Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PR DOPS

Pembimbing:

dr. Frans Johannis Huwae, M.Si. Med, Sp.A

Oleh:

Muhammad Ahnaf Audris

220702120025

DEPARTEMEN ILMU ANAK


RSU KARSA HUSADA BATU
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2024
1. Kapan bayi severely preerm mulai diberikan nutrisi enteral

Nutrisi enteral dalam bentuk trophic feeding diberikan dalam waktu 48 jam pertama, diusahakan
ASI segar mulai 5–10 mL/kgBB/hari yang dinaikkan bertahap sampai volume 25 mL/kgBB/hari.
Pemberian nutrisi enteral dini pada bayi prematur tidak berhubungan dengan meningkatnya risiko
EKN.8,9 Pemberian nutrisi enteral harus hati-hati pada kondisi hipoksia atau penurunan aliran darah
usus, seperti hipoksia-iskemik usus, hipoksemia persisten berat, hipotensi, penurunan aliran darah usus
halus akibat Persistent Ductus Arteriosus (PDA) dan penurunan sementara aliran darah arteri
mesenterika superior akibat pemberian indometasin dosis tinggi melalui intravena.10 Waktu pencapaian
kecukupan total cairan (150–180 mL/kgBB/ hari) pada neonatus amat sangat prematur (

2. Jurnal tentang trophic feedimg


Studi ini menunjukkan bahwa memulai pemberian makanan enteral (makanan melalui saluran
pencernaan) dalam waktu 72 jam pertama kehidupan pada bayi prematur atau dengan berat lahir rendah
(LBW) dapat mengurangi risiko mortalitas neonatal dan sepsis. Meskipun efek pada enterokolitis
nekrotikan dan beberapa hasil lain tidak pasti, pemberian makanan awal juga tampaknya mengurangi
durasi perawatan rumah sakit. Studi ini tidak menemukan perbedaan signifikan berdasarkan volume
pemberian makanan enteral awal, jenis susu (manusia atau formula), atau hari inisiasi pemberian
makanan. Selain itu, tidak ada bukti respons dosis berdasarkan hari inisiasi. Temuan ini konsisten dengan
tinjauan Cochrane terbaru dan menekankan pentingnya pemberian makanan enteral awal pada bayi
prematur untuk mengurangi risiko kesehatan tertentu.
“Ramaa Chitale, Kacey Ferguson, Megan Talej, Wen-Chien Yang, Siran He, Karen M. Edmond, Emily R.
Smith; Early Enteral Feeding for Preterm or Low Birth Weight Infants: a Systematic Review and Meta-
analysis. Pediatrics August 2022; 150 (Supplement 1): e2022057092E. 10.1542/peds.2022-057092E”
Studi ini menunjukkan bahwa pemberian makanan trofik memiliki efek signifikan dalam
meningkatkan perkembangan pola motilitas usus, khususnya pada persimpangan gastroduodenal, dan
mempercepat waktu transit seluruh usus (WGTT) pada bayi. Teknik menggunakan carmine merah untuk
mengukur WGTT, meskipun sederhana dan memiliki variabilitas, berhasil menunjukkan perbedaan besar
dalam WGTT yang menekankan efek dari pemberian makanan trofik terhadap motilitas usus.
Menariknya, meskipun pemberian makanan trofik mempengaruhi motilitas usus, tidak ada efek
yang terlihat pada pengosongan lambung. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan motilitas usus
bertanggung jawab penuh atas peningkatan toleransi terhadap susu. Studi ini juga mengamati bahwa
pemberian makanan trofik kemungkinan mempercepat transit usus dengan meningkatkan aktivitas
kompleks motorik migrasi. Pemberian makanan trofik juga dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi
beberapa hormon enterik dan peptida yang mengubah motilitas usus, seperti motilin, gastrin, neurotensin,
dan peptida YY.
Meskipun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi aktivitas motorik usus, seperti paparan
steroid antenatal dan faktor diet, pemberian makanan trofik tampaknya memiliki pengaruh tersendiri.
Efek ini masih terlihat bahkan pada usia pasca kelahiran 6 minggu, ketika bayi sudah dapat mentoleransi
pemberian susu penuh, yang menunjukkan sensitivitas usus yang tinggi terhadap keberadaan susu.
Secara keseluruhan, pemberian makanan trofik memiliki efek positif yang signifikan pada
motilitas usus yang sedang berkembang tanpa efek samping yang merugikan, mendukung penggunaan
pemberian makanan trofik dalam praktik klinis, terutama untuk bayi prematur atau bayi yang mengalami
ketidakstabilan klinis.
“McClure RJ, Newell SJ, Randomised controlled trial of trophic feeding and gut motility. Archives of
Disease in Childhood - Fetal and Neonatal Edition 1999;80:F54-F58.”

3. Bayi 28 Minggu dengan BB 1200gr PB 40 cm lahir langsung menangis

Perhitungan asuhan nutrisi bayi premature

Perhitungan Asuhan Nutrisi Bayi Premature Via Parenteral

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5


Kebutuhan = 80 mL/KgBB x = 100 = 120 mL/KgBB x = 140 mL/KgBB x = 160 mL/KgBB x
cairan 1,2 kg mL/KgBB) x 1,2 1,2 kg 1,2 kg 1,2 kg
(Naik 10-20 = 96 ml / hari kg = 144 ml / hari = 168 ml / hari = 192 ml / hari
cc/kgBB/hari = 120 ml / hari
Maksimal 140-
160
cc/kgBB/hari)
Kebutuhan = 50 (BMR) = 80 = 100 = 100 = 100
Kalori kkal/kgBB/hari x kkal/kgBB/hari kkal/kgBB/hari x kkal/kgBB/hari x kkal/kgBB/hari x
Naik 25-30 1,2 kg x 1,2 kg 1,2 kg 1,2 kg 1,2 kg
kkal/kgBB/hari = 60 kkal/hari = 96 kkal/hari = 120 kkal/hari = 120 kkal/hari = 120 kkal/hari
dari BMR 50
kkal/kgBB/hari
hingga
mencapai NPT
90-100
kkal/kgBB/hari
Protein (AA = 1,5 x 1,2 kg = 2 x 1,2 kg = 2,5 x 1,2 kg = 3 x 1,2 kg = 3,5 x 1,2 kg
20%) = 1,8 gram / hari = 2,4 gram / = 3 gram / hari = 3,6 gram / hari = 4,2 gram / hari
(Naik 0,5-1 hari
gr/kgBB/hari Kalori dari Kalori dari Kalori dari Kalori dari
Maksimal 3,5-4 protein= 1,8 x 4 Kalori dari protein= 3 x 4 = protein= 3,6 x 4 = protein= 14,2 x 4
gr/kgBB/hari) = 7,2 kkal protein= 2,4 x 4 12 kkal 14,4 kkal = 16,8 kkal
= 9,6 kkal
Cairan dari Cairan dari Cairan dari Cairan dari
protein= (1,8/20) x Cairan dari protein= (3/20) x protein= (3,6/20) protein= (4,2/20)
100 protein= 100 x 100 x 100
=9 mL (2,4/20) x 100 =15 mL =18 mL =21 mL
=12 mL
Lemak = 1x1,2 = 1,5x1,2 = 2x1,2 = 2,5x1,2 = 3x1,2
(Lipomed 20%) = 1,2 gram/hari = 1,8 gram/hari = 2,4 gram/hari = 3 gram/hari = 3,6 gram/hari
(Naik 0,5-1
gr/kgBB/hari Kalori dari lemak= Kalori dari Kalori dari Kalori dari Kalori dari
Maksimal 2,5- 1,2 x 9 protein= 1,8 x 9 protein= 2,4 x 9 = protein= 3 x 9 = protein= 3,6 x 9 =
3,5 = 10,8 kkal = 16,2 kkal 21,6 kkal 27 kkal 32,4 kkal
gr/kgBB/hari)
Cairan dari Cairan dari Cairan dari Cairan dari Cairan dari
protein= (1,2/20) x protein= protein= (2,4/20) protein= (3/20) x protein= (3,6/20)
100 (1,8/20) x 100 x 100 100 x 100
=6 mL =9 mL =12 mL =15 mL =18 mL
GIR dengan Infussion rate = 96 Infussion rate = Infussion rate = Infussion rate = Infussion rate =
dosis 6-8 – 9 – 6 = 82 120 – 12 – 9 = 144 – 15 – 12 = 168 – 18 – 15 = 192 – 21 – 18 =
mg/kgBB/meni mL/hari 99 mL/hari 117 mL/hari 135 mL/hari 153 mL/hari
t ditingkatkan
bertahap 1-2 Cairan Dextrose = Cairan Dextrose Cairan Dextrose = Cairan Dextrose Cairan Dextrose =
mg/kgBB/meni (GIR x 144) / = (GIR x 144) / (GIR x 144) / = (GIR x 144) / (GIR x 144) /
t hingga infussion rate infussion rate infussion rate infussion rate infussion rate
maksimal 12-13 = (8x144)/82 = (9x144)/99 = (10x144)/117 = (11x144)/135 = (12x144)/153
mg/kgBB/meni =14,0% ~15% =13,0% ~15% =12,3% ~12,5% =11,7% ~12,5% =11,2% ~12,5%
t
Perhitungan kalori Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan
= (15/100) x 82 x 4 kalori = kalori = kalori = kalori =
=49,2 kkal (15/100) x 99 x (12,5/100) x 117 (12,5/100) x 135 (12,5/100) x 153
4 x4 x4 x4
=59,4 kkal =58,5 kkal =67,5 kkal =76,5 kkal
TOTAL Kalori = Kalori = Kalori = Kalori = Kalori =
7,2+10,8+49,2 9,6+16,2+59,4 12+21,6+58,5 = 14,4+27+67,5 = 16,8+32,4+76,5
=67,2 kkal =85,2 kkal 92,1 kkal 108,9 kkal =125,7 kkal
(tercukupi) Cairan = Cairan = Cairan = Cairan =
Cairan = 9+6+82 12+9+99 =120 15+12+117 =144 18+15+135 =168 21+18+153 =192
=96 mL (sesuai) mL (sesuai) mL (sesuai) mL (sesuai) mL (sesuai)

4. Bayi 38 minggu SC AS 1-3 Berat lahir 3800 gr PB 50 cm mengalami distress napas dan bayi
NCB-SMK

Kebutuhan kalori : RDA x BBI

: 120 kcal/kg/day x 3.3 kg

: 396 kkal / hari

Pemberian ASI/ Sufor standard berisikan 0,67 kkal / 1 cc

396 kkal : 0,67kkal = 590 cc  dibagi menjadi 8-12x sehari

= 73.75 cc – 50 cc

Diberikan dengan rute NGT dibandingkan OGT karena NGT dapat menyebabkan obstruksi hidung parsial,
meningkatkan resistensi jalan napas dan meningkatkan usaha yang dibutuhkan untuk bernapas, tidak
cocok dalam kondisi pasien yang mengalami distress napas. Kemudian diberikan bolus intermiten
diberikan dalam 10-20 menit setiap 2 atau 3 jam dengan menggunakan gravitasi, Pemberian bolus
intermiten bersifat lebih fisiologis karena meningkatkan pengeluaran hormon saluran cerna secara siklik.

Anda mungkin juga menyukai