Anda di halaman 1dari 48

LEMBAR KERJA KUNJUNGAN RUMAH

Identitas
● No kasus/rekam medis :
● Nama pasien :
● Umur :
● Jenis kelamin :
● Alamat :
● Alasan dilakukan kunjungan rumah :

Data demografi keluarga


No Nama Keduduk Jenis Umur Pekerjaan Pendidikan Masalah
an dalam kelami medis dan
keluarga n biopsikososial

1.

2.

3.

4.

5.
Lingkungan tempat tinggal
Kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/milik orang tua
Daerah perumahan : kumuh/padat bersih/komplek perumahan sederhana/ mewah (real estate)

Sanitasi rumah dan lingkungan tempat tinggal


Karakteristik Kesimpulan

Lantai 1. Tanah
rumah 2. Kayu
terbuat 3. Plester
dari: 4. Keramik
5. Karpet
6. Karpet plastik
7. Lainnya

Atap rumah 1. Seng


terbuat dari: 2. Kayu
3. Alang-alang
4. Asbes/eternite
5. Genteng
6. Triplek
7. Plester

Dinding 1. Bambu
rumah 2. Kayu
terbuat dari: 3. Plester/batu
4. Campuran

Cat dinding 1. Tidak dicat


rumah 2. Sintetik
3. Cat
4. Kertas dinding
5. Campuran

Luas tanah

Luas bangunan

Jumlah kamar

Adakah dapur? 1. Ya
2. Tidak

Adakah 1. Ya
cerobong 2. Tidak
asap

Adakah 1. Ya
jendela terbuka 2. Tidak
Jumlah Luas bangunan:
jendela Luas jendela total:
sebagai
ventilasi

Adakah 1. Ya, sebutkan Tidak


sumber air
bersih?

Apakah di sekitar sumber air dalam radius <10


meter terdapat sumber pencemaran (air limbah/
cubluk/ tangki septik/ sampah)?
1. Ya 2. Tidak

Apakah air untuk semua kebutuhan rumah


tangga diperoleh dengan mudah sepanjang
tahun?
1. Ya (mudah)
2. Sulit di musim kemarau
3. Sulit sepanjang tahun

Bagaimana kualitas fisik air minum?


1. Keruh
2. Berwarna
3. Berasa
4. Berbusa
5. Berbau
6. Lainnya

Bagaimana pengolahan air minum sebelum


diminum/ digunakan?
1. Dimasak
2. Disaring
3. Diberi bahan kimia
4. Lainnya:……………………………………

Tempat penampungan air minum sebelum


dimasak?
1. Tidak ada/langsung dari sumber
2. Wadah/tandon terbuka
3. Wadah/tandon tertutup
Dimana tempat penampungan air limbah dari
kamar mandi/ tempat cuci/ dapur?
1. Penampungan tertutup di pekarangan/
SPAL
2. Penampungan terbuka di pekarangan
3. Penampungan di luar pekarangan
4. Tanpa penampungan (di tanah)
5. Langsung ke got/ sungai

Bagaimana saluran pembuangan air limbah


dari kamar mandi/ dapur/ tempat cuci?
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
3. Tanpa saluran

Apakah tersedia tempat pembuangan sampah di


luar rumah?
1. Ya
2. Tidak

Bila ya, apa jenis tempat pengumpulan/


penampungan sampah rumah tangga di
luar rumah tersebut?
1. Tempat sampah tertutup
2. Tempat sampah terbuka

Bahan bakar apa untuk memasak sehari -


hari?
1. Kayu bakar
2. Bensin
3. Elektronik
4. Gas/LPG
5. Batu bara
6. Kayu + bensin
7. Minyak tanah
8. Lainnya

Apakah anda memelihara ternak di


rumah? 1. Ya 2. Tidak

Apa jenis ternak yang dipelihara?


1. Unggas (ayam, bebek, burung)
2. Ternak sedang (kambing, domba, babi)
3. Ternak besar (sapi, kerbau, kuda)
4. Anjing, kucing, kelinci

Dipelihara di:
1. Kandang dalam rumah
2. Kandang luar rumah
3. Dalam rumah tanpa kandang
4. Luar rumah tanpa kandang

Akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan


Karakteristik Kesimpulan

Sarana pelayanan kesehatan yang digunakan

Berapa jarak dan waktu yang harus


ditempuh ke sarana pelayanan
kesehatan terdekat?

Apakah tersedia angkutan umum ke 1. Ya


fasilitas pelayanan kesehatan terdekat? 2. Tidak

Tarif pelayanan kesehatan 1. Sangat mahal


2. Mahal
3. Terjangkau
4. Murah
5. Gratis

Pelayanan yang diberikan 1. Sangat


memuaskan
2. Memuaskan
3. Cukup
4. Tidak
memuaskan
5. Buruk

Lingkungan pekerjaan
Adakah anggota keluarga yang bekerja? Ya/tidak
Bila ya, siapa? Suami
Bila ya, adakah risiko kesehatan dalam pekerjaannya?
Faktor risiko Kesimpulan
(uraikan jenis faktor risiko yang ada)
Faktor fisik

Faktor kimia -

Faktor biologis

Ergonomis

Faktor psikologis -

4. Intepretasi hasil kunjungan rumah


(analisis temuan-temuan dari kunjungan rumah yang berkaitan dengan masalah pasien)

