PENDAHULUAN
1
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Djuanda Oleh sebab itulah
Penulis berupaya untuk memperoleh teori dan Praktek seputar Kearsipan di
Kantor Pemuda dan Olahraga Kota Bogor (KANPORA).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
6. Cocok bagi organisasi, dalam arti sesuai dengan jenis dan luas lingkup
kegiatan organisasi.
a. Arsip Dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam
kegiatan perkantoran sehari-hari. Dengan demikian, arsip dinamis memiiki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Arsip yang masih aktual dan berlaku secara langsung diperlukan dan
dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari.
2. Arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya.
3. Pada dasarnya arsip dinamis bersitat tertutup, oleh karena itu pengelolaan
dan perlakuannya harus mengikuti ketentuan tentang kerahasiaan surat-
surat.
4
4. Fungsi dan Kegunaan Arsip Dinamis
Sesuai dengan ciri di atas, maka menurut fungsi dan kegunaannya, arsip dinamis
dapat dibedakan atas :
1. Arsip aktif, yaitu arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan
pekerjaan di kantor.
2. Arsip semi aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai
menurun.
3. Arsip inaktif, yaitu arsip yang sudah jarang sekali dipergunakan dalam
proses pekerjaan sehari-hari.
Arsip dinamis biasanya memiliki empat tahap siklus hidup (life sicle)
5
3. Tahap ketiga adalah tahap inaktif. Tahap ketiga ini terjadi tatkala arsip
dinamis sudah jarang atau mungkin tidak dipakai lagi sehingga menjadi
inaktif. Oleh karena itu, arsip itu disimpan dalam tempat penyimpanan
seperti unit kearsipan atau pusat arsip dinamis (record center). Selama
masa inaktif ini, arsip dinamis disimpan karena alasan hukum atau karena
kebutuhan rujukan, dan sebagainya.
4. Tahap keempat ialah tahap penyusutan dan Jadwal retensi Arsip (JRA).
Penyusutan adalah suatu tindakan yang diambil berkenaan dengan
habisnya “masa simpan” arsip yang telah ditentukan oleh perundang-
undangan, peraturan atau prosedur administratif. Tindakan ini harus
dilakukan untuk mengatasi menggunungnya arsip, sehingga sulit
ditemukan kembali (retrieval) dan sulit memeliharanya, sebab karakteristik
arsip ialah mengumpul secara alami (accumulating naturally). Dengan
demikian penyusutan arsip diperlukan untuk menghemat ruangan/tempat,
memudahkan penemuan kembali arsip manakala diperlukan. Sedangkan
JRA adalah pedoman yang digunakan untuk menyusutkan arsip.
Penyusutan arsip dapat juga dilakukan dengan cara menyerahkan arsip yang
bernilai guna sekunder (tidak bernilai primer lagi) ke badan yang berwenang yaitu
Arsip Nasional Rl (ANRI) (lihat PP.No. 34 tahun 1979 tentang penyusutan arsip).
Arsip inaktif yang diserahkan ke Depo Arsip seperti, Perpustakaan dan Depo
Arsip kota, Perpustakaan dan Depo Arsip provinsi, atau ANRI, statusnya akan
berubah menjadi arsip statis (archives) dan disimpan secara permanen untuk
6
perlindungan, karena arsip tersebut memiliki nilai informasi, historis, ilmiah, dan
pembuktian (hukum, fakta sejarah, dsb.)
b. Arsip Statis
1. Tidak hilang.
a. Penyimpanan arsip
7
3. Pengembalian arsip ke tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan
mudah.
b. Pengawetan Arsip
Usaha pengawetan arsip dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya :
3. Laminasi arsip.
1. Map, yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan
untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering
disebut stopmap folio, Stopmap bertali (portapel), map jepitan
(snelhechter), map tebal yang lebih dikenal dengan sebutan ordner atau
brieforner. Penyimpanan ordner lebih baik dirak atau lemari, bukan di
dalam filing cabinet dan posisi penempatannya bisa tegak. Sedangkan
Stopmap folio dan snelhechter penyimpanannya dalam posisi mendatar,
atau tergantung (bila yang dipakai snelhechter gantung) di dalam filing
cabinet, sedangkan portapel sebaiknya disimpan dalam almari karena
dapat memuat banyak lembaran arsip.
8
berfungsi untuk menempatkan kode-kode, atau indeks yang menunjukkan
isi folder yang bersangkutan.
