Identitas
● No kasus/rekam medis :
● Nama pasien :
● Umur :
● Jenis kelamin :
● Alamat :
● Alasan dilakukan kunjungan rumah :
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan tempat tinggal
Kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/milik orang tua
Daerah perumahan : kumuh/padat bersih/komplek perumahan sederhana/ mewah (real estate)
Lantai 1. Tanah
rumah 2. Kayu
terbuat 3. Plester
dari: 4. Keramik
5. Karpet
6. Karpet plastik
7. Lainnya
Dinding 1. Bambu
rumah 2. Kayu
terbuat dari: 3. Plester/batu
4. Campuran
Luas tanah
Luas bangunan
Jumlah kamar
Adakah dapur? 1. Ya
2. Tidak
Adakah 1. Ya
cerobong 2. Tidak
asap
Adakah 1. Ya
jendela terbuka 2. Tidak
Jumlah Luas bangunan:
jendela Luas jendela total:
sebagai
ventilasi
Dipelihara di:
1. Kandang dalam rumah
2. Kandang luar rumah
3. Dalam rumah tanpa kandang
4. Luar rumah tanpa kandang
Lingkungan pekerjaan
Adakah anggota keluarga yang bekerja? Ya/tidak
Bila ya, siapa? Suami
Bila ya, adakah risiko kesehatan dalam pekerjaannya?
Faktor risiko Kesimpulan
(uraikan jenis faktor risiko yang ada)
Faktor fisik
Faktor kimia -
Faktor biologis
Ergonomis
Faktor psikologis -
ANAMNESIS
● Keluhan utama dulu
b) keluhan utama
Tidak ada nafsu makan dan muntah ?
Riwayat pengobatan:
●
● Riwayat psikososial
● Riwayat kelahiran
○ BB:
○ TB:
● Riwayat imunisasi
● Pemeriksaan fisik
● a. Inspeksi Mata: menonjol
Wajah: membulat dan sembab ?
Kepala: rambut mudah rontok dan kemerahan?
Abdomen : perut terlihat buncit kulit?
adakah crazy pavement dermatosis?
keadaan turgor kulit odema
b. Palpasi
Pembesaran hati?
ada pernapasan cepat karena pneumonia ga?
Auskultasi
Peristaltik usus abnormal?
denyut jantung?
bunyi napas?
PENILAIAN APGAR Keluarga (Diisi oleh Ny. A selaku Ibu dari An. A)
N Pernyataan Selalu / Kadang / Jarang /
o Sering (2) Pernah (1) tidak (0)
1 Adaptasi:
Saya puas karena saya dapat
kembali pada keluarga saya
jika saya menghadapi masalah
2 Partnership:
Saya puas dengan cara
keluarga saya membahas serta
membagi masalah dengan saya
3 Growth:
Saya puas bahwa keluarga saya
menerima dan mendukung
keinginan saya melaksanakan
kegiatan dan ataupun arah
hidup yang baru
4 Affect:
Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya menyatakan rasa
kasih sayang dan menanggapi
emosi
5 Resolve:
Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu
bersama
SCREEM
Aspek Kekuatan Kelemahan
Cultural pride
(dukungan adat
istiadat/budaya)
Religion
(Agama/kepercayaan)
Sarapan / jam
Snack pagi /
jam
Makan siang /
jam
Snack malam
Makan malam
/jam
Snack malam /
jam
k 2. Pemeriksaan Subjektif:
1) Riwayat penyakit sekarang yang berhubungan dengan masalah gizi:
3) Riwayat pengobatan:
Dibandingkan dengan keadaan sehat (beri tanda ceklist untuk jawaban yang
dipilih): a) Ada perubahan jumlah asupan makanan: Tidak Ya Tidak . Bila Ya,
Lamanya: .............minggu ............ bulan b) Konsistensi : Manakan biasa
Makanan lunak Makanan cair Puasa/tidak masuk makanan sama sekali
3. Pemeriksaan Objektif
Keadaan umum :
Tanda Vital :
Status Generalis :
Pengukuran Antropometri:
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : cm
Indeks Massa Tubuh : kg/m2
Catatan: pada pasien anak mengikuti penilaian status gizi pada anak
1. Batuk ≥ 2 minggu
2. Batuk berdahak
5. Sesak napas
1. Malaise
4. Menggigil
5. Demam
6. Berkeringat di malam hari
(PNPK)
B. PEMERIKSAAN FISIK
TTV:
Tensi
saturasi
Denyut nadi
suhu
curiga
TB Meningen(Meningitis)
Penyakit ini memiliki onset gejala subakut hingga kronik, dengan rerata
awitan gejala adalah 7-30 hari. Gejala yang tersering dikeluhkan adalah nyeri
kepala (80-90%), demam (60-95%), penurunan berat badan (60-80%),
penurunan kesadaran (30-60%), muntah (30-60%), dan kejang (50%).
Gejala dapat disertai defisit neurologis seperti kaku kuduk (40- 80%),
paresis saraf kranial (30-50%), dan hemiparesis (10-20%).
Pada TB peritoneum
E. DIAGNOSIS HOLISTIK
• Aspek personal
• Aspek klinik
• Aspek risiko internal
• Aspek risiko eksternal
Penyusun merencanakan
- Bagaimana cara membina hubungan saling percaya, membantu pasien
untuk mengenal dan mengidentifikasi halusinasi yang dialami ( baik
jenis, , frekuensi, waktu, respon dan tindakan yang dilakukan pasien),
mengajarkan kepada pasien cara-cara mengontrol halusinasi, pasien
mengontrol halusinasi ( menghardik, minum obat secara teratur,
cakap cakap dengan orang lain, dan melakukan aktivitas terjadwal).
Tindakan berinteraksi atau bercakap-cakap dengan orang lain dapat
membantu dalam mengatasi masalah keperawatan, karena jika pasien
sudah mengenal bahkan berinteraksi dengan orang lain pasien dapat
menceritakan masalah yang dialaminya.
Satu hal yang pasti, jangan menjauhi atau mengucilkan, apalagi mengunci orang
yang memiliki skizofrenia. Yakinkan orang tua teman anda untuk membawa teman
anda ke psikiater karena meskipun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, namun
gejala-gejala skizofrenia bisa dikontrol dengan psikoterapi dan obat-obatan.
[3]
skizofrenia dapat berupa :
2
Bandingkan gejala dengan gangguan kepribadian skizoid.
Gangguan kepribadian skizoid merupakan bagian dari gangguan
spektrum skizofrenia — kedua gangguan tersebut dikarakteristikan oleh
kesulitan dalam mengekspresikan emosi atau membangun hubungan
sosial; namun, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya yang
perlu diperhatikan. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid
bersentuhan dengan realita dan tidak mengalami halusinasi atau
paranoia secara terus-menerus, serta pola percakapan penderita pun
[5]
normal dan dapat diikuti dengan mudah. Seseorang dengan
3
Jangan berasumsi bahwa Anda tengah menghadapi penderita
skizofrenia. Bahkan jika orang tersebut menampakkan gejala
skizofrenia, jangan langsung mengasumsikan bahwa ia terkena
skizofrenia. Anda pasti tidak ingin salah menentukan bahwa seseorang
terkena skizofrenia atau tidak.
4
Ambillah sudut pandang empati. Setelah mempelajari gejala
skizofrenia, lakukan yang terbaik untuk memahami sudut pandang
penderita gangguan yang melemahkan ini. Menggunakan sudut
pandang penderita skizofrenia, dengan empati atau kognitif empati,
merupakan faktor kunci dalam keberhasilan suatu hubungan karena
cara tersebut dapat membantu seseorang agar tidak terlalu menghakimi
orang lain, lebih sabar, dan membuat diri lebih dapat mengerti
[7]
kebutuhan orang lain.
Metode
Membina Percakapan
Unduh PDF
1
Bicaralah dengan agak perlahan, namun tidak merendahkan.
Ingatlah bahwa penderita skizofrenia mungkin mendengar kebisingan
atau suara sayup-sayup di sekitar ketika Anda berbicara, yang
membuatnya kesulitan untuk memahami apa yang dibicarakan. Oleh
karenanya, penting untuk berbicara dengan jelas, tenang, dan agak
perlahan karena saraf penderita dapat merasa letih akibat mendengar
[8]
suara bising di dalam kepalanya.
2
Waspadai delusi. Delusi terjadi pada empat dari lima orang penderita
skizofrenia sehingga waspadalah bahwa penderita mungkin
[9]
mengalaminya ketika Anda berbicara. Delusi tersebut dapat berupa
Anda atau entitas luar yang lain, misalnya CIA atau tetangga, tengah
mengendalikan pikiran penderita atau ia dapat melihat Anda sebagai
malaikat tuhan dan sebagainya.
3
Jangan pernah berbicara seakan-akan ia tidak ada di depan Anda.
Jangan meniadakan penderita skizofrenia, bahkan jika ia tengah
berdelusi atau berhalusinasi. Biasanya penderita skizofrenia masih
tetap dapat merasakan apa yang terjadi di sekitarnya, dan akan terluka
oleh perkataan Anda yang seolah-olah tidak menganggap
[10]
kehadirannya.
4
Tanyakan kepada orang lain yang juga mengenal sang penderita
skizofrenia. Anda dapat belajar banyak mengenai cara terbaik untuk
berbicara kepada penderita skizofrenia dengan bertanya kepada teman,
keluarga, atau petugas pengurus penderita skizofrenia (jika mungkin).
Ada sejumlah pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada orang-orang
tersebut, misalnya:
5
Buatlah rencana cadangan. Ketahui cara meninggalkan ruangan jika
percakapan berlangsung buruk atau merasa keselamatan Anda
terancam.
6
Bersiaplah untuk menerima hal yang tidak biasa. Tetaplah tenang
dan jangan bereaksi. Penderita skizofrenia biasanya akan berperilaku
dan berbicara dengan gaya berbeda dibandingkan orang yang tidak
mengalami gangguan tersebut. Jangan menertawai, mengejek, atau
mengolok-olok logika dan penalarannya yang janggal. Hubungi polisi
jika Anda merasa sedikit terancam dan bahaya akan segera terjadi,
[11]
misalnya penderita skizofrenia mengeluarkan ancaman.
7
Anjurkan penggunaan obat-obatan secara terus-menerus.
Penderita skizofrenia umumnya ingin menghentikan konsumsi
obat-obatan. Namun, melanjutkan konsumsi obat-obatan sangatlah
penting. Jika penderita skizofrenia mengungkapkan tentang
[12]
penghentian konsumsi obat, Anda dapat:
8
Hindari memperparah delusi. Jika penderita skizofrenia menjadi
paranoid dan mengatakan bahwa Anda berniat melawannya, hindari
melakukan terlalu banyak kontak mata tegas karena dapat
[13]
memperburuk paranoia yang dialami penderita.
Tips
● Terdapat sumber informasi yang bermanfaat dari buku karangan Ken Steele
berjudul: “The Day the Voices Stopped”, yang dapat membantu Anda
memahami apa yang dialami penderita skizofrenia dan betapa berbedanya
kondisi tersebut dengan penderita yang telah sembuh.
● Lakukan kunjungan sosial kepada penderita skizofrenia dan berbicaralah
layaknya dengan orang normal, terlepas dari kondisi mentalnya saat ini.
● Jangan merendahkan atau menggunakan kata-kata atau frasa
kekanak-kanakan. Orang dewasa dengan skizofrenia tetaplah orang dewasa.
● Jangan buru-buru berasumsi bahwa penderita skizofrenia akan melakukan
kekerasan atau mengancam. Mayoritas penderita skizofrenia dan penyakit
psikotik lainnya tidak lebih kasar daripada masyarakat pada umumnya.
● Jangan bertindak atau terlihat khawatir karena gejala penyakit tersebut.
Apakah skizofrenia bisa disembuhkan? Menurut informasi dari WebMD, skizofrenia tidak bisa
disembuhkan. Pasien skizofrenia biasanya membutuhkan perawatan seumur hidup. Meski
demikian, penderita skizofrenia perlu mendapatkan perawatan untuk mengelola gejalanya.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien skizofrenia bisa berupa pemberian obat, psikoterapi,
dan terapi perilaku. Semakin dini Anda mendapatkan pengobatan skizofrenia, semakin baik hasil
yang didapatkan. Dengan pengobatan, banyak pasien skizofrenia berhasil menjalani kehidupan
yang normal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Skizofrenia Bisa Disembuhkan?
Begini Faktanya...", Klik untuk baca:
https://health.kompas.com/read/23I17100000168/apakah-skizofrenia-bisa-disembuhkan-begini-
faktanya-?page=all.