Anda di halaman 1dari 14

Mata kuliah: Analisis Standar Akuntansi Keuangan

LAPORAN MAKALAH

“Penyajian Pengungkapan Investasi Dalam Entitas Lain dan


Pengungkapan Transaksi Berelasi”

Dosen Pengampu :
O.K. Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak., CA.

OLEH :

DESNA YULIKE SINAGA (7193220024)

OTNIEL PRASETYA PURBA (7193520010)

ROS ANNISA (7193520023)

BENNY H. TAMPUBOLON (7193520032)

KENSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan makalah mata kuliah Analisis Standar Akuntansi Keuangan
dengan judul ”Penyajian Pengungkapan Investasi Dalam Entitas Lain dan Pengungkapan
Transaksi Berelasi”.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah


Analisis Standar Akuntansi Keuangan Bapak OK. Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak., CA.
karena berkat bimbingannya penulis mampu menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua dan teman-teman, karena
tanpa dorongan mereka, penulis tidak akan termotivasi untuk menyelesaikan laporan ini.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
kedepannya penulis dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada.

Medan, 04 Oktober 2022

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II ISI

2.1 Penyajian Investasi Pada Entitas Lain ...................................................................... 3


2.2 Makna Perusahaan Asosiasi/Afiliasi......................................................................... 3
2.3 Pengertian Pihak Berelasi ............................................................................................ 5
2.4 PSAK 7 Tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi ....................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ................................................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di era globalisasi menghadapkan Negara Indonesia


pada permasalahan yang semakin luas dan kompleks serta persaingan yang ketat dalam
merebut pasar. Persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin
ketat, belum lagi kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyak
perusahaan yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan. Maka dari itu setiap perusahaan
baik dibidang jasa maupun dagang mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh
keuntungan, agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan hidup
perusahaan didalam persaingan ekonomi dunia.
Kepemilikan perusahaan publik hampir di semua negara cenderung terkonsentrasi,
termasuk di Indonesia (Siregar, 2007). Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi ini
menyebabkan makin besarnya kemungkinan pihak mayoritas melakukan ekspropriasi
kekayaan yang salah satunya dilakukan melalui transaksi dengan pihak berelasi.
Transaksi pihak – pihak berelasi dewasa ini mendapat perhatian yang sangat serius baik
dari dalam kalangan dunia bisnis maupun dari pihak otoritas perpajakan.
Pada dasarnya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang saling
tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu. Unsur kesepakatan dalam
menentukan harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian, karena
kesepakatan dalam penentuan harga dapat membawa dampak keuntungan maupun
kerugian bagi pihak-pihak terkait (stakeholder). Stakeholder yang perlu mendapat
informasi yang transparan dari transaksi di atas antara lain, investor, kreditor,
pemegang saham.
Di Indonesia, berbagai kriteria pengungkapan transaksi pihak berelasi telah diatur
oleh BAPEPAM-LK melalui peraturan VIII. G 7 yang menyebutkan bahwa semua
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyebutkan bahwa
semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu
mengungkapkan transaksi pihak berelasi pada laporan keuangan, dan pengungkapan
transaksi pihak berelasi ini merupakan bentuk dari pengungkapan yang wajib
(mandatory disclosure). Basis atau dasar peraturan VIII. G. 7 merupakan rujukan dari
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 mengenai “Pengungkapan
Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Peraturan pengungkapan transaksi
pihak berelasi ini kemudian terus diperbaharui. Peraturan terbaru yang ada saat ini
digunakan adalah Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor KEP-347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang diterbitkan pada tanggal 25 Juni 2012.
Dengan dipenuhinya seluruh kriteria yang wajib diungkapkan perusahaan pada
peraturan ini, diharapkan perusahaan mampu untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan praktek penyalahgunaan transaksi pihak berelasi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul
“Penyajian Pengungkapan Investasi Dalam Entitas Lain dan Pengungkapan
Transaksi Berelasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini:
1. Apa Pegertian Penyajian Investasi Pada Entitas Lain?
2. Apa Makna Perusahaan Asosiasi/Afilasi?
3. Apa Pengertian Pihak Berelasi?
4. Bagaimana PSAK NO. 7 Tentang Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi?

