Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEGAGALAN PRODUKSI

ANESTRUS
Dosen Pengampu : drh. Annisa Rahmi, MSi

Nama Anggota :
1.Muhammad Ihsan Kholilullah (A.2110463)
2. Muhammad Dzulfiqar (A.2110259)

3. Mujahiroh (A.2110824)
4. Tivanka Adinda Putri (A.2210297)
5. Wildan Muhammad (A.2110698)

6. Rian Riyadi (A.2111600)


7. Irsaludin (A.2110303)
8. Zaky Syaban Suryanto (A.2110670)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2024
PENGERTIAN
Anestrus postpartum merupakan suatu kondisi yang terjadi setelah melahirkan dimana betina
postpartum tidak menunjukkan estrus dan ovulasi,anestrus sering merupakan penyebab
infertilitas pada sapi. gangguan reproduksi ini umumnya terjadi pada sapi sesudah partus atau
inseminasi tanpa konsepsi (Berardinelli 2007).Anestrus postpartum adalah kondisi yang terjadi
setelah partus, sapi gagal memperlihatkan estrus dan ovulasi.

Pada sapi potong, perpanjangan anestrus postpartum adalah penyebab utama betina gagal
kawin kembali selama musim kawin sehingga merupakan penyebab infertilitas yang utama
(Whitier et al 2008). Penelitian menunjukkan hubungan negatif antara interval postpartum
terhadap estrus pertama dengan angka kebuntingan secara keseluruhan. Penurunan ini
kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor penyebab perpanjangan anestrus postpartum dan
bukan oleh efek perpanjangan itu sendiri (Hess et al 2005). Di negara empat musim,
kebuntingan dini pada sapi potong yang menyusui dapat tertekan secara drastis oleh proporsi
betina menyusui yang tidak menunjukkan gejala siklus estrus regular (anestrus) pada awal
musim kawin (Short et al., 1990).

Kurangnya ekspresi estrus, biasanya ditandai dengan kurangnya produksi progesteron


ovarium.

➢ Kondisi kurang optimal –> Nutrisi peripartum yang tidak memadai.


➢ Kondisi patologis –> Penyakit kronis yang melemahkan, penyakit rahim dan ovarium.

Bagian dari Ovarium dalam


keadaan anestrus. Ovarium
dalam keadaan anestrus (folikel
tidak terlihat)
PENYEBAB

Anestrus merupakan kondisi pada hewan betina yang tidak menunjukkan gejala estrus
dalam jangka waktu yang lama. Anestrus seringkali dikaitkan merupakan penyebab infertilitas
pada sapi. Beberapa kondisi anestrus dikaitkan dengan ovarium yang memiliki gangguan atau
masalah dan pertumbuhan folikel yang terjadi tidak mendukung folikel yang cukup matang
untuk ovulasi (Montiel dan Ahuja 2005). Anestrus dapat terjadi akibat dari banyak faktor yang
berkaitan meliputi seperti faktor managerial, faktor fisiologi, faktor pemenuhan nutrisi serta
tertundanya involusi uteri dan status kesehatan umum mempengaruhi lamanya anestrus (Yavas
and Walton 2000). Faktor nutrisi merupakan salah satu penyebab utama pada kondisi anestrus
dari beberapa penelitian dan literatur menyatakan bahwa BCS < 2,5 dari skala 1-5 merupakan
representasi dari kekurangan nutrisi yang salah satu dampaknya adalah penurunan fungsi dan
efisiensi reproduksi (Arthur et al., 2001; Ahuja dan Montiel, 2005; Roelofs et al. 2010;
Carneiro et al. 2011).

Gambar : Penyebab utama terjadinya anestrus pada sapi perah.

Faktor-faktor anestrus yaitu sebagai berikut:


1). Umur
Anestrus pada hewan betina yang masih muda disebabkan oleh poros hipotalamus-
hipofisa-anterior belum berfungsi secara baik, kelenjar hipofisa anterior belum cukup mampu
menghasilkan hormon gonadotropin sehingga ovarium juga belum mampu menghasilkan
hormon estrogen sebagai akibat belum terjadi pertumbuhan folikel yang sempurna. Anestrus
pada hewan betina yang telah berumur tua, poros hipotalamus, hipofisa, anterior telah
mengalami perubahan dan penurunan fungsi sehingga mendorong berkurangnya sekresi
hormon gonadotropin disertai dengan penurunan respon ovarium terhadap hormon
gonadotropin tersebut (Ratnawati dkk , 2007).
2). Kebuntingan
Hewan yang sedang bunting, pada ovariumnya terdapat korpus luteum graviditatum yang
mampu menghasilkan hormon progesteron yang berperan menjaga kebuntingan dalam jumlah
besar.Hormon progesteron menghambat kerja kelenjar hipofisa depan karena adanya
mekanisme umpan balik negatif dan disertai sekresi hormon gonadotropin yang menurun
sehingga tidak mendorong pertumbuhan folikel baru pada ovarium ( karena tidak ada hormon
estrogen yang dapat disekresi). Keadaan ini yang menyebabkan birahi tidak timbul dan selalu
dalam keadaan anestrus (Ratnawat dkk , 2007).

3). Laktasi
Kadar hormon LTH atau prolaktin yang tinggi dalam darah pada hewan yang sedang laktasi
dapat mendorong terbentuknya korpus luteum persisten (kelanjutan dari korpus luteum
graviditatum yang ada pada waktu bunting). Hal ini berkaitan dengan kadar progesteron dalam
darah meningkat tajam sebagai mekanis meumpan balik hipofisa anterior dan menghambat
sekresi hormon gonadotropin. Keadaan ini menyebabkan folikel baru tidak tumbuh dan tidak
ada sekresi estrogen sehingga terjadi anestrus (Ratnawati dkk , 2007).

4). Pakan
Ransum pakan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan lemak dan karbohidrat dapat
mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan pertumbuhan folikel dan mendorong
timbulnya anestrus, kekurangan protein mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai
anestrus.

5). Musim.
Pada musim panas kualitas pakan hijauan menjadi sangat menurun sehingga banyak dijumpai
kasus anestrus akibat kekurangan asupan nutrisi. Musim dingin yang ekstrem juga mendorong
terjadinya anestrus. Musiman anestrus banyak terjadi pada ternak kuda dan domba.

6). Lingkungan.
Lingkungan yang kurang serasi, kandang yang sempit , kurang ventilasi dapat menimbulkan
stres yang memicu kondisi anestrus.

7). Patologi ovarium dan uterus


Adanya kelainan pada rahim menyebabkan turunnya sekresi prostaglandin korpus luteum tetap
ada pada ovarium sehingga terbentuk korpus luteum persisten yang Memicu peningkatan kadar
progesteron dalam darah disertai penurunan sekresi hormon gonadotropin. Kondisi ini
menyebabkan perkembangan folikel baru dan kadar estrogen meningkat dalam darah sehingga
menyebabkan muncul kasus anestrus.

8). Penyakit kronis.


Penyakit secara umum menyebabkan penurunan berat badan sebagai pemicu anestrus akibat
kekurangan asupan nutrisi. Penyakit cacingan pada saluran pencernaan yang bersifat kronis
sering disertai anestrus dalam jangka panjang.
Jika tubuh Kekurangan nutrisi terutama untuk jangka waktu yang lama maka akan
mempengaruhi fungsi reproduksi, reproduksi menjadi rendah dan akhirnya produktivitasnya
rendah.Kekurangan nutrisi akan mempengaruhi fungsi hipofisi anterior sehingga produksi dan
sekresi hormon FSH dan LH rendah (karena ATP tidak cukup), akibatnya ovarium tidak
berkembang(hipofungsi).Pengaruh lainnya pada saat ovulasi, mengangkut sperma,
penumpukan, pembelahan sel, perkembangan embrio dan janin. Kekurangan nutrisi yang
terjadi pada masa pubertas sampai beranak pertama maka kemungkinannya adalah: birahi
tenang, defek ovulasi (kelainan ovulasi), gagal konsepsi, kematian embrio/janin. Nutrisi yang
sangat menunjang untuk saluran reproduksi diantaranya: protein, vitamin A, mineral/vitamin
(P, kopper, kobalt, mangan, lodine, selenium). Selain nutrisi tersebut diatas, yang perlu
diperhatikan adalah adanya ransum yang harus dihindari selama masa kebuntingan karena
dapat menyebabkan abortus (keguguran), diantaranya: racun daun cemara, nitrat, ergotamine,
napthalen, khlor, dan arsenik (Prihatno, 2004)
Fase anestrus pada siklus estrus normalnya terjadi selama 1– 6 bulan. Ditandai dengan
inaktivitas ovarium, involusi uterus dan perbaikan endometrium. Akhir anestrus ditandai
dengan peningkatan FSH dan LH yang dipengaruhi oleh GnRH. Peningkatan FSH ini
menyebabkan proestrus folikulogenesis (Syarifuddin, 2005) Akhir fase anestrus ditandai
dengan adanya sirkulasi estrogen.Sirkulasi estrogen berkaitan dengan adanya RNA messenger
(mRNA). Dalam siklus normal,selama fase tingkat anestrus Reseptor Estrogen (RE) mRNA
yang ada di hipotalamus berkelanjutan-angsuran akan menurun karena ketidakhadiran
estrogen, misalnya masukan positif hipotalamus.
Siklus estrus akan berlangsung selama hidup dari betina dewasa dan sewaktu waktu
terhenti sementara pada kondisi bunting dan beberapa kondisi pada masalah status reproduksi,
infeksi uterus, mumifikasi, maserasi fetus dan beberapa gangguan reproduksi lainnya dapat
menyebabkan anestrus (Arthur et al., 2001; Senger, 2003 ).

PENANGANAN

Penanganan penyakit anestrus pada ternak ruminansia, seperti sapi, terdiri dari beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan hormonal yang menyebabkan ternak
tidak birahi. Beberapa cara penanganan yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pemberian hormon: Pemberian hormon LH atau GnRh yang mempunyai efek LH,
progesteron, dan HCG secara intra muskuler dapat membantu mengatasi cystic folikel
dan cystic luteal.
2. Pengobatan infeksi: Eliminasi bakteri penyebab infeksi dan pengobatan infeksi uterus
dapat membantu mengatasi gangguan hormonal yang menyebabkan anestrus
3. Pemeriksaan umur kebuntingan: Pemeriksaan umur kebuntingan umur 6 minggu
memerlukan keterampilan khusus, namun pemeriksaan kebuntingan umur 6-10 minggu
harus lebih akurat
4. Manajemen kesehatan reproduksi: Menyediakan pakan yang cukup dan mengurangi
kehilangan berat badan selama laktasi pertama, menurunnya aktifitas ovarium, dan
meningkatkan kondisi tubuh dapat membantu mengatasi anestrus
5. Pengobatan hormon: Pengobatan hormon, seperti progesteron, dapat membantu
mengatasi anestrus pada ternak ruminansia
6. Penelitian: Penelitian mengenai respon birahi dan ovulasi pada sapi perah anestrus
setelah pengobatan dapat memberikan informasi lebih spesifik tentang pengobatan
anestrus
7. Pengelolaan kelompok ternak: Memiliki target berat hidup untuk pertumbuhan dara,
menurunnya aktifitas ovarium, dan meningkatkan kondisi tubuh dapat membantu
mengatasi anestrus pada kelompok ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Carneiro, L.C., Carla, C.C.,Ricarda, M.D.S. 2011. Timed Artificial Insemination and Early
Diagnosis of Pregnancy to Reduce Breeding Season in Nelore Beef Cows. J. Trop. Anim.
Health Prod. 44: 623-627

Roelofs, J., Eerdenburg Van., F.J.C.M. Hunte, R.H.F., Gtius, L., Hanzen, Ch. 2010. When is a
Cow in Estrus? Clinical and Practical Aspects: review. J.Theriogen.74: 327-344.

Arthur's H, David, E.N., Parkinson., T.J England, C.W. 2001. Endogenous and exogenous
control of ovarian cyclicity. In Veterinary Reproduction and Obstetrics. 8th ed. Saunders

Ahuja, C., Montiel, F. 2005. Body condition and suckling as factors influencing the duration
of postpartum anestrus in cattle: a review. J. Anim. Sci. 85: 1-26.

Montiel, F., and C. Ahuja. 2005. Body condition and suckling as factors influencing the
duration of postpartum anestrus in cattle: A review. Anim. Reprod. Sci. 85:1-26.

Yavas, Y., and J. S. Walton. 2000. Postpartum acyclicity in suckled beef cows: A review.
Theriogenology 54:25-55

Senger, P.L. 2003. Reproductive CyclicityTerminology and Basic Concepts. In Pathways to


Pregnancy and Parturition. Second Revised Edition. Current Conceptions, Inc. Washington
State University, Washington, USA

Berandinelli J. 2007. Management Practices to Overcome Problems With Puberty an Anestrus.


Proceedings Applied Reproductive Strategies in Beef Cattle.

Whittier, J. C., J. Berardinelli, and L. Anderson. 2008. Understanding puberty and postpartum
anestrus. In Proceedings, Applied Reproductive Strategies in Beef Cattle. Fort Collins, CO.
Hess, B. W., S. L. Lake, E. J. Scholljegerdes, T. R. Weston, V. Nayigihugu, J. D. C. Molle and
G. E. Moss. 2005. Nutritional controls of beef cow reproduction. J Anim Sci 83(Suppl): E90-
E106.

Short, R. E., R. A. Bellows, R. B. Staigmiller, J. G. Berardinelli, and E. E. Custer. 1990.


Physiological mechanisms controlling anestrus and infertility in postpartum beef cattle. J Anim
Sci 68:799-816.

Ratnawati, Dian., Wulan Cahya Pratiwi dan Lukman Affandhy. S.2007. Penanganan
Gangguan Reproduksi Pada sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Departemen Pertanian.

Syarifuddin, N. 2005. Laporan Kegiatan Aplikasi Teknologi Reproduksi Ternak dan


Kesehatan Ternak pada Program Pendayagunaan dan Pengembangan Iptek Nuklir Bidang
Peternakan Di Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2005.Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru

Prihatno, SA 2004. Infertilitas dan Sterilitas. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai