a. Judul : Hunger and environmental goals for Asia: Synergies and trade-offs among the SDGs
b. Nama Penulis : Prabhu Pingali, Milorad Plavšić
c. Jurnal : Environmental Challenges 7 (2022)
Abstrak Artikel
Kemajuan pesat dalam pengurangan kelaparan di Asia berdampak pada degradasi lingkungan, namun
upaya untuk memenuhi target lingkungan berisiko memperlambat kemajuan lebih lanjut dalam
pemberantasan kelaparan. Operasionalisasi SDGs menunjukkan betapa rumitnya mencapai berbagai
tujuan sosial secara bersamaan. Permasalahan ini semakin diperparah dengan kurangnya koordinasi
antar departemen yang bertanggung jawab terhadap berbagai SDGs. Penelitian ini memperlihatkan
tantangan dalam menemukan hubungan antara SDGs, dengan referensi khusus pada target SDG 2.3
“Menggandakan produktivitas dan pendapatan”. Penelitian ini menyajikan penilaian rinci mengenai
sinergi dan trade-off antara SDG 2.3 dan tujuan SDG lainnya yang relevan di wilayah Asia Selatan.
Intervensi dan kebijakan yang memberikan manfaat besar untuk memaksimalkan hubungan positif dan
meminimalkan hubungan negatif dengan SDG 2.3 juga akan dibahas.
Opini/Kritik/Komentar
Pendahuluan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah
pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan
dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke
generasi berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk
menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan;
(3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih
dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
(9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman
yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan
Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. TPB/SDGs merupakan
penyempurnaan dari Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang
lebih komprehensif dengan melibatkan lebih banyak negara baik negara maju maupun berkembang,
memperluas sumber pendanaan, menekankan pada hak asasi manusia, inklusif dengan pelibatan
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan media, Filantropi dan Pelaku Usaha, serta Akademisi dan
Pakar. (https://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/)
Sebagaimana diketahui pada tahun 2030 dalam SDGs terkhusus indikator 2.3 ditargetkan untuk
menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui
akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya seperti
pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non-pertanian (Bappenas,
2020). Pada indikator 2.3 terdapat dua sub indikator yang menjadi perhatian yaitu 2.3.1 terkait
peningkatan produktivitas per tenaga kerja menurut kelas usaha dan 2.3.2 terkait rata-rata pendapatan
produsen pertanian skala kecil, menurut subsektor.
Secara keseluruhan, pembahasan pada dokumen atau penelitian ini menurut saya masih kurang
mendalam dalam mengatasi permasalahan utama seperti kekurangan data, instrumen kebijakan, dampak
lingkungan, dan biaya tersembunyi. Pendekatan yang lebih komprehensif dan berbeda dalam mengatasi
tantangan di sektor pertanian diperlukan untuk ikut dijelaskan pada penelitian ini.
Suggestions
Berdasarkan artikel Hunger and environmental goals for Asia: Synergies and trade-offs among the
SDGs, saya belum menemukan contoh spesifik atas intervensi dan dan kebijakan yang dapat
memaksimalkan hubungan positif dan meninimalkan hubungan negative antara SDG 2.3 dengan target
SDG lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, sebaiknya penulis juga dapat menggambarkan
rekomendasi kebijakan atas temuan pada artikel tersebut. Terkait kurangnya data, mungkin peneliti
dapat lebih banyak memberikan penekanan pada peningkatan proses pengumpulan data. Hal demikian
juga disaraknkan terkait penyajian pembahasan dampak lingkungan, penekanan pada praktik pertanian
berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca dapat memberikan pendekatan yang lebih
komprehensif pada penyajian informasi atas penelitian tersebut kepada pembaca.