Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi

Poltekkes Kemenkes Semarang


KIAN, Juni 2022
Hadania Madhita Tiara Asy’ari1), Fajar Surahmi2), Arwani2)
Coresponden author : Hadania Madhita Tiara Asy’ari
Email Peneliti Utama : hadaniamadhitata@gmail.com

ABSTRAK

PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEYANGAN

Latar Belakang: Kesehatan reproduksi dan seksualitas menjadi salah satu masalah dalam
kesehatan remaja. Menurut World Health Organization (WHO) hampir separuh kasus PMS yaitu
dengan umur dibawah 25 tahun. Pencegahan penyakit menular seksual dilakukan dengan
memberikan penyuluhan (edukasi) tentang risiko penyakit menular seksual. Media yang
digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan yang efektif yaitu media audiovisual.
Tujuan: Untuk menganalisa intervensi pemberian pendidikan kesehatan penyakit menular
seksual dengan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan remaja
Metode: Studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan dan responden yang berpartisipasi
pada studi kasus ini 10 responden sesuai kriteria inklusi. Instrument yang digunakan antara lain
kuesioner tingkat pengetahuan penyakit menular seksual, standar operasional prosedur, lembar
observasi pre dan post-test, media audiovisual. Studi kasus ini dilaksanakan di RW 05 Kelurahan
Gedanganak, wilayah kerja Puskesmas Leyangan dari Mei-Juni 2022. Masing-masing responden
diberikan tindakan sebanyak 3 kali dalam 6 hari.
Hasil asuhan keperawatan: Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa seluruh responden
mengalami defisit pengetahuan. Setelah diberikan tindakan terjadi perubahan tingkat pengetahuan
dari kategori kurang dan cukup menjadi baik.
Diskusi: Hasil studi kasus ini dapat meningkatkan tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit
menular seksual dengan diberikan pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan
responden mengatakan lebih mudah memahami materi. Hal ini disebabkan karena media
audiovisual menggunakan dua jenis media yaitu auditif dan visual jadi dapat merangsang indra
pendengaran dan penglihatan secara bersamaan.
Rekomendasi: Bagi tenaga kesehatan perlu meningkatkan pendidikan kesehatan penyakit
menular seksual dengan media audiovisual sebagai pencegahan meningkatnya penyakit menular
seksual pada remaja dan dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah wawasan.
Kata kunci: penyakit menular seksual, pendidikan kesehatan, audiovisual, tingkat pendidikan,
remaja.

PENDAHLUAN (HIV) yaitu dengan umur dibawah 25


Kesehatan reproduksi dan tahun, sementara satu dari 20 remaja
seksualitas menjadi salah satu masalah terinfeksi PMS disetiap tahunnya.
dalam kesehatan remaja. Menurut World Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Health Organization (WHO) hampir Provinsi Jawa tengah (2020) kasus PMS
separuh kasus Human Infection Virus berdasarkan usia 15-19 tahun yang

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Program Profesi Poltekkes Kemenkes Semarang
2)
Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang
terkena HIV sebanyak 0,9%, Acquired kelebihan yaitu dapat memberikan
Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) gambaran yang nyata dan dapat
sebanyak 2,3%, sedangkan kasus sifilis meningkatkan memori karena menarik
2.362, dan gonore 3.774 kasus. Dan di dan mudah diingat oleh remaja menurut
Kabupaten Semarang sendiri pada tahun Juliantara (2009) dalam Eka Dwi (2015).
2020 ditemukan 84 kasus HIV, 25 kasus Sejalan dengan penelitian yang
AIDS (Dinas Kesehatan Kabupaten dilakukan oleh Eti Sulastri & Dyah Puji
Semarang, 2020). (2020) memberikan hasil yaitu terdapat
Pada periode masa remaja akan perbedaan bermakna antara tingkat
terjadi pertumbuhan fisik yang pesat, pengetahuan dan sikap remaja sebelum
termasuk pertumbuhan dan pematangan dan sesudah pemberian pendidikan
fungsi organ reproduksi. Selain kesehatan. Sebelum diberikan intervensi
pertumbuhan fisik, remaja juga nilai rata-rata 5,80 dan setelah diberikan
mengalami perubahan emosional. intervensi ada peningkatan nilai rata-rata
Seringkali remaja kekurangan informasi menjadi 9,14.
mengenai kesehatan reproduksi dan Peneliti tertarik untuk melakukan
memiliki keterbatasan saat mengakses pendidikan kesehatan penyakit menular
pelayanan kesehatan. Pencegahan seksual dengan menggunakan media
penyakit menular seksual dilakukan audiovisual sebagai bentuk upaya
dengan memberikan penyuluhan pencegahan terjadinya peningkatan
(edukasi) tentang risiko penyakit penyakit menular seksual pada remaja
menular seksual, pemberitahuan tentang dan meningkatkan pengetahuan remaja
pentingnya penyakit menular seksual. di wilayah kerja Puskesmas Leyangan
Ada berbagai macam media yang Kabupaten Semarang karena
digunakan untuk melakukan pendidikan sebelumnya belum pernah dilakukan
kesehatan, salah satunya yang efektif pendidikan kesehatan dengan
yaitu dengan media audiovisual. (Eka menggunakan metode audiovisual.
Dwi, 2015). METODE PENELITIAN
Media audiovisual adalah bahan ajar Desain yang digunakan adalah
yang berisi pesan-pesan visual dengan studi kasus (case study) melalui
menggunakan bentuk gambar dan dapat pendekatan asuhan keperawatan. Studi
mengeluarkan suara. Media ini memiliki kasus ini dilakukan kepada 10 responden
sesuai dengan kriteria inklusi. Seluruh perempuan. Sebelum diberikan
responden diberikan pendidikan pendidikan kesehatan, tingkat
kesehatan penyakit menular seksual pengetahuan An. NH dalam kategori
dengan media audiovisual sebanyak 3 cukup dengan skor 19. Sumber
kali dalam satu minggu. informasi remaja diperoleh dari
HASIL sekolah.
1. Pengkajian Keperawatan Remaja kelima yaitu An. AD,
Remaja pertama yaitu An. usia 16 tahun berjenis kelamin
RH, usia 18 tahun berjenis kelamin perempuan. Sebelum diberikan
laki-laki. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, tingkat
pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan An. AD dalam kategori
pengetahuan An. RH dalam kategori cukup dengan skor 22. Sumber
cukup dengan skor 21. Sumber informasi remaja diperoleh dari
informasi remaja diperoleh dari sekolah.
internet. Remaja keenam yaitu An.
Remaja kedua yaitu An. DA, VO, usia 16 tahun berjenis kelamin
usia 17 tahun berjenis kelamin perempuan. Sebelum diberikan
perempuan. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, tingkat
pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan An. VO dalam kategori
pengetahuan An. DA dalam kategori cukup dengan skor 22. Sumber
cukup dengan skor 23. Sumber informasi remaja diperoleh dari
informasi remaja diperoleh dari sekolah.
internet. Remaja ketujuh yaitu An. RP,
Remaja ketiga yaitu An. MN, usia 16 tahun berjenis kelamin
usia 17 tahun berjenis kelamin laki- perempuan. Sebelum diberikan
laki. Sebelum diberikan pendidikan pendidikan kesehatan, tingkat
kesehatan, tingkat pengetahuan An. pengetahuan An. RP dalam kategori
MN dalam kategori baik dengan skor cukup dengan skor 21. Sumber
24. Sumber informasi remaja informasi remaja diperoleh dari
diperoleh dari internet. sekolah.
Remaja keempat yaitu An. Remaja kedelapan yaitu An.
NH, usia 18 tahun berjenis kelamin AV, usia 17 tahun berjenis kelamin
perempuan. Sebelum diberikan SLKI dan SIKI sesuai dengan
pendidikan kesehatan, tingkat diagnosa keperawatan. Tujuan
pengetahuan An. AV dalam kategori diberikannya tindakan keperawatan
cukup dengan skor 20. Sumber yaitu tingkat pengetahuan remaja
informasi remaja diperoleh dari meningkat dengan kriteria hasil:
sekolah. a. Kemampuan menjelaskan
Remaja kesembilan yaitu An. pengetahuan suatu topik menjadi
SK, usia 16 tahun berjenis kelamin 4 (cukup meningkat).
perempuan. Sebelum diberikan b. Pertanyaan tentang masalah yang
pendidikan kesehatan, tingkat dihadapi menjadi 4 (cukup
pengetahuan An. SK dalam kategori menurun).
kurang dengan skor 15. Sumber c. Persepsi yang keliru terhadap
informasi remaja diperoleh dari masalah menjadi 4 (cukup
sekolah. menurun).
Remaja kesepuluh yaitu An. Guna mencapai kriteria hasil
RL, usia 17 tahun berjenis kelamin tersebut dapat dilakukan melalui
laki-laki. Sebelum diberikan edukasi perilaku upaya kesehatan
pendidikan kesehatan, tingkat (I.12435) dengan metode
pengetahuan An. RL dalam kategori audiovisual.
cukup dengan skor 21. Sumber 4. Tindakan Keperawatan
informasi remaja diperoleh dari Pertemuan pertama hari Senin
orangtua. tanggal 30 Mei 2022 pukul 16.00
2. Diagnosa Keperawatan WIB, 10 remaja yang bersedia
Dari hasil pengkajian oleh 10 berpartisipasi dikumpulkan disalah
responden terdapat diagnosa satu rumah remaja dan sebelum
keperawatan yang muncul yaitu diberikan pendidikan kesehatan.
Defisit Pengetahuan berhubungan Hasil pre-test sebagai berikut:
dengan kurangnya terpapar informasi Nama Skor Kategori
An. RH 21 Cukup
(Tim Pokja SDKI, 2017). An. DA 23 Cukup
An. MN 24 Baik
3. Rencana Keperawatan An. NH 19 Cukup
An. AD 22 Cukup
Perencanaan tindakan An. VO 22 Cukup
keperawatan menggunakan dasar An. RP 21 Cukup
An. AV 20 Cukup An. SK 24 Baik
An. SK 15 Kurang An. RL 29 Baik
An. RL 21 Cukup
Pertemuan kedua hari Rabu
PEMBAHASAN
tanggal 1 Juni 2022 pukul 10.00 WIB,
1. Analisis Pengkajian Keperawatan
seluruh remaja dikumpulkan kembali
Hasil pengkajian
dirumah salah satu remaja yang sama.
menunjukkan bahwa jumlah
Kemudian diberikan pendidikan
remaja dengan rentang usia 15-19
kesehatan dengan materi dan durasi
tahun di RW 05 Kelurahan
yang sama. Ada salah satu remaja
Gedanganak yaitu terdiri dari 560
yang bertanya mengenai penggunaan
remaja perempuan dan 550
jarum suntik apakah dapat
remaja laki-laki dan responden
menularkan penyakit menular
yang berpartisipasi dalam studi
seksual.
kasus ini yaitu remaja direntang
Pertemuan ketiga hari Jum’at
usia 16-18 tahun berjenis kelamin
tanggal 3 Juni 2022 pukul 16.00 WIB,
laki-laki, perempuan yang masih
diberikan perlaukan yang sama
aktif sekolah, dan sebelumnya
seperti pertemuan sebelumnya.
belum pernah mendapatkan
Kemudian remaja diberikan
penyluhan atau pendidikan
kuesioner yang sama untuk post-test.
kesehatan penyakit menular
5. Evaluasi Keperawatan
seksual dengan media
Seluruh responden mengikuti
audiovisual.
arahan yang diberikan oleh peniliti
Selama ini remaja
dengan baik. Jumlah skor kuesioner
mendapatkan informasi tentang
tingkat pengetahuan mengalami
kesehatan reproduksi dari
perubahan kategori dari kurang dan
orangtua, internet, dan sekolah.
cukup menjadi baik. Hasil post-test
Remaja mengatakan bahwa
sebagai berikut:
belum pernah mendapatkan
Nama Skor Kategori
An. RH 28 Baik pendidikan kesehatan penyakit
An. DA 24 Baik menular seksual dengan media
An. MN 26 Baik
An. NH 25 Baik audiovisual. Sebelum dilakukan
An. AD 25 Baik
An. VO 25 Baik tindakan seluruh remaja mengisi
An. RP 28 Baik kuesioner terbuka yang terdiri
An. AV 27 Baik
dari 30 pertanyaan tentang dilakukan oleh Nur Tri Ningtyas
penyakit menular seksual dan (2018) di SMA Al-Asiyah
didapatkan hasil 1 remaja dengan Cibinong Bogor mendapatkan
tingkat pengetahuan kurang, 8 hasil penelitian pengetahuan
remaja dengan tingkat responden mengenai penyakit
pengetahuan cukup, dan 1 remaja menular seksual paling banyak
dengan tingkat pengetahuan baik. berada pada kategori cukup
Hal yang mendasari 56.05%.
rendahnya tingkat pengetahuan 3. Analisis Tindakan Keperawatan
remaja dikarenakan memiliki Pemberian pendidikan
keterbatasan saat mengakses kesehatan penyakit menular
pelayanan kesehatan. Pencegahan seksual dengan media audiovisual
penyakit menular seksual merupakan tindakan keperawatan
dilakukan dengan memberikan yang diterapkan oleh peneliti
penyuluhan (edukasi) tentang kepada pada 10 responden yang
risiko penyakit menular seksual, dilaksanakan pada tanggal 30 Mei
pemberitahuan tentang - 4 Juni 2022. Media audiovisual
pentingnya penyakit menular ini dipilih karena dengan
seksual. (Eka Dwi, 2015). menggunakan media ini remaja
2. Analisis Diagnosa Keperawatan akan lebih tertarik dan mudah
Masalah keperawatan mengingat isi materi yang sudah
yang muncul sesuai pengkajian diberikan karena disampaikan
yang dilakukan yaitu defisit dengan gambar dan suara
pengetahuan berhubungan sehingga mudah dipahami oleh
dengan kurangnya terpapar remaja. Tindakan ini dilakukan
informasi. Masalah keperawatan selama 6 hari dalam waktu 20-30
ini diangkat karena mayoritas menit. Setelah diberikan
remaja memiliki tingkat pendidikan kesehatan tentang
pengetahuan dengan kategori penyakit menular seksual dengan
cukup setelah dilakukan media audiovisual seluruh
pengisian kuesioner pre-test. responden mengalami
Sejalan dengan penelitian yang peningkatan tingkat pengetahuan
dibuktikan dengan hasil post-test. dapat tercapai pada studi kasus
Peningkatan yang didapatkan kali ini yaitu kemampuan dalam
oleh setiap remaja berbeda-beda menjelaskan pengetahuan tentang
karena penguasaan materi dan suatu topik meningkat dan
hanya 3 dari 10 responden yang pertanyaan tentang masalah yang
aktif bertanya. dihadapi menurun.
Dapat disimpulkan Setelah diberikan
pemberian pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan penyakit
tentang penyakit menular seksual menular seksual dengan media
dengan media audiovisual dapat audiovisual seluruh remaja
meningkatkan pengetahuan pada mengisi kuesioner tingkat
remaja sejalan dengan penelitian pengetahuan yang terdiri dari 30
yang dilakukan oleh Suprianto soal dan didapatkan hasil seluruh
Zainudin (2020) dengan hasil responden mengalami
setelah dilakukan tindakan peningkatan dari kategori kurang
penyuluhan kesehatan dan cukup menjadi baik. Dari data
menunjukkan pengaruh yang tersebut dapat disimpulkan bahwa
signifikan, hal ini menunjukkan seluruh responden mengalami
bahwa 61 responden (100%) peningkatan pengetahuan. Hal ini
mengalami peningkatan sejalan dengan penelitian yang
pengetahuan dari kategori cukup dilakukan oleh Eti Sulastri &
menjadi baik dengan p-value Dyah Puji (2020) dengan hasil
0,000 < 0,05. penelitian menunjukkan bahwa
hasil uji Wicoxon memiliki p-
4. Analisis Evaluasi Keperawatan value = 0,000 < 0,05 artinya
Evaluasi keperawatan terdapat perbedaan yang
pada studi kasus ini dilakukan signifikan antara tingkat
pada hari ke enam yaitu setelah pengetahuan dan sikap remaja
dilakukan pemberian pendidikan sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan tentang penyakit kesehatan. Kesimpulannya,
menular seksual dengan media pendidikan kesehatan
audiovisual. Kriteria hasil yang berpengaruh besar terhadap
pengetahuan tentang penyakit sebanyak tiga kali dengan durasi 20-
menular seksual. 30 menit.
PENUTUP 4. Evaluasi pada penelitian ini diperoleh
Simpulan dari hasil kuesioner tingkat
1. Hasil pengkajian menunjukkan pengetahuan tentang penyakit
bahwa responden yang berpartisipasi menular seksual dimana seluruh
direntang usia 16-18 tahun berjenis responden mengalami peningkatan
kelamin laki-laki dan perempuan. pengetahuan dari kategori kurang dan
Setelah dilakukan pengisian cukup menjadi baik.
kuesioner tingkat pengetahuan remaja 5. Berdasarkan hasil tindakan
tentang penyakit menular seksual keperawatan yang telah diberikan
didapatkan hasil 1 remaja dengan menunjukkan bahwa penerapan
tingkat pengetahuan kurang, 8 remaja pemberian pendidikan kesehatan
dengan tingkat pengetahuan cukup, penyakit menular seksual dengan
dan 1 remaja dengan tingkat media audiovisual mampu
pengetahuan baik. meningkatkan tingkat pengetahuan
2. Masalah keperawatan yang muncul pada remaja.
sesuai dengan hasil pengkajian yaitu Saran
yaitu defisit pengetahuan 1. Bagi Responden
berhubungan dengan kurangnya Responden atau remaja dapat
terpapar informasi. Masalah mengaplikasikan dengan baik
keperawatan ini diangkat karena pemberian pendidikan kesehatan
mayoritas remaja memiliki tingkat penyakit menular seksual dengan
pengetahuan dengan kategori cukup media audiovisual sebagai sarana
setelah dilakukan pengisian kuesioner edukasi dan dapat menambah
pre-test. wawasan remaja untuk mencegah
3. Implementasi yang diberikan oleh peningkatan penyakit menular
peneliti yaitu pendidikan kesehatan seksual.
penyakit menular seksual dengan 2. Bagi Pendidikan Keperawatan
media audiovisual. Tindakan ini Hasil penelitian ini dapat
dilakukan selama 6 hari dan diberikan dijadikan seagai evidence based
research tentang cara peningkatan
pengetahuan remaja tentang penyakit https://doi.org/10.30651/jkm.v0i0.
menular seksual dengan memberikan 5658

pendidikan kesehatan menggunakan Siregar, Y.-, Rochadi, K., & Lubis, N.


(2019). the Effect of Health
media audiovisual.
Promotion Using Leaflets and
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Audio-Visual on Improving
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Knowledge and Attitude Toward
the Danger of Hiv/Aids Among
bahan masukan bagi peneliti
Adolescents. International Journal
selanjutnya untuk mengembangkan of Nursing and Health Services
manajemen keperawatan yang tepat (IJNHS), 2(3), 172–179.
https://doi.org/10.35654/ijnhs.v2i3.
pada remaja untuk meningkatkan
213
pengetahuan tentang penyakit
Sulastri, E., & Astuti, D. P. (2020).
menular seksual dan untuk peneliti
Pendidikan Kesehatan Untuk
selanjutnya dapat menambahkan Meningkatkan Pengetahuan Dan
kombinasi media lainnya untuk Sikap Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi Dan Penyakit Menular
mendapatkan hasil yang lebih
Seksual. Jurnal Ilmiah Kesehatan
bermakna. Keperawatan, 16(1), 93.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.26753/jikk.v16i1
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. .427
(2020). Profil Kesehatan 2020. Tim Pokja SDKI. (2017). Standar
Angewandte Chemie International Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edition, 6(11), 951–952., 136. DPP PPNI.
Eka Dwi Yanti, Yulia Irvani Dewi, S. N. Tim Pokja SIKI. (2017). Standar
(2015). Pengaruh Pendidikan Intervensi Keperawatan. DPP
Kesehatan Dengan Menggunakan PPNI.
Media Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Yanti, E. D., Dewi, Y. I., & Nurcahyati,
Mengenai Upaya Pencegahan S. (2015). Pengaruh Pendidikan
Penyakit Menular Seksual. 2(2). Kesehatan Dengan Menggunakan
Media Audiovisual Terhadap
Ramadhani, A., & Ramadani, M. L. Pengetahuan dan Sikap Remaja
(2020). Pengaruh Pendidikan Mengenai Upaya Pencegahan
Kesehatan Dengan Metode Penyakit Menular Seksual. Jom,
Ceramah Dan Audiovisual 2(2), 1048–1057.
Terhadap Pengetahuan Tentang
Infeksi Menular Seksual Pada
Remaja. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, September.

Anda mungkin juga menyukai