Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN MANUSIAWI

studi kasus tentang faktor-faktor kepemimpinan dalam kegiatan


manusiawi

DOSEN:
MEITY DINA HIMPONG M,Si
ELFIE MINGKID M,Si
Dra. SINTJE ANEKE RONDONUWU M.Si
STEFI HELISTINA HARILAMA S.Sos, M.I.Kom

Penulis:
Josua Devandro Tamuntuan – 210811050021

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
studi kasus tentang faktor-faktor kepemimpinan dalam kegiatan
manusiawi

Sebagai contoh, mari kita lihat studi kasus tentang faktor-faktor kepemimpinan
dalam kegiatan manusiawi di lingkungan kerja.
Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang konsumen
memiliki sekitar 500 karyawan yang bekerja di pabrik dan kantor pusat.
Meskipun perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi produk berkualitas
tinggi dan memiliki pangsa pasar yang besar, manajemen menyadari bahwa
mereka mengalami masalah dalam hal retensi karyawan. Banyak karyawan
yang keluar setelah bekerja selama beberapa bulan atau tahun, dan manajemen
ingin memahami penyebabnya dan menemukan solusi yang efektif.
Setelah melakukan penelitian, manajemen menemukan bahwa faktor
kepemimpinan memainkan peran kunci dalam retensi karyawan. Ada beberapa
faktor kepemimpinan yang signifikan yang mempengaruhi kepuasan dan retensi
karyawan:
1. Komunikasi yang efektif: Manajemen menemukan bahwa karyawan
merasa lebih puas dan termotivasi ketika mereka mendapatkan umpan
balik yang jelas dan teratur tentang kinerja mereka. Kepemimpinan yang
efektif memastikan bahwa komunikasi dengan karyawan selalu terjalin
dan memberikan umpan balik yang jelas dan tepat waktu.
2. Penghargaan: Karyawan merasa dihargai dan terinspirasi ketika
manajemen memberikan penghargaan secara teratur. Hal ini tidak hanya
berupa bonus atau kenaikan gaji, tetapi juga pengakuan atas kerja keras
dan prestasi yang dicapai.
3. Pembinaan dan pengembangan: Karyawan juga merasa lebih puas dan
termotivasi ketika manajemen memberikan peluang untuk pembinaan dan
pengembangan diri. Kepemimpinan yang efektif memberikan pelatihan
dan pengembangan teratur untuk karyawan sehingga mereka dapat terus
tumbuh dan berkembang.
4. Kepemimpinan yang terlibat: Karyawan merasa lebih dihargai dan
terinspirasi ketika kepemimpinan terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari. Kepemimpinan yang efektif memastikan bahwa mereka hadir
di lapangan dan terlibat dalam kegiatan operasional untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang pekerjaan karyawan.
Berdasarkan temuan ini, manajemen mulai mengambil tindakan untuk
meningkatkan faktor-faktor kepemimpinan ini. Mereka meluncurkan program
penghargaan dan pengakuan, memberikan pelatihan dan pengembangan teratur,
serta memperkuat komunikasi antara manajemen dan karyawan. Hasilnya,
tingkat retensi karyawan meningkat dan karyawan merasa lebih puas dan
terinspirasi di tempat kerja.

Solusi:
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpin, memotivasi, dan
mengarahkan orang-orang untuk mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa faktor
kepemimpinan yang penting dalam kegiatan manusiawi, antara lain:
1. Keterampilan interpersonal: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan
baik, mengelola konflik, membangun hubungan yang kuat, dan
memotivasi orang lain.
2. Visi yang jelas: Memiliki visi yang jelas tentang tujuan dan arah yang
ingin dicapai, serta kemampuan untuk memperjelas visi tersebut kepada
orang-orang di sekitarnya.
3. Kepemimpinan yang berorientasi pada orang: Menempatkan kepentingan
dan kesejahteraan orang-orang di atas kepentingan diri sendiri. Hal ini
meliputi kemampuan untuk mendengarkan, memberikan umpan balik,
dan memperhatikan kebutuhan dan harapan orang lain.
4. Kemampuan pengambilan keputusan: Kepemimpinan juga melibatkan
kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan fakta,
serta mengambil risiko yang perlu.
5. Kreativitas dan inovasi: Kepemimpinan yang efektif melibatkan
kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam memecahkan
masalah dan mencapai tujuan.
6. Kemampuan memimpin perubahan: Kepemimpinan yang baik juga
melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan memimpin
perubahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
7. Kepemimpinan yang adil dan integritas: Menjadi contoh yang baik
dengan menghormati nilai-nilai etika dan moral yang benar dan menjadi
teladan yang baik.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dalam kegiatan manusiawi,
seseorang harus mengembangkan keterampilan dan sikap positif dalam faktor-
faktor kepemimpinan tersebut. Seseorang juga harus selalu terbuka untuk
belajar dan mengembangkan diri, sehingga ia dapat menjadi pemimpin yang
lebih baik dan efektif di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Yukl, G. A. (2013). Leadership in organizations (8th ed.). Upper Saddle River,


NJ: Prentice Hall.
Northouse, P. G. (2019). Leadership: Theory and practice (8th ed.). Thousand
Oaks, CA: Sage Publications.
Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational leadership (2nd ed.).
Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Avolio, B. J., & Bass, B. M. (2004). Multifactor leadership questionnaire:
Manual and sampler set (3rd ed.). Menlo Park, CA: Mind Garden.
Goleman, D. (2000). Leadership that gets results. Harvard Business Review,
78(2), 78-90.

Anda mungkin juga menyukai