Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PRIBADI SOSIAL

DOSEN PENGAMPU:

Darwin Harahap, S.sos., M.Pd.I

Disusun Oleh

Akhdan Arhabuddin Harahap

2130200002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY

PADANGSIDIMPUAN

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP
DASAR PRIBADI SOSIAL”.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah BK PRIBADI DAN
SOSIAL. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagipara pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Darwin selaku Dosen
Mata Kuliah BK PRIBADI DAN SOSIAL ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mohon saran dan kritik

Padangsidimpuan, 14 Maret 2024

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bk Pribadi dan Sosial ....................................................... 2
B. Urgensi Bk Pribadi dan Sosial ........................................................... 3
C. Tujuan Bk Pribadi dan Sosial............................................................. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 7

DAFTAR ISI ............................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Bimbingan Pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu


para individu dalam memecahkan masalah-masalah Pribadi-sosial.Yusuf &
Nurihsan mengemukakan bahwa yang tergolong dalam masalah-masalah
pribadi-sosial adalah masalah hubungan dengan sesama teman, lingkungan
pendidikan serta masyarakat tempat tinggal, dan penyelesaian konflik. Lebih
lanjut Yusuf& Nurihsan mengemukakan bahwa bimbingan pribadi- sosial
berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya
mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta
upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai
lingkungan (pergaulan sosial), guna membentuk dirinya lebih mandiri
Dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan lingkungan sosial
sangatlah berperan penting.Lingkungan sosial sangat mempengaruhi
terbentuknya pola pergaulan dan kehidupan pribadi remaja, khususnya
dalam hal membentuk kemandirian remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bk Pribadi dan Sosial?
2. Apa Urgensi Bk Pribadi dan Sosial?
3. Apa Tujuan Bk Pribadi dan Sosial?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Bk Pribadi dan Sosial
2. Untuk Mengetahui Urgensi Bk Pribadi dan Sosial
3. Untuk Mengetahui Tujuan Bk Pribadi dan Sosial

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bk Pribadi dan Sosial


1. Pengertian Bimbingan

Terdapat beragam pengertian bimbingan yang dikemukakan


para ahli. Diantaranya adalah pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh Crow & Crow yang menyatakan bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
Pengertian tersebut menekankan bahwa bimbingan yang
diberikan seseorang terhadap individu bertujuan agar individu
tersebut memperoleh kemandirian dalam membuat rencana dan
keputusan serta dapat bertanggung jawab atas keputusan-
keputusan yang dibuat.1
2. Pengertian Bimbingan Pribadi dan Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu bidang
layanan bimbingan yang ada di sekolah. Menurut pendapat Abu
Ahmadi bahwa bimbingan pribadi sosial adalah seperangkat
usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi
sendiri masalah- masalah pribadi dan sosial yang dialaminya,
mengadakan penyesuaianpribadi dan sosial, memilih kelompok
sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif
yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam
memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang

1
Deni Febrini, BIMBINGAN DAN KONSELING (Bengkulu, 2020). Hlm 47-50

2
dialaminya.
Bimbingan menurut Tohirin adalah bantuan yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan,
melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
Sementara Bimo Walgito menjelaskan bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam kehidupannya sehingga individu atau sekumpulan individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2
Maksud dari pengertian bimbingan pribadi sosial yang
dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah bahwa bimbingan pribadi
sosial merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada peserta didik, agar mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah- masalah pribadi dan sosial yang dialami
secara mandiri.
B. Urgensi Bk Pribadi dan Sosial
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak
adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas,
namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi
peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial,
dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut,

2
Anisatun Murtafiah, ‘Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMP Negeri 5 Banguntapan’. Hlm 1–29.

3
konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu
terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata
lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier,
lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.3
C. Tujuan Bk Pribadi dan Sosial
Syamsu Yusuf, secara rinci menyebutkan tujuan yang ingin dicapai
dari layanan bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai berikut:
a. memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya.
b. memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain denga saling
menghormati dan memelihra hak dan kewajiban masing- masing.
c. memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya;
d. memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan baik fisik maupun psikis;
e. memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang
lain;
f. memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat;

3
Abdillah, Irfad Faiq, 2012. HAKIKAT DAN URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING.
(online), (http://irfadfaiq.blogspot.com/diakses tanggal 23 Januari 2014.

4
g. bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau
menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga
dirinya;
h. memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya;
i. memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia;
j. memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah)
baik bersifat internal maupun dengan orang lain dan
k. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa tujuan dari


layanan bimbingan pribadi-sosial adalah membantu peserta didik untuk
dapat mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, mampu memahami dan menerima kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, bersikap respek terhadap sesama dan diri
sendiri, mengambil keputusan secara efektif, memiliki rasa tanggung
jawab, memiliki kemampuan berinteraksi sosial dan dapat
menyelesaikan konflik pribadi maupun sosial.
Adapun tugas-tugas perkembangan pribadi-sosial yang ingin
dicapai melalui proses bantuan bimbingan dan konseling antara lain:
1. Memiliki kesadaran diri;
2. Dapat mengembangkan sikap positif;
3. Membuat pilihan secara sehat;
4. Mampu menghargai orang lain;
5. Memiliki rasa tanggung jawab;
6. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi;
7. Dapat menyelesaikan konflik dan

5
8. Dapat membuat keputusan secara efektif.4

4
Komunikasi Interpersonal, ‘Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial Dalam Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas Xi Sma Negeri 2 Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran’, 03.1 (2016), Hlm 1–15.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu bidang


layanan bimbingan yang ada di sekolah. Menurut pendapat Abu
Ahmadi bahwa bimbingan pribadi sosial adalah seperangkat usaha
bantuan kepada peserta didik agar dapat menghadapi sendiri
masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan
penyesuaianpribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih
jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna,
serta berdayaupaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah
pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam
proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke
arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan
tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa
proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus,
atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu
tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
a) memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik
dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman
sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada
umumnya.
b) memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain denga

7
saling menghormati dan memelihra hak dan kewajiban masing-
masing.
c) memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya;
d) memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan baik fisik maupun psikis;
e) memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang
lain;
f) memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat;
g) bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya;
h) memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya;
i) memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia;
j) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal maupun dengan orang lain dan
k) memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Faiq Irfad, 2012. HAKIKAT DAN URGENSI BIMBINGAN DAN


KONSELING.
Febrini Deni, 2020, BIMBINGAN DAN KONSELING, Bengkulu
Interpersonal Komunikasi, 2016, ‘Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial Dalam
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas Xi Sma
Negeri 2 Padang Cermin Kabupaten Pesawaran’, 03.1
Murtafiah Anisatun, ‘Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMP Negeri 5
Banguntapan’

Anda mungkin juga menyukai