Anda di halaman 1dari 233

LAPORAN PRAKTIK KERJA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DENGAN MODEL


CONTINUITY OF CARE PADA NY. R UMUR 29 TAHUN, GIII
P2 0 0 2 WILAYAH PUSKESMAS PETUNG
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Oleh :

Nurul Yatimah

NIM. PO7224422142

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2022/2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA CONTINUITY OF CARE

DI UPT PUSKESMAS PETUNG

Disetujui di Balikpapan, April 2023

Mahasiswa

Nurul Yatimah
NIM. PO 7224422142

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Institusi Preceptor lahan

Nursari abdul syukur , M.Keb Hermiati .S.Ter Keb


NIP: 197805192002122001 NIP;197812182005022003

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul yatimah

Nim : P0 7224422142

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Jurusan kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Komprehensif yang


saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa laporan ini adalah


hasil plagiarism/jiplakan atau mengcopy hasil orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam buku
panduan atas perbuatan tersebut

Balikpapan, April 2023

Mahasiswa

Nurul yatimah
NIM. P07224422142

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Asuhan Kebidanan Continutu Of Care di UPT Puskesmas Petung. Penyusunan
laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. H. Supriadi B, S.Kep., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
4. Nursari Abdul Syukur, M.Keb, selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dengan sabar kepada peneliti dalam penyusunan
laporan ini.
5. Hermiati S.ST.Bd.dan Yena Muliaingsih S.ST .Bd selaku Preseptor Lahan di
UPT Puskesmas Petung tempat mahasiswa melakukan praktek lapangan yang
telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Profesi Bidan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
7. Suami dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik dukungan material
dan moral.
8. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan
laporan ini yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga laporan komprehensif ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Balikpapan, April 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................II
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................III
KATA PENGANTAR.........................................................................................IV
DAFTAR ISI..........................................................................................................V
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI...............................................................................................4
C. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Komprehensif...............................4
1. Konsep Dasar Teori Kehamilan Fisiologi Trimester Ii Dan Iii.................4
2. Konsep Dasar Teori Persalinan Fisiologi................................................13
3. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir Fisiologi.......................................27
4. Konsep Dasar Teori Nifas Fisiologi........................................................33
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan...........................................41
1. Asuhan Kebidanan Manajemen Pada Ibu Hamil....................................41
2. Asuhan Kebidanan Manajemen Pada Ibu Bersalin.................................59
3. Asuhan Kebidanan Manajemen Bayi Baru Lahir....................................86
4. Asuhan Kebidanan Manajemen Pada Ibu Nifas......................................97
5. Asuhan Kebidanan Manajemen Pada Neonatus....................................108
6. Asuhan Kebidanan Manajemen Pada Akseptor Kontrasepsi “Alat
Kontrasepsi Bawah Kulit”............................................................................120
BAB III................................................................................................................127
TINJAUAN KASUS...........................................................................................127
E. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis Trimester Ii....................127
F. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologi............................................195
G. Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor Kb “Alat Kontrasepsi Bawah
Kulit ”...............................................................................................................204
BAB IV................................................................................................................209

v
PEMBAHASAN.................................................................................................209
H. Asuhan Kebidanan Antenatal....................................................................209
I. Asuhan Kebidanan Intranatal....................................................................211
J. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.........................................................213
K. Asuhan Kebidanan Postnatal....................................................................215
L. Asuhan Kebidanan Neonatus....................................................................216
M. Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi...........................................217
BAB V.................................................................................................................219
PENUTUP...........................................................................................................219
A. Kesimpulan...............................................................................................219
B. Saran.........................................................................................................220
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................222

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesejahteraan suatu bangsa di pengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan
anak, kesejahteraan ibu dan anak di pengaruhi oleh proses kehamilan,
persalinan, nifas, neonatus dan juga pada saat pemakaian alat kontrasepsi.
Proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan
datang. Pelayanan kesehatan maternal neonatal merupakan salah satu unsur
penentu status kesehatan (Saifuddin. 2013). Kontinuitas perawatan ibu dan
anak berakar dari kemitraan klien dan bidan dalam jangka panjang dimana
bidan mengetahui riwayat klien dari pengalaman dan hasil penelusuran
informasi sehingga dapat mengambil suatu tindakan (Estiningtyas, 2013).
Setiap tahun lebih dari setengah juta wanita meninggal di seluruh dunia
karena penyebab yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, dan
hamper 4 juta bayi bayi baru lahir meninggal dalam waktu 28 hari setelah
kelahiran. Di Uganda, 15 wanita meninggal setiap hari karena kehamilan dan
persalinan, 94 bayi baru lahir meninggal ini setara dengan 697.701 kematian
setiap tahun karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan pada bulan
pertama setelah persalinan.
Menurut BKKBN (2012), kualitas penduduk Indonesia tahun 2011
tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000
kelahiran hidup. Di Jawa Timur, angka kematian ibu hamil atau melahirkan
pada periode sama cenderung naik sekitar 30%, dari 2007 sebesar 72 kasus
per 100.000 angka kelahiran menjadi 104,34 kasus per 100.000 angka
kelahiran.
Berdasarkan hasil sementara survey penduduk antar sensus (SUPAS)
tahun 2016 AKB di Indonesia mencapai 26 per 1000 kelahiran hidup.
Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebagian besar
disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan

1
transportasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus
risiko tinggi.
Berdasarkan laporan Kesehatan Ibu dan Anak UPT Puskesmas Petung
tahun 2022 jumlah kematian ibu sebannyak 1 orang dengan 1 sebab karena
penyakit eklamsi . Kematian neonatus berjumlah 2 bayi karena sebab
kelainan konginetal dan 8 lahir mati. Oleh karena itu hubungan antara
kesehatan ibu dan bayinya sangat penting untuk mengatasi mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi, karena sebagian besar kematian ibu dan bayi dapat
dicegah terjadi selama kehamilan, persalinan dan periode post partum.
Memastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir menerima perawatan yang tepat
waktu dan berkualitas tinggi selama masa kritis ini.
Salah satu pendekatan yang diterima secara global yang bertujuan untuk
mengurangi kematian ibu dan bayi adalah pendekatan continuum of care.
pendekatan ini menganjurkan individu yang memiliki akses ke layanan utama
sepanjang siklus hidup, termasuk kehamilan, persalinan, dan periode pasca
kelahiran.
Tujuan dari pendekatan continuum of care adalah untuk memberikan
wanita perawatan kesehatan reproduksi yang mereka butuhkan selama dan
setelah kehamilan dan persalinan, dan untuk memberikan kesempatan kepada
bayi baru lahir untuk tumbuh menjadi anak yang sehat. Penekanan
ditempatkan pada pendekatan terpadu untuk ibu dan bayi baru lahir dan peran
perawatan berbasis fasilitas , penjangkauan, dan perawatan berbasis
komunitas atau dirumah (Gubels et al, 2021).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif atau secara berkelanjutan
Continuity Of Care (COC) pada Ny. R agar dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) pada
Ny. R mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas BBL, dan KB dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester II
dan trimester III
b. Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
c. Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas
d. Klien mendapatkan asuhan kebidanan Keluarga Berencana

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

C. KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN


KOMPREHENSIF
1. KONSEP DASAR TEORI
KEHAMILAN FISIOLOGI
TRIMESTER II DAN III

a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan
alamiah yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi,
berkembangnya embrio dalam uterus hingga masa aterm (Marbun,
2018). Lama kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Hikmatulloh et al., 2019).
Kehamilan dapat dideteksi jika terdapat peningkatan hormon
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) di dalam urin pada
kehamilan trimester pertama. Setiap proses dari kehamilan
merupakan kondisi yang memerlukan adaptasi psikologis dan
fisiologis terhadap pengaruh hormone kehamilan dan tekanan
mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain. Ibu hamil
akan mengalami perubahan yang membuatnya tidak nyaman. Salah
satu perubahannya adalah mual muntah yang biasanya terjadi pada
awal kehamilan (Somoyani, 2018).
Keluhan-keluhan yang lain yang dirasakan oleh ibu hamil
adalah kram pada kaki, rasa sakit atau pegal-pegal pada urat-urat
pada sampai ujung kaki, sakit pada pinggang hingga otot sekitar
paha. Semua keluhan rasa sakit ini saling terkait satu sama lain
yakni bahwa semua muncul sebagai hasil dari perubahan-
perubahan bentuk fisik yang terjadi pada tubuh wanita (Mail E,
2020).
b. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

4
Kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis.
Perubahan fisiologis diantaranya perubahan organ reproduksi,
sistem kardiovaskuler, pernafasan, ginjal, integumen,
mukuloskeletal, neurologi, pencernaan dan endokrin. Perubahan
psikologi merupakan respon emosional yang terjadi akibat
perubahan organ tubuh dan peningkatan tanggung jawab
menghadapi kehamilan dan mengahdapi perawatan anak
selanjutnya. Perubahan yang terjadi selama kehamilan
membutuhkan suatu proses adaptasi baik fisik maupun psikologis
(Admini, 2018).
c. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester II (13-24 minggu)
Pada trimester II kehamilan keluhan yang bersifat subyektif
sudah berakhir, sehingga bila ada ibu hamil mesih mendapatkan
keluhan seperti pada masa trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis. Pada triwulan ini sering
ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu
cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I
sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merasakan
gerakan bayi, terdengarnya DJJ dan melihat gambar atau posisi
melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman
untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa
gannguan berarti (Nuesifa et al, 2021).
d. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III (25-40 minggu)
1) Sering berkemih
Kandung kemih mulai tertarik ketas keluar dari rongga
panggul kearah abdomen, uretra menjadi memanjang sekitar
7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Tonus
kandung kemih menurun, hal ini memungkinkan volume
kandung kemih sampai 1500 ml. Pada saat yang sama
pembesaran uterus menekan kandung kemih sehingga

5
menimbulkan rasa ingin berkemih menghasilkan sedikit urine
(Sunarsih et al, 2011).

2) Sakit pinggang
Penambahan berat badan yang signifikan dan perubahan
keseimbangan hormon terjadi pada saat itu dan menyebabkan
nyeri lumbopelvic. Pusat gravitasi bergeser beberapa
sentimeter ke depan dan untuk menyeimbangkannya, lordosis
lumbal meningkat. Perubahan postur menyebabkan
ketidakseimbangan antara panggul dan tulang belakang
lumbar. Gangguan otot khas seperti kontraktur fleksor pinggul
dan spinae erektor dengan kelemahan simultan otot perut dan
ekstensor pinggul muncul (Dabek A, 2021).
Aktifitas fisik merupakan cara yang dapat digunakan
untuk meringankan sakit pinggang, membantu menjaga tonus
otot dan rentang gerak sendi yang tepat dan secara positif
mempengaruhi postur yang berubah selama kehamilan (Dabek
A, 2021).
3) Hubungan seksual
Disebabkan sulitnya berbaring terlentang dan faktor
emosional. Perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil akibat
ketidakseimbangan progesteron dan estrogen tentunya akan
mempengaruhi seksualitas ibu hamil (Putri, 2021)
4) Bengkak pada kaki
Terjadi akibat dari penekanan uterus yang menghambat
aliran balik vena dan tarikan gravitasimenyebabkan retensi
cairan makin besar. Edema kaki fisiologis menyebabkan
ketidaknyamanan perasaan berat, dan kram dimalam hari.
Penatalaksanaan edema kaki adalah hindari mengenakan
pakaian ketat yang mengganggu aliran balik vena, ubah posisi
sesering mungkin, meminimalkan berdiri dalam waktu lama,

6
jangan dudukan barang diatas pangkuan atau paha akan
menghambat sirkulasi, istirahat berbaring miring kiri untuk
memaksimalkan pembuluh darah kedua tungkai, lakukan olah
raga atau senam hamil , menganjurkan massage atau pijat kaki,
rendam air hangat (Admini et al, 2018).
5) Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi.
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi
semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil
dengan keluhan konstipasi adalah dengan tingkatkan intake
cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan serat dalam
diet misalnya buah, sayuran dan kinum air hangat, melakukan
olah raga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratur dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011).
6) Kram pada kaki
Kram pada kaki ditimbulkan kelebihan beban pada
plantar fleksor pergelangan kaki, gangguan metabolisme,
aktifitas berlebih, masalah peredaran darah, kekurangan nutrisi
(vitamin E dan D) dan keseimabnagn elektrolit (Alves et al,
2020). Cara mengatasinya adalah minum susu tinggi kalsium,
meregangkan otot yang kram,gunakan penghangat untuk kaki.
7) Varises
Saat kehamilan faktor hormon dalam sirkulasi
meningkatkan distensibilitas dinding vena. Pada saat yang
sama, vena harus mengatur sirkulasi darah yang bertambah
dalam volume yang besar. Saat kehamilan trimester tiga,
pembesaran uterus yang menekan vena kava inferior

7
menyebabkan hipertensi vena lebih lanjut dan distensi
sekunder vena pada kaki.
Cara mengatasinya yaitu, jika harus berdiri lama disuatu
tempat, usahakan untuk menggerak-gerakan jari-jari kaki,
mengubah posisi tubuh, dan mengangkat kaki bertumpu pada
tumit. Olah raga berenang, berjalan kali 30 menit setiap hari,
diet kaya serat, serta menghindari rokok dan alkohol (Semadi,
Fahlevi, 2019).
e. Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester II
Menurut Wilson, 2018, tanda bahaya trimester dua kehamilan
antara lain :
1) Abortus bisa terjadi pada trimester dua kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu, penyebabnya antara lain :
a) Kelainan bentuk uterus, uterus terbagi menjadi dua bagian
yang dipisahkan oleh lapisan dinding otot atau jaringan ikat
fibrosa (septum)
b) Inkompetensi serviks, serviks terbuka terlalu cepat
sehingga menyebabkan persalinan prematur
c) Penyakit autoimun, seperti Lupus atau skleroderma.
Penyakit autoimun disebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel yang sehat
d) Kelainan kromosom pada janin, bila janin memiliki
kelainan kromosom, kehamilan sering berakhir dengan
abortus atau janin mengalami gangguan pertumbuhan.
2) Persalinan Prematur
Faktor-faktor penyebab persalinan prematur diantaranya :
a) Infeksi Saluran Kemih ( ISK)
b) Kebiasaan merokok
c) Penyakit kronis seperti diabetes melitus atau ginjal
d) Riwayat persalinan prematur sebelumnya
e) Kehamilan kembar atau lebih dari dua janin

8
f) Hidramnion
g) Infeksi pada selaput amnion
3) Ketuban Pecah Dini
Pecahnya atau robeknya selaput amnion sebelum waktunya
dapat membahayakan janin. Selaput amnion melindungi janin
dari bakteri. Oleh karena itu saat terjadi ketuban pecah dini,
janin dapat terkena infeksi.
4) Preeklampsia
Preeklampsia umumnya terjadi setelah usia kehamilan 20
minggu. Kondisi ini biasanya ditandai dengan peningkatan
tekanan darah, adanya protein urine positif, pembengkakan
tiba-tiba pada wajah , tangan atau kaki.
f. Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester III
Menurut Kemenkes, 2020 tanda bahaya kehamilan trimester
III diantaranya :
1) Demam tinggi, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada di
daerah endemis malaria menunjukkan adanya gejala malaria.
2) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala
disertai kejang
3) Sakit kepala yang hebat , gangguan penglihatan
4) Perdarahan dari jalan lahir tanpa disertai rasa nyeri merupakan
gejala dari placenta previa
5) Perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri hebat di perut
merupakan gejala dari solusio plasenta
6) Gerakan janin berkurang secara signifikan
7) Air ketuban keluar sebelum waktunya
g. Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Kemenkes 2020, pemeriksaan kehamilan atau ANC (Ante
Natal Care) berdasarkan usia kehamilan adalah :
1) Dua kali pada trimester I kehamilan (kehamilan hingga 12
minggu)

9
2) Satu kali pada trimester II (kehamilan 13-24 minggu)
3) Tiga kali pada trimester III (diatas 24 minggu)
Sedangkan jenis- jenis pelayanan yang harus diperoleh ibu selama
pemeriksaan kehamilan adalah :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, untuk
menentukan status gizi ibu hamil. Kenaikan berat badan ibu
selama hamil minimal 9 kg atau 1 kg setiap bulannya.
2) Pengukuran tekanan darah, tekanan darah normal 120/80
mmHg, apabila tekanan darah lebih dari atau sama dengan
140/90 mmHg maka ada faktor risiko hipertensi dalam
kehamilan.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), bila LILA < 23,5
cm menunjukkan ibu hamil mengalami Kuranf Energi Kronis
(KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri, dilakukan untuk memantau
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilannya.
5) Pemantauan Letak Janin dan penghitungan Denyut Jantung
Janin (DJJ), apabila pada trimester III kehamilan bagian bawah
janin bukan kepala atau kepala belum masuk panggul pada
usia 36 minggu pada primigravida, kemungkinan ada kelainan
letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin < 120x/
menit atau > 160x/ menit menunjukkan adanya gejala gawat
janin.
6) Penentuan (skrining) status imunisasi tetanus toxoid,
menentukan apakah ibu hamil sudah mendapatkan imunisasi
tetanus lengkap, jika belum lengkap, maka ibu hamil harus
diberikan imunisasi tetanus difteri (Td) untuk mencegah
penyakit tetanus pada ibu dan bayi.
Status Interval Minimal Masa Perlindungan
TT Pemberian

10
T1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh
T2 1 bulan setelah T 3 tahun
1
T3 6 bulan setelah T 5 tahun
2
T4 12 bulan setelah 10 tahun
T3
T5 12 bulan setelah Lebih dari 25 tahun
T4

7) Pemberian tablet tambah darah


Ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan. Teblet tambah darah berguna untuk
mengatasi dan mencegah anemia pada ibu hamil . anemia pada
ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan
bayi dengan berat lahir rendah.
8) Tes Laboratorium
a) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil jika diperlukan.
b) Tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu anemia atau
tidak
c) Tes pemeriksaan urine
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV, Sifilis,
Hepatitis B, dan malaria
9) Temu wicara dan konseling
Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, tanda bahaya selama
kehamilan, persalinan, Inisiasi Menyusu Dini ( IMD), nifas,

11
perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif, Keluarga Berencana
dan imunisasi pada bayi.
10) Tata laksana dan pengobatan. Pengobatan diberikan apabila
ibu hamil mempunyai masalah kesehatan selama hamil.
h. Kebutuhan Fisik pada Ibu Hamil
1) Kebutuhan Nutrisi
Makan beragam makanan secara proporsional dengan pola gizi
seimbang dan stu porsi lebih banyak dari pada sebelum hamil.
Cukupi kebutuhan cairan ibu nhamil dengan minum air putih
8-12 gelas sehari.
2) Personal Higiene
a) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Mandi dan menggosok gigi minimal 2 kali sehari
c) Mencuci rambut dua hari sekali
d) Menjaga kebersihan payudara dan daerah kemaluan
e) Mengganti pakaian dalam setiap hari
3) Kebutuhan Istirahat
a) Tidur malam minimal 6-7 jam dan ushakan tidur
siang/istirahat berbaring 1-2 jam
b) Posisi tidur sebaiknya miring ke kiri
c) Pada daerah endemis malaria gunakan kelambu
berinsektisida
4) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan normal coitus diperbolehkan sanpai akhir
kehamilan. Koitus tidak diperkenankan bila terjadi perdarahan
pervaginam, riwayat abortus berulang, partus prematurus,
ketuban pecah sebelum waktunya.
5) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik sehari-hari dengan
memperhatikan kondisi ibu dan kemanan janin yang

12
dikandungnya. Hindari gerakan yang menyentak agar tidak
terjadi ketegangan pada angota tubuh, hindari kelahan.

i. Persiapan Persalinan
Menurut Kemenkes RI (2020) Persiapan persalinan meliputi antara
lain :
1) Tanyakan pada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
2) Siapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan
atau biaya lainnya
3) Siapkan kartu jaminan kesehatan
4) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika
sewaktu-waktu diperlukan
5) Rencanakan kelahiran ditolong oleh dokter atau bidan di
fasilitas kesehatan
6) Siapkan KTP, KK dan kepertuan lain untuk ibu dan bayi yang
akan dilahirkan
7) Siapkan lebih dari satu orang yang memiliki golongan darah
yang sama dan bersedia menjadi pendonor jika diperlukan
8) Rencanakan ikut KB setelah bersalin

2. KONSEP DASAR TEORI PERSALINAN FISIOLOGI

a. Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal
apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Kemenkes, 2019).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2020).

13
b. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Prawirohadjo (2020), Tanda-tanda Persalinan yaitu :
a) Penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan dilatasi
serviks)
b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviksa
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
c) Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina
c. Tahapan Persalinan
Menurut Prawirohadjo (2020), Tahapan Persalinan meliputi :
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya placenta secara lengkap ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tanda
dan gejala inpartu meliputi:
a) Penipisan dan pembukaan serviks
b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks
c) Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
Kala I persalinan dibagi menjadi tiga fase yaitu :
a) Fase Laten
(1) Dimulai sejak adanya kotraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan secara bertahap.
(2) Berlangsung hingga serviks membuka 4 cm
(3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau
hingga 8 jam
(4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20
sampai 30 detik
b) Fase Aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:

14
(1) Fase akselarasi (fase percepatan) : Dari pembukaan 3-4
cm yang dicapai dalam 2 jam.
(2) Fase Dilatasi maksimal: Dari pembukaan 4-9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
(3) Fase deselerasi: Dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam
sedangkan pada multigravida berlangsung kira-kira 8
jam.
2) Kala II ( Pengeluaran)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga
disebut sebagian kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II
persalinan yaitu:
(1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
(2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan atau vaginanya.
(3) Perineum menonjol.
(4) Vulva, vagina dan spingter ani membuka.
(5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah Pembukaan serviks telah lengkap. Terlihatnya
bagian kepala bayi.
3) Kala III (Pengeluaran Placenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda-tanda
klinis dari pelepasan plasenta, yaitu:
(1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
(2) Tali pusan memanjang
(3) Semburan darah membludak dan singkat
Cara- cara pelepasan placenta :

15
(1) Metode ekspulsi Schultze
Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari
pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali
pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa
adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar
kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di
fundus
(2) Metode ekspulsi Matthew-Dunca
Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila
plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak
melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar
kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila plasenta lahir,
umumnya otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh-pembuluh
darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada
keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih
kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap (Tanjung, 2019).
4) Kala IV ( Kala Pemantauan)
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir 2 jam setelah itu. Pada kala IV dilakukan observasi
sebagai berikut:
(a) Tanda-tanda vital ibu
(b) Pemeriksaan perdarahan pada ibu
(c) Pemantauan kontraksi uterus
(d) Dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
(e) Perdarahan pada ibu dianggap normal jika < 500 c
d. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Lestari at al, 2018 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan adalah :
1. Power ( kontraksi dan kekuatan ibu ). Kekuatan yang
mendorong janin dalam persalinan adalah his,kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma, dan ligamen. Setelah pembukaan

16
lengkap tenaga mengejan ibu sangat berpengaruh terhadap
proses persalinan
2. Passage ( jalan lahir). Passage atau jalan lahi dibagi atas bagian
keras tulang-tulang panggul ( rangka panggul ) dan bagian lunak
otot-otot, jaringan -jaringan dan ligament-ligament
3. Passenger ( janin, placenta dan air ketuban ). Posisi dan
presentasi janin menentukan jalannya persalinan, air ketuban
membantu penipisan dan dilatasi serviks.
4. Psikis. Perasaan cemas, khawatir akan mempengaruhi hormon
stress yang akan mempengaruhi persalinan
5. Penolong. Penolong persalinan perlu kesiapan, dan menerapkan
asuhan sayang ibu yang menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan ibu, menghargai hak-hak ibu, memberikan asuhan
yang bermutu dan menjaga privasi ibu.
e. Perubahan Fisiologi pada Ibu Bersalin
1 Perubahan pada uterus
(a) Kontraksi uterus yang dimulai dari fudus uteri dan
menyebar kedepan dan ke bawah abdomen
(b) Segmen Atas Rahim ( SAR) dibentuk oleh korpus uteri
yang bersifat aktif dan berkontraksi. Dinding akan
bertambah tebal dengan dengan mejunya persalinan
sehingga mendorong bayi keluar.
(c) Segmen Bawah Rahim (SBR) dibentuk oleh istmus uteri
bersifat aktif relaksasi dan dilatasi. Dilatasi makin tipis
karena terus menerus diregang dengan majunya persalinan
(d) Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang uterus bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka
belakang berkurang
(e) Pada saat kontraksi fundus yang tadinya bersandar pada
tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding
perut depan kearah depan. Perubahan letak uterus ini

17
penting karena menyebabkan sumbu uterus menjadi searah
dengan sumbu jalan lahir
2 Perubahan pada serviks
(a) Pendataran serviks (Effasement), pendataran serviks adalah
pemendekan kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu
lubang saja dengan pinggir yang tipis
(b) Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostiu dengan
eksternum yang tadinya berupa suatu lubang diameter
beberpa milimeter menjadi lubang dengan diameter kira-kira
10 cm yang dapat dilalui bayi. saat pembukaan lengkap, bibir
portio tidak teraba lagi, SBR, serviks dan vagina telah
merupakan satu saluran
3 Perubahan pada sistem perkemihan
Pada akhir bulan ke 9, pemeriksaan fundus uteri menjadi
lebih rendah,kepala janin mulai masuk Pintu Atas Panggul dan
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang
ibu untuk sering berkemih. Pada kala 1 adanya kontraksi
uterus/his menyebabkan kandung kemih menjadi semakin
tertekan. Poliuria sering terjadi selama persalinan, hal ini
kemungkinan disebabkan karena peningkatan cardiac output,
peningkatan filtrasi glomerolus, dan peningkatan aliran plasma
ginjal. Proteinuri sedikit dianggap noramal dalam persalinan.
Ibu bersalin mungkin tidak menyadari bahwa kandung
kemihnya penuh karena insentitas kontraksi uterus dan tekanan
bagian presentasi janin. Kandung kemih yang penuh akan
menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma
mukosa kandung kemih selama proses persalinan.
Pencegahannya dengan mengingatkan ibu untuk berkemih
sepanjang kala 1 .
4 Perubahan pada vagina dan dasar panggul

18
(a) Pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
sehingga dapat dilalui bayi
(b) Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama padadasar
panggulyang ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi
saluran dengan dinding yang tipis
(c) Saat kepala sampai di vulva, lubang vagina menghadap ke
depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan
nampakpada perineum yang menonjoldan menjadi tipis
sedangkan anus menjadi terbuka.
5 Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Selama persalinan, curah jantung meningkat 40% sampai
50% dibandingkan dengan kadar sebalumnya. Peningkatan
curah jantung ini terjadi karena pelepasan katekolamin akibat
nyeri dan karena kontraksi otot abdomen dan uterus.
Pada kala 1, sistolik rata-rata meningkat 10mmHg dan
tekanan diastolik rata-rata meningkat sebesar 5-19 mmHg
selama kontraksi, tetapi tekanan tidak banyak berubah. Pada
setiap kontraksi, aliran darah di cabang-cabang arteri uterus
yang menyuplai ruang intervilli menurun dengan cepat sesuai
dengan besarnya kontraksi.
6 Perubahan pada metabolisme
Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon
progesteron yang mengakibatkan perubahan pada sistem
pencernaan menjadi lebih lambat sehingga makanan lebih lama
tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu bersalin yang
mengalami obstipasi atau peningkatan getah lambungsehingga
terjadi mual dan muntah. Basal Metabolisme Rate (BMR),
dengan adanya kontraksi dan tenaga mengejan yang
membutuhkan energi yang besar, pembuangan juga akan lebih
tinggi dan suhu tubuh meningkat.
7 Perubahan pada sistem pencernaan

19
Motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara
subtansial berkurang banyak sekali selama persalinan aktif dan
waktu pengosongan lambung. Banyak wanita mengalami mual
dan muntah saat persalinan berlangsung, khususnya selama fase
transisi pada kala1 persalinan. Selain itu pengeluaran getah
lambung yang berkurang menyebabkan aktifitas pencernaan
berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
8 Perubahan sistem pernafasan
Dalam persalinan, ibu lebih banyak mengeluarkan CO2
dalam setiap nafas. Selama kontraksi uterus kuat, frekuensi dan
kedalaman pernafasan meiningkat sebagai respons terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen akibat pertambahan laju
metabolik.
9 Nyeri
Nyeri dalam persalinan dan kelahiran adalah bagian
respon fisiologis yang normal terhadap beberapa faktor. Nyeri
yang terjadi pada kala 1 desebabkan oleh dilatasi serviks dan
distensi segmen bawah rahim. Pada kala II nyeri yang terjadi
disebabkan oleh distensi dan kemungkinan gangguan pada
bagian bawah vagina dan perineum. Saat dilatasi serviks
mencapai 8-9 cm, kontraksi mencapai intensitas puncak, dan
wanita memasuki fase transisi. Tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi nyeri diantaranya dengan melakukan kompres
panas atau dingin kemudian sentuhan dan pemijatan ringan.
f. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalin
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan
bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut.
Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
2) Bingung apa yang terjadi dengan adanya pembukaan lengkap

20
3) Frustasi dan marah
4) Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada dikamar
bersalin
5) Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
6) Fokus pada dirinya sendiri
Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah
kecemasan. Kecemasan adalah gangguan akan perasaan yang
ditandai dengan ketakutan dan ke khawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan. Perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas
normal.
Peran bidan yang empati pada ibu bersalin sangat berarti ,
keluhan dan kebutuhan-kebutuhan yang timbul agar mendapatkan
tanggapan yang baik. Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus
disampaikan dengan baik agar ibu tidak panik.
Peran suami yang sudah memahami proses persalinan bila
berada disamping ibu sangat membantu kemantapan ibu dalam
menghadapi rasa sakit dan takut yang timbul.
g. Kebutuhan Fisik pada Ibu Bersalin
Kebutuhan fisiologis ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan
dasar pada ibu bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan
dapat berjalan dengan lancar. Kebutuhan dasar ibu bersalin yang
harus diperhatikan untuk dipenuhi adalah :
1) Kebutuhan Oksigen
Suplai oksigen yang tidak adekuat, dapat menghambat
kemajuan persalinan dan dapat mengganggu kesejahteraan janin.
Oksigen yang adekuat dapat diupayakan dengan pengaturan
sirkulasi udara yang baik selama persalinan. Hindari
menggunakan pakaian yang ketat, melonggarkan bra. Indikasi
pemenuhan oksigen yang adekuat adalah Denyut Jantung Janin
(DJJ) baik dan stabil.
2) Kebutuhan Cairan dan Nutrisi

21
Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala
I,II,III dan IV) ibu mendapatkan asupan makan dan minum yang
cukup. Asupan makanan yang cukup merupakan sumber dari
glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-
sel tubuh. Kadar gula yang rendah akan mengakibatkan
hipoglikemi. Sedangkan asupan cairan yang kurang akan
mengakibatkan dehidrasi. Hipoglikemi dapat mengakibatkan
komplikasi persalinan baik ibu maupun janin, pada ibu dapat
mempengaruhi kontraksi/his sehingga akan menghambat
kemajuan persalinan dan meningkatkan insiden persalinan
dengan tindakan, serta dapat meningkatkan risiko perdarahan
post partum. Pada janin akan mempengaruhi kesejahteraan
janin, sehinggga dapat mengakibatkan asfiksia.
Dehidrasi pada ibu bersalin dapat mengakibatkan
melambatnya kontraksi dan mengakibatkan kontraksi tidak
teratur, peningkatan suhu tubuh dan eliminasi yang sedikit.
Dalam memberikan asuhan, bidan dapat dibantu oleh keluarga
untuk mendukung kemajuan persalinan.
3) Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu
difasilitasi oleh bidan, untuk membantu kemajuan persalinan
dan meningkatkan kenyamanan ibu. Anjurkan ibu untuk
berkemih secara spontan sesring mungkin atau minimal tiap 2
jam sekali selama persalinan. Kandung kemih yang penuh dapat
mengakibatkan ;
(a) Menghambat proses penurunan bagian terendah janin
kedalam rongga panggul
(b) Menurunkan efisiensi kotraksi uterus/his
(c) Meningkatkan rasa tidak nyaman
(d) Memperlambat kelahiran placenta\

22
(e) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung
kemih yang penuh menghambat kontraksi uterus.
(f) Sebalum memasuki kala proses persalinan pastikan ibu sudah
BAB, rektum yang penuh dapat mengganggu dalam proses
kelahiran.
4) Kebutuhan Hygiene ( Kebersihan Personal )
Personal hygiene yang baik akan membuat ibu merasa
aman dan relax, mengurangi kelelahan, mencegah infeksi,
mencegah gangguan sirkulasi darah , mempertahankan integritas
pada jaringan dan memelihara kesejahteraan fisik dan psikis.
Tindakan personal hygiene pada ibu bersalin yang dapat
dilakukan bidan diantaranya, membersihkan daerah genetalia
(vulva-vagina dan anus) dan memfasilitasi ibu untuk menjaga
kebersihan badan dengan mandi.
5) Kebutuhan Istirahat
Kebutuhan istirahat pada ibu bersalin harus tetap dipenuhi.
Istirahat selama proses persalinan yang dimaksud adalah bidan
memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan diantara
kontraksi/his. Ibu dapat makan atau minum atau melakukan hal
lain yang menyenangkan. Berhenti sejenak untuk melepaskan
rasa sakit akibat his.
6) Posisi dan Ambulasi
Posisi persalinan memegang peranan penting ketika
seorang ibu dinyatakan sudah siap untuk proses persalinan. Ada
beberapa posisi yang di rekomendasikan dengan berbagai
macam pertimbangan segi manfaat dan efektifitas selama proses
persalinan berlangsung. Secara garis besar posisi meneran
dibagi menjadi dua yaitu posisi tegak lurus dan posisi berbaring.
Namun pada pelaksanaannya dapat pula dilakukan
kombinasi berbagai macam posisi persalinan. Misalnya

23
miring ke kiri, kekanan, telentang, posisi jongkok, setengah
duduk. dan merangkak.
7) Pengurangan Rasa Nyeri
Faktor yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri,
diantaranya : jumlah kelahiran sebelumnya (pengalaman
persalinan), budaya melahirkan, emosi, dukungan keluarga,
persiapan persalinan, posisi saat melahirkan,presentasi janin,
tingkat beta-endorphin, kontraksi rahim yang intens selama
persalinan dan ambang nyeri alami. Adapun pendekatan-
pendekatan yang dilakukan bidan untuk mengurangi rasa sakit
pada persalinan menurut Hellen Varney adalah pendamping
persalinan, pengaturan posisi, relaksasi dan latihan pernafasan,
istirahat dan privasi, penjelasan tentang kemajuan persalinan,
asuhan diri, dan sentuhan.
Bidan dapat membantu ibu bersalin dalam mengurangi
nyeri persalinan dengan teknik self-help. Teknik ini merupakan
teknik pengurangan nyeri persalinan yang dapat dilakukan
sendiri oleh ibu bersalin, melalui pernafasan dan relaksasi
maupun stimulasi yabg dilakukan oleh bidan.
Stimulasi yang dapat dilakukan oleh bidan dalam
mengurangi nyeri persalinan dapat berupa kontak fisik maupun
pijatan. Pijatan dapat berupa pijatan/massage didaerah lumbo
sacral, pijatan ganda pada pinggul, penekanan pada lutut, dan
counterpressure. Memberikan kompres hangat dan dingin,
mempersilakan ibu untukmandi atau berada di air (berendam).
8) Penjahitan Perineum jika diperlukan
Robekan perineum yang tidak diperbaiki, akan
mempengaruhi fungsi dan estetika. Oleh karena itu, penjahitan
perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu
bersalin. Dalam penjahitan perineum perhatikan sterilisasi dan
asuhan sayang ibu. Berikan selalu anestesi sebelum penjahitan.

24
9) Kebutuhan akan proses persalinan yang terstandar
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan
yang terstandar merupakan haksetipa ibu. Hal ini merupakan
salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin. Hal yang perlu
disiapkan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan
terstandar dimulai dari penerapan upaya pencegahan infeks.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabundan air mengalir dapat mengurangi risiko
penularan infeksi pada ibu maupun bayi. Dilanjutkan dengan
penggunaan APD yang telah disepakati. Tempat persalinan
disiapkan dengan baikdan sesuai standar, dilengkapi dengan alat
dan bahan yang telah direkomendasikan Kemenkes dan IBI.
Ruang bersalin harus memiliki sistem pencahayaan yang cukup
dan sirkulasi udara yang baik.
h. Kebutuhan Psikologis pada Ibu Bersalin
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal
fisiologis yang dialami oleh setiap ibu bersalin.. Namun rasa takut,
khawatir dan cemas akan muncul pada saat memasuki proses
persalinan. Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan
psikologis, seperti nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi
cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan meliputi :
1) Kehadiran orang pendamping secara terus menerus
2) Penerimaan atas sikap dan perilakunya
3) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman
Dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan dengan cara :
1) Pemberian Sugesti, bertujuan untuk memberikan pengaruh pada
ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti
positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya
adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan
yang akan ibu hadapiakan berjalan lancar dan normal, ucapkan

25
hal tersebut berulang-ulang untuk memberikan keyakinan pada
ibu.
2) Mengalihkan Perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama
proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang
sebenarnya. Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping
persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit
selama persalianan misalnya dengan mengajaknya berbicara,
sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau
menonton tv/film.
3) Membangun Kepercayaan. Ibu bersalin yang memiliki
kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara
normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi
akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah
mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan
berperilaku positif.
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan
mampu melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai
standar. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya
ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses
persalinan berlangsung.
i. Partograf
Anamnesis dan pemeriksaan secara seksama merupakan
bagian dari asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama
persalinan. Selama malaksanakan anamnesis dan pemeriksaan fisik
perhatikan adanya tanda-tanda penyulit atau kondisi gawat darurat
dan segera lakukan tindakan yang sesuai.
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang
riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini
digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk

26
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
perawatan yang sesuai.
Tujuan utama dari penggunaan Partograf adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan , bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan.
j. Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan dalam peraturan menteri kesehatan nomor
28 tahun 2017 BAB III mengenai penyelenggaraan keprofesian
kebidanan pasal 19 ayat 3 dalam memberikan pelayanan kesehatan
ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang
melakukan :
1) Episiotomi
2) Pertolongan persalinan normal
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
4) Penanganan kegawatdaruratan , dilanjutkan dengan rujukan
5) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi ASI
eksludif
6) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan
postopartum
7) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

3. KONSEP DASAR TEORI BAYI BARU


LAHIR FISIOLOGI

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau

27
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat (Isdayanti,
2019).
Neonatus adalah bayi baru lahir berusia 0-28 hari, BBL
memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi
(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik
(Marmi, 2016).
Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal :
a. Berat badan : 2500-4000 gram
b. Panjang badan : 48-52 cm
c. Lingkar kepala : 33-35 cm
d. Lingkar dada : 30-38 cm
e. Masa kehamilan : 37-42 minggu
f. Denyut jantung : 120-160x/menit
g. Respirasi : 40-60x/ menit
h. Kulit kemerahan dan licin
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia, wanita terdapat labia mayora yang sudah menutupi labia
minora dan pada laki-laki testis sudah turun
k. Reflek hisap dan menelan, reflek morro, graft reflek sudah baik
l. Suhu : 36,5-37 C (Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Apras, 2017)
Pentalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila
selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal. Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk Bayi Baru
Lahir merupakan bagian esensial dari asuhan Bayi Baru Lahir (APN,
2017).
Sebelum melakukan asuhan pada bayi baru lahir, lakukan penilain
terlebih dahulu. Sebelum lahir tanyakan “Apakah kehamilan cukup bulan
atau tidak ?”. Segera setelah bayi lahir lakukan penilaian cepat, “ Apakah
bayi menangis atau bernafas / tidak megap-megap?”. “ Apakah tonus otot
bayi baik/ bayi bergerak aktif?”

28
Setelah dilakukan penilaian, segera lakukan asuhan bayi baru
lahir, yaitu :
a. Pencegahan Kehilangan Panas
Saat lahir mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL
belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera dilakukan
upaya pencegahan kehilangan panas tubuh, maka BBL dapat
mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermia beresiko tinggi untuk
mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermi mudah terjadi
pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang
hangat.
b. Membersihkan jalan nafas jika diperlukan. Tindakan ini sekaligus
sambil meniali APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan segera
menagis setelah dilahirkan.
c. Memotong dan mengikat tali pusat :
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT, 3
cm dari dinding perut (pangkal pusar ) bayi. Dari titik jepitan
tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke
arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat) lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2
cm dari tempat jepitan ke-1 kearah ibu
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat diantara dua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukan ke dalam
larutan klorin 0,5 %

29
6) Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk upaya Inisiasi menyusu
dini (IMD)
d. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD)
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya
segera setelah lahir selama paling sedikit 1 jam

2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat


mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi
bantuan jika diperlukan

3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada


BBL hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut
seperti pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K,
menimbang, dan lain-lain.
e. Pencagahan Perdarahan dengan penyuntikan Vitamin K
Vitamin K sangat penting untuk karboksilasi residu asam
glutamat dari faktor koagulan II, VII, IX dan X. Kekurangan vitamin
K menyebabkan aktivitas tidak memadai, mengakibatkan perdarahan.
Berbeda dengan orang dewasa, neonatus telah mengurangi simpanan
vitamin K saat lahir karena transfer plasenta yang tidak mencukupi.
Hal ini diperparah dengan kurangnya kandungan vitamin K dalam
ASI menghasilkan tingkat protein yang lebih tinggi yang diinduksi
tanpa adanya vitamin K pada neonatus yang disusui.
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (VKDB) biasanya
dikategorikan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan usia onset:
awal (24 jam pertama Kehidupan , klasik (hari kedua hingga ketujuh)
dan akhir (2 hingga 12 minggu kehidupan) (Paul, et al 2016).
Cara penyuntikan Vitamin K :
1) Gunakan semprit sekali pakai 1 ml
2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/mk, maka masukkan vitamin
K1 ke dalam semprit sebanyak 0,15 ml. Suntik intramuskular

30
dipaha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga tengah sebanyak
0,1 ml (1 mg dosis tunggal)
f. Pencegahan Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegah infeksi mata
tersebut mengandung Tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya
pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan > 1 jam setelah
kelahiran. Cara pemberian salep atau tetes mata antibiotik :
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian
keringkan
2) Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut
3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata
yang paling dekat engan hidung bayi menuju kebagian luar mata .
4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes mata tidak boleh
menyentuh mata bayi
5) Jangan menghapus salep atau tetes mata dari mata bayi dan
anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut
g. Pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskular, dipaha kanan
anterolateral 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1. Imunisasi
hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap
bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
h. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan
selama 24 jam pertama. Menurut Sondakh (2016), diantaranya :
1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.

31
2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan
tanda-tanda infeksi
3) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioskisis,
labiopalatoskisis dan reflex isap
4) Telinga : pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk
telinga.
5) Leher : perumahan terhadap serumen atau simetris.
6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya
retraksi
7) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,
limpa, tumor).
8) Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada
tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.
9) Alat kelamin : untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum,
penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan
apakah labia mayora menutupi labio minora.
10) Anus : tidak terdapat atresia ani
11) Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.
Reflek - reflek Bayi Baru Lahir Normal
1) Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap
rangsangan mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8
minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro
menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2) Refleks Rooting/Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi
mulut, bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan
membuka mulutnya siap untuk menghisap.
3) Refleks Menyedot dan Menelan/Refleks Sucking

32
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan
dikoordinasikan dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian
makan yang aman dan gizi yang memadai.
4) Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5) Refleks Graphs/Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau
pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam
dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai
bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
6) Refleks Walking/Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan
yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
7) Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala
menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8) Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk
ke arah depan (Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Aparas, 2017).

4. KONSEP DASAR TEORI NIFAS


FISIOLOGI

a. Pengertian Nifas
Masa Nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih,
2018).
Masa Nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali

33
seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8minggu masa nifas
(puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Jamil, 2017).

b. Tahapan Masa Nifas


1) Periode Immediete Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam
pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden
perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu,
bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu, yang
meliputi : kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, kandung
kemih, tekanan daran dan suhu.
2) Periode Early Postpartum ( > 24 jam- 1 minggu )
Pada fase ini bidan memastikan involusi uterus dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhia tidak berbau
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3) Periode Late Postpartum ( > 1 minggu - 6 minggu )
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB.
4) Remote Puerperium
Periode waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama
bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi.
c. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1) Perubahan Sistem Reproduksi
(a) Involusi Rahim. Setelah placenta lahir, uterus merupakan
alat yang keras karena kontraksi dan reaksi otot-ototnya.
Setelah dua hari uterus akan mengecil dengan cepat dan

34
pada hari ke 10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah 6
minggu ukrannya kembali ke keadaan sebelum hamil.

Sumber : Asuhan Kebidanan Masa Nifas, 2017


(b) Involusi Tempat Placenta. Setelah persalinan, tempat
plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan
cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu keduahanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir masa nifas 1-2 cm.
(c) Perubahan pembuluh Darah Rahim. Dalam kehamilan,
uterus mempunyai banyak pembuluh-pembulih darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
lagi peredaran darah yang banyak , maka arteri harus
mengecil lagi dalam masa nifas
(d) Perubahan Pada Serviks dan Vagina. Beberapa hari setelah
persalinan, osteum externumdapat dilalui oleh dua jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena
robekan persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh satu jari
(e) Perubahan pada Vagina dan Perineum adalah Estrogen
pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae

35
(f) Perubahan Pada Cairan Vagina. Dari cavum uteri keluar
cairan secret disebut Lochia. Jenis Lokcia, yaitu :
(1) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan
meconium.
(2) Lochia sanguinolenta: warnanya merah kuning berisi
darah campur lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7
pasca persalinan.
(3) Lochia Serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan
(4) Lochia Alba: cairan putih yang terjadinya pada hari
setelah dua minggu
(5) Lochia Purulenta : ini terjadi karena infeksi, keluar
cairan seperti nanah berbau busuk
(6) Lochiotosis : lochia tidak lancar keluarnya
2) Perubahan pada Sistem Pencernaan
Ibu nifas dapat mengalami distasis recti, yaitu
terpisahnya dua paralel otot abdomen , kondisi ini akibat
peregangan otot abdomen selama kehamilan. Pada saat
postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat mengalami
obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan, pengeluaran cairan yang berlebih, kurang makan,
hemoroid, laserasi jalan lahir, pembengkakan perineal yang
disebabkan episiotomi. Dapat diatasi dengan makan tinggi
serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila tidak
berhasil dalam 2-3 hari dapat diberikan laksansia.
3) Perubahan pada Sistem Perkemihan
Kandung kemih dalam masa nifas kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada
2-5 hari post partum. Kurang lebih 30-60 % wanita mengalami
inkontinensia urine selama periode port partum. Bisa

36
diakibatkan adanya trauma pada saat kehamilan dan
persalinan. Efek anestesi dapat meningkatkan rasa penuh pada
kandung kemih, dan nyeri perineum terasa lebih lama. Dengan
mobilisasi dini bisa mengurangi hal diatas. Dilatasi ureter dan
pyelum normal kembali pada akhir posr partum minggu
keempat.
4) Perubahan pada Muskuloskieletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.
Pembuluh -pembuluh darah berada diantara anyaman-anyaman
otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Diperlukan sekitar 6
minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum
hamil.
5) Endokrin
Hormon plasenta menurun setelah persalinan, HCG
menurun dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari
ke 7 sebagai pemenuhan mammae pada hari ke tiga
postpartum. Pada hormon pituitary prolaktin meningkat, pada
wanita tidak menyusui menurun dalam waktu dua minggu,
FSH dan LH meningkat pada minggu ke tiga.
6) Hematologi
Lekosit akan meningkat pada saat persalinan hingga
15.000. dan terus meningkat pada hari pertama post partum.
Jumlah lekosit bisa meningkat sampai 25.000 atau 30.000
tanpa mengalami patologis.
7) Kardiovaskuler
Perubahan tanda-tanda vital yang terjadi dalam masa nifas :
(a) Suhu badan, dalam 24 jam post partum suhu badan akan
mengalami kenaikan sedikit, sebagai akibat kerja keras
sewaktu persalinan, kehilangan cairan dan kelelahan

37
(b) Nadi,denyut nadi setelah persalinan akan terjadi
peningkatan.
(c) Tekanan Darah, kemungkinan tekanan darah akan akan
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya
perdarahan

4 KONSEP DASAR TEORI PELAYANAN KONTRASEPSI AKDR


a. Pengertian IMFLANT

Kontrasepsi yang populer dengan nama susuk KB ini berisi progestin


yang memiliki efektivitas yang cukup tinggi dengan angka kegagalan
kurang dari 1 kegagalan dalam setiap 100 wanita/ tahun untuk 5 tahun
pertama (Yuhedi dan Kurniawati, 2015: 83).
Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan
panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormone progesteron,
implan ini kemudian dimasukkan di dalam kulit bagian lengan atas
(Purwoastuti dan Mulyani, 2015:203). Metode ini dikembangkan oleh The
Population Council yaitu suatu organisasi internasional yang didirikan tahun
1952 untuk mengembangkan teknologi kontrasepsi, implan merupakan
metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dapat mencegah
terjadinya kehamilan antara tiga tahun hingga lima tahun (Affandi, 2012:
MK-55). Kontrasepsi implan sangat efektif, bekerja lama dan cocok untuk
hampir semua wanita untuk menunda atau membatasi kehamilan (Jacobstein
dan Stanley, 2013) dan implan memberikan perlindungan yang sangat
efektif 3-5 tahun (Samal dan Ranjit, 2015).
b. Jenis-jenis Implant

Menurut Affandi dkk (2012: MK-55), jenis- jenis alat kontrasepsi hormonal
implan dibagi atas tiga antara lain:
a. Norplan
Norplan terdiri dari 6 kapsul yang secara total mengandung 216 mg
levonorgestrel, panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm.

38
Kapsul terbuat dari bahan silastik medik yang fleksibel dimana kedua
ujungnya terdapat penyumbat sintetik yang tidak menganggu kesehatan
klien, enam kapsul yang dipasang menurut konfigurasi kipas di lapisan
subdermal lengan atas.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih yang lentur memiliki panjang kira-kira 40
mm dan diameter 20 mm, yang diisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena atau Norplant II
Jadena terdiri dari 2 batang yang berisi levonorgestrel dan memilki daya
kerja 3 tahun (Yuhedi dan Kurniawati, 2015). Alat tersebut telah
dikembangkan sejak 20 tahun yang lalu dan setelah diproduksi dan
penggunaannya disetujui oleh badan pengawasan obat internasional,
implan ini banyak digunakan dibanyak negara, cara kerja jadena ini
adalah sama dengan norplan yaitu dengan melepaskan secara perlahan
kandungan hormon levonorgestrel.
C. Cara Kerja Kontrasepsi Implant

Cara kerja implan menurut Saifuddin (2010: MK-29), adalah


menekan ovulasi, menganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui
sperma, mengurangi transportasi sprema. Menurut Affandi (2012: MK-
58), mekanisme kerja implan yaitu implan mencegah terjadinya kehamilan
melalui berbagai cara sama halnya dengan mekanisme kerja kontrasepsi
yang mengandung progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah
menebalkan lendir serviks sehingga tidak bisa dilewati oleh sperma,
perubahan terjadi setelah pemasangan implan progestin menekan
pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus dan hipofisis, levonogestrel
yang terkandung pada kapsul implant menekan lonjakan LH agar tidak
terjadi ovulasi, penggunaan progestin dalam jangka panjang dapat
menyebabkan hipotropisme pada endometrium sehingga dapat menganggu
proses implantasi.

39
d. Efektifitas Kontrasepsi Implant

Menurut The NSW Ministry of Health (2013), implan adalah


metode yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99,9%
efektif. Menekan ovulasi, menganggu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, lendir
serviks menjadi kental (Tresnawati, 2013: 125). Menurut Sam Rowlands
dan Stephen Searle (2018) Implan adalah kontrasepsi reversible yang
paling efektif dan memiliki efektivitas yang serupa dengan sterilisasi

e. Keuntungan Kontrasepsi Implant

Saifuddin (2010), menyatakan bahwa keuntungan implan dibagi atas dua


yaitu keuntungan sebagai kontrasepsi dan nonkontrasepsi. Adapun
keuntungan implan sebagai kontrasepsi menurut Yuhedi dan Kurniawati
(2013: 105), yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5
tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
kegiatan senggama, tidak mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke
klinik bila ada keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Keuntungan nonkontrasepsi yaitu mengurangi rasa nyeri dan jumlah darah
haid serta menurunkan angka kejadian endometriosis (Saifuddin, 2010).
Menurut Sam Rowlands dan Stephen Searle (2018) kontrasepsi implant
adalah bentuk kontrasepsi jangka Panjang yang sangat hemat biaya.

b. Indikasi Pemasangan IMPLAN

Indikasi implan menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013: 105),


adalah wanita usia reproduksi, wanita nulipara atau yang sudah
mempunyai anak atau yang belum mempunyai anak, Pada penelitian
yang dilakukan oleh Alemayehu, wanita yang mempunyai anak >2

40
akseptor dengan pemakaian kontrasepsi implant (Kadir, 2013), wanita
yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas yang tinggi, wanita yang setelah keguguran dan setelah
melahirkan, yang menyusui atau tidak menyusui, Wanita yang tidak
menginginkan anak lagi tapi menolak untuk sterilisasi, wanita yang
tekanan darahnya kurang

c. Kontraindikasi Pemasangan IMPLANT

Kontra indikasi menurut Tresnawati (2013: 123), yaitu hamil atau


diduga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya,
kanker payudara atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima
perubahan pola haid yang terjadi, menderita mioma uterus, penyakit
jantung, hipertensi, diabetes militus, penyakit tromboemboli, gangguan
toleransi glukosa. Menurut D. Serfaty (2019), Wanita yang pernah atau
sedang menderita kanker ginekologi tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi implant dan memerlukan bimbingan dalam pemilihan alat
kontrasepsi. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling umum
terjadi pada Wanita usia reproduksi.

D. KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


1. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PADA IBU HAMIL

a. Pengkajian
DATA SUBYEKTIF ( S )
1) Identitas
Nama :Nama perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada
kesamaan nama ddengan klien lain
Umur :Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20 –
35 tahun (Prawirohardjo, dkk, 2016)

41
Agama :
Suku :
Pendidikan:Menggambarkan kemampuan seorang klien dalam
menyerap konseling yang di berikan oleh bidan
(Depkes RI, 2014)
Pekerjaan :
Alamat :Ditanyakan untuk maksud mempermudah
hubungan bila diperlukan atau bila keadaan
mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut bidan
dapat mengetahui tempat tinggal klien dan
lingkungannya (Depkes RI, 2014).
2) Alasan datang periksa/ Keluhan utama
Gejala klinik emesis gravidarum atau mual muntah adalah
kepalapusing, terutama pada pagi hari, disertai mual muntah
sampai usiakehamilan 12 minggu (Manuaba, 2012)
3) Riwayat kesehatan klien
a) Hipertensi
Penyakit hipertensi diakaitkan dengan peningkatan
persalinan prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin
serta insiden mortalitas perinatal yang lenih tinggi. Penyakit
ini juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang
paling sering. Tekanan darah harus distabilkan sebelum
konsepsi dan kemudian dipantau ketat selama masa
kehamilan. Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis
dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal
dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah
menghindarai penggunaan penghambat ACE dan antogonis
reseptor angiotensin. Wanita harus diberi pendidikan
kesehatan tentang risio pereeklampsia dan hambatan
pertumbuhan janin (Varney, 2017).
b) Diabetes Melitus (DM)

42
Telah terbukti adanya suatu hubungan antara
hiperglikemia pada sekitar waktu konsepsi dengan kelainan
pembentukan organ, terutama tuba nueral, jantung, dan
ginjal. Komplikasi yang dapat timbul selama masa
kehamilan meliputi preeklamsia, polihidramnion, dan
persalinan prematur. Oleh karena itu, wanita yang
menderita diabetes melitus perlu mendapat konseling dan
memantau disbetesnya dengan cermat, baik sebelum masa
prakonsepsi maupun sepanjang masa usia subur
(Prawirhardjo, 2016).
c) Penyakit ginjal
Pada perempuan sebelum konsepsi, terdapat
perubahan adaptif ginjal untuk mempersiapkan kehamilan.
Pada fase luteal setiap siklus menstruasi, aliran darah ke
ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) meningkat hingga
10-20%. Jika kehamilan terjadi, perubahan hemodinamik
ini terus berlanjut. Pada pertengahan trimester kedua, aliran
darah ke ginjal meningkat hingga 70-80% jika
dibandingkan wanita tidak hamil, menyebabkan
peningkatan LFG hingga 55%. (Wicaksono, dkk, 2017).
Pada laki-laki gagal ginjal kronis, terjadi kegagalan dalam
pembuangan limbah tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi
kualitas sperma dan kesuburan.
d) Asma
Wanita dengan riwayat asma saat hamil dapat
berkurang gejalanya atau bertambah keparahannya. Untuk
menghindari bertambah parahnya penyakit, hindarilah
kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan
tekanan emosional tetap stabil (Agustina, 2015). Asma juga
merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan
secara genetik.

43
e) Anemia dan thalassemia
Pada perempuan dengan riwayat penyakit anemia atau
thalassemia akan bertambah buruk saat kehamilan. Pada
kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume
plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
haemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. (Prawirohardjo,
2016).
f) Hemofilia
Hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan Hemofilia B
(defisiensi faktor IX) diwariskan secara X-linked recessive.
Perempuan dari keluarga penderita hemofilia umumnya
adalah pembawa (carrier) yang asimptomatik. Namun 10-
20% perempuan pembawa dapat beresiko terhadap
komplikasi perdarahan yang bermakna karena
penurunan faktor VIII atau IX di bawah jumlah minimal
untuk mempertahankan keseimbangan hemostatik.
Hemofilia dapat menyebabkan infertilitas, namun sejumlah
kecil penderita mungkin mempunyai cukup folikel-folikel
untuk hamil (Prawirohardjo, 2016).
g) Jantung
Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Kehamilan dapat memperberat penyakit jantung.
Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi
cordis) pun dapat terjadi. Pada ibu hamil yang rentan
terhadap gangguan jantung, stres pada perubahan fisiologis
normal dapat mencetuskan dekompensasi jantung. Tanda

44
dan gejala penyakit jantung (palpitasii, frekuensi jantung
sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan
nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan
penatalaksaan yang tepat (Paramita, dkk, 2016).
h) Hepatitis
Hepatitis dapat terjadi pada setiap wanita atau
pasangan dan mempunyai pengaruh buruk bagi janin dan
ibu saat terjadi kehamilan. Pengaruhnya dalam kehamilan
dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas
dan kematian janin dalam rahim. (Prawiroharjo, 2016)
4) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Riwayat penyakit pada keluarga dapat menurun karena
faktor genetik, dan bisa menular kepada klien. Riwayat
penyakit keluarga memegang peran penting dalam mengkaji
kondisi medis yang diwariskan dan kelainan gen tunggal.
Beberapa jenis kanker, penyakit arteri koroner, diabetes melitus
tipe 2, depresi, dan trombofilia merupakan penyakit yang
memiliki tendensi familial dan dapat berpengaruh pada
kesehatan reproduksi wanita dan laki-laki (Varney, 2017).
5) Riwayat Riwayat obstetric
a) Riwayat menstruasi
b) Menarche : usia menarche normal 10-16 tahun
(Samtrock JW,2008)
c) Siklus : 21-35 hari
d) Lama : 3-7 hari
e) Banyaknya darah : kurang lebih 60-80ml per hari
f) Warna : merah segar, kehitaman
g) Konsistensi : cair/ bergumpal
h) Dismenorhoe : ada nyeri / tidak
i) Flour Albus : berbau/tidak, gatal/tidak, warnanya

45
j) Riwayat penyakit Haid : Amenorrhoe, Dismenorrhoe,
Menorrhagia, Metrorrhagia, Polimenorea, Oligomenorea
( Anindita dalam Agusari R, 2020)
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan
umur kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur
kehamilan ibu, bidan dapat memberikan konseling tentang
keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi dengan yang lebih baik(Rukiyah,2019)
7) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau
dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan
atau nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada
kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau >
4000, masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan
yang lalu membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan
ini (konseling khusus, test, tindak lanjut, dan rencana persalinan
(Rukiyah,2019).

Anak Tahun Umur Jenis Penolong Tempat Penyulit JK/ Keadaan


Ke- Lahir Kehamilan Persalinan Nifas BB/ Sekarang
PB

8) Riwayat Kontrasepsi ,

46
a) Jenis kontrasepsi yang digunakan: hormonal/non hormonal
b) Lamanya : masa kembalinya kesuburan
c) Keluhan : ada/ tidak
d) Riwayat Pernikahan : Mengetahui riwayat pernikahan dan
berapa lama usia pernikahan

9) Pola fungsional kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah
300 kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang (cukup
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air).
Cairan : paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan
ekstra juga membantu melembutkan kulit, mengurangi
kemungkinan konstipasi, mengeluarkan racun dan produksi sisa
dari tubuh, mengurangi pembengkakan yang berlebihan dan
mengurangi resiko ISK (Murkoff, dkk., 2016).
Eliminasi Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Akan hilang pada trimester kedua kehamilan
(Mochtar, 2011). Sedangkan mengalami Konstipasi/obstipasi
karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
(Mochtar, 2011).
Istirahat Otak dan sistem tubuh dapat bekerja dalam tingkat berbeda dalam
melakukan suatu aktivitas. Tubuh memerlukan istirahat yang
cukup, artinya tidak kurang dan lebih. Ketidakseimbangan
istirahat/tidur, misalnya kurang istirahat, dapat menyebabkan
tubuh mudah terserang penyakit. Tidur/istirahat pada malam hari
sangat baik dilakukan sekitar 7- 8 jam dan istirahat siang sekitar 2
jam (Varnney, 2017).
Aktivitas Aktifitas fisik dapat mempengaruhi sklus menstruasi tidak lancer (
Smulyanska da;am Agusari R, 2020), Aktifitas fisik lebih tinggi

47
dapat mengganggu siklus menstruasi .
Personal Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada
Hygiene organ reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2
kali sehari, tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan
berbahan non sintetik. Saat menstruasi normalnya ganti pembalut
maksimal 4 jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI,
2015). Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah
depan ke belakang dan tidak perlu sering menggunakan sabun
khusus pembersih vagina ataupun obat semprot pewangi vagina
(Fitriyah, 2014).
Kebiasaan Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan
perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta,
infusiensi plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat
menyebabkan dampak buruk bagi janin antara lain SIDS
(sindroma kematian bayi mendadak), penyakit paru kronis, asma,
otitis media (Prawirohardjo, 2020)
Seksual Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu
yang pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita
kehilangan gairah seksualnya ketika hamil . Sebaiknya hubungan
seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena pada
saat itu plasenta sudah terbentuk. Hubungan seksualitas saat akhir
kehamilan dapat dilakukan semampu ibu. Kandungan sperma
(prostatglandin) dapat merangsang kontraksi uterus, oleh karena
itu disarankan untuk menggunakan kondom (Manuaba, 2018).

48
Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis adalah keadaan sadar
sepenuhnya dengan memberikan respon yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan.
b) Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70-120/70 mmhg
Nadi : 80-100 kali permenit
Suhu Tubuh : 360C-37,50C
Pernapasan : 16-20 kali permenit
c) Antropometri :
d) Tinggi Badan : >145 cm (karena <145cm panggul sempit)
e) BB sebelum hamil : Ada kenaikan dari sebelum hamil dan
waktu hamil
f) BB saat ini : Ada kenaikan dari usia kehamilan sebelumnya
g) LILA : > 23,5 cm
h) Kenaikan BB :

Kategori IMT Rekomendasi

Rendah < 19,8 12,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas >29

Gemelli 16-20,5

49
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut
tidak mengalami kerontokan dan kulit kepala
tidak berketombe.
Wajah : Tidak pucat dan tidak mengalami edema
karena jika mengalami pucat merupakan
gejala anemia dan edema merupakan salah
satu gejala preeklamsia dan eklampsia.
Kloasma gravidarum sebaiknya tidak ada
karena jika terdapat kloasma gravidarum
dapat menurunkan citra diri ibu hamil.
Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva
berwarna merah muda, sklera berwarna
putih atau tidak berwarna kuning (ikterus).
Palpebra tidak mengalami edema.
Hidung : Bentuk hidung simetris, hidung dalam
keadaan bersih, tidak terdapat sekret dan
polip dalam rongga hidung.
Mulut : Bentuk mulut simetris, keadaan bibir tidak
kering, tidak terdapat stomatitis, tidak
terdapat karies pada gigi dan gigi palsu.
Telinga : Ukuran telinga dalam keadaan simetris,
posisi telinga dalam keadaan simetris dan
bentuk telinga dalam keadaan simetris dan
tidak terdapat cairan yang keluar dari
telinga.
Leher : Bentuk leher simetris.
Dada : Dada simetris.
Payudara : Puting susu menonjol, payudara membesar
dan mengalami hiperpigmentasi pada areola.

50
Abdomen : Membesar sesuai umur kehamilan, dinding
abdomen mengalami pigmentasi dengan
adanya linea alba atau linea nigra dan striae
gravidarum livid.
Genetalia : Vulva dalam keadaan bersih dan tidak
terdapat edema, kondiloma.
Anus : Tidak terdapat hemorrhoid
Ekstremitas : Bagian atas berbentuk simetris, kedua
tangan tidak mengalami edema, varises dan
gangguan pergerakan. Bagian bawah
berbentuk simetris, kedua tangan tidak
mengalami edema, varises, dan gangguan
pergerakan
b) Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi dan
tidak terdapa nyeri tekan pada kepala.
Leher : Tidak terdapat pembesaran yang tidak
nomal pada kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Payudara : Pada palpasi, payudara seharusnya lobular,
bahkan nodular bila jaringan payudara
hipertrofi .
Abdomen : TFU Mc Donald, menurut rumus
McDonald:
Umur hamil(bulan) = tinggi fundus uteri
3,5cm
Pada saat umur kehamilan 7 bulan
tinggi fundus uteri 26 cm, pada saat umur
kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30 cm,
pada saat umur kehamilan 9 bulan tinggi
fundus uteri 33 cm (Manuaba, 2020).

51
Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia
kehamilan dan bagian apa yang ada dalam
fundus . Fundus uteri berisi bokong dengan
identitas lunak, tidak bulat, tanpa balotemen,
dan besar.TFU berkisar 26 cm–33 cm
menurut Mc. Donald (Manuaba, 2020).
Leopold II
Digunakan untuk menentukan letak
punggung anak dan letak bagian kecil pada
anak (Hidayat, 2008). Di kanan atau di kiri
dalam perut ibu terdapat punggug bayi
dengan ciri-ciri tahanan besar, rata, teraba
tulang iga (seperti papan cuci), bagian kecil
janin berada berlawanan dengan punggung
janin (Manuaba, 2020).
Leopold III
Digunakan untuk menentukan bagian
apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul (Hidayat,
2008). Bagian terendah dipegang antara ibu
jari dan jari lainnya adalah kepala dengan
ciri-ciri bulat, keras, dan bentuk yang pasti
(Manuaba, 2020).
Leopold IV
Digunakan untuk menentukan apa
yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam
rongga panggul . Dilakukan saat usia
kehamilan lebih dari VI bulan. Interpretasi

52
leopold IV tangan konvergen yang berarti
hanya sebagian kecil bagian kepala masuk
p.a.p., tangan sejajar yang berarti setengah
bagian kepala janin masuk ke p.a.p., tangan
divergent yang berarti sudah sebagian besar
kepala masuk ke pintu atas panggul.Karena
bentuk kepala yang oval ada kemungkinan
terdapat tonjolan dahi (fleksi) atau tonjolan
belakang kepala (defeksi). Akibatnya, hanya
satu tangan akan dapat lebih masuk ke
dalam dibandingkan dengan tangan lainnya,
satu tangan akan ditahan oleh benjolan
kepala (Manuaba, 2020).
TBJ (Taksiran Berat Janin)
Perkiraan berat janin menurut Johnson,
berat janin (gram) sama dengan pngukuran
fundus (cm) dikurangi n, yaitu 12 jika verteks
pada atau di atas spina ischiadica atau 11 jika
verteks dibawah spina, dikali 155 (Benson,
2009).
Rumus berat janin = (tinggi fundus
uteri - 12) x 155 gram; Jika kepala janin belum
masuk p.a.p. Berat janin = (tinggi fundus uteri
- 11) x 155 gram; jika kepala kanin sudah
masuk p.a.p. (Manuaba, 2020).
Ekstremitas : Tidak ada edema pada tangan dan kaki yang
merupakan salah satu gejala preeklampsia
c) Auskultasi
Dada : bronchial, suara terndengar keras, nyaring,
dengan hembusan yang lembut, terdengar
diatas trakea atau daerah lekuk suprasternal.

53
Bronkovesikular, suara terdengar nyaring
dengan intensitas sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi, terdengar di
daerah dada dimana bronkus tertutup oleh
dinding dada.Vesicular, terdengar lembut
dan halus inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi (Somantri, 2016).
Abdomen : Terdengar denyut jantung janin dengan
jelas, teratur, frekuensi 120-160 kali/menit,
interval teratur tidak lebih dari 2 punctum
maximal (Mochtar, 2016). Daerah letak DJJ
terdapat di kuadran kiri atau kanan bawah
abdomen ibu.
d) Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness.
Karena suara resonan dihasilkan oleh
jaringan paru-paru yang normalnya
bergaung dan bernada rendah dan suara
dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru (Soemantri, 2016).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung
kemih distensi atau pada wanita jika uterus
membesar. (Swartz, 2020).
3) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : Tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pada trimester III pemeriksaan laboratorium yang umum
dilakukan oleh ibu hamil adalah :

54
(1) Pemeriksaan urine
Tujuannya untuk mendeteksi adanya HCG dalam
urin.Kepekaran tes ini sangat bervariasi antara 500–
1.000 mU/ml urin.Adanya glukosa dalam urin ibu
hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes
kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal
lain yang menyebabkannya (Micron Medical
Multimedia).
(2) Pemeriksaan darah
Memeriksa kadar hemoglobin darah pada ibu
hamil kadarnya berkisar 12 - 15 gr/dL (dr. Chandra,
2007), hematokrit dan hitung leukosit. Bila perlu,
dilakukan pemeriksaan golongan darah dan faktor
Rhesus untuk menentukan jenis golongan darah dan
Rhesus supaya dapat mencarikan darah yang cocok bila
terjadi komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang
memerlukan transfusi darah (Micron Medical
Multimedia).
(3) Pemeriksaan feses
Feses diperiksa atas telur-telur cacing (Micron Medical
Multimedia).
b) Pemeriksaan USG
Pada kehamilan trimester III kehamilan USG
sebaiknya dilakukan pada kehamilan minggu ke-34 untuk
mengevaluasi ukuran fetus dan menilai pertumbuhan fetus,
pergerakan dan pernapasan, detak jantung janin, jumlah air
ketuban di sekeliling bayi, serta posisi bayi dan plasenta (dr.
Suririnah, 2018).

55
b. Interpretasi data dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
1) Diagnosis
Diagonosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan
oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosisi kebidanan.
Diagnosis :G…Papah usia kehamilan……..minggu + …….hari
Janin tunggal/ganda,hidup/mati.
Intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2015)
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus
(VT) dan yakini kehamilan merupakan kehamilan intrauteri.
2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang
dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.
3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah. Rumusan kebutuhan klien akan
masuk di dalam rencana intervensi.

c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

56
d. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat
yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.rumusan
ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau bersifat rujukan.

e. Mengembangkan Rencana Intervensi


Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosis yang telah di identifikasi atau diantisipasi, termasuk
di dalamnya tindakan mandiri, kolaborasi ataupun rujukan.
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada trimester III
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan
hak klien dan keluarga (Varney, 2015).
2) Berikan KIE tentang trimester 3 pada kehamilan normal
Rasional : . Dengan memberikan pengertian tentang keadaan
pada trimester III sehingga ibu akan berupaya mengatasi
gangguan. contohnya: rasa lelah yang berlebihan pada
punggung, bengkak pada mata kaki atau betis, napas yang
menjadi pendek, panas di perut bagian atas, varises diwajah dan
kaki, stretch mark, payudara semakin membesar, sering buang
air kecil dan emosi (Varney, 2015).
3) Berikan support mental/dukungan psikologis pada ibu untuk
menghadapi proses persalinan
Rasional : Pada keadaan psikologis ibu saat mengahadapi proses
persalinan, ibu menbutuhkan support serta dukungan dari suami,
keluarga serta bidan. sehingga ibu dapat merasa tenang pada
masa proses persalinan.
4) Jelaskan tentang bahaya kehamilan trimester III
Rasional : Menambah pengetahuan dan untuk mengantisipasi
hal bahaya kehamilan yang akan terjadi pada trimester III pada
klien (Varney, 2015).

57
5) Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan trimester III
Rasional : Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi
pada wanita hamil memerlukan intruksi khusus yang berkaitan
dengan aspek kebutuhan nutrisi, seperti jumlah kalori, protein,
zat besi, asam folat dan vitamin C (Varney, 2015).
Pemeriksaan nutrisi ibu dilakukan melalui pemantauan
berat badan dan tinggi badan. Mengetahui peningkatan berat
badan ibu yang hubungannya dengan indeks masa tubuh ibu
sebelum hamil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya indikasi obesitas atau kekurangan nutrisi pada ibu
selama hamil.
6) Jelaskan mengenai petumbuhan janin pada trimester III
Rasional : Ibu hamil harus mengetahui mengenai peruabahan
dan kemjuan apa saja yang telah dialami oleh janinnya.
7) Jelaskan tentang persiapan untuk menyusui pada klien
Rasional : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada
ibu hamil tentang cara yang dapat dilakukan sebagai persiapan
untuk menyui pada bayinya.
8) Jelaskan mengenai persiapan menjadi orang tua pada klien
Rasional : Klien harus mengetahui bahwa dan memahami
perubahan seperi apa yang akan dialamainya setelah kelahiran
bayinya dan klien harus bisa mempersiapkan diri untuk
perubahan yang akan terjadi tersebut.
9) Jelaskan mengenai persiapan yang harus dilakukan sebelum bayi
lahir
Rasional : Ibu hamil maupun keluarganya harus mengetahui
apa-apa saja yang harus disiapkan saat kelahiran bayinya serta
mempersiapkan dengan baik segala yang dibutuhkan baik oleh
bayinya dan ibunya.

58
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk soap.

2. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PADA IBU BERSALIN


a. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Tanggal/Waktu Pengkajian :
Tanggal/Waktu MRS :
Nama Pengkaji :
Tempat :

Data Subyektif
1) Identitas
Nama :
Umur : <16 Tahun dan >35 tahun
Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi persalinan (Varney, 2015).
Agama :
Suku :
Pendidikan :

59
Pekerjaan : Pekerja Seks komersial lebih rentan
terkena HIV (Daili, 2019).
Alamat :
No. Register :
2) Alasan Datang/Keluhan Utama
a) Alasan Datang
Klien merupakan pasien rujukan atau datang sendiri terkait
adanya keluhan
b) Keluhan Utama
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, nyeri semakin
hebat bila untuk aktivitas jalan, mengeluarkan lendir darah,
pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah
(Manuaba, 2020).
3) Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai dari klien pertama
kali merasakan keluhan sampai dengan sebelum bertemu
pengkaji saat ini.
(1) Kapan kontraksi mulai dirasakan?
(2) Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering Kontraksi
terjadi?
(3) Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?
(4) Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa
warna cairan ketuban? Apakah kental atu encer? Kapan
saat selaput ketuban pecah?
(5) Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu?
Apakah berupa bercak atau darah segar pervaginam?
(6) Kapan ibu terakhir kali makan atau minum?
(7) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?
(JPNK-KR, 2017).
Jika Klien bukan merpakan pasien baru MRS, maka

60
segala sesuatu penatalaksanaan ataupun tindakan yang telah
didapatkan oleh klien di RS juga dimasukkan ke dalam
riwayat kesehatan sekarang, yang kemudian di validasi pada
data rekam medis.
b) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Riwayat penyakit klien yang dapat
memperberat/diperberat oleh persalinan: Jantung,
Hipertensi, Anemia, leukimia, isoimunisasi, TBC, Asma,
Bronchial, Haemorroid, Hepatitis, Ginjal, Diabetes
Mellitus, Epilepsi, Psikosis, Penyakit Autoimun, IMS,
HIV/AIDS, TORCH, ISK, dan kelainan/penyakit sistem
reproduksi.
TBC : Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan
bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa
menular pada bayi (Prawirohardjo, 2020).
Hepatitis : Hepatitis yang terjadi selama kehamilan dapat
menyebabkan korioamnitis selama persalinan (WHO,
2015).
HIV/AIDS : Pada ibu yang menderita HIV/AIDS dalam
populasi yang tidak diobati maka memiliki risio
absolut standar penularan ibu kepada anak ( mother to
child transmission, MTCT). Sebagian besar infeksi
perinatal (65-75%) terjadi disekitar waktu melahirkan
(Varney, 2015).
Hipertensi : Hipertensi dapat menyebabkan morbiditas ibu
serta terjadi persalinan premature iatrogenic .
Diabetes : Komplikasi yang mungkin terjadi pada
kehamilan dengan diabetes melitus akan menigkatkan
resiko terjadinya janin makrosomia dan trauma
persalinan
Asma : Peningkatan insidensi pre-eklampsia, persalinan

61
premature, berat badan lahir rendah dan mortalitas
perinatal pernah dilaporkan berkaitan dengan asma
(Levono, 2019)
TORCH : Insfeksi TORCH selama kehamilan awal
berpotensi memacu perubahan genetik dan anatomik
embrio (Hadijanto, 2019).
Kelainan Alat Reproduksi : Kelainan uterus, misalnya
uterus bikornis unilokalis dapat menjadi salah satu
faktor penyebab terjadinya distosia karena kelainan
HIS (Mochtar, 2011).
Penyakit Autoimun : Hadijanto (2019) mengemukakan
bahwa terdapat hubungan yang nyata antar abortus
berulang dan penyakit autoimun, misalnya systemic
lupus erythematosus (SLE) dimana diperkirakan 75%
pasien dengan SLE akan berakhir dengan terhentinya
kehamilan.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter
(Hipertensi, diabetes Melitus, Asma) dan menular (TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS) serta riwayat keturun gamely.
Hipertensi : Genotype ibu lebih menentukan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotype janin. Telah
terbukti bahwa ibu yang mengalami pre-eklampsia,
26% anak perempuannya akan mengalam pre-
eklampsia pula (Angsar, 2009).
Diabetes : Kemungkinan diabetes melitus dalam kehamilan
(diabetes gestational) lebih besra jika ada anggota
keluarga sakit diabetes/herediter (Mochtar, 2019).

62
Gamelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih tinggi
pada keluarga yang memiliki riwayat kehamilan
kembar (Fraser & Cooper, 2019).
4) Riwayat menstruasi
HPHT : Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2015).
Riwayat menstruasi : siklus, lama, jumlah
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat
implantasi sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini
sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney,
2015).
5) Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N Abn
Sua An Pnl J Lakt Pen
o UK Peny Jns Tmpt Peny BB/PB H M orma
mi k g K asi y
litas

a) Dekker (2008) dalam Fraser & Cooper (2019) menyatakan


salah satu faktor risiko hipertensi akibat kehamilan terjadi
pada multigravida yang memiliki pasangan baru.
b) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai
risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami yang sebelumnya (Angsar,
2019).
c) Atonia Uteri sering dijumpai pada multipara dan
grandemultipara (Setyarini, 2016).
d) Hallak (2009) dalam Fraser & Cooper (2019) menyatakan
hipertensi akibat kehamilan terjadi dua kali lebih sering

63
pada kehamilan pertama (primigravida) dibandingkan pada
multipara.
e) Riwayat pernah melahirkan premature satu kali mempunyai
resiko 4 kali lipat, sedangkan yang pernah melahirkan dua
kali prematur mempunyai resiko 6 kali lipat (Sastrawinata,
2016).
f) Plasenta previa rentan terjadi pada endometrium yang cacat
akibat bekas persalinan berulang, bekas operasi, kuretase
dan manual plasenta (Fraser & Cooper, 2019).
g) Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk
persalinan berikutnya (Varney, 2015).
h) Menurut Sulistiowati (2016), terdapat hubungan yang
signifikan antara riwayat persalinan buruk sebelumnya
dengan perdarahan pada persalinan.
i) Pada multigravida bila perslainan yang lalu dijumpai
keadaan kehamilan dengan komplikasi atau penyakit,
pernah mengalami keguguran, persalinan prematurus,
IUFD, persalinan dengan tindakan operasi, perslainan
berlangsung lama (>24 jam) dan kehamilan lewat waktu
maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan saat ini
mempunyai risiko yang lebih tinggi (Manuaba, 2014).
j) Grande multipara, jarak persalinan yang pendek atau kurang
dari dua tahun merupakan faktor risiko terjadinya
perdarahan postpartum (Setyarini, 2016).
k) Ibu yang secara genetik selalu melahirkan bayi besar
(makrosomia) dapat menyebabkan disfungdional persalinan
kemungkinan rupture uteri dan peningkatan insiden
perdarahan postpartum (Mary, 2016).

6) Riwayat Kehamilan sekarang


Menurut Varney, 2015 riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk

64
mendeteksi komplikasi beberapa ketidaknyamanan dan setiap
keluhan seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid
terakhirnya (HPHT)
a) Keluhan tiap trimester
b) Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c) Pemeriksaan kehamilan
d) Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
e) Imunisasi
f) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan. Riwayat
merokok, minum alkohol, minum jamu atau obat-obatan
tradisional, ketergantungan obat-obatan tertentu dan
kebiasaan memelihara hewan.
Merokok sebelum atau pada awal kehamilan
meningktakan risiko aborsi spontan dan plasenta abnormal,
termasuk abrupsio dan plasenta previa (Varney, 2015).
Konsumsi alkohol selama kehamilan dikaitkan
dengan peningkatan resiko aborsi spontan pada trimester
kedua dan defisiensi nutrisi (Varney, 2015).
Selama kehamilan, penggunaan kokain dikaitkan
dengan aborsi spontan, persalinan dan kelahiran premature,
abrupsi plasenta, persalinan dan pelahiran cepat, intoleransi
janin terhadap persalinan, berat badan lahir rendah dan
kematian janin (Varney, 2015).
Kafein yang terkandung dalam kopi akan
mengakibatkan resiko tinggi aborsi trimester pertama
(Varney, 2015).
Wanita hamil yang memiliki hewan peliharaan kucing
rentan terkena toxoplasmosis melalui kotoran kucing yang
olehnya. Apabila wanita terinfeksi pada masa hamil,
toxoplasmosis dapat menyebabkan malformasi kongenital
berat karena protozoa ini dapat menembus mellui plasenta

65
ke janin. Efek yang paling parah adalah anomaly otak,
musal anensefali, hidrosefalus, mikrosefali dan pengapuran
intracranial (Varney, 2015).
7) Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan lama pemakaian dan jarak
antara pemakaian terakhir dengan kehamilan
8) Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Kebanyakan wanita saat persalinan tidak
menginginkan untuk makan. Namun cairan yang
adekuat harus disediakan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi (Christine 2019).
Eliminasi Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa
tertekan di area pelvis dan pada kala II , adanya
desakan mengejan seperti dorongan ingin buang
air besar (varney, 2015).
Istirahat Ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam
posisi apapun dalam waktu yang lama (Penny,
2018).
Aktivitas Pada primi ataupun multi akan memberikan
perhatian pada kontraksi, timbul kecemasan,
tegang, perasaan tidak enak, atau gelisah (Penny,
2018).
Personal Hygiene Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju
yang bersih selama persalinan (Mochtar, 2016).

9) Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a) Psikologis:
(1) Riwayat pernikahan : Pernikahan ke berapa, lama
menikah, status pernikahan sah/tidak

66
(2) Kehamilan direncanakan/tidak
(3) Psikologis ibu menghadapi persalinan
b) Sosial :Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilan
c) Kultural : Adakah adat istiadat yang dilakukan pada proses
persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau
merugikan bagi ibu maupun janin
d) Spiritual : Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada
proses persalinan yang dapt memberikan dampak negatif
atau merugikan bagi ibu maupun janin
Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Ekspresi Wajah : Meringis
c) Tanda Vital :
(1) Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90
mmHg (Salmah, 2009). Peningkatan sistolik 10-20
mmhg dan distolik rata-rata 10 mmHg masih dianggap
normal (Varney, 2015).
(2) Nadi : 60-100 x/menit, peningkatan nadi dapat terjadi
pada saat kontraksi uterus (Varney, 2015).
(3) Suhu Tubuh : 36,5-37.50C, peningkatan suhu tidak lebih
dari 0.5-1oC masih dianggap normal (Varney, 2015).
(4) Pernapasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi
pernapasan mencerminkan penigkatan metabolisme
yang terjadi saat proses persalinan (Varney, 2015).
d) Antropometri
(1) Tinggi Badan : >145cm, tinggi badan kurang dari 145
cm dapat dicurigai terjadinya kesempitan panggul
(Varney, 2015).
(2) Kenaikan Berat Badan : <15 kg, penambahan berat
badan lebih dari 15 kg, dapat mengindikasikan ibu

67
untuk mengalami PEB, DM dan janin makrosomia
(Varney, 2015).
(3) Ukuran LILA : >23,5 cm, ukuran lila kurang dari 23,5
cm dapat mengindikasikan status gizi buruk pada ibu
hamil (Varney, 2015).
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, dstribusi rambut
merata
Wajah : Tidak pucat dan oedema, ada/tidak ada
chloasma gravidarum
Mata : Simetris, kelopak mata tidak oedema,
sklera berwarna putih, konjungtiva
berwarna merah muda dan tidak ada
kelainan pada mata
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping
hidung, polip ataupun peradangan
Mulut : Bersih, mukosa mulut lembab, lidah
bersih dan tremor, gigi geraham
lengkap, tidak ada stomatitis, caries
dentis.
Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret.
Leher : Ada/tidak ada hyperpigmentasi, tdak ada
pembesaran tonsil, faring, laring, vena
jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Tampak simetris dan bersih, areolla dan
puting tampak kehitaman, lebih besar,
tidak tampak benjolan

68
Abdomen : Ada pembesaran, linea alba/nigra,
ada/tidak ada striae, tidak ada bekas
operasi sc
Genetalia : Tidak ada oedema, varises serta
haemoroid, tampak pengeluaran lebih
darah, cairan ketuban
Anus : Tidak ada haemorroid
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema
b) Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran pada vena
jugularis, kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid
Payudara : Tidak teraba benjolan atau massa abnormal
Abdomen :
TFU Mc-donald
Mengukur jarak symphisis-fundus dengan menggunakan
Midline, biasanya pada UK aterm >33cm (Sastrawinata,
2014).
Leopold I
Tinggi fundus uteri menggunakan jari, biasanya pada UK
aterm TFU Pertengahan Pusat- Processus Xypoideus Pada
fundus teraba linak, kurang bulat, kurang melenting
(bokong janin)
Leopold II
Teraba keras memanjang seperti papan di abdomen sebelah
kanan/kiri ibu (Punggung janin)
Leopold III
Pada SBR teraba keras, bulat, melenting (Kepala janin),
bagian terendah janin sudah tidak dapat digoyangkan
terhadap panggul
Leopold IV

69
Bagian terendah janin sebagian kecil/besar sudah melewati
PAP (konvergen/divergen)
TBJ
TBJ (gr)= (TFU-11) x 155, jika kepala sudah masuk ke
dalam panggul
TBJ (gr)= (TFU-12) x 155, jika kepala masih diatas
spinaischiadica
Penurunan kepala dengan perlimaan : <5/5 pada primi
Pada kala I persalinan, kepala seharusnya sudah
masuk ke dalam rongga panggul. Bila ternyata kepala
memang tidak dapat turun, mungkin bagian terbawah janin
(Kepala) besar dibandingkan dengan diameter pintu atas
panggul (CPD) (APN, 2017).
Genetalia :Tidak teraba oedema, tidak teraba
pembesaran pada kelenjar bartholini. Pada
proses persalinan jika terjadi oedema pada
perineum maka perlu dihindarkan persalinan
pervaginam karena dapat dipastikan akan
terjadi laserasi perineum (Manuaba, 2014).
c) Auskultasi
Abdomen :
DJJ :Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-
160x/menit, interval teratur tidak lebh dari 2 punctum
maximal (Mochtar, 2011).
3) Pemeriksaan Khusus
a) Pemeriksaan HIS
HIS Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15
menit tidak begitu mengganggu ibu interval menjadi lebih
pendek kontraksi kuat dan lama (Varney, 2015) His
dianggap adekuat jika terjadi >3x dalam 10 menit dan
berlangsung selama >40 detik.

70
b) Pemeriksaan Dalam
(1) Tanggal: Jam: Oleh:
(2) Vulva Vagina : Tidak ada massa abnormal
(3) Portio : Effacement 0-100%
(4) Pembukaan :
Fase laten : 0-3 cm
Fase aktif, akselerasi : 4-6 cm
Fase aktif, dilatasi maksimal : 7-9 cm
Fase aktif, deselearasi : 9-10
(5) Ketuban :
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur dara
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban
sudah tidak mengalir lagi
(6) Presentasi : Belakang Kepala
(7) Denominator : UUK (Oksiput)
(8) Posisi : UUK kiri depan /UUK kanan depan
(9) Hodge : Hodge I-III
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb normal : >11 gr%
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr% selama persalinan
(Varney, 2015).
Sel darah putih : Meningkat secara progresif pada kala I
persalinan, ±5000-15.000 pada saat pembukaan lengkap
waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan
fibrinogen plasma (Varney,2015)

71
Albumin dan reduksi urine negative (Sulaiman, 2011)
b) Pemeriksaan USG : Janin intrauterine
5) Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut adalah validasi dari riwayat kesehatan
sekarang yang tertuang didalam catatan status klien (rekam
medis). Tindakan tersebut dilakukan sejak klien MRS hingga
bertemu penkaji saat ini.
Tanggal/Jam Tindakan yang telah diberikan Pelaksana

b. Interpretasi Data Dasar


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
1) Diagnosis
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh
profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosis kebidanan
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan...minggu Kala I Fase
laten/aktif Persalinan Normal
Janin tunggal, hidup, intrauterine
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a: abortus
h : hidup (Varney, 2015)

72
2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang
sedang dialami oleh klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis.

3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah. Rumusan
kebutuhan klien akan termasuk didalam rencana intervensi.
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual
yang telah diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk
merumuskan tindakan antisipasi agar diagnosis/masalh potensial
tersebut tidak terjadi.
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Tindakan antisipasi : Tindakan antisipasi diperlukan untuk
mencegah agar diagnosis dan masalah
potensial tidak terjadi. Tindakan antisipasi
akan termasuk di dalam rencana intervensi.
d. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi darurat
yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan
ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan.
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada
e. Mengembangkan Rencana Intervensi
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atu diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi,
termasuk di dalamnya tindakan mandiri, kolaborasi ataupun
rujukan.

73
1) Jelaskan hasil pemeriksaan
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan
hak klien dan keluarga (Varney, 2015).
2) Lakukan observasi kala I
a) Tiap 30 menit, pantau DJJ, nadi dan kontraksi uterus
Rasional : DJJ dan nadi ibu diperiksa untuk memastikan
kondisi ibu dan janin baik. Kontraksi uterus dipantau untuk
memudahkan petugas dalam pengambilan tindakan
selanjutnya ( JNPK-KR, 2017).
b) Tiap 2 jam , suhu tubuh dan volume urine ibu
Rasional : Peningkatan suhu tubuh dapat menunjukkan proses
infeksi dan dehidrasi (Varney, 2015) kandung kemih yang
penuh berpotensi untuk menghambat proses persalinan dan
penurunan kepala (JNPK-KR, 2017).
c) Tiap 4 jam, pembukaan serviks, penurunan kepala, keadaan
ketuban, molase dan tekanan darah ibu.
Rasional : Merupakan indikator untuk pengambilan tindakan
selanjutnya (JNPK- KR, 2017).
3) Lakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI
Rasional : PI adalah bagian yang esensial dari semua asuhan
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
keterampilan untuk melaksanakan prosedur PI secara baik dan
benar juga dapat melindungi penolong persalinan terhadap
risiko infeksi (JNPK-KR, 2017).
4) Anjurkan ibu untuk miring kiri dan tidak berbaring terlentang
lebih dari 10 menit
Rasional : Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan
isinya akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya aliran darah sirkulasi ibu ke plasenta.
Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia atau
kekurangan oksigen pada janin. Selain itu, posisi terlentang

74
berhubungan dengan gangguan terhadap proses persalinan
(JNPK-KR, 2017).
5) Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
Rasional : Kandung kemih yang penuh berpotensi untuk
memperlambat proses persalinan (Varney, 2015).
6) Ajarkan ibu melakukan teknik nafas dalam pada waktu his
Rasional : Latihan napas dalam merupakan upaya relaksasi yang
dapat mengurangi ketegangan dan rasa nyeri terutama saat
terjadi kontraksi (Varney, 2015).
7) Anjurkan ibu tetap mendapat asupan (makanan ringan dan
minum) selama persalinan dan proses kelahiran
Rasional : Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan/atau
membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif
(JNPK-KR, 2017).
8) Berikan KIE tentang proses persalinan normal
Rasional : Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat
menggugah emosi. Dengan memberikan pengertian tentang
proses persalinan ibu akan berupaya mengatasi gangguan
emosionalnya (Varney, 2015).
9) Berikan support mental/dukungan psikologis pada ibu untuk
menghadapi proses persalinan
10) Rasional : Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya
dengan dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama
proses persalinan. Dengan adanya suami dan anggota keluarga
yang berperan aktif dalam mendukung ibu dapat sangat
membantu memberi kenyamanan pada ibu (JNPK-KR, 2017).
11) Siapkan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan.
Rasional : Sebagai pemeriksaan kelengkapan alat untuk proses
persalinan serta sebagai alat pelindung diri (Doengoes, 2016)
12) Dokumentasikan hasil pemantauan kala 1 pada partograph.

75
Rasional : Partograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan kala 1 persalinan dan informasi untuk membuat
keputusan klinik. Dokumentasi menggunakan partograf
memudahkan untuk pengambilan keputusan dan rencana asuhan
selanjutnya (JNPK-KR, 2017).
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.

Kala II Persalinan Normal


a. Pengkajian
Data Subjektif
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan saat terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada retum/
vaginanya
Data Subjektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
tekanan darah dapat meningkat lagi 15-
25mmHg selama kala II (Varney, 2015).
Nadi : 60-100 x/menit, frekuensi meningkat
disertai takikardi ketika mencapai puncak
saat persalinan (Varney, 2015).

76
Suhu tubuh : 36,5-37,5°, peningkatan suhu tertinggi
yang dianggap normal adalah 1-2°C
(Varney, 2015).
Pernafasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi
pernafasan mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi saat proses
persalinan (Varney, 2015).
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Genetalia
(1) Adanya tanda gejala kala II
(2) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
(3) Perineum tampak menonjol
(4) Vulva dan sfingter ani membuka (JNPK-KR, 2017).
b) Auskultasi
DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-
160x/menit (Mochtar, 2016).
3) Pemeriksaan Khusus
a) Observasi His : His dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x
dalam 10 menit dan berlangsung selama ≥ 40 detik
b) Pemeriksaan Dalam
Tanggal : Jam : Oleh :
(1) Vulva vagina : tidak ada massa abnormal
(2) Portio : effacement 100%
(3) Pembukaan : 10 cm
(4) Ketuban
(a) U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
(b) J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
jernih
(c) M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur meconium

77
(d) D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
(e) K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban
sudah tidak mengalir lagi
(5) Presentasi : belakang kepala
(6) Denomitor: UUK (oksiput)
(7) Posisi : UUK kiri depan/UUK kanan depan
(8) Hodge : Hodge III-IV
b. Interpretasi Data Dasar
Diagnosis : G papah Kala II Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
d. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada
e. Mengembangkan Rencana Intervensi
Lakukan prosedur asuhan persalinan normal :
1) Lakukan amniotomi jika selaput ketuban belum pecah
Rasional : Selaput ketuban yang belum pecah dapat
menghambat kelancaran proses kelahiran bayi (JNPK-KR,
2017).
2) Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
meneran
Rasional : Dukungan emosional keluarga sangatmempengaruhi
persalinan ( Mamo et al,2022).
3) Lakukan observasi DJJ diantara kontraksi
Rasional : Deteksi dini bradikardi ataupun hipoksia janin
berkenaan dengan penurunan sirkulasi maternal dan penurunan
perfui plasenta (JNPK-KR,2017).
4) Anjurkan keluarga pendamping untuk melakukan stimulasi

78
putting susu bila kontraksi tidak baik
Rasional : Stimulasi putting susu berfungsi untuk menstimulasi
produktivitas oksitosin ibu, yang berperan dalam proses
persalinan mengejan (Doengoes, 2016).
5) Lakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi
a) Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran!
Rasional : Saat ibu merasa nyaman, maka ibu dapat
berkonsentrasi untuk mengejan (Doengoes, 2016).
b) Lakukan bimbingan meneran!
Rasional : Meneran yang baik dan benar dapat mengurangi
risiko kelelahan yang berlebihan pada ibu, serta sebagai
salah satu indikator kemajuan dalam proses persalinan
(JNPK-KR, 2017).
6) Lakukan pertolongan kelahiran bayi:
a) Lahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva 5-
6cm dengan cara lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain
menahan puncak kepala aagar tidak terjadi fleksi yang
terlalu cepat dan membantu lahirnya kepala
Rasional : Dengan melakukan penahanan perineum dapat
melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala
bayi secara bertahap dan hati-hati,serta dapat mengurangi
regangan berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum
(JNPK-KR, 2017).
b) Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi
Rasional : Lilitan tali pusat dapat menghambat kelahiran
bahu dan dapat menyebabkan asfiksia pada bayi jika tidak
dilepaskan (JNPK-KR, 2017).
c) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan

79
kepala janin searah dengan punggungnya sehingga
memudahkan kelahiran tubuh bayi (JNPK-KR, 2017).
d) Lahirkan bahu secara biparietal
Rasional : Melahirkan bahu secara biparietal dapat
mengurangi atau mencegah terjadinya ruptur yang luas pada
perineum
e) Lahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah
kepala,lengan dan siku seelah bawah dan gunakan tangan
kiri untuk memegang lengan siku atas
Rasional : Melakukan sanggah dapat mempermudah
kelahiran bayi dan mencegah laserasi (JNPK-KR, 2017).
f) Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri
menelusuri punggung hingga tungkai
Rasional : Menulusuri punggung sampai tungkai
mempermudah proses kelahiran bayi.(JNPK-JR, 2017).
7) Lakukan penanganan bayi baru lahir:
a) Lakukan penilaian sepintas pada bayi baru lahir
Rasional : Mengevaluasi apakah bayi menangis kuat atau
bernafas megap-megap, gerakan bayi aktif atau tidak,serta
warna kulit bayi kemerahan atau sianosis sehingga
memudahkan petugas dalam pengambilan tindakan
selanjutnya (JNPK-KR, 2017).
b) Keringkan bayi di atas perut ibu
Rasional : Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan (JNPK-KR, 2017).
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

80
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Kala III Persalinan Normal


a. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasakan adanya kontraksi uterus.
2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Fisik
Genetalia : Adanya tanda pelepasan plasenta Tampak
tali pusat memanjang, ada semburan darah
secara mendadak dan singkat (JNPK-KR,
2017).
Abdomen : teraba tinggi fundus berada diatas pusat
(JNPK-KR, 2017).
3. Data Bayi
Bayi telah lahir,tanggal : jam:
Jenis kelamin :
Hasil penilaian sepintas :
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium?
c. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
d. Apakah bayi bergerak aktif? (JNPK-KR,2017)

81
b. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G Papah Kala III persalinan normal
Masalah : Tidak ada

c. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

d. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

e. INTERVENSI
1. Pastikan kehamilan tunggal
R : injeksi oksitosin pada manajemen aktif kala III dilakukan
setelah bayi lahir,sehingga perlu memastikan bahwa tidak ada
janin kedua dalam perut ibu. (JNPK-KR, 2017)
2. Lanjutkan penanganan bayi baru lahir
a. Lakukan pemotongan tali pusat setelah 2 menit atau sampai
tali pusat berhenti berhenyut
R : pemotongan tali pusat dilakukan dalam 2 menit setelah
kelahiran atau sampai tali pusat berhenti berdenyut untuk
memaksimalkan aliran darah ibu ke bayi, sehingga menekan
risiko anemia pada bayi baru lahir. (JNPK-KR, 2017).
b. Lakukan pengikatan tali pusat
R : pengikatan tali pusat secara erat mutlak diperlkukan
untuk mencegah perdarahan tali pusat yang dapat
mengakibatkan anemia pada bayi baru lahir. (JNPK-KR,
2017).
c. Lakukan IMD

82
R : Inisiasi menyusui dini merupakan langkah awal bentuk
bounding attachment. Selain itu,sekitar 22% angka
kematian bayi setalah lahir pada 1 bulan pertama dapat
ditekan dengan IMD.
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Berikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM dalam 1 menit
kelahiran bayi
R : oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi dengan
kuat dan efektif sehingga dapat membantu mempercepat
peepasan plasenta an mengurangi kehilangan darah.
(JNPK-KR, 2017).
b. Lakukan PTT
R : penengangan tali pusat terkendali (PTT) merupakan
cara mengevaluasi apakah plasenta sudah terlepas
sempurna dari perlekatannya.
c. Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
R : masase fundus uteri segera setelah palsenta lahir
dilakukan untuk merangsang kontraksi uterus sehingga
dapat mencegah terjadinya perdarahan.
4. Lahirkan plasenta
R : pada kala tiga pelepasan dan pengeluaran uri cukup
penting,karena kelalaian dapat menyebabkan resiko perdarahan
yang membawa kematian. (Mochtar, 2016).
5. Cek kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
R : menghindari terjadinya perdarahan akibat tertinggalnya sisa
plasenta. (Varney, 2015).

f. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisian dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan

83
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

g. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidana yang telah dilakukan. Evaluasi
didkoumentasikan dalam bentuk SOAP.

Kala IV Persalinan Normal


a. Pengkajian
Data Subjektif :
Data Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Tanda vital :
Tekanan darah :110/70-120-80 mmHg, <140/90mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Suhu tubuh : 36,5-37,5°c, suhu ibu berlanjut sedikit
meningkat, biasanya <38°c (Varney, 2015).
Pernapasan : 16-24x/menit
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Inspeksi
Abdomen : Tampak mengecil
Genetalia :Ada/tidak laserasi, tidak ada memar ataupun
hematoma (Varney, 2015).
(2) Palpasi
Abdomen : Teraba uterus di tengah-tengah abdomen,
teraba membulat dan keras (Varney, 2015).
b. Interpretasi Data Dasar
Diagnosis : papah kala IV persalinan normal
Masalah : tidak ada

84
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
d. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Kebutuhan tindakan segera : tidak ada
e. Mengembangkan Rencana Intervensi
Lanjutkan intervensi asuhan persalinan normal:
1) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
Rasional : Merupakan deteksi dini adanya laserasi yang dapat
mengkibatkan perdarahan postpartum (JNPK-KR, 2017).
2) Lakukan penjahitan jika laserasi mengakibatkan perdarahan
Rasional : Penjahitan dilakukan jika terdapat aserasi yang
mengakibatkan perdarahn aktif (JNPK-KR, 2017).
3) Ajarkan ibu melakukan masase uterus
Rasional : Ibu dapat menilai kontrakssi rahimnya sendiri.
Dengan memberikan rangsangan taktil pada uterus dapat
mencegah terjadinya perubahan (JNPK-KR, 2017).
4) Estimasi jumlah perdarahan
Rasional : Mengestimasi jumlah perdarahan diperlukan sebagai
bentuk deteksi dini kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum, yaitu jumlah perdarahan >500ml (JNPK-KR, 2017).
5) Lakukan pemantauan kala IV
Rasional : Deteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi
pascapersalinan (JNPK-KR, 2017).
6) Lakukan prosedur kebersihan dan keamanan (pencegahan
infeksi) pasca persalinan
Rasional : Prosedur pencegahan infeksi yang dilakukan dengan
benar dapat mencegah terjadinya infeksi silang/infeksi
nosocomial (Doengoes, 2016).
7) Lengkapi partograf
Rasional : Pengisian partograf merupakan salah satu bentuk

85
pendokumentasian terhadap proses persalinan yang telah
dilakukan (JNPK-KR, 2017).

f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.

3. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR


a. Pengkajian
Data Subjektif
1) Identitas
a) Identitas Klien
Nama : Nama orang tua BBL
Umur /Tanggal Lahir : 0–28 hari
Bayi Baru Lahir adalah masa yang
dimulai ketika bayi keluar dari perut
ibu hingga bulan pertama kehidupan
(Varney, 2015).
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosis Medis : NCB SMK
Setelah memiliki bagan hubungan berat lahir dan usia
gestasi, bidan menggolongkan BBL ke dalam 3 kategori,
namun yang dikatakan normal hanya:

86
Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Dengan mengkombinasikan kategori usia gestasi dengan
kategori berat/usia gestasi, bidan kemudian dapat
menggolongkan BBL ke salah satu dari Sembilan kategori.
Hanya saja 1 yang masuk dalam kriteria normal cukup
bulan, sesuai masa kehamilan (Varrney, 2015).
b) Identitas Orang Tua
Nama Ayah :
Nama Ibu :
Usia ayah/Ibu : Usia >20 dan <35 tahun
Faktor ibu yang memperbesar resiko
kematian perinatal adalah pada ibu
dengan umur lebih tua
(Wiknyosastro, 2012).
Pendidikan Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Agama :
Suku/Bangsa :
Alamat :
2) Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
b) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
3) Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran:
a) Riwayat Antenatal
(1) Pemeriksaan kehamilan : teratur/tidak
(2) Frekuensi kunjungan
Kunjungan antenalatal sebaiknya dilakukan
secara berkala dan teratur. Bila kehamilan normal,
jumlah kunjungan minimal 4x: 1x pada trimester I, 1x
pada trimester II dan 2x pada trimester III
(Prawirohardjo, 2020).

87
Setiap kunjungan ulang terdiri dari atas
peninjauan ulang catatan, riwayat dan pemeriksaan
fisik yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan
ibu dan janin (Varney, 2015).
(3) Komplikasi kehamilan
Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta
sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat
dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah
gangguan yang berat, baik terhadap kehamilan dan
keselamatan bayi yang dikandungnya (Prawirohardjo,
2010).
b) Riwayat Intranatal
(1) Jenis persalinan : spontan/SC
(2) Komplikasi persalinan :
(a) persalinan lama disebabkan oleh kelainan tenaga,
kelainan janin, atau kelainan jalan lahir
(Prawirohardo, 2010).
(b) Ketuban pecah dini menyebabkan malpresentasi
adalah bagian terendah janin yang berada di bawah
segmen rahim bukan belakang kepala, prolapsus
tali pusat: diklasifikasikan menjadi tali pusat
terkemuka, tali pusat menumbung dan occult
prolapsed dan persalinan preterm.
(3) Keadaan ketuban : Utuh/pecah
(4) Lama ketuban pecah : pecah ketuban secara spontan
paling sering terjadi sewaktu-waktu pada persalinan
kala aktif (Prawirohardjo, 2020).
(5) Kondisi ketuban : Jernih/keruh/mekonium/darah
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu
menunjukkan adanya gawat janin. Tanda-tanda gawat
janin jika DJJ <100 atau >180x/menit. Tapi jika

88
terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ketempat
yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
gawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir (JNPK-KR,
2017).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Riwayat Penyakit Menular
(1) Penyakit Paru-paru : ibu hamil dengan riwayat TBC
aktif kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat
persalinan dan bisa menular pada bayi (Prawirohardjo,
2020).
(2) Penyakit Hati : Penularan terjadi secara transplasenta,
dari serum ke serum, dan melalui kontak dengan urin,
feses, saliva, semen, atau sekresi vagina yang
terkontaminasi selama proses persalinan. Angka
transmisi tertinggi ialah ibu terkena virus sesaat sebelum
persalinan (Bobak, 2016).
(3) Varisela zoster : Cacar air yang diderita ibu dari gestasi
20 minggu hingga hampir masa persalinan dapat
mengakibatkan bentuk varisela neonates yang lebih
ringan yang tidak mengakibatkan gejala sisa negative
bagi neonatus (Myles, 2019).
(4) Infeksi Menular Seksual : Kematian janin, baik dalam
bentuk abortus spontan atau lahir mati ditemukan pada
20-25% perempuan yang menderita sifilis atau pun
herpes. BBLR dapat dijumpai pada vaginosis bacterial,
trikomoniasis, sifilis atau herpes prime. infeksi
congenital pada infeksi klamida, gonore, sifilis dini dan
herpes genital.
b) Riwayat Penyakit Menurun
Beberapa ibu yang secara genetic selalu melahirkan
bayi besar, seperti ibu dengan diabetes mellitus yang

89
menyebabkan penyulit dalam persalinan akibat janin besar
yang merupakan kelanjutan dari penyulit kehamilan dengan
janin besar, Implikasi makrosomia bagi ibu melibatkan
distensi uterus, menyebabkan peregangan yang berlebihan
pada serat-serat uterus. Hal ini menyebabkan disfungsional
persalinan, kemungkinan ruptur uterus, dan peningkatan
insiden perdarahan postpartum (Mary, 2020)
5) Keadaan Bayi Saat Lahir
Berisi tentang kondisi bayi saat lahir dan tindakan yang telah
dilakukan.
6) Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan
putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara
bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah
hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700–800
ml ASI per hari (kisaran 600–1000 ml) untuk tumbuh
kembang bayi (JNPK-KR, 2017).
Eliminasi BAK: 24 jam pertama 15-60 ml dengan frekuensi > 20 x
BAB: turun 5-13% pada hari ke 4-5 diakibatkan karena intake
minimal dan metabolisme meningkat
Istrahat  BBL tidur nyenyak: bayi jarang bergerak dan pernafasan
lambat dan teratur
 BBL tidur dengan gerakan mata yang cepat (REM): bayi
bernafas tidak teratur dan meringis atau membuat ekspresi
wajah lainnya serta gerakan mata yang cepat dapat terlihat
melalui kelopak mata
Pesonal BBL perlu mandi setiap hari. Kepala dan popok BBL perlu di
Hygiene bersihkan/diganti setiap kali area tersebut kotor dan perawatan
tali pusat yang sesuai dapat mencegah infeksi neonatorum
(varney, 2015).

90
Aktivitas BBL mengeluarkan aktivitas motorik yang tidak jelas dan aktif
menangis, menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak
nyaman, lapar dan kesepian

7) Riwayat psikososiokultural spritual


a) Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (genogram)
Genogram untuk memantau komposisi, fungsi dan
hubungan keluarga serta untuk mengetahui penyakit
keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
b) Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
(1) Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
(2) Bagaiman keadaan psiko ibu dalam menerima bayinya.
(3) Bagaimana sosial ibu dalam perawatan BBL,
bagaimana dukungan keluarga khususnya suami.
(4) Bagaimana kultural (adat istiadat) ibu dalam perawatan
BBL adakah yang merugikan.
(5) Bagaiman keadaan spiritual ibu dalam perawatan BBL.

Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Tanda Vital
Nadi : 100-160 x/menit (Varney, 2015)
Pernafasan : 40-60 x/menit (varney, 2015)
Suhu : 35,5-36,5 oC(Varney, 2015)
Antropometri
Panjang Badan : 48-52 cm
Berat badan : 2500-4000 gram
Lila : 10–11 cm
c) Lingkar kepala

91
(1) Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
(2) Circum ferensia Fronto Oksipito : 34 cm
(3) Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica: 35cm
d) Lingkar dada : 30–38 cm
e) Lingkar perut : 28–30 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Tampak bulat, tidak tampak caput succedaneum,
tidak tampak cephalhematoma, tidak tampak
molding Normosefalik jika dibandingkan dengan
ukuran tubuh (lingkar kepala untuk BBL cukup
bulan rata-rata adalah 32-38 cm) (Varney, 2015).
Distribusi rambut : di puncak kepala dengan
lembaran-lembaran tunggal (Varney, 2015).
Mata : Segaris dengan telinga; hidung di garis tengah;
Sclera jernih; konjungtiva jernih; iris berwarna
merata, bilateral; pupil sama bilateral dan reaktif;
terhadap cahaya; kornea jernih; retina transparan;
reflex mengedip reaktif (Varney, 2015).
Hidung : Posisi garis tengah; nares ada di kedua sisi;
menyeringai atau menangis sebagai respons
terhadap bau yang kuat; tidak tampak pengeluaran
cairan ,tidak tampak pernafasan cuping hidung
(Varney, 2015).
Telinga: Berada di garis lurus dengan mata, sudut vertical
lebih besar dari pada garis vertical lurus; tidak
miring; pembentukkan tulang rawan pinna terbentuk
dengan baik, kokoh, tulang rawan kaku, kembali ke
bentuk semula dengan cepat (Varney, 2015).
Mulut : Garis tengah wajah; simetris; bentuk dan ukuran
proposional dengan wajah; membrane mukosa:

92
lembab, merah muda; palatum tidak membentuk
arkus; utuh; lidah proposional dengan mulut; ovula :
garis tengah naik ketika menangis (Varney, 2015).
Leher : Tampak pergerakan leher, vena jugularis tampak
normal (Varney, 2015).
Dada : Ekskursi diafragma di kedua sisi sama; tulang iga
simetris; payudara: jarak antar puting pada garis
sejajar tanpa ada puting tambahan; aerola tegak dan
tidak ada rabas. Usaha napas; mudah, berirama
tanpa usaha tambahan, dapat tidak teratur tetapi
periode apnea lebih dari 15 adalah abnormal
(Varney, 2015).
Abdomen : Bundar memiliki kontur, simetris, tali pusat
memiliki 3 pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena),
putih kebiruan, tidak tampak perdarahan tali pusat
(Varney, 2015).
Punggung : Tampak simetris, tidak tampak spina bifida
Genetalia : Perempuan : Labia mayora: ada dan menutupi
labia minora; Labia minora: ada dan terbentuk
sempurna; Klitoris ada dan mungkin membesar;
Meatus uretra: ada di depan orifisum uretra; Vagina:
paten dengan atau tanpa rabas putih. Laki-laki:
Penis; lurus, proposional terhadap tubuh (panjang
2,8–4,3 cm); Meatus urinarius: di tengah dan di
ujung glans; Aliran urin: lancer dari penis dan
berkemih tidak lebih dari 24 jam pasca natal; Testis
dan skrotum: penuh banyak rugae; pigmentasi gelap
(Varney, 2015).
Anus : Terdapat lubang anus
Kulit : Warna kulit ikterus setelah 48 jam pertama usia
bayi, hilang pada hari keempat sampai kelima;

93
Kulit: Lembab, hangat ketika disentuh, tidak ada
pengelupasan; Verniks: tebal, materi seperti keju
berwarna putih; lanugo sedikit: rambut halus pada
tubuh; terdapat milia; toksikum eritema ruam bayi
baru lahir pada tubuh, biasanya pada hari pertama
sampai ketiga; bintik-bintik dapat merupakan reaksi
normal terhadap imaturitas sistem organ (Varney,
2015).
Ekstremitas : Proposional; terdapat 10 jari tanpa selaput,
jarak antar jari sama, kuku: panjang melebihi
bantalan kuku (Varney, 2015).
b) Palpasi
Kepala : Tidak ada massa atau area yang lunak di tulang
tengkorak; Frontanel anterior terbuka sampai 12-18
bulan, berbentuk wajik, 5x4 cm sepanjang sutura
korona dan sutura sagital; Frontanel posterior
berbentuk segitiga, sangat kecil, 1x1 cm sepanjang
garis sutura lambdoidalis dan sagitalis; atau
menutup pada saat lahir (Varney, 2015).
Mata : Tidak teraba oedem; kelopak mata tanpa ptosis
atau edema (Varney, 2015).
Hidung : Tidak ada fraktur
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening
Toraks : Prosesus xifoideus ada; tulang iga tanpa massa
Abdomen : Abdomen lunak dan tidak nyeri tekan, tanpa
massa
Genitalia : Perineum halus,
Anus : Ditengah, paten (uji dengan menginsersi jari
kelingking); tonus sfingter ani: ada (usapan ringan

94
di area anus mengakibatkan konstriksi sfingter)
(Varney, 2015).
Ekstremitas : Tidak teraba oedema; Bantalan kuku: merah
muda, pengisian ulang kapiler cepat (3 detik), sama
di kedua sisi; lavikula: tanpa fraktur atau nyeri,
simetris; nadi: brakialis dan radialis kuat dan sama
di kedua sisi, sebanding dengan nadi femoralis
(Varney, 2015).
c) Auskultasi
Dada : Suara napas jernih, sama di kedua sisi pada
anterior dan posterior; beberapa kali ronkhi basah
muncul beberapa jam pertama setelah lahir akibat
cairan yang tersisa di paru janin (Varney, 2015).
Abdomen : Bising Usus: 5–35 x/mnt;
d) Perkusi
Toraks : Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru
(Varney, 2015).
Abdomen : Timpani kecuali redup pada hati, limpa dan
kandung kemih (Varney, 2015).

3) Pemeriksaan Neurologis/Refleks ( Jamil, 2017)


a) Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara
b) Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir .
c) Refleks Sucking : Positif, dapat menghisap puting susu.
d) Refleks Swallowing : Positif, dapat menelanRefleks
Babinsky : Positif, jari kaki menekuk ke bawah
e) Refleks Grasp: Positif, dapat menggenggam dengan baik
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laborartorium :
b) Pemeriksaan USG :

95
c) Pemeriksaan Diagnostik Lainnya :

b. Intervensi Data Dasar


Diagnosis : NCB SMK
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak Ada
d. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Mengembangkan Rencana Intervensi
1) Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring dengan perlahan sesuai
kebutuhan dengan menggunakan spuit balon atau kateter
penghisap Delee
Rasional : membantu menghilangkan akumulasi cairan,
memudahkan upaya pernafasan, dan membantu mencegah
aspirasi.
2) Melakukan perawatan tali pusat
Rasional : Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali
pusat dalam minggu pertama bermakna untuk mengurangi
insiden infeksi pada neonatus
3) Jaga kehangatan tubuh bayi
Rasional : Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan
konduksi, melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau
pendingin udara dan membatasi stres akibat perpindahan dari
uterus yang hangat kelingkungan yang lebih dingin. Karena besar
area permukaan relatif dari kepala bayi baru lahir dalam
hubungannya dengan tubuh, bayi dapat mengalami kehilangan
panas dramatik dari kelembaban, kepala tidak tertutup
4) Anjurkan ibu menyusui bayinya (kontak kulit dengan bayinya)

96
Rasional : Memberikan kesempatan untuk orangtua dan bayi
baru lahir mulai pengenalan dan proses kedekatan
5) Berikan profilaksis mata dalam bentuk salep eritromisin 1% kira-
kira 1 jam setelah kelahiran (setelah masa interaksi orangtua
bayi).
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi saat di jalan lahir
6) Berikan Vitamin K 1 (Phytomenadione) dengan dosis 1mg atau
0,5cc secara IM (pada paha sebelah kiri)
Rasional : Bayi baru lahir cenderung mengalami kekurangan
Vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih
rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat,
rendahnya kadar vitamin K pada asi dan sterilitas saluran
pencernaan pada bayi baru lahir. Kekurangan vitamin K beresiko
tinggi bagi bayi untuk mengalami perdarahan yang disebut juga
perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

4. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PADA IBU NIFAS


Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Tempat :

97
a. Pengkajian
Data Subjektif
1) Identitas
Nama :
Umur : < 20 tahun dan > 35 tahun
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2) Keluhan Utama
Pasien merasa mules
3) Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan yang Lalu
(1) Penyakit Kardiovaskuler : Penyakit Jantung, Hipertensi
(2) Penyakit Darah : Anemia
(3) Penyakit Paru-paru : TBC, Asma
(4) Penyakit Hati : Hepatitis
(5) Penyakit Endokrin : Diabetes Mellitus
(6) Penyakit Infeksi : IMS, Infeksi TORCH
(7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing : Gagal Ginjal
(8) Penyaki sistem Reproduksi : Penyakit Ginekologik,
Tumor/Kanker
(9) Riwayat Alergi
(10) Riwayat Pembedahan
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
4) Riwayat Kesehatan Keluarga

98
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gagguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Ambarwati, 2019).
5) Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya (Sulistyawati, 2015)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati, 2015).
Lama haid :
Jumlah menstruasi :
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di
keluarkan (Sulistyawati, 2015).
6) Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Abn
N
Sua An Pnl J orm Lakt Pe
o UK Peny Jns Tmpt Peny BB/PB H M
mi k g K alita asi ny
s
1.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa
kali ibu hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
7) Riwayat Kehamilan Sekarang
Frekuensi periksa hamil, Keluhan hamil muda dan
Keluhan hamil tua, terapi selama kehamilan
8) Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas
ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, dkk. 2019).

99
9) Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Terjadi perubahan gastrointestinal yaitu
peristaltik usus akan bekerja cepat yang
menyebabkan ibu pasca partum satu atau 2 jam
akan lebih mudah kelaparan (Varney, 2015).
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis) Terjadi
berhubungan dengan pengurangan volume
darah, hal ini berlangsung sampai 2-3 hari post
partum (Varney, 2015).

Konstipasi Setelah plasenta lahir estrogen


menurun sehingga tonus otot seluruhnya
berangsur pulih kembali, tapi konstipasi
mungkin tetapi terjadi dan mengganggu hari-
hari pertama post partum (Varney, 2015).
Istirahat Ibu akan sering beristirahat Kontraksi uterus
ketika ibu akan bersalin membuat ibu tidak
dapat beristirahat dengan cukup hal ini
menyebabkan ibu lelah. Oleh karena itu, ketika
ibu memasuki masa nifas ibu akan sering
beristirahat (Ambarwati, 2019).
Aktivitas Sering memperhatikan dan merawat
bayinya Ibu menganggap bayi yang
dilahirkannya adalah suatu hal yang baru.
Sehingga ibu akan sering dan lebih terfokus
kepada bayinya (Ambarwati, 2019).
Personal Hygiene Pada masa postpartum, seorang ibu sangat
rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah

100
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungan sangat penting
untuk tetap dijaga (Saleha, 2019).
Kebiasaan
Seksualitas Dilakukan setelah 40 hari masa nifas Secara
fisik, aman untuk melakukan hubungan
seksual begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak
budaya dan agama yang melarang untuk
melakukan hubungan seksual sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu
setelah kelahiran. Keputusan bergantung pada
pasangan yang bersangkutan (Sulistyawati,
2019).

Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum


hamil dalam waktu 6-8 minggu. Secara fisik
aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan,
maka aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap (Dewi
dkk, 2016).

10) Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a) Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak

101
b) Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan,
diterima/tidak
c) Bagaimana psikis ibu di masa nifas
d) Adat istiadat yang masih dilakukan oleh ibu dan keluarga di
masa nifas
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka
untuk bimbingan dan pembelajaran.Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah
(Damayanti, 2016).

Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2015).
b) Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg – 120/80
mmHg(Ambarwati dkk, 2009).
Suhu badan :24 jam postpartum suhu badan akan naik
sekitar (37,5-380C) sebagai akibat kerja keras
waktu melahirkan dan kelelahan.
(Ambarwati dkk, 2019).
Nadi :60-80 x/mnt atau tidak lebih dari
100x/mnt.Denyut nadi normal orang dewasa
adalah 60-80 x/menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi di atas 100x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu
infeksi, (Ambarwati dkk, 2019).
Pernafasan :20-30 x/menit. Pernafasan harus berada
dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-
30 x/menit (Ambarwati dkk, 2019).
c) Antropometri

102
Tinggi Badan : Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat
diukur dengan stasiometer atau tongkat
pengukur (Tambunan dkk, 2016).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :Massa tubuh di ukur dengan pengukuran
massa atau timbangan. Indeks massa tubuh
digunakan untuk menghitung hubungan
antara tinggi dan berat badan, serta menilai
tingkat kegemukan (Tambunan dkk, 2016).
LILA :
2) Riwayat Persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini
perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan
mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada
masa nifas saat ini (Ambarwati, dkk. 2019).
a) Jenis persalinan :
b) Kala I :
c) Kala II :
d) Kala III :
e) Kala IV :
Data Bayi :
a) Lahir tanggal :……, jam :…………..
b) Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
c) Antropometri : BB :………… gr. PB :……….. cm
LK :………… cm
LD :………… cm
LP :…………. cm
LILA :………..cm
d) Kecacatan : Ada/tidak

103
e) IMD : ( ) Ya ( ) Tidak
f) Eliminasi
BAK : f : …x/hari, warna : …., konsistensi :………
BAB : f : ...x/hari,warna:…….,konsistensi :………
g) Nutrisi : ASI/PASI/Lainnya :……………...
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut (Priharjo, 2019).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak
odem, dan tidak tampak pucat (Tambunan, dkk,
2016)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva
tidak tampak pucat, dan sklera tidak tampak
kuning.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk, 2016)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tidak
tampak pembesaran tonsil (Tambunan dkk, 2016 &
Uliyah dkk, 2018).
Telinga: Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret
(Tambunan dkk, 2016 & Uliyah dkk, 2018).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring,
tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak
tampak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar

104
getah bening (Priharjo, 2019 & Tambunan dkk,
2016).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan, 2016).
Payudara: Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
tampak pengeluaran colostrum, areola tampak
hyperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak
tampak retraksi (Farrer, 2019).
Abdomen: Tampak linea nigra, dan tampak stiae alba, tidak
tampak luka bekas operasi dan tidak tampak asites
(Farer, 2019).
Genetalia: Tampak lochea rubra (1–3 hari), Lochea
sanguilenta (3–7 hari), Lochea serosa (7–14 hari)
dan Lochea alba (>14 hari).
Ekstremitas: Tampak simetris, tidak tampak oedem dan
tidak tampak varices (Ambarwati dkk, 2019)
b) Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema/massa (Priharjo, 2019),
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening (Priharjo, 2019).
Payudara: Tidak teraba benjolan/massa, konsistensi teraba
padat berisi (Ambarwati dkk, 2019)
Abdomen: Diastasis rektus abdominalis : 12 x 2 cm
Tinggi Fundus : (Varney, 2015)
Hari Ke Tinggi Fundus
Segera saat pasca partum 3 jari bawah pusat
Hari kelahiran dan hari pertama Sepusat
Hari ke-2 1 jari dibawah pusat
Hari ke-3 2 jari dibawah pusat

105
Hari ke-4 3 jari dibawah pusat
Hari ke-5 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-6 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-7 3 jari diatas sympisis
Hari ke-8 2 jari diatas sympisis
Hari ke-9 1 jari diatas sympisis
Hari ke-10 Sudah masuk ke panggul

Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini


(Farrer, 2019).
Ekstremitas : Tidak teraba oedema, Reflex Homan sign (-)
(Ambarwati dkk, 2019).
c) Auskultasi
Abdomen : 5-35 x/menit (Varney, 2015).
d) Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep
(+), Trisep (+) (Varney, 2015).
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
b) Pemeriksaan USG
c) Pemeriksaan Diagnostik lainnya
5) Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut yang menunjang riwayat kesehatan
sekarang dan terdapat pada catatan/status klien. Tindakan
tersebut dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit hingga
dilakukan pengkajian.
b. Interpretasi Data Dasar
Diagnosis : Papah…Jam postpartum atau Papah hari ke…post
partum (Jika masa nifas sudah lebih dari 24 jam) (Varney, 2015)
Masalah : Tidak ada

106
Kebutuhan : Tidak ada
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak Ada
d. Identifikasi Kebutuhan Tidakan Segera
Tidak Ada
e. Intervensi
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2015).
2) KIE mengenai nutrisi ibu nifas
Rasional : Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori.
Makanlah makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah-buahan
3) KIE tentang mobilisasi
Rasional : Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beristirahat,
lalu miring ke kanan dan ke kiri, duduk, jalan-jalan. Mobilisasi
mempunyai variasi tergantung pada adanya komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
4) KIE tentang personal hygine
Rasional : Personal hygine terutama pada daerah genetalia
mengurangi resiko infeksi yang terjadi pada ibu post partum.
5) KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas
Rasional : Hendaknya kencing secepatnya dapat dilakukan
sendiri. Kadang-kadang ibu nifas sulit kencing karena sphingter
uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh
iritasi sphingter ani selama persalinan. Juga oleh karena adanya
edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila ibu
nifas sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi. Buang air
besar harus ada 3-4 hari post partum. Bila belum dan terjadi
obstipasi apalagi BAB keras dapat diberikan terapi per oral atau
per rektal.

107
6) Lakukan perawatan payudara
Rasional : Perawatan mamae telah dimulai sejak hamil supaya
putting susu tidak keras dan kering sebagai persiapan menyusui
bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusui bayinya karena
baik untu kesehatan bayinya.
7) Ajarkan cara menyusui bayi
Rasional : Mencegah terjadinya lecet pada payudara.
8) Ajarkan cara perawatan tali pusat pada bayi
Rasional : perawatan bayi baik dari hygiene untuk mencegah
infeksi dan menjaga kondisi bayi tetap sehat, memberikan
kenyamanan pada bayi
9) KIE Asi ekslusif
Rasional : Asi ekslusif penting untuk daya tahan tubuh bayi
10) KIE mengenai imunisasi bayi
Rasional : Imunisasi pada bayi berguna untuk memberikan
antibodi tambahan pada bayi , agar bayi tidak mudah terkena
penyakit.
11) KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan
kesehatan
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas dan
neonatus untuk mencegah komplikasi pada ibu dan neonatus.
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk bentuk SOAP.

108
5. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PADA NEONATUS
a. Pengkajian
Data Subyektif
1) Identitas
2) Keluhan utama yang sering dijumpai pada neonatus diantaranya
sariawan/jamur pada mulut (Oral Trush), muntah, gumoh, ruam
popok, kuning atau ikterus (Ambarwati, 2019).
3) Riwayat Riwayat Kesehatan Sekarang
Depkes RI (2019) menyatakan bahwa pada awal
kehidupnnya, neonatus sangat rentan terkena penyakit
berbahaya, seperti penyakit saluran pernapasan akut, polio,
kerusakan hati, tetanus, campak dan masih banyak lagi penyakit
berbahaya lainnya yang dapat membahayakan kematian. Lalu
bayi harus mendapatkan lima dasar imunisasi lengkap, yaitu:
a) Hepatitis B, mencegah penularan hepatitis B dan kerusakan
hati. Pemberian imunisasi ini 1 kali dan diberikan pada usia
≤7 hari
b) BCG, mencegah terjadinya penyakit TBC. Pemberian
imunisasi 1 kali dan diberikan pada usia 1 bulan
c) Polio, mencegah penularan polio yang dapat menyebabkan
lumpuh layu pada tungkai dan lengan. Imunisasi ini
diberikan 1 kali setiap bulannya dengan interval 1 bulan.
Dari usia 1 bulan sampai 4 bulan
d) Pentabio, mencegah penularan difteri, pertusis, tetanus,
hepatitis B, dan Hib. Imunisasi ini diberikan 1 kali setiap
bulannya dengan interval 1 bulan. Dari usia 2 bulan sampai
4 bulan.
e) Campak, mencegah penularan penyakit campak yang dapat
mengakibatkan komplikasi radang par, radang otak, dan
kebutaan. Pemberian 2 kali pada usia 9 bulan dan 2 tahun
4) Pola Fungsional Kesehatan

109
Kebutuhan Dasar Keterangan
Pola Nutrisi Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila
pengisapan puting susu cukup adekuat maka
akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI.
Produksi ASI akan optimal setelah 10-14 usia
bayi. Bayi sehat akan mengkonsums 700-800 ml
ASI per hari (kisaran 600-1000 ml) untuk
tumbuh kembang bayi (JNPK-KR, 2017)
Pola Eliminasi Minggu pertama neonatus normal akan
berkemih hingga tiga puluh kali sehari (Kelly,
2020).
BAK: 24 jam pertama 15-60 ml dengan
frekuensi lebih dari 20 x
BAB: turun 5-13 % pada hari ke 4-5 diakibatkan
karena intake minimal dan metabolisme
meningkat
Pola Istirahat status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari
pertama.Bayisemi-koma saat tidur dalam;
meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat (REM); tidur sehari
rata-rata 20 jam (Doenges, 2016).
Personal Hygiene Neonatus perlu mandi setiap hari.Kepala dan
popok neonatus perlu di bersihkan/diganti setiap
kali area tersebut kotor dan perawatan tali pusat
yang sesuai dapat mencegah infeksi neonatorum
(Varney, 2015).
Pola Aktivitas Neonatus lebih banyak tidur (Doenges, 2016).

Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : composmentis

110
b) Tanda vital
Nadi : nadi apikal 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam,
meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah
kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm
(tidur) sampai 180 dpm (menangis)
Pernapasan : berkisar antara 40-60 kali/menit, suhu
berkisar antara 36,5oC-37,5oC (Sitiatava, 2017).
c) Antropometri
Berat badan (BB) saat lahir yaitu 2500-4000 gram,
BB saat ini yaitu 2500-4000 gram,
Panjang badan yaitu 48-52 cm,
Lingkar kepala :
(1) circumferentia subocciput bregmatika : 32 cm,
(2) circumferentia fronto occipitalis : 34 cm
(3) circumferentia mento occipitalis : 35 cm,
Lingkar dada : 30–38 cm yang pada umumnya tidak > 3 cm
dari ukuran lingkar kepala pada BBL namun
setelah anak berusia > 1 tahun lingkar dada
relatif lebih besar di banding lingkar kepala
Lingkar lengan atas (LILA) harus ≥ 11 cm karena neonatus
dengan LILA dibawah 11 cm dapat diindikasikan sebagai
Kekurangan Energi Kalori (KEK), Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) dan Kecil Masa Kehamilan (Sitiatava, 2017).
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe terdiri dari pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
a) Inspeksi
Kepala : bentuk kepala bulat, tidak terdapat caput
succedeneum, maupun cephal hematoma, kulit
kepala tampak bersih tidak tampak ada lesi, ubun-
ubun datar, kontruksi rambut tampak kuat, distribusi

111
rambut tampak merata, tekstur lembut, dan tampak
bersih.
Wajah : tidak tampak oedem, wajah tidak tampak pucat.
Mata : simetris, bersih, konjungtiva tidak tampak pucat,
sklera tidak tampak kuning, tidak tampak
perdarahan, tidak tampak oedema pada kelopak
mata, pupil kontriksi bila sinar mendekati, dilatasi
bila sinar menghilang (Wong, 2019)
Telinga: bersih dan tidak ada secret, terdapat lubang telinga,
daun telinga tampak normal, tidak tampak sianosis
pada daun telinga, pendengaran baik (menilai
adanya gangguan pendengaran dilakukan dengan
membunyikan bel atau suara apabila terjadi refleks
terkejut, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka
kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran
(Aziz, 2019)
Hidung : tampak lubang hidung, tidak terdapat pernapasan
cuping hidung, tidak tampak sekret.
Mulut : tidak tampak sianosis di sekitar mulut dan
membran mukosa lembab, bibir tampak simetris,
tidak tampak stomatitis, tidak tampak oral trush,
palatum mole dan durum tidak tampak kelainan,
tidak tampak Labioschizis dan Labiopalato Schizis,
belum terdapat gigi, suara tangisan kuat.
Leher : tidak tampak pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid, dan kelenjar getah bening.
Dada : tidak tampak retraksi dinding dada dan pergerakan
pernafasan tidak berlawanan, bentuk dada tidak
tampak barrel chest, funnel chest, pigeon chest,
khyposcoliosis, tampak kedua sisi dada simetris
(DepKes RI, 2017).

112
Abdomen: tidak tampak pembesaran abdomen, simetris,
tidak tampak asites, tali pusat telah putus.
Punggung: simetris, tidak tampak spina bifida.
Genetalia: genetalia perempuan yaitu labia mayora
menutupi labia minora, terdapat klitoris dan terletak
pada ujung anterior labia minora dan tertutup oleh
lipatan kecil kulit (prepusium), meatus uretra berada
didepan orifisium vagina, lubang uretra terpisah
dengan lubang vagina dan genetalia laki-laki
tampak testis turun pada skrotum, rugae nampak
dengan jelas, meatus urinarius berada ditengah dan
diujung glands, tidak tampak kelainan epispadius
dan hipospadius, penis lurus proposional pada
tubuh.
Anus : tampak lubang anus, tidak terdapat ruam popok.
Ekstremitas : tampak simetris, tidak tampak kelainan, sama
panjang, tidak terdapat luka, jari kaki dan tangan
tidak tampak polidaktili, sindaktili maupun
brakidaktili.
b) Palpasi
Kepala : hasil tidak terba benjolan atau kelainan
Wajah : tidak teraba oedem
Mata : palpebra tidak oedem
Hidung : tidak teraba pembesaran polip
Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening
Abdomen : teraba lembek, tidak teraba kelainan, turgor kulit
kembali ≤ 3 detik.
Genetalia :genetalia laki-laki didapatkan hasil tidak teraba
massa/benjolan, rugae pada skrotum teraba dengan
jelas dan genetalia perempuan didapatkan hasil

113
tidak teraba massa/benjolan, tidak teraba
pembesaran pada kelenjar bartholin.
Ekstremitas: hasil tidak teraba oedema, capillary refill time
kembali ≤ 3 detik.
c) Auskultasi
Dada : pemeriksaan paru didapatkan hasil bunyi nafas
bilateral, pemeriksaan jantung didapatkan hasil
terdengar reguler, murmur jantung sering ada
selama periode transisi (Doenges, 2016) dalam hal
ini evaluasi bunyi jantung terkait dengan (1)
Kualitas (harus jelas dan dapat dibedakan, tidak
tertutupi, tidak difus, atau jauh) (2) Intensitas (3)
Frekuensi (harus sama dengan denyut nadi radialis
(4) Irama (Wong, 2019) dimana bunyi jantung I
karena katup mitral dan trikuspidalis menutup pada
permulaan systole (kontraksi), bersamaan dengan
ictus kordis, denyutan karotis, terdengar jelas di
apeks), bunyi jantung II karena katup aorta dan
katup pulmonal menutup pada permulaan diastole
(relaksasi jantung), paling jelas di sela iga 2 tepi kiri
sternum terpecah pada inspirasi dan tunggal pada
ekspirasi) (Aziz, 2019).
Abdomen : didapatkan hasil frekuensi peristaltik usus 5-35
kali/menit.
d) Perkusi
Dada : suara sonor
Abdomen: terdengar hipertimpani.
3) Pemeriksaan neurologis/refleks
a) Refleks morro didapatkan hasil positif, terkejut saat ada
suara.

114
b) Refleks rooting didapatkan hasil positif, membuka mulut
jika ada yang menyentuh bibir (Wiknjosastro, 2018).
c) Refleks sucking didapatkan hasil positif, dapat menghisap
putting susu
d) Refleks swallowing dengan hasil positif, dapat menelan
(Wiknjosastro, 2018).
e) Refleks babinsky didapatkan hasil positif, jari kaki
menekuk ke bawah (Sitiava, 2017).
f) Refleks graft didapatkan hasil positif, kaki seakan-akan
berjalan ketika bayi diangkat.
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada neonatus di jam
pertama kelahiran (Doenges, 2016) antara lain: pemeriksaan pH
tali pusat didapatkan hasil tingkat pH 7,20 sampai 7,24
menunjukkan status praasidosis di mana tingkat rendah
menunjukkan asfiksia bermakna, hemoglobin/hematokrit
(Hb/Ht) berkisar antara 15-20 g untuk Hb dan 43%-61% untuk
Ht, tes Coombs langsung pada darah tali pusat yang menentukan
adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah
merah, menunjukkan kondisi hemolitik. Selanjutnya pada
neonatus usia 2 jam sampai 3 hari (Doenges, 2016) antara lain:
pemeriksaan jumlah sel darah putih didapatkan hasil
18.000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis),
pemeriksaan hemoglobin berkisar antara15-20 g/dl (kadar lebih
rendah berhubungan dengan anemia), pemeriksaan hematokrit
(Ht) berkisar antara 43%-61% (peningkat sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia; penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragi prenatal/perinatal), pemeriksaan Essai Inhibisi
Guthrie adalah tes untuk adanya metabolit fenilalanin,
menandakan fenilketonuria (PKU), pemeriksaan bilirubin total

115
didapatkan hasil 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1 sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari dan
pemeriksaan detroksik dimana tetes glukosa pertama selama 4-6
jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40 sampai 50 mg/dl,
meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada hari ketiga.
b. Interpretasi Data Dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : NCB SMK usia….. hari
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal
yang sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis.
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah
aktual yang telah diidentifikasi.Pada langkah ini juga dituntut untuk
merumuskan tindakan antisipasi agar diagnosis/masalah potensial
tersebut tidak terjadi. Diagnosis potensial dan masalah potensial bisa
saja tidak ada.
d. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat
yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan
ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau bersifat rujukan.
Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
e. Intervensi
Kunjungan Neonatus I (6 Jam-48 Jam)
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pendamping pasien
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Varney, 2015).
2) Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi

116
Rasional : Bayi lebih mudah mengalami perubahan suhu tubuh
karena pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan
sempurna. Cara untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
pada bayi yaitu tidak memandikan bayi baru lahir sebelum 6
jam, menempatkan bayi di lingkungan yang hangat, ganti popok
dan pakaian setiap kali basah, tidak memandikan atau
menyentuh bayi dengan tangan dingin (Mochtar, 2020).
3) Memberikan KIE tentang asi eksklusif
Rasional : Dengan menyusui bayi secara eksklusif dapat
memberikan banyak manfaat, seperti memberikan gizi terbaik
untuk bayi, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan IQ
anak, meninkatkan kasih sayang ibu dan anak dan menghemat
pengeluaran biaya untuk membeli susu formula (Varney, 2015).
4) Memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar
Rasional : Dengan posisi/ cara menyusui yang benar, bayi dapat
lebih mudah dan puas menghisap ASI selain itu pada ibu dapat
mencegah terjadinya lecet pada payudara (Mochtar, 2019).
5) Memberikan KIE tentang perawatan tali pusat
Rasional : Tali pusat dijaga agar bersih dan kering karena di
daerah ini dapat terjadi infeksi dengan menggunakan kassa steril
tanpa membubuhkan apapun (Prawirohardjo, 2020).
6) Mengajarkan ibu cara memandikan bayi
Rasional : Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara
membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram,
merendam diri dalam air berdasarkan urutan-urutan yang sesuai.
Air untuk mandi tidak boleh terlalu panas ataupun dingin,
periksa suhu air dengan siku atau bagian dalam pergelangan
tangan. Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu
kali sehari dipagi hari. Usahakan tidak memandikan bayi setelah
menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindarkan
bayi dari muntah, kedinginan atau kaget (Catharinr, 2020).

117
7) Berikan Inform consent
Rasional : digunakan sebagai persetujuan ibu untuk menjalani
pemeriksaan dan terapi (Varney, 2015).
8) Berikan imunisasi Hb 0 atau vaksin Hepatitis B
Rasional : Untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu-bayi (JNPK-KR, 2017).

Kunjungan Neonatus II (3 hari–7 hari)


1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pendamping pasien
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Varney, 2015).
2) Berikan KIE tentang pijat bayi
Rasional : Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran
merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk
mempertahankan rasa aman. Pijat pada bayi mempunyai banyak
manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi.
Pijat menghasilkan perubahan psikologi yang menguntungkan
berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh
dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Prasetyono, 2015).
3) Berikan KIE tentang tanda-tanda stress dingin.
Rasional : Hipotermia didefinisikan sebagai suhu inti dibawah
36oC (Rutter, 2009). Saat suhu tubuh berada dibawah tingkat ini
bayi beresiko mengalami stress dingin. Gejala awal hipotermia
apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin,
bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi mengalami
hipotermia sedang (suhu 32oC-36oC ) ( Fraser & Cooper, 2019).
4) Memberikan KIE tentang imunisasi
Rasional : Imunisasi diberikan bertujuan untuk memberikan
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan
kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan (Marimbi, 2015)

118
119
Kunjungan Neonatus III (8 hari – 28 hari)
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pendamping pasien.
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Varney, 2015).
2) Berikan KIE tentang personal hygiene pada bayi.
Rasional : Menjaga personal hygiene untuk memberikan rasa
nyaman dan mencegah infeksi (Varney, 2015).
3) Jelaskan kepada orang tua untuk menjaga keamanan bayi.
Rasional : Orang tua sebaiknya tidak meninggalkan bayi di
dalam ruangan sendirian dan ruangan yang datar tanpa
penghalang agar dapat menurunkan resiko cidera karena
regurgitasi yang tidak terdeteksi atau jatuh (Sitiava, 2017).
4) Berikan KIE tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.
Rasional : Orang tua dapat mengenali tanda bahaya yang terjadi
pada bayi seperti bayi lesu dan tidak mau menyusu, tali pusat
berbau busuk, mata kuning, warna kulit tampak kuning (Varney,
2015).
5) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan
Rasional : Menetapkan pemeriksaan yang penting untuk bayi
dan untuk mendeteksi komplikasi yang terjadi pada bayi
(Doenges, 2015)
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai
dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan.Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

120
6. ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PADA AKSEPTOR
KONTRASEPSI “ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT”
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Tempat :
a. Pengkajian
Data Subjektif
1) Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun) mempengaruhi bagaimana
mengambil keputusan dalam kesehatannya
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan : ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah
Pekerjaan : penggunaan alat kontrasepsi inflant akan sangat
menguntungkan bagi ibu yang bekerja karena
sangat efektif dan praktis, serta aman dari terjadi
kemungkinan hamil untuk jangka waktu yang relatif
lama .
Alamat :
2) Keluhan utama :
3) Riwayat Kesehatan Klien :
a) Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi : Kelainan bawaaan uterus
yang abnormal atau tumor jinak, kanker alat genital, ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm, menderita infeksi alat
genital, perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya tidak boleh menggunakan metode KB inflan.

121
Penyakit Paru-paru :
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
Penyakit Saraf :
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
Riwayat Kesehatan sekarang
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan sampai pengkajian saat ini (sebelum diberikan
asuhan)
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia, kanker payudara), menular (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS), menahun (jantung, asma)
5) Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan
amenore.
6) Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No
Abnor
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktasi Peny
malitas

1.

122
a) Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan sudah
memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi, atau setelah mengalami abortus boleh
menggunakan kontrasepsi akbk ( Paudel,2019)
b) Ibu postpartum atau ibu menyusui boleh menggunakan
kontrasepsi akbk (Jolly,2021).
7) Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat
kontrasepsi, lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan,
serta komplikasi yang terjadi selama pemakaian. Pemakaian
kontrasepsi sebelumnya dapat menjadi tolak ukur penggunaan
kontrasepsi selanjutnya.
8) Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan

Nutrisi

Eliminasi

Istirahat

Tingkat aktivitas seseorang dapat mempengaruhi


Aktivitas
pengambilan keputusan dalam kesehatannya

Personal Hygiene

Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi obat tertentu


(epilepsy dan tuberculosis) dapat mempengaruhi penetapan
Kebiasaan
pemilihan metode kontrasepsi (Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi : 2011)

Seksualitas

123
9) Riwayat Psikososiokultural Spiritual
Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan Tuhan pasti diberi rezeki untuk
itu tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak.

Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis
b) Tanda Vital
Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik > 90
mmHg atau sistolik > 160 mmHg tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi hormon metode kontrasepsi non hormonal
merupakan pilihan yang lebih baik (buku panduan praktis
pelayanan KB hal : MK-31)
Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek, Nadi > 100x/menit
merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian
dimana memungkinkan masalah yang mungkin terjadi
seperti serangan jantung atau bekuan darah di dalam paru.
Antropometri
Berat badan sekarang : Gemuk ataupun kurus boleh
menggunakan metode KB implan.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak
benjolan, distribusi rambut merata
Wajah : tidak tampak pucat, tampak simetris
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva
tidak tampak pucat, dan sklera tidak tampak kuning
Hidung : tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret,
tidak tampak benjolan

124
Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih,
tidak tampak stomatitis, lidah tampak bersih
Telinga: tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid,
getah bening, dan vena jugularis
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara: Penderita tumor jinak atau kanker payudara tidak
boleh menggunakan metode implan
Abdomen: Tidak tampak bekas luka operasi, tidak tampak
asites, tidak tampak linea ataupun striae
Genitalia: bersih,tidk ada keluaran cairan
Ekstermitas: simetris,tidak ada varises
b) Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
Wajah : tidak teraba oedema
Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
Hidung : tidak teraba benjolan
Telinga: tidak teraba benjolan
Leher : tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar
tiroid, dan kelenjar getah bening
Payudara: Simetris,tidak ada Teraba benjolan
Abdomen: tidak teraba massa/ benjolan
Genitalia: bersih tidak ada benjolan ,tidak ada cairan yag
keluar
Ekstermitas: tidak teraba adanya varises pada tungkai
c) Auskultasi
Nafas terdengar vesikuler
Tidak terdengar suara nafas tambahan
Bising usus 5-35 x/menit
d) Perkusi
(1) Refleks Ekstremitas atas

125
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
(2) Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium :
]HB
PP test
b. Interpretasi Data Dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : PAPAH Akseptor / Calon akseptor KB IMPLAN
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal
yang sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
yang menyertai diagnosis.
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual
yang telah diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk
merumuskan tindakan antisipasi agar diagnosis/masalah potensial
tersebut tidak terjadi.
d. Identifikasi Tindakan Kebutuhan Segera
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang
harus dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.
e. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu

126
2) Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek
samping KB yang digunakan/ingin digunakan klien (Jolly,
2021)
3) Beri KIE kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan (Tammerman, 2016)
4) Berikan pelayanan metode kontrasepsi sesuai kebutuhan klien
(Paudel, 2019)
5) Lakukan tindakan pasca pelayanan metode kontrasepsi (Prijatni,
2016)
6) Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan jadwalkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang (Prijatni, 2016).
f. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

127
BAB III
TINJAUAN KASUS

E. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis Trimester II


Tanggal Pengkajian : Selasa 1 Nopember 2022
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : UPT Puskesmas Petung
Oleh : Nurul yatimah
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn.H
Umur : 29 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Bugis
Pendidikan : SMA Pendidikan : Sma
Pekerjaan : I.R.T Pekerjaan : Karyawan
swasta
Alamat : Petung Rt 7 Kec.penajam Kab PPU

2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

3. Riwayat Kesehatan Klien

128
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi,
diabetes, hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC, dan penyakit lain yang
kronis yang dapat memperberat atau diperberat oleh kehamilan,
menular ataupun berpotensi menurun.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga ibu tidak ada yangsedang/memiliki riwayat
penyakit hepatitis, jantung, asma, tekanan darah tinggi, operasi, TBC,
ginjal dan penyakit lain yang menular, dan keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat keturunan kembar.orang tua laki laki memiliki
penyakit diabetis mellitus ,tidak ada memiliki penyakit
jantung,asma,tekanan darah tinggi,operasi dan TBC,ginjal dan
penyakit lainyang menular.

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 25-6 -22
TP : 2-4 23
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 13
tahun, siklus menstruasiteratur 28 hari, lama menstruasi 4-5 hari, ganti
pembalut sebanyak 3-4 kali sehari, warna darah merah encer kadang
disertai gumpalan dan tanpa ada keluhan.

6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Pnl Abnor Lakt
Suami Ank UK Peny Jns Tmpt Peny JK BB/PB H M Peny
g malitas asi
1. Tn. H 1 Aterm Tdk spon Bida BPM kepala P 3600/48 9 - Tdk 2 Tdk
ada tan n tah ada tahun ada
un
2 II Aterm Tdk spon Bida Bpm kepala P 3200/49 2
ada tn n thn
3. Hamil Ini

129
7. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Ibu mengatakan pada trimester I mengalami mual muntah,sampai
trimester II . .Ibu merasakan pergerakan janinnya pada usia kehamilan
sekitar 4 bulan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya dipelayanan
kesehatan seperti bidan praktik, puskesmas dan praktik dokter
kandungan.Ibu sudah mendapatkan pendidikan kesehatan.Ibu rutin
minum tablet penambah darah setiap hari. Status imunisasi ibu adalah
TT 5.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi inflan.
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah
300 kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang (cukup
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air).
Cairan : paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan
ekstra juga membantu melembutkan kulit, mengurangi
kemungkinan konstipasi, mengeluarkan racun dan produksi sisa
dari tubuh, mengurangi pembengkakan yang berlebihan dan
mengurangi resiko ISK (Murkoff, dkk., 2016).
Eliminasi Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Akan hilang pada trimester kedua kehamilan
(Mochtar, 2011).
Sedangkan BAB mengalami Konstipasi/obstipasi karena tonus
otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid (Mochtar,
2011).
Istirahat Otak dan sistem tubuh dapat bekerja dalam tingkat berbeda dalam
melakukan suatu aktivitas. Tubuh memerlukan istirahat yang
cukup, artinya tidak kurang dan lebih. Ketidakseimbangan
istirahat/tidur, misalnya kurang istirahat, dapat menyebabkan

130
tubuh mudah terserang penyakit. Tidur/istirahat pada malam hari
sangat baik dilakukan sekitar 7- 8 jam dan istirahat siang sekitar 2
jam (Varnney, 2017).

Aktivitas Aktifitas fisik dapat mempengaruhi sklus menstruasi tidak lancer (


Smulyanska da;am Agusari R, 2020), Aktifitas fisik lebih tinggi
dapat mengganggu siklus menstruasi .
Personal Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada
Hygiene organ reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2
kali sehari, tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan
berbahan non sintetik. Saat menstruasi normalnya ganti pembalut
maksimal 4 jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI,
2015). Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah
depan ke belakang dan tidak perlu sering menggunakan sabun
khusus pembersih vagina ataupun obat semprot pewangi vagina
(Fitriyah, 2014)..
Kebiasaan Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan
perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta,
infusiensi plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat
menyebabkan dampak buruk bagi janin antara lain SIDS
(sindroma kematian bayi mendadak), penyakit paru kronis, asma,
otitis media (Prawirohardjo, 2016
Seksual Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu
yang pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita
kehilangan gairah seksualnya ketika hamil (Wendy, 2005).
Sebaiknya hubungan seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16
minggu, karena pada saat itu plasenta sudah terbentuk.
Hubungan seksualitas saat akhir kehamilan dapat dilakukan
semampu ibu. Kandungan sperma (prostatglandin) dapat
merangsang kontraksi uterus, oleh karena itu disarankan untuk

131
menggunakan kondom (Manuaba, 2018).

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologi : Ibu mengaku merasa senang atas kehamilan ini.
b. Sosial : ini merupakan pernikahan pertama, usia pertama
saat menikah 20 tahun, lama menikah ± 6 tahun,
status pernikahan sah. Kehamilan ini adalah
direncanakan oleh ibu dan suami sehingga ibu,
suami, dan keluarga menerima kehamilan ini
dengan senang hati.
c. Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan
ibu.
d. Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan
kehamilan ibu.
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Bahagia / senang
Antropometri
Berat badan sebelum hamil :68 kg
Berat badan sekarang : 70 kg
Tinggibadan : 150 cm
LILA :31 cm
IMT :32.3
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,7oC

132
Pernafasan :20 kali/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata, kebersihan rambut baik,
tidak terdapat nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, terdapat
cloasma gravidarum, tidak teraba oedema.
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip dan peradangan
Telinga : simetris, tidak terlihat kotor atau serumen sedikit
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, lidah tremor, berwarna merah
muda, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak ada tanda peradangan.
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan, bunyi jantung I dan
II teratur yaitu lup dan dup.
Payudara : simetris, kedua payudara terlihat bersih, puting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areolla
mammae, tidak teraba benjolan abnormal pada

133
payudara, konsistensi payudara berisi dan tegang,
sudah ada pengeluaran ASI,tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe
Abdomen : terdapat striae alba dan terdapat linea nigra,
pembesaran pada uterus sesuai usia kehamilan..
TFU : 13 cm
Leopold I : bagian fundus ibu teraba bagian kurang bulat,
kurang melenting, dan agak lunak yaitu bokong
janin.
Leopold II : teraba bagian panjang, keras, seperti papan pada
abdomen ibu sebelah kiri yaitu punggung dan teraba
bagian kecil pada abdomen sebelah kanan ibu yaitu
ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada
segmen bagian bawah rahim yaitu kepala janin.
Bagian terendah tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV: Divergen, bagian terendah janin sudah masuk pintu
atas panggul.
DJJ : 152 kali/menit
TBJ : (17 - 11) x 155 =….gram
Genitalia : bersih, ada terlihat cairan berwarna putih,tidak
berbau an tidak gatal , dan tidak terdapat varises,
edema, kondiloma
Anus : tidak ada haemorroid
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT kembali <2detik, refleks
bisep (+), refleks trisep (+)
Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varices, CRT
kembali <2detik, refleks Babinski (-), reflek patella
(+)

134
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan :26 Desember 2022
No Jenis Pemeriksaan Batas Normal Hasil Pemeriksaan

1 Hemoglobin ≥ 11 gram / dl 11 ,5 gram / dl

2 Protein Urine Negatif Negatif

3 Golongan Darah A, B, AB, O O

4 HIV Negatif Negatif

5 HbSAg Negatif Negatif

6 Sifilis Negatif Negatif

7 Test rafid Negatif

A:
Diagnosis : GIIIP1I001Iusia kehamilan 18 minggu 3 hari
Janin tunggal, hidup, intrauterin
Masalah : mual mual
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Paraf

09.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dan Bidan dan


pemeriksaan fisik kepada klien bahwa keadaan klien saat ini mahasiswa
mengalamimual dan muntah (emesiss gravidarum) dalam
kehamilan.

135
; Klien mengerti mengenai hasil pemeriksaan dan kondisinya
saat ini.

09. 15 Memberikan edukasi mengenai Penyebab mual dan muntah Bidan dan
dalam kehamilan mahasiswa

;Klien mengerti dengan edukasi yang diberikan tentang


penyebeb mual dan muntah dalam kehamilan dan dapat
mengulangi penjelasan yang diberikan.

09.20 Memberikan edukasi tentang dampak mual dan muntah jika Bidan dan
berlebihan dan tidak diatasi mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

09.25 Memberikan dukungan dan support mental pada klien Bidan dan
mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

09.25 Menganjurkan klien untuk mengatur pola makan Bidan dan


mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

09.30 Menganjurkan klien untuk minum air jahe Bidan dan


hangat,aromaterapi lemon dan pepermint mahasiswa

; Klien bersedia mengikuti anjuran yang disampaikan

CATATAN IMPLEMENTASI
Jam Penatalaksanaan Paraf

09.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dan Bidan dan


pemeriksaan fisik kepada klien bahwa keadaan klien saat ini mahasiswa
mengalamimual dan muntah (emesiss gravidarum) dalam
kehamilan.

136
; Klien mengerti mengenai hasil pemeriksaan dan kondisinya
saat ini.

09. 40 Memberikan edukasi mengenai Penyebab mual dan muntah Bidan dan
dalam kehamilan mahasiswa

;Klien mengerti dengan edukasi yang diberikan tentang


penyebeb mual dan muntah dalam kehamilan dan dapat
mengulangi penjelasan yang diberikan.

09.45 Memberikan edukasi tentang dampak mual dan muntah jika Bidan dan
berlebihan dan tidak diatasi mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

09.50 Memberikan dukungan dan support mental pada klien Bidan dan
mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

09.55 Menganjurkan klien untuk mengatur pola makan Bidan dan


mahasiswa
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

10.00 Menganjurkan klien untuk minum air jahe Bidan dan


hangat,aromaterapi lemon dan pepermint mahasiswa

; Klien bersedia mengikuti anjuran yang disampaikan

137
CATATAN PERKEMBANGAN
(ANC Pertemuan Ke-2)

Tanggal Pengkajian : Seninn10 April 2023


Waktu : 16.00 WITA
Tempat : BPM Nurul
Oleh : Nurul yatimah

S.
1. Alasan Datang / Keluhan Utama :
Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini yaitu tangan terasa
kram

2. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Sebelum hamil Saat ini

Nutrisi Makan 3 kali/hari dengan porsi Makan 2-3 kali/hari dengan


makan nasi sepiring, sayur dan porsi makan nasi sepiring,
lauk pauk, air putih 5-6 lauk pauk dan lebih banyak
gelas/hari. Tidak ada keluhan sayur, air putih 7 - 8
dalam pemenuhan nutrisi. Nafsu gelas/hari. Tidak ada keluhan
makan baik. dalam pemenuhan nutrisi.

138
Nafsu makan baik.

BAK :4-5 kali/hari, berwarna BAK : 6-7 kali/hari, berwarna


kuning jernih, konsistensi cair, kuning jernih, konsistensi cair,
tidak ada keluhan. tidak ada keluhan.
Eliminasi
BAB : 1 kali/hari, berwarna BAB : 1 kali/hari, berwarna
coklat, konsistensi padat lunak, coklat, konsistensi padat
tidak ada keluhan. lunak, tidak ada keluhan.

Tidur siang :jarang Tidur siang : 1jam/hari


Tidur malam: 6-7 jam/hari Tidur malam: 6-7 jam/hari,
Istirahat
Tidak ada gangguan pola tidur sering bangun pada malam
untuk BAK

Kegiatan ibu sehari-hari Kegiatan ibu sehari-hari


dirumah adalah istirahat, dirumah adalah istirahat,
melakukan pekerjaan rumah melakukan pekerjaan rumah
Aktivitas
tangga dari memasak, mencuci, tangga yang ringan saja
hingga bersih, mengurus anak berjualan didepan rumah
dan berjual didepan rumah

Mandi 2 kali/hari Selama kehamilan ibu mandi


Personal Ganti baju 2-3 kali/hari 2 kali perhari. Ibu ganti baju
Hygiene Ganti celana dalam 2-3 kali/hari 2-3 kali/hari, dan mengganti
celana dalam 3 kali/hari.

Ibu tidak memiliki kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan


buruk seperti merokok, minum- buruk seperti merokok,
Kebiasaan minuman beralkohol dan minum-minuman beralkohol
memelihara hewan peliharaan. dan memelihara hewan
peliharaan.

Seksualitas 2-3kali/minggu Tidak ada

139
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keesadaran : Composmentis
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 122/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan :24 kali/menit
Antropometri
Berat badan sekarang : 75 kg
Lila : 31 cm
IMT : 33,3

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata, kebersihan rambut baik,
tidak terdapat nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum, tidak
teraba oedema.
Mata : konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip dan peradangan.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen berlebihan
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, lidah tremor, berwarna merah
muda, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak ada tanda peradangan.

140
Leher : terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan, bunyi jantung I dan
II teratur yaitu lup dan dup.
Payudara : simetris, kedua payudara terlihat bersih, puting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areolla
mammae, tidak teraba benjolan abnormal pada
payudara, konsistensi payudara berisi dan tegang,
sudah lihat pengeluaran ASI,tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : terdapat striaealbadan terdapat linea nigra,
pembesaran pada uterus sesuai usia kehamilan.
TFU : 36 cm
Leopold I : bagian fundus ibu teraba bagian kurang bulat,
kurang melenting, dan agak lunak yaitu bokong
janin.
Leopold II : teraba bagian panjang, keras, seperti papan pada
abdomen ibu sebelah kiri yaitu punggung dan teraba
bagian kecil pada abdomen sebelah kanan ibu yaitu
ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada
segmen bagian bawah rahim yaitu kepala janin.
Bagian terendah sudah masuk pintu bawah
panggul.tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV: divergen, bagian terendah janin sudah masuk pintu
atas panggul.
DJJ : 142 kali/menit

141
TBJ : (36-11) x 155 =3875 gram
Genitalia : bersih, tampak ada pengeluarancairan berwarna
putih tetapi tidak gatal dan tidak terdapat varises,
edema, kondiloma
Anus : tidak ada haemorroid
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT kembali <2detik, refleks
bisep (+), refleks trisep (+)
Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varices, CRT
kembali <2detik, refleks Babinski (-), refleks patella
(+)

4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

A:
Diagnosis : GIIIPII00II usia kehamilan 41 minggu 3 hari
Janin tunggal, hidup dan intrauterin
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

P:
Tanggal/Jam Paraf
No Pelaksanaan
Pelaksana

1 10 April 2023 Menjelaskan hasil pemeriksaaan kepada Mahasiswa


16.00 WITA ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik
; ibu mengerti saat dijelaskan tentang
kondisi dirinya dan bayi yang

142
dikandungnya.

2 16,30 WITA Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan Mahasiswa


ibu yaitu mules-mules, keluar lendir
darah, dan perutnya kencang-kencang
merupakan tanda-tanda persalinan

; Ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan
3 17,00 WITA Memberikan KIE kepada ibu tentang Mahasiswa
persiapan persalinan mulai dari
mempersiapkan baju bayi, baju ganti
ibu, dan sebagainya
; Ibu mengerti dan sudah
mempersiapkannya

4 17.30 WITA Menganjurkan ibu agar tetap makan dan Mahasiswa


minum untuk menyiapkan tenaga
selama proses persalinan.
; Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya

B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Fisiologis


Tanggal Pengkajian : Selasa, 11April 2023
Waktu : 01,00 WITA
Tempat : Bpm Nurul
Oleh : Nurul yatimah

Pengkajian Kala I Persalinan


S :
1. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama

143
Ibu datang dengan keluhan perut mules-mules,terasa semakin
kencangsejak pukul 12.00 WITA tanggal 11 April 2023 dan keluar lendir
(-)
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu merasa mules sejak tanggal 10 April 2023 sekitar jam 12.00 WITA
sudah keluar lender darah tanggal 11 April 2023 jam 01.00 wita ,
kemudian ibu dan suami memutuskan untuk memeriksakan kehamilannya,
didapatkan hasil ada pembukaan 5-6 cm. Ibu merasakan kencang-kencang
dan kontraksi berlangsung 1 kali dalam 10 menit. Pergerakan janin
semakin aktif.Ibu sudah makan dan minum terakhir tadi pagi.Ibu sering
BAK tanpa keluhan.Selanjutnya, ibu dilakukan pemeriksaan umum dan
pemeriksaan dalam dengan hasil ada keluar lendir darah, pembukaan5-6
cm, dan ketuban masih utuh kepala hodge 1.

3. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Dirumah Di BPM
Ibu terakhir makan pada Sejak berada di BPM ibu
pagi hari dengan porsi nasi belum makan, minum air
Nutrisi sepiring, ayam dan sayur. putih ¼ gelas dan minum air
minum air putih ± 4- teh. Tidak ada keluhan
5gelas. dalam pemenuhan nutrisi.
BAK :5 – 6 kali, berwarna BAK : 2 kali, warna kuning
kuning jernih, konsistensi jernih, konsistensi cair
cair, tidak ada keluhan. BAB : selama berada
Eliminasi
BAB :1 kali berwarna diBPM ibu belum ada BAB
kecoklatan, konsistensi
lunak.
Tidur siang : 1/2 jam/hari Ibu tidak bisa beristirahat
Istirahat Tidur malam: 5-6 jam dikarenakan menahan sakit
karena perut ibu sakit kontraksi yang dirasakannya

144
Kegiatan ibu dirumah Ibu hanya berbaring miring
adalah istirahat dan ke kiri jika sakit yang ibu
memasak untuk suami dan rasakan tidak tertahankan.
Aktivitas
anak ibu. Dan saat pagi
hari ibu masih bisa untuk
jalan pagi.
Mandi 1 kali Ibu sudah mandi pagi dan
Personal
Ganti baju 1 kali tidak menggunakan pakaian
Hygiene
Ganti celana dalam 2 kali dalam
Ibu tidak ada meminum Ibu tetap berdoa selama
Kebiasaan
jamu – jamuan. berada di BPM
Tidak ada melakukan Ibu tidak melakukan
Seksualitas
hubungan seksual hubungan seksual

4. Riwayat PsikososialKultural Spiritual


a. Psikologis : Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir
terhadap keadaannya saat ini akibat nyeri kontraksi
yang semakin lama semakin sering dan semakin
sakit.
b. Sosial : selama persalinan ibu ditemani oleh suaminya
c. Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus
yang dapat membahayakan proses persalinan ibu.
d. Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat membahayakan proses persalinan
ibu.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi wajah : Cemas
Tanda – Tanda Vital

145
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : terdapat striae alba dan terdapat linea nigra,
pembesaran pada uterus sesuai usia kehamilan, tidak
terdapat luka bekas operasi. TFU :36 cm
Leopold I : teraba bagian kurang bulat, kurang melenting, dan agak
lunak yaitu bokong pada TFU ibu.
Leopold II : teraba bagian panjang, keras, seperti papan pada
abdomen ibu sebelah kanan yaitu punggung dan teraba
bagian kecil pada abdomen sebelah kiri ibu yaitu
ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada segmen
bagian bawah rahim yaitu kepala bayi. Bagian terendah
sudah tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV: Divergen, sebagian besar bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul.
TBJ : (36- 11) x 155 = 3875gram
DJJ : 152 kali/menit
HIS : 3x dalam 10 menit durasi 15-20 detik
Genitalia :ada pengeluaran lendir, tidak ada varices, tidak ada
oedema, tidak ada condilomalata/acuminate, tidak terdapat
hemoroid pada anus

3. Pemeriksaan Khusus
Tanggal : 11 April 2023
Jam : 01.00 WITA
Hasil VT :
Tampak pengeluaran lendir, tidak ada oedema, portio tipis

146
lunak,pembukaan 5−6 cm, ketuban utuh, presentasi kepala dengan UUK
kanan depan,tidak teraba bagian terkecil janin, penurunan kepala di
HodgeII.

A:
Diagnosis :GIIIP1I 001I, hamil 41 minggu 3 hari, inpartu kala I
fase aktif, Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
No Jam Pelaksanaan TTD
1. 01.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan secara umum
bahwa dalam keadaan baik. Mahasiswa
; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. 01.33 Menganjurkan ibu agar tetap makan dan minum
untuk menyiapkan tenaga selama proses
Mahasiswa
persalinan.
; ibu mengerti dan telah minum teh
3. 01.35 Mengajarkan ibu napas dalam saat kontraksi
datang dan membantu ibu untuk miring kiri :
Miring kiri dianjurkan untuk mendapatkan aliran
darah dan nutrisi yang maksimal dari plasenta,
karena adanya pembuluh darah balik besar(vena
Mahasiswa
cava inferior), pembuluh darah yang bertanggung
jawab mengembalikan darah dari tubuh bagian
bawah ke jantung.
; ibu mengerti dan bersedia berbaring posisi miring
kekiri.

147
4. 01.40 Menganjurkan ibu mengosongkan kandung
kemihnya. Mahasiswa
; ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan
5. 02.00 Melakukan observasi DJJ, HIS setiap 30 menit dan
pemeriksaan dalam setiap 4 jam Mahasiswa
; terlampir di partograf
6. 02.15 Menyiapkan partus set, APD dan kelengkapan
lainnya
Mahasiswa
; partus set, heating set, APD dan larutan klorin
telah disiapkan
7. 02.20 Menyiapkan asuhan bayi baru lahir atau resusitasi
; tempat dan alat resusitasi serta kain telah Mahasiswa
disiapkan
8. 02.25 Menganjurkan ibu untuk jongkok dan
berjalansambil didampingi Mahasiswa
; ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan
9 02.28 Memberikan support mental dan dukungan
psikologis pada ibu untuk menghadapi proses
persalinan Mahasiswa
; ibu merasa senang dengan semangat yang
diberikan
10 02.30 Observasi DJJ, HIS, dan Nadi setiap 30 menit
Mahasiswa
; terlampir di partograf
11 03.40 Observasi DJJ, HIS dan nadi serta melakukan Bidan dan
pemeriksaan dalam. Mahasiswa
; DJJ : 151x/menit, HIS : 5x10’40-45’’, N
:81x/menit
TD : 110/80mmHg.
Hasil VT: ada pengeluaran lendir darah, tidak
teraba oedema, portio tidak teraba, pembukaan ∅

148
10 cm, ketuban pecah dan jernih, presentasi
kepala, denominator UUK, hodge IV
12 03.42 Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap dan ibu siap untuk dipimpin meneran
; ibu mengerti dan mengikuti instruksi penolong Mahasiswa
dan dapat melakukan teknik meneran dengan
benar sesuai yang telah diajarkan

Kala II
S:
Ibu mengatakan ingin meneran dan mules seperti ingin BAB.

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.

2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : kandung kemih kosong, DJJ terdengar jelas, teratur,
frekuensi 151x/menit, kontraksi uterusfrekuensi :5 x10’
dengan durasi : 40 – 45detik intensitas kuat.
Genetalia : meningkatnya pengeluaran lendir darah, adanya
tekanan pada anus,perineum menonjol, vulva dan
spingter ani membuka

3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 11 April 2023
Jam :03.40 WITA
Hasil VT: ada pengeluaran lendir darah, tidak teraba oedema, portio
tidak teraba, pembukaan ∅ 10 cm, effacement 100%, ketuban pecah
dan kehijauan , presentasi kepala, denominator UUK, hodge IV

149
A:
Diagnosis :GIIIP1I 0 0 I1 usia kehamilan 41 minggu 3 hari kala II
persalinan normal.
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera :Tidak ada

P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 11April 2023 Memakai APD dan mencuci tangan Bidan dan
03.40 ; APD telah digunakan. Mahasiswa
2. 03.41 Meminta keluarga membantu menyiapkan
posisi meneran saat kontraksi kuat atau ibu
ingin meneran. Membimbing meneran,
memberi semangat, memperbaiki cara
meneran, mengambil posisi yang nyaman, Bidan dan
menganjurkan istirahat dan minum diantara Mahasiswa
kontraksi.
; ibu meneran dengan benar dalam posisi
yang nyaman, ibu istirahat diantara
kontraksi dan keluarga memberi dukungan
3. 03.42 Mempersiapkan persalinan
; telah diletakkan handuk diperut ibu, kain
Bidan dan
bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong
Mahasiswa
ibu, membuka partus set dan memakai
handscoon steril
4. 04.00 Menahan perineum ibu dengan 1 tangan dan Bidan dan
dilapisi kain, ketika kepala bayi membuka Mahasiswa

150
vulva 5-6 cm dan tangan lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan
posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala, menganjurkan ibu meneran efektif
; tangan kanan melindungi perineum dan
kepala telah lahir
5. 04.03 Memastikan ada tidaknya kehamilan ganda Bidan dan
; kehamilan tunggal Mahasiswa

Bayi baru lahir 0 jam


S:
O : penilaian selintas : menangis kuat dan otot bergerak aktif
A:
Diagnosis : NCB 0 jam
Masaalh :
Diagnosis potensial : Hipotermi
Masalah potensial:

P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 11April 2023 Menjepit tali dan memotong serta mengikat: Bidan dan
03.. Mahasiswa
Melakukan IMD: imd dilakukan selama 1
jam, kondisi bayi berhasil IMD

Kala III Persalinan


S:
Ibu mengatakan perutnya terasa mules

151
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi baik dan kandung
kemih kosong
Genitalia : tali pusat terlihat memanjang dan ada semburan
darah secara tiba – tiba
A:
Diagnosis : GIIIP2002 Kala III Persalinan Normal
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 04.03 Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan
oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik
Mahasiswa
kemudian menyuntikkan oksitosin 1 ampul 10
unit secara IM pada sepertiga bagian paha luar.
; Ibu bersedia dan telah disuntik oksitosin.
2. 04.05 Memindahkan klem tali pusat dengan jarak 5 cm
dari vulva dan meletakkan satu tangan diatas
diperut bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi Mahasiswa
dan satu tangan lain melakukkan PTT.
; klem telah dipindahkan, uterus berkontraksi
baik dan telah dilakukan PTT
3. 04.10 Memegang tali pusat sambal tanganlain Mahasiswa

152
mendorong uterus kea rah atas (dorso-kranial)
hingga plasenta muncul di introitus vagina.
; Plasenta telah dilahirkan.

4. 04.11 Melakukan massage uterus segera selama 15


detik setelah plasenta lahir. Mahasiswa
; massase uterus telah dilakukan dan uterus tidak
berkontraksi dengan baik, uterus, teraba lembek

Memeriksa laserari

5. 04.12 Memeriksa kelengkapan plasenta.


; Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh , Mahasiswa
kotiledon ± 20 buah ,terdapat 2 arteri 1 vena,
insersi tali pusat sentralis.

Kala IV Persalinan
S:
Ibu mengatakan masih merasa mules dan nyeri pada jalan lahir.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis

Tanda – Tanda Vital :


Tekanan darah :100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC.
2. Pemeriksaan Fisik

153
Payudara : puting susu menonjol, tampak ada pengeluaran
colustrum , dan konsistensi payudara ibu agak keras.
Abdomen : mengecil, uterus tidak teraba , kontraksi uterus
lembek , TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia : Tampak perdarahan ±150- 200 cc, tidak ada laserasi
A:
Diagnosis : P3003 kala IV Persalinan Normal
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
Memeriksa laserasi
1. 04.13 Melakukan masase uterus dan mengajari
keluarga untuk melakukan massage kalau tidak Bidan
teraba keras pada perut.

2 04.15 Melakukan observasi tanda tanda vital,t/d


nadi,RR

3 04.30 Mengobservasi kontraksi uterus, dan tanda tanda


vital
; uterus berkontraksi dengan baik

4 04.32 Mengajarkan ibu cara menilai kontraksi dan cara


melakukan massase uterus.
Mahasiswa
; ibu mengerti dan dapat menilai kontraksi serta
dapat melakukan massase dengan benar

9 04,32 Menilai jumlah perdarahan yang keluar. Mahasiswa

154
;jumlah darah yang keluar ± 100 cc.

10 04.36 Mendekontaminasi semua alat persalinan


dilarutan klorin dan mencuci alat.
; alat telah direndam dilarutan klorin selama 15
Mahasiswa
menit lalu dicuci dengan sikat menggunakan
sabun dan dibilas dengan air yang mengalir
kemudian dikeringkan
11 04.37 Membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu
Mahasiswa
; ibu telah diseka dan diganti pakaiannya

12 04.38 Mendekontaminasi tempat persalinan dengan air


klorin dan DTT, membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai,
Mahasiswa
kemudian melepas skort dan mencuci tangan.
; tempat persalinan telah dibersihkan, dan bahan-
bahan telah dibuang dan telah membersihkan diri
13 04.39 Mengobservasi kala IV setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua. Mahasiswa
; terlampir di partograf
14 04.42 Melengkapi partograf
Mahasiswa
; partograf telah dilengkapi
15 04.45 Memberikan KIE tentang : Mahasiswa
- Mobilisasi, dengan menganjurkan ibu
menggerakkan tubuh secara bertahap
- Nutrisi, dengan menganjurkan ibu
mengkonsumsi makanan yang kaya akan
protein untuk mempercepat proses
penyembuhan luka jalan lahir pada ibu serta
menganjurkan ibu memberikan ASI saja pada
bayi
- Mengajarkan cara menyusui yang benar

155
kepada ibu
; ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
yang diberikan

C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis 1 jam


Tanggal Pengkajian : 11 April 2023
Waktu : 04.02 WITA
Tempat : PMB Nurul
Oleh : Nurul yatimah
S :
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. R
Umur/Tanggal Lahir : 1 jam / 11 April 2023
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Riwayat Antenatal Care


Ibu mengatakan pada trimester I tidak mengalami mual
muntah,kemudian pada trimester II tidak ada keluhan dan pada
trimester III ini ibu mengeluh tangan kram dan sering buang air
kecil.Ibu merasakan pergerakan janinnya pada usia kehamilan sekitar 4
bulan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya sebanyak 13 kali
dipelayanan kesehatan seperti bidan praktik, puskesmas dan praktik
dokter kandungan.Ibu sudah mendapatkan pendidikan kesehatan.Ibu
rutin minum tablet penambah darah setiap hari. Status imunisasi ibu
adalah TT 5.
a. Riwayat Intranatal Care
1) Jenis Persalinan : Spontan
2) Lama Persalinan
a) Kala I : 11 jam
b) Kala II : 3 menit

156
c) Kala III : 5 menit
d) Kala IV : 2 jam
3) Komplikasi saat persalinan : tidak ada
4) Kondisi Ketuban : jernih
5)
3. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Bayi langsung melakukan IMD

Eliminasi BAB :1x berwarna hijau kehitaman dengan konsistensi


lunak.
BAK : bayi ada BAK 1x

Istirahat Bayi lebih sering tertidur

Personal Bayi belum dimandikan


Hygiene

 :
1. Keadaan Bayi Saat Lahir
Bayi lahir tanggal 11 April 2023 pukul 04.02 WITA, jenis
kelamin Perempuan, ketuban jernih , keadaan tali pusat baik dan tidak
ada perdarahan,bayi tidak sianosis, tonus otot bergerak aktif, dan bayi
menangis kuat. Dilakukan langkah awal yakni menjaga kehangatan
bayi, mengatur posisi bayi untuk dilakukan penilaian dan melakukan
IMD diatas dada ibu.

2. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda vital :

157
Nadi : 150 kali/menit
Suhu : 37oC
Pernafasan : 45 kali/menit
Antropometri
Berat badan : 4100 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala :
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 34 cm
- Circum ferensia Oksipito frontalis : 34 cm
- Circum ferensia Mento Oksipitasilis : 28 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar perut : 28 cm
LILA : 12cm

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk kepala bulat, tidak terdapat caput
succadaneum, tidak terdapat cephal hematoma, dan
kelainan konginetal lainnya pada kepala bayi.
Wajah : kulit kemerahan, tidak ada oedema
Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda, tidak ada oedema palpebra, tidak ada kotoran
atau perdarahan
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran cairan dari lubang hidung
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga, tidak terdapat
pengeluaran cairan dari lubang telinga, daun telinga
tidak kaku
Mulut : simetris, bayi menangis kuat, tidak sianosis, tidak
terdapat kelainan konginetal pada mulut seperti
labioskizis dan labiopalatoskizis
Leher : pergerakan leher aktif

158
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, BJ I dan BJ II terdengar teratur
yaitu lup dan dup,terdengar 150x/menit, suara nafas
teratur, tidak terdengar suara nafas tambahan seperti
bronchi, wheezing, ronchi.
Abdomen : simetris, tidak teraba massa atau benjolan abnormal,
pada tali pusat terdapat 2 arteri dan 1 vena,tali pusat
berwarna putih segar, suara perut hipertimpani.
Punggung : simetris, tidak terdapat kelainan konginetal pada
punggung seperti spina bifida, terdapat lanugo dan
verniks
Genetalia : tampak labia mayor dan minor
Anus : terdapat lubang anus
Lanugo : terdapat lanugo pada bahu bayi
Verniks : terdapat verniks caseosa pada ketiak dan lipatan
pangkal paha bayi.
Ekstremitas : jari tangan dan jari kaki bayi lengkap, tidak terdapat
kelainan seperti polidaktili, garis telapak tangan dan
kaki jelas, pergerakan ekstremitas aktif.

4. Pemeriksaan Neurologis
a. Babinski : Positif. Ketika telapak kaki digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah
b. Swallowing : Positif. Bayi dapat menelan ASI ketika menyusu.
c. Sucking : Positif. Bayi dapat menghisap dengan baik pada
saat menyusu.
d. Morro : Positif, Bayi tampak terkejut ketika dikejutkan
dengan suara
e. Rooting : Positif. Bayi tampak menoleh kearah sentuhan
ketika pipi bayi disentuh

159
f. Grasping : Positif. Ketika telapak tangan bayi disentuh, jari-
jari bayi menggenggam dengan kuat.

5. Data Rekam Medis


a. Riwayat Intranatal Care
1) Waktu kelahiran :04.02WITA
Tanggal : 11 April 2023
2) Jenis kelamin : perempuan
3) Apgar Score : 9/10
4) Jenis Persalinan : Spontan
5) Lama Persalinan
a) Kala I : 11 jam
b) Kala II : 3 menit
c) Kala III : 15 menit
d) Kala IV : 2 jam
6) Komplikasi saat persalinan : tidak ada
7) Kondisi Ketuban : jernih
b. Terapi yang telah diberikan
1) Vit K 1 mg (0,5 cc)
2) Salep mata chloramphenicol
3) Vaksin Hb0

A :
Diagnosis : NCB SMK usia 1 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera :Tidak ada

160
P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1 04.00 Memeriksa kemungkinan lilitan tali pusat. Bidan dan
; tidak ada lilitan tali pusat Mahasiswa
2 04.01 Menunggu putaran paksi luar, memegang
kepala bayi secara biparietal,anjuran meneran
saat kontraksi kemudian dengan gerakan
lembut dan hati-hati menggerakkan kepala bayi
Bidan dan
curam ke bawah untuk melahirkan bahu
Mahasiswa
anterior dan curam ke atas untuk melahirkan
bahu posterior
; putaran paksi luar terjadi spontan dan kedua
bahu telah lahir
3 04.02 Menggeser tangan ke bawah untuk menopang
kepala dan bahu untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku atas untuk
melahirkan badan dan tungkai kemudian
Bidan dan
melanjutkan penelusuran ke punggung,
Mahasiswa
bokong, tungkai dan kaki hingga seluruh badan
lahir
; badan,tungkai hingga seluruh badan telah
lahir
4. 04.03 Melakukan penilaian sepintas pada bayi.
; bayi telah lahir dengan cukup bulan, menangis Bidan dan
kuat, tonus otot bergerak dengan jenik kelamin Mahasiswa
laki-laki
5 04.04 Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak
tangan, mengganti handuk basah dengan
Bidan dan
handuk kering.
Mahasiswa
; tubuh bayi telah dikeringkan dan handuk telah
diganti

161
6 04.05 Menjepit tali pusat dan memotong tali pusat
diantara 2 klem kemudian mengikat tali pusat
Mahasiswa
bayi
; Tali pusat telah terpotong dan diikat dengan
benang steril
7 04 .10 Melakukan IMD dan menyelimuti bayi
; Bayi berada diatas perut ibu dalam posisi Mahasiswa
tengkurap. Bayi diselimuti dan bayi dipakaikan
topi.
8 05.10 Membersihkan bayi dan menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada orangtua bayi
Mahasiswa
; Badan bayi telah dibersihkan dan orangtua
telah mengetahui keadaan bayinya
8 05.11 Memberikan Vit K dengan dosis 1 mg atau 0,5
cc secara IM pada paha kiri bayi.
; Vit K telah diberikan pada 1/3 paha kiri bayi Mahasiswa
bagian luar secara IM dan tidak tampak
perdarahan
10. 05.12 Memberikan vaksin Hb0 secara IM pada paha
kanan bayi.
; vaksin Hb0 telah diberikan pada 1/3 paha Mahasiswa
kanan bayi bagian luar secara IM dan tidak
tampak perdarahan
11 05.16 Memberikan salep mata chloramphenicolpada
kedua mata bayi.
; Salep mata telah diberikan untuk masing- Mahasiswa
masing mata dan tidak tampak kemerahan pada
kedua mata bayi
12 05.20 Melakukan perawatan tali pusat
Mahasiswa
; tali pusat telah diikat kuat dan tali pusat
dibalut dengan kassa steril.

162
13 05.25 Memakaikan baju, topi dan bedong bayi.
; Bayi telah mengenakan baju, topi, sarung Mahasiswa
tangan dan kaki serta telah dibedong.
14. 05.30 Menyusukan bayi pada ibunya dan
mengajarkan cara menyusui yang benar serta
memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya. Mahasiswa
; Ibu telah menyusui bayinya dan dapat
menyusui bayinya dengan benar sehingga bayi
merasa nyaman dan tertidur

163
D. Asuhan Neonatus (Kunjungan Neonatus Ke-1) hari ke ………………….

Tanggal Pengkajian : Rabu ,12 April 2023


Waktu : 16.00 WITA
Tempat : PMB Nurul Yatimah
Oleh : Nurul yatimah

S :
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. R
Umur/Tanggal Lahir : 12 jam / 12 April 2023
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan

Nutrisi Bayi sudah mendapatkan nutrisi ASI oleh ibunya setiap 2


jam

Eliminasi BAB : 1 kali, berwarna kehijauan , konsitensi lunak


BAK : 4 kali dengan warna jernih

Istirahat Bayi sering tidur± 17 jam dan bangun saat haus atau jika
popoknya basah

Personal Bayi dimandikan 1 x / hari, ganti baju 1 x atau setiap kali


Hygiene basah dan rutin diganti popoknya setiap kali BAK atau
BAB

 :

164
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 135 kali/menit
Suhu : 37,1oC
Pernafasan : 51 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 4100 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala:
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 34 cm
- Circum ferensia Oksipito frontalis : 34 cm
- Circum ferensia Mento Oksipitasilis : 28 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar perut : 28 cm
LILA : 12 cm.

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, dan benjolan
abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak teraba oedema
Mata : Simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan,
sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat kelainan konginetal pada mulut
Leher : Pergerakan leher baik

165
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, BJ I dan BJ II terdengar teratur yaitu
lup dan dup,terdengar 135x/menit, suara nafas teratur,
tidak terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi.
Abdomen : tali pusat basah dan berwarna putih segar, tidak ada
perdarahan tali pusat, terdapat 2 arteri dan 1 vena,
pernapasan terdengar 35 x/menit, bissing usus 5
x/menit, tidak teraba massa atau benjolan abnormal,
tidak kembung.
Genetalia : tampak labia minor dan mayor
Anus : terdapat lubang anus
Lanugo : terdapat lanugo pada bahu bayi
Verniks : terdapat verniks caseosa pada ketiak dan lipatan
pangkal paha bayi.
Ekstremitas : Pergerakan ekstremitas aktif, ketika telapak tangan
bayi disentuh, jari-jari bayi menggenggam dengan
kuat.

3. Pemeriksaan Neurologis
Tidak dilakukan

A :

Diagnosis : NCB, SMK usia 12 jam


Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

166
P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 12 April Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2023 bahwa bayi dalam keadaan normal dan
16.00 menjelaskan tanda-tanda vital bayi yang Mahasiswa
normal kepada ibu
;ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
2. 16.10 Menjaga kehangatan bayi
Mahasiswa
; bayi dibedong dengan menggunakan lampin
dan bayi dipakaikan topi
3. 16.20 Memberikan KIE tentang perawatan sehari-hari
seperti perawatan tali pusatdan tetap menjaga
personalhygiene pada bayi, mengganti popok Mahasiswa
saat basah dan lembab
; Ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan
pada bayinya
4. 16.30 Menjelaskan kepada ibu agar tetap menyusui
bayinya yaitu setiap 2-3 jam sekali dengan
hanya memberikan ASI saja pada bayi Mahasiswa
sekaligus untuk merangsang ASI keluar.
; ibu mengerti dan bersedia untuk menyusui
bayinya
5. 16.35 Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
Mahasiswa
; ibu mengerti tentang cara menyusui yang
benar dan ibu mencoba melakukannya
6. 16.40 Menjadwalkan untuk kunjungan ulang pada
tanggal 16 januari 2021 Mahasiswa
; ibu mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan sesuai jadwal yang ditentukan

167
CATATAN PERKEMBANGAN
E. Asuhan neonates (Kunjungan Neonatus Ke-2) Hari
ke………………………..

Tanggal Pengkajian : Kamis ,14 April 2023


Waktu : 07.00 WITA
Tempat : Nurul
Oleh : Nurul yatimah

S :
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. R
Umur/Tanggal Lahir : 3 hari / 14 April 2023
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan

Nutrisi Bayi hanya diberikan ASI setiap 2-3 jam sehari

Eliminasi BAB : 4-5 kali, berwarna kekuningan, konsitensi lunak


BAK : 5-6 kali dengan warna jernih

Istirahat Bayi sering tidur ± 16jam dan bangun saat haus atau jika
popoknya basah

Personal Bayi dimandikan 2 x / hari, ganti baju setelah mandi atau


Hygiene setiap kali basah dan rutin diganti popoknya setiap kali
BAK atau BAB

O :

168
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 125 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 42 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 4100 gram
Panjang badan : 50 cm
LILA : 12cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, dan benjolan
abnormal, voramen opale belum menutup (UUB),
datar.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak teraba oedema
Mata : Simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan,
sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, bayi tampak menoleh
kearah sentuhan ketika pipi bayi disentuh
Leher : Pergerakan leher baik
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, BJ I dan BJ II terdengar teratur yaitu
lup dan dup,terdengar 125x/menit, suara nafas teratur,
tidak terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi.

169
Abdomen : tali pusat belum lepas, pernapasan terdengar
42x/menit, bissing usus 3x/menit, tidak teraba massa
atau benjolan abnormal, tidak kembung.
Genetalia : tampak labia minor dan mayor
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : Pergerakan ekstremitas aktif, ketika telapak tangan
bayi disentuh, jari-jari bayi menggenggam dengan
kuat.

3. Pemeriksaan Neurologis
Tidak dilakukan

A :

Diagnosis : NCB, SMK usia 3 hari


Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 14 April Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2023 bahwa bayi dalam keadaan normal dan
07.00 menjelaskan tanda-tanda vital bayi yang Mahasiswa
normal kepada ibu
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
2. 07.05 Menjaga kehangatan bayi
Mahasiswa
; bayi dibedong dengan menggunakan lampin
dan bayi dipakaikan topi

170
3. 07.10 Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif yaitu
ibu memberikan ASI saja kepada bayinya
selama 6 bulan Mahasiswa
; ibu mengerti dan bersedia untuk
memberikan ASI saja selama 6 bulan kepada
bayinya
4. 07.15 Menjadwalkan kunjungan ulang pada hari ke
8-28 pasca lahir Mahasiswa
; ibu mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan sesuai jadwal yang ditentukan

171
CATATAN PERKEMBANGAN
F. Asuhan Neonatus (Kunjungan Neonatus Ke-3) hari ke ……………

Tanggal Pengkajian : Selasa , 18 April 2023


Waktu : 16.00 WITA
Tempat : PMB Nurul
Oleh : nurul yatimah

S :
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. R
Umur/Tanggal Lahir : 8 hari / 18 April 2023
Jenis Kelamin : perempuan

2. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan

Nutrisi Bayi hanya diberikan ASI setiap 2-3 jam sehari

Eliminasi BAB : 2-3 kali, berwarna kekuningan, konsitensi lunak


BAK : 5-6 kali dengan warna jernih

Istirahat Bayi sering tidur ±16 jam dan bangun saat haus atau jika
popoknya basah

Personal Bayi dimandikan 2 x / hari, ganti baju setelah mandi atau


Hygiene setiap kali basah dan rutin diganti popoknya setiap kali
BAK atau BAB

172
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 120 kali/menit
Suhu : 36,oC
Pernafasan : 48 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 4100 gram
Panjang badan : 50 cm
LILA :12 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, dan benjolan
abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak teraba oedema
Mata : Simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan,
sklera tidak ikterus
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, bayi tampak menoleh
kearah sentuhan ketika pipi bayi disentuh
Leher : Pergerakan leher baik
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, BJ I dan BJ II terdengar teratur yaitu
lup dan dup,terdengar 121x/menit, suara nafas teratur,
tidak terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi.

173
Abdomen : tali pusat sudah lepas, pernapasan terdengar
48x/menit, bissing usus 3x/menit, tidak teraba massa
atau benjolan abnormal, tidak kembung.
Genetalia : tampak labia minor dan mayor
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : Pergerakan ekstremitas aktif, ketika telapak tangan
bayi disentuh, jari-jari bayi menggenggam dengan
kuat.

3. Pemeriksaan Neurologis
Tidak dilakukan

A :

Diagnosis : NCB, SMK usia 8 hari


Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 18 April Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2023 bahwa keadaan bayi dalam keadaan normal
16.10 dan sehat Mahasiswa
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
2. 16.15 Memastikan tidak ada ruam popok pada bayi
; Tidak ada ruam popok, kulit bayi bersih dari Mahasiswa
ruam popok.
3. 16.20 Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga Mahasiswa

174
personal hygiene pada bayi, mengganti popok
saat basah dan lembab
; Ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan
pada bayinya.
4. 16.25 Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
Imunisasi Dasar dan mengingatkan ibu untuk
jadwal imunisasi bayinya yaitu imunisasi
BCG dan polio 1 pada hari selasa tanggal 12
pebruari 2021 di tempat bidan atu puskesmas
dan membawa buku KIA untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Mahasiswa

; Ibu dapat mengulang kembali jadwal


imunisasi dan akan rutin menimbang bayinya
setiap bulannya di pelayanan kesehatan serta
bersedia menerima imunisasi sesuai jadwal
imunisasi.

G. Asuhan Kebidanan pada Nifas Fisiologis


Tanggal Pengkajian : 12 April 202
Waktu : 07.15 WITA
Tempat : Nurul
Oleh : Nurul yatimah

S :
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada jalan lahir.

2. Riwayat Persalinan

175
Pada tanggal 11 April 2023 pukul 01 .00 WITA ibu datang ke
BPM, dengan keluhan mules, perutnya kencang-kencang dan ada
keluar lendir tanpa darah sejak pukul 01.00 WITA, maka dilakukan
pemeriksaan dengan hasil UK 41 minggu 3 hari, pembukaan 5-6 cm,
portio tebal kaku, ketuban utuh, presentasi kepala, tidak teraba bagian
terkecil disekitar presentasi janin, penurunan kepala HI, DJJ terdengar
jelas dan teratur, 147 x/menit, HIS 1 kali dalam 10 menit dengan durasi
5 -10 detik. Kemudian DJJ, HIS, dan Nadi ibu diobservasi setiap 30
menit dan setiap 4 jam dilakukan pemeriksaan dalam. Pada pukul
04.30 WITA terjadi kemajuan persalinan dengan hasil pembukaan 10
cm, portio tidak teraba, ketuban pecah dan kehijauan , presentasi
kepala, penurunan kepala pada Hodge IV. Hasil TTV dalam keadaan
normal, HIS 5 kali dalam 10 menit durasi 40-45 detik, DJJ 151x/menit.
Pukul 04.02 WITA bayi lahir spontan dengan jenis kelamin
Perempuan, segera menangis kuat, tonus otot bergerak aktif, BB 4100
gr dan PB 50 cm. Pukul 05 .00 WITA ibu dipindahkan ke ruang nifas.

3. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Abnor Lakt
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Peny
malitas asi
1. Tn. H 1 Aterm Tdk Spt Bidan BPM Letsu p 36/50 9 th - Tdk 2 th Tdk
ada ada ada
2 Tn.H 2 Aterm Tdk Spt Bidan BPM Tdk p 36,7/50 2 thn - Tdk Ya Tdk
ada ada ada ada
3 Tn H 3 serotin Tidak spt bidan BPM Tdk p 4100/50
us ad ad

4. Pola Fungsional Kesehatan

176
Keterangan
Pola
Sebelum Nifas Saat Ini
Ibu makan 3x/ hari dengan Ibu sudah makan 1x dengan
porsi nasi sepiring, ikan porsi nasi sepiring, ikan dan
Nutrisi dan sayur. minum air putih sayur. minum air putih
±6-7gelas. ±2gelas. Nafsu makan ibu
bertambah
BAK :5 – 6 kali, berwarna BAK : sudah 4 kali, warna
kuning jernih, konsistensi kuning jernih, konsistensi
cair, tidak ada keluhan. cair
Eliminasi BAB :kadang 1 kali dalam BAB : ibu belum ada BAB
2 hari, berwarna
kecoklatan, konsistensi
lunak.
Tidur siang : 1/2 jam/hari Jam tidur ibu tidak menentu
Istirahat Tidur malam: 5-6 jam karena mengurus dan
menyusui bayinya
Kegiatan ibu dirumah Selain mengurus pekerjaan
adalah istirahat dan rumah, ibu juga mengurus
memasak untuk suami dan bayinya
Aktivitas
anak ibu. Dan saat pagi
hari ibu masih bisa untuk
jalan pagi.
Mandi 1 kali Mandi 1 kali
Personal
Ganti baju 1 kali Ganti baju 1 kali
Hygiene
Ganti celana dalam 2 kali Ganti celana dalam 2 kali
Tidak ada melakukan Tidak ada melakukan
Seksualitas
hubungan seksual hubungan seksual

5. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

177
a. Psikologi : ibu mengaku merasa senang atas kelahiran anak
keduanya dan merasa lega keadaan bayinya sehat.
b. Sosial : ibu dan suami sangat senang atas kelahiran
bayinya dan akan merawat bayinya dengan baik.
c. Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan masa nifas ibu.
d. Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan masa nifas ibu

O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda – Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5oC,
Pernafasan : 20 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan saat ini :80 kg
LILA : 28cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, terdapat
cloasma gravidarum, tidak teraba oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,

178
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah
tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak ada tanda peradangan.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi, BJ I dan BJ II teratur yaitu lup dan
dup.
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, tidak teraba
benjolan abnormal pada payudara, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, belum ada pengeluaran
ASI.
Abdomen : terdapat striae alba dan linea nigra, tidak terdapat
luka bekas operasi, bissing usus 3x/menit, diastasis
rektus abdominis ukurannya 14x7 cm, TFU 1 jari
dibawah pusat, konsistensi keras, kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak keluar
lochea rubra.
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas :

179
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2detik Reflek bisep (+), reflek trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill
time kembali <2detik, homan sign (-), refleks
Babinski (-), refleks patella (+)

3. Data Rekam Medik


a. Riwayat Pesalinan Sekarang
1) Jenis Persalinan : Spontan pervaginam
2) Komplikasi Persalinan : atonia uteri
3) Lama persalinan :
Kala I : 5 jam
Kala II : 5 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
4) Tindakan khusus saat persalinan : Tidak ada
5) Air Ketuban : kehijauan
b. Terapi
Amoxilin 3 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Vitamin A 2 x 200.000 IU
Pelancar Asi 2 x 500 mg
A :
Diagnosis : P3003 post partum normal 17 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

180
P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 12 April 2023 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
17.30 tentang perubahan fisiologis yang dialami
oleh ibu Mahasiswa
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
2. 17.35 Memberikan KIE tentang nutrisi ibu nifas,
yaitu menganjurkan ibu makan makanan yang
tinggi protein seperti ikan/daging, kacang-
kacangan dan sayuran hijau untuk membantu
Mahasiswa
proses pemulihan ibu dan meningkatkan
produksi ASI
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan dapat mengulang kembali
3. 17.40 Memberikan KIE tentang personal hygine
yaitu menganjurkan ibu agar tetap
memperhatikan dan menjaga kebersihan diri
terutama daerah genetalia serta payudara Mahasiswa
untuk mencegah infeksi
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan dapat mengulang kembali
4. 17.45 Memberikan KIE tentang cara menyusui yang
baik dan benar.
; Ibu mengerti dengan penjelasan yang Mahasiswa
diberikan dan dapat melakukannya dengan
baik.
5. 17.50 Menjadwalkan kunjungan ulang masa nifas Mahasiswa
kedua pada 4-28 hari pasca persalinan atau
jika ibu ada keluhan
; Ibu mengerti dan bersedia melakukan

181
kunjungan sesuai jadwal yang ditentukan

CATATAN PERKEMBANGAN
H. Asuhan Kebidanan Nifas (PNC Pertemuan Ke-2)

Tanggal Pengkajian : 13 April 2023


Waktu : 17,00 WITA
Tempat : Dirumah pasein
Oleh : Nurul yatimah

S :
1. Alasan DatangPeriksa/ Keluhan Utama
Ibu mengatakan kalau menyusui perut terasa sakit.

2. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Sebelum Nifas Saat Ini
Ibu makan 3x/ hari dengan Ibu makan 3-4x/ hari dengan
porsi nasi sepiring, ikan porsi nasi sepiring, ikan dan
Nutrisi dan sayur. minum air putih sayur. minum air putih ±8-
±6-7gelas. 9gelas. Nafsu makan ibu
baik.
BAK :5 – 6 kali, berwarna BAK : 4-5 kali, warna
kuning jernih, konsistensi kuning jernih, konsistensi
cair, tidak ada keluhan. cair
Eliminasi BAB :kadang 1 kali dalam BAB : belum ada
2 hari, berwarna
kecoklatan, konsistensi
lunak.

182
Tidur siang : 1/2 jam/hari Jam tidur ibu tidak menentu
Istirahat Tidur malam: 5-6 jam karena mengurus dan
menyusui bayinya
Kegiatan ibu dirumah Selain mengurus pekerjaan
adalah istirahat dan rumah, ibu juga mengurus
memasak untuk suami dan bayinya
Aktivitas
anak ibu. Dan saat pagi
hari ibu masih bisa untuk
jalan pagi.
Mandi 1 kali Mandi 1 kali
Personal
Ganti baju 1 kali Ganti baju 1 kali
Hygiene
Ganti celana dalam 2 kali Ganti celana dalam 2 kali
Tidak ada melakukan Tidak ada melakukan
Seksualitas
hubungan seksual hubungan seksual

O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah :110/70mmHg
Nadi :80 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 20 kali/menit

Antropometri :
BBSaat Ini :60 kg
LILA : 30 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat

183
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak
terdapat cloasma gravidarum, tidak teraba oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah
tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak ada tanda peradangan.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahanseperti bronchi,
wheezing, ronchi, BJ I dan BJ II teratur yaitu lup dan
dup.
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, tidak teraba
benjolan abnormal pada payudara, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, terdapat pengeluaran ASI.
Abdomen : terdapat striae alba dan linea nigra, tidak terdapat luka
bekas operasi, bissing usus 7x/menit, diastasis rektus
abdominis ukurannya 12x7 cm, TFU ½ pusat
sympisis, konsistensi agak lembek , kontraksi kurang

184
baik, kandung kemih kosong.
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak keluar
lochea rubra, tidak terdapat tanda REEDA
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2detik Refleks bisep (+), refleks trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill
time kembali <2detik, homan sign (-), refleks
Babinski (-), refleks patella (+)

A :
Diagnosis : P3003, post partum normal hari ke-3
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD

1. 14 April Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Mahasiswa


2023 ibu tentang perubahan fisiologis yang
dialami oleh ibu dan memastikan
17,00
involusi uterus berjalan normal

Menjelaskan pada ibu agar melakukan


masase pada uterus kalau agak teraba
lembek .

; ibu telah mengetahui keadaannya dan


merasa senang dengan hasil

185
pemeriksaannya

2. 17.30 Memberikan KIE tentang tanda Mahasiswa


bahaya masa nifas

; ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan dan dapat mengulang
kembali tanda bahaya masa nifas

3. 17.55 Memberikan KIE tentang nutrisi ibu Mahasiswa


nifas

; ibu mengerti mengenai penjelasan


yang diberikan

4. 18.00 Memberikan KIE tentang ASI Mahasiswa


Ekslusif.

; ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan

5. 18.05 Memberikan KIE tentang perawatan Mahasiswa


payudara.

; ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan dan dapat melakukannya
dengan baik

6. 18.10 Menjadwalkan kunjungan ulang masa Mahasiswa


nifas ketiga pada 29-42 hari pasca
persalinan atau segera jika ibu ada
keluhan

; ibu bersedia melakukan kunjugan


ulang sesuai jadwal yang disesuaikan

186
CATATAN PERKEMBANGAN
(PNC Pertemuan Ke-3)

Tanggal Pengkajian : 27 April 2023


Waktu : 16 .00 WITA
Tempat : Nurul
Oleh : Nurul yatimah

S :
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini.

2. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Sebelum Nifas Saat Ini
Ibu makan 3x/ hari dengan Ibu makan 3-4x/ hari dengan
porsi nasi sepiring, ikan porsi nasi sepiring, ikan dan
Nutrisi dan sayur. minum air putih sayur. minum air putih ±8-
±6-7gelas. 9gelas. Nafsu makan ibu
baik.
BAK :5 – 6 kali, berwarna BAK : 4-5 kali, warna
kuning jernih, konsistensi kuning jernih, konsistensi
cair, tidak ada keluhan. cair
Eliminasi BAB :kadang 1 kali dalam BAB : 1 kali dalam sehari
2 hari, berwarna
kecoklatan, konsistensi
lunak.

187
Tidur siang : 1/2 jam/hari Jam tidur ibu tidak menentu
Istirahat Tidur malam: 5-6 jam karena mengurus dan
menyusui bayinya
Kegiatan ibu dirumah Selain mengurus pekerjaan
adalah istirahat dan rumah, ibu juga mengurus
memasak untuk suami dan bayinya
Aktivitas
anak ibu. Dan saat pagi
hari ibu masih bisa untuk
jalan pagi.
Mandi 1 kali Mandi 1 kali
Personal
Ganti baju 1 kali Ganti baju 1 kali
Hygiene
Ganti celana dalam 2 kali Ganti celana dalam 2 kali
Tidak ada melakukan Tidak ada melakukan
Seksualitas
hubungan seksual hubungan seksual

O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 21 kali/menit.
Antropometri :
Berat Badan saat ini : 60 kg
LILA : 28,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.

188
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak
terdapat cloasma gravidarum, tidak teraba oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah
tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil,
tidak ada tanda peradangan.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahanseperti bronchi,
wheezing, ronchi, BJ I dan BJ II teratur yaitu lup dan
dup.
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, tidak teraba
benjolan abnormal pada payudara, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, terdapat pengeluaran ASI.
Abdomen : tidak terdapat striae alba dan linea nigra, terdapat luka
bekas operasi, bissing usus 9x/menit, diastasis rektus
abdominis sudah tidak teraba, TFU sudah tidak teraba,
kandung kemih kosong.
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak keluar

189
lochea alba.
Anus : tidak terdapat hemoroid

Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2detik Refleks bisep (+), refleks trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill
time kembali <2detik, homan sign (-), refleks
babinski (-), reflek spatella (+)

A :
Diagnosis : P3003, post partum normal hari ke-16
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan Mahasiswa


kepada ibu tentang perubahan
10.15
fisiologis yang dialami oleh ibu

; ibu mengerti dengan penjelasan


yang diberikan

2. 10.20 Memberikan konseling tentang Mahasiswa


alat kontrasepsi seperti jenis,
keuntungan/kerugian, manfaat,
cara penggunaan serta efek
sampingnya yang mungkin timbul

190
selama pemakaian.

; ibu mengerti mengenai


penjelasan yang diberikan dan ibu
memilih menggunakan KBIUD

3. 10.25 Memberikan KIE tentang Mahasiswa


hubungan seksual pasca
persalinan.

; ibu mengerti dengan penjelasan


yang diberikan

4. 10.30 Menjadwalkan ibu untuk Mahasiswa


melakukan kunjungan ulang jika
ibu ada keluhan

; ibu bersedia dengan jadwal yang


telah direncanakan

E. Asuhan Kebidanan padaAkseptorKB Inflant


Tanggal Pengkajian : 27 April 2023
Waktu : 10.40 WITA
Tempat : nurul
Oleh : Nrul yatimah

S :
1. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama
Alasan Datang :Ibu ingin menentukan pilihan dalam penggunaan
metode kontrasepsi yang akan digunakannya dan ibu memilih
kontrasepsi Inflant
Keluhan Utama : Saat ini ibu tidak memiliki keluhan apapun.

191
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru,penyakit
saluran pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal dan saluran
kencing, penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit
system imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 1 September 2019, melahirkan anak keduanya dengan
jenis kelamin laki-laki dengan berat 3500 gram dan panjang 51 cm.
Selama masa nifas, ibu dan bayi tidak memiliki keluhan apapun.
Ibu menyusui bayinya secara rutin setiap ±2 jam.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang sedang/ memiliki
riwayat penyakit hepatitis, jantung, asma, tekanan darah tinggi,
operasi, TBC, ginjal dan penyakit lain yang menular, dan keluarga
tidak memiliki riwayat keturunan kembar.

4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 20-11-18
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 13
tahun, siklus menstruasi teratur 28 hari, lama menstruasi 4-5 hari, ganti
pembalut sebanyak 3-4 kali sehari, warna darah merah encer kadang
disertai gumpalan dan tanpa ada keluhan.

5. Riwayat Obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No Abnor Lakt
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Peny
malitas asi

192
1. Tn. E 1 Aterm Tdk SC dokter RS Tdk L 3000/48 2 th - Tdk 2 th Tdk
ada ada ada ada
2 Tn.E 2 Aterm Tdk Spt bidan BPM Tdk L 3500 / 51 1 bln - Tdk Ya Tdk
ada ada ada ada

6. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

7. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan

Nutrisi Makan 3-4 kali/hari dengan porsi makan nasi seporsi, lauk pauk 1
potong, sayur dan buah pisang, air putih ±7-8 gelas/hari. Tidak ada
keluhan dalam pemenuhan nutrisi ibu. Nafsu makan baik.

Eliminasi BAK : 4-5 kali/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada
keluhan

BAB : 1kali/hari, waarna kuning kecoklatan, konsistensi lunak

Istirahat Tidur siang selama ±1jam/ hari

Tidur malam ± 7-8 jam/ hari

Aktivitas Aktivitas ibu sehari-hari dirumah adalah melakukan pekerjaan rumah


tangga seperti memasak, menyapu, mencuci, dan membersihkan rumah
selain itu ibu juga sibuk mengurus anak-anaknya.

Personal Ibu mandi 2 kali/hari danganti baju rutin setiap setelah mandi, serta
Hygiene ganti pembalut 3 kali dalam sehari

Kebiasaan Ibu tidak ada memiliki hewan peliharaan atau kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu

Seksualitas Ibu belum ada melakukan hubungan seksual

193
8. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
a. Psikologi : Ibu mengaku merasa senang atas kelahiran anak
keduanya ini
b. Sosial : ini merupakan pernikahan pertama, usia pertama
saat menikah 27tahun, lama menikah ±2,5 tahun, status pernikahan
sah. Ibu, suami, dan keluarga menerima kelahiran anaknya
keduanya ini dengan senang hati
c. Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
d. Spiritual : tidak ada kegiatann keagamaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi

O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda – Tanda Vital :
TekananDarah : 100/70mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 21 kali/menit

Antropometri :
Berat Badan saat ini :60 kg
LILA : 28,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak terdapat
cloasma gravidarum, tidak teraba oedema

194
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah
tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak
ada tanda peradangan.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan atau serumen
berlebihan
Leher : tidak tampak hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi, BJ I dan BJ II teratur yaitu lup dan
dup.

Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak


teraba pembesaran kelenjar limfe, terdapat pengeluaran
ASI.
Abdomen :tidak terdapat striae alba dan linea nigra, terdapat luka
bekas operasi, bissing usus 9x/menit, diastasis rektus
abdominis sudah tidak teraba, TFU sudah tidak teraba,
kandung kemih kosong.
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak keluar
lochea alba.
Anus : tidak terdapat hemoroid

195
Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2detik, Refleks bisep (+), refleks trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill
time kembali <2detik, homan sign (-), refleks
babinski (-), reflek patella (+)
A :
Diagnosis : P2002akseptor alat kontrasepsi IMPLAN
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital dan pemeriksaan fisik kepada ibu
bahwa hasilnya semua normal tidak ada yang
perlu dikhawatirkan. Mahasiswa
; Ibu mengerti dan tidak merasa cemas setelah
mendapatkan penjelasan mengenai hasil
pemeriksaan
2. Memberitahukan ibu mengenai efek samping
dan keuntungan yang terjadi pada akseptor
inflant
Mahasiswa
; Ibu telah mengetahui dan mengerti apa saja
efek samping dan keuntungan dari kontrasepsi
inflnt
3. 10.55 Memberikan lembar inform consent kepada ibu Mahasiswa
bahwa ibu bersedia menggunakan KB inflant
; ibu bersedia dan telah menandatangani

196
lembar persetujuan tindakan
4. 11.00 Memberikan pelayanan metode kontrasepsi
inflant:
- Memeriksa tanggal kadaluarsa alat
kontrasepsi
- Posisikan klien dengan nyaman dan jaga
privasi klien
- Cuci tangan dengan sabun dan air Bidan dan
mengalir lalu keringkan Mahasiswa
- Lakukan pemasangan Inflant sesuai
prosedur
- Setelah selasai, rapikan alat dan rapikan
pasien
- Cuci tangan
; pemasangan Inflant telah dilakukan
5. 11.10 Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai
kontrol ulangminggu depan tanggal mei 2023
atau kembali jika ibu ada keluhan Mahasiswa
; ibu bersedia untuk kembali sesuai jadwal
yang ditentukan

F. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGI


Kunjungan KFI (6 jam – 3 hari)
Tanggal Pengkajian : 12 April 2023
Waktu Pengkajian : 08.00 WITA
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R
Nama Pengkaji : Nurul yatimah

S:
1. Alasan datang periksa

197
Untuk pemeriksaan keadaan ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya sedikit mules
3. Pola Fungsional
Pola Keterangan
Ibu makan 2 kali, setelah melahirkan sekali dan di pagi hari
Nutrisi setelah ibu membersihkan diri dengan porsi cukup (sayur,
lauk)
Minum air mineral kemasan 1 botol (1500 ml)
BAK 2 kali pasca melahirkan konsistensi cair ,warna jernih
Eliminasi kekuningan
BAB belum ada
Istirahat Ibu beristirahat 6 jam setelah pasca melahirkan
Aktivitas Ibu sudah bisa duduk dan berjalan beberapa langkah
Personal Ibu sudah mandi, ganti baju ganti celana dalam dang anti
Hygiene pembalut
Kebiasaan Ibu tidak merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang,
jamur
Seksualitas Belum ada

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80
x/menit, pernafasan 20x/menit dan suhu 36,40C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, tidak ada lesi, disribusi rambut merata,
warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat, tidak teraba
benjolan/massa.
Wajah : Simetris, tidak ada klosma gravidarum, tidak pucat, tidak
teraba benjolan/massa, tidak teraba oedem.

198
Mata : Tidak ada oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada
konjungtiva, nampak putih pada sklera, dan fungsi
penglihatan baik. Tidak teraba benjolan atau massa di
palpebral
Telinga : Simetris, tidak ada serumen berlebih dan tidak bau.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab dan bersih, lidah
bersih dan tremor, tidak ada stomatitis ataupun caries.
Leher : Tidak ada pembesaran pada vena junggularis, kelenjar
limfe, dan kelenjar tiroid, tidak hiperpigmentasi. Tidak
teraba pembesaran pada vena jungularis, kelenjar limfe dan
kelemjar tiroid.
Dada : Simetris, tidak retraksi dinding dada, tidak ada alat bantu
otot pernafasan.
Payudara :Simetris, puting dan areola bersih, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, putting susu
menonjol, terdapat pengeluaran ASI, tidak teraba massa,
konsistensi lembek berisi
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra dan striae bividae, tidak ada
luka bekas operasi. kandung kemih kosong, tinggi fundus
uteri 1 jari dibawah pusat, konsistensi keras, kontraksi baik
dan posisi uterus berada di tengah. Diastasis rektus
abdominalis : 10 x 2 cm
Genetalia : Tidak ada oedema dan varices pada vulva dan vagina,
terdapat luka jahitan perineum, tidak hemorrhoid, terdapat
pengeluaran cairan lochea rubra, konsistensi cair,
banyaknya ± 10cc.
Ekstremitas : Ekstermitas atas simetris, tidak teraba oedema, pada
refleks capilary refill kembali dalam 2 detik. Reflek bisep
(+), reflek trisep (+). Ekstermitas bawah tidak teraba

199
oedem, homan sign (-), pada refleks capillary refill kembali
dalam 1 detik. Reflek babinsky (-), reflek Patella (+).
A:
Diagnosis : P3003 Nifas Normal hari ke-1
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:

Jam Penatalaksanaan

09.10 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam batas


normal; Ibu mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan
09.15 Memberikan terapi dan menjelaskan cara dan fungsi mengkonsumsi
terapi yang diberikan
Vitasi : 1 x 1 tab
Amoxicilin : 3 x 1 tab (3 x 500 mg)
Fasidol : 3x1 tab (3 x 500 mg)
Vitamin A 1x1 kapsul untuk 2 hari
09.20 Memberikan KIE tentang “cara menyusui yang benar” (SAP dan
Leaflet terlampir); Ibu mengerti tentang cara menyusui yang benar.

09.25 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang personal hygiene


kepada ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri dan bayinya.
Mengajarkan ibu tentang perawatan luka jahitan dengan senantiasa
mencegah kelembaban, kebersihan genetalia, serta
mengeringkannya setelah BAK dan BAB sering ganti pembalut.
09.30 Mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari serta mandi 2x
sehari; Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri.
09.33 Memberikan KIE Nutrisi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi yang banyak mengandung zat pembangun, zat pengatur,

200
seperti sayur, protein( ikan, telur, tahu tempe), ditambah dengan
buah dan susu dan tidak ada makanan pantangan; Ibu mengerti
penjelasan tentang nutrisi.
09.35 Memberitahu kepada ibu untuk tetap melakukan masase uterus; Ibu
mengerti akan penjelasan bahwa masase uterus akan terus
dilakukan dan pertahankan uterus untuk tetap keras
09.40 Memberitahukan kepada ibu waktu untuk melakukan kunjungan
ulang untuk memeriksakan keadaan dirinya dan bayinya setelah
melahirkan. Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada waktu
yang telah di tentukan

Asuhan Kebidanan ibu Nifas (Kunjungan KF II (4 hari - 28 hari)) hari


ke….
Tanggal Pengkajian : 15 April 2023
Waktu Pengkajian : 07.00 WITA
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R
Nama Pengkaji : Nurul yatimah

S:
1. Alasan datang periksa
Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan keadaan ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluhkan agak pusing karena kurang istirahat
3. Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Ibu makan 3x/hari dengan porsi cukup (sayur, lauk)
Minum air 6-7 gelas sehari
Eliminasi BAK 4-5x/hari konsistensi cair ,warna jernih kekuningan
BAB 1x/hari atau 1x/2 hari, konsistensi padat lunak,warna coklat
kehitaman
Istirahat Tidur siang 1 jam/hari

201
Tidur malam 5 jam/hari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, engasuh anak pertama
Aktivitas
yang masih kecil dibantu oleh suami
Personal
Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2x/hari
Hygiene
Kebiasaan Ibu tidak merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang, jamu.
Dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan.
Seksualitas Belum ada

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, pemeriksaan tanda
vital didapatkan hasil tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit,
pernafasan 20x/menit dan suhu 36,10C, pada pengukuran antropometri
didapatkan hasil berat badan sekarang 63 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedem dan tidak
pucat
Mata : Tidak ada oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada
konjungtiva, sklera putih, dan fungsi penglihatan baik,
tidak teraba benjolan atau massa di palpebra.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada alat
bantu otot pernafasan, irama jantung terdengar teratur,
suara jantung I terdengar di intercosta 4-5 dan suara jantung
2 terdengar di intercostal 1-2, tidak terdengar suara nafas
tambahan ronchi dan wheezing (RR : 20 x/menit).
Payudara :Simetris, bersih, terdapat pengeluaran ASI, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, putting susu tampak
menonjol, tidak ada retraksi, tidak teraba massa, konsistensi
tegang berisi.Tidak teraba benjolan.

202
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi. Kandung kemih kosong, tinggi fundus uteri: tidak
teraba. Distasis rektus abdominis : 4 x 2 cm
Genetalia : Tidak oedema dan varices pada vulva dan vagina, tidak
hemorrhoid, terdapat lochea alba, luka jahitan kering
Ekstremitas : Ekstermitas atas, simetris, tidak teraba oedema, pada
refleks capilary refill kembali dalam 2 detik, reflek bisep
(+), reflek trisep (+). Ekstermitas bawah,teraba oedem,
homan sign (-), pada refleks capilary refill kembali dalam 1
detik, reflek babinsky (-), reflek patella (+).
A:
Diagnosi : P2002 Nifas Normal hari ke-27
Masalah : pusing karena kurang istirahat

P:
Jam Penatalaksanaan
09.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam kondisi
normal; Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
09.50 Menganjurkan ibu untuk istirahat jika anak-anaknya tidur; Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan
09.55 Memberitahukan kepada ibu waktu untuk melakukan kunjungan ulang
untuk memeriksakan keadaan dirinya dan bayinya. Pada tanggal 11 Mei
2023; Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal.

Kunjungan KF III (29 hari- 42 hari)


Tanggal Pengkajian : 11 Mei 2023
Waktu Pengkajian : WITA
Tempat Pengkajian : Rumah ibu Ny R

203
Nama Pengkaji : Nurul yatimah

S:
1. Alasan datang periksa
Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan keadaan ibu
2. Keluhan Utama
Tidak ada
3. Pola Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Ibu makan 2-3x/hari dengan porsi cukup (sayur, lauk)
Minum air mineral kemasan botol 600 ml 3-4 botol sehari
BAK 4-5x/hari konsistensi cair ,warna jernih kekuningan
Eliminasi BAB 1x/hari atau 1x/2 hari, konsistensi padat lunak,warna
coklat kehitaman
Istirahat Tidur siang 1 jam/hari
Tidur malam 5-6 jam/hari
Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami

Personal Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2x/hari


Hygiene
Kebiasaan Ibu tidak merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang,
jamu. Dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan.
Seksualitas Belum ada

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78x/menit, pernafasan
20x/menit dan suhu 360C
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak kloasma gravidarum, tidak oedem dan tidak pucat

204
Mata :Tidak oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada konjungtiva,
sclera putih, dan fungsi penglihatan baik, tidak teraba benjolan
atau massa di palpebra.
Dada : Simetris, tidak retraksi dinding dada, tidak ada alat bantu otot
pernafasan, irama jantung terdengar teratur, tidak terdengar suara
nafas tambahan ronchi dan wheezing (RR : 20 x/menit).
Payudara :Simetris, bersih, terdapat pengeluaran ASI, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, putting susu menonjol,
tidak ada retraksi, tidak teraba massa, konsistensi tegang
berisi.Tidak teraba benjolan.
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas operasi.
Kandung kemih kosong, lokasi uterus di bawah umbilicus, tinggi
fundus uteri: tidak teraba, konsistensi keras, kontraksi baik, posisi
uterus berada di tengah. Distasis rektis abdominis : tidak teraba
Genetalia :Tidak oedema dan varices pada vulva dan vagina, tidak
hemorrhoid, luka jahitan perenium baik
Ekstremitas : Ekstermitas atas, simetris, tidak teraba oedema, pada refleks
capilary refill kembali dalam 2 detik, reflek bisep (+), reflek
trisep (+). Ekstermitas bawah, teraba oedem, homan sign (-),
pada refleks capilary refill kembali dalam 1 detik, reflek
babinsky (-), reflek patella (+).
A:
Diagnosis : P2002 Nifas Normal hari ke-34
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan
09.40 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam kondisi
normal; Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan

09.45 Memberikan KIE tentang “Kontrasepsi”; Ibu mengerti penjelasan


yang diberikan

205
09.50 Memberitahukan kepada ibu waktu untuk melakukan kunjungan
pemasangan kontrasepsi yang diinginkan; Ibu bersedia melakukan
kunjungan

G. ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON AKSEPTOR KB “ALAT


KONTRASEPSI BAWAH KULIT ”
Tanggal Pengkajian : 27 April 2023
Waktu Pengkajian : 13.00 WITA
Tempat Pengkajian : Nurul
Nama Pengkaji : Nurul yatimah

S:
1. Alasan Datang Periksa/Keluhan utama
a. Alasan Datang Periksa
Ibu ingin konsultasi mengenai kontrasepsi
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun. Sampai sekarang
ibu masih menyusui bayinya
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 11 April 2023, melahirkan anak keduanya dengan jenis
kelamin Perempuan dengan berat badan 4100 gram dan panjang
badan 50 cm. Selama masa nifas, ibu sempat mengeluhkan agak
pusing karena kurang istirahat. Ibu menyusui bayinya secara rutin
setiap ± 2-3 jam dan saat bayi menangis. Sebelum hamil, Siklus haid
teratur, lama haid 6-7 hari, dalam sehari ganti pembalut 2-3x. Tidak
ada keluhan saat menstruasi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru, penyakit saluran
pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal & saluran kencing,

206
penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit sistem
imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes mellitus dan lain-lain
3. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
B Abn
Pe
No Sua U Pen Pnl B/ or- Lkt Pen
Anak Jns Tmpt n J HM
mi K y g P malit asi y
y K
B as
ate
Tn. 1 Bd 3,2
1 r - spt PMB - L - - 1 th taa
H (2012) n /4(
m
At 3,2
Tn. II Bd
2 er - spt PMB - P /4 - - - taa
H (2021) n
m 9
41
ser
0
Tn III ot Saat
3 spt bdn pmb 0/ taa
H 2023 in ini
5
us
0

4. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum menggunakan kontrasepsi
5. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi
yang dapat memperberat seperti riwayat radang pada panggul (PID),
kanker serviks, dll.

6. Pola Fungsional Kesehatan

207
Pola Keterangan
Nutrisi Ibu makan 3x/hari dengan porsi cukup(sayur,lauk)
Minum 6-7x/hari air putih gallon isi ulang
Eliminasi BAK 4-5x/hari konsistensi cair ,warna jernih kekuningan
BAB 1x/hari atau 1x/2 hari, konsistensi padat lunak,warna
coklat kehitaman
Istirahat Tidur siang 1 jam/hari
Tidur malam 6-7 jam/hari
Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara mandiri

Personal Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2x/hari


Hygiene
Kebiasaan Ibu tidak merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang,
jamu. Dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan.
Seksualitas Belum melakukan hubungan seksual

7. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Ibu terlihat senang dengan kelahiran anaknya saat ini. Pernikahan
pertama, status pernikahan sah, usia menikah pertama kali saat berumur
24 tahun, lama menikah saai ini adalah 2,5 tahun. Ibu dan keluarga tidak
memiliki kebiasaan dan adat istiadat yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dalam menjadi akseptor kb. Didalam agama ibu
mengatakan tidak ada larangan untuk memakai KB.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran composmentis, BB 60 kg tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
84 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,20C.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedem dan tidak
pucat
Mata : Tidak ada oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada

208
konjungtiva, tampak putih pada sklera, dan fungsi
penglihatan baik, tidak teraba benjolan atau massa di
palpebra.
Payudara : Simetris, bersih, terdapat pengeluaran ASI, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla mammae, putting susu
menonjol, tidak ada retraksi, tidak teraba massa,
konsistensi tegang berisi.Tidak teraba benjolan.
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi, kandung kemih kosong.
Genetalia : Tidak ada oedema dan varices pada vulva dan vagina,
tidak hemorrhoid
Ekstremitas : Ekstermitas atas, simetris, tidak teraba oedema, pada
refleks capilary refill kembali dalam 2 detik, reflek bisep
(+), reflek trisep (+).
Ekstermitas bawah,teraba oedem, homan sign (-), pada
refleks capilary refill kembali dalam 1 detik, reflek
babinsky (-), reflek patella (+).
A:
Diagnosis : P3003 Akseptor KB inflant
Masalah : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan PARAF
13.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu MAHASIIS
saat ini dalam masa nifas hari ke 38 dan harus segera WA
ber KB ( Cordes, 2018, Paudel 2019); Ibu mengerti
tentang penjelasan yang diberikan
mengenai hasil pemeriksaan
13.20 Menelaskan kembali tentang kekurangan atau
kerugian serta efek samping KB yang digunakan
digunakan klien (inflant)

209
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan dan
memilih kontrasepsi KB Inflant
13.25 Memberikan Inform Concent; Ibu dan suami bersedia
mendatangani inform concen

13.27 Memberikan pelayanan pemasangan Inflant pada Ibu


R .inflant sudah terpasang

210
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan
antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis
lakukan mulai dari ante natal care, intra natal care, bayi baru lahir, post natal
care, neonatus, dan pelayanan kontrasepsi pada Ny. R usia 29 tahun GIIIpII00II hari
pertama haid terakhir pada tanggal 26 Juni 2022 sehingga tafsiran persalinan
menurut rumus neagle adalah pada tanggal 30 Maret 2023. Kontak pertama
dimulai pada tanggal 1 Nopember 2022 yaitu pada masa kehamilan 18 minggu 3
hari dengan pembahasan sebagai berikut:

1. Asuhan Kebidanan Antenatal


Kunjungan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2022, yaitu
pada usia kehamilan 18 minggu 3 hari, hasil pemeriksaan keadaan umum dan
tanda-tanda vital masih dalam batas normal. Kenaikan berat badan yang dialami
Ny.R selama kehamilan adalah 7 kg yaitu dari 68 kg menjadi 72 kg. Dengan BB
sebelum hamil 65 kg dan TB 150 cm ibu masuk dalam kategori IMT berat badan
normal (32,2 ). Lingkar lengan atas Ny. R adalah 24,5 cm yang artinya status gizi
Ny.R normal, untuk melihat status gizi ibu hamil dapat dilihat dari pengukuran
LILA. Ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berisiko kurang energi kronis (KEK),
kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI,
2020). Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada kunjungan I penulis memberi pendidikan kesehatan pada Ny.R
mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester II dan III. Pada kunjungan
kedua tanggal 1 Nopember 2022 yaitu pada usia kehamilan 18 minggu 1 hari,
hasil pemeriksaan umum tanda tanda vtal dalam batas normal. Kenaikan berat
badan selama hamil 11,7 kg yaitu dari 53kg menjadi 64,7 kg

211
Hal ini sesuai dengan penambahan berat badan yang direkomendasikan
untuk penambahan berat badan ibu dengan kategori IMT normal selama
hamil antara 11,5-16 kg (Cunningham, 2015).

Tabel 4.1 Kenaikan BB Sesuai IMT


Kategori IMT Rekomendasi

Rendah < 19,8 12,5-18

Normal 19,8 – 26 11,5-16

Tinggi 26–29 7-11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemelli 16-20,5

Sumber :Cunningham. 2015. Buku Obstetri William, Edisi 21. Jakarta: EGC

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena idealnya


kenaikan berat badan ibu selama hamil 11-16kg.
Pada pemeriksaan laboratorium Ny. R di kunjungan ke 2 didapatkan
HB 12,0 gr %, HB normal ibu hamil 11-14 gr %,. Hb itu termasuk dalam
kategori normal.
Hasil pemeriksaan Leopold, kepala bayi sudah masuk PAP. Masuknya
kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada
bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan (Cunningham, 2015). Maka tidak terjadi kesenjangan
antara teori dengan praktik.
Penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III dan persiapan persalinan. Ny. R juga mendapatkan
pendidikan kesehatan mengenai ASI Eksklusif serta IMD (Inisiasi Menyusu
Dini).
Kunjungan ketiga, di laksanakan pada tanggal 14 April 2023, keluhan
Ny.R yaitu merasakan mules dan perutnya kencang-kencang. Menurut

212
Manuaba (2020), dengan penurunan hormon progesteron menjelang
persalinan dapat terjadi kontaksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan
turunnya kepala (Lightening), perut lebih melebar karena fundus uteri turun,
munculnya nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim.
Menurut penulis dari hasil pemeriksaan Ny.R tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik. Dengan penulis melakukan pengawasan
selama kehamilan, proses kehamilan dapat berjalan dengan baik walaupun
klien mengalami beberapa keluhan namun hal itu dapat diatasi. Sehingga
penulis dapat menyimpulkan selama kehamilan yang Ny.R alami semua
berjalan dengan normal.

3. Asuhan Kebidanan Intranatal


Ny.R bersalin pada tanggal 11 April 2023 dengan usia kehamilan 41
minggu 3 hari. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 5 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2020 ). Teori ini sesuai
dengan usia kehamilan Ny.R pada saat proses persalinan yaitu 41 minggu 3
hari.
Kala I pada kasus ini didasari dengan adanya keluar lendir dan darah
pada jalan lahir perutnya terasa kencang-kecang yang semakin sering dan
teratur kontraksinya sejak pukul 12.00 WITA. Frekuensi kontraksi 4x10’ :
40-50”. Pada pemeriksaan dalam pukul 01.00 WITA ditemukan pembukaan 6
cm, kulit ketuban utuh, ini termasuk dalam fase aktif persalinan. Tanda dan
gejala inpartu meliputi penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan pada serviks, cairan lendir bercampur darah
(show) melalui vagina (JNPK-KR, 2017).
Pada pukul 04.02 WITA ketuban pecah spontan berwarna jernih dan
dilakukan pemeriksaan dalam karena ibu merasa ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan

213
pada rectum dan atau vaginanya, serta dari inspeksi perineum menonjol,
vulva membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, di
dapatkan hasil pembukaan lengkap (10 cm) atau sudah masuk dalam kala II.
Tanda dan gejala yang dialami Ny. R sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi,
ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya,
perineum menonjol, vulva, vagina dan spingter ani membuka, dan
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah (JNPK-KR, 2017).
Kala II biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi . Menurut Manuaba (2020) menyatakan bahwa, persalinan ditentukan
oleh 5 faktor “P” utama, yaitu power, passenger, passage, psikologi, dan
penolong. Pada proses persalinan ibu dapat bekerjasama dengan baik
sehingga proses kelahiran dapat terjadi dengan lancar, bayi lahir pada pukul
04.02 WITA, sehingga lama kala II berlangsung selama 3 menit, jadi hal ini
tidak bertolak belakang dengan teori.
Proses penatalaksanaan kala III sesuai dengan teori saat ada tanda
lepasnya plasenta seperti perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat penulis segera melakukan
manajemen aktif kala III yang terdiri dari langkah utama pemberian suntik
oksitosin dalam 1 menit pertama bayi baru lahir, melakukan peregangan tali
pusat terkendali dan masase fundus uteri (JNPK-KR, 2017). Proses Asuhan
kala III klien berlangsung dengan baik dan normal tanpa ada kesenjangan
dengan teori, kala III berlangsung selama ± 10 menit sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dari hasil pemeriksaan
plasenta lahir lengkap, dan terdapat laserasi perineum derajat 2 yaitu di otot
dan kulit perineum. Depkes 2016, luka perineum dialami oleh 57% ibu,
dimana 28% disebabkan oleh episiotomi, dan 29% disebabkan oleh robekan
spontan., persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya, riwayat tidak ada
jahitan perium.

214
Hasil pemantauan kala IV Ny.R masih dalam batas normal, dengan
hasil pemantauan kala IV tanda-tanda vital dalam batas normal, perdarahan ±
150 ml, kontraksi uterus baik, tinggi fundus sepusat, kandung kemih kosong.
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah persalinan tersebut. Pemantauan kala IV dimaksudkan untuk
observasi perdarahan postpartum. Karena kasus perdarahan paling sering
terjadi pada dua jam pertama setelah melahirkan, hal penting yang perlu
diobservasi adalah tanda-tanda vital, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan. Perdarahan dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500
ml. Tekanan darah normal < 140/90 mmHg, bila tekanan darah < 90/60
mmHg, Nadi > 100 x/m, kemungkinan demam atau perdarahan. Suhu > 38 oC
kemungkinan terjadi dehidrasi. Kontraksi tidak baik maka uterus teraba
lembek, dapat disebabkan oleh kandung kemih yang penuh (Prawirohardjo,
2010). Pemantauan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah persalinan tersebut (JNPK-KR, 2017). Menurut penulis tidak
terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan kala IV yang terjadi
pada Ny.I.
Proses persalinan Ny.R dari kala I sampai dengan kala IV berjalan
dengan baik dan normal, serta tidak ada penyulit yang dapat membahayakan
ibu maupun janinnya.

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny.R lahir pukul 04.02 WITA, pada saat lahir penulis segera
melakukan penilaian selintas pada bayi Ny.R didapatkan hasil kulit bayi
berwarna kemerahan, bayi menangis kuat dan bergerak aktif. Bayi lahir
dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari dengan jenis kelamin perempuan,
berat saat lahir adalah 4100 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 31 cm, lingkar perut 29 cm dn LILA 12 cm.
Bayi baru lahir normal adalah bayi berat lahir antara 2500 sampai 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan

215
kongenital yang berat. Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah 24 jam pertama
setelah kelahiran, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm,
lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm,
frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernafasan ±40-60 x/menit, kulit
kemerah-merahan dan licin, kuku agak panjang dan lemas, gerak aktif.
(Kosim, 2010). Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
hasil pemeriksaan pada bayi Ny.R
Segera setelah lahir bayi Ny.R dilakukan inisiasi menyusu dini selama
±1 jam, hal ini untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi serta
membantu ibu melakukan bounding attachment dengan bayinya (APN, 2017).
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil
pemeriksaan pada bayi Ny.R.
Bayi Ny.R dilakukan pemeriksaan fisik dan penanganan bayi baru lahir
yang dilakukan setelah bayi lahir yaitu melakukan perawatan tali pusat,
menjaga kehangatan tubuh bayi, menganjurkan ibu menyusui bayinya (kontak
kulit dengan bayinya), memberikan profilaksis mata, memberikan Vitamin.K
1 dengan dosis 1mg dan memberikan suntik imunisasi Hb 0 (Ballet,2021
sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Setelah bayi lahir, bayi tidak langsung dimandikan, hal ini sesuai
dengan teori kepustakaan untuk tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir untuk mencegah hipotermi (Kemenkes, 2020).
Bila dilihat dari penilaian maturitas fisik menggunakan Ballard Score
yang meliputi penilaian kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata,
telinga, dan genitalia (Marni,.2016) menunjukkan Bayi Ny. R lahir cukup
bulan. Kriteria yang dipenuhi Bayi Ny.R adalah vena pada kulit tidak terlihat,
lanugo jarang, garis telapak kaki jelas, pada payudara areola menonjol,
telinga kaku, dan testis telah turun di skrotum. Menurut penulis tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan pada bayi Ny.R. Dalam
hal ini penulis pemberikan asuhan dan perawatan pada bayi baru lahir dimasa
transisinya.

216
5. Asuhan Kebidanan Nifas
Kunjungan pertama (KF I) dilakukan pada 14 jam setelah persalinan,
pada payudara Ny.R sudah keluar colostrum, kontraksi uterus baik, tinggi
fundus uteri 1 jari dibawah pusat, diastasis rektus abdominalis ukurannya 12
cm x 2 cm, terdapat pengeluaran lochea rubra.
Ibu sudah BAK dan belum BAB, tanpa ada keluhan. Normalnya setelah
melahirka ibu yang akan BAB memang terasa berbeda. Mengejan jadi terasa
was-was, apalagi setelah melahirkan normal. Ada rasa takut jika jahitan akan
robek dan akhirnya malah jadi makin sakit. Ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Lochea Rubra muncul pada hari 1-2 pasca persalinan, berwarna merah
mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari desidua,
verniks caseosa, lanugo, mekonium. Lochea sanguinolenta muncul sejak 3-7
hari pasca persalinan, berwarna merah kuning dan berisi darah lendir. Lochea
Alba, muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih kekuningan
mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati
(Rukiyah, dkk, 2010). Sehingga pengeluaran dari gentalia yang dialami Ny.R
termasuk normal atau sesuai dengan teori. Dari kunjungan pertama sampai
dengan kunjungan ketiga setelah persalinan Ny.R tidak ditemukan adanya
masalah.
Kunjungan kedua (KF II) dilakukan pada 27 hari setelah persalinan
dilakukan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda bendungan ASI, terdapat
pengeluaran lochea sanguinolenta. Kunjungan ketiga (KF III) dilakukan pada
tanggal ….. Mei 2023 atau 34 hari setelah persalinan, hasil Ny.R tidak ada
tanda-tanda bendungan ASI, uterus tidak teraba, terdapat pengeluaran alba,
terdapat bekas luka jahitan perinemum .
Setelah persalinan kadar estrogen dan progesteron menurun dengan
lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi
hambatan terhadap prolaktin dan estrogen. Oleh karena itu, air susu ibu

217
segera keluar. Biasanya, pengeluaran air susu dimulai pada hari kedua atau
ketiga setelah kelahiran (Marmi, 2016). Sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktik.

6. Asuhan Kebidanan Neonatus


Kunjungan pertama dilaksanakan pada 14 jam pasca kelahiran, penulis
melakukan pemantauan, keadaan umum neonatus baik, nadi, pernafasan serta
suhu tubuh neonatus dalam batas normal, neonatus menangis kuat, tali pusat
terbungkus kassa steril, neonatus mengkonsumsi ASI dan neonatus sudah
BAK dan BAB. BAK 4 kali berwarna kuning jernih, BAB 1 kali berwarna
kehitaman.
Kunjungan neonatus 1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 1-2 hari
setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan pernafasan, warna kulit, gerakan
aktif atau tidak, di timbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar
kepala dan lingkar dada (Varney, 2015). Menurut penulis tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan pada bayi Ny.R. Pada
kunjungan ini pendidikan kesehatan yang diberikan kepada ibu yaitu
perawatan tali pusat, ASI Eksklusif, serta cara menjaga kehangatan bayi.
Pada kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 12 April 2023 atau 4
hari setelah kelahiran penulis melakukan pemeriksaan pada neonatus,
keadaan umum nadi, pernafasan dan suhu dalam batas normal, dan nutrisi
terpenuhi. Bayi Ny.R dengan frekuensi BAB 4-5 kali/hari. Tali pusat pada
bayi juga telah lepas.
Pada kunjungan ini bidan memberitahu hasil pemeriksaan bahwa bayi
dalam keadaan baik. Bidan memberi pendidikan kesehatan kepada ibu untuk
terus menyusui bayinya dan menjemur bayi dibawah matahari +10-15 menit
dibawah jam 10.00 WITA. Pada kunjungan ini penulis juga memberikan
pendidikan kesehatan untuk melanjutkan pemberian ASI eksklusif hingga 6
bulan serta cara menyusui yang benar. Menurut penulis tidak terjadi

218
kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan serta asuhan yang telah
diberikan pada bayi Ny.R
Pada kunjungan ketiga yaitu 27 hari setelah kelahiran. Hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus
dalam batas normal, eliminasi baik, dan nutrisi terpenuhi. Tali pusat pada
bayi juga telah kering dan lepas pada hari ke 5. Penulis memberikan
pendidikan kesehatan mengenai perawatan bayi sehari-hari dan memantau
pertumbuhan bayi dengan rutin setiap bulan membawa bayi ke posyandu.
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan serta asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.R Dari
kunjungan pertama sampai kunjungan ketiga neonatus dalam keadaan baik.

7. Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi


Penulis telah melakukan konseling tentang persiapan Ny.R dalam
menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah berakhirnya masa
nifas. Usia ibu saat ini adalah 29 tahun. Penulis melakukan konseling tentang
persiapan dalam menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah
berakhirnya masa nifas pada Ny.R dan konseling tentang macam-macam alat
kontasepsi sesuai dengan kebutuhan Ny.D sehingga pelaksana manajemen
kontrasepsi berjalan dengan maksimal. Ny.D dan suami memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi AKBK.
Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam
program penggunaan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar
dapat dicapai keseimbanagan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional (Kemenkes, 2021).
1. Cara kerja AKBK yaitu Kontrasepsi implan sangat efektif, bekerja lama
dan cocok untuk hampir semua wanita untuk menunda atau membatasi
kehamilan (Jacobstein dan Stanley, 2013) dan implan memberikan
perlindungan yang sangat efektif 3-5 tahun (Samal dan Ranjit, 2015).

219
perubahan terjadi setelah pemasangan implan progestin menekan
pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus dan hipofisis, levonogestrel
yang terkandung pada kapsul implant menekan lonjakan LH agar tidak
terjadi ovulasi, penggunaan progestin dalam jangka panjang dapat
menyebabkan hipotropisme pada endometrium sehingga dapat menganggu
proses implantasi. Efektifitas Kontrasepsi Implant Menurut The NSW
Ministry of Health (2013), implan adalah metode yang sangat efektif untuk
mencegah kehamilan lebih dari 99,9% efektif. Menekan ovulasi,
menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, mengurangi transportasi sperma, lendir serviks menjadi kental
(Tresnawati, 2013: 125). Menurut Sam Rowlands dan Stephen Searle
(2018) Implan adalah kontrasepsi reversible yang paling efektif dan
memiliki efektivitas yang serupa dengan sterilisasi.
2. Sesuai dengan teori bahwa AKBK tidak mengganggu produksi ASI,
efektifitas tinggi sehingga ibu dapat menggunakan kontrasepsi AKBK
tersebut.

220
221
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
neonatus dan keluarga berencana di UPT Puskesmas Petung pada Ny.R
dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney dan pendokumentasian
kebidanan metode SOAP yang dilaksanakan mulai bulan Nopember 2022 –
April 2023 disimpulkan sebagai berikut :
1. Asuhan Kehamila : Ny R GIII PII 0 0 II usia 29 tahun selama kehamilan
tidak ada keluhan khusus yang mengganggu.
2. Asuhan persalina : Pada prose persalinan Ny R keadaan ibu dan janin
pada kala I persalinan baik, kemajuan persalinan berlangsung normal.
Setelah pembukaan lengkap, dilakukan pertolongan persalinan. Setelah
bayi lahir, plasenta lahir lengkap. Pemantauan 2 jam post partum setiap
15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Perencanaan sesuai dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal.
Penatalaksanaan sesuai dengan perencanaan yang disusun. Hasil evaluasi
menunjukkan persalinan berlangsung normal, bayi lahir selamat, keadaan
ibu baik, plasenta lahir spontan dan lengkap, ada laserasi jalan lahir,
tidak ada perdarahan yang abnormal.
3. Hasil pengkajian setiap kunjungan nifas Ny R tidak ada keluhan yang
mengganggu, tidak ada masalah pada payudara dan produksi ASI, TFU
turun sesuai teori, kontraksi uterus keras, perubahan warna lochea normal
dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. Perencanaan sesuai dengan teori
asuhan pada ibu nifas. Penatalaksanaan sesuai dengan perencanaan.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil nifas berlangsung normal,
laktasi lancar, involusi dan lochea normal, ibu menyusui secara eksklusif.
4. Bayi Ny R dari hasil pengkajian tidak ada keluhan yang mengganggu
sampai kunjungan terakhir yaitu 28 hari. Penambahan berat badan bayi

222
sesuai, TTV selalu normal, tidak ada tanda infeksi pada tali pusat, bayi
menyusu kuat, reflex baik, tidak ada kelainan pada bayi. Perencanaan
sesuai dengan teori asuhan kebidanan bayi baru lahir. Penatalaksanaan
sesuai dengan perencanaan. Hasil evaluasi menunjukkan kebutuhan dasar
bayi terpenuhi, keadaan bayi sehat.
5. Saat kunjungan nifas ke 3 Ny R menginginkan alat kontrasepsi yang
tidak mengganggu produksi ASI.dan dapat digunakan jangka panjang
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan keadaan ibu sehat, tidak ada
kelainan. Dari hasil pengkajian disusun perencanaan termasuk KIE
tentangalat kontrasepsi yang digunakan. Penatalaksanaan dilakukan
sesuai dengan perencanaan. Hasil evaluasi menunjukkan Ny R
memutuskan menggunakan Imflant dan Ny R memahami cara kerja,
keuntungan dan kelemahan alat kontrasepsi AKBK.

8. SARAN
1. Bagi ibu dan keluarga
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bahwa pemeriksaan
dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya pada masa
kehamilan, masa bersalin, masa nifas, masa bayi baru lahir dan masa
keluarga berencana sehingga ibu mengerti tentang kesehatannya.
2. Bagi profesi Bidan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengupdate ilmu dan menerapkan ilmu terbaru pada klien.
3. Bagi Poltekes Kemenkes Kalimantan Timur prodi Sarjana Terapan
Kebidanan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pengembangan materi yang telah diberikan baik dalam proses
perkuliahan maupun praktik lapangan. Sehingga mahasiswa mampu
menerapkan secara langsung dan berkesinambungan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana dengan

223
pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
4. Bagi penulis
Senantiasa memenfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah didapat serta menggunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
asuhan secara berkesinambungan yang dimulai pada ibu hamil TM III,
sampai dengan proses persalinan, nifas, neonatus, dan KB dapat berjalan
fisiologis atau normal.

224
DAFTAR PUSTAKA

APN. (2017). Buku acuan persalinan normal. JNPK-KR.

Abebe Mamo et al. (2022). Maternal Social Support and Health Facility Delivery
in Southwest Ethiopia.

Barbara Rawlins et al. (2018), Improvement in The Active Management of The


Tird Stage of Labor for The Prevention of Postpartum Hemorrhage in
Tanzania: A cross-sectional Study.

Carrie Cwiak and Sarah Cordes. (2018). Postpartum Intrauterine device


Placement: a Patien-Friendly Option

Cunningham, F. G. 2009. Buku Obstetri William, Edisi 21. Jakarta: EGCJNPK-


KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:EGC.

Dr. Anik Puji Rahayu, M.Kep, dr. Handy Wiradharma, SpOg, dkk. (2021). Modul
Pemberdayaan Ibu dan Keluarga di Manajemen Pelayanan Maternitas
pada Ibu Hamil.

Debora Rose Wilson. (2018). Second Trimester Pregnancy Complications.

Febi Sukma, Elli Hidayati, Sitti Nurhasiyah Jamil. (2017). Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah.Jakarta

Heni Puji Wahyuningsih. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,


Kementrian kesehatan Republik Indinesia. Pusat pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.

Ida Prijatni, Sri Rahayu. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.

Kemenkes RI. (2014). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca


Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

225
Pauline E Jolly et al. (2021). Effectiveness of an Intra Uterine Device
Informative,Intervention Among Post-natal Women in Western Jamaica.

Rajan Paudel, et al. (2019). Perception And Use Of Intrauterin Conyracetive


Device ( IUDS) Among Married Women Of Reproductive Age In
Bhaktapur. Nepal.

Ririn Ratnasari, Nindi P Verdila Putri. (2021). Gambaran Fungsi Seksual Selama
Kehamilan Trimester Ketiga.

Saran Tenzin Tamang et al, 2021, Knowledge and Understanding of Obstetric


Danger Sign Among Pregnant Women Attending the Antenatal Clinic at
The National Referal Hospital in Thimpu. Bhutan.

Sondakh. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Erlangga.

Tanvir M Huda et al. (2019). Errly Initiation of Breasrtfeeding and Severe Illness
in the Early Newborn Period : An observatoinal Study in rural Bangladesh.

Timothy B Hallet, (2021) The Impact of The Timely Birth Dose Vaccineon The
Global Elimination of Hepatitis B.

Popy Apriyanti, Anik Triratnawati, Desi Ari Astuti. (2021). Peran Keluarga
pada Ibu Pasca Bersalin.

Rusmini, dkk. (2017). Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berbasis


Evidence Based. Jakarta: Trans Info Media.

Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul B. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


& Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

226
Hung Chang Lee, et al,, ( 2020 ) Efficacy of an Ergonomic Ankle Support Aid for
Squatting Position in Improving PushingSkills and Birth Outcomes During
the Second Stage of Labor.

Kurniarum A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Mochtar, Rustam. (2012). SinopsisObstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi


Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: EGC.

Merve Sezer Yildiz, Nebahat Ozerdogan , Figen Ayrancy. (2022) Knowing and
Appliying Non- Pharmacological Methods Used in LaborPain Control of
Health Workes in Delivery Rooms

Varney, H. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC.

Wonokoyo, Nawacita Indikator. (2016). Jurnal Kesehatan Target dan Indikator


Pembangunan Nasional Indonesia 2014-2019.

Zheng Y at al. (2021) Overt and occult hepatitis B infection after neonatal
vaccination: mother-to-infant transmission and HBV vaccine effectivenes.

227

Anda mungkin juga menyukai