DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh
2130200002
PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP
DASAR PRIBADI SOSIAL”.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah BK PRIBADI DAN
SOSIAL. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagipara pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Darwin selaku Dosen
Mata Kuliah BK PRIBADI DAN SOSIAL ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mohon saran dan kritik
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bk Pribadi dan Sosial ....................................................... 2
B. Urgensi Bk Pribadi dan Sosial ........................................................... 3
C. Tujuan Bk Pribadi dan Sosial............................................................. 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bk Pribadi dan Sosial?
2. Apa Urgensi Bk Pribadi dan Sosial?
3. Apa Tujuan Bk Pribadi dan Sosial?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Bk Pribadi dan Sosial
2. Untuk Mengetahui Urgensi Bk Pribadi dan Sosial
3. Untuk Mengetahui Tujuan Bk Pribadi dan Sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Deni Febrini, BIMBINGAN DAN KONSELING (Bengkulu, 2020). Hlm 47-50
2
dialaminya.
Bimbingan menurut Tohirin adalah bantuan yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan,
melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
Sementara Bimo Walgito menjelaskan bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam kehidupannya sehingga individu atau sekumpulan individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2
Maksud dari pengertian bimbingan pribadi sosial yang
dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah bahwa bimbingan pribadi
sosial merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada peserta didik, agar mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah- masalah pribadi dan sosial yang dialami
secara mandiri.
B. Urgensi Bk Pribadi dan Sosial
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak
adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas,
namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi
peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial,
dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut,
2
Anisatun Murtafiah, ‘Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMP Negeri 5 Banguntapan’. Hlm 1–29.
3
konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu
terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata
lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier,
lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.3
C. Tujuan Bk Pribadi dan Sosial
Syamsu Yusuf, secara rinci menyebutkan tujuan yang ingin dicapai
dari layanan bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai berikut:
a. memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya.
b. memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain denga saling
menghormati dan memelihra hak dan kewajiban masing- masing.
c. memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya;
d. memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan baik fisik maupun psikis;
e. memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang
lain;
f. memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat;
3
Abdillah, Irfad Faiq, 2012. HAKIKAT DAN URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING.
(online), (http://irfadfaiq.blogspot.com/diakses tanggal 23 Januari 2014.
4
g. bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau
menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga
dirinya;
h. memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya;
i. memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia;
j. memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah)
baik bersifat internal maupun dengan orang lain dan
k. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
5
8. Dapat membuat keputusan secara efektif.4
4
Komunikasi Interpersonal, ‘Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial Dalam Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas Xi Sma Negeri 2 Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran’, 03.1 (2016), Hlm 1–15.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
saling menghormati dan memelihra hak dan kewajiban masing-
masing.
c) memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya;
d) memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan baik fisik maupun psikis;
e) memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang
lain;
f) memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat;
g) bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya;
h) memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya;
i) memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia;
j) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal maupun dengan orang lain dan
k) memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
8
DAFTAR PUSTAKA