Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hera Afrilia Ginting

Nim : 6662230065

Kelas : 2B

Judul Teori : Inoculation Theory

A. Peta Konsep

TEORI INOKULASI

PENGIRIM MEMANIPULASI
PESAN UNTUK
MEMPERSUASI AUDIENS

AUDIENS
MENGINTERPRETASIKAN
INFORMASI

AUDIENS
MENGINTERPRETASIKAN
INFORMASI

Ketahanan terhadap
RESPONS AUDIENS upaya persuasif yang
bertentangan.
B. Deskripsi Pendekatan
Teori inokulasi jika di klasifikasi kan, teori ini lebih condong ke dalam
pendekatan Kualitatif. Dikarenakan jika di analisis berdasarkan SOR (Stimulus-
Organism-Response), O (organism) didalam teori ini aktif karena individu yang
mempersuasi (komunikator) dan individu yang di persuasi atau penerima
mengorganisir dan menginterpretasikan informasi yang mereka terima. Dalam
konteks ini, “stimulus” adalah pesan atau informasi yang mencoba mengganggu
keyakinan atau pandangan seseorang, sedangkan “oganism” merujuk pada
komunikator dan komunikan bahwa keduanya sama sama berpikir. Komunikator
berpikir untuk memanipulasi sebuah pesan untuk memperkuat resistensi penerima
terhadap serbuan pesan, serta ke efektifan inokulasi sedangkan Komunikan atau
Audiens melakukan proses berpikir untuk mengorganisir dan menginterpretasikan
informasi yang mereka terima, Sehingga menghasilkan sebuah “response” yang
merupakan hasil dari proses tersebut, yang bisa berupa pertahanan terhadap
serangan tersebut.

C. Deskripsi Teori
Teori Inokulasi teori atau Inoculation Theory mengatakan bahwa penerima
pesan Persuasif menjadi resisten terhadap serangan sikap, dengan cara yang sama
seperti tubuh menjadi kebal dari serangan virus. Teori Inokulasi mengibaratkan
orang yang terserang penyakit maka dia harus di suntik vaksin untuk memperkuat
daya tahan tubuhnya. Dengan demikian dapat di nyatakan bahwa, orang yang
mudah untuk di persuasi atau dibujuk ialah individu yang tidak memiliki
informasi mengenai suatu hal. Teori ini juga mengatakan keyakinan yang kuat
dapat digoyahkan jika pemegangnya tidak biasa membela keyakinan nya.
Sehingga Teori ini memacu sebuah konsep suatu situasi dimana seorang persuader
ingin memperkuat sikap, keyakinan, perilaku orang lain. Penguatan ini diperlukan
karena diduga sikap keyakinan, perilaku si penerima sangat lemah berhadapan
dengan serbuan pesan. Dibutuhkan proses inokulasi untuk memperbesar atribusi
resistensi individu terhadap serbuan pesan. untuk persuader, harus memanipulasi
pesan demi memperkuat resistensi penerima terhadap serbuan pesan. Ada tiga
tahap inokulasi yang efektif.
a. Komunikator Memperingatkan penerima mengenai kontra-argumen
terhadap sikap, untuk mengaktifkan komponen pembelaan.
b. Komunikator Membuat serangan lemah, tidak terlalu memberi dosis kuat
yang akan membanjiri sistem kekebalan audiens.
c. Membuat penerima aktif untuk bertahan dengan sikap, keyakinan, dan
perilaku nya atau menciptakan response defensif.
Sehingga, dengan proses ini dapat membuat individu membangun ketahanan
terhadap pengaruh persuasif yang bertentangan dengan keyakinan mereka melalui
eksposur terkontrol terhadap argumen yang bertentangan. Proses ini memicu
pengaktifan pertahanan kognitif individu, memungkinkan mereka untuk
melakukan pengolahan informasi yang lebih mendalam. Hasilnya, individu
menjadi lebih mampu untuk menanganggapi dan menolak argumen yang tidak
konsisten dengan keyakinan mereka sendiri, sehingga memperkuat keyakinan
yang ada dan meningkatkan ketahanan terhadap upaya persuasif yang
bertentangan.
DAFTAR PUSTAKA

Armayanti, N. (2021). Public Relations. Medan: Merdeka Kreasi. Tersedia dalam


Google Books.

Charles R. Berger. (2011). Pendekatan Alternatif untuk Teorisasi dalam Ilmu


Komunikasi. (D. Sri, Terjemahan). Indonesia: Nusa Media. Tersedia dalam Google
Books.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta: Kencana. Tersedia
dalam Google Books.

Littlejohn, Stephen W. (2016). Ensiklopedia Teori Komunikasi: Jilid 2 ( Cetakan ke-


1). Jakarta: Kencana Predana Media.

Mirza, A. (2018). Tafsir Kontemporer Ilmu Komunikasi. Tangerang: Indigo Media.


Tersedia dalam Google Books.

Zamroni, M. (2022). Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis,


Aksiologis. Yogyakarta: IRCiSoD. Tersedia dalam Google Books.

Anda mungkin juga menyukai