Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH

HAKIKAT KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN


KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI KRISIS TERHADAP
KEPERCAYAAN NEGARA

KELOMPOK 2 KEWARGANEGARAAN

Penyusun:

Nurmaya .S (23410195)
Olla Fitriani (23410199)
Pera (23410200)
Putri Loisa Anastasia (23410201)
Qolbi Riasadila (23410203)
Raditya Permana Putra (23410204)
Rahma Nuraisyah (23410206)
Rara Aryani (23410209)

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2023
Abstrak

Pendidikan merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat proses


belajar, pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan ke arah yang
dikehendaki. Artikel ini membahas hakikat pendidikan kewarganegaraan
sebagai upaya untuk membangun kesadaran, tanggung jawab, dan
partisipasi aktif masyarakat dalam memulihkan kepercayaan terhadap
negara. Aspek utama yang ditekankan dalam pendidikan
kewarganegaraan adalah pembentukan identitas nasional, pendekatan
kritis, pemahaman sistem politik dan prinsip demokrasi, partisipasi aktif,
dan pengembangan jaringan sosial.

Pendahuluan

Krisis kepercayaan terhadap negara adalah masalah yang sering


muncul dalam bidang sosial dan politik. Di situasi seperti ini, peran
pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan dalam
mengembangkan kemampuan masyarakat untuk menghadapi krisis ini.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah pemahaman, kesadaran,
dan tanggung jawab individu terhadap negara dan dengan sesama warga
negara. Melalui pendidikan ini, individu dipersiapkan untuk menjadi
warga negara yang aktif, demokratis, kritis, patuh hukum, cakap, religius
dan bertanggung jawab. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga
bertujuan untuk membentuk identitas nasional yang kuat. Masyarakat
diajarkan untuk mengenali nilai-nilai nasional, sejarah, dan budaya
negera Indonesia. Hal ini membantu mereka dalam mengembangkan
rasa cinta dan kebanggan terhadap negara, serta kerjasama dalam
menghadapi krisis. Artikel ini membahas hakikat dan peran pendidikan
kewarganegaraan untuk menghadapi krisis kepercayaan terhadap
negara.

Pembahasan

1. Pembentukan Identitas Nasional


Identitas nasional (National identity) berasal dari kata identitas
(identity) yang berarti ciri-ciri atau jati diri individu atau sesuatu yang
membedakannya dengan individu lain. Sedangkan nasional (national)
adalah identitas yang melekat bangsa. Jadi identitas nasional adalah ciri-
ciri, tanda-tanda atau jati diri dari suatu bangsa yang membedakannya
dengan bangsa lain.

Melalui pendidikan kewarganegaraan, masyarakat diajarkan untuk


mengenali nilai-nilai nasional, sejarah, dan budaya negara mereka. Hal
ini bertujuan untuk membentuk identitas nasional yang kuat. Jika setiap
individu dapat memahami dan menghargai identitas nasional, maka
mereka dapat mengembangkan rasa cinta dan kebanggan terhadap
negara. Pembentukan identitas nasional yang kuat juga dapat
membantu masyarakat dalam menghadapi krisis kepercayaan terhadap
negara, dengan memperkuat rasa solidaritas dan kesatuan untuk
membangun negara yang lebih baik.

2. Pendekatan Kritis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan adalah
proses, perbuatan, dan cara mendekati (hendak berdamai, bersahabat
dan lain sebagainya). Sedangkan kritis adalah sikap yang tajam dalam
menganalisis sesuatu. Pendekatan kritis adalah pendekatan yang
menekankan pada kemampuan dan kreativitas individu melalui
komunikasi.

Pendekatan kritis adalah salah satu aspek penting dalam


menghadapi krisis kepercayaan terhadap negara. Di sini masyarakat
diajarkan untuk memiliki sudut pandang yang luas dan mengembangkan
kemampuan untuk berpikir independen. Hal ini penting dalam
menghadapi krisis kepercayaan terhadap negara, karena masyarakat
dapat mengetahui, memahami, dan menilai tindakan serta kebijakan
negara secara kritis dan objektif. Dengan pendekatan ini, masyarakat
dapat memahami dan mengatasi konflik dan ketidakpastian yang
muncul.
Pendekatan kritis akan mengembangkan masyarakat untuk bersikap
lebih kritis terhadap informasi yang mereka dapat. Sehingga masyarakat
tidak mudah terpengaruh atau terhasut oleh informasi yang sering
simpang-siur atau informasi palsu pada masa sekarang ini.

3. Pemahaman Sistem Politik dan Prinsip Demokrasi


Menurut Rusadi Kartaprawira, sistem politik merupakan mekanisme
atau cara seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang
berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang
langgeng. Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, di mana
"demos" berarti rakyat dan "kratos" berarti kekuasaan atau
pemerintahan. Prinsip dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat, di
mana rakyat memiliki hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
melalui pemilihan umum atau mekanisme lainnya.

Pemahaman tentang sistem politik dan prinsip demokrasi juga


merupakan aspek penting dalam pendidikan kewarganegaraan. Individu
atau peserta didik diajarkan tentang bagaimana sistem pemerintahan,
peran lembaga-lembaga politik, nilai-nilai demokrasi, dan proses
pengambilan keputusan yang berlangsung di negara mereka. Melalui
pemahaman ini mereka dapat memiliki sikap demokratis, kritis dan
bertanggung jawab terhadap negara dan warga negara, serta
memahami bagaimana mekanisme negara berjalan dan dapat bertindak
untuk membela hak-hak dan kepentingan mereka.

4. Partisipasi aktif
Partisipasi aktif adalah keterlibatan langsung masyarakat atau individu
dalam rangka membangun dan masyarakat untuk membawa perubahan
yang positif. Contoh partisipasi aktif adalah seperti kerelawanan,
pastisipasi dalam diskusi, dan keterlibatan dalam kegiatan politik.

Pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk mendorong


masyarakat berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan lingkungan,
sosial dan politik. Masyarakat didorong untuk berkontribusi dalam
pembuatan keputusan, mengungkapkan pendapat, mengajukan usulan,
saran dan kritik mereka dengan bertanggung jawab. Partisipasi aktif
masyarakat menjadi aspek yang penting dalam menghadapi krisis
kepercayaan, karena partisipasi aktif dapat membantu membangun
kesepahaman, kolaborasi, dan keterlibatan untuk menuju perubahan
yang lebih baik.

5. Pengembangan Jaringan Sosial


Aspek penting lainnya yang ditekankan dalam pendidikan
kewarganegaraan adalah pengembangan jaringan sosial. Masyarakat
diajarkan untuk menghormati dan menghargai perbedaan pendapat
demi membangun jaringan sosial yang baik. Kunci untuk membangun
jaringan sosial yang positif adalah komunikasi yang baik, jangan ragu
untuk menyampaikan ide, dan menjadi pendengar yang baik.Jaringan
sosial yang kuat mempunyai peran penting dalam kehidupan modern,
seperti meningkatkan koneksi personal dan profesional, meningkatkan
kemajuan karir, dan menambah pengetahuan. Melalui jaringan sosial
yang baik dan kuat, masyarakat dapat berbagi pengalaman,
pengetahuan, dan ide, sehingga masyarakat dapat bekerja sama
membangun kesepahaman dalam menghadapi krisis kepercayaan.

Metode

1. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam artikel ini adalah data sekunder.
Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan mengumpulkan data
dari hasil penelitian terdahulu atau sebelumnya, E-Jurnal, modul atau
bahan ajar, dan penelusuran melalui internet.

2. Teknik Analisa Data


Semua data yang sudah diperoleh dianalisis menggunakan model
analisis interaktif (interaktive model of analisys). Model ini meliputi
empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Kesimpulan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan


pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab individu terhadap negara
dan warga negara. Melalui pendidikan kewarganegaraan, masyarakat
dapat mengembangkan kemampuan untuk menghadapi krisis
kepercayaan terhadap negara. Pendidikan kewarganegaraan
memberikan pengetahuan tentang sistem politik dan prinsip demokrasi,
membentuk identitas nasional yang kuat, membantu mengembangkan
jaringan sosial yang baik, mendorong untuk berpikir kritis dan
berpartisipasi aktif, guna meningkatkan kesadaran dan kemampuan
dalam menghadapi krisis kepercayaan terhadap negara.
Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai