Anda di halaman 1dari 4

TEKS ROLE-PLAYING

KOMUNIKASI DALAM KONTEKS SOSIAL


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu:

Ns. Esthika Ariany Maisa, S. Kep., M. Kep

Penyusun:
1. Angelli Amanti Putri (231131 )

2. Hendriani Widianti Putri (231131 )

3. Muhammad Farhan Fatahillah (231131 )

4. Permata Khoirun Nisa (2311313014)

5. Rifi Fithriyah Zami (231131 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2024
Pada suatu sore, ada lima orang yang sedang bercengkrama di suatu tempat makan, mereka
sedang menunggu waktu berbuka puasa tiba. Saat ini, mereka sudah kehabisan topik sehingga
tidak tahu harus membicarakan apa lagi, karena menyadari keheningan itu, Farhan akhirnya
berinisiatif untuk membuka topik percakapan yang baru.

Farhan: “Guys, kita kan bakalan masuk ke materi komunikasi dalam konteks sosial ya, gimana
kalo kita bahas materinya bareng-bareng sekarang, sambil tunggu waktu berbuka puasa, biar gak
“krik-krik” gini”

Rifi: “Boleh deh, aku mulai duluan ya, aku mau bahas definisinya.”

Angelli: “Okee”

(Angelli, Windi, Tata, dan Farhan mulai memperhatikan rifi.)

Rifi: “Menurut pendapat David K Berlo dalam Cangara, tahun 1998, komunikasi sosial itu
sebuah instrumen atau alat dari proses interaksi sosial yang dipakai untuk mengetahui dan
memprediksi, bagaimana sih sikap orang lain itu ke kita, dan bisa juga kita pake untuk mencari
tahu eksistensi kita dalam masyarakat itu diakuin atau enggak. Nah, berangkat dari penjelasan
ini, tanpa kita sadari, komunikasi yang lagi kita lakuin sekarang juga bisa disebut sebagai
komunikasi sosial loh!”

Angelli: “Apa aja tuh karakteristik dari komunikasi sosial?”

Farhan: “Pertama, pasti harus ada interaksi lah ya, antara dua orang atau lebih, namanya juga
komunikasi sosial. Kedua, ada yang namanya kognisi sosial. Kognisi sosial itu apaan sih?
Kognisi sosial itu penggambaran kemampuan seseorang dalam memahami emosi, bahasa, dan
bisa menyimpulkan isi percakapan. Kognisi sosial ini perlu banget loh buat kita latih, biar kita
kita lebih cepat buat nangkap informasi, lebih peka sama suasana obrolan, mengurangi risiko
salah pemahaman, jadi kita bisa meminimalisir keributan dan jadi orang yang asyik buat diajakin
ngobrol guys, mantep kan manfaatnya! Hmm, ada lagi sih manfaat yang lain, tapi aku lupa ...
Windi inget gak selebihnya apa?’

Windi: “Aku ingat! Ada dua lagi tuh karakteristik komunikasi sosial. Pertama, dari sisi
pragmatik. Pragmatik ini unsur penting dalam berbahasa dan berkomunikasi. Kita ini
berkomunikasi pake bahasa yang sesuai sama konteks dan kondisi kan ya, dan penggunaannya
tuh gak ada aturan tertulisnya. Meski ga ada aturan tertulisnya, seiring waktu kita juga bakalan
paham penggunaan bahasa ini harus dipakai di mana dan kapannya. Contohnya kayak pas aku
ngobrol sama kalian, bahasa yg aku pake kan bahasa casual ya, tapi gak mungkin dong ketika
aku ngirim pesan ke dosen melalui WhatsApp bahasaku secasual ini juga, gak sopan itu
namanya. Kedua, kemampuan buat memahami bahasa dan ekspresi dari lawan bicara kita,
karena berinteraksi itu ga selamanya harus berbicara, bisa aja lewat simbol, kayak rambu lalu
lintas itu nah, bisa juga lewat bacaan, tulisan, dan isyarat. Jadi, kita harus bisa pahamin itu
semua, supaya hidup kita jauh lebih mudah.”
Farhan: “Fungsi dari komunikasi sosial itu apa aja?”

Angelli: “Fungsi komunikasi sosial itu banyak banget menurutku. Pertama, komunikasi itu
dipake buat bertukar informasi, karena manusia itu pengetahuannya terbatas kalau nggak diasah,
jadi memang butuh pertukaran informasi. Kedua, untuk mencari, memberi, dan menerima
informasi, jadi yang awalnya kita/orang lain nggak tau tentang suatu hal, akhirnya jadi tau deh.
Ketiga, kita juga berkomunikasi ketika meminta saran atau bimbingan, karena dengan adanya
saran atau bimbingan, kita bisa merasa lebih yakin atau setidaknya mengurangi keraguan
terhadap suatu hal. Keempat, buat membentuk konsep diri. Salah satu cara untuk membentuk
konsep diri adalah memperbanyak pengalaman kita berkomunikasi dan bersosialisai dengan
sekitar. Kelima, komunikasi bisa membuat kita merasa “hadir” ketika bersosialisasi, maka dari
itu bisa dibilang kalau komunikasi bisa menunjukkan eksistensi kita dalam suatu kelompok
masyarakat. Eksistensi ini penting untuk kita rasakan supaya self-esteem kita tidak
hancur/merasa rendah dibanding orang lain.”

Rifi: “Eh, ada lagi fungsi lainnya, buat cari hiburan! Nonton video tiktok, dengerin stand up
comedy lewat tv/youtube, baca thread di X, baca novel, scroll quora, atau sesimpel bercanda
sama temen itu juga bentuk komunikasi kan ya?”

Tata: Nah iya, bener banget! Media komunikasi ini ada banyak jenisnya. Pertama, jenis media
komunikasi berdasarkan salurannya, verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal itu bentuknya
ucapan lisan dan juga hasil tulisan, kalo komunikasi nonverbal bentuknya berupa bahasa tubuh,
ekspresi wajah, sentuhan, gerakan tubuh, dan isyarat. Kedua, jenis media komunikasi
berdasarkan penyebarannya, ada media komunikasi audio, audiovisual, dan cetak. Media audio,
contohnya kalo di zaman orang tua kita muda dulu kan mereka suka dengerin radio ya, kalau di
zaman sekarang sering kan kita setel Podcast dari Noice di mobil kalo lagi kejebak macet. Selain
media audio, ada juga yang namanya media audiovisual, contohnya video pembelajarannya
zenius atau pahamify, podcast yang ada di youtube, video tiktok, atau reels instagram. Nah, ada
juga media cetak, contohnya buku, majalah, booklet, koran, tapi ini udah makin jarang diminati
karena terkikis perkembangan zaman. Ketiga, jenis media komunikasi berdasarkan kehadiran
fisik, kehadiran fisik ini artinya ada atau nggaknya lawan bicara kita di depan kita fisiknya. Jenis
media berdasarkan fisik ini dibagi empat, komunikasi siaran, seluler, elektronik, dan tertulis.
Media komunikasi siaran ini mirip-mirip media audio dan audiovisual, contohnya kayak siaran
pake pengeras suara di masjid, atau siaran pers yang biasa kita tonton di tv/live youtube. Media
seluler ini contohnya platform komunikasi di hp kita, kayak wa, line, dan telpon seluler. Media
elektronik ini bisa dibilang pengganti media tertulis, karena sama sama dipakai untuk
mengirimkan pesan. Contohnya, di era Perang Dunia II para tentara itu kirim pesan pake surat,
kalau sekarang mah bisa kirim email/WhatsApp aja, hehe.

Rifi: “Seru banget loh bahas materi komunikasi ini, karena kebutuhan dasar dalam berinteraksi
itu kan komunikasi, sekalian belajar buat improving softskill kita.”
Windi: “Iyaa, ilmu komunikasi itu ilmu yang benar-benar bisa langsung kita terapkan di
kehidupan sehari-hari.”

Farhan: “Yoi, karena komunikasi adalah kunci ... eh, udah adzan tuh, ayo berbuka”
Mereka akhirnya mengakhiri topik pembicaraan dan berbuka puasa bersama.

Anda mungkin juga menyukai