Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR AKUNTANSI 2

BAHAN BACAAN MATERI 10-11


ASET BERWUJUD

ELVI RAHMI, S.PD, M.Pd 0030048302

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAHAN AJAR PERT 10-11

Learning Outcomes

Menganalisis pengertian, pengukuran, pengakuan, penilaian, pelaporan dan


pengungkapan Aset Tetap Berwujud dalam laporan keuangan di neraca

Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Komunikatif

Materi:
Aset Tetap Berwujud
a. Pengertian Aset Tetap Berwujud (ATB) dan kharakteristik
b. Klasifikasi AT
c. Perolehan Aset Tetap Berwujud
d. Konsep penyusutan
e. Menghitung Penyusutan Aset Tetap Berwujud
f. Penilaian nilai wajar dan revaluasi aset tetap
g. Pelaporan dan Pengungkapan AT
h. Pengeluaran Selama Pemilikan Aset Tetap
i. Penghentian Aset Tetap Berwujud

ASET TETAP BERWUJUD

A. Pengertian Aset Tetap Berwujud (ATB) dan karakteristik


Aset tetap merupakan merupakan sumberdaya berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan, digunakan dalam kegiatan (operasi) perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual.
Secara umum cirinya:
1. Usia manfaatnya > 1 tahun
2. Diperoleh dan digunakan untuk operasi perusahaan
3. Bersifat permanen
4. Tidak dimaksudkan untuk dijualbelikan
.
B. Klasifikasi AT
Aset tetap umumnya dibagi menjadi dua:
1. Aset tetap berwujud (tangible fixed assets)
Misalnya: Tanah (land), Bangunan (building), Peralatan, Mesin (machinery).
2. Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
Misalnya: Goodwill, Franchise, Trade Mark, Copy Right.

C. Perolehan tanah, peralatan, gedung dan pengembangan tanah


Aset tetap (plant assets) dicatat sebesar harga perolehan (cost of plant
assets). Harga perolehan (cost) adalah semua pengeluaran yang terjadi
dalam rangka memperoleh aset tetap sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.
Harga perolehan (cost of plant assets) terdiri dari:
1. Harga Beli
2. Biaya Survai
3. Biaya asuransi dalam perjalanan
4. Biaya angkut
5. Biaya broker
6. Biaya pemasangan
7. Biaya uji coba, dll

Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Aset tetap diperoleh secara pembelian tunai
2. Aset tetap diperoleh secara penerbitan surat berharga
3. Aset tetap diperoleh secara pertukaran
4. Aset tetap diperoleh secara membangun sendiri
5. Aset tetap diperoleh secara perjanjian sewa guna usaha

Contoh1. Perolehan aset tetap secara tunai.


Diperoleh peralatan dengan pengeluaran sebagai berikut: harga beli
Rp.10.000.000,- Biaya pajak Rp. 1.000.000,- Biaya angkut Rp.100.000,- Biaya
asuransi dalam perjalanan Rp. 500.000,- Biaya pemasangan Rp. 200.000,- Biaya
uji coba peralatan Rp. 200.000,-

Maka harga perolehan aset tetap tersebut Rp. 12.000.000,-


Jurnal untuk mencatat perolehan aset tetap tersebut:

Peralatan Rp. 12.000.000,-


Kas Rp. 12.000.000,-
Contoh2. Perolehan aset tetap secara lumpsump.

Harga gabungan/lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aset. Sebagai


contoh PT A membeli beberapa Aset secara gabungan kepada Toko B yaitu
Mesin, Peralatan dan Kendaraan senilai US$ 160.000, jika dibeli secara
Terpisah diketahui harga Mesin sebesar US$ 80.000, Peralatan US$ 80.000 dan
Kendaraan US$ 40.000.
Untuk bisa digunakan Mesin harus diuji coba dan mengeluarkan biaya sebesar
US$ 1000.
Diminta penghitungan dan pencatatan Jurnal

Jenis harta Harga Harga Alokasi Lumpsump US$


Terpisah
Mesin US$ 80.000 80.000/200.000 *160.000 = 64.000
Peralatan US$ 80.000 80.000/200.000 *160.000 = 64.000
Kendaraan US$ 40.000 40.000/200.000 *160.000 = 32.000
Jumlah 200.000 160.000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:


Tgl. Akun Debet US$ Kredit US$
2006
Jan 1 Mesin 65000*
Peralatan 64.000
Kendaraan 32000
Kas 161.000

• Mesin dicatat 65.000 adalah Karena harga perolehan adalah Harga be;I
64.000 + Biaya ujicoba 1000 = 65.000
D. Konsep penyusutan
Jika suatu aset tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aset tersebut
bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk
menghubungkan biaya aset tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya
tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya.
Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara
sistematis dan rasional atas biaya dari aset tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet
akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan
untuk tahun 2019, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka
jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
2019
Des 31 Beban Penyusutan/Depresiasi 5.000
Akumulasi Penyusutan 5.000

Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi


Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aset.
Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aset tetap dan dengan melakukan
depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aset
tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
a. cost dari aset tetap,
b. umur ekonomis aset tetap,
c. nilai residu, dan
d. pola penggunaan aset tetap.

E. Menghitung Penyusutan Aset Tetap Berwujud


Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
• Metode Garis Lurus
• Metode Saldo Menurun
• Metode Jumlah Angka Tahun
• Metode Unit Produksi

1. Metode Garis Lurus


Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara,
yaitu:
a. (cost-nilai residu) : umur ekonomis
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2015 senilai Rp
16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp
1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2016 dapat dihitung sebagai
berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp3.000.000,00.
b. Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh
dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai
berikut:
1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =
20%.
2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp
3.000.000,00.

2. Metode Saldo Menurun


Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase
penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5
tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x (100% : 5) =
40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo
rekening aset tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan.
Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka
nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara
mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin
dibeli tanggal 2 Januari 2011 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat
digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat
dihitung sebagai berikut:
Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%
Penyusutan tahun 2011 = 40% x Nilai Buku
= 40% x Rp 16.000.000
= Rp 6.400.000
Penyusutan tahun 2012 = 40% x Nilai buku awal tahun
2012
= 40% x (Rp 16.000.000 – Rp
6.400.000)
= Rp 3.840.000
Penyusutan tahun 2013 = 40% x Nilai buku awal tahun
2013
= 40% x (16.000.000 –6.400.000 –
3.840.000)
= Rp 2.304.000
3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi cost aset tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika
umur aset tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke
1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut.
Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun
penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh
karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada
awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya
adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2011 dengan harga Rp
16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.
Penyusutan tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dihitung sebagai
berikut:
Tahun ke Perhitungan Jumlah
1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000
2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000
3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000
4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000
5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000

4. Metode Unit Produksi


Alokasi cost aset tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input
yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan
dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aset tetap
tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2020
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000
jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2020 digunakan selama
5.000 jam, maka penyusutan tahun 2020 adalah:
(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

F. Penilaian nilai wajar dan revaluasi aset tetap


Suatu aset turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh
kembali. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian dalam lap
keuangan. Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset,
perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset
tersebut.

Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset, perusahaan


mempertimbangkan:
a). Informasi dari luar perusahaan: nilai pasar aset telah turun secara
signifikan melebihi penurunan akibat proses normal depresiasi.Akan
terjadi dalam waktu dekat perubahan memburuk yang signifikan dalam
tehnologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum dimana tempat perusahaan
beroperasi atau dalam pasar produk jasa yang dihasilkan.Tarif deskonto
pasar (tingkat kembalian investasi pasar) telah meningkat.
b). Informasi dari dalam perusahaan: terdapat bukti keusangan fisik. Telah
terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang
merugikan berhubungan dengan cara penggunaan aset. Kinerja ekonomi
aset tidak memenuhi harapan atau lebih buruk dari yang diharapkan.

Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur
secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan
keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai
wajar pada tanggal neraca.

