Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI ORGANISASI

MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA

SOSIOLOGI

Roseana Ulfa, S.E

Disusun Oleh :

SUSILOWATI

Jl. Poros Tugu Udang Desa Sungai Nibung


Kecamatan Dente Teladas
Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung
KEGIATAN ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA

1. Menghadiri Pengajian

Salah satu kegiatan yang saya lakukan dalam organisasi Muslimat

Nahdlatul Ulama adalah menghadiri pengajian. Pengajian rutin ini adalah

kegiatan mengaji, mempelajari agama yang dilakukan rutin biasanya

sebulan sekali dan tempatnya berpindah pindah. Secara umum pengajian

dapat diartikan sebagai aktivitas belajar dan menimba ilmu untuk

mengetahui lebih dalam lagi seputar ajaran agama Islam.

2. Shalawatan dan Tahlilan


Shalawatan muslimat NU biasanya dilakukan pada hari jum’at malam

sabtu dan bertempat di salah satu rumah muslimat NU dan bergiliran

setiap minggunya. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi

antar Muslimat, mengaji dan bersholawat.


DESKRIPSI ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA

Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial

keagamaan salah satu Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama. Didirikan pada

tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 Hijriah bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di

Purwokerto. Hingga kini dipimpin oleh Ketua Umum Hj Khofifah Indar

Parawansa yang juga Gubernur Provinsi Jawa Timur.

Pada Muktamar ke-13 NU di Menes, Banten tahun 1938 menjadi momen awal

gagasan mendirikan organisasi perempuan NU itu muncul. Dua tokoh yakni Nyai

R Djuaesih dan Nyai Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut

mewakili jamaah perempuan. Nyai R Djuaesih secara tegas dan lantang

menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi

sebagaimana kaum laki-laki. Ia menjadi perempuan pertama yang naik mimbar

dalam forum resmi organisasi NU. Secara internal, di NU ketika itu juga belum

tersedia ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi

dalam penentuan kebijakan.

Ide itupun disambut dengan perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar.

Setahun kemudian, tepatnya pada Muktamar ke-14 NU di Magelang, saat Nyai


Djuaesih mendapat tugas memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar

(utusan NU Banyumas) yang waktu itu dihadiri perwakilan dari daerah-daerah di

Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Muntilan, Sukoharjo, Kroya, Wonosobo,

Surakarta, Magelang, Parakan, Purworejo, dan Bandung. Forum menghasilkan

rumusan pentingnya peranan wanita NU dalam organisasi NU, masyarakat,

pendidikan, dan dakwah.

Bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, keinginan jamaah wanita NU untuk

berorganisasi diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar ke-16 NU di

Purwokerto. Hasilnya, dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama

Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) yang kelak lebih populer disebut Muslimat

NU. Hari inilah yang di kemudian hari diperingati sebagai hari lahir Muslimat NU

sampai sekarang. Pendirian lembaga ini dinilai relevan dengan kebutuhan sejarah.

Pandangan ini hanya dimiliki sebagian kecil ulama NU, di antaranya KH

Muhammad Dahlan, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan KH Saifuddin Zuhri.

Atas dasar prestasi dan kiprahnya yang demikian, Muktamar ke-19 NU di

Palembang pada tahun 1952, Muslimat NU memperoleh hak otonomi.

Muktamirin sepakat memberikan keleluasaan bagi Muslimat NU dalam mengatur

rumah tangganya sendiri serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan

kreativitasnya di medan pengabdian. Sejak menjadi badan otonom NU, Muslimat

lebih bebas bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita

nasional secara mandiri. Dalam perjalanannya, Muslimat NU bergabung bersama

elemen perjuangan wanita lainnya, utamanya yang tergabung dalam Kongres

Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional.

Di Kowani, Muslimat NU menduduki posisi penting.


PERKEMBANGAN ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA

Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU)

memiliki sayap perempuan yang disebut Muslimat NU. Muslimat NU telah

berperan penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, terutama dalam hal

pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Perkembangan Muslimat NU selama beberapa tahun terakhir telah menunjukkan

peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek, seperti:

1. Pendidikan: Muslimat NU telah aktif dalam mendirikan dan mengelola

berbagai lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga

perguruan tinggi. Mereka juga terlibat dalam program-program literasi dan

pendidikan non-formal.

2. Kesehatan: Muslimat NU memiliki program-program kesehatan yang

mencakup penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan gratis, serta

bantuan medis bagi masyarakat yang membutuhkan. Mereka juga aktif

dalam kampanye kesehatan seperti imunisasi dan pencegahan penyakit

menular.

3. Kesejahteraan Sosial: Muslimat NU terlibat dalam berbagai kegiatan sosial

seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan

dan pemberian modal usaha kecil, bantuan bagi korban bencana alam,

serta program-program bantuan sosial bagi keluarga miskin.

4. Pemberdayaan Perempuan: Muslimat NU juga fokus pada pemberdayaan

perempuan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, dan


keagamaan. Mereka mengadakan pelatihan keterampilan, seminar, dan

lokakarya untuk meningkatkan kemandirian perempuan.

5. Pengembangan Kader: Muslimat NU terus mengembangkan kader-kader

perempuan yang memiliki pemahaman agama yang kuat dan kompetensi

dalam bidang sosial kemasyarakatan. Mereka mengadakan pelatihan-

pelatihan dan seminar-seminar untuk meningkatkan kapasitas dan

pengetahuan para kader.

Dengan berbagai upaya tersebut, Muslimat NU terus berperan sebagai salah satu

kekuatan yang mendorong pembangunan masyarakat Indonesia secara holistik,

berdasarkan nilai-nilai Islam dan semangat kebersamaan.


UPAYA PENGEMBANGAN DALAM ORGANISASI

NAHDLATUL ULAMA

Upaya pengembangan yang akan saya lakukan untuk Muslimat Nahdlatul Ulama

(NU) meliputi berbagai program dan kegiatan yang dirancang untuk memperkuat

peran dan kontribusi mereka dalam berbagai aspek kehidupan, baik di level lokal,

nasional, maupun internasional. Beberapa upaya pengembangan yang dilakukan

oleh Muslimat NU antara lain:

1. Pendidikan dan Pelatihan: Muslimat NU mengadakan program-program

pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan anggotanya di berbagai bidang, termasuk agama, sosial,

ekonomi, dan kepemimpinan. Program ini mencakup pelatihan kader,

seminar, lokakarya, dan kursus-kursus pendidikan formal dan non-formal.

2. Pemberdayaan Ekonomi: Muslimat NU aktif dalam mengembangkan

program-program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan, seperti

pelatihan kewirausahaan, bantuan modal usaha, pengembangan koperasi,

dan dukungan bagi industri kecil dan mikro. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan dan mengurangi

kesenjangan ekonomi gender.

3. Pemberdayaan Sosial: Muslimat NU terlibat dalam berbagai kegiatan

sosial seperti pemberdayaan masyarakat melalui program-program

kesehatan, sanitasi, dan kesejahteraan sosial. Mereka juga memberikan

bantuan kepada keluarga yang membutuhkan, termasuk korban bencana

alam dan keluarga miskin.


4. Pengembangan Kepemimpinan: Muslimat NU memprioritaskan

pengembangan kepemimpinan perempuan melalui pelatihan

kepemimpinan, mentoring, dan pembinaan karir. Mereka mendorong

partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal,

nasional, dan internasional.

5. Pendidikan Agama dan Dakwah: Muslimat NU melakukan kegiatan-

kegiatan dakwah dan pendidikan agama untuk memperkuat pemahaman

dan pengamalan agama di kalangan perempuan. Mereka juga terlibat

dalam penyuluhan agama, kajian kitab suci, dan pengembangan literasi

agama.

Anda mungkin juga menyukai