Anda di halaman 1dari 1

Allah Memudahkan dan Tidak Menghendaki Kesukaran

Sesungguhnya Allah SWT tidak menghendaki kesukaran bagi manusia. Allah memberikan
banyak kemudahan, karena itu ambilah kemudahan-kemudahan itu dan hindari kesukaran-
kesukarannya.

Dalam kasus kebijakan pembatasan peribadatan di masa pandemi misalnya bukan berarti
kewajiban peribadatannya yang dilarang, kewajibannya tidak gugur karena pandemi,
namun jangan sampai peribadatan yang dilakukan itu justru melahirkan kesusahan yang
lebih besar yaitu rusaknya dan hilangnya nyawa manusia.

Dalam firman Allah di ayat yang lain Allah juga mengingatkan agar manusia jangan sampai
menjerumuskan diri di dalam kebinasaan. Sebab itu usaha untuk menjaga diri dan
mencegah secara dini dari kebinasaan adalah merupakan bagian juga dari beribadah keada
Allah SWT. Dengan demikian pembatasan dan pengaturan peribadatan di masa pandemi
harus dimaknai sebagai kondisi yang di dalamnya terdapat rukhsoh atau keringanan dalam
beribadah. Mengambil rukhsoh yang diberikan Allah itu akan lebih baik bagi manusia
daripada memaksakan diri yang justru akan menimbulkan kerusakan dan kebinasaan bagi
manusia. Allah berfirman :

… ‫ُيِر يُد ٱُهَّلل ِبُك ُم ٱۡل ُيۡس َر َو اَل ُيِر يُد ِبُك ُم ٱۡل ُع ۡس َر َو ِلُتۡك ِم ُلوْا ٱۡل ِع َّدَة َوِلُتَكِّبُروْا ٱَهَّلل َع َلٰى َم ا َهَد ٰىُك ۡم َو َلَع َّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن‬

Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, agar kamu bersyukur. (QS.Al-Baqarah (2):185) .

Ayat di atas sebenarnya berbicara dalam konsteks puasa, dimana bagi mereka yang
berhalangan atau karena alasan tertentu seperti sakit, bepergian, hamil, atau sedang
menyusui sehingga tidak bisa melaksanakan puasa ia bisa menggantinya dengan puasa
pada hari lain diluar di luar bulan Ramadhan atau menggantinya dengan membayar fidyah.

Kelonggaran itu sebagai bentuk kemudahan dan menghilangkan kesukaran yang akan
dialami manusia jika memaksakan diri untuk beribadah yang sesuai dengan ketentuan
tekstualnya. Tentu saja, ayat di atas juga bisa kita gunakan dalam konteks yang berbeda-
beda dengan memahami prinsip umumnya, yaitu bahwa Allah itu maha luas ilmunya dan
Maha Bijaksana terhadap mereka yang beriman. Kebijaksanaan Allah itu yang kemudian
dinyatakannya bahwa Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran
dalam segala sesuatu yang dilakukan manusia.

Anda mungkin juga menyukai