Pelajaran 5.A
Kewajiban Berdakwah
A. Metode dan Pahala Orang yang Berdakwah
1. Q.S. An-Nahl/16: 125
Artinya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
Isi Kandungan Q.S. An-Nahl/16: 125)Umat muslim wajib berdakwah sebagai bentuk
tanggung jawab beragama untuk melanjutkan salah satu tugas para rasul. Dakwah adalah
mengajak orang lain untuk menjalankan ajaran-ajaran agama Allah Swt. Sebagai jalan
menuju ridha-Nya. Berdakwah bukan kegiatan yang ringan, tetapi perlu keberanian dan
strategi efektif untuk mencapai tujuannya. Sebab dalam berdakwah pasti akan menemukan
berbagai tantangan dan rintangan. Meskipun pada hakikatnya setiap orang menyenangi
kebaikan dan mendambakan kebahagiaan, namun kenyataannya tidak mudah mengajak orang
menjadi baik dan bahagia. Oleh karena itu, seorang dai harus dapat mengemas dakwahnya
agar tertarik dengan ajakkannya. Dengan demikian, setidaknya seorang dai harus memahami
terlebih dahulu kondisi orang yang hendak didakwahinya. Dengan memahami kondisi tingkat
pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya, serta
pilihan metode dakwah yang tepat, maka tingkat keberhasilan dakwah akan semakin tinggi
Secara garis besar, Q.S. An-Nahl/16: 125 menunjukkan kewajiban umat Islam untuk
berdakwah dengan menggunakan tiga metode dakwah yang paling tepat. Pertama, hikmah
(bijaksana), yaitu dakwah yang didasari dengan ilmu pengetahuan yang dapat menunjukkan
hal-hal yang membawa manfaat bagi kehidupan manusia sesuai dengan ajaran Islam. Dalam
Al- Qur’an, dijelaskan bahwa hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang batil. Kedua, mau’izah hasanah (nasihat atau
pengajaran yang baik), yaitu dakwah yang dilakukkan dengan pendekatan lemah lembut yang
dapat mengesankan hati sehingga orang dapat menerimanya dengan penuh kesadaran. Bukan
dakwah yang dilakukkan dengan cara paksaan apalagi kekerasan. Agama Islam adalah agama
“Rahmatan lil’alamin” atau membawa kasih sayang untuk alam semesta sehingga para dai
harus mencerminkan karakter dan misi agama yang disampaikannya. Ketiga, mujadalah
(diskusi) yang baik, yaitu dakwah yang dilakukan dengan aktif dan interaktif, berdebat, serta
berdiskusi secara ilmiah untuk membuktikan kebenaran. Berdiskusi yang baik adalah diskusi
yang dapat menghindarkan dari akibat-akibat negatif, seperti kesombongan, tinggi hati, dan
sebagainya. Hindari dalam setiap diskusi suasana panas atau bersitegang. Sebaliknya,
ciptakan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan diskusi untuk mencari kebenaran dapat
tercapai dengan suasana sejuk dan kepuasan hati. Lakukan diskusi dengan argumentasi yang
dapat membuka cara berpikir untuk mengetahui kesalahan sendiri dan dengan kesadarannya
Pada Q.S. An-Nahl/16: 125 dijelaskan bahwa Allah-lah yang Maha Mengetahui
orang-orang yang tersesat dan orang-orang yang mendapat petunjuk-Nya. Inilah landasan
dasar berdakwah, tidak dibenarkan memaksakan kehendak kepada objek yang didakwahi.
Sebab kegagalan orang yang berdakwah adakalanya metode atau cara yang dilakukannya
tidak tepat sehingga orang yang menjauh atau karena orang yang diajak itu tidak termasuk
orang yang mendapat petunjuk Allah Swt. Oleh karena itu, gunakanlah metode dakwah yang
terbaik agar tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik pula, tetapi tetap ingat bahwa
Artinya:
“Dari Abu Hurairah R.A., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: ‘Siapa yang mengajak
kepada petunjuk (Allah), dia akan mendapatkan bagian pahala seperti pahala orang yang
mengikuti ajakkannya tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan siapa yang
mengajak ke jalan kesesatan, dia pun akan mendapatkan bagian dosa seperti dosa-dosa
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dosa-dosa mereka.” (H.R. Muslim)
Isi Kandungan Hadis tentang Nabi Pahala bagi Orang yang Berdakwah
Hadis tersebut menerangkan bahwa orang yang mengajak kebaikan kepada orang lain,
dia akan mendapat pahala dari Allah Swt. Dua kali lipat, yaitu pahala untuk dia sendiri
mengajak berbuat kebaikan dan pahala dari orang lain yang mengikuti ajakkannya. Meskipun
demikian, pahala orang lain yang mengikutinya itu sama sekali tidak terkurangi sedikit pun.
Pahala orang yang mengajak kebaikan dan mau mengamalkannya akan bertambah banyak.
Semakin banyak orang yang mengikuti ajakkannya, semakin bertambah pula pahala orang
yang mengajak kebaikan tersebut, bahkan pahalanya akan berantai terus mengalir bertambah
banyak selama kebaikkan itu ada yang mengamalkannya, meskipun orang yang mengajak
sudah meninggal dunia. Olah karena itu, kalian harus sering mengajak orang lain untuk
melakukan kebaikan dan kalian pun harus berusaha memberikan contoh kebaikan tersebut.
Jangan kalian mengajak kebaikkan, tetapi justru kalian yang berbuat sebaliknya. Allah Swt.
Sangat mengencam orang-orang yang hanya dapat mengajak orang lain berbuat kebaikkan,
tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya. Allah Swt. Berfirman sebagai berikut.
Artinya:
“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
Dalam hadis tersebut dijelaskan pula bahwa orang yang mengajak kesesatan akan
mendapatkan bagian dosa dari orang yang diajak, tanpa mengurangi dosa orang yang
diajaknya. Dengan demikian, orang yang mengajak berbuat tidak baik dosanya menjadi dua
kali lipat, yaitu dosa dia sendiri melakukan perbuatan yang tidak baik ditambah dosa dia telah
menjerumuskan orang lain dengan mengajaknya berbuat tidak baik. Oleh karena itu, jangan
sekali-kali kalian mengajak orang lain berbuat tidak baik karena kalian akan merugi.