Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN TAFSIR AHKAM DAN PENTINGNYA MEMAHAMI

HUKUM ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ahkam

Dosen Pengampu:

H. Nandang Abdurohim, M.Ag.

Asep Bunyamin, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 1 PAI 6 C

Firna Syifa Wandanie 1212020087

Fitri Nurkhoiriyah 1212020092

Hamzah Firmansyah 1212020101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah karena atas berkat dan
karunia-Nya tulisan ini dapat terselesaikan hingga pada waktu yang ditentukan. Tak
lupa shalawat serta salam kami curahkan kepada suri tauladan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Disusunnya makalah “Pengenalan Tafsir Ahkam dan Pentingnya


Memahami Hukum Islam” guna memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
Tafsir Ahkam. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah
tafsir ahkam yaitu bapak H. Nandang Abdurohim, M.Ag. dan bapak Asep
Bunyamin, M.Pd. Semoga dengan dituliskannya makalah ini dapat menjadi
penghantar bagi pemahaman kita terhadap materi tafsir ahkam.

Kami selaku penulis menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat terbuka atas saran dan kritik yang
membangun untuk makalah ini baik dari segi penyusunan maupun padanan kata
dalam penyampaian materi.

Bandung, 06 Maret 2024

Penulis

Kelompok
1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3
A. Definisi Tafsir Ahkam .............................................................................3
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Tafsir Ahkam ..........................................3
C. Dasar-Dasar Hukum Islam .....................................................................4
1. Pengertian Hukum Islam ....................................................................4
2. Tujuan Hukum Islam ..........................................................................5
3. Fungsi Hukum Islam ...........................................................................5
4. Ciri-Ciri Hukum Islam ........................................................................6
5. Urgensi Hukum Islam .........................................................................7
D. Klasifikasi Hukum Islam .........................................................................8
E. Tantangan dalam Memahami dan implementasi Hukum Islam.......10
BAB III PENUTUP .........................................................................................12
A. Kesimpulan .............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, masyarakat Muslim dihadapkan pada
berbagai tantangan dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai umat Islam, pemahaman terhadap hukum-hukum Islam menjadi
sangat penting untuk membimbing setiap langkah dalam kehidupan sehari-
hari. Salah satu kunci untuk memahami hukum Islam adalah melalui studi
tafsir ahkam, yang merupakan penjelasan dan interpretasi terhadap ayat-
ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan
hukum-hukum Islam.
Keberadaan hukum Islam sebagai panduan hidup memiliki peran
yang sangat signifikan dalam membentuk karakter dan moral umat Muslim.
Tafsir ahkam menjadi pintu gerbang untuk memahami subtansi hukum
Islam secara mendalam, serta mengetahui konteks historis dan kebijakan
yang melatar belakangi hukum-hukum tersebut. Oleh karena itu,
pemahaman tafsir ahkam bukan sekadar wacana intelektual, tetapi juga
sebuah keterlibatan spiritual yang dapat membentuk sikap dan perilaku
umat Muslim sesuai dengan ajaran Islam.
Selain itu, pemahaman terhadap hukum Islam melalui tafsir
ahkam juga memiliki dampak positif dalam mengatasi tantangan-tantangan
kontemporer yang dihadapi oleh umat Muslim. Dengan memahami hukum-
hukum Islam, masyarakat Muslim dapat menghadapi berbagai situasi
kompleks dengan landasan yang kokoh, sehingga mampu menjaga identitas
keislaman dalam dinamika kehidupan modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tafsir ahkam?
2. Apa saja dasar dasar hukum Islam?
3. Apa saja klasifikasi hukum Islam?

1
4. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan dan
memahami hukum Islam?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang definisi tafsir ahkam.
2. Menjelaskan tentang dasar-dasar hukum Islam.
3. Menjelaskan klasifikasi hukum Islam.
4. Menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi dalam memahami dan
mengimplementasikan hukum Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tafsir Ahkam


Tafsir Ahkam adalah cabang dari ilmu tafsir Al-Qur'an yang
berfokus pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan hukum
syariat Islam. Kata "ahkam" sendiri mengacu pada hukum-hukum syariah yang
ditemukan dalam Al-Qur'an. Dalam konteks tafsir, penekanan utama dari
Tafsir Ahkam adalah untuk memahami dan mengeksplorasi implikasi hukum
dari ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan,
termasuk ibadah, muamalah (transaksi ekonomi), hukum pidana, hukum waris,
dan lain-lain.
Tafsir Ahkam tidak hanya memerinci teks-teks Al-Qur'an, tetapi
juga mencari pemahaman mendalam tentang maksud dan tujuan di balik ayat-
ayat hukum tersebut. Ini melibatkan analisis konteks historis, linguistik, dan
hukum yang relevan untuk memahami secara menyeluruh pesan yang
terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Dengan memahami Tafsir Ahkam, para cendekiawan Islam dan
ahli hukum syariah dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip Islam secara tepat
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam konteks sosial yang berubah dengan
memperhatikan landasan hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an. Oleh karena
itu, Tafsir Ahkam menjadi sangat penting dalam menjaga relevansi dan
keberlakuan hukum syariah dalam berbagai konteks zaman.

