Dosen pengampu ;
Dr. Khoirul huda,SH,M.Hum.
Nama kelompok :
1. Niswatun naini (202369090028)
2. Hilmy Aprilia M (202369090042)
3. Diana Fitriah (202369090046)
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
anugerah-Nya, taufik, serta petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah
dengan judul “PENDUDUK DAN WARGA NEGARA” ini. Penulisan makalah ini merupakan
bagian dari tanggung jawab kami dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang
diselenggarakan di bawah bimbingan dan pengawasan Bapak Dr. KHOIRUL HUDA, SH, M.Hum.
Makalah ini tidak hanya kami susun sebagai tuntutan akademis, tetapi juga sebagai upaya
kami untuk memberikan kontribusi pada peningkatan pemahaman pembaca seputar Penduduk dan
Warga Negara, khususnya di Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat menjadi sumber
referensi yang bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas.
Adapun kekurangan yang mungkin terdapat dalam penulisan ini, kami menyadari sebagai
hasil dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami dengan tulus
mengundang kritik dan masukan yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Semangat pembelajaran kami tidak akan berhenti, dan kami berkomitmen untuk terus
memperbaiki kualitas tulisan kami, dan kami harap makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi pengetahuan dan pemahaman pembaca. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan
selamat membaca.
Hormat kami,
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penduduk adalah sejumlah manusia baik secara individu maupun kelompok yang
menempati wilayah atau negara tertentu minimal dalam jangka waktu satu tahun pada saat
dilaksanakan pendataan atau sensus penduduk.
Negara adalah entitas politik yang memiliki kedaulatan atas wilayah tertentu dan
penduduknya. Negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi kepentingan dan
kesejahteraan warga negaranya. Ini mencakup penyediaan keamanan, layanan publik, dan
penegakan hukum. Negara juga berperan dalam menjaga hubungan dengan negara lain dalam
bentuk diplomasi dan kebijakan luar negeri.
Warga negara adalah individu yang diakui secara hukum sebagai anggota suatu negara.
Mereka memiliki hak-hak dan kewajiban tertentu yang dijamin oleh konstitusi dan peraturan
hukum negara. Hak-hak ini termasuk hak sipil, politik, dan sosial seperti hak memilih, hak
atas kebebasan berpendapat, dan hak atas perlindungan hukum. Warga negara juga memiliki
kewajiban seperti membayar pajak, mematuhi hukum negara, dan berpartisipasi dalam proses
demokrasi.
Hubungan antara negara dan warga negara adalah saling mempengaruhi. Negara
bergantung pada partisipasi aktif dan kontribusi warga negara untuk memajukan masyarakat
dan mempertahankan stabilitas. Warga negara, di sisi lain, bergantung pada negara untuk
melindungi hak-hak mereka, menyediakan layanan publik, dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan perkembangan pribadi dan kolektif.
1
1.3 Tujuan
1. Merinci definisi dan karakteristik dari penduduk dan warga negara untuk memberikan
pemahaman yang komprehensif.
2. Menganalisis Hubungan antara Warga Negara dan Negara:
3. Mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban yang dimiliki oleh warga negara sesuai dengan
konstitusi dan peraturan hukum negara, serta mengevaluasi bagaimana pemenuhan hak
tersebut berdampak pada kehidupan bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Sedangkan kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan
penduduk setempat.
Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga berdasarkan prinsip
pembangunan kependudukan yang terdiri atas:
a. Kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan.
b. Pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial budaya,
ekonomi, dan lingkungan hidup.
c. Partisipasi semua pihak dan gotong royong.
d. Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat.
e. Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan penduduk setempat.
f. Perlindungan terhadap budaya dan identitas penduduk local.
g. Keadilan dan kesetaraan gender.
2
d. Berkomunikasi dan memperoleh informasi kependudukan dan keluarga yang diperlukan
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
e. Mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga dengan menggunakan sarana
yang tersedia.
f. Mengembangkan dan memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Penduduk tidak hanya harus menuntut haknya tetapi juga harus melaksanakan beberapa
kewajiban agar ada keseimbangan antara kedua hal tersebut. Sehingga apa yang diminta oleh
penduduk juga harus ada kewajiban yang harus mereka lakukan demi untuk kepentingan
bangsa dan negara.
3
orang bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang- undang sebagai warga
Negara Kewarganegaraan Republik Indonesia yang diatur dalam UU no 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga
Negara Indonesia (WNI) adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dan perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakut oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia
18 tahun atau belum kawin.
Jadi warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan keterkaitan hukum
dan peraturan yang ada di dalam negara tersebut dan diakui oleh negara, baik warga asli
negara tersebut maupun warga asing, dan negara tersebut memiliki ketentuan tentang siapa
yang menjadi warga negaranya.
4
Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara dengan
kehidupan warga negara. Masalah-masalalı politik, sosial, ekonomi, dan budaya seringkali
terjadi karena adanya kesenjangan antara peranan negara serta kehidupan warga negaranya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas mencantumkan
hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus dipenuhi melalaui
tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legislatif suara rakyat
tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tangan
yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnyabegitu, tapi apa
daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh negara
menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama ini
telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan
kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakun
(kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi
adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta
hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperi kesehatan, rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negata, karena
itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah negara.
5
yang berbeda kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok yang terlalu dominan Untuk
menjadi mayoritas, kepentingan yang beragam ini dapat melakukan kompromi
3. Teori Organis
Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari masyarakatnya, tetapi
merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara mempunyai misinya sendiri, yaitu misi
sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, negara harus
dipatuhi oleh warganya sebagai lembaga diatas masyarakat. Negaralah yang tahu apa
yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan. Pandangan ini merupakan dasar bagi
terbentuknya negara-negara kuat yang seringkali bersifat otoriter bahkan totaliter.
4. Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis. Menurut teori ini, meskipun
masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam kelompok yang pluralitas, tetapi dalam
kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu,
meskipun secara hukum semua orang memang bisa menempati jabatan-jabatan dalam
negara pemerintah.
6
b. Hubungan Yang Bersifat politik
Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang
berdasarkan kekeluargaan, akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan
keputusan politik secara musyawarah mufakat, sehingga kehidupan politik yang
dinamis dalam kestabilan juga masih terwujud.
3. Wujud Hubungan Warga Negara Dan Negara
a. Peran Pasif
Merupakan kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku
sebagai contoh warga negara yang taat dan patuh pada negaranya . contoh :
membayar pajak , menaati peraturan lalu lintas.
b. Peran Aktif
Aktivitas warga negara untuk ikut serta mengambil bagian dalam kehidupan bangsa
dan negara seperti hak suara pada saat pemilu
c. Peran positif
Aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara / pemerintah sebagai
konsekuensi dari fungsi pemerintah , seperti membangun lembaga sosial masyarakat
d. Peran negatif
Aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan pemerintah dalam persoalan
yang bersifat pribadi . seperti kebebasan warga negara untuk memelik ajaran agama
yang diyakininya.
Hak dan kewajiban warga negara bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam
hubungan antara individu dan negara serta antarwarga negara itu sendiri. Hak-hak
memberikan perlindungan dan kebebasan bagi individu untuk mengejar kebahagiaan,
melaksanakan keyakinan, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan martabat
dan tanpa diskriminasi. Sementara itu, kewajiban memberikan kerangka kerja bagi warga
negara untuk bertanggung jawab atas keberlangsungan negara dan masyarakat, termasuk
melalui partisipasi dalam pembelaan dan pemeliharaan keamanan negara, kewajiban
membayar pajak untuk pembiayaan negara, serta menjunjung hukum dan pemerintahan yang
berlaku.
7
Berikut adalah beberapa pasal yang mengatur hak dan kewajiban warga negara :
Pasal 28E ayat (1) “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”
Pasal ini menegaskan hak setiap orang untuk memiliki kebebasan dalam memeluk agama
dan beribadah sesuai dengan keyakinannya sendiri. Ini juga meliputi hak untuk memilih
pendidikan, pekerjaan, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan hak untuk kembali. Dengan
kata lain, individu memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya secara bebas tanpa
campur tangan dari pihak lain.
Pasal 28E ayat (3) “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.”
Pasal ini menjamin kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat bagi
setiap individu. Ini menegaskan hak untuk berorganisasi, berpartisipasi dalam pertemuan
atau demonstrasi, serta menyampaikan pendapat secara bebas tanpa takut akan represi.
Pasal 27 ayat (2) "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan".
Pasal ini menegaskan hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ini menunjukkan komitmen negara untuk
menyediakan kesempatan kerja dan kondisi hidup yang layak bagi semua warga negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”.
8
Pasal ini menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ini menunjukkan tanggung
jawab setiap individu terhadap keamanan dan pertahanan negara.
Pasal 27 Ayat (1) "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya".
Pasal ini menekankan prinsip kesetaraan di hadapan hukum dan pemerintahan bagi semua
warga negara. Ini menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi dalam perlakuan hukum dan
bahwa semua warga negara wajib tunduk pada hukum dan pemerintahan yang berlaku.
Pasal 23 A UUD 1945 “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang”.
Pasal ini mengatur bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang. Ini menunjukkan bahwa pungutan seperti pajak
harus diatur dengan undang-undang dan tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara negara dan warga
negara merupakan sebuah dinamika saling ketergantungan. Negara memiliki tanggung
jawab untuk melindungi, memberikan keamanan, dan menyediakan layanan publik bagi
warganya. Sebaliknya, warga negara memiliki hak-hak yang dijamin oleh konstitusi dan
peraturan hukum, serta kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan
masyarakat dan mematuhi hukum yang berlaku.
Pengertian penduduk dan warga negara menjadi dasar untuk memahami dinamika
hubungan tersebut. Hak-hak warga negara meliputi hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya, yang harus dihormati dan dilindungi oleh negara. Sebaliknya, kewajiban warga
negara termasuk kewajiban fiskal, hukum, partisipasi demokratis, pendidikan, dan
perlindungan lingkungan.
Selain itu, teori hubungan antara negara dan warga negara memberikan pemahaman
yang beragam, mulai dari teori marxis yang melihat negara sebagai alat kelompok borjuis,
hingga teori elit kekuasaan yang menyoroti dominasi kelompok elite dalam masyarakat.
Dalam prakteknya, hak dan kewajiban warga negara tercermin dalam peran mereka
yang dapat bersifat pasif, aktif, positif, atau negatif. Warga negara memiliki peran yang
penting dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berdasarkan asas
demokrasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyatmi, sri hartini, dkk.. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan. Cet.1. Yogyakarta : Pustaka
pelajar
Salim. Arkal dan A. Ubaidillah. (20001, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani Jakarta: IAIN
Jakarta Press Hidayat, layat, Komaruddin dan Azra. Azyumardi. Pendidikan
Kewarganegaraan. (Jakarta Kencana). 2010.
11