LEMBAR KASUS KOHORT

ANAMNESIS
● Keluhan utama dulu

a) Identitas meliputi nama umur jenis kelamin alamat pendidikan pekerjaan No


Register agama tanggal masuk Rs dll

b) keluhan utama
Tidak ada nafsu makan dan muntah ?

c) Riwayat penyakit sekarang


Gizi buruk biasanya ditemukan nafsu makan kurang kadang disertai muntah dan
tubuh terdapat kelainan kulit (crazy pavement )?

d) Riwayat penyakit dahulu


Apakah ada riwayat penyakit infeksi anemia dan diare sebelumnya ?

e) Riwayat kesehatan keluarga


Apakah ada keluarga yang lain menderita gizi buruk
● Keluhan sekarang
An. A pilek dan batuk? sudah diberikan obat dari dokter (obat masih ada)?

Riwayat pengobatan:

● Riwayat psikososial

● Riwayat kelahiran
○ BB:
○ TB:
● Riwayat imunisasi

● Riwayat keluarga dan Perangkat penilaian keluarga


● TB Ayah: cm
● TB Ibu: cm
● Memiliki saudara
PEMERIKSAAN FISIK
● Tanda-tanda vital
○ Nadi :
○ Respirasi :
○ Suhu :
○ Saturasi :
● Antropometri
○ Berat badan:
■ BB Bulan September : kg
■ BB Bulan Oktober : kg
■ BB Bulan November : kg
○ Tinggi badan:
■ TB Bulan September : cm
■ TB Bulan Oktober : cm
■ TB Bulan November : cm
○ BMI:
○ TB/U September hingga November: SD
○ LiLA: cm
○ Lingkar kepala: cm ( SD)

● Pemeriksaan fisik
● a. Inspeksi Mata: menonjol
Wajah: membulat dan sembab ?
Kepala: rambut mudah rontok dan kemerahan?
Abdomen : perut terlihat buncit kulit?
adakah crazy pavement dermatosis?
keadaan turgor kulit odema
b. Palpasi
Pembesaran hati?
ada pernapasan cepat karena pneumonia ga?
Auskultasi
Peristaltik usus abnormal?
denyut jantung?
bunyi napas?
PENILAIAN APGAR Keluarga (Diisi oleh Ny. A selaku Ibu dari An. A)
N Pernyataan Selalu / Kadang / Jarang /
o Sering (2) Pernah (1) tidak (0)

1 Adaptasi:
Saya puas karena saya dapat
kembali pada keluarga saya
jika saya menghadapi masalah

“Kalo ada masalah gimana cara


bapak menyelesaikannya
dengan keluarga, menurut
bapak cukup ga?”

2 Partnership:
Saya puas dengan cara
keluarga saya membahas serta
membagi masalah dengan saya

3 Growth:
Saya puas bahwa keluarga saya
menerima dan mendukung
keinginan saya melaksanakan
kegiatan dan ataupun arah
hidup yang baru

4 Affect:
Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya menyatakan rasa
kasih sayang dan menanggapi
emosi

5 Resolve:
Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu
bersama

“Gimana cara membagi waktu


dengan keluarga? Apakah
cukup dengan itu?”
Nilai:

SCREEM
Aspek Kekuatan Kelemahan

Social interaction Interaksi sosial dengan


(keluarga dengan tetangga) tetangga ?

Cultural pride
(dukungan adat
istiadat/budaya)

Religion
(Agama/kepercayaan)

Economic stability Memiliki masalah


(Kemampuan ekonomi ekonomi yang
dalam memenuhi mengganggu pemenuhan
kebutuhan) kebutuhan hidup dasar?

Education Ny. A tidak dapat


(Tingkat pendidikan) membaca?

Medical health Akses ke pelayanan ● Apakah ibu


(Akses sarana pelayanan kesehatan baik dan mudah sungkan untuk
kesehatan) dicapai ? bertemu Ibu
kader/puskesmas
karena
permasalahan
stunting An. A?
● Apakah memiliki
BPJS dan surat
penduduk lainnya?
PENILAIAN STATUS GIZI

1. Riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan masalah gizi:

Tingkat stress: tidak ada/ringan/sedang/berat


2. Obat-obat yang dikonsumsi:

3. Analisis asupan makanan:


a. Dibandingkan dengan keadaan sehat:
b. Konsistensi makanan:
c. Kondisi puasa/tidak masuk makanan sama sekali
d. 24-hour dietary recall:
Jadwal makan Deskripsi makanan URT Energi (kkal)

Sarapan / jam

Snack pagi /
jam

Makan siang /
jam
Snack malam

Makan malam
/jam

Snack malam /
jam
k 2. Pemeriksaan Subjektif:
1) Riwayat penyakit sekarang yang berhubungan dengan masalah gizi:

2) Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan masalah gizi:

3) Riwayat pengobatan:

4) Riwayat penyakit di keluarga yang terkait nutrisi:

5) Riwayat perubahan berat badan dan fungsi saluran cerna:


a) Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir: Jika ada....................%
penurunan: ....................................................
b) Perubahan berat badan dalam 2 minggu terakhir: kg…………. %
penurunan: 1,5%BB ....................................................................

c) Keluhan pencernaan yang menetap selama lebih dari 2 ming(beri tanda v)


Tidak ada Mual Muntah Diare Anorexia

6) Riwayat perubahan asupan makan:

Dibandingkan dengan keadaan sehat (beri tanda ceklist untuk jawaban yang
dipilih): a) Ada perubahan jumlah asupan makanan: Tidak Ya Tidak . Bila Ya,
Lamanya: .............minggu ............ bulan b) Konsistensi : Manakan biasa
Makanan lunak Makanan cair Puasa/tidak masuk makanan sama sekali

7) Dietary intake analysis (24 hours food recall)

8) Riwayat aktivitas fisik a) Jenis aktivitas fisik: sedang ambulatori bedrest


b) Kapasitas fungsional: Tidak ada disfungsi Ada disfungsi selama : ........
minggu ........ bulan

3. Pemeriksaan Objektif

Keadaan umum :
Tanda Vital :
Status Generalis :

Pengukuran Antropometri:

Berat Badan : kg

Tinggi Badan : cm
Indeks Massa Tubuh : kg/m2

Catatan: pada pasien anak mengikuti penilaian status gizi pada anak

Hasil pemeriksaan Laboratorium: Hasil pemeriksaan penunjang lainnya bila


ada: 4. Asesmen Diagnosis utama : Status Gizi : 5. Planning Nutrisi a.
Kebutuhan energi basal (Basal energy expenditure) : b. Kebutuhan energi
total (Total energy expenditure) : c. Komposisi Makronutrien: d. Jenis Bahan
Makanan yang dianjurkan/dipantang : e. Konsistensi Makanan : f. Frekuensi
Makan : g. Penjabaran Pola Makan :

Khas: batuk produktif(batuk yang mengeluarkan dahak/batuk basah) ≥ 2


minggu yang disertai gejala pernapasan dan sistemik (PPK-LP)

Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi lesi, sehingga dapat menunjukkan


manifestasi klinis sebagai berikut:

1. Batuk ≥ 2 minggu

2. Batuk berdahak

3. Batuk berdahak dapat bercampur darah

4. Dapat disertai nyeri dada

5. Sesak napas

Dengan gejala lain meliputi :

1. Malaise

2. Penurunan berat badan

3. Menurunnya nafsu makan

4. Menggigil

5. Demam
6. Berkeringat di malam hari

(PNPK)

B. PEMERIKSAAN FISIK
TTV:
Tensi
saturasi
Denyut nadi
suhu

Pada awal permulaan perkembangan penyakit umumnya sulit sekali


menemukan kelainan.

Lakukan pemeriksaan TTV

Pemeriksaan dada(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

Pada auskultasi terdengar suara napas bronkhial/amforik/ronkhi


basah/suara napas melemah di apex paru, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma dan mediastinum.

Ditemukan pembesaran KGB regional

curiga

TB Meningen(Meningitis)

Penyakit ini memiliki onset gejala subakut hingga kronik, dengan rerata
awitan gejala adalah 7-30 hari. Gejala yang tersering dikeluhkan adalah nyeri
kepala (80-90%), demam (60-95%), penurunan berat badan (60-80%),
penurunan kesadaran (30-60%), muntah (30-60%), dan kejang (50%).
Gejala dapat disertai defisit neurologis seperti kaku kuduk (40- 80%),
paresis saraf kranial (30-50%), dan hemiparesis (10-20%).

kecurigaan ke arah meningitis TB harus dipikirkan pada pasien dengan


gejala sakit kepala, dan demam yang berlangsung lebih dari 5 hari.

Pada TB peritoneum

pemeriksaan fisis ditemukan nyeri tekan abdomen difus, doughy abdomen,


hepatomegali dan asites
C. DIAGNOSIS BANDING
mana yang duluan?

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG (yang akan dilakukan)


→ tes TBC → ambil dahak

E. DIAGNOSIS HOLISTIK
• Aspek personal
• Aspek klinik
• Aspek risiko internal
• Aspek risiko eksternal
Penyusun merencanakan
- Bagaimana cara membina hubungan saling percaya, membantu pasien
untuk mengenal dan mengidentifikasi halusinasi yang dialami ( baik
jenis, , frekuensi, waktu, respon dan tindakan yang dilakukan pasien),
mengajarkan kepada pasien cara-cara mengontrol halusinasi, pasien
mengontrol halusinasi ( menghardik, minum obat secara teratur,
cakap cakap dengan orang lain, dan melakukan aktivitas terjadwal).
Tindakan berinteraksi atau bercakap-cakap dengan orang lain dapat
membantu dalam mengatasi masalah keperawatan, karena jika pasien
sudah mengenal bahkan berinteraksi dengan orang lain pasien dapat
menceritakan masalah yang dialaminya.

Pengontrolan halusinasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu,


menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas secara terjadwal, dan mengkoncumsi obat dengan teratur → dari
kemenkes

1. Jika Kamu Merasa Depresi


• Bicaralah dengan orang yang kamu percaya mengenai perasaan mu.
• Cari bantuan profesional, bisa dimulai dengan ke tenaga kesehatan dan dokter.
• Tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan orang sekitar.
• Berolahraga secara teratur, biarpun olahraga ringan.
• Biasakan untuk tetap makan dan tidur teratur.
• Hindari penggunaan alkohol dan narkoba. Semua itu memperparah depresi.
• Tetap lakukan hal-hal yang selalu kamu nikmati, bahkan ketika kehilangan selera untuk
melakukannya.
• Tetap waspada dengan pikiran-pikiran negatif yang terus muncul serta kritik diri yang
berlebihan dan coba gantikan dengan pikiran-pikiran positif. Beri semangat dan selamat pada diri
kita sendiri atas apa yang sudah kita dapatkan.