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Tafsir Ahkam


Tafsir Ahkam memiliki tujuan utama untuk memahami dan
menerapkan hukum-hukum syariat Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Dengan mempelajari Tafsir Ahkam, para pembaca atau pelajar diarahkan untuk
dapat memahami secara mendalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan
berbagai aspek hukum Islam, seperti ibadah, muamalah (transaksi ekonomi),
hukum pidana, hukum waris, dan lain sebagainya.

3
Ruang lingkup Tafsir Ahkam mencakup berbagai aspek
kehidupan yang diatur oleh hukum Islam. Hal ini termasuk pemahaman tentang
prosedur ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta pemahaman tentang
hukum-hukum sosial, ekonomi, dan hukum pidana dalam Islam. Dengan
demikian, Tafsir Ahkam memberikan landasan hukum yang kuat untuk
berbagai aspek kehidupan umat Islam.
Selain itu, tujuan lain dari Tafsir Ahkam adalah untuk
memberikan pemahaman tentang relevansi hukum-hukum syariah dalam
konteks zaman dan perubahan sosial. Ini memungkinkan para pembaca atau
pelajar untuk menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari
dengan memperhatikan konteks sosial dan perubahan zaman yang ada.
Dengan demikian, Tafsir Ahkam tidak hanya memberikan
pemahaman tentang hukum-hukum syariat Islam yang terdapat dalam Al-
Qur'an, tetapi juga memberikan landasan untuk mengaplikasikan prinsip-
prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tuntutan zaman
dan konteks sosial yang ada.

C. Dasar-Dasar Hukum Islam


1. Pengertian Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang berasal dari agama Islam. Yaitu
hukum yang diturunkan oleh Allah untuk kemaslahatan hamba-hambaNya
di dunia dan akhirat. Maksud dari kalimat “perkataan yang diturunkan oleh
Allah” dalam definisi diatas menunjukkan bahwa hukum Islam itu
diciptakan oleh Allah swt. dan bukan ciptaan manusia. Hal tersebut karena
yang memiliki hak dan wewenang membuat hukum adalah Allah Swt.
Allah mempunyai hak perogratif untuk membuat dan menciptakan hukum,
yaitu antara lain menghalalkan sesuatu dan mengharamkan yang lainnya.
Kemudian, jika Rasulullah SAW pun menghalalkan dan mengharamkan
sesuatu sebagaimana yang Allah lakukan, hal itu karena Allah memberi
beliau kewenangan dan Allah pun memerintahkan umat islam untuk
mentaati beliau. Sebagaimana dalam firmannya:

4
‫س ْو َل َوأو ِلي أل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم‬
ُ ‫الر‬
‫أط ْيعُوا ه‬
ِ ‫َّللاَ َو‬ ِ ‫يا َ أَيُّ َها الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬
‫أط ْيعُوا ه‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
RasulNya dan ulil amri diantara kamu.” (QS. An-Nisa: 59)

2. Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum Islam terbagi kedalam lima macam:
a. Agama. Tujuan hukum Islam yang pertama adalah agama, sebab
agama adalah merupakan pedoman hidup manusia.
b. Jiwa. Jiwa menjadi tujuan hukum Islam kedua karena hukum Islam
wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya.
c. Akal. Akal merupakan hal yang sangat penting dalam hukum Islam,
karena dengan mempergunakan akal, manusia akan dapat berpikir
tentang Allah swt, alam semesta, dan dirinya sendiri.
d. Keturunan. Keturunan menjadi hukum Islam yang keempat karena
agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat
diteruskan.
e. Harta. Harta menjadi tujuan hukum Islam yang terakhir karena
merupakan pemberian tuhan kepada manusia, agar manusia dapat
mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya.
3. Fungsi Hukum Islam
Menurut Ali Yafie fungsi hukum Islam sangat erat kaitannya
dengan pembidangan yang ada dalam hukum Islam itu sendiri, yaitu:
a. Bidang ibadah. Berkaitan tentang hukum yang menata pembinaan
hubungan dengan pencipta-Nya, sehingga manusia mengabdi kepada-
Nya. Dengan berbagai ragam ibadat yang disyariatkan manusia
ditumbuhkembangkan kesadaran moralnya sekaligus kesadaran
sosialnya.
b. Bidang Muamalat. Berkaitan tentang hukum-hukum yang menata
pembinaan hubungan manusia dengan sesama dalam melakukan
interaksi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, dengan sesamanya,