Apabila suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara:
a). Disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah
tercatat bruto dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama
dengan jumlah revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset
direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti
yang telah disusutkan.
b). Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat neto
setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset
tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tersebut
harus diakui dalam lap laba-rugi hingga jumlah penurunan nilai aset akibat
revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam lap laba-rugi.

Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporan laba-rugi. Namun penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung di
debet ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak
melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut

G. Pelaporan dan Pengungkapan AT

Aset tetap dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan/Neraca sebesar nilai


realisasi bersih. Yaitu menyajikan aset tetap sebesar harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusustan aset tetap.

Contoh Penyajian aset tetap dalam neraca adalah sebagai berikut:


Aset
Aset Lancar
......
Aset Tidak Lancar
Bangunan Rp. 100.000.000
Akum. Peny. Bangunan 10.000.000
Rp. 90.000.000

H. Pengeluaran Selama Pemilikan Aset Tetap (konsep : pengakuan dan


dampak ke LR)
Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan aset tetap, tidak hanya terbatas
pada biaya perolehannya saja. Terdapat beberapa biaya yang muncul selama
penggunaan aset tersebut. Seperti biaya pemeliharaan, penambahan,
penggantian atau perbaikan.
Pengeluaran tersebut dapat dicata menggunakan 2 pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran modal dan pendekatan pengeluaran pendapatan.

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai


aset. Pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode
akuntansi termasuk dalam katagori ini.Pencatatan untuk pengeluaran modal ini
dapat dilakukan dengan mendebit perkiraan aset.

Contoh:
Sebuah mesin telah diperbaiki secara besar-besaran, dengan perbaikan tersebut
akan menambah masa manfaat mesin yang beersangkutan. Besarnya biaya
perbaikan mesin tersebut adalah Rp 1.750.000,00
Jurnalnya adalah :
Mesin-mesin Rp 1.750.000,00
Kas Rp 1.750.000,00
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang hanya mendatangkan
manfaat untuk tahun dimana pengeluaran tersebut terjadi. Oleh karena ini, maka
pengeluaran pendapatan akan dibebankan sebagai biaya pada saat dilakukannya
pengeluaran tersebut.

I. Penghentian Aset Tetap Berwujud


Aset tetap yang sudah tidak digunakan, dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan cara dijual, ditukar atau dibuang begitu saja
(dihapuskan). Jurnal yang harus dibuat untuk ketiga jenis transaksi tersebut
adalah mendebit akumulasi penyusutan dan mengkredit aset yang bersangkutan
sebesr harga perolehannya. Suatu aset tidak dapat dikeluarkan dari pembukuan
hanya karena aset tersebut telah habis disusutkan. Aset tetap yang telah habis
disusutkan, tetap disajikan dalam laporan keuangan meskipun nilai netonya
menjadi nol.

1. Penjualan Aset Tetap


Apabila suatu aset tetap dijual , nilai buku aset tetap dihitung sampai dengan
tanggal penjualan. Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan hasil yang
diterima. Selisihnya merupakan keuntungan atau kerugian atas penjualan
aset tetap tersebut.

Contoh:

Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31


Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2
Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
a. Rp 2.250.000,00
b. Rp 1.000.000,00
c. Rp 3.000.000,00

Dijual dengan harga


No. Keterangan a2.250.000 b1.000.000 c3.000.000
1 Cost aset tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000
2 Akumulasi penyusutan 7.750.000 7.750.000 7.750.000
s.d saat penjualan
3 Nilai buku saat 2.250.000 2.250.000 2.250.000
penjualan
4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000
5 Laba (rugi) (4 – 3) 0 (1.250.000) 750.000

Jurnal:
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
Tgl. Akun Debet Kredit
2000
Jan 2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Aset Tetap 10.000.000

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000


Tgl. Akun Debet Kredit
2000
Jan 2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Kerugian Penjualan Aset Tetap 1.250.000
Aset Tetap 10.000.000

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000


Tgl. Akun Debet Kredit
2000
Jan 2 Kas 3.000.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Laba Penjualan Aset Tetap 750.000
Aset Tetap 10.000.000

2. Pertukaran Aset Tetap


Apabila suatu aset tetap yangh dimiliki sudah berkurang manfaatnya, maka
aset tersebut dapat ditukarkan dengan aset lain yang sejenis ataupun yang
tidak sejenis.

