%
dari Produk Nasional Bersih (Net National Product NNP).
2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa Sektor industri dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.

Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin
yaitu:

 Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi
yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
 Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan
kapasitas produksi harus bisa diperluas.
 Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan
kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
 Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan
kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.

Tahap tinggal landas yaitu ditandai dengan :

1) Industrialisasi meningkat;
2) Tabungan dan investasi semakin meningkat
3) Peningkatan pertumbuhan regional
4) Tenaga kerja di sektor pertanian menurun
5) Stimulus ekonomi berupa revolusi politik
6) Inovasi teknologi
7) Perubahan ekonomi internasional
8) Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10% dari pendapatan nasional
9) Sektor usaha pengolahan (manufaktur)
10) Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan)

d. Tahap Menuju Kekedewasaan (The Drive to Maturity)


Tahap menuju kedewasaan diartikan Rostow sebagai masa dimana masyarakat sudah
secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi.
Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor
pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini
coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari
tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah.

10
Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi ciri-cirinya:

1) Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan


2) Diversifikasi industri
3) Penggunaan teknologi secara meluas
4) Pembangunan di sektor-sektor baru
5) Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 % dari pendapatan nasional.

e. Tahap Konsumsi Massal Tingkat Tinggi (the age of high mass-consumption)


Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya
terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke
tahap yang lain.
Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi dengan:

1) Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;


2) Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
3) Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran

6. Adam Smith
Menurut pandangan Adam Smith , kebijakan laissez-faire atau sistem mekanisme pasar
akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu
masyarakat.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Buku Sadono Sukirno

1. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan pada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan
penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi
tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,
pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap
penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali.
Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini
dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary State).
Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup. Menurut

11
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi
terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.

Berdasarkan kepada teori pertumbuhan Klasik tadi, dikemukakan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum.

Dari uraian mengenai teori pertumbuhan Klasik telah dapat dilihat bahwa apabila
terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan
tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

Penduduk yang terus bertambah akan memyebabkan pada suatu jumlah penduduk
yang tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan per kapita. Pada keadaan
ini pendapatan per kapita mencapai nilai yang maksimum. Jumlah penduduk pada waktu
itu dinamakan penduduk optimum. Secara grafik teori penduduk optimum dapat
ditunjukkan seperti dalam gambar 1.1. Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per
kapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka
penduduk optimal adalah jumlah penduduk sebanyak N0, dan pendapatan per kapita yang
paling maksimum adalah Y0.

Grafik 1.1

Dalam dua abat belakangan ini di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi tidak
sepeti diramalkan oleh teori pertumbuhan Klasik. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku di
negara Barat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Efek dari pertumbuhan

12
yang demikian kurva YPK akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi
Y*PK). Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal berikut: (i) penduduk optimum akan
bergeser dari N0 ke kanan (misalnya menjadi N1) dan (ii) pada penduduk optimum N1
pendapatan per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu menjadi Y1).

2. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya pengusaha di dalam mewujudkan


pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu dituunjukkan bahwa para pengusaha merupakan
golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan
ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru
dan mengadakan perubaha-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi
keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi baru ini akan memerlukan
investasi baru.

Di dalam teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan


bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha
menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang
menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan
pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal.
Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka
pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi
bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk
menghasilkan lebih banyak barang dam melakukan penanaman modal baru. Maka
menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan: penanaman modal
otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah
penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebgai akibat
kegiatan inovasi.

Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi
bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak
berkembang” atau “stationary state”. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak
berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.

3. Teori Harrod-Domar

Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar


bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian
dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang.
Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: (i) barang modal
telah mencapai kapasitas penuh, (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan

13
nasional, (iii) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv)
perekonomian terdiri dari dua sektor.

Dalam analisis Harrod-Domar menunjukkan bahwa, walaupun pada suatu tahun


tertentu (misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh,
pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C + I, akan menyebabkan kapasitas
barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Dengan
perkataan lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2002 akan menambah kapasitas
barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2003.

Grafik 1.2

Masalah yang dikemukakan oleh Harrod-Domar ditunjukkan dalam gambar 2.2.


Pengeluaran agregat yang asal adalah AE = C + I. keseimbangan dicapai di titik E yang
menggambarkan: (i) pendapatan nasional adalah Y dan (ii) pad apendapatan nasional
tersebut ekonomi mencapai kapasitas penuh. Misalkan jumlah barang modal pada
keseimbangan ini adalah Ko. Seterusnya teori Herrod-Domar menerangkan bahwa
investasi yang dilakukan pada tahun tersebut (2002) akan menyebabkan jumlah barang
modal bertambah pada tahun berikutnya 2003, yaitu jumlah barang modal menjadi K1 =
Ko + I, di mana K1 adalah jumlah barang modal pada tahun 2003. Agar sepenuhnya
barang modal digunakan, pengeluaran agregat pada tahun itu harus mencapai AE1 = C + I
+ ∆I. Dengan pengeluaran agregat ini pendapatan nasional adalah YK1 dan nilai ini sama
dengan kapasitas barang modal sebanyak K1 untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Dengan demikian kapasitas penuh tercapai kembali. Analisis ini menunjukkan, dalam
ekonomi dua sektor, investasi harus terus mangalami kenaikan agar perekonomian
tersebut diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran agregat. Dalam contoh di atas, pada

14
tahun 2002 investasi adalah sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat
menjadi (I + ∆I).

Dalam teori Harrod-Damor tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh
apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun
berdasrkan teorinya di atas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku
apabila pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi
pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang demikian, barang-barang
modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 = C + I1 + G1 + (X-
M)1 di mana I1 + G1 + (X-M)1 sama dengan (I + ∆I).

Analisis di atas dapat pula disimpulkan bahwa analisis Harrod-Domar merupakan


pelengkap kepada analisis Keynesian. Dalam analisis Keynesian yang diperhatikan adalah
persoalan ekonomi jangka pendek. Manakala teori Harrod-Domar memperhatikan proses
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Melalui analisis Harrod-Domar dapat dilihat
bahwa (i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan
perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan (ii) pertumbuhan ekonomi
yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah
dengan tingkat yang menggalakkan.

4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Sebagai suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan


pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila
pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus menerus pada
tingkat pertumbuhan yang ditentukan, yaitu sebesar (I+∆I) seperti yang ditunjukkan
dalam gambar 1.2

Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari
segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abrahamovits dan Solow
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dinyatakan dengan persamaan:

∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T)

Di mana

∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.

∆K adalah tingkat pertumbuhan modal.

∆L adalah tingkat pertumbuhan penduduk.

∆T adalah tingkat pertumbuhan teknologi.

Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik unyuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpula
berikut: Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah

15
pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah
kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

Sumbangan terpenting dari pertumbuhan teori Neo-Klasik bukanlah dalam


menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam
sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan
empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan Solow
menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terutama disebabkan oleh
perkembangan teknologi. Di antara 80 hingga 90 persen dari pertumbuhan ekonomi yang
berlaku di Amerika Serikat di antara pertengahan abad ke-19 dan ke-20 disebabkan oleh
perkembangan teknologi.

Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya.
Salah satu studi yang terkenal adalah dilakukan oleh Denison yang menganalisis faktor
yang mengakibatkan perkembangan di negara maju di antara tahun 1950-1962.
Kesimpulannya adalah: pertambahan barang-barang modal hanya mewujudkan 25 persen
dari pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, 18 persen dari pertumbuhan ekonomi di
Eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Inggris. Dengan
kata lain studi Denision menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan
perkembangan ketrampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan pertumbuhan
ekonomi.

2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

A. Indikator yang Digunakan untuk Menghitung Tingkat Pertumbuhan Ekonomi


 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
B. Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total
sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang
diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di
dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru
cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh

16
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal
sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)

C. Rumus Pendapatan Perkapita

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP).

PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)

PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.

PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)

PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.

Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :

1. Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber


pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c)
peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat
meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan
tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan
mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan
(investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah
tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor
Productivity (TFP).

17
2. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa
output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan
penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada
output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti
bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.

Cara mengukur PDB ialah total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan.
Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya,
produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang
tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS)

Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB
nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring
dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.

Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB
riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun
dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan
harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap,
PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.

Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah
yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai
“pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa
yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi

PDBs = PDB riil tahun sekarang

PDBk = PDB riil tahun kemarin

Contoh soal :

Tabel 1.1

Tahun PDB
(dalam milyar USD)
2015 872,615

2014 888,54

18
Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2014 ?

jawab :

g = {(872,615-888,54)/888,54}x100% = -1,8%

(mengalami penurunan sebesar 1,8% dibanding tahun sebelumnya)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI


1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya
alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung
kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-
mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI


1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan
nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran

19
penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan
semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)

2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN


1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi

Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan perkapitanya biiasanya


merupakan negara pertanian tradisional yang sangat rendah produktifitasnya.
Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah tersebut .
dengan demikian untuk memajukan ekonominya, negara berkembang perlu
melakukan pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat. Langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Untuk
mencapai tujuan ini, dalam kegiatan pertanian yang tradisional perlulah usaha – usaha
dilakukan untuk membuat pembaruan agar produktivitasnya semakin meningkat.
Memperkenalkan input yang lebih modern seperti menyediakan bibit yang tinggi
produktivitasnya, memperkenalkan input modern yang lain dan memperkenalkan cara
penanaman dan pemeliharaan tanaman yang lebih baik perlu dilakukan.

Langkah yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekmomi baru yang
dapat mempercepat transformasi kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern. Di dalam persolan ini langkah yang penting
adalah mendorong perkembangan sektor manufaktur.

2. Mengembangkan infrastruktur

Modernisasi ekonomi memerlukan infrastuktur yang modern pula. Jalan dan


jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan
air, listrik, dan jaringan telepon merupakan hal yang perlu dikembangkan. Beragai
jenis infrastruktur ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasinya.
Akan tetapi disebabkan oleh sifat dari jasa – jasa yang disediakannya, pihak
swstatidak melakukan perkembangannya. Kebanyakan jasa – jasa tersebut merupakan
barang public dan sukar untu memungut bayarannya. Aau apabila bayaran dapat
diambil modal yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur tersebut sangant
besar dan tidak ekonomis bila dikembangkan oleh pihak swasta.dengan demikian
perkembangan infrastruktur untuk menggalakan kegiatan ekonomi merupakan
tanggung jawab pemerintah.

20
Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan perkembangan ekonomi.
Semakin maju suatu perkonomian, semakin banyak infrastuktur diperlukan . dengan
demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus menerus dilakukan dan
harus diselaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang inin
diwujudkan dimasa depan.

3. Meningkatkan Tabungan dan Investasi

Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah .


sedangkan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai
investasi yang dilakukan . kekuarangan investasi selalu dinyatakan sebagai salah satu
sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu satu syarat
penting yang perlu dilakukan untu mempercepat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini
system bank perlu dikembangkan. System bank dan institusi keuangan lain dan
pasaran keuangan seperti pasaran saham, dapat memberikan sumbangan penting
kepada usaha meningkatkan tabungan.

Pada tahap awal pembangunan tabungan dapat diciptakan masyarakat adalah jauh
lebih rendah dari biaya yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan. Oleh
sebab itu pimjaman dan sumber keuangan lain dari uar negara diperlukan. Biasanya
pinjaman terutama diperlukan pemerintah untuk membangun infrasuktur yang perlu
disediakan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi.

Tabungan yang diciptakan didalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan


pembangunan. Diperlukan kegiatan investasi untuk menggunakan tabungan tersebut.
Investasi.

Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha
untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakan penanaman modal asing
akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan yaitu:
penanaman modal asing akan menyediakan modalnya sendiri, memindahkan
teknologi kepakaran lain ke negara yang didatanginya, meningkatkan penggunaan
teknologi modern, dan kerap kali usaha yang dilakukan dapat meningkatkan ekspor.

4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat

Individu yang memperoleh pendidikan cenderung akan memperoleh pendapatan yang


lebih tinggi . seterusnya kepada masyarakat secara keseluruhan, peningkatan dalam
taraf pendidikan memberi manfaat yang mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Sumbangan dari taraf pendidikan yang meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu:
manajemen perusahaan perusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien,
penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat
berkembang, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat ,
dan berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga kerja terampil yang diperlukan dalam
berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.

21
22
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA
A. Membandingkan Pendapatan Per Kapita

Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat


kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda.
Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional negara A adalah lebih besar jika
dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa negara A tingkat
kemakmurannya lebih tinggi dari negara B. Pendapatan nasional India lebih besar dari
Singapura. Akan tetapi dari informasi ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India
adalah lebih makmur dari Singapura.

Dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan tingkat


kemakmuran di berbagai negara, perlulah disadari bahwa perbandingan tersebut
mempunyai banyak kelemahan. Oleh sebab itu, perbandingan seperti itu harus dipandang
sebagai gambaran kasar dari perbedaan tigkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara.
Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaktepatan cara perbandingan itu adalah
perbedaan dalam biaya hidup atau costs of living diantara berbagai negara.

Pendapatan per kapita selalu digunakan untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang
dicapai berbagai negara, terutama di antara negara maju dan berkembang. Tiga aspek
yang diperhatikan adalah sebagai berikut :

i. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia


yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan.
ii. Perbandingan yang terperinci diantara beberapa negara terpilih di dunia ini.
iii. Perbandingan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup
dengan menggunakan purchasing power parity.

B. Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara

Laporan Bank Dunia (World Development Report) membuat 4 kategori dalam


menggolongkan negara berdasarkan pendapatan per kapitanya yaitu seperti pada tabel berikut
:

Tabel 1.2Kategori Negara Berdasarkan Pendapatan Per Kapitanya


World

23
78.323.843

Low income
390.981

Middle income
24.450.937

Lower middle income


5.792.595

Upper middle income


18.653.655

Low & middle income


24.844.846

East Asia & Pacific


12.439.200

Europe & Central Asia


1.821.868
4.721.06
Latin America & Caribbean
9
1.655.91
Middle East & North Africa
2

South Asia
2.575.303

Sub-Saharan Africa
1.594.605

High income
53.537.834

Euro area
13.265.378

Daftar negara pada setiap golongan dapat dilihat pada Lampiran 4.1

Tabel 1.3 Tabel Peringkat Pendapatan Perkapita Indonesia dan Singapura

24
C. Purchasing Power Party (PPP)

Pendapatan per kapita dapat yang mempertimbangkan faktor perbedaan tingkat harga
barang di antara berbagai negara, yaitu dengan menghitung kembali pendapatan perkapita
berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat
berbeda. Dapat dilihat pada lampiran 4.2

25
Tabel 1.4Peringkat PPP Indonesia dan Singapura

2.7 NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU DI


ASEAN

A. PENDAPATAN PER KAPITA NEGARA-NEGARA ASEAN

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal pembentukannya


pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui melalui
penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh Menteri Luar Negeri Filipina, Indonesia,
Thailand, Malaysia, dan Singapura. Anggota ASEAN terdiri atas Indonesia, Singapura,
Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam.
Organisasi ini lebih ditujukan pada kerjasama yang berorientasi politik untuk mencapai
perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah
menjadi kerjasama regional dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial
di kawasan Asia Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial dan budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan kemitraan,
sehingga menjadi landasan untuk terciptanya masyarakat yang sejahtera dan damai.

Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam
hal perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni
Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos
merupakan negara berkembang.

Estimasi pendapatan per kapita negara-negara ASEAN yang dilansir dari situs
wikipedia berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) bulan Oktober 2015
dapat dilihat pada lampiran 4.3

26
A. PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SEBAGAI
NEGARA BERKEMBANG
a. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari
tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan
dengan metode yaitu (Boediono, 2001 : 37) :

RUMUS PERTUMBUHAN EKONOMI UNTUK INDONESIA

Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya

Berikut tabel yang menunjukan laju pertumbuhan PDB Indonesia dengan 2010
sebagai tahun dasar, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi BPS :
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2015 mencapai Rp2.982,6 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.311,2 triliun.

Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun Dasar 2010

27
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y)
tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen,
namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana
pertumbuhan tertinggi dicapai Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,83 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah sebesar 6,56 persen diikuti oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi LNPRT dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q)
tumbuh 3,21 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan
Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,03 persen, sedangkan dari sisi
Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,27 persen.

Beberapa faktor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh pesat


sepanjang kurun pembangunan antara lain keberhasilan merehabilitasi sarana dan
prasarana ekonomi.
Negara indonesia menganut sistem ekonomi campuran atau lebih tepatnya
sekarang disebut dengan sistem ekonomi kerakyatan (Pancasila). Sistem ekonomi
kerakyatan merupakan adopsi dari kedua sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis dan
sosialis, yang disesuaikan dengan falsafah bangsa indonesia , sehinggah struktur
ekonomi perekonomian indonesia adalah kerakyatan.
Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia1. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan
positif antara konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa
1
Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian
Ekonomi, 1, (02), 1-243.

28
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi
mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami
peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah terjadi
peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa
perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi
juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan
konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa.
Penurunan ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan
jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena
kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau
pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan
berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian.
Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB
juga akan mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah
terjadinya penurunan penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian
menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya
peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan
infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi
penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan
mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan
berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga
dengan net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami peningkatan
maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net ekspor
yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri
lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu,
perekonomian akan meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya

29
penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih
besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang
dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana berdasarkan hasil penelitian Engla Desnim
Silvia dkk.yang sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Secara parsial
pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia2. Sedangkan dalam penelitian ini
menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian itu juga
sesuai dengan model makroekonomi yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C
+ I + G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa.
Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi.

Tahun 2000 pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi. Pertumbuhan


tertinggi tercatat pada sektor pengangkutan-komunikasi ( 9,4%) sektor listrik, gas, dan
air bersih 8,8%. Sektor industri pengolahan tumbuh 6,2%. Sektor keuangan,
persewaan, dan komunikasi tumbuh sebesar 4,7%. Sektor perdagangan hotel dan
restoran tumbuh 5,7%. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2000 tumbuh
2,3%
a. Pembangunan Ekonomi Indonesia
Permasalahan besar yang menghambat pembangunan ekonomi Indonesia ialah
kemiskinan. Dalam buku “mengkaji ulang strategi-strategi pembangunan” karya John
P. Lewis dkk. Kegagalan dalam mengurangi masalah kemiskinan bertalian dengan 4
gejala yang saling berkaitan:
1. Persedian makanan perkapita naik sedikit atau tidak sama sekali dan karena itu
menu makanan, status gizi dan kesejahteraan kaum miskin yang berkaitan
dengan itu tidak dapat ditingkatkan.
2. Angka-angka pertumbuhan kesempatan kerja nampaknya malah tertinggal
oleh angka angka pertumbuhan penduduk, sehingga kaum miskin tidak dapat
memperoleh pendapatan untuk mendapatkan lebih banyak makanan dan
keperluan dasar lainnya.
3. Pertumbuhan dan jasa-jasa dasar seringkali hanya tersedia di sejumlah kecil
pemusatan-pemusatan kota, dengan biaya penggunaan yang tinggi dan sedikit
dampaknya pada penduduk yang tersebar dinegara itu
4. Angka-angka pertumbuhan secara keseluruhan itu sendiri jauh lebih lambat
dan kurang dapat dilestarikan seperti diharapkan
Berdasarkan buku dari Dr.Sumitro yaitu Ekonomi Pembangunan, masalah
pembangunan di dalam negara-negara berkembang jauh lebih sulit lagi dengan adanya
pertentangan antara masyarakat dan kota, industri dan agraria, nasional dan asing,
2
Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian
Ekonomi, 1, (02), 1-243.

30
sikap yang konservatif dari penduduk yang sangat bergantung pada pertanian terhadap
hal-hal yang mengenai industrialisasi, soal keamanan di bidang politik dan militer,
dan sebagainya.3
Selain itu, dalam studi World Bank pada Bulan April 1995 mengemukakan
antaralain adanya 2 permasalahan besar yang akan mempersulit usaha pembangunan
kelompok negara berkembang. Yang pertama prospek jangka panjang, harga-harga
komoditi, pertanian dan pertambangan tetap tidak akan menguntungkan.Kedua, suplai
modal global dari berbagai jenis tampak terbatas dimana permintaan akan modal akan
semakin meningkat baik berasal dari kelompok negara industri maju, kelompok
negara berkembang, maupun kelompok eks-blok sosialis (kelompok ekonomi
tradisional).4
Selama 15 tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhannya, pembangunan
Indonesia memang meningkat. Dalam perekonomian terjadi perubahan struktural.
Peranan sektor modern makin besar. Hal ini membutuhkan prasyarat yang lain dalam
hal anggaran. Karena, jika sektor modern membesar dan proyek-proyeknya tidak
musiman seperti sektor pertanian maka sektor itu membutuhkan proyek yang sifatnya
multi-year demi penghematan biaya birokrasi, justru anggaran yang multi-year itulah
dikehendaki. Bila proyek ini disetujui, tahun-tahun berikutnya otomatis, anggaran
proyek tersebut tidak usah diperbaharui lagi permintaannya. Jadi, terjadi kumulatif
pada perkembangan anggaran belanja.
Namun sebagai negara bahari Indonesia masih tergantung pada sumber
minyak dan sektor kelautan sehingga gejolak pembangunan makin terasa tatkala
dunia dilanda resesi. Hampir 70% produksi minyak dan gas bumi kita dari kawasan
pesisir dan laut. Indonesia memiliki cekungan yang mengandung minyak dan gas
bumi. Total potensi kandungan sebsar 11,3 miliar barrel minyak bumi, 5,5 miliar
barrel cadangan terbukti. Diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki
kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial 37,3
triliun. Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS
pertahun. Sektor kelautan Indonesia dimanfaatkan melalui perdagangan dunia namun
ada 5 persoalan mendasar yang menghambat ekspor perikanan Indonesia salah
satunya tentang kurangnya peluang pasar, produk yang diekspor masih didominasi
bahan baku, dan di diversifikasi produk untuk itu komitmen pemerintah terhadap
industri perikanan sangat dibutuhkan serta DKP harus segera membenahi data seluruh
komoditas kelautan dan perikan secara menyeluruh. Langkah itu harus menjadi
prioritas sebab data merupakan kata kunci bagi investasi serta pengembangan.5

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI SINGAPURA SEBAGAI


NEGARA MAJU

3
Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta

4
Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia?. 2003. Jakarta : Predana
Media
5
Apridar. Ekonomi Kelautan. 2010. Yogyakarta : Graha Ilmu

31
b. Laju Pertumbuhan PDB Singapura

Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat


bergantung pada ekspor dan impor. Ekonomi di Singapura mendapat peringkat sebagai
negara yang paling terbuka di dunia, negara dengan angka korupsi sedikit, dan negara
yang paling pro bisnis. Selain itu, Singapura juga termasuk salah satu dari Empat Macan
Asia. Pajak di Singapura relatif rendah (14,2% dari PDB). Singapura juga merupakan
negara dengan pendapatan per kapita tertinggi ketiga di dunia. BUMN memainkan peran
besar dalam perekonomian Singapura dengan memegang saham mayoritas di beberapa
perusahaan terbesar di Singapura, seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering,
dan MediaCorp. Investor juga sangat tertarik untuk berinvestasi di Singapura karena iklim
investasi yang sangat menarik dan suhu politik yang stabil.

Barang ekspor utama di Singapura berada di sektor elektronik, bahan kimia, dan jasa.
Hal itu memungkingkan untuk membeli sumber daya alam dan barang mentah yang tidak
ia miliki. Air termasuk langka di Singapura. Maka dari itu, air didefinisikan sebagai
sumber daya yang berharga di Singapura bersamaan dengan kelangkaan lahan yang
dibantu dengan beberapa proyek reklamasi.

Industri di Singapura dapat dikatakan mengandalkan konsep perantara perdagangan


dengan membeli barang-barang mentah dan menyempurnakannya untuk diekspor
kembali, seperti pabrik penyulingan minyak. Singapura juga memiliki pelabuhan yang
strategis yang membuatnya lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara
tetangga. Port of Singapore adalah pelabuhan kargo tersibuk kedua di dunia. Selain itu,
infrastruktur pelabuhan dan tenaga kerja yang terampil, yang merupakan hasil dari
kebijakan pendidikan dalam memproduksi pekerja terampil, juga menjadi aspek
keberhasilan pelabuhan Singapura dalam hal ekspor dan impor.

Pemerintah Singapura mempromosikan tabungan dan investasi melalui berbagai


kebijakan seperti Central Provident Fund, yang digunakan untuk membiayai kebutuhan
kesehatan dan pensiun warganya. Tingkat tabungan di Singapura tetap menjadi salah satu
yang tertinggi di dunia sejak tahun 1970-an. Sebagian besar perusahaan di Singapura
terdaftar sebagai perseroan terbatas. Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas
hutang perusahaan yang melebihi jumlah modal saham mereka.

Untuk mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura telah mengambil


langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih
tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Langkah-langkah ini bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas Singapura, sehingga Singapura tetap kompetitif dan siap
untuk menghadapi tantangan ekonomi global.

Grafik 1.4 Laju Pertumbuhan PDB Singapura Tiap Semester 2013-2016

32
Selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014
sebesar 2,9%. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian
Singapura terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. PDB Singapura tumbuh
6,2% pada kuartal dalam 3 bulan terakhir tahun 2015, lebih tinggi 5,7% dibandingkan
dengan yang telah dilaporkan sebelumnya dan naik 2,3% dibandingkan dengan revisi
pada kuartal sebelumnya. Sektor jasa meningkat lebih dari yang diantisipasikan
sedangkan usaha manufaktur menurun lebih dari yang diperkirakan.
c. Pembangunan Ekonomi Singapura
Singapura sudah lebih maju dibanding negara ASEAN lainnya. Singapura saat ini
telah meluaskan hubungannya keberbagi tempat didunia guna mendapatkan kawasan pasaran
(Market Areas), misalnya Srilanka, Korea Selatan, Republik Rakyat Cina (RRC) maupun di
Timur Tengah dan Eropa. Dalam mengembangkan perdagangan globalnya, dia tidak
bersandar hanya pada pasaran dan hubungan hubungan secara alamiah yang ada diwilayah ini
Singapura harus mencari pola yang lebih luas. Adalah kepintaran Singapura dalam
menggunakan waktu yang ada dan dengan terjaminnya kerja sama ASEAN ia telah
mendahului negara-negara anggota lainya untuk masuk dalam Global Frame-Work dari
perdagangan dan investasi Internasional.

PERBANDINGAN INDONESIA DAN SINGAPURA

Grafik 1.5 Perbandingan Pertumbuhan PDB Indonesia, Singapura, dan Philiphina

33
Berdasarkan analisis data yang ada, ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap
triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang
tumbuh 4,67 persen, namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92
persen. Dan selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar
2,9%. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura
terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. Indonesia memiliki angka pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat
mengatakan Indonesia lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-
masing negara memiliki ukurannya masing-masing.

Selain itu meskipun GDP Indonesia lebih besar dari GDP singapura, Indonesia tidak
dapat dikatakan lebih maju dibandingkan Singapura karena pendapatan tersebut harus
dibandingankan faktor perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara. Dimana
Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP $10.190, sementara Singapura berada jauh
diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar $80.270. Dari situ kita dapat mengetahui
perbedaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan
hanya PDB nya namun juga PPP-nya.

Indonesia tampak belum memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi (SDM, SDA,


IPTEK, Budaya, Sumber Daya Modal). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat
berlimpah ruah, namun sayangnya kemampuan sumber daya manusia di Indonesia dalam
mengolah SDA yang ada masih tergolong minim, walaupun populasinya tinggi, tidak semua
masyarakat Indonesia berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pemerataan distribusi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik itu dari segi
Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Infrastruktur dll. Disamping itu budaya KKN yang sudah
menjadi penyakit petinggi-petingggi dan pejabat di Indonesia tambah mempersulit Indonesia
untuk tumbuh dalam segi ekonomi serta mengadakan pembangunan. Sumber daya modal
berupa IPTEK juga merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia,
kurangnya kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia, membuatnya sulit juga untuk
mengolah SDA-SDA yang ada. Kekurangan ini dapat kita lihat secara nyata yaitu Freeport,
Indonesia mengandalkan jasa asing untuk menambang di Papua.

34
Singapura memenuhi semua kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang
seharusnya’. Singapura dapat menjadi negara maju dengan mengutamakan sektor
perdagangan globalyang sangat bergantung pada ekspor dan impor dengan mengandalkan
Port of Singaporeyang strategis. Singapura mempunyai infrastruktur yang maju (terutama
pada pelabuhannya) serta pekerja yang terampil hasil dari kebijakan pendidikannya. Untuk
mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura terus membangun negaranya
dengan langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih
tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Selain itu budaya Singapura yang disiplin dan
mencintai kebersihan juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan
ekonomi di negaranya.

Bila kedua negara yang berkembang dan yang maju inidibandingkan, maka akan
tampak jelas bagaimana faktor-faktor pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh besar
terhadap ekonomi serta pembangunan negaranya. Sementara Singapura maju dan terus
melakukan peningkatan melalui pembangunan terhadap negaranya, Indonesia masih harus
mengadakan pembangunan hanya untuk membuatnya berada pada posisi‘stabil’ terlebih
dahulu.

Indonesia harus banyak belajar dari Singapura, dengan meniru hal-hal yang tentu baik
dan positif yang membuat Singapura bisa menjadi negara maju seperti ini. Hal-hal yang
dimaksud ini ialah kebijakan yang mempercepat pembangunan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, yaitu Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur,
Meningkatkan Tabungan dan Investasi, Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.

35
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang


menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Cara menghitungnya adalah:

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi

PDBs = PDB riil tahun sekarang

PDBk = PDB riil tahun kemarin

Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi.

Bila dilihat dari PDB-nya Indonesia memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat mengatakan Indonesia
lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-masing negara
memiliki ukurannya masing-masing.

Pendapatan Per Kapita Indonesia ialah US$3.630 dengan peringkat 139 tergolong Low
Income Pendapatan Per Kapita Singapura berada pada golongan High Income yakni
US$55.150.

Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP US$10.190, sementara Singapura
berada jauh diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar US$80.270. Perbedaan pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan hanya Pendapatan Per
Kapitanya namun juga PPP-nya.

Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya, dan Sumber Daya Modal sangat berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara serta pembangunan negaranya.

Sehingga dari seluruh pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di berbagai negara khususnya Indonesia sebagai negara berkembang
dan Singapura sebagai negara maju dipengaruhi oleh 5 faktor utama. Indonesia tampak belum
memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Sementara Singapura telah memenuhi semua
kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang seharusnya’.

Maka dari itu kebijakan mempercepat pembangunan yakni Kebijakan diversifikasi


kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur, Meningkatkan Tabungan dan Investasi,
dan Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat harus segera Indonesia yang merupakan

36
negara berkembang ini terapkan agar minimal dapat ‘stabil’ atau lebih baik lagi jika bisa
sejajar dan melebihi Singapura yang merupakan negara maju.

3.2 SARAN

Seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan agar tidak terlalu


menggantungkan pertumbuhan ekonominya terhadap konsumsi masyarakat yang membuat
masyarakatnya konsumtif, mengingat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat tergantung
kepada konsumsi masyarakatnya sendiri yang apabila konsumsi menurun menyebabkan
penurunan ekonomi di Indonesia itu sendiri.

Kita bisa mencontoh Singapura yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya


dengan perdagangan dan ekspor.

37
Lampiran

Lampiran 4.1 Tabel Peringkat Pendapatan Per Kapita Tiap Negara Tahun ***

Dari keempat golongan negara berdasarkan terdapat negara-negara berdasarkan peringkat


pendapatan per kapitanya yang ditunjukan dalam tabel berikut ini :
Ranking Economy 63 Slovak Republic 17.750
64 Uruguay 16.350
1 Monaco 65 Lithuania 15.430
2 Liechtenstein 66 Latvia 15.280
3 Bermuda 67 Barbados 15.310
4 Norway 68 St. Kitts and Nevis 14.920
5 Qatar 69 Chile 14.910
6 Switzerland 70 Seychelles 14.100
7 Macao SAR, China 71 Poland 13.690
8 Luxembourg 72 Argentina 13.480
9 Isle of Man 73 Hungary 13.340
10 Australia 74 Antigua and Barbuda 13.300
11 Sweden 75 Russian Federation 13.220
12 Denmark 76 Croatia 12.980
13 Channel Islands 77 Venezuela, RB 12.500
14 United States 79 Kazakhstan 11.850
15 Singapore 80 Brazil 11.530
16 Cayman Islands 81 Panama 11.130
17 Faeroe Islands 82 Malaysia 11.120
18 Netherlands 83 Palau 11.110
19 Canada 85 Turkey 10.830
20 Austria 86 Equatorial Guinea 10.210
21 Kuwait 87 Costa Rica 10.120
23 Finland 88 Lebanon 10.030
24 Germany 89 Suriname 9.950
24 Iceland 90 Mexico 9.870
26 Belgium 91 Gabon 9.720
27 Ireland 92 Mauritius 9.630
28 United Arab Emirates 93 Romania 9.520
29 United Kingdom 94 Turkmenistan 8.020
30 France 95 Colombia 7.970
31 Japan 96 Grenada 7.910
33 Andorra 97 Libya 7.820
34 New Zealand 98 Bulgaria 7.620
35 Hong Kong SAR, China 99 Azerbaijan 7.590
38 Brunei Darussalam 100 China 7.400
39 Israel 101 Belarus 7.340
40 Italy 102 Montenegro 7.320
41 Spain 103 St. Lucia 7.260
42 Korea, Rep. 104 Botswana 7.240
44 Cyprus 105 Dominica 6.930
45 Saudi Arabia 106 South Africa 6.800
47 Slovenia 108 St. Vincent and the Grenadines 6.610
50 Greece 109 Iraq 6.500
54 Portugal 110 Maldives 6.410
55 Bahrain 111 Peru 6.360
56 Bahamas, The 112 Iran, Islamic Rep. 7.120
56 Malta 113 Ecuador 6.090
58 Trinidad and Tobago 114 Dominican Republic 6.040
59 Puerto Rico 115 Serbia 5.820
60 Estonia 116 Thailand 5.780
61 Czech Republic 117 Tuvalu 5.720
62 Oman 118 Namibia 5.630

38
119 Algeria 186 South Sudan 970
120 Jordan 187 Tanzania 920
121 Jamaica 188 Benin 890
121 Macedonia, FYR 189 Zimbabwe 840
123 Fiji 190 Haiti 820
125 Bosnia and Herzegovina 191 Comoros 790
126 Belize 192 Nepal 730
127 Albania 193 Burkina Faso 700
128 Paraguay 193 Rwanda 700
129 Marshall Islands 193 Sierra Leone 700
130 Mongolia 196 Afghanistan 680
131 Tonga 198 Uganda 670
132 Tunisia 199 Mali 650
133 Samoa 201 Mozambique 600
134 Armenia 202 Togo 570
135 Kosovo 203 Ethiopia 550
136 Guyana 203 Guinea-Bissau 550
137 El Salvador 205 Guinea 470
138 Georgia 206 Gambia, The 500
139 Indonesia 207 Madagascar 440
140 Ukraine 208 Niger 410
141 Swaziland 209 Congo, Dem. Rep. 380
142 Philippines 210 Liberia 370
143 Sri Lanka 211 Central African Republic 320
144 Cabo Verde 212 Burundi 270
145 Guatemala 213 Malawi 250
146 Micronesia, Fed. Sts.
147 Vanuatu American Samoa
148 Morocco Angola k
149 West Bank and Gaza Aruba l
150 Egypt, Arab Rep. Cuba k
151 Nigeria Curaçao l
152 Kiribati Eritrea m
153 Bolivia French Polynesia l
154 Congo, Rep. Greenland l
155 Timor-Leste Guam l
156 Moldova Korea, Dem. Rep. m
157 Bhutan New Caledonia l
158 Honduras Northern Mariana Islands l
159 Papua New Guinea San Marino l
160 Uzbekistan Sint Maarten (Dutch part) l
161 Vietnam Somalia m
162 Nicaragua St. Martin (French part) l
163 Solomon Islands Syrian Arab Republic n
165 Sudan Turks and Caicos Islands l
166 Zambia Virgin Islands (U.S.) l
167 São Tomé and Principe
168 Lao PDR World 10.787
169 Ghana
170 India Low income 629
172 Côte d'Ivoire Middle income 4.666
173 Pakistan Lower middle income 2.012
174 Yemen, Rep. Upper middle income 7.901
175 Cameroon Low & middle income 4.238
176 Lesotho East Asia & Pacific 6.156
177 Kenya Europe & Central Asia 6.892
178 Mauritania Latin America & Caribbean 8.990
178 Myanmar Middle East & North Africa 4.722
180 Kyrgyz Republic South Asia 1.496
181 Bangladesh Sub-Saharan Africa 1.638
181 Tajikistan High income 38.274
183 Senegal Euro area 39.162
184 Cambodia
185 Chad

39
Lampiran 4.2Tabel Purchasing Power Party (PPP) Tahun ***

Purchasing Power Party (PPP)

Ranking Economy dollars) 70 St. Kitts and Nevis 22.600


71 Bahamas, The 22.290
1 Qatar 134.420 72 Kazakhstan 21.710
3 Macao SAR, China 120.140 73 Chile 21.580
5 Singapore 80.270 75 Antigua and Barbuda 21.370
6 Kuwait 79.850 76 Croatia 20.500
7 Brunei Darussalam 72.190 77 Uruguay 20.220
8 United Arab Emirates 67.720 78 Panama 19.930
9 Bermuda 66.560 79 Romania 19.020
10 Norway 66.330 80 Turkey 18.980
11 Luxembourg 65.040 81 Mauritius 18.150
14 Switzerland 57.960 82 Venezuela, RB 17.700
15 Hong Kong SAR, China 56.570 83 Equatorial Guinea 17.660
16 United States 55.860 84 Belarus 17.610
18 Saudi Arabia 51.320 85 Lebanon 17.590
20 Netherlands 48.260 86 Gabon 17.200
21 Germany 46.850 87 Suriname 17.040
22 Sweden 46.750 88 Azerbaijan 16.910
24 Denmark 46.210 89 Mexico 16.640
25 Austria 45.930 90 Iran, Islamic Rep. 16.590
26 Canada 43.360 91 Bulgaria 16.260
27 Belgium 43.220 92 Botswana 16.030
28 Australia 42.760 94 Libya 16.000
29 Ireland 42.270 95 Brazil 15.590
33 Iceland 41.090 96 Barbados 15.190
35 Finland 39.940 97 Iraq 15.030
36 France 39.610 98 Thailand 14.870
37 United Kingdom 39.040 99 Montenegro 14.530
38 Japan 37.920 100 Turkmenistan 14.520
39 Bahrain 37.680 101 Costa Rica 14.420
40 New Zealand 34.970 102 Palau 14.280
41 Italy 34.700 104 Algeria 13.880
42 Korea, Rep. 34.620 105 China 13.170
43 Oman 33.690 106 Colombia 12.910
44 Spain 33.080 107 Macedonia, FYR 12.800
45 Israel 32.830 108 South Africa 12.700
46 Trinidad and Tobago 31.970 109 Dominican Republic 12.600
48 Slovenia 29.920 110 Serbia 12.150
49 Cyprus 29.800 111 Jordan 11.910
50 Czech Republic 28.020 112 Grenada 11.720
51 Portugal 28.010 114 Peru 11.440
54 Malta 27.020 115 Ecuador 11.190
55 Slovak Republic 26.820 116 Mongolia 11.120
56 Estonia 26.330 117 Tunisia 11.020
58 Greece 25.660 118 Maldives 10.920
59 Lithuania 25.490 119 St. Vincent and the Grenadines 10.730
61 Seychelles 24.780 120 St. Lucia 10.540
62 Malaysia 24.770 121 Dominica 10.480
63 Russian Federation 24.710 122 Sri Lanka 10.370
65 Puerto Rico 23.960 123 Egypt, Arab Rep. 10.260
66 Poland 23.930 124 Indonesia 10.190
68 Hungary 23.630 125 Albania 10.180
69 Latvia 22.690 126 Bosnia and Herzegovina 10.010

40
127 Namibia 9.810 196 Rwanda 1.630
128 Kosovo 9.300 197 Burkina Faso 1.600
129 Jamaica 8.640 197 Gambia, The 1.600
130 Ukraine 8.560 200 Mali 1.510
131 Paraguay 8.470 201 Ethiopia 1.500
132 Armenia 8.450 202 Comoros 1.430
132 Philippines 8.450 203 Madagascar 1.400
134 Fiji 8.410 204 Guinea-Bissau 1.380
135 El Salvador 8.000 205 Togo 1.290
136 Swaziland 7.880 206 Guinea 1.130
137 Belize 7.590 207 Mozambique 1.120
138 Georgia 7.510 208 Niger 910
139 Morocco 7.290 209 Malawi 790
140 Bhutan 7.280 210 Burundi 770
141 Guatemala 7.250 211 Liberia 700
142 Guyana 6.940 212 Congo, Dem. Rep. 650
144 Bolivia 6.290 213 Central African Republic 600
145 Cabo Verde 6.200
146 Uzbekistan 5.830 American Samoa ..
147 Nigeria 5.710 Andorra ..
148 India 5.630 Angola ..
149 Samoa 5.610 Argentina ..
150 Moldova 5.500 Aruba ..
151 Tuvalu 5.410 Cayman Islands ..
152 Vietnam 5.350 Channel Islands ..
153 Tonga 5.270 Cuba ..
154 Congo, Rep. 5.200 Curaçao ..
155 Pakistan 5.090 Eritrea ..
156 Timor-Leste 5.080 Djibouti ..
157 Lao PDR 5.060 Faeroe Islands ..
158 West Bank and Gaza 5.000 French Polynesia ..
159 Nicaragua 4.790 Greenland ..
160 Marshall Islands 4.700 Guam ..
161 Honduras 4.570 Korea, Dem. Rep. ..
162 Sudan 3.920 Liechtenstein ..
163 Ghana 3.900 Monaco ..
164 Mauritania 3.710 Myanmar ..
165 Zambia 3.690 New Caledonia ..
166 Yemen, Rep. 3.650 Northern Mariana Islands ..
167 Micronesia, Fed. Sts. 3.590 San Marino ..
170 Kiribati 3.340 Sint Maarten (Dutch part) ..
171 Bangladesh 3.330 Somalia ..
172 Kyrgyz Republic 3.220 St. Martin (French part) ..
174 Lesotho 3.150 Syrian Arab Republic ..
175 São Tomé and Principe 3.140 Turks and Caicos Islands ..
176 Côte d'Ivoire 3.130 Virgin Islands (U.S.) ..
177 Cambodia 3.080
178 Vanuatu 3.030 World 14.931
179 Cameroon 2.950
180 Kenya 2.940 Low income 1.570
181 Papua New Guinea 2.790 Middle income 9.673
182 Tajikistan 2.660 Lower middle income 6.000
183 Tanzania 2.510 Upper middle income 14.179
184 Nepal 2.410 Low & middle income 8.811
185 Senegal 2.300 East Asia & Pacific 11.872
186 Chad 2.070 Europe & Central Asia 13.580
187 Benin 2.020 Latin America & Caribbean 14.053
187 Solomon Islands 2.020 Middle East & North Africa 11.834
189 Afghanistan 2.000 South Asia 5.299
190 South Sudan 1.800 Sub-Saharan Africa 3.382
192 Sierra Leone 1.770 High income 40.749
193 Haiti 1.730 Euro area 38.959
194 Uganda 1.720
195 Zimbabwe 1.650

41
Lampiran 4.3

Pendapatan per Kapita Negara ASEAN Tahun ***

Ke- Negara Populasi PDB Nominal Pendapatan per Pendapatan per Pendapatan per
dalam milyar dalam milyar USD Kapita Kapita (PPP) Kapita (PPP)
dalam milyar USD USD
USD

— ASEAN 628.78 100.0 2,459,381 100.0 3,911 100.0 6,913,881 100.0 10,996 100.0

1 Indonesia 255.46 40.6 872,615 35.5 3,416 87.3 2,838,643 41.1 11,112 101.1

2 Thailand 68.84 11.0 373,536 15.2 5,426 138.7 1,107,000 16.0 16,081 146.3

3 Malaysia 31.12 5.0 313,479 12.8 10,073 257.5 813,517 11.8 26,141 237.7

4 Philippines 101.42 16.1 299,314 12.2 2,951 75.5 742,251 10.7 7,318 66.6

5 Singapore 5.5 0.9 293,959 12.0 53,224 1,360.8 468,909 6.8 84,901 772.1

6 Vietnam 91.58 14.6 198,805 8.1 2,171 55.5 551,256 8.0 6,020 54.7

7 Myanmar 51.85 8.3 65,775 2.7 1,269 32.4 267,736 3.9 5,164 47.0

8 Cambodia 15.54 2.5 17,714 0.7 1,140 29.1 54,174 0.8 3,486 31.7

9 Laos 7.03 1.1 12,548 0.5 1,785 45.6 37,499 0.5 5,335 48.5

10 Brunei 0.42 0.1 11,636 0.5 27,759 709.7 32,896 0.5 78,476 713.7

42
DAFTAR PUSTAKA

Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/ma Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Basri, Faisal. 2002. Perkonomian Indonesia. “Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan
Ekonomi Indonesia”. Jakarta: Erlangga

ED, Silvia. Januari 2013, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02

Lewis, John P. , dkk. 1986. Mengkaji Ulang Strategi-Strategi Pembangunan. Jakarta: UI-
Press

Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta

Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar.Depok: PT Rajagrafindo Persada

Trading Economics. Singapura – Pertumbuhan PDB (q-to=q)


http://id.tradingeconomics.com/singapore/gdp-growth

Sasrawan, Hendri. 2014, Keadaan Ekonomi di Singapura


http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/08/keadaan-ekonomi-di-singapura-artikel.html

Wikipedia. Daftar negara-negara ASEAN menurut PDB

https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_ASEAN_countries_by_GDP_%28nominal%29

Wikipedia. Perserikatan Bangsa Bangsa

https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-Bangsa_Asia_Tenggara

World Bank. Februari 2016, Peringkat GNI per kapita, metode Atlas dan yang berbasis PPP

http://data.worldbank.org/data-catalog/GNI-per-capita-Atlas-and-PPP-table

43

Anda mungkin juga menyukai