5
dalam rangka kesadaran moral untuk mengembangkan interaksi sosial
dalam kehidupannya.
c. Bidang Munakahat. Berkaitan tentang seperangkat hukum yang
menata pembinaan kehidupan dan berumah tangga yang sangat
penting dalam kehidupan manusia dan kelanjutannya, yang akan
mewarisi nilai-nilai moral dan norma-norma sosial yang
dikembangkan dalam kehidupan itu.
d. Bidang Jinayat. Berkaitan tentang hukum-hukum yang menata
pembinaan kehidupan bermasyarakat yang bertanggung jawab,
dimana hak-hak setiap manusia harus dilindungi dan dari setiap
manusia dituntut tanggung jawab atas kewajiban-kewajibannya dalam
rangka mewujudkan suatu kehidupan bermasyarakat yang bermoral,
di dalam setiap manusia dapat hidup bebas, terhormat, tertib, aman,
dan damai.
4. Ciri-Ciri Hukum Islam
Ciri-ciri hukum Islam dipaparkan secara detail oleh Mohammad
Daud Ali, yakni sebagai berikut:
a. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam
b. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman
atau akidah dan kesusilaan atau akhlak Islam
c. Mempunyai dua istilah kunci, yakni syariat dan fikih
d. Terdiri dari dua bidang utama, yakni ibadah dan muamalah dalam arti
luas.
e. Strukturnya berlapis, terdiri dari (a) Al-Qur’an, (b) sunah Nabi
Muhammad, (c) hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat dari
masa ke masa, (d) pelaksanaannya dalam praktik berupa putusan
hakim dan amalan umat Islam dalam masyarakat, serta di tataran
legislasi tertuang dalam berbagai produk peraturan perundang-
undangan
f. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala

6
g. Dapat dibagi menjadi hukum taklifi, yakni al-ahkam al-khamsah
berupa lima kaidah, lima jenis hukum, lima kategori hukum, lima
penggolongan hukum (jaiz, sunah, makruh, wajib, dan haram) dan
hukum wadh’i yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau
terwujudnya hubungan hukum. (Ali, 2000: 52).
5. Urgensi Mempelajari Hukum Islam
Pentingnya mempelajari hukum Islam dapat dijelaskan melalui
beberapa aspek yang mencakup aspek keagamaan, sosial, hukum dan
moral. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mempelajari hukum Islam
dianggap penting:
a. Ketentuan Hidup Beragama. Hukum Islam memberikan pedoman
bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Studi
tentang hukum Islam membantu umat Muslim memahami tata cara
beribadah, etika, dan nilai-nilai keagamaan yang harus diikuti dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Keseimbangan Antara Duniawi dan Akhirat. Islam tidak hanya
mengatur aspek kehidupan duniawi, tetapi juga menekankan
pentingnya persiapan untuk kehidupan akhirat. Dengan memahami
hukum Islam, seseorang dapat mencapai keseimbangan antara
kepentingan dunia dan akhirat, mengikuti tuntunan agama dan
menjalani hidup yang bermakna.
c. Etika dan Moralitas. Hukum Islam mencakup panduan etika dan
moralitas yang mendalam. Melalui pemahaman hukum Islam,
individu diajarkan untuk berperilaku dengan jujur, adil, dan
bertanggung jawab. Ini membantu dalam pembentukan karakter yang
baik dan kontribusi positif terhadap masyarakat.
d. Keadilan Sosial. Hukum Islam juga mengandung prinsip-prinsip
keadilan sosial. Pengajaran tentang zakat, infaq, dan sadaqah
menekankan pentingnya berbagi kekayaan dan memperhatikan
kebutuhan orang-orang yang kurang beruntung. Ini membantu
menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

7
e. Hukum Perdata dan Pidana. Hukum Islam mencakup peraturan-
peraturan hukum perdata dan pidana. Studi dalam bidang ini
membantu masyarakat Muslim memahami hak dan kewajiban mereka
dalam kontrak, perkawinan, dan bisnis. Selain itu, hukum pidana
Islam menetapkan sanksi untuk tindakan-tindakan kriminal guna
menjaga ketertiban masyarakat.
f. Pengaturan Keluarga. Hukum Islam memiliki aturan-aturan yang
mengatur kehidupan keluarga, termasuk perkawinan, perceraian, hak-
hak anak, dan tanggung jawab suami istri. Studi tentang hukum ini
membantu membangun keluarga yang sehat dan harmonis sesuai
dengan nilai-nilai Islam.
g. Pemahaman terhadap Ajaran Islam. Mempelajari hukum Islam
membantu individu memahami prinsip-prinsip dasar ajaran Islam dan
cara melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini memperkuat
keyakinan dan ketakwaan seseorang kepada Allah.
Pentingnya mempelajari hukum Islam melibatkan keseluruhan
pandangan hidup dan mencakup aspek keagamaan, sosial, dan hukum. Ini
membantu membangun masyarakat yang taat hukum, beretika, dan
berkeadilan sesuai dengan ajaran Islam.

D. Klasifikasi Hukum Islam


Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda,
classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah
ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis
atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.
Di dalam KBBI, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam
kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Secara
harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu
menurut kelas-kelas. Menurut Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi adalah Proses
pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.

8
Dalam hukum Islam, segala tindakan yang dilakukan oleh
manusia telah ditempatkan pada lima kategori. Berikut kelima kategori
tersebut:
1. Wajib
Wajib merupakan status hukum pada suatu aktivitas. Aktivitas
dengan status hukum yang wajib ini harus dikerjakan bagi orang-orang
yang memang sudah memenuhi semua syarat wajibnya. Ketika aktivitas
tersebut kamu lakukan, ada pahala yang akan diterima. Sedangkan jika
aktivitas itu tidak dilakukan maka akan berdosa.
2. Sunah
Setelah wajib, ada kategori sunah yang memiliki tuntutan tidak
sampai seperti aktivitas wajib. Sunah ini jika kamu melakukannya maka
akan mendapatkan pahala. Namun, jika tidak melakukannya, tidak akan
ada dosa maupun sanksi yang diterima.
3. Haram
Lalu kategori selanjutnya adalah haram, yang tentu ketika kamu
menjalankannya maka akan berdosa. Sedangkan ketika kamu menjauhi
atau meninggalkannya maka akan mendapatkan pahala.
4. Makruh
Lalu ada makruh, merupakan perbuatan yang dilarang, tetapi
tidak ada konsekuensi saat kamu melakukannya. Hal ini berarti akan
lebih baik jika kamu tidak melakukannya. Ketika kamu melakukan
aktivitas yang makruh maka tidak akan berdosa. Namun, ketika
meninggalkannya, kamu akan mendapat pahala.
5. Mubah
Kategori yang terakhir adalah mubah, yakni perbuatan yang boleh
kamu lakukan. Bahkan perbuatan tersebut diperintahkan. Meski begitu,
tidak ada pahala yang diberikan. Hal ini berarti ketika kamu
melakukannya, tidak mendapat pahala dan juga tidak berdosa. Begitu
juga saat ditinggalkan, tidak akan mendapat pahala dan dosa.

9
E. Tantangan yang dihadapi dalam Memahami dan mengimplementasikan
Hukum Islam
Memahami dan mengimplementasikan hukum Islam bisa
menjadi tantangan yang kompleks karena membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang teks-teks utama Islam seperti Al-Qur'an dan Hadis, serta
pemahaman konteks dan metodologi interpretasi hukum Islam (fiqh). Berikut
beberapa tantangan yang mungkin dihadapi:
1. Keanekaragaman Pendapat (Ikhtilaf): Ada banyak madzhab dan
pendapat di dalam fiqh Islam, sehingga memilih pendekatan yang tepat
bisa menjadi sulit.
2. Keterbatasan Pengetahuan: Memahami bahasa Arab klasik untuk
memahami teks-teks utama Islam, serta memahami sejarah dan konteks
di balik teks-teks itu bisa menjadi tantangan.
3. Konteks Kontemporer: Menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam dalam
konteks kontemporer sering kali membutuhkan penyesuaian dan
pemikiran kreatif.
4. Kesesuaian dengan Hukum Nasional: Di beberapa negara, hukum Islam
harus diintegrasikan dengan sistem hukum nasional, yang bisa
memunculkan tantangan harmonisasi.
Kemudian beberapa referensi penting untuk memahami dan
mengimplementasikan hukum Islam adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur'an: Teks suci utama Islam yang dianggap sebagai wahyu
langsung dari Allah
2. Hadis: Tradisi lisan dan perbuatan Nabi Muhammad yang dianggap
sebagai sumber otoritatif kedua dalam Islam.
3. Kitab-kitab Fiqh: Karya-karya sarjana Islam yang membahas berbagai
aspek hukum Islam, seperti Kitab al-Muwaththa' oleh Imam Malik, Al-
Muhalla oleh Imam Asy-Syafi'i, dan Al-Mabsut oleh Imam As-Sarakhsi.
4. Fatwa: Pandangan hukum dari ulama atau lembaga fatwa yang
berkembang sesuai dengan konteks dan masalah kontemporer.

10
Selain itu juga memahami hukum Islam dan referensinya menjadi
hal yang penting bagi umat Islam, sebab beberapa hal dibawah ini:
1. Ketundukan kepada Allah: Pemahaman yang baik tentang hukum Islam
membantu seseorang untuk lebih mendalami ajaran agamanya dan
menguatkan ketundukan kepada Allah.
2. Pengaturan Hidup: Hukum Islam memberikan panduan yang jelas
tentang bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal
ibadah, hubungan sosial, ekonomi, dan lainnya.
3. Keadilan dan Keseimbangan: Hukum Islam menekankan pentingnya
keadilan, keseimbangan, dan kebaikan umum. Memahami hukum Islam
membantu masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4. Penghindaran dari Dosa: Dengan memahami hukum Islam, seseorang
dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang dianggap dosa dalam
agama Islam, sehingga dapat memperoleh keberkahan dan
keberuntungan dalam hidupnya.
5. Penyelesaian Konflik: Pemahaman yang baik tentang hukum Islam dapat
membantu dalam penyelesaian konflik dan perselisihan, baik dalam skala
individu maupun masyarakat.
Referensi yang penting untuk memahami hukum Islam meliputi
Al-Qur'an, Hadis, kitab-kitab fiqh, fatwa dari ulama-ulama yang
berpengaruh, serta literatur-literatur yang membahas konteks dan aplikasi
hukum Islam dalam kehidupan kontemporer. Dengan memperdalam
pemahaman terhadap referensi ini, seseorang dapat memperoleh wawasan
yang lebih baik tentang ajaran dan prinsip-prinsip hukum Islam, serta
menerapkannya secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi tafsir ahkam adalah cabang dari ilmu tafsir Al-Qur'an
yang berfokus pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan
hukum syariat Islam. Kata "ahkam" sendiri mengacu pada hukum-hukum
syariah yang ditemukan dalam Al-Qur'an.
Kemudian dasar-dasar hukum Islam mencakup tujuan hukum
Islam, fungsi hukum Islam, ciri-ciri hukum Islam, dan urgensi mempelajari
hukum Islam. Beberapa tujuan dari adanya ilmu hukum Islam adalah
mencakup ajaran agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Serta fungsi dari
hukum Islam adalah dalam bidang ibadah, bidang muamalah, dan bidiang
munakahat.
Selain itu makalah diatas membahas mengenai klasifikasi hukum
Islam. Klasifikasi hukum Islam mencakup: wajib, sunah, haram, makruh,
dan mubah. Kemudian dalam mempelajari hukum Islam ada beberapa
tantangan yang pasti dihadapi, beberapa tantangan yang terdapat dalam
makalah adalah: keberagaman pendapat (ikhtilaf), keterbatasan
pengetahuan, konteks kontemporer, dan kesesuaian dengan hukum Nasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amrumllah Ahmad. Dkk. 1994 Prospek Hukum Islam dalam Kerangka


Pembangunan Hukum Nasional di Indonesia, Sebuah Kenangan 65 Tahun
Prof. DR. H. Bustanuk Arifin, AH, Jakarta, Pengurus Pusat Ikatan Hakim
Peradilan Agama.
Budi Munawar-Rachman (editor), 1995 Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam
Sejarah, Jakarta, Paramadina.
Darji Darmodiharjo dan Shidarta.1 1995 Pokok-pokok Filsafat Hukum apa dan
bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama.
C.S.T. Kansil, SH.1992 Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta, Balai Pustaka. Fathurrahman Djamil,1997 Filsafat
Hukum Islam (Bagian Pertama), Jakarta, Logis Wacana Ilmu.
H.A. Mukti Ali, 1987 Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini, Jakarta CV.
Rajawali.
J.N.D. Aderson, 1994 Hukum Islam di Dunia Modern, Penerjemah Machnun
Husein, edisi revisi, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya.
John J. Donohue, John L. Esposito (editor)
1984 Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi Masalah-Masalah, penerjemah
Drs.Machnun Husein, Jakarta, CV. Rajawali.
Khalid Ibrahim Jindan, 1996 Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, : Raja Grafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai