PROPOSAL
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H) pada Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Ichsan Gorontalo Utara
Oleh :
ABDULRAHMAN A. SALIM
NIM : 2021H11015
FAKULTAS HUKUM
2024
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PARTAI
POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH
DI KABUPATEN GORONTALO UTARA
PROPOSAL
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H) pada Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Ichsan Gorontalo Utara
Oleh :
ABDULRAHMAN A. SALIM
NIM : 2021H11015
FAKULTAS HUKUM
2024
LEMBAR PERNYATAAN
1. Proposal ini hasil karya asli Saya yang diajukan sebagai Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Hukum
2. Sumber-sumber yang Saya gunakan pada penulisan ini telah Saya cantumkan
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi
hidayah, kesehatan, nikmat, dan petunjuk kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa
sahabatnya, dan para pengikutnya. Dalam penyelesaian Proposal ini, tak lepas
ini. Sehingga dengan segala rasa hormat, penulis ingin mengucapkan terima kasih
terutama kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj., M.A., Rektor Universitas Ichsan Gorontalo Utara;
2. Bapak Dr. H., S.H., M.H., M.A., Dekan Fakultas Hukum Universitas Ichsan
Gorontalo Utara;
5. Bapak Assoc. Prof. Dr. KH., S.H., M.Ag., Dosen Penasihat Akademik
terima kasih banyak untuk waktu dan tenaga yang bapak luangkan selama
bimbingan;
6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum, khususnya kepada Dosen Program Studi
Hukum Tata Negara yang telah memberi ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama perkuliahan berlangsung dengan sabar dan ikhlas. Dan mohon maaf
berlangsung;
serta Fakultas Hukum telah banyak memberi kontribusi berupa literatur dan
8. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda dan Ibunda, yang begitu sabar
sukses dalam menyelesaikan studi strata satu (S1) ini. Tak lupa juga kepada
Milata Putri yang juga senantiasa mendoakan dan menemani penulis. Terima
10. Keluarga besar Hukum Tata Negara 2021 Universitas Ichsan Gorontalo
S.H., Fadhilatu Rosyidah, S.H., Fahmi Aziz, S.H., Bayu Prasetya, S.H.,
Fakhri Muhammad Khatiri, S.H., Adin Nugroho, S.H., Fahriza Hafiz, S.H.,
dan Noer Fadhilah Rais As-Soevel, S.H., yang masing-masing telah banyak
menghibur penulis dalam menyelesaikan studi strata satu (S1) dan Proposal
ini. Pengalaman yang luar biasa bersama kalian akan jadi momen yang tidak
terlupakan dan sangat dirindukan oleh penulis. Semoga kalian semua sukses
selalu;
11. Adi Dhiwa Ramadhan, Adi Imron Rosyadi, Fajar Maulana, Nashrul Khairul
12. Dan seluruh pihak lain yang tak bisa disebut satu-persatu yang senantiasa
sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kata
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
Proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya pada
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat 3. Sebagai Negara
tersebut.1
sebagai negara demokrasi oleh negara lainnya. Pada prinsipnya paham demokrasi
penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Hal ini sudah terjadi sejak zaman Yunani
Kuno (abad VI s/d XIII SM). Pada waktu itu paham demokrasi dilaksanakan
langsung.2
1. Firdaus Ayu Palestina, “Analisis Penataan Kewenangan Antar Penyelenggara Pemilihan Umum Ditinjau Dari
Fiqh Siyasah Dusturiyah dan Sadd Al-Dzari’ah,” (Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,
Surabaya, 2019), h. 1.
2. Handoyo Hestu Cipto, Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: Penerbit
Universitas Atmajaya, 2003), Cet. Ke-1, h. 99.
kesejahteraan rakyat. Dalam arti lain, demokrasi sering disebut sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sebagai suatu
sistempolitik, demokrasi telah menempati posisi teratas yang diterima oleh banyak
Demokrasi memiliki makna yang luas dan kompleks, salah satunya Warga
Negara yang di beri kesempatan untuk memilih salah satu diantara pemimpin-
pemimpin politik yang bersaing meraih suara. Kemampuan rakyat untuk memilih
sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang
tidak merupakan satu-satunya tolok ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran
berbeda.
justru memberikan sejumlah alternatif model keserentakan Pemilu yang baru yang
MK No. 55/PUU-XVII/2019 maka sudah pasti Pilkada masuk rezim Pemilu? Hal
tidak ingin tejebak dengan alur pemikiran pemisahan rezim lagi dan justu
dan Pemilu Lokal (yang ada Pilkada didalamnya). Jadi apakah Pilkada bisa
bergabung ke dalam keserentakan Pemilu? bisa jika dalam format Pemilu lokal
namun bila tanpa digabung dengan DPRD menurut Penulis hal tersebut masih
Pilkada.5
dan Negara dalam membangun masa depan yang lebih baik. Pemilu sebagai pilar
yang sangat penting bagi sebuah rezim kekuasaan dalam mewujudkan cita- cita
negara kemerdekaan.6
cerminan dari kualitas demokrasi. Oleh karena itu, partisipasi warga negara ketika
memilih pemimpin harus ada meskipun keterlibatan warga negara lebih banyak
berhenti pada proses pemilihan.7 Dari sisi normatif penyelenggaraan pilkada telah
diatur melalui UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam pasal
56 ayat (1) menyebutkan, “Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”. Dengan adanya Undang-Undang tersebut,
wajib hukumnya bagi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk
pelaksanaan Pilkada ditingkat Provinsi dan Kabupaten atau Kec.. Memang sangat
penting dibentuk dan dibuatnya berfungsi sebagai mata angin. Karena di semua
6 Pangi Syarwi Chaniago, Dalam Jurnal “Evaluasi Pilkada Pelaksanaan Pilkada Serentak
Tahun 2015”, Indonesian Political Science Review, Vol.1 No.2, (2016), h.197.
7 Cucu Sutrisno, Partisipasi Warga Negara dalam Pilkada, (Universitas Muhammadiyah
Ponorogo: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 2 No. 2, 2017), h.36.
adanya rule of game atau istilah peraturan dalam permainan maka sama seperti
Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kec. yang ditetapkan
2024," kata Tito dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR, di Kompleks
pembahasan RUU Pemilu yang sudah disepakati masuk dalam Program Legislasi
Nasional 2021 itu. Hanya tersisa Partai Demokrat dan PKS yang tetap ingin revisi.
Salah satu isu krusial yang menjadi perdebatan dalam revisi UU Pemilu ini adalah
normalisasi pemilihan kepala daerah pada 2022 dan 2023. Awalnya hanya PDI
Perjuangan yang menyatakan menolak normalisasi Pilkada pada 2022 dan 2023.
Dengan demikian, hampir dipastikan Pilkada Serentak tetap digelar pada 2024
RUU Pemilu adalah Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai
8 https://news.detik.com/berita/d-5494081/mendagri-di-2016-tak-ada-fraksi-tolak-pilkadadigelarserentak-2024,
diakses Pada Tanggal 1 Maret 2024 Pukul 12.08 WIB
9 https://nasional.tempo.co/read/1431092/peta-dukungan-fraksi-di-dpr-soal-pilkada-2024-dankelanjutan-revisi-
uu-pemilu, diakses pada tanggal 5 Maret pukul 21.03 WIB
Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Yang tidak setuju adalah
Amanat Nasional, dan Partai Gerindra. Dengan adanya RUU Pemilu yang
2016 tentang Pilkada, bisa jadi Pilkada serentak beralih menjadi tahun 2022 dan
2023. Jika tanpa aturan baru, maka seluruh pemilu, baik pemilu legislatif DPR,
DPRD, DPD, pemilihan presiden, dan pemilu kepala daerah akan berlangsung
serentak pada 2024.10 Berbeda dengan suara mayoritas, Ketua Fraksi Partai
penyelenggaraan pemilu.
"Kami melihat ada kebutuhan dan kepentingan revisi UU Pemilu, yaitu untuk
lalu," ujar Jazuli dalam keterangannya di Jakarta. Fraksi PKS juga menginginkan
daerah di masa pandemi oleh pejabat definitif. 11 Menurutnya, jika digelar pada
2024 beban dan ongkos ekonomi, sosial, dan politik menjadi sangat berat.
Adapun jadwal pelaksanaan Pilkada hingga saat ini masih jadi perdebatan
dilaksanakan sesuai amanat Pasal 201 Ayat (8) UU Pilkada Nomor 10 Tahun
2016, yakni November 2024, berbarengan dengan Pilpres dan Pileg. Sementara,
10 https://tirto.id/standar-ganda-kontradiksi-pemerintah–soal–pilkada-serentak-2024-
gar2.diakses pada Tanggal 5 Maret 2024 Pukul 12.48 WIB
11 Pejabat Definitif adalah pegawai yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi, dan
Administrasi yang telah secara resmi dilantik dan diambil sumpah jabatan untuk menduduki
jabatan negeri.
dalam draf revisi UU Pemilu Pasal 731 Ayat (2) dan (3), yaitu pada 2022 dan
12
2023. Oleh karena itu, kajian ini membahas mengenai polemik pelaksanaan
pilkada secara serentak pada tahun 2024 yang banyak menuai pro dan kontra di
masyarakat dari berbagai aspek, mulai dari masa jabatan para pemimpin daerah
Perdebatan Partai Politik di parlemen)”. Hal ini menarik untuk dikaji, untuk
1. Identifikasi Masalah
dalam draf revisi UU Pemilu yang baru, salah satu poinnya mengatur tentang
pilkada berikutnya pada 2022 dan 2023 mendatang, bukan 2024 seperti yang
tersebut. Fraksi yang mendukung agar pilkada serentak 2024 tetap digelar di
13
antaranya PDIP, PKB, dan Gerindra. Berdasarkan latar belakang yang sudah
Tahun 2024. . Adapun identifikasi masalah yang akan dijelaskan lebih lanjut
12 https://nasional.kompas.com/read/2021/02/08/09194631/kpu-sebut-pemilu-borongan-2024-
munculkan-beban-anggaran-hingga-kpps?page=all#page2, diakses pada Tanggal 5 Maret 2024
Pukul 13.37 WIB.
13 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210202034109-32-601100/kpu-tetap-berpatokuu-10-2016-pilkada-
digelar-serentak-2024, diakses pada Tanggal 1 Maret 2024 Pukul 14.26 WIB
Daerah (pilkada) yang digelar secara serentak pada Tahun 2024 b. Pendapat Partai
Kesejahteraan Sosial (PKS) dan Partai Demokrat mengenai Pilkada serentak 2024
digelar pada tahun 2024 d. Terjadinya salah satu kasus saat pemilu 2019, yakni
banyak memakan korban pada anggota KPPS sehingga menjadi evaluasi bagi
2. Pembatasan Masalah
yang akan dibahas sehingga pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan
yang diharapkan penulis, maka perlu kiranya penulis memberikan batasan agar
tidak melebar dan terarah. Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya pada
pelaksanaan Pilkada serentak yang di gelar pada tahun 2024 dan perbandingan
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Perdebatan Partai Politik di Parlemen). Selain itu penelitian skripsi ini juga
bertujuan:
Parlemen..
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Akademis Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
b. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai tolok ukur dari wacana
keilmuan yang selama ini penulis terima dan pelajari dari institusi pendidikan
Politik di Parlemen.
melakukan tinjauan kajian studi terdahulu. Berikut ini beberapa penelitian dan
tunggal pada proses pilkada pada tahun 2015, menunjukkan bahwa partai
dengan kondisi Indonesia saat ini. Ini disebabkan oleh mundurnya pengawalan
pemimpin muda yang sebenarnya memiliki kompetensi yang baik tapi kurang
2. Siti Witianti dan Hendra, dalam jurnal Wacana Politik dengan judul
14 Angga Natalia, “Peran Partai Politik Dalam Mensukseskan Pilkada Serentak Di Indonesia
Tahun 2015”, Jurnal TAPIS, Vol.11, No.1, Januari-Juni 2015.
semakin menguatnya pengaruh ketua umum partai politik dalam pencalonan
secara demokratis.15
menarik partisipasi warga sehingga peserta pemilih lebih banyak. Selain itu,
serentak pun beragam, sebagian besar menilai pilkada serentak lebih efektif
karena selain dapat menghemat dana, juga dapat menghemat waktu bagi
segi substansi sudah sesuai dengan fiqih siyasah dan tidak bertentangan
15 Siti Witianti dan Hendra, “Peran Ketua Umum Partai Politik Dalam Pencalonan Kepala
Daerah pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak Di Indonesia”, Jurnal Wacana Politik, Vol. 4, No.
1, Maret 2019, h. 55.
16 Hendri Putra Faridana, “Persepsi Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam Uin
Antasari Terhadap Pelaksanaan Pilkada Serentak”, (Skripsi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ANTASARI, Banjarmasin, 2017), h. v.
dengannya, dan telah memenuhi prinsip pemilihan dalam Islam yaitu syura
kemaslahatan umat.17
seorang “dusturi”, yang memiliki otoritas dalam artian pejabat publik) telah
penulis menemukan adanya kesamaan dalam materi penelitian pada judul yang
penulis angkat, namun dalam kajian yang penulis teliti berbeda subjek dan
konsepnya.
17 Egi Prayogi, “Sistem Pemilihan Kepala Daerah Perspektif Fiqih Siyasah (Studi Pasal 24
Undang-Undnag No 32 Tahun 2004”, (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2005), h. iv
18 Firdaus Ayu Palestina, “Analisis Penataan Kewenangan Antar Penyelenggara Pemilihan
Umum Ditinjau Dari Fiqh Siyasah Dusturiyah Dan Sadd Al-Dzari’ah”, (Tesis Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2019), h. v
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan mengenai pro kontra Politik
E. Metodologi Penelitian
prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
memandang apa yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan meletakkan
dilakukan oleh peneliti selama dilapangan termaksud dalam suatu posisi yang
tetentu.20
pendapat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat yang
diartikan sebagai metode yang meneliti subjek penelitian atau informan dalam
21
lingkup kesehariannya. Metode kualitatif menggunakan sumber berupa
ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data yang berasal dari
buku yang berkaitan dengan tema dan masalah yang diangkat oleh penulis,
jurnal ilmiah, dan artikel serta berita yang berasal dari media internet. Hal
sebagai data utama yang terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer Sumber data
Sumber data primer merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti
kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber asli
secara langsung melalui responden. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, dan Anggota DPR RI Fraksi
pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang
Hukum dan Kamus Bahasa Inggris baik dalam bentuk cetak maupun
elektronik.
penelitian ini melalui literatur buku, surat kabar, jurnal ilmiah, serta artikel
dan berita yang berasal dari media internet. Teknik pengumpulan data yang
pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
BAB III Profil Komisi Pemilihan Umum (KPU), Profil Partai Demokrat Dan
Partai Keadilan Kesejahteraan Sosial (PKS); dalam bab ini akan menjelaskan
Perspektif Partai PKS Dan Partai Demokrat; yang membahas tentang analisis
26 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2001), h.49.
dari pelaksanaan pilkada serentak tahun 2024 dan penolakan partai PKS dan
BAB V Penutup. Pada bab disajikan kesimpulan dan saran penulis mengenai
pelaksanaan pilkada serentak tahun 2024 dan saran untuk peneliti berikutnya