Dalam pertukaran aset tetap, tentukan terlebih dahulu nilai tukarnya. Selisih
nilai tukar aset yang lama dengan aset yang baru merupakan jumlah yang
harus dibayar. Selisih antara nilai tukar dengan nilai buku merupakan
keuntungan atau kerugian dari penukaran.

Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aset tetap, yaitu ;
❖ Pertukaran aset yang tidak sejenis, keuntungan atau kerugian karena
pertukaran dicatat sebagaimana adanya
❖ Pertukaran aset sejenis, keuntungan mengurangi harga perolehan aset
yang baru, sedangkan kerugian dibebankan untuk periode berjalan.

a. Pertukaran Aset Tak Sejenis

Contoh:
Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp
3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga
pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp
3,900.000,00. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit


Mesin (baru) 5.000.000
Akumulasi Penyusutan 3.200.000
Mesin (lama) 4.000.000
Kas 3.900.000
Laba Penukaran Aset Tetap 300.000

b. Pertukaran Aset Sejenis


Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp
4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit


Mesin (baru) 2.400.000
Akumulasi Penyusutan 4.600.000
Mesin (lama) 7.000.000

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru


merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp
7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.
J. Evaluasi PERT 10
Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. PT. Suka Fajar pada tanggal 1 Juli 2014 membeli secara tunai aset tetap
berupa sebidang tanah beserta bangunan dan furniture senilai Rp.
200.000.000. Harga pasar tanah, bangunan, dan furniture masing-masing
Rp.125.000.000, Rp.100.000.000, dan Rp.25.000.000. Bangunan ditaksir
berumur 7 tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000 yang disusutkan dengan
metode garis lurus.

Diminta:
a. Hitunglah harga perolehan masing-masing aset tetap!
b. Jurnal saat pembelian aset tetap!
c. Hitunglah beban penyusutan bangunan untuk tahun 2014 dan jurnal yang
diperlukan!
d. Buatlah penyajian aset tetap tersebut pada akhir Desember 2014

Evaluasi PERT 11

Berikut ini saldo aset tetap PT. Cahaya Baru per 31 Desember 2019

Jenis Harga Umur Nilai sisa Akum. Metode


Perolehan Penyusutan penyusutan
Bangunan Rp. 50.000.000 10 th Rp. 2.000.000 Rp. 37.600.000 Garis lurus
Kendaraan Rp. 60.000.000 8 th Rp. 2.000.000 Rp. 33.833.333 Garis lurus
Mesin Rp. 30.000.000 8 th Rp. 1.500.000 Rp. 14.882.813 Saldo menurun
Berikut transaksi selama tahun 2010:
1 Mei Bangunan dijual seharga Rp. 28.000.000
1 Juli Kendaraan ditukar dengan kendaraan baru yang harga pasarnya
Rp. 70.000.000 dengan menyerahkan kendaraan lama yang
harga pasarnya Rp. 40.000.000 serta sisanya dengan
menyerahkan uang tunai. Kendaraan baru (Type A) ditaksir
berumur 10 tahun dan nilai sisa Rp.5.000.000 disusutkan dengan
metode saldo menurun ganda.
1 Oktober Mesin diganti dengan kendaraan yang harga pasarnya Rp.
50.000.000 dengan menyerahkan mesin lama yang harga
pasarnya Rp. 20.000.000 serta uang tunai. Kendaraan baru (Type
B) ditaksir berumur 8 tahun dengan nilai sisa Rp. 2.000.000,
disusutkan dengan metode garis lurus.
Diminta:
a. Catatlah transaksi penghentian aset tersebut di atas
b. Buatlah ayat jurnal penyesuaian atas penyusutan aset tetap per 31
Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai