Disusun Oleh:
Kelompok 4
2023/2024
KATA PENGANTAR
Penulis sampaikan terima kasih kepada bapak Agus Dwi Prasojo, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah PPKN MI/SD dan kepada rekan-rekan yang
telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara merupakan unsur pokok suatu negara sebagai dasar legitimasi
negara dalam menjalankan kekuasaannya. Tanah merupakan ruang dan sarana bagi
setiap warga negara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara berkewajiban
untuk menjamin hak warga negara atas tanah. Kebutuhan adalah salah satu aspek
Psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktifitas - aktifitasnya dan
menjadi dasar (alasan) berusaha. warga negara adalah sekelompok orang yang
memiliki kedudukan secara resmi menjadi anggota penuh dari suatu negara.
kebutuhan warga negara adalah sistem atau tatanan akan kebutuhan hidup atau
sosial untuk memenuhi kehidupan atau kebutuhan pada warga negara. Kebutuhan
warga negara sebagai fungsi untuk mengetahui hak dan kewajiban bagi masyarakat.
Banyak macam dari kebutuhan warga negara,seperti menjaga harga diri, masyarakat
yang bebas berpendapat, mendapatkan persamaan sebagai warga negara karena telah
diatur dalam UUD 1945, memprestasikan diri dalam mewujudkan optimalisasi
pengembangan potensi, bebas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebutuhan manusia?
2. Apa saja kebutuhan manusia?
3. Apa saja macam-macam kebutuhan manusia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami kebutuhan manusia.
2. Untuk mengetahui dan memahami kebutuhan manusia.
3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam kebutuhan manusia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Suparmoko, Ekonomi Kelas I SMA (Jakarta: Yudisthira, 2007), hal. 3-5
3
legitimasi sesuai dengan adat, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum.
menanggapi tuntutan dari Berdasarkan kedua ketentuan tersebut, berarti negara
tidak boleh membatasi hak warga negaranya untuk menjalankan kebebasan
berserikat, kecuali karena alasan-alasan yang ditentukan dalam kedua ketentuan
tersebut.2
2. Hidup Aman dan Damai
Kehidupan yang harmonis merupakan dambaan setiap orang, dan kehidupan
yang damai juga merupakan dambaan setiap orang. Kehidupan yang harmonis
dan damai akan meningkatkan ketenangan. Kehidupan yang harmonis dan damai
akan terpelihara di atas segalanya. Mari kita jaga keharmonisan dan kedamaian di
rumah, sekolah, dan masyarakat. Orang yang hidup rukun dan damai akan
merasakan kedamaian dan ketenangan, dan segala sesuatu dalam hidup akan
berjalan lancar.
Agar keharmonisan dapat berjalan, aturan-aturan masyarakat harus dipatuhi.
Oleh karena itu, norma diperlukan agar interaksi sosial dalam masyarakat dapat
berjalan dengan baik. Norma-norma tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling
berkaitan dalam pelaksanaannya. Pemberlakuan norma demi norma guna
menciptakan keharmonisan dalam masyarakat. Ajaran setiap agama pasti
memuat tugas dan hak pemeluknya. Kewajiban tersebut meliputi perintah yang
harus ditaati dan perintah yang harus ditinggalkan.
Misalnya, umat Islam melaksanakan shalat lima waktu setiap hari. Mungkin
di suatu wilayah tertentu tidak akan ada akibat bagi umat Islam yang tidak
mengamalkannya, namun ajaran Islam memberikan sanksi berupa dosa bagi yang
tidak mengamalkannya. Mengamalkan norma kesusilaan dilakukan dengan
melakukan perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan tercela. Pada dasarnya
setiap orang dapat membedakan perbuatan baik dan buruk. Oleh karena itu,
siapapun yang melanggarnya otomatis akan mengetahui bahwa itu adalah
perbuatan yang tidak boleh dilakukan. 3
3. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat
dan potensi psikologis diri. Terlepas dari asal usul etnis seseorang, semua orang
2
Sudjatmiko, Hak Kebebasan Berserikat Dalam Pendirian Partai Politik Di Indonesia (Jawa Timur:
Jakad Media Publishing, 2020), hal. 51-52
3
Eko Purwaningsih, Pentingnya Hidup Rukun (Jakarta Timur: PT Balai Pustaka, 2019), hal. 10
4
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan dan kesuksesan dalam hidup.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang
yang mengaktualisasikan diri benar-benar memahami bahwa ada makhluk lain
dan hambatan yang bersemayam di dalam (inside) atau di luar (outside).
keberadaan mereka bersama. Ia mengendalikan tindakan dan benda.
Hambatan yang datang dari dalam diri adalah ketidaktahuan akan potensi diri,
serta perasaan ragu dan takut dalam mengekspresikan potensi diri. Kendala yang
datang dari luar (eksternal) adalah budaya masyarakat yang mendukung upaya
mewujudkan potensi manusia dan faktor lingkungan. Ada beberapa ciri yang
menunjukkan seseorang telah mencapai aktualisasi diri.
yaitu kemampuan melihat kenyataan dengan lebih efisien, kemampuan
menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya, spontanitas, kesederhanaan dan
kealamian, kebutuhan akan kesendirian, otonomi (kemandirian dari budaya dan
masyarakat). Kesegaran dan apresiasi. Keberlanjutan, kesadaran sosial,
hubungan interpersonal, demokrasi, kreativitas, kemandirian dan pengalaman
terbaik.4
4. Hidup Layak Sesuai Harkat dan Martabat Kemanusiaan
Hakikat dan harkat dan martabat manusia itu ada dan negara benar-benar
menghormati dan mengutamakan hak asasi manusia dan harkat dan martabat
manusia di atas segalanya sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut pandangan Provinsi Pancasla
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, seluruh hak
dan martabat manusia dilindungi tanpa ada pembatasan apapun, agar ia dapat
hidup aman dan memperoleh kesehatan jasmani dan rohani, kesehatan spiritual
serta kemakmuran.
Sebaliknya, masyarakat juga harus memberikan kompensasi yang sepadan
dengan perlindungannya. harus ikut serta secara aktif dan tidak memihak dalam
pembelaan negara dan bangsa seutuhnya, dan harus bersedia turut serta aktif
dalam pembangunan lebih lanjut negara dan bangsa serta bekerja secara aktif
demi kemajuan kesejahteraan umum; Harus. Termasuk juga kegiatan yang
dilakukan pemerintah untuk kepentingan seluruh rakyat di Indonesia.
4
Akbar Rizky, “Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Beban Kerja Terhadap Prestasi Karyawan,”
Jurnal Ilmu Manajemen | 1, no. 4 (2013): 1223–31, www.btn.co.id.
5
Apabila hubungan saling menguntungkan antara pemerintah dan rakyat
dikembangkan dan disempurnakan secara utuh, maka tujuan pembangunan
nasional akan cepat terwujud secara seimbang dan harmonis, tanpa menimbulkan
kerugian bagi keduanya, bahkan sebaliknya justru membawa manfaat. Ini akan
sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.5
5. Pendidikan
Program pendidikan ini dapat dibagi menjadi lima kategori.
a. pendidikan nonformal terkait ideologi negara dan pendidikan moral bangsa.
b. paket kelompok belajar untuk menghilangkan pendidikan dasar yaitu buta
huruf dan angka, buta huruf pengetahuan dasar, dan buta huruf bahasa
Indonesia.
c. pendidikan penghidupan. Hal ini mencakup kelompok riset bisnis yang
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di bidang industri makanan,
peralatan olah raga, peralatan rumah tangga, desain fesyen, dan pertanian.
d. Pelatihan profesional/keterampilan terkait. Pelatihan kejuruan, meliputi
program kegiatan pembelajaran di bidang kesehatan, pertanian, kerajinan,
industri, teknologi, seni, perdagangan, bahasa, dan lain-lain.
e. pelatihan lainnya. Meliputi penyuluhan, pelatihan pemuda, kepanduan,
keronpenkapil dan pelatihan dakwah melalui media elektronik dan cetak.
Kesimpulannya, berbagai contoh klasifikasi di atas hanyalah beberapa dari
sekian banyak kategori yang dapat dilakukan dengan menggunakan taksonomi.
Klasifikasi program pendidikan nonformal pada masyarakat industri dan pasca
industri akan berbeda dengan klasifikasi pada masyarakat pertanian. Negara
maju mempunyai program pendidikan nonformal yang relatif berbeda dengan
negara berkembang. Namun contoh-contoh tersebut dapat memberikan
gambaran tentang berbagai program pendidikan nonformal yang sedang
dikembangkan di dunia saat ini.
6. Kebebasan Berorganisasi
Kebebasan artinya kebebasan berbuat apa saja sepuasnya tanpa ada halangan
apapun. Kebebasan pribadi tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain.
Kebebasan pribadi harus menjadi kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya
jika kita ingin melakukan sesuatu, kita harus menghormati kebebasan orang lain.
5
Suroto, “Harkat Dan Martabat Manusia Dalam Pandangan Kenegaraan Pancasila Dan UUD NRI Tahun
1945,” Jurnal Pembaharuan Hukum II, no. 3 (2019): 310–18.
6
Kami telah menyelidiki banyak organisasi yang ada di sekolah dan masyarakat.
Kita mempunyai kebebasan untuk memilih organisasi sesuai dengan keinginan
kita. Tidak ada yang melarang kita untuk menjadi bagian dari suatu organisasi,
baik di sekolah maupun di masyarakat.
Kebebasan memilih organisasi tertentu dilindungi undang-undang.
Kebebasan berserikat merupakan salah satu hak warga negara Indonesia.
Kebebasan tersebut tertuang dalam Pancasila dan Pasal 28E (Pasal 3) UUD 1945.
Pasal 28E(3) memperjelas bahwa setiap orang berhak atas kebebasan
berorganisasi, berkumpul dan berekspresi. Kita berhak memilih organisasi
menurut keinginan, kepentingan dan hati nurani kita. Namun, sebelum memilih
organisasi, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa hal, seperti: Mengenai
jenis organisasi, jenis kegiatan yang dilakukan organisasi, tujuan organisasi, dan
susunan kepengurusan organisasi.6
7. Hidup Gotong Royong
Nilai-nilai Pancasila hadir dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
beragam. Harmoni dan kerjasama dalam masyarakat yang beragam, yaitu nilai-
nilai yang menunjukkan perilaku dan sikap gotong royong. Istilah gotong royong
berasal dari bahasa Jawa. Gotong artinya membawa atau mengangkat, dan
Royong artinya bersama. Gotong Royong artinya mengangkat bersama atau
melakukan sesuatu bersama-sama. Gotong Royong merupakan salah satu ciri
bangsa Indonesia yang tertuang dalam sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia
Gotong Royong adalah orang yang berkarakter.Ini adalah bangsa dan budaya
yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakatnya.”
Ciri-ciri gotong royong adalah sebagai berikut: Tujuan kami adalah
kebahagiaan seluruh anggota. Permasalahannya adalah tanggung jawab bersama.
Setuju Mari kita selesaikan masalah bersama. Jaga orang lain. Nilai positif
gotong royong adalah sebagai berikut. Persatuan, gotong royong mencerminkan
persatuan. Sebab melalui gotong royong, masyarakat mau bekerja sama untuk
saling membantu. Rasa solidaritas yang terjalin dalam gotong royong juga
membawa persatuan di antara anggota masyarakat yang berkorban.
Pengorbanan tersebut bisa berbentuk apa saja, mulai dari pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, hingga uang. Melalui gotong royong, masyarakat
6
Rachmat Masan Petun, PKN Pendidikan Kewarganegaraan (Bengkulu, 2019), hal. 94
7
mengesampingkan kepentingan pribadi demi memenuhi kebutuhan bersama.
Gotong royong mengajarkan warga masyarakat untuk bekerja sama dan saling
membantu. Sekecil apapun peran seseorang dalam gotong royong, seseorang
selalu dapat memberikan bantuan dan manfaat kepada orang lain.7
7
Nidaul Janah, Mandiri Belajar Tematik SD/MI Kelas 5 Semester 2 (Jakarta: Bmedia, 2021), hal. 86
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan manusia sangat beragam macam dan jenisnya. Oleh karena itu,
manusia berjuang mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
Kebutuhan ini dapat berupa pangan, seperti beras, kentang, sayur-mayur, dan telur,
dapat pula berupa sandang, seperti baju, celana, sepatu, dan kaos kaki, serta dapat
pula berupa pemenuhan jasa, seperti jasa hiburan, transportasi, pendidikan, dan
kesehatan. Jika semua kebutuhan manusia itu dapat terpenuhi, manusia tersebut
merasa puas dan sejahtera. Sebaliknya, jika suatu kebutuhan tidak dapat terpenuhi
maka akan timbul kekecewaan pada diri manusia tersebut dan ia merasa tidak
sejahtera. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan merupakan segala keinginan
manusia yang menuntut untuk dipenuhi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10