Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM HISTOLOGI IKAN

Nama : Meyza Nata Riyanti

Nim : 146221038

Kelas :A

Kelompok :2

1. Sebutkan dan jelaskan tahapan pembuatan preparat histologi (video)!

a. Persiapkan alat dan bahan :


▪ Keranjang metal = untuk tempat kaset dalam mesin tisu prosesor
▪ Pinset
▪ Gunting
▪ Tisu
▪ Pensil
▪ Kaset tempat bahan yang sudah difiksasi dengan formalin 4%
b. Persiapkan bahan yang terdiri dari 2 jenis :
• Jaringan keras : kulit, insang, tulang, sisik setelah difiksasi formalin 4% lalu
difiksasi lagi dengan larutan asam, proses ini disebut decalcification : mengurangi
kadar kalsium pada jaringan keras
• Untuk bahan lunak tidak perlu decalcification
c. Ambil jaringan, bila ukuran terlalu besar dapat dipotong. Kemudian dimasukkan dalam
kaset dan diberi label dengan pensil.
d. Lalu jaringan lunak dipotong sedikit dan dimasukkan ke dalam kaset, kemudian ditutup
dan dilabel.
e. Masukkan kaset bahan dengan pinset dalam keranjang logam dengan alat tissu
prosessor, tissue tex FIP 5 junior. Pastikan label menghadap atas. Keranjang
dimasukkan dalam alat dengan holder dan pastikan tertutup sempurna.
f. Masukkan progam yakni dengan memilih tissue proceccing, lalu enter, periksa mode
dan program yang dipilih, lalu start untuk memulai proses. Dalam tissue proceccor ada
bahan alkohol dan xylene.
g. Setelah air diserap jaringan, air digantikan oleh parafin
h. Lele hasil dari uji tantang bakteri akan diamati insang. Lalu ada udang hasil dari uji
tantang bakteri akan diambil organ hepatopankreas.
i. Berikutnya adalah embedding dengan alat tissue TEK TEC.
j. Siapkan cetakan yang tersedia diadalam alat. Ambil jaringan yang telah terproses
dengan pinset lalu dilakukan embedding dengan parafin
k. Keluarkan organ dari kaset, lalu pindahkan ke base mold
l. Tuang parafin sampai jaringan tergenang. Tutup kembali dengan kaset tersebut. Lalu
tambahkan lagi parafin sampai menutupi seluruhnya
m. Kemudian pindahkan ke cryomodule agar parafin memadat. Setelah jaringan tercetak
lalu di potong dengan ACCU CUS SRM, dipasang dalam sampel holder lalu kunci
n. Setelah dapat potongan jaringan yang sesuai ambil dengan kuas dan objek glass secara
halus dan pindahkan ke water bath untuk meluruskan potongan jaringan, pastikan
waterbath berada pada suhu yang sesuai agar parafin tidak pecah
o. Kemudian ambil lagi jaringan dan dicap dengan hematoxylin dan eosin.
p. Jaringan yang sudah difiksasi dan menempel pada objek glass dimasukkan ke wadah
yang telah disediakan lalu dilakukan pewarnaan jaringan dengan hematoxylin dan eosin
dengan alat tissue tek DRS yang berisi bahan kimia (3x xylene, 4x alkohol 96%,
hematoxylin, eosin, 4x alkohol 96%)
q. Setelah pewarnaan selesai lalu awetkan preparat dengan entelan dna ditutup dengan
coverglass
r. Setelah itu preparat sudah siap untuk diamati dibawah mikroskop perbesaran 40x, 100x
dan 400x, dan jika perlu dengan pengamatan 1000x ditambahkan oil emercy

2. Sebutkan larutan fiksasi apa saja yang biasa digunakan pada ikan dan udang!

a) Terdapat beberapa jenis larutan fiksasi yang dapat digunakan pada ikan, diantaranya
adalah
• Larutan fiksasi carnoy dihasilkan dari kloroform, alkohol murni, dan asam
asetat glasial digabungkan dengan perbandingan 1:1:1. Sirip ekor (ekor) ikan
dipotong dan direndam dalam larutan Carnoy selama 30 menit. Larutan tersebut
kemudian diganti dan sirip ikan direndam kembali selama 24 jam. (Savitri dkk.,
2022).
• Selama 24 jam, jaringan organ ikan direndam dalam larutan formalin 10%
sebagai bahan fiksatif. Jaringan direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam,
setelah itu direndam dalam alkohol 80%, 95%, 100%, campuran larutan alkohol
xylol dan alkohol (3:1), larutan Xylol dan alkohol (1:1), dan terakhir Xylol
masing-masing 30 menit (Sukarni dkk., 2012)
• Larutan fiksatif Bouin’s merupakan fiksatif yang digunakan untuk
mengawetkan jaringan pada ikan gurami. Ikan gurami diberi perlakuan fiksatif
Bouin’s karena penetrasinya cepat dan merata namun juga dapat mengakibatkan
penyusutan yang kecil. Selama 24 jam, larutan Bouin’s digunakan untuk
memfiksasi bahan tersebut (Pratiwi dan Manan, 2015)
b) Larutan fiksasi untuk udang antara lain :
• Jaringan hepatopankreas yang telah terpisah kemudian dimasukkan dalam
larutan fiksatif tanpa harus dicuci dengan garam fisiologis terlebih dahulu,
karena darahnya berupa hemolim yang mengandung hemosianin. Fiksasi
dilakukan selama 17,5 jam (Ihsan dan Istriyati, 2018).
• Jaringan hepatopankreas udang dilakukan proses fiksasi menggunakan larutan
Davidson, kemudian di simpan dalam suhu ruang selama 24 jam. Tujuan proses
fiksasi ini untuk mempertahankan sel-sel agar tidak rusak. Setelah itu sampel
dipindahkan ke larutan akuades untuk menghilangkan larutan fiksasi tersebut
(Marbun, 2018).

