Anda di halaman 1dari 43

Prinsip Struktur

Rangka Kayu
Pertemuan ke: 12

1
Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik
2. Keteguhan tekan / Kompresi
3. Keteguhan Geser
4. Keteguhan lengkung (lentur)
5. Kekakuan
6. Keuletan
7. Kekerasan
8. Keteguhan Belah
Keteguhan Tarik
• Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu.
• Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
– Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
– Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
• Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah
keteguhan tarik sejajar arah serat.
• Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil
daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
Keteguhan tekan / Kompresi

• Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan


kayu untuk menahan muatan/beban.
• Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan
yaitu :
• Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
• Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
• Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat
lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
Keteguhan Geser
• Keteguhan geser adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang membuat
suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari
bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga)
macam keteguhan yaitu :
• Keteguhan geser sejajar arah serat
• Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
• Keteguhan geser miring
• Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih
besar dari pada keteguhan geser sejajar arah
serat.
Keteguhan lengkung (lentur)
• Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan
untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan
beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
yaitu :
– Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-
lahan.
– Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.
Kekakuan

• Kekakuan adalah kemampuan kayu


untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut
dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Keuletan

• Keuletan adalah kemampuan kayu untuk


menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-
kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian.
Kekerasan

• Kekerasan adalah kemampuan kayu


untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi).
Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran
tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
Keteguhan Belah
• Keteguhan belah adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang
rendah sangat baik dalam pembuatan sirap
dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-
ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah
dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari
pada arah tangensial.
• Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-
sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik


kayu secara garis besar digolongkan menjadi
dua kelompok :
– Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu,
kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat
yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak
kayu.
– Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu,
serat miring dsb.
Macam Penggunaan Kayu
• Bangunan (Konstruksi) • Tong Kayu (Gentong)
• Perkakas (mebel) • Tiang Listrik dan
• Lantai (parket) Telepon
• Bantalan Rel Kereta Api • Patung dan Ukiran Kayu
• Alat Olah Raga • Korek Api
• Alat Musik • Pensil
• Alat Gambar • Perkapalan
• Arang (bahan bakar)
• dll
• Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik
akan sangat membantu dalam menentukan
jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.
Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu
dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu
akan semakin mengurangi ketergantungan
konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja
sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang
semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang
belum dikenal umum) akan semakin meningkat.
Prinsip Rangka Kayu :

• Konstruksi kokoh, kuat dan terbuat dari


bahan yang tidak mudah lapuk
• Bentuknya sesuai dengan bangunannya
sehingga nampak indah
• Kemiringan sudut lereng atap harus
sedemikian rupa sehingga air mudah
mengalir
• Memenuhi keamanan.
14
Secara garis besar konstruksi bangunan
kayu terbagi menjadi 2 bagian :
• Konstruksi rangka kayu itu sendiri atau
disebut kuda–kuda
• Penutup atapnya sendiri

15
Konstruksi Kuda-kuda
Untuk menentukan tipe kerangka atap harus
memperhatikan :
• Ukuran lebar dan panjang bangunan
• Penggunaan bangunan tersebut (Toko, kantor,
rumah tinggal gudang, gedung olah raga, dll)
• Bentuk denah ruangan
• Bentangan dan jarak antara kuda-kuda
• Lokasi bangunan
• Jenis penutup atapnya

16
Bahan konstruksi kuda-kuda terbuat dari
kayu, baja dan dapat pula terbuat dari
beton tulang yang dibentuk seperti rangka
atap. Sebelum memilih bahan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan :

17
Kuda-kuda dari kayu :
• daya tahannya
• ukuran kayu terbatas
• kayu mudah lapuk dimakan rayap

Kuda-kuda dari baja :


• luluh bila terjadi kebakaran
• mudah korosi
• bahan baja cukup berat dibanding
• dengan kayu

18
Kuda-kuda dari beton :
• Cukup berat
• Harus dihitung secara benar-benar
• Biasanya tidak berbentuk rangka kuda-
kuda namun seperti balok / gelagar

19
Bagian Kuda-kuda

Kaki kuda-kuda
• Sebagai pembentuk
kemiringan atap dan
sebagai penahan
semua beban di
atas-nya. Sebagai
peleta-kannya dapat
di letakan di atas
kolom (kayu/beton)
atau dinding bata.

