Disusun oleh :
Dosen pengampu :
FAKULTAS TARBIYAH
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, Senantiasa kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Mantiq yang
berjudul "Mantiq Dan Pembahasan Lafadz".
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk kritik, saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Kami
harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Rejang Lebong,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan
dalam berpikir. Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula
berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir
salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun,
saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi,
subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, logis dan obyektif.
Mantiq merupakan upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak
keliru.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dengan adanya rumusan masalah diatas, diharapkan kita dapat memahami dan
menelaah terkait materi tentang "Mantiq Dan Pembahasan Lafadz". Selain itu, kita
juga dapat mengkaji serta mengaplikasikan pemahaman yang telah didapati dari
materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Lafadz adalah susunan beberapa huruf yang mengandung arti. Istilah lafadz
berasal dari bahasa Arab dan diartikan sebagai 'kata' dalam bahasa Indonesia yang
diberikan pada rangkaian huruf abjad atau susunan beberapa huruf yg mempunyai
arti. Jika lafadz tidak mempunyai arti maka rangkaian huruf itu tidak dapat disebut
sebagai lafadz. Seperti kayu, batu, air dan lain-lain. Lafadz ada dua macam, yaitu:
lafadz mufrod dan lafadz murokkab.1
Dalam sumber lain dikatakan bahwa lafadz adalah kata atau suara yang
mengandung sebagian abjad atau dalam ilmu nahwu diterangkan:
Artunya: Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyah (berjumlah
dua puluh delapan). Contoh: Sulaiman, ahmad berdiri, dan lain-lain.
1
Rofik, Muhammad. 2002: 6
2
Ahli mantiq melihat lafadz pada maknanya, bukan pada jumlah lafadz-nya.
Artinya, susunan lafadz yang jumlahnya lebih dari satu kata tetapi menunjukkan
makna satu tetap disebut sebagai lafadz mufrod. Meja, kursi, rumah, Amir
Syarifuddin, Muhammad Ali adalah contoh lafadz mufrod.
Ahli nahwu lebih melihat pada bentuk dan jumlah susunan kata, sehingga lafadz
seperti Muhammad Abdullah Syafi'i tidak dapat disebut lafadz mufrod.
Dilalah adalah memahami sesuatu dari sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama
disebut al-madhul. dan segala sesuatu yang kedua disebut. Al-Dall (Petunjuk,
penerang atau yang memberi dalil). Contoh: Terdengan raungan harimau di suatu
semak adalah dilalah bagi adanya harimau di dalam semak tersebut. Pembagian
Dilalah: Lafzhiyah ( Thabi’iyah, ‘Aqliyah, Wadh’yah), Ghairu Lafzhiyah (Thabi’iyah,
Aqliyah, Wadh’yah).2
A. Dilalah Lafzhiyah
Dilalah lafzhiyah adalah Petunjuk yang berupa kata atau suara. Dilalah ini
terbagi menjadi tiga:
Contoh:
Contoh:
2
² Rofik, Muhammad. 2002: 12
3
a) Suara teriakan di tengah hutan menjadi dilalah bagi adanya manusia di
sana.
Contoh:
1. Orang Sunda, misalnya sepakat menetapkan kata cau menjadi dilalah bagi
pisang.
2. Jawa, misalnya sepakat menetapkan kata gedang menjadi dilalah bagi pisang.
Adapun Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah menjadi ajang pembahasan para pakar mantiq.
Contoh:
Kata rumah memberi petunjuk (dilalah) kepada bangunan lengkap yang terdiri
dari dinding, jendela, pintu, atap dan lainnya, sehingga bisa dijadikan tempat tinggal
yang nyaman. Jika anda menyuruh seorang tukang membuat rumah, maka yang
dimaksudkan adalah rumah selengkapnya, bukan hanya dindingnya atau atapnya saja.
Contoh:
3
Ali Hasan. Ilmu Mantiq (Logika). 1991: 32
4
1. Ketika anda mengucapkan kata rumah, kadang-kadang yang anda maksudkan
adalah bagian-bagiannya saja.
3. anda meminta dokter mengobati badan anda, maka yang dimaksudkan adalah
bagian yang sakit saja.
Contoh:
Jika anda menyuruh tukang memperbaiki asbes rumah anda yang runtuh, maka
yang anda maksudkan bukan asbes-asbesnya saja, tetapi juga kayu-kayu tempat asbes
itu melekat yang kebetulan sudah patah-patah. asbes dan kayu yang menjadi
tulangnya terkait amat erat (iltizam). Jika kerusakan asbes itu disebabkan kebocoran
di atap maka perbaikan atap iltizam (menjadi keharusan yang terkandung dan terikat)
kepada perintah memperbaiki asbes loteng itu.
Dilalah ghairu lafzhiyah adalah petunjuk yang tidak berbentuk kata atau suara.
Dilalah ini terbagi tiga:4
yaitu dilalah (petunjuk) yang bukan kata atau suara yang berupa sifat alami.
Contoh:
yaitu dilalah (petunjuk) yang bukan kata atau suara dibentuk akal pikiran.
4
Thahir, M Taib, Abd. Mu’in. 1987: 44
5
Contoh:
yaitu dilalah (petunjuk) bukan berupa kata atau suara yang dengan sengaja dibuat
oleh manusia untuk suatu isyarah atau tanda (apa saja) berdasar kesepakatan.
Contoh:
1. Secarik kain hitam yang diletakkan di lengan kiri oarang Cina adalah dilalah
bagi kesedihan/ duka cita, karena ada anggota keluarganya yang meninggal.
Lafadz ada dua macam, yaitu: lafadz mufrod dan lafadz murokkab.5
1. Lafadz mufrod
a) Lafadz yang tidak mempunyai suku kata sama sekali, misalnya lafadz
yang terdiri dari satu huruf.
a) Isim ; adalah lafadz (kata-kata) yang mempunyai arti sendiri tanpa terikat
dengan waktu,
b) Fi’il adalah lafadz (kata-kata) yang mempunyai artis sendiri yang terikat
dengan waktu.
c) Adat adalah (menurut ilmu Nahwu) = huruf seperti bi, min, wa, ila dll.
Pembagian Isim
Pembagian Kulli dan Juz’i. Kulli dan Juz’i dilihat dari pengertiannya :
7
a) Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu secara
menyeluruh.
Bagian Isim
a) Muhashal adalah lafadz mufrad yang menunjuk kepada suatu benda yang
ada atau suatu sifat yang ada.
Lafadz murakkab terdiri dari dua kata yaitu Lafadz dan Murakkab. Lafadz
artinya kata-kata dan murakkab artinya disusun atau dirangkai. Jadi, lafadz
murakkab artinya kata-kata yang disusun atau dirangkai baik dari 2, 3, 4, ataupun
lebih dari itu.
a) Murakkab Khabari, adalah murakkab tam yang isinya mungkin benar dan
mungkin juga salah (mengandung keraguan).
b) Murakkab Insya’i, adalah murakkab tam yang tidak mungkin benar dan
tidak mungkin pula salah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lafadz adalah susunan beberapa huruf yang mengandung arti. Istilah lafadz
berasal dari bahasa Arab dan diartikan sebagai 'kata' dalam bahasa Indonesia seperti
kayu, batu, air dan lain-lain. Lafadz ada dua macam: pertama, lafadz mufrod, ke dua,
lafadz murokkab. Dilalah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab, yakni daala-
yadulu-dilalah yang artinya petunjuk atau yang menunjukan. Dilalah adalah
memahami sesuatu dari sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama disebut Al-madhul.
dan segala sesuatu yang kedua disebut Al-dall (petunjuk, penerang atau yang memberi
9
dalil). Pembagian Dilalah: Lafzhiyah ( Thabi’iyah, ‘Aqliyah, Wadh’yah), Ghairu
Lafzhiyah (Thabi’iyah, Aqliyah, Wadh’yah).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abû Hâmid al-Ghazâlî, 1977, al-Munqid min al-Dlalâl, Kairo: Maktabah al-
Jundî.
Ali Hasan. 1991. Ilmu Mantiq (Logika). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Thahir, M Taib, Abd. Mu’in. 1987. Ilmu Mantiq (Logika). Jakarta: PT Bumi
Restu.
10