3. Guide, adalah lembaran kertas tebal atau karton manila yang dipergunakan
sebagai penunjuk dan atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip. Guide
terdiri dari dua bagian, yaitu tab guide yang berguna untuk mencantumkan
kode-kode, tanda-tanda atau indeks klasifikasi (pengelompokan) dan
badan guide itu sendiri. Jumlah guide yang diperlukan dalam sistem filing
adalah sebanyak pembagian pengelompokan arsip menurut subyeknya.
Misalnya guide pertama untuk menempatkan tajuk (heading) subyek
utama (main subyek), guide kedua untuk menempatkan sub-subyek, guide
ketiga untuk yang lebih khusus lagi, demikian seterusnya.
9
7. Rak Arsip, adalah sejenis almari tak berpintu, yang merupakan tempat
untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Arsip ditempatkan dirak susun
secara vertikal lateral yang dimulai selalu dari posisi kiri paling atas
menuju kekanan, dan seterusnya kebawah
10. File yang dapat dilihat (Visible reference record file) adalah alat yang
dipergunakan untuk menyimpan arsip-arsip yang bentuknya berupa leflet,
brosur, dan sebagainya.
11. Out Guide atau Out Sheet adalah alat yang digunakan untuk menandai
posisi/letak/tempat dari arsip yang sedang dipinjam.
Menurut Sulaiman (1999: 30), penataan arsip adalah pengaturan informasi dan
fisik arsip untuk memudahkan penemuan kembali. Dengan kegiatan ini
pengendalian arsip baik secara fisik maupun informasi dapat dilakukan secara
optimal. Saat ini, dikenal lima macam sistem penataan arsip yaitu:
10
Nama orang- Nama perusahaan / organisasi- Nama tempat / daerah- Nama benda /
barang- Istilah subyek atau angka (tergantung sistem pengarsipan yang
dipakai)Menentukan ciri / tanda dengan cara menentukan urutan unit-unit atau
bagian dari kata tangkap yang akan disusun menurut abjad.
Indeks adalah sarana untuk menemukan kembali dengan cara
mengidentifikasi surat tersebut melalui penunjukan suatu tanda pengenal yang
dapat membedakan surat satu dengan surat yang lainnya, atau bagian dari suatu
nama yang dijadikan tanda pengenal surat (Suwarno 2010:97). Unit adalah bagian
kata dari kata tangkap yang memiliki pengertian sendiri, atau bagian terkecil dari
suatu nama. Sedangkan nama, merupakan judul / caption. Jadi setiap judul
memiliki bagian yang disebut unit.Kode adalah suatu tanda atau simbol yang
diberikan atau yang dibubuhkan pada lembaran arsip yang dapat dipakai untuk
tanda penyimpanan arsip.Koding adalah suatu kegiatan memberikan tanda atau
simbol pada arsip.
Adapun fungsi dari kode atau simbol adalah menunjukkan isi yang
terkandung di dalam arsip yang bersangkutan. Petunjuk silang adalah alat
petunjuk dari indeks yang tidak dipakai kepada indeks yang di pakai, atau
petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Ada dua macam petunjuk silang antara lain:a. Petunjuk silang langsungAdalah
petunjuk silang yang menunjukkan tentang seseorang yang memiliki lebih dari
satu nama atau satu dokumen yang berisi lebih dari satu masalah.b. Petunjuk
silang tak langsungAdalah petunjuk silang yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya yang saling menjelaskan
atau saling membantu.
Prosedur yang harus dilaksanakan untuk mengarsipkan surat adalah :- Membaca
surat atau dokumen dengan teliti dan seksama- Periksa apakah surat sudah disertai
dengan tanda siap untuk disimpan.- Menetapkan caption atau judul surat-
Mengindeks tanda pengenal sesuai peraturan- Membuat petunjuk silang- Memberi
kode surat- Menyortir, yaitu memilah-milah atau mengelompokkan arsip menjadi
satu kelompok menurut kode yang ada pada arsip.- Menyusun menurut susunan
abjad.- Menyimpan arsip, yaitu mendapatkan arsip pada suatu tempat atau alat
penyimpanan.
11
Perlengkapan yang diperlukan untuk mengarsip sistem abjad adalah- Filling
cabinet; adalah lemari arsip untuk menempatkan folder dan guide. Yaitu untuk
menyimpan dokumen, surat-surat kantor. Umumnya mempunyai beberapa laci.-
Folder; adalah tempat untuk menyimpan dokumen atau menempatkan arsip,
berbentuk segi empat, berlipat dua seperti map tetapi tanpa daun penutup.- Guide
(petunjuk); merupakan petunjuk dan pemisah antar folder-folder. Bentuk dari
guide adalah segi empat dan berukuran sama dengan folder. Terbuat dari karton
tebal.
C. Sistem Nomor
Di dalam sistem nomor ada 4 macam Menurut Wursanto (1991: 122-
141), :
1. Sistem nomor menurut Dewey 1998 (Sistem Desimal / Klasifikasi)Sistem ini
menetapkan kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang
bersangkutan.Yang diperlukan dalam sistem ini adalaha. Perlengkapan yang
diperlukan adalah- Filling cabinet- Guide- Folderb. Daftar klasifikasi nomor.
Kartu kendaliDalam klasifikasi, nomor adalah daftar yang memuat semua
kegiatan / masalah yang terdapat dalam kantor. Setiap masalah diberi nomor
12
tertentu.Dalam daftar ini terdapat tiga pembagian yaitu- Pembagian utama,
memuat kegiatan / masalah pokok dari kantor- Pembagian pembantu, memuat
uraian masalah yang terdapat pada pembagian utama- Pembagian kecil memuat
uraian masalah yang terdapat pada pembagian pembantu.Guna daftar klasifikasi
adalah- Sebagai pedoman pemberian kode surat- Sebagai pedoman untuk
mempersiapkan dan menyusun tempat penyimpanan suratUraian guide, folder,
dan surat dalam filling cabinet- Dalam setiap laci filling cabinet diperlukan 10
guide- Dibelakang setiap guide ditempatkan 10 folder- Surat yang terbaru dalam
setiap folder ditempatkan paling depanCara penyimpanan surat- Surat dibaca lebih
dahulu untuk mengetahui permasalahannya- Memberi kode surat- Mencatat surat
kedalam kartu kendali- Mencatat surat pada kartu indeks- Menyimpan surat-
Penyusunan surat dalam folder setiap surat yang baru selalu ditempatkan di urutan
paling depan- Menyimpan kartu kendali.
2. Sistem nomor menurut Terminal Digit Didalam sistem ini kode penyimpanan dan
kode penemuan kembali surat memakai sistem penyimpanan menurut teminal
digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan pada nomor urut dalam buku
arsip.Dalam sistem ini yang perlu dipersiapkan adalah- Perlengkapan untuk
tempat penyimpanan surat yang terdiri atas; filling cabinet 10 laci, guide (setiap
laci 10 guide), dan folder (setiap guide 10 folder)- Kartu kendali; yang digunakan
dalam sistem ini sama dengan kartu kendali yang digunakan dalam sistem lain.
Yang berbeda disini adalah mengindeks nomor kode untuk keperluan
penyimpanan dan penemuan kembali surat.- Cara mengindeks nomor kode
sebagai berikuta. Dua angka dari belakang sebagai unit 1, yaitu menunjukkan
nomor laci dan nomor guideb. Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu
menunjukkan nomor folderc. Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3
yaitu menunjukkan surat yang kesekian dalam folder- Cara penyimpanan surat;
surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut disimpan dalam laci 10-19,
dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat yang ke 55.
3. Sistem Nomor Middle DigitSistem ini merupakan kombinasi dari Sistem Nomor
Decimal Dewey dan Sistem Nomor Terminal Digit. Yang dijadikan kode laci dan
guide adalah dua angka yang berada di tengah, sedangkan dua angka yang berada
di depannya menunjukkan kode map, kemudian dua angka yang berada
13
dibelakangnya menunjukkan urutan surat yang kesekian didalam map.Dalam
sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka
ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode
kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai
berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor
Terminal Digit.
4. Sistem nomor Soundex (phonetic system)Sistem Soundex adalah sistem
penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dan tulisannya atau bunyi
pengucapannya hampir bersamaan. Dalam sistem ini nama-nama diganti dengan
kode (notasi) yang terdiri dari 1 huruf dan 3 angka.Susunan penyimpanannya
adalah menurut abjad yang diikuti urutan nomor.
14
Sistem tanggal Menurut Martono (1994:88) adalah sistem penyimpanan
surat yang didasarkan kepada tanggal surat diterima (untuk surat masuk) dan
tanggal surat dikirim (untuk surat keluar)Yang diperlukan untuk sistem ini adalah-
Perlengkapan yang diperlukan; filling cabinet, didepan laci dicantumkan judul
“tahun”, guide sebanyak 12 buah, masing-masing untuk satu bulan, folder, dan
kartu kendali.- Pembagian sistem tanggala. Pembagian utama menggambarkan
tahun (judul laci)b. Pembagian pembantu menggambarkan bulan (judul guide)c.
Pembagian kecil menggambarkan tanggal (judul folder)- Susunan guide dan
folder dalam filling cabineta. Laci menggambarkan tahunb. Guide
menggambarkan bulanc. Folder menggambarkan tanggal.
15
3. Nomor Nota Dinas
Nota dinas bersifat internal, dengan susunan penomoran sebagai berikut:
a) nomor naskah dinas (nomor urut dalam satu tahun takwim); b) kode
klasifikasi; c) bulan (ditulis dalam dua digit); dan d) tahun terbit.
Adapun kode klasifikasi yang berlaku sesuai terdapat pada pasal 8 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2012 Tentang Tata
Kearsipan adalah sebagai berikut:
000 Umum
100 Pemerintahan
200 Politik
300 keamanan dan ketertiban
400 Kesejahteraan
500 Perekonomian
600 pekerjaan umum dan ketenagakerjaan
700 Pengawasan
800 Kepegawaian
900 Keuangan
Kode klasifikasi surat khusus untuk lingkungan pendidikan yang sering digunakan
adalah:
800 Kepegawaian
900 Keuangan
420 PENDIDIKAN
421 Sekolah
421.1 Pra Sekolah
421.2 Sekolah Dasar
421.3 Sekolah Menengah
421.4 Sekolah Tinggi
421.5 Sekolah Kejuruan
421.6 Kegiatan Sekolah, Dies Natalis Lustrum
421.7 Kegiatan Pelajar
421.71 Reuni Darmawisata
421.72 Pelajar Teladan
421.73 Resimen Mahasiswa
421.8 Sekolah Pendidikan Luar Biasa
16
421.9 Pendidikan Luar Sekolah / Pemberantasan Buta Huruf
422 Administrasi Sekolah
422.1 Persyaratan Masuk Sekolah, Testing, Ujian, Pendaftaran, Mapras,
Perpeloncoan
422.2 Tahun Pelajaran
422.3 Hari Libur
422.4 Uang Sekolah, Klasifikasi Disini SPP
422.5 Beasiswa
423 Metode Belajar
423.1 Kuliah
423.2 Ceramah, Simposium
423.3 Diskusi
423.4 Kuliah Lapangan, Widyawisata, KKN, Studi Tur
423.5 Kurikulum
423.6 Karya Tulis
423.7 Ujian
424 Tenaga Pengajar, Guru, Dosen, Dekan, Rektor
425 Sarana Pendidikan
425.1 Gedung
425.11 Gedung Sekolah
425.12 Kampus
425.13 Pusat Kegiatan Mahasiswa
425.2 Buku
425.3 Perlengkapan Sekolah
17
BAB III
Keadaan Umum
Tugas :Kantor dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pemuda dan olah
raga.
18
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.Struktur:Kepala Kantor;Sub Bagian Tata Usaha;Seksi Pembinaan
Pemuda;Seksi Pembinaan Olahraga;Seksi Sarana dan Prasarana.
MISI
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Pernyataan misi ini membawa organisasi kepada suatu fokus dan
menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukan dan bagaimana
melakukannya untuk mencapai suatu pernyataan, tujuan organisasi diwujudkan
dalam produk pelayanan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi kelompok
masyarakat, nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita di masa mendatang
atau sesuatu yang di emban atau dilaksakan oleh organisasi sejalan dengan
pemikiran tersebut. Maka dirumuskan misi Kantor Pemuda dan Olah Raga Kota
Bogor sebagai berikut :
a. Urusan Kepemudaan dan Olahraga terdapat dalam Misi Kota Bogor yang
ke 1 dan 2 :
Untuk urusan Pemuda dan Olahraga mempunyai misi :
1. Meningkatkan kualitas pemuda melalui ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Meningkatkan kualitas olahraga dan olahraga yang berkualitas
3. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana olahraga serta meningkatkan
kontribusi terhadap PAD kota Bogor.
b. Urusan kepemudaan dan Olahraga yang terdapat dalam Misi Ke 5 Kota
Bogor yaitu, Meningkatkan sinergitas antara pemerintah Kota dengan
elemen masyarakat. Sasarannya adalah :
Terfasilitasinya organisasi, Komunitas da sejenisnya yangmemiliki
fokus terhadap pembangunan Kota.
c. Urusan Seluruh OPD
19
Selain urusan Kepemudan dan Olahraga kantor Pemuda dan lahraga
juga melaksanakan tugas misi ke 5 “ Mewujudkan pemerintah yang
bersih dan transparan” bertujuan :
Mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi mempunyai 3 sasaran
Sasaran diarahkan kepada “terwujudnya pemerintahan yang bersih
dan bebas korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka
Kantor Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor harus merumuskan visi dan misi
tersebut kedalam bentuk yang lebih nyata dan terarah. Penetpan tujuan dan
sasaran didasarkan atas isu strategis yang merupakan faktor kunci keberhasilan
yang telah diidentifikasi sebelumnya sehingga pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan menjadi lebih Nasional.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
yang diharapkan dapat menggambarkan hasil akhir yang akan dicapi atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun.
Tujuan tersebut harus konsisten dengan tupoksi yang kemudian akan menjadi arah
strategi organisasi dan perbaikan-perbaikan yang akan dicapai kedepan dengan
lebih mempertajam fokus pelaksanaan misi sekaligus meletakan kerangka
prioritas untuk lebih memfokuskan arah semua program dan aktifitas/kegiatan.
Sejalan dengan kedudukan tugas pokok dan fungsi, maka dirumuskan tujuan :
1. Mewujudkan Pemuda yang cerdas, kreatif, inovatif, mandiri,
demokratis, bertanggung, berdaya saing, serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kkewirausahaan, dan kepeloporan;
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi
olahraga pendidikan maupun olahraga masyarakat;
3. Meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam berolahraga serta
meningkatkan retribusi jasa usaha atas saarana olahraga yang ada pada
Kantor Pemuda dan Olahraga.
20
Sasaran
1. Meningkatkan prestasi pemuda, peran organisasi pemuda dalam
menampung kegiatan kepemudaan;
2. Meningkatnya Pembinaan dan pelatihan dasar olahraga;
3. Meningkatnya sarana dan prasaraana olahraga masyarakat serta
retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga pada kantor Pemuda
dan Olahraga.
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA
Gambar Struktural Organisasi Kantor Pemuda dan Olahraga.
Kepala Kantor
Kasubag
Tata Usaha
KASI
KASI KASI
Sarana Dan
Prasarana Olahraga Kepemudaan
21
olahraga. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud kepala
Kantor menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Merumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pemuda dan
olahraga.
2. Penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemuda dan
olahraga.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemuda dan olahraga.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
22
j. Melaksanakan kebijakan, bimbingan, dan pembinaan standarisasi
teknis, norma, kriteria, prosedu pengelolaan sarana dan prasarana
pemuda dan olahraga.
k. Melaksanakan peningkatan peran serta, pemberdayaan potensi
masyarakat dalam menyelenggarakan, pembinaan, pengembangan
pemuda dan olahraga.
l. Melaksanakan fasilitas kegiatan kepemudaan dan keolahragaan.
m. Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan sarana, prasarana di lingkungan
Gelanggang Olahraga.
n. Melaksanakan kerjasama dengan daerah lain dan pihak ketiga di bidang
kepemudaan dan keolahragaan seizin Walikota.
o. Memaraf dan menandatangani naskah dinas sesuai kewenangannya.
p. Mengarahkan RKA dan DPA serta mengendalikan DPA.
q. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
r. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
s. Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pada
atasan.
t. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub. Bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanan sebagian fungsi kantor di bidang tata usaha.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sub. Bagian Tata
Usaha mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana dan program kerja
kantor.
b. Pelaksanaan tugas administrasi umum dan administrasi kepegawaian,
perlengkapan, keuangan, kearsipan dan kerumahtanggaan.
c. Menyiapkan dan menyusun pedoman serta produk hukum di bidang
pemuda dan olahraga.
d. Mengevaluasi dan pelaporan Sub. Bagian Tata Usaha.
23
e.
Uraian tugas jabatan Kepala Sub. Bagian Tata Usaha :
a. Memimpin pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha.
b. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Tata Usaha.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Mengkoordinasikan penyusunan program, penyelenggaraan kegiatan
dan penyusunan laporan kantor.
f. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaabn di lingkungan Kantor
yang meliputi administrasi umum, Kepegawaian, perlengkapan,
keuangan, kearsipan, aset dan kerumahtanggaan.
g. Menyiapkan dan menyusun pedoman serta petunjuk teknis pelaksanaan
tugas Kantor Pemuda dan Olahraga.
h. Mengoreksi surat atau naskah dinas dan mengendalikan pelaksanaan
administrasi umum baik surat masuk/keluar maupun naskah dinas.
i. Menyiapkan rancangan produk hukum daerah yang berkaitan dengan
pemuda dan olahraga.
j. Menyusun Rencana Kerja (Renja), Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ).
k. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) dan laporan
lainnya.
l. Menghimpun data, informasi dan dokumentasi sebagai bahan
pelaksanaan evaluasi dan laporan.
m. Menyusun laporan kegiatan Kantor secara periodik dan insidentik.
n. Melaksanakan fungsi sebagai Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
(PPK-SKPD).
24
o. Memfasilitasi berbagai macam pengaduan kepada masyarakat baik
melalui kotak saran, media cetak/elektonik maupun yang datang secara
langsung sesuai dengan bidang kewenangannya.
p. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) beserta indikator kinerja di bidang pemuda
dan olahraga.
q. Melaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan RKA dan DPA
lingkup kantor.
r. Melaksanakan Koordinasi dengan instansi terkait.
s. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
t. Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Sub
Bagian Tata Usaha.
u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
C. Seksi Pembinaan Pemuda
Seksi Pembinaan Pemuda dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi kantor di bidang
pembinaan pemuda. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud, Seksi Pembinaan Pemuda mempunyai fungsi :
a. Memimpin pelaksanaan tugas seksi Pembinaan Pemuda.
b. Menyusun rencana dan progran kerja seksi pembinaan pemuda.
c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan
tugas kepada bawahan.
d. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
e. Menyusun konsep kebijakan bidang kepemudaan.
f. Melaksanakan pengkajian Kebijakan teknis Operasional Bidang
Kepemudaan.
g. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan kepemudaan.
h. Mendorong dan memfasilitasi aktivitas kepemudaan yang berskala kota,
provinsi, nasional dan internasional.
25
i. Melaksanakan koordinasi bidang kepemudaan, baik koordinasi antar
dinas/instansi terkait, koordinasi dengan lembaga non pemerintah,
maupun koordinasi antar kecamatan.
j. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan di bidang kepemudaan.
k. Menginventalisir data pemuda.
l. Menyusun konsep Standar Oprasional Produser (SOP) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) beserta indikator kinerja Seksi Pembinaan
Pemuda.
m. Menyusun RKA dan DPA serta melaksanakan DPA.
n. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
o. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan Seksi
Pembinaan Pemuda.
p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
26
i. Mendorong aktifitas olahraga skala kota, provinsi, nasional, dan
internasional.
j. Memfasilitasi dan mendukung aktifitas olahraga.
k. Merencanakan dan mengusulkan pendanaan keolahragaan.
l. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait, lembaga non
pemerintah dan masyarakat.
m. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan di bidang olahraga.
n. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) beserta indikator kinerja Seksi Pembinaan
Olah Raga.
o. Menyusun RKA serta melaksanakan DPA.
p. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
q. Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Seksi
Pembinaan Olah Raga.
r. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi kantor di bidang Sarana dan
Prasarana.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Seksi Sarana
Prasarana mempunyai fungsi :
27
g. Menyusun konsep kebijakan dibidang sarana dan prasarana.
h. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pelayanan teknis, pengelolaan
sarana dan prasarana, kebersihan ketertiban dan keamanan.
i. Memfasilitasi kegiatan kepemudaan dan keolahragaan.
j. Melaksanakan koordinasi dalam hal penentuan besaran retribusi.
k. Melaksanakan dan mendorong pembangunan pusat pemberdayaan
pemuda.
l. Menyusun dan menyelenggarakan pengelolaan serta pemeliharaan
sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, dan keamanan di
lingkungan Gelanggang Olah Raga.
m. Melaksanakan pelayanan sarana dan prasarana olah raga dan menjaga
kebersihan, ketertiban dan keamanan di lingkungan Gelanggang Olah
Raga.
n. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) beserta indikator kinerja Seksi Sarana
Prasarana.
o. Menyusun RKA dan DPA serta melaksanakan DPA.
p. Melaksankan koordinasi dengan instansi terkait.
q. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.
r. Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Seksi
Sarana dan Prasarana.
s. Melakukan tugas kedinasan lainnya.
28
1. Struktural
a. Esselon III berjumlah 1 (satu) orang
b. Esselon IV berjumlah 4 (empat) orang
c. Pelaksana berjumlah 32 (tiga puluh dua) orang diantaranya 1 (satu)
orang Tenaga Kontrak Kerja
2. Berdasarkan Pendidikan
a. Sarjana Stara 2 (S2) 1 orang
b. Sarjana Stara 1 (S1) 7 orang
c. SMA berjumlah 26 orang
d. SMP berjumlah 3 orang
e. SD berjumlah 1 orang
Tabel
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Banyaknya Pegawai
Laki – Laki 27 Orang
Perempuan 11 Orang
Jumlah 38 Orang
Sumber : Kantor Pemuda dan Olahraga Kota Bogor,2016
▪ Menurut Golongan
29
Tabel
Golongan IV 2 Orang
Golongan III 12 Orang
Golongan II 23 Orang
Golongan I -
Tenaga Kontrak Kerja 1 Orang
Jumlah 38 Orang
Sumber : Kantor Pemuda dan Olahraga Kota Bogor,2016
3.3.1 Fasilitas
Fasilitas Prasarana yang terdapat di Ruang Bidang yang Penulis fokuskan Sebagai
berikut:
4. 1 Buah AC
6. mempunyai 1 dispenser
7. 1 kursi
3. 3.2 Program
30
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
- Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
daerah
- Evaluasi Penilaian dan Pelaporan (Hibah/Bansos/RTLH)
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
- Pekan Olahraga Pelajar Daerah
- Pekan Olahraga Pondok Pesantren Daerah
- Liga pendidikan indonesia
- Pengembangan olahraga rekreasi/olahraga masyarakat (pekan olahraga
rekreasi dan tradisional)
- Turnamen Bola Volley dan futsal bagi Pelajar SD, SLTP dan SLTA se
Kota Bogor
- Pembibitan untuk 8 Cabang Olahraga dan Kelas Olahraga
Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga
- Perbaikan dan pembuatan fasilitas olahraga dan fasilitas umum lainnya
Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda
- Diklat dan selesksi paskibra
- Pemilihan Pemuda pelopor
- Gebyar sumpah pemuda
- Pemilihan Jambore pemuda
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Surat masuk adalah semua jenis surat yang diterima dari instansi lain maupun dari
perorangan, baik yang diterima melalui pos (kantor pos) maupun yang diterima
dari kulir (penerima surat) dengan mempergunakan buku pengiriman (ekspedisi).
(Wursanto, 1991: 108).
Surat keluar adalah segala komunikasi tertulis yang diterima oleh suatu badan
usaha dari instansi lain atau perorangan (Wursanto, 1991 :144). Dari pendapat
para ahli tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa prosedur pengelolaan
surat masuk dan surat keluar adalah pekerjaan surat menyurat yang harus
dilakukan secara tertata dan berurutan dengan kegiatan yang utama yaitu
mengelola, mengatur, dan mengurus surat menyurat agar dapat mempelancar
administrasi instansi tersebut.
Naskah dinas adalah alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis yang
menikat atau tidak mengikat (Hasugian, 2003 : 45)
a. Naskah dinas biasa adalah naskah dinas yang isinya tidak mengikat,tidak
memerlukan tindak lanjut, tidak mengandung informasi penting, dan tidak
mengandung konsepsi kebijaksanaan.
b. Naskah dinas penting adalah naskah dinas yang isinya mengikat,
memerlukan tindak lanjut, tidak mengandung informasi penting, dan
konsepsi kebijaksanaan.
c. Naskah dinas rahasia adalah naskah dinas yang isinya memerlukan
perlindungan karena jika bocor akan menimbulkan kerusakan/kerugian
besar, mengurangi kredibilitas Negara, menyulitkan terlaksananya strategi
pemerintahan umumnya.
32
a. Kartu Kendali Masuk adalah lembar isian untuk pencatatan, penerimaan,
dan penyampaian naskah dinas masuk,kartu kendali masuk dibuat rangkap
4(empat) yang berbeda warna yaitu warna lembar pertama putih,lembar
kedua hijau,lembar ketiga kuning,dan lembar keempat merah.
b. Kartu kendali keluar adalah lembar isian untuk pencatatan dan
penyampaian naskah dinas keluar.kartu kendali masuk dibuat 3(tiga) yang
berbeda warna yaitu warna lembar pertama putih,lembar kedua kuning dan
lembar ketiga merah.
Lembar disposisi adalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari
sudut pandang administrasi berarti pendapat seorang pejabat mengenai urusan
yang termuat dalam suatu surat dinas, yang langsung dituliskan pada surat yang
bersangkutan atau pada lembar khusus. Melihat defenisi tersebut jelas sekali
bahwa disposisi haruslah memberikan informasi yang jelas berupa instruksi,
petunjuk dan arahan dari pejabat lebih tinggi apa yang harus dilakukan kepada
bawahannya. Dalam lembar disposisi terdapat dua lembar yakni lembar berwarna
putih dan lebar kedua berwarna merah.
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/
pegawai. Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal, misalnya
kebijakan pimpinan, petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan, atau suatu
peraturan perundang-undangan. Surat edaran dipakai oleh instansi swasta maupun
pemerintah. Surat edaran biasanya dikirim oleh instansi atau subjek surat yang
kedudukannya lebih tinggi daripada objek surat.
Setelah surat-surat itu diterima oleh Bagian Penerimaan Surat, selanjutnya surat
itu diadakan pengolahan sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
a. Unit Organisasi
33
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan
kepada unit organisasi di mana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
c. Klasifikasinya
d. Kualifikasinya
e. Urgensinya
34
4.2. Rincian Kegiatan yang dilakukan (Logbook)
35
pelopor seperti bidang:
pendidikan,teknoligi
inovasi,bidang
pangan,pengelola
sumber daya alam.
2 19juli 2016 Menulis surat masuk di Memasukkan surat
buku arsip masuk pada buku
besar (pengarsipan)
3 20 juli 2016 Menulis surat masuk di Memasukkan surat
buku masuk pada buku
Arsip besar (pengarsipan)
- Pembukaan -pembukaan
turnamen volli dan turnamen
futsal
4 21 juli 2016 Data dari bu euis Mejadi panitia voli
Panitia volli di tugaskan menjadi
menghitung point.
5 22 juli 2016 Kegiatan Olahraga di olahraga sehat
Balaikota
Data bu euis
36
pagi sampai sore juara umum
dilanjutkan pemenag lomba
Penutupan turnamen serta futsal dan voly sma
juara umum
5 29 juli 2016 -tidak ada aktivitas
37
masuk dan di
lembar disposisi
4 11 Agustus 2016 -
5 12 Agustus 2016 Surat masuk Memasukan di
kartu kendali
masuk dan di
lembar disposisi
38
jika membahas Kearsipan sudah pasti kita membahas maupun memakai teori
Administrasi Negara.
Untuk sistem informasi surat masuk dan surat keluar di Kantor Pemuda dan
Olahraga Kota Bogor Masih kurang mengandalkan sistem informasi secara
komputerisasi, sedangkan sistem tersebut lebih efektif dan terstruktur tidak harus
sulit untuk mengatur dan menstruktur ulang di Buku Besar (Kearsipan Manual).
Sistem Komputerisasi dapat menyimpan data secara aman dan tidak akan terjadi
lagi keterlambatan dalam pencarian data, serta dapat meningkatkan produktifikas
kerja terutama dalam segi proses surat masuk dan surat keluar akan menjadi cepat
dan efisien.
BAB V
39
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis memaparkan bab demi bab dalam tulisan ini, dan berdasarkan
hasil penelitian dan analisa masalah yang ada, penulis berkesimpulan, bahwa:
a. Sistem Informasi Agenda surat masuk dan surat keluar yang sedang berjalan
masih bersifat konvensional dan membutuhkan waktu yang lama serta sering
terjadi kesalahan dalam pencatatan surat masuk dan surat keluar serta masih
minimnya pemahaman pegawai mengenai bagaimana pengelolaan surat yang
efektif dan efisien sehingga pelaksanaannya terdapat ketidak sesuaian dalam
pengelolaan surat masuk dan surat keluar dengan petunjuk dan pedoman yang
ada.
b. Sistem informasi Agenda surat masuk dan surat keluar yang disimpulkan
adalah menggunakan sistem informasi komputerisasi secara menyeluruh
sehingga proses penginputan dan pencarian surat akan lebih cepat.
5.2 Saran
40