1.3 Tujuan
1. Menyelesaikan Tugas Matakuliah Analisis Standar Akuntansi Keuangan
2. Mengetahui Tentang Pengertian Penyajian Investasi Pada Entitas Lain
3. Mengetahui tentang pengertian penyajian invistasi pada entitas lain
4. Mengetahui tentang makna perusahaan asosiasi/afiliasi
5. Mengetahui tentang pengertian pihak berelasi
6. Mengetahui tentang PSAK 7 tentang pengungkapan pihak-pihak berelasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyajian Investasi Pada Entitas Lain

Akuntansi investasi pada entitas asosiasi terkait pada kepemilikan berhak suara atas
entitas yang menggunakan saham atau serupa saham sebagai basis kepemilikan.
Berbagai standar akuntansi di muka bumi membagi kepemilikan investor berupa saham
berhak suara pada entitas-lain dalam kelompok (1) dibawah 20 %, (2) 20 % – 50 % dan
(3) diatas 50 % saham beredar berhak suara diterbitkan investee atau denominasi
kepemilikan bentuk lain (atau bukan saham) yang dapat dihitung secara kuantitatif.
Kepemilikan di bawah 20 % seluruh saham-berhak-suara dianggap sebagai investasi-
pasif, karena pada umumnya investor tersebut tak memiliki pengaruh-penting atau
pengaruh-besar (significan influence) apalagi pengendalian (control) terhadap
manajemen-kunci dan kebijakan strategis, dan investor tidak memiliki perwakilan pada
BOD. Kepemilikan 20 % – 50% menyebabkan investee berpotensi sebagai entitas-
asosiasi kalau berbagai syarat lain dipenuhi oleh investor dan investee. Kepemilikan
saham berhak-suara di atas 50 % menyebabkan entitas-investee berpotensi menjadi
perusahaan-anak (subsidiary company) kalau berbagai syarat tertentu dipenuhi,
misalnya investor sengaja memilih untuk tidak menggunakan hak-untuk-mempengaruhi
sesuai paragraf 24 IPSAS 7.

Investor berkepemilikan dibawah 20% yang mampu membuktikan pengaruh


signifikan tergolong investasi pada entitas asosiasi, sebaliknya, sebaliknya kepemilikan
20%-50% dengan bukti tak memiliki pengaruh signifikan adalah bukan investasi pada
entitas asosiasi.

Sebagai misal, kepemilikan 18% atas sebuah perusahaan publik berekuitas puluhan
triliun rupiah menyebabkan investor tersebut berposisi sebagai pemegang-saham
terbesar yang berposisi mendikte RUPS apabila tidak ada aliansi suara PS lain.

2.2 Makna Perusahaan Asosiasi/Afiliasi

James Chen, 2021, menyajikan artikel berjudul What Is an Associate Company?,


dalam situs Business Essentials antara lain menjelaskan berbagai hal sebagai berikut.
Dalam arti luas, perusahaan asosiasi bermakna sebuah korporasi dimiliki dalam
kepemilikan-minoritas (minority interest) oleh perusahaan-induk (parent company),
sebagai pembeda dengan perusahaan-anak (subsidiary company) yang dimiliki
perusahaan-induk dalam kepemilikan
mayoritas (mayority interest). Pertama, tentang perolehan/ pembentukan entitas-
asosiasi. Perusahaan asosiasi diperoleh, misalnya

1. Melalui pembelian sekuritas ekuitas pasar modal sampai jumlah investasian


tersebut memenuhi syarat untuk disebut perusahaan-asosiasi namun belum
memenuhi syarat sebagai perusahaan-anak, di mana investor bermaksud
menggunakan kuasa/pengaruh yang timbul atas investasi tersebut atau
2. Didirikan/dibentuk oleh perusahaan induk dengan/atau perusahaan-lain bukan-
perusahaan-induk, atau
3. Didirikan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk patungan/ventura-bersama
(joint venture).

Kedua, tentang kepemilikan aktif atau pasif, bahkan tak peduli. Akuisisi 100 %
saham sebuah perusahaan tak menyebabkan perusahaan terakuisisi berposisi sebagai
perusahaan-anak, apabila dimaksud diperdagangkan (for trading) dan dilepas-kembali
segera, tanpa mengubah strategi atau mengganti CEO perusahaan akuisisian tersebut.

