Anda di halaman 1dari 11

Resume

Matkul : ilmu mantiq


nama : rafly harlandiansyah
NIM : 301220004
Lokal : 2A IAT

BAB 1 pengaruh mantiq dalam


pengembangan ilmu-ilmu islam

Ilmu matiq adalah sebuah ilmu tentang


hukum-hukum berpikir untuk memelihara
jalan pikiran dari setiap kekeliruan ilmu
mantiq membimbing sesuatu pada
waktunya. objek kajian Ilmu Mantik yakni
tashawwur dan tashdiq yang akan
menghasilkan takrif/definisi (hujjah).
Menurut Al-Darwis, objek kajian ilmu
mantik adalah pemahaman makna suatu
variabel objek pikir (tashawwur) dan
pemahaman hubungan antara dua variabel
atau lebih (tashdiq). Pembagian Ilmu
Menurut Para Pakar Mantiq
Para pakar mantiq membagi ilmu sebagai
berikut:
1. Tashawwur
Tashawwur, yaitu memahami memahami
sesuatu tanpa mengenaka (meletakkan)
sesuatu (sifat) yang lain kepadanya,
seperti memahami kata Husein, manusia,
kerbau, rumah, gunung dan sebagainya.
Tashawwur juga bisa diartikan dengan
mengetahui hakikat-hakikat objek tunggal
dengan tidak menyertakan penetapan
kepadanya atau meniadakan penetapan
drinya.[5]
2. Tasdhiq
Tasdhiq, yaitu memahami hubungan antara
dua kata, atau menempatkan sesuatu
(kata) atas sesuatu (kata) yang lain. Ketika
anda memahami Husein tanpa menetapkan
sesuatu yang lain kepadanya maka ilmu
anda mengenai Husein itu Tashawwur.
Tetapi, ketika anda mengatakan Husein
sakit, berarti anda memahaminya dengan
menetapkan (meletakkan) sakit kepada
Husein. Pemahaman anda pada waktu itu
sudah berpindah dari Tashawwur kepada
Tashdiq.
Ilmu Tashawwur dan Tashdiq masing-
masing dibagi menjadi dua, yaitu Badihi
dan Nazhari.
a. Badihi
Pemahaman tentang sesuatu yang tidak
memerlukan pikiran atau penalaran, seperti
mengetahui diri merasa lapar karena
terlambat makan; mangetahui diri merasa
dingin karena tidak memakai jaket,
mengetahui satu adalah setengah dari dua,
dan semacamnya.
b. Nazhari
Pemahaman (Ilmu) yang memerlukan
pemikiran, penalaran atau pembahasan,
seperti ilmu tentang matematika, gas bumi,
kimia, teknologi radio, televisi, komputer
dal semacamnya. Demikian juga halnya
dengan ilmu pengetahuan tentang alam
sebagai sesuatu yang baharu yang harus
ada penciptanya, termasuk ilmu
pngetahuan tentang alam kubur dan
kebangkitan di hari akhirat.
C. Dilalah
Dilalah adalah memahami sesuatu dari
sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama
disebut al-madhul. dan segala sesuatu
yang kedua disebut. Al-Dall (Petunjuk,
penerang atau yang memberi dalil).
Contoh:
Terdengan raungan harimau di suatu
semak adalah dilalah bagi adanya harimau
di dalam semak tersebut.

BAB 2 Pengertian dan Pembagian Dilalah


Dilalah adalah memahami sesuatu dari
sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama
disebut al-madhul. dan segala sesuatu
yang kedua disebut. Al-Dall (Petunjuk,
penerang atau yang memberi dalil).
Contoh:
Terdengan raungan harimau di suatu
semak adalah dilalah bagi adanya harimau
di dalam semak tersebut. Pembagian
Dilalah:
a. Lafzhiyah
1.Thabi’iyah
2.‘Aqliyah
3.Wadh’yah
b. Ghairu Lafzhiyah
1. Thabi’iyah
2. Aqliyah
3. Wadh’yah.
Skema di atas menunjukkan bahwa Dilalah
terbagi menjadi dua, yaitu Dilalah
Lafzhiyah dan dilalah ghairu Lafzhiyah.
1. Dilalah Lafzhiyah
Dilalah lafzhiyah adalah Petunjuk yang
berupa kata atau suara. Dilalah ini terbagi
menjadi tiga:
1) Dilalah Lafzhiyah Thab’iyah, yaitu dilalah
(petunjuk) yang berbentuk alami (‘aradh
thabi’i).
Contoh:
· Tertawa terbahak-bahak menjadi dilalah
untuk gembira.
· Menangis terisak-isak menjadi dilalah
bagi sedih.
2) Dilalah Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu dilalah
(petunjuk) yang dibentuk akal pikiran.
Contoh:
· Suara teriakan di tengah hutan menjadi
dilalah bagi adanya manusia di sana.
· Suara teriakan maling di sebuah rumah
menjadi dilalah bagi adanya maling yang
sedang melakukan pencurian.
3) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah, yaitu
dilalah (petunjuk) yang dengan sengaja
dibuat oleh manusia untuk suatu isyarah
atau tanda (apa saja) berdasar
kesepakatan.
Contoh:
Petunjuk lafadz (kata) kepada makna
(benda) yang disepakati:
· Orang Sunda, misalnya sepakat
menetapkan kata cau menjadi dilalah bagi
pisang.
Orang Jawa, misalnya sepakat menetapkan
kata gedang menjadi dilalah bagi pisang.
Orang Inggris, misalnya sepakat
menetapkan kata banana menjadi dilalah
bagi pisang.
Adapun Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah
menjadi ajang pembahasan para pakar
mantiq.
Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah dibagi menjadi
tiga:
a) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah
Muthabaqiyah, yaitu dilalah lafadz
(petunjuk kata) pada makna selengkapnya.
Contoh:
Kata rumah memberi petunjuk (dilalah)
kepada bangunan lengkap yang terdiri dari
dinding, jendela, pintu, atap dan lainnya,
sehingga bisa dijadikan tempat tinggal
yang nyaman. Jika anda menyuruh seorang
tukang membuat rumah, maka yang
dimaksudkan adalah rumah selengkapnya,
bukan hanya dindingnya atau atapnya saja.
b) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah
Tadhammuniyah, yaitu dilalah lafadz
(petunjuk kata) kepada bagian-bagian
maknanya.
Contoh:
Ketika anda mengucapkan kata rumah,
kadang-kadang yang anda maksudkan
adalah bagian-bagiannya saja.
Jika anda, misalnya menyuruh tukang
memperbaiki rumah maka yang anda
maksudkan bukanlah seluruh rumah, tetapi
bagian-bagiannya yang rusak saja Jika
anda meminta dokter mengobati badan
anda, maka yang dimaksudkan adalah
bagian yang sakit saja.
c) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Iltizamiyah,
yaitu dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada
sesuatu yang di luar makna lafadz yang
disebutkan, tetapi terikat amat erat
terhadap makna yang dikandungnya.
Contoh:
Jika anda menyuruh tukang memperbaiki
asbes rumah anda yang runtuh, maka yang
anda maksudkan bukan asbes-asbesnya
saja, tetapi juga kayu-kayu tempat asbes
itu melekat yang kebetulan sudah patah-
patah. asbes dan kayu yang menjadi
tulangnya terkait amat erat (iltizam). Jika
kerusakan asbes itu disebabkan kebocoran
di atap maka perbaikan atap iltizam
(menjadi keharusan yang terkandung dan
terikat) kepada perintah memperbaiki
asbes loteng itu.
2. Dilalah Ghairu Lafzhiyah
Dilalah ghairu lafzhiyah adalah petunjuk
yang tidak berbentuk kata atau suara.
Dilalah ini terbagi tiga:
a. Dilalah Ghairu Lafzhiyah Thabi’iyah.
yaitu dilalah (petunjuk) yang bukan kata
atau suara yang berupa sifat alami.
Contoh:
· Wajah cerah menjadi dilalah bagi hati
yang senang.
· Menutup hidung menjadi dilalah bagi
menghindarkan bau kentut dan
sebagainya.
b. Dilalah Ghairu Lafzhiyah ‘Aqliyah.
yaitu dilalah (petunjuk) yang bukan
kata atau suara dibentuk akal pikiran.
Contoh:
· Hilangnya barang-barang di rumah
menjadi dilalah adanya pencuri yang
mengambil.
· Terjadinya kebakaran di gunung menjadi
dilalah bagi adanya orang yang membawa
api ke sana.
c. Dilalah Ghairu Lafzhiyah Wadh’iyah.
yaitu dilalah (petunjuk) bukan berupa kata
atau suara yang dengan sengaja dibuat
oleh manusia untuk suatu isyarah atau
tanda (apa saja) berdasar kesepakatan.
Contoh:
Petunjuk lafadz (kata) kepada makna
(benda) yang disepakati:
· Secarik kain hitamyang diletakkan di
lengan kiri oarang Cina adalah dilalah bagi
kesedihan/ duka cita, karena ada anggota
keluarganya yang meninggal.
· Bendera kuning dipasang di depan
rumah orang Indonesia pada umumnya,
menggambarkan adanya keluarga yang
meninggal.

BAB 3 Pengertian Lafadzh dan


pembagiannya
Lafadh dalam bahasa Arab adalah kata-
kata dalam bahasa Indonesia. Lafadz juga
merupakan satu nama yang diberikan pada
huruf yang tersusun atas beberapa huruf,
yang mengandung arti. Contoh: kayu, batu,
air, Fatimah, Ali, dan lain-lain.[1]
Dalam sumber lain dikatakan bahwa lafadh
adalah kata atau suara yang mengandung
sebagian abjad.[2] Atau dalam ilmu nahwu
diterangkan:
ُ ‫ﺾ اْل‬
ِ ‫ﺤُرْو‬
‫ف‬ ِ ‫ﻞ َﻋﲆ <ٮ َْﻌ‬ ْ ‫ت اْلُﻤ‬
ُ ‫ٮِﻤ‬6‫ﺴ‬ ُ ‫ﺼْﻮ‬
َّ ‫ﻫَواﻟ‬ ُ ‫اْللَّ ' ْڡ‬
ُ ‫ﻆ‬
‫ٮَِّﺔ‬Fِ ‫اْلِﻬَ<ﺤﺎﺋ‬
Artunya: Lafadz adalah suara yang
mengandung sebagian huruf hijaiyah
(berjumlah dua puluh delapan). Contoh:
Sulaiman, ahmad berdiri, dan lain-lain.

B. Pembagian Lafadz
Secara garis besar, lafadh dibagi menjadi
dua, yaitu lafadh muhmal (kata-kata yang
tidak menunjukkan arti) dan lafadh
musta’mal (kata-kata yang menunjukkan
arti). Kemudian khusus lafadh musta’mal
itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lafadz Mufrod (kata tunggal)
Lafadz mufrod adalah sebagian dari lafadz
itu tidak bisa menunjukkan arti sebagian
yang lain. Sebagai contoh lafadz kayu,
lafadz “ka” tidak mempunyai arti sendiri
dan lafadz “yu” juga tidak berarti sendiri.
Kemudian lafadz mufrod ini dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Juz-iy ((‫<ﺣﺰﺋﻰ‬
Juz-iy adalah lafadz yang tidak dapat
mencakup beberapa unit arti
b. Kulliy
Kulliy adalah lafadz mufrod yang dapat
mencakup beberapa unit arti secara
musytarok (sekutu). Artinya lafadz itu
apabila difikirkan, tercakupnya beberapa
unit arti tidak dapat dihindarkan. Bahasa
sederhananya, kelliy adalah kata-kata
mufrad yang ketika disebutkan lantas
menunjuk kepada semua arti atau
maknanya.
2. Lafadz Murakkab (susunan kata)
Lafadz murakkab adalah lafadh (yang
terangkai dari suku kata) yang sebagian
dari lafadh itu dapat menunjukkan arti dari
sebagian yang lain. Contoh: lafadh
“Bangsa Indonesia”, suku kata “Bangsa”
mempunyai arti sendiri, dan “Indonesia”
juga mempunyai arti sendiri, diaman arti-
arti tersebut adalah bagian arti dari
“Bangsa Indonesia”.[15]
a.Tamm
Tamm adalah kata-kata yang dirangkai
sedemikian sehingga dapat memberi
pengertian yang lengkap. Dalam bahasa
Indonesia, murakkab tam ini disebut
kalimat efektif atau kalimat sempurna.
Contoh:
Ø Muhammad Hatta adalah Bapak
Koperasi Indonesia.
Ø Ki Hajar Dewantara adalah Bapak
Pendidikan
Kemudian kalimat sempurna ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
1) Khabar (kalimat berita)
Khabari adalah kalimat sempurna yang
isinya mungkin benar dan mungkin pula
salah.
2) Insya’ (bukan kalimat berita)
Insya’ adalah kalimat sempurna yang tidak
mungkin benar dan tidak mungkin pula
salah. Biasanya insya’ ini muncul dalam
bentuk amr (kalimat perintah), nahi
(kalimat larangan), istifham (kalimat
tanya), dan nida’ (kalimat panggilan).
Dalam artian khabar dan insya’ ini
merupakan hal yang belum dilakukan,
sehingga belum tau benar atau salahnya.
b. Naqish
Naqish adalah rangkaian kata yang belum
memberikan pengertian efektif atau
sempurna (kalimat gantung). Contoh:
Ø Rumah besar itu.
Ø bapak guru itu.
Ø Yang mengarang buku.
Semua rangkaian kata tersebut merupakan
murakkab naqish, karena masih kurang
pengertiannya. Rangkaian kata-kata itu
akan sempurna jika dilengkapi dengan,
misalnya:
Ø Rumah besar itu terbakar
Ø Bapak guru itu disiplin
Ø Yang mengarang buku itu Drs.
Sumarsono

BAB 4 TA'RIF DAN PEMBAGUANNYA


Ta'rif secara harfiyah berarti, pengenalan,
pengertian, penjelasan atau definisi, dan
secara terminologi ta'rif adalah teknik
untuk menjelaskan suatu objek agar
seseorang memiliki konsepsi yang tepat,
dalam sebagian bab seperti tashawur ta'rif
juga dikenal dengan qaul syarih yang
bertujuan untuk memberikan konsepsi atau
gambaran yang sempurna agar tidak keliru
pada saat berkomunikasi. Dan itu juga
alasan kenapa Ta’rif disebut sebagai
puncak dari konsepsi atau tashawur, sebab
seseorang dikatakan benar-benar memiliki
konsepsi yang sempurna manakala ia
mampu melihat jins dan fashl dari objek
yang ia gambarkan atau dengan kata lain
mampu mendefinisikan
Ta’rif dibagi menjadi dua yaitu ta'rif hadd
(definisi esensial) dan ta'rif Rasm (definisi
aksidental) jika penjelasan diffrensia
(fashl) menggunakan esensial (dzati)
dalam menjelaskan suatu objek, maka ia
disebut sebagai ta'rif hadd (definisi
esensial). Dan jika penjelasan diffrensia
(fashl) mengunakan Aksiden (‘ardh) maka
ia dinamakan sebagai ta'rif rasm.
setelah pembagian di atas ta'rif hadd
dibagi lagi menjadi Hadd tam (esensial
sempurna) dan Hadd naqis (esensial tak
sempurna), cara mengenalinya sederhana
cukup perhatikan genus yang digunakan
jika definisinya tersusun dari genus dekat
(Jins Qarib) maka ia dinamakan Hadd tam
dan jika definisinya tersusun dari genus
jauh (jins ba’id) atau dicukupkan hanya
menyebut diffrensia saja maka ia
dinamakan Hadd naqish
Sama dengan ta'rif hadd, dalam
pembagiannya ta'rif rasm juga dibagi
menjadi dua macam, Rasm tam (aksidental
sempurna) dan Rasm naqish, jika
definisinya tersusun dari genus dekat dan
diffrensianya diambil dari aksiden khusus
(khas) maupun aksiden umum (amm) maka
ia disebut sebagai Rasm tam dan jika
definisinya tersusun dari genus jauh (jins
ba’id) atau hanya menyebut diffrensia saja
maka ia dinamakan Rasm naqish.
Perangkat yang dipakai untuk membuat
definisi dalam mantiq umumnya apa yang
disebut dengan “lima universal” (al-
kulliyyat al-khams) yang terdiri dari:
• spesies (nau’) yang hendak didefinisikan
—kita ambil contoh manusia;
• genus (jins)—genus dari manusia ialah
hewan;
• differensia (fashl)—differensia manusia
dari hewan lain ialah ‘berpikir’;
• aksiden khusus (khas)—misal dari
aksiden khas dari manusia yang tidak
dimiliki hewan lain adalah ‘tertawa’; dan
• aksiden umum (‘ardh ‘amm)—misal dari
aksiden umum yang menjadi sifat bagi
manusia maupun hewan lain adalah
‘bersuara’
Sebagai contoh kita coba definisikan
pesantren, hal pertama yang harus kita
lakukan adalah mencari sifat yang esensial
dan yang aksidental dari pesantren (baca
di catatan ngaji #1). Contoh yang Esensi
dari pesantren anggaplah (belajar
keislaman, Al-Qur’an, mengkaji kitab
klasik dst) dan yang Aksidental (belajar
ilmu umum, belajar seni dan kebudayaan
dst) jika kedua sifat yang melakat pada
pesantren ini sudah ketemu maka tinggal
kita menyusunya, Rumus definisi adalah
(Genus + diffrensia) contoh “Pesantren
adalah tempat belajar keislaman” jika
diferensia diambil dari yang sifatnya
esensial berarti ia termasuk definisi
esensial, adapun jika diffrensianya diambil
dari yang sifatnya aksiden baik yang
khusus maupun yang umum berarti ia
termasuk definisi aksidental sesederna itu
sebenarnya. Selanjutnya jika ingin melihat
sempurna atau tidaknya definisi itu kita
cukup melihat genus yang digunakan, jika
genus dekat berarti ia termasuk definisi
sempurna dan sebaliknya jika genus jauh
maka ia tergolong sebagai definisi tak
sempurna sebagai latihan silahkan mulai
mencoba menganalisis genus “tempat”
pada definisi pesantren di atas, termasuk
genus dekat atau jauh?.
Maka, sebagai mana yang telah dikatakan
pada (catatan ngaji Mantiq #1) esensi
adalah yang menjadikan X itu X ini se ruh
dengan sifat dan ciri dari definisi sebagai
puncak dari tashawur atau konsepsi,
konsepsi itu adanya ketergambaran. dan
tanpa adanya nilai yang Esensi definisi
hanyalah sampai pada deskripsi belaka.

Anda mungkin juga menyukai