3. Apa yang dimaksud pewarnaan histologi dan pewarnaan histokomia!

• Pewarnaan histologis adalah serangkaian prosedur teknis yang digunakan untuk


menyiapkan sampel jaringan untuk pewarnaan histologis guna mendukung
penelitian mikroskop. Pewarnaan yang paling sering digunakan pada
pemeriksaan histopatologi adalah pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE).
• Teknik pewarnaan yang disebut pewarnaan histokimia digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan zat seperti protein, lipid, dan karbohidrat yang
terdapat dalam struktur jaringan sel. Pewarnaan histokimia yang optimal sangat
penting untuk memastikan bagian pewarnaan berkualitas tinggi untuk
memungkinkan analisis gambar mikroskopis dan histomorfometri cahaya.
4. Sebutkan macam dan fungsinya dari pewarnaan histologi dan histokimia!

• Pewarnaan histologis dapat diwarnai dengan dua cara berbeda: secara umumnya
dapat menggunakan hematoksilin dan eosin. Hematoksilin adalah pewarna basa
yang mewarnai komponen asam jaringan (misalnya nukleus, ribosom, dan
retikulum endoplasma kasar) dengan warna biru keunguan. Eosin adalah
pewarna asam yang mewarnai komponen dasar jaringan (misalnya sitoplasma,
dinding sel, serat ekstraseluler) dengan warna kemerahan atau merah muda
cerah. Dan secara khusus biasanya dilakukan setelah pewarnaan H&E. Ini
mengacu pada beragam teknik dan prosedur pewarnaan alternatif yang
digunakan untuk memberikan informasi lebih mendalam tentang struktur
tertentu dalam sampel. Daripada mengikat antibodi secara spesifik, teknik
pewarnaan khusus didasarkan pada reaksi kimia sederhana seperti kimia asam-
basa dan reaksi reduksi oksidasi.
• Teknik periodic acid schiff’s (PAS) merupakan bagian dari teknik pewarnaan
histokimia yang khusus dapat mendeteksi adanya glikogen, glikokonjugat,
karbohidrat polisakarida, musin netral dan glikoprotein lain di dalam jaringan.
PAS akan memberikan warna magenta pada jaringan. Methenamine Silver
(GMS)-Phloxine dari Gomori adalah metode lain dalam pewarnaan histokimia.
Perak dan methenamine digunakan oleh tartrazine untuk memvisualisasikan
jamur, terutama yang menghasilkan spora.

DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, M., & Istriyati, H. M. 2018. Morfologi dan histologi hepatopankreas (Midgut gland)
lobster hijau pasir (Panulirus homarus L.).
Marbun, J., Harpeni, E., & Wardiyanto, W. 2019. Penanganan penyakit white feces pada udang
vaname (Litopenaeus vannamei) menggunakan aplikasi pakan yang dicampur
ekstrak lengkuas merah Alpinia purpurata k. schum. Depik, 8(2), 76-86.
Pratiwi, H. C., & Manan, A. 2015. Teknik dasar histologi pada ikan gurami (Osphronemus
gouramy). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol, 7(2).
Savitri, L., Setiawan, A. B., Kasimo, E. R., Juwita, S. T., Antoro, E. L., & Wulansari, I. S.
2022. Poliploidi pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dengan Induksi Kejutan
Panas Melalui Metode Perhitungan Jumlah Nukleolus. Jurnal Veteriner, 23(2).
Sukarni, S., Maftuch, M., & Nursyam, H. 2012. Kajian penggunaan ciprofloxacin terhadap
histologi insang dan hati ikan Botia (Botia macracanthus, bleeker) yang diinfeksi
bakteri Aeromonas hydrophila. The Journal of Experimental Life Science, 2(1),
6-12.

Anda mungkin juga menyukai