2. Jika Tinggal Bersama Orang Depresi


• Jelaskan pada mereka bahwa anda mau membantu, mendengarkan tanpa menghakimi dan
menawarkan
• Cari tahu lebih banyak tentang depresi
• Dorong teman/keluarga yang depresi untuk mencari bantuan profesional. Tawarkan padanya
untuk menemani menemui tenaga kesehatan.
• Bila mereka yang hidup dengan depresi mendapatkan resep, bantu untuk minum obat sesuai
dengan anjuran.
Bersabarlah, biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk penderita depresi merasa
lebih baik.
• Anda dapat membantu menjalankan tugas harian dan memastikan teman/keluarga yang
mengalami depresi makan dan tidur teratur
• Ajak/dorong untuk berolahraga dan melakukan kegiatan sosial.
• Bila teman/keluarga yang mengalami depresi mengutarakan pikiran untuk melukai diri sendiri,
jangan tinggalkan sendirian. Cari bantuan dari layanan darurat atau tenaga kesehatan yang tepat
(konselor, psikolog, psikiater). Sementara itu amankan benda-benda seperti obat-obatan, benda
tajam dan senjata lain.
• Jangan lupa untuk tetap merawat diri anda denan baik. Temukan cara untuk bersantai dan
melakukan hal-hal yang anda nikmati.

Satu hal yang pasti, jangan menjauhi atau mengucilkan, apalagi mengunci orang
yang memiliki skizofrenia. Yakinkan orang tua teman anda untuk membawa teman
anda ke psikiater karena meskipun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, namun
gejala-gejala skizofrenia bisa dikontrol dengan psikoterapi dan obat-obatan.

​ enali gejala skizofrenia. Beberapa gejala skizofrenia lebih mudah


terlihat dibandingkan dengan yang lainnya, namun dengan mengerti
gejala yang bahkan tidak diamati, Anda dapat lebih memahami apa
[1][2]
yang dialami oleh penderita skizofrenia. Tanda-tanda penyakit

[3]
skizofrenia dapat berupa :

● Ekspresi kecurigaan yang tak berdasar.


● Ketakutan yang hebat atau janggal, misalnya penderita
mengatakan bahwa seseorang hendak melukai dirinya.
● Tanda-tanda halusinasi, atau perubahan pengalaman
pancaindra; misalnya melihat, mengecap, mencium,
mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak
dirasakan orang lain pada waktu, situasi, dan tempat
[4]
yang sama.

● Gaya berbicara dan menulis yang membingungkan.


Salah mencocokkan fakta yang tidak berkaitan satu sama
lain. Kesimpulan yang tidak mengikuti fakta.
● Gejala “negatif” (mis. pengurangan fungsi mental dan
perilaku khas) misalnya kekurangan emosi (terkadang
disebut sebagai anhedonia), tidak ada kontak mata dan
ekspresi wajah, mengabaikan kebersihan, menarik diri
dari kehidupan sosial.
● Tampilan yang janggal, misalnya pakaian yang tidak
sesuai, mengenakan baju dengan tidak rapih, atau gaya
berbusana yang tidak pantas (sebelah lengan atau
celana digulung tanpa alasan yang jelas, warna baju
tidak serasi, dll.).
● Perilaku motorik abnormal atau tidak teratur, misalnya
membentuk postur tubuh yang janggal, atau melakukan
gerakan tak jelas secara berlebihan/berulang, misalnya
membuka dan menutup kancing/ritsleting jaketnya.

​ 2
​ Bandingkan gejala dengan gangguan kepribadian skizoid.
Gangguan kepribadian skizoid merupakan bagian dari gangguan
spektrum skizofrenia — kedua gangguan tersebut dikarakteristikan oleh
kesulitan dalam mengekspresikan emosi atau membangun hubungan
sosial; namun, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya yang
perlu diperhatikan. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid
bersentuhan dengan realita dan tidak mengalami halusinasi atau
paranoia secara terus-menerus, serta pola percakapan penderita pun
[5]
normal dan dapat diikuti dengan mudah. Seseorang dengan

gangguan kepribadian skizoid mengembangkan dan memperlihatkan


keinginan untuk menyendiri, tidak memiliki atau memiliki sedikit hasrat
seksual, dan akan kebingungan oleh isyarat dan interaksi sosial
[6]
normal.
● Walaupun merupakan bagian dari spektrum skizofrenia,
gangguan kepribadian skizoid “bukanlah” skizofrenia
sehingga langkah-langkah terkait penderita skizofrenia
yang dijelaskan pada artikel ini tidak dapat diterapkan
pada individu dengan gangguan kepribadian skizoid.

​ 3
​ Jangan berasumsi bahwa Anda tengah menghadapi penderita
skizofrenia. Bahkan jika orang tersebut menampakkan gejala
skizofrenia, jangan langsung mengasumsikan bahwa ia terkena
skizofrenia. Anda pasti tidak ingin salah menentukan bahwa seseorang
terkena skizofrenia atau tidak.

● Jika tidak yakin, cobalah tanyakan kepada teman dan


keluarga orang yang dicurigai mengidap skizofrenia.
● Tanyakan hal tersebut dengan bijak, misalnya dengan
mengatakan sesuatu seperti “saya ingin memastikan diri
tidak mengatakan atau melakukan kesalahan sehingga
ingin bertanya: apakah X memiliki gangguan mental,
misalnya skizofrenia? Mohon maaf jika saya salah,
namun X menunjukkan beberapa gejala skizofrenia dan
saya ingin memastikan diri untuk memperlakukannya
dengan santun”.

​ 4
​ Ambillah sudut pandang empati. Setelah mempelajari gejala
skizofrenia, lakukan yang terbaik untuk memahami sudut pandang
penderita gangguan yang melemahkan ini. Menggunakan sudut
pandang penderita skizofrenia, dengan empati atau kognitif empati,
merupakan faktor kunci dalam keberhasilan suatu hubungan karena
cara tersebut dapat membantu seseorang agar tidak terlalu menghakimi
orang lain, lebih sabar, dan membuat diri lebih dapat mengerti
[7]
kebutuhan orang lain.

● Meskipun beberapa gejala skizofrenia sulit untuk


dibayangkan, Anda tetap dapat membayangkan
bagaimana rasanya kehilangan kendali atas pikiran
sendiri dan kemungkinan tidak menyadari hal tersebut
atau tidak benar-benar memahami situasi yang
sebenarnya.

Metode

Membina Percakapan

Unduh PDF

​ 1
​ Bicaralah dengan agak perlahan, namun tidak merendahkan.
Ingatlah bahwa penderita skizofrenia mungkin mendengar kebisingan
atau suara sayup-sayup di sekitar ketika Anda berbicara, yang
membuatnya kesulitan untuk memahami apa yang dibicarakan. Oleh
karenanya, penting untuk berbicara dengan jelas, tenang, dan agak
perlahan karena saraf penderita dapat merasa letih akibat mendengar
[8]
suara bising di dalam kepalanya.

● Suara-suara tersebut mungkin mencela penderita ketika


Anda berbicara.

​ 2
​ Waspadai delusi. Delusi terjadi pada empat dari lima orang penderita
skizofrenia sehingga waspadalah bahwa penderita mungkin
[9]
mengalaminya ketika Anda berbicara. Delusi tersebut dapat berupa

Anda atau entitas luar yang lain, misalnya CIA atau tetangga, tengah
mengendalikan pikiran penderita atau ia dapat melihat Anda sebagai
malaikat tuhan dan sebagainya.

● Rasakan delusi tertentu sehingga Anda dapat


mengetahui informasi apakah yang harus disaring
selama percakapan.
● Jangan kemukakan mengenai kejayaan/kemahsyuran.
Ingatlah bahwa Anda berbicara dengan seseorang yang
dapat berpikir bahwa orang terkenal, penguasa, atau
pemegang takhta merupakan hal-hal yang tidak masuk
akal.
● Berusahalah seramah mungkin ketika berbicara, tetapi
tidak terlalu berlebihan atau menyanjung dengan banyak
pujian.

​ 3
​ Jangan pernah berbicara seakan-akan ia tidak ada di depan Anda.
Jangan meniadakan penderita skizofrenia, bahkan jika ia tengah
berdelusi atau berhalusinasi. Biasanya penderita skizofrenia masih
tetap dapat merasakan apa yang terjadi di sekitarnya, dan akan terluka
oleh perkataan Anda yang seolah-olah tidak menganggap
[10]
kehadirannya.

● Jika Anda perlu berbicara kepada orang lain mengenai


kondisi penderita skizofrenia, katakan dengan cara yang
tidak akan membuatnya tersinggung, atau luangkan
waktu untuk berbicara berdua saja.

​ 4
​ Tanyakan kepada orang lain yang juga mengenal sang penderita
skizofrenia. Anda dapat belajar banyak mengenai cara terbaik untuk
berbicara kepada penderita skizofrenia dengan bertanya kepada teman,
keluarga, atau petugas pengurus penderita skizofrenia (jika mungkin).
Ada sejumlah pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada orang-orang
tersebut, misalnya:

● Apakah penderita skizofrenia memiliki riwayat


permusuhan?
● Pernahkah penderita skizofrenia ditangkap oleh pihak
berwajib?
● Adakah delusi atau halusinasi tertentu yang perlu
diwaspadai?
● Apakah saya harus bereaksi dengan cara tertentu
terhadap situasi apa pun yang dapat saya alami
dengannya?

​ 5
​ Buatlah rencana cadangan. Ketahui cara meninggalkan ruangan jika
percakapan berlangsung buruk atau merasa keselamatan Anda
terancam.

● Pikirkan matang-matang terlebih dahulu mengenai cara


berbicara dengan lembut dan meyakinkan untuk
menghentikan kemarahan dan paranoia penderita
skizofrenia. Mungkin ada sesuatu yang dapat dilakukan
agar penderita skizofrenia merasa lebih tenang. Sebagai
contoh, jika ia merasa bahwa pemerintah tengah
memata-matainya, tawarkan untuk menutupi jendela
dengan foil aluminium agar aman dan terlindungi dari alat
pemindai/pengintai.

​ 6
​ Bersiaplah untuk menerima hal yang tidak biasa. Tetaplah tenang
dan jangan bereaksi. Penderita skizofrenia biasanya akan berperilaku
dan berbicara dengan gaya berbeda dibandingkan orang yang tidak
mengalami gangguan tersebut. Jangan menertawai, mengejek, atau
mengolok-olok logika dan penalarannya yang janggal. Hubungi polisi
jika Anda merasa sedikit terancam dan bahaya akan segera terjadi,
[11]
misalnya penderita skizofrenia mengeluarkan ancaman.

● Jika membayangkan seperti apa rasanya hidup dengan


gangguan yang sangat menyulitkan ini, Anda akan
menyadari betapa beratnya situasi yang dialami
penderita dan masalah tersebut bukanlah sesuatu yang
patut untuk dicemooh.

​ 7
​ Anjurkan penggunaan obat-obatan secara terus-menerus.
Penderita skizofrenia umumnya ingin menghentikan konsumsi
obat-obatan. Namun, melanjutkan konsumsi obat-obatan sangatlah
penting. Jika penderita skizofrenia mengungkapkan tentang
[12]
penghentian konsumsi obat, Anda dapat:

● Menyarankan penderita untuk berkonsultasi kepada


dokter terlebih dahulu sebelum membuat keputusan
penting tersebut.
● Ingatkan jika kondisinya yang membaik saat ini bisa jadi
diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan sehingga jika ia
ingin merasa lebih baik seterusnya, penggunaan
obat-obatan harus tetap dilanjutkan.

​ 8
​ Hindari memperparah delusi. Jika penderita skizofrenia menjadi
paranoid dan mengatakan bahwa Anda berniat melawannya, hindari
melakukan terlalu banyak kontak mata tegas karena dapat
[13]
memperburuk paranoia yang dialami penderita.

● Jika ia berpikir bahwa Anda tengah menuliskan sesuatu


tentangnya, jangan mengirim pesan kepada siapa pun
saat penderita skizofrenia tengah mengamati Anda.
● Jika ia berpikir bahwa Anda mencuri, hindari berada
sendirian di dalam ruangan atau rumah untuk waktu yang
lama.

Tips
● Terdapat sumber informasi yang bermanfaat dari buku karangan Ken Steele
berjudul: “The Day the Voices Stopped”, yang dapat membantu Anda
memahami apa yang dialami penderita skizofrenia dan betapa berbedanya
kondisi tersebut dengan penderita yang telah sembuh.
● Lakukan kunjungan sosial kepada penderita skizofrenia dan berbicaralah
layaknya dengan orang normal, terlepas dari kondisi mentalnya saat ini.
● Jangan merendahkan atau menggunakan kata-kata atau frasa
kekanak-kanakan. Orang dewasa dengan skizofrenia tetaplah orang dewasa.
● Jangan buru-buru berasumsi bahwa penderita skizofrenia akan melakukan
kekerasan atau mengancam. Mayoritas penderita skizofrenia dan penyakit
psikotik lainnya tidak lebih kasar daripada masyarakat pada umumnya.
● Jangan bertindak atau terlihat khawatir karena gejala penyakit tersebut.

Apakah skizofrenia bisa disembuhkan? Menurut informasi dari WebMD, skizofrenia tidak bisa
disembuhkan. Pasien skizofrenia biasanya membutuhkan perawatan seumur hidup. Meski
demikian, penderita skizofrenia perlu mendapatkan perawatan untuk mengelola gejalanya.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien skizofrenia bisa berupa pemberian obat, psikoterapi,
dan terapi perilaku. Semakin dini Anda mendapatkan pengobatan skizofrenia, semakin baik hasil
yang didapatkan. Dengan pengobatan, banyak pasien skizofrenia berhasil menjalani kehidupan
yang normal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Skizofrenia Bisa Disembuhkan?
Begini Faktanya...", Klik untuk baca:
https://health.kompas.com/read/23I17100000168/apakah-skizofrenia-bisa-disembuhkan-begini-
faktanya-?page=all.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6

Download aplikasi: https://kmp.im/app6


Pengobatan tuberkulosis paru 1. Tujuan pengobatan TB adalah : a.
Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien b.
Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan c. Mencegah
kekambuhan TB d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain e.
Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat 2. Prinsip Pengobatan
TB : Obat anti-tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam
pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien
untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip: a. Pengobatan diberikan
dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat
untuk mencegah terjadinya resistensi b. Diberikan dalam dosis yang tepat c.
Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (pengawas
menelan obat) sampai selesai masa pengobatan. d. Pengobatan diberikan
dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap
lanjutan untuk mencegah kekambuhan. 3. Tahapan pengobatan TB terdiri
dari 2 tahap, yaitu : a. Tahap awal Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan
pengobatan pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif
menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir
pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak
sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada
semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan -
29 - pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan
sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2 minggu pertama. b.
Tahap lanjutan Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa-sisa
kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga
pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. Durasi tahap
lanjutan selama 4 bulan. Pada fase lanjutan seharusnya obat diberikan setiap
hari.

Pemantauan respon pengobatan


Semua pasien harus dipantau untuk menilai respons terapinya. Pemantauan
reguler akan memfasilitasi pengobatan lengkap, identifikasi dan tata laksana
reaksi obat yang tidak diinginkan. Semua pasien, PMO dan tenaga kesehatan
sebaiknya diminta untuk melaporkan gejala TB yang menetap atau muncul
kembali, gejala efek samping OAT atau terhentinya pengobatan. Berat badan
pasien harus dipantau setiap bulan dan dosis OAT disesuaikan dengan
perubahan berat badan. Respon pengobatan TB paru dipantau dengan sputum
BTA. Perlu dibuat rekam medis tertulis yang berisi seluruh obat yang
diberikan, respons terhadap pemeriksaan bakteriologis, resistensi obat dan
reaksi yang tidak diinginkan untuk setiap pasien pada kartu berobat TB.
WHO merekomendasi pemeriksaan sputum BTA pada akhir fase intensif
pengobatan untuk pasien yang diobati dengan OAT lini pertama baik kasus
baru maupun pengobatan ulang. Pemeriksaan sputum BTA dilakukan pada
akhir bulan kedua (2RHZE/4RH) untuk kasus baru dan akhir bulan ketiga
(2RHZES/1RHZE/5RHE) untuk kasus pengobatan ulang. Rekomendasi ini
juga berlaku untuk pasien dengan sputum BTA negatif.
Sputum BTA positif pada akhir fase intensif mengindikasikan beberapa hal
berikut ini:
a. Supervisi yang kurang baik pada fase inisial dan ketaatan pasien yang
buruk.
b. Kualitas OAT yang buruk.
c. Dosis OAT dibawah kisaran yang direkomendasikan.
d. Resolusi lambat karena pasien memiliki kavitas besar dan jumlah kuman
yang banyak
e. Adanya penyakit komorbid yang mengganggu ketaatan pasien atau respons
terapi.
f. Penyebab TB pada pasien adalah M. tuberculosis resistan obat yang tidak
memberikan respons terhadap terapi OAT lini pertama. Pada kasus yang tidak
konversi disarankan mengirimkan sputum ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang mempunyai TCM atau biakan. - 33 - Bila hasil sputum BTA positif
pada bulan kelima atau pada akhir pengobatan menandakan pengobatan gagal
dan perlu dilakukan diagnosis cepat TB MDR sesuai alur diagnosis TB
MDR. Pada pencatatan, kartu TB 01 ditutup dan hasil pengobatan dinyatakan
“Gagal”. Pengobatan selanjutnya dinyatakan sebagai tipe pasien “Pengobatan
setelah gagal”. Bila seorang pasien didapatkan TB dengan galur resistan obat
maka pengobatan dinyatakan “Gagal” kapanpun waktunya. Pada pasien
dengan sputum BTA negatif di awal pengobatan dan tetap negatif pada akhir
bulan kedua pengobatan, maka tidak diperlukan lagi pemantauan dahak lebih
lanjut. Pemantauan klinis dan berat badan merupakan indikator yang sangat
berguna. Standar 10 • Respons terhad

Efek samping OAT Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan


pengobatan tanpa mengalami efek samping yang bermakna. Namun, sebagian
kecil dapat mengalami efek samping yang signifikan sehingga mengganggu
pekerjaannya sehari-hari. Penting dilakukannya pemantauan gejala klinis
pasien selama pengobatan sehingga efek tidak diinginkan tersebut dapat
dideteksi segera dan ditata laksana dengan tepat. Neuropati perifer
menunjukkan gejala kebas atau rasa seperti terbakar pada tangan atau kaki.
Hal ini sering terjadi pada perempuan hamil, orang dengan HIV, kasus
penyalahgunaan alkohol, malnutrisi, diabetes, penyakit hati kronik, dan gagal
ginjal. Pada pasien seperti ini sebaiknya diberikan pengobatan
pencegahandengan piridoksin 25 mg/hari diberikan bersama dengan OAT.
Efek tidak diinginkan dari OAT dapat diklasifikasikan menjadi efek mayor
dan minor. Pasien yang mengalami efek samping OAT minor sebaiknya
melanjutkan pengobatan dan diberikan terapi simtomatik. Pada pasien yang
mengalami efek samping mayor maka paduan OAT atau OAT penyebab
sebaiknya dihentikan pemberiannya. Tata laksana efek samping dapat dilihat
pada Tabel 3.4. Efek samping dibagi atas 2 klasifikasi yaitu efek samping
berat dan ringan. Bila terjadi efek samping yang masuk ke dalam klasifikasi
berat, maka OAT dihentikan segera dan pasien dirujuk ke fasilitas yang lebih
tinggi.
8. Pengawasan dan ketaatan pasien dalam pengobatan OAT
Ketaatan pasien pada pengobatan TB sangat penting untuk mencapai
kesembuhan, mencegah penularan dan menghindari kasus resistan obat. Pada
“Stop TB Strategy” mengawasi dan mendukung pasien untuk minum OAT
merupakan landasan DOTS dan membantu pencapaian target keberhasilan
pengobatan 85%. Kesembuhan pasien dapat dicapai hanya bila pasien dan
petugas pelayanan kesehatan bekerjasama dengan baik dan didukung oleh
penyedia jasa kesehatan dan masyarakat. Pengobatan dengan pengawasan
membantu pasien untuk minum OAT secara teratur dan lengkap. Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) merupakan metode pengawasan
yang - 38 - direkomendasikan oleh WHO dan merupakan paket pendukung
yang dapat menjawab kebutuhan pasien. Pengawas menelan obat (PMO)
harus mengamati setiap asupan obat bahwa OAT yang ditelan oleh pasien
adalah tepat obat, tepat dosis dan tepat interval, disamping itu PMO
sebaiknya adalah orang yang telah dilatih, dapat diterima baik dan dipilih
bersama dengan pasien. Pengawasan dan komunikasi antara pasien dan
petugas kesehatan akan memberikan kesempatan lebih banyak untuk edukasi,
identifikasi dan solusi masalah-masalah selama pengobatan TB. Directly
observed treatment short course sebaiknya diterapkan secara fleksibel dengan
adaptasi terhadap keadaan sehingga nyaman bagi pasien.

Data subjektif (DS) Ny. M mengatakan : - Batuk Berdahak sejak 1 bulan


terakhir - Dahak susah untuk dikeluarkan - Ny. M Mengatakan nafas sesak -
Ny. M Mengatakan Susah untuk bernafas jika batuk, karena dahak tidak bisa
dikeluarkan - Ny. M mengatakan tidak nafsu makan sejak seminggu terakhir -
Ny. M Mengatakan jika makan terasa pahit - Ny. M mengatakan Jika makan
rasa ingin muntah - Ny. M mengatakan berat badan menurun 33 - Ny. M dan
keluarga mengatakan tidak tahu dengan penyakit yang diderita oleh Ny. M
Data Objektif (DO) - Ny. M tampak batuk dan susah mengeluarkan dahaknya
- Ny. M tampak sesak dan demam - Porsi makanan yang diberikan tampak
tidak dimakan - Ny. M tampak kurus - Ny. M dan keluarga tampak bertanya
kepada perawat tentang penyakit yang diderita Ny. M, apakah bisa
disembuhkan. - Ny. M tampak bingung saat ditanyakan tentang penyakit dan
cara perawatan penyakitnya - TD: 100/80 mmHg - N: 90 x/menit - RR:
28x/menit - S: 39,2o C - BB Sekarang : 45Kg - BB Sebelum Sakit : 50Kg.

Schizotypal (Personality) Disorder Criteria and text for schizotypal


personality disorder can be found in the chapter “Personality Disorders.”
Because this disorder is considered part of the schizophrenia spectrum of
disorders, and is labeled in this section of ICD-10 as schizotypal disorder, it
is listed in this chapter and discussed in detail in the DSM-5 chapter
“Personality Disorders.” Delusional Disorder Diagnostic Criteria A. The
presence of one (or more) delusions with a duration of 1 month or longer. B.
Criterion A for schizophrenia has never been met. Note: Hallucinations, if
present, are not prominent and are related to the delusional theme (e.g., the
sensation of being infested with insects associated with delusions of
infestation). 105 C. Apart from the impact of the delusion(s) or its
ramifications, functioning is not markedly impaired, and behavior is not
obviously bizarre or odd. D. If manic or major depressive episodes have
occurred, these have been brief relative to the duration of the delusional
periods. E. The disturbance is not attributable to the physiological effects of a
substance or another medical condition and is not better explained by another
mental disorder, such as body dysmorphic disorder or obsessive-compulsive
disorder. Specify whether: Erotomanic type: This subtype applies when the
central theme of the delusion is that another person is in love with the
individual. Grandiose type: This subtype applies when the central theme of
the delusion is the conviction of having some great (but unrecognized) talent
or insight or having made some important discovery. Jealous type: This
subtype applies when the central theme of the individual’s delusion is that his
or her spouse or lover is unfaithful. Persecutory type: This subtype applies
when the central theme of the delusion involves the individual’s belief that he
or she is being conspired against, cheated, spied on, followed, poisoned or
drugged, maliciously maligned, harassed, or obstructed in the pursuit of
long-term goals. Somatic type: This subtype applies when the central theme
of the delusion involves bodily functions or sensations. Mixed type: This
subtype applies when no one delusional theme predominates. Unspecified
type: This subtype applies when the dominant delusional belief cannot be
clearly determined or is not described in the specific types (e.g., referential
delusions without a prominent persecutory or grandiose component). Specify
if: With bizarre content: Delusions are deemed bizarre if they are clearly
implausible, not understandable, and not derived from ordinary life
experiences (e.g., an individual’s belief that a stranger has removed his or her
internal organs and replaced them with someone else’s organs without
leaving any wounds or scars). Specify if: The following course specifiers are
only to be used after a 1-year duration of the disorder: First episode, currently
in acute episode: First manifestation of the disorder meeting the defining
diagnostic symptom and time criteria. An acute episode is a time period in
which the symptom criteria are fulfilled. First episode, currently in partial
remission: Partial remission is a time period during which an improvement
after a previous episode is maintained and in which the defining criteria of
the disorder are only partially fulfilled. First episode, currently in full
remission: Full remission is a period of time after a previous episode during
which no disorder-specific symptoms are present. Multiple episodes,
currently in acute episode Multiple episodes, currently in partial remission
Multiple episodes, currently in full remission Continuous: Symptoms
fulfilling the diagnostic symptom criteria of the disorder are remaining for
the majority of the illness course, with subthreshold symptom periods being
very brief relative to the overall course. Unspecified Specify current severity:
Severity is rated by a quantitative assessment of the primary symptoms of
psychosis, including delusions, hallucinations, disorganized speech, abnormal
psychomotor 106 behavior, and negative symptoms. Each of these symptoms
may be rated for its current severity (most severe in the last 7 days) on a
5-point scale ranging from 0 (not present) to 4 (present and severe). (See
Clinician-Rated Dimensions of Psychosis Symptom Severity in the chapter
“Assessment Measures.”) Note: Diagnosis of delusional disorder can be
made without using this severity specifier.

Anda mungkin juga menyukai