20
• Balok Kuda-kuda /
Balok Tarik
Karena adanya gaya
horisontal, maka kaki
kuda-kuda akan meng-
geser keluar, maka
untuk menghindari
gaya horisontal
tersebut dipa-sang
sebuah balok kuda-
kuda atau balok tarik
(karena balok ini
menahan gaya tarik
21
Balok Gantung /
Makelar

Karena L lebar maka


balok kuda-kuda akan
melentur ke bawah,
maka diberi penggan-
tung.

22
Balok Penyokong
(Skoor)

Akibat L makin panjang,


kaki kuda-kuda juga
makin panjang,
akibatnya juga akan
melentur dan untuk
menghinda-rinya diberi
balok penyokong atau
skoor

23
Balok Gapit

Balok gapit berfungsi


supaya konstruksi kuda
- kuda tidak melentur ke
depan atau ke belakang

24
Dengan semakin panjang bentang L,
konstruksinya semakin rumit berarti
semakin banyak batang-batang
penyokong dan batang penggantung-nya.
Bilamana kuda-kuda terbuat dari kayu,
maka dimensi masing-masing batang
akan menjadi besar lagi pula beratnya
akan makin berat dan tidak efisien lagi,
sehingga suatu saat dengan bentang
tertentu lebih efisien bila kuda-kuda
terbuat dari besi.
25
Beberapa bentuk kuda-kuda yang terbuat
dari kayu dengan macam-macam ukuran
bentangnya.
• Contoh kuda-kuda yang bertumpu pada
dinding atau kolom beton :

26
27
Contoh kuda-kuda
yang menentu diatas
tiang kayu :

28
DETAIL SAMBUNGAN TITIK BUHUL :

1. Hubungan kaki kuda-


kuda dengan balok
penggantung (Detail A)
Kaki kuda-kuda
menerima gaya tekan
sedangkan balok
penggan-tung
menerima gaya tarik
(lihat skema gaya).
Sehingga hubungan
antara kedua balok
dapat dilak-sanakan
sistem gigi dan untuk
memperkuat hubungan
tersebut dibantu
dengan pelat baja.
29
2. Hubungan balok tarik,
penggantung dan balok
penyokong (Detail B)
Balok tarik menerima gaya
tarik, balok penggantung
menerima gaya tarik sedang
balok penyokong menerima
gaya tekan (lihat skema
gaya). Sehingga hubungan
antara balok tarik dan
penggantung dapat
dilaksanakan dengan sistem
pen dan purus yang
diperkuat dengan begel
pelat baja, sedangkan untuk
balok penyokong dan
penggantung tetap
menggunakan sistem gigi.

30
3. Hubungan balok kaki
kuda-kuda dengan
balok penyokong
(Detail C)
• Baik balok kaki kuda-
kuda maupun balok
penyokong semuanya
mene-rima gaya tekan,
sehingga hubungan
antara kedua balok
tersebut dapat
dilaksanakan dengan
sistem hubungan gigi,
pen dan purus yang
dikunci dengan pasak
dari kayu.
31
4. Hubungan balok kaki kuda-
kuda dengan balok tarik (Detail
D)
• Balok kaki kuda-kuda
menerima gaya tekan dan
balok tarik menerima gaya tarik.
Sehingga hubungan kedua
balok tersebut dapat
dilaksanakan dengan sistem
gigi bahkan karena gaya tekan
yang ada pada balok kaki kuda-
kuda terlalu besar pada gigi
ganda yang dilengkapi dengan
pen purus berikut begel pelat
baja. Sambungan gigi tunggal
• tm  ¼ h. bila   50 
• tm  1/6h. bila   60 
• h = tinggi balok datar

32
Panjang kayu muka
• S = gaya tekan kaki
kuda-kuda
•  = tegangan yang
diizinkan sesuai
• mutu kayu 8, 12, 20
kg/cm2)
• b = lebar kayu datar

33
• Sambungan gigi
rangkap
• Syarat :tm2 – tm1>1
cm

34
5. Agar konstruksi
kuda-kuda ini tidak
melentur maka
digapit sepasang
balok dan
dikencangkan
dengan
menggunakan baut
dan mur. Umumnya
balok 6 x 12 cm.
(lihat gambar
berikut)
35
Kuda – kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan
jenis bahannya :
Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Kuda – Kuda Atap Pelana
§ Sambungan balok tarik dengan kaki kuda-kuda
Menggunakan pen dan lubang dengan kemiringan
Sudut derajat sesuai gambar
§ Sambungan tiang dengan kaki kuda-kuda menggunakan
lubang dan pen yang diperkuat dengan dowel
§Sambungantiang kakikuda-kuda dengan skor menggunakan
lubang dan pen yang diperkuat dengan dowel
43

Anda mungkin juga menyukai