Pengaruh signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam


pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, namun bukan
kuasa memutuskan (control). Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak
tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan,
mencatat saldo investasi atau mengukur investasi tersisa pada nilai wajar. Investor
mengakui dalam laporan LR selisih antara nilai wajar investasi-tersisa vs hasil
pelepasan sebagian kepemilikan atas saham entitas asosiasi, dengan jumlah tercatat
investasi, pada tanggal kehilangan pengaruh signifikan.

Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga


perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan aset-neto (atau
ekuitas) entitas-investee setelah pembelian saham. Bagian investor atas laba/rugi
investee diakui dalam laporan L/R investor, penerimaan dividen dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi. Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara
investor dan investee (hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar
bagian kepemilikan investor pada entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi
entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi transaksi tersebut dieliminasi.
Bila pembelian saham dilakukan tidak pada awal tahun akuntansi, maka
penghitungan bagian laba investor dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan
dengan nilai tercatat, secara proporsional bingkaiwaktu dimulai pada tanggal pembelian
saham investee sampai akhir tahun buku.

2.3 Pengertian Pihak Berelasi

Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu
dalam menyiapkan terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan
keuangannya. Yang dimaksud dengan pihak-pihak berelasi menurut PSAK 7 (revisi
2015) adalah orang atau entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas
pelapor) yaitu:
1. Orang atau anggota keluarga dekatnya dianggap mempunyai relasi dengan entitas
pelapor jika orang tersebut:
 Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
 Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor;
 Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari
entitas pelapor.
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
 Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama(artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling
berelasi dengan entitas lainnya).
 Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
 Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
 Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
 Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja
dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut,
maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
3. Dalam Pernyataan ini, pihak-pihak berikut bukan sebagai pihak-pihak berelasi:

 Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil manajemen
kunci yang sama atau karena personil manajemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan atas entitas lain.
 Dua ventura bersama hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
 Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, departemen dan
instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau
memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor, semata-mata dalam
pelaksanaan urusan normal dengan entitas (walaupun pihak-pihak tersebut dapat
membatasi kebebasan entitas atau ikut serta dalam proses pengambilan
keputusan).
 Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen umum
dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume signifikan,
semata-mata karena ketergantungan ekonomik yang diakibatkan oleh keadaan.

Pihak-pihak berelasi didefenisikan secara luas dalam PSAK Nomor 7. Suatu


perusahaan dikatakan mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan pelapor jika
(paragraf 9) :
a. Perusahaan tersebut yang melalui satu satau lebih perantara mengendalikan,
atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah ventura bersama, dengan perusahaan
pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, sub-subsidiaries, dan fellow
subsidiaries) ;
b. Perusahaan tersebut adalah perusahaan asosiasi (sebagaimana didefenisikan
dalam PSAK 15 Investasi dalam Perusahaan Asosiasi) ;
c. Perusahaan tersebut adalah perusahaan ventura bersama di mana perusahaan
pelapor menjadi venture (sebagaimana didefenisikan dalam PSAK 12 Bagian
Partisipasi dalam Ventura Bersama Perusahaan tersebut adalah perorangan (dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut) dari anggota manajemen kunci
perusahaan pelapor atau induk perusahaannya
d. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengendalikan, ventura bersama,
atau yang dipengaruhi secara signifikan oleh individu (dan anggota keluarga dekat
dari individu tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor atau
induk perusahaannya ;
e. Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan
kerja dari salah satu perusahaan pelapor atau perusahaan mana pun yang berelasi
dengan perusahaan pelapor.

2.4 PSAK 7 Tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi

Tujuan dari pengungkapan tersebut adalah untuk memastikan bahwa laporan


keuangan yang dibuat oleh entitas berisi pengungkapan yang diperlukan untuk
dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa posisi keuangan dan laba rugi telah
dipengaruhi oleh keberadaan pihak-pihak berelasi dan oleh transaksi dan saldo,
termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut.

Transaksi dengan pihak berelasi dapat berupa pengalihan sumber daya, jasa atau
kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada
harga yang dibebankan.

Menurut PSAK 7, hubungan dengan pihak berelasi ditentukan berdasarkan


substansi hubungan, tidak hanya dari bentuk hukum hubungan tersebut.

Menurut PSAK 7, pihak yang berelasi dengan entitas terdiri dari dua kategori:
1. Orang atau keluarga dekat entitas yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor
Orang atau keluarga dekat entitas pelapor disebut berelasi dengan pelapor jika:
a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
c. Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari
entitas pelapor (misalnya menjabat sbg. direktur/komisaris)
2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor
Suatu entitas disebut berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu dari
beberapa kriteria berikut ini:
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
b. Salah satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain
c. Kedua entitas terebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja
dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor
f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diindentifikasi pada angka 1.
g. Orang yang diidentifikasi pada angka 1 memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas pelapor).
Sedangkan kondisi-kondisi berikut ini bukan merupakan pihak berelasi menurut
PSAK 7:
1. Dua entitas hanya karena memiliki direktur atau personil manajemen kunci
yang sama atau karena personil manajemen kunci dari suatu entitas mempunyai
pengaruh signifikan atas entitas lain;
2. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama
3. Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik dan pemerintah yang
tidak memiliki kendali/kendali bersama atau pengaruh signifikan
4. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen umum yang
tergantung secara ekonomis karena keadaan.

Pengungkapan yang dilakukan meliputi:


1. Hubungan antara entitas induk dengan entitas anak diungkapkan terlepas dari
apakah telah terjadi transaksi antara mereka atau tidak.
2. Entitas harus mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak berelasi. Selain
itu entitas juga harus mengungkapkan sekurang-kurangnya informasi berupa
jumlah transaksi, jumlah saldo termasuk komitmen, penyisihan piutang ragu-ragu
dan beban atas piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang.
3. Ketika terdapat transaksi, maka diungkapkan terpisah berdasarkan kategori:
entitas induk, entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan,
entitas anak, ventura bersama, personil manajemen kunci, pihak-pihak berelasi
lainnya.
4. Kompensasi personil manajemen kunci diungkapkan secara total untuk setiap
item: imbalan jangka pendek, imbalan pascakerja, imbalan kerja jangka panjang
lainnya, pesangon dan pembayaran berbasis saham.
Entitas tidak perlu mengungkapkan transaksi, komitmen dan saldo atas transaksi
afiliasi dengan:

1. pemerintah yang memiliki pengendalian, atau pengendalian bersama, atau


pengaruh signifikan atas entitas pelapor, dan
2. Entitas lain yang merupakan pihak berelasi karena dikendalikan atau
dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah yang
sama atas entitas pelapor dan enitas lain tersebut.

Entitas pelapor cukup mengungkapkan:

1. Nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya dengan


entitas pelapor,
2. Informasi berisi sifat dan jumlah transaksi yang secara individual signifikan dan
secara kolektif signifikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi investasi


pada entitas asosiasi terkait pada kepemilikan berhak suara atas entitas yang
menggunakan saham atau serupa saham sebagai basis kepemilikan. Berbagai standar
akuntansi di muka bumi membagi kepemilikan investor berupa saham berhak suara
pada entitas-lain dalam kelompok (1) dibawah 20 %, (2) 20 % – 50 % dan (3) diatas 50
% saham beredar berhak suara diterbitkan investee atau denominasi kepemilikan
bentuk lain (atau bukan saham) yang dapat dihitung secara kuantitatif.

Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu
dalam menyiapkan terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan
keuangannya.

Tujuan dari pengungkapan PSAK 7 adalah untuk memastikan bahwa laporan


keuangan yang dibuat oleh entitas berisi pengungkapan yang diperlukan untuk
dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa posisi keuangan dan laba rugi telah
dipengaruhi oleh keberadaan pihak-pihak berelasi dan oleh transaksi dan saldo,
termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut.

3.2 Saran

Setelah membaca karya tulis ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman- teman agar pembuatan makalah kedepannya lebih baik. Dan kami berharap
semoga apa yang telah kami sampaikan dapat dipahami dan direalisasikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ksap.org/sap/akuntansi-investasi-pada-entitas-asosiasi/

http://akuntansi.feb.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/PSAK-7Mercu-
20.02.2018.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai