Anda di halaman 1dari 2

Sejarah pembangunan nasional Vietnam telah dimulai pada 1986, yakni bertepatan

dengan peluncuran kebijakan ekonomi sosialis yang berorientasi pasar dan masih dalam
pengawasan negara (Beresford, 2008) dikenal sebagai “Doi Moi”. “Doi Moi” terdiri dari
rangkaian kebijakan yang diterapkan dalam berbagai bidang ekonomi sebagai bagian dari
reformasi Vietnam. Langkah-langkah tersebut terdiri dari: pengakuan bentuk non-sosialis
produksi seperti pertanian individu di sektor pertanian dan perusahaan swasta di sektor
industry dan jasa, penghapusan harga mekanisme kontrol, reformasi di sektor keuangan,
promosi investasi bagi asing (Nghiep & Quy, 2000). Sejak saat itu, Vietnam mengalami
pertumbuhan yang pesat di bidang ekonomi.

Dalam perekonomian dengan pasar kredit yang sempurna, dana diharapkan


mengalir ke Perusahaan-perusahaan dengan produktivitas tertinggi. Namun temuan
penelitian menunjukkan bahwa di Vietnam, UKM yang menghasilkan keuntungan yang
besar memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menerima pembiayaan formal
dibandingkan UKM yang kurang menguntungkan. Hasil ini menunjukkan bahwa alokasi
modal tidak efisien karena perusahaan dengan profitabilitas lebih tinggi bukanlah
perusahaan yang menjadi tujuan penyaluran dana oleh pasar kredit. Pembiayaan formal
sangat berhati-hati dalam memberikan pinjaman karena risiko kredit bermasalah sehingga
mempunyai persyaratan pinjaman yang cukup sulit.

Berbeda dengan pembiayaan formal, pembiayaan informal mempunyai


persyaratan pinjaman yang relatif lebih mudah dan tampaknya dialokasikan kepada
perusahaan-perusahaan yang lebih produktif (bisa memperoleh keuntungan besar). Temuan-
temuan ini menunjukkan bahwa pasar kredit formal tidak mengalokasikan pembiayaan
pada tingkat pengembalian tertinggi dan pasar kredit informal mengisi kekosongan
untuk mengatasi kesenjangan ini.

Efek penawaran dan permintaan

Apakah kesalahan alokasi kredit ini disebabkan oleh pengaruh penawaran atau
permintaan? Di sisi permintaan, perusahaan dengan tingkat efisiensi modal yang lebih
tinggi biasanya jarang mengajukan kredit.

Di sisi penawaran, perusahaan dengan produktivitas rendah, kemungkinan besar


pengajuan pinjamannya akan ditolak. Hal ini membuktikan bahwa penolakan pinjaman
dapat dibenarkan atas dasar efisiensi karena perusahaan-perusahaan ini dimungkinan
tidak bisa mengembalikan pinjaman. Di sisi lain, perusahaan dengan produktivitas tinggi
cenderung enggan mengajukan pinjaman karena takut ditolak karena prosesnya terlalu
sulit dan juga tingkat bunga yang terlalu tinggi.

Apakah kendala dalam pendanaan dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan?

Analisis data menunjukkan bahwa ketika efisiensi keuangan suatu perusahaan


meningkat, kendala kredit (pinjaman) dapat menurunkan tingkat investasi suatu
Perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan tidak berani berinvestasi pada tingkat optimal.
Dampak negatifnya adalah perusahaan tidak memliki kemampuan atau kemauan untuk
mempekerjakan lebih banyak karyawan karena keterbatasan modal. Oleh sebab itu, bisa
dikatakan bahwa pendanaan dapat mempengaruhi pertumbuhan sebuah Perusahaan.

Wawasan untuk kebijakan

Di Vietnam, Lembaga kredit formal memiliki persyaratan yang cukup sulit sehingga beberapa
Perusahaan dan UKM lebih memilih kredit informal dalam pembiayaan bisnisnya.

Fenomena enggannya beberapa perusahaan untuk mencari kredit mungkin menjadi


kendala yang serius. Perusahaan-perusahaan yang produktif sudah putus asa ketika
mengajukan permohonan pinjaman kredit formal karena takut ditolak.

Berdasarkan beberapa wawasan di atas, meningkatkan kesadaran dan informasi tentang


proses kredit formal di kalangan Perusahaan dan UKM, mungkin akan menciptakan suatu
kebijakan yang lebih efektif di negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai