Nim : 146221038
Kelas :A
Kelompok :2
2. Sebutkan larutan fiksasi apa saja yang biasa digunakan pada ikan dan udang!
a) Terdapat beberapa jenis larutan fiksasi yang dapat digunakan pada ikan, diantaranya
adalah
• Larutan fiksasi carnoy dihasilkan dari kloroform, alkohol murni, dan asam
asetat glasial digabungkan dengan perbandingan 1:1:1. Sirip ekor (ekor) ikan
dipotong dan direndam dalam larutan Carnoy selama 30 menit. Larutan tersebut
kemudian diganti dan sirip ikan direndam kembali selama 24 jam. (Savitri dkk.,
2022).
• Selama 24 jam, jaringan organ ikan direndam dalam larutan formalin 10%
sebagai bahan fiksatif. Jaringan direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam,
setelah itu direndam dalam alkohol 80%, 95%, 100%, campuran larutan alkohol
xylol dan alkohol (3:1), larutan Xylol dan alkohol (1:1), dan terakhir Xylol
masing-masing 30 menit (Sukarni dkk., 2012)
• Larutan fiksatif Bouin’s merupakan fiksatif yang digunakan untuk
mengawetkan jaringan pada ikan gurami. Ikan gurami diberi perlakuan fiksatif
Bouin’s karena penetrasinya cepat dan merata namun juga dapat mengakibatkan
penyusutan yang kecil. Selama 24 jam, larutan Bouin’s digunakan untuk
memfiksasi bahan tersebut (Pratiwi dan Manan, 2015)
b) Larutan fiksasi untuk udang antara lain :
• Jaringan hepatopankreas yang telah terpisah kemudian dimasukkan dalam
larutan fiksatif tanpa harus dicuci dengan garam fisiologis terlebih dahulu,
karena darahnya berupa hemolim yang mengandung hemosianin. Fiksasi
dilakukan selama 17,5 jam (Ihsan dan Istriyati, 2018).
• Jaringan hepatopankreas udang dilakukan proses fiksasi menggunakan larutan
Davidson, kemudian di simpan dalam suhu ruang selama 24 jam. Tujuan proses
fiksasi ini untuk mempertahankan sel-sel agar tidak rusak. Setelah itu sampel
dipindahkan ke larutan akuades untuk menghilangkan larutan fiksasi tersebut
(Marbun, 2018).
• Pewarnaan histologis dapat diwarnai dengan dua cara berbeda: secara umumnya
dapat menggunakan hematoksilin dan eosin. Hematoksilin adalah pewarna basa
yang mewarnai komponen asam jaringan (misalnya nukleus, ribosom, dan
retikulum endoplasma kasar) dengan warna biru keunguan. Eosin adalah
pewarna asam yang mewarnai komponen dasar jaringan (misalnya sitoplasma,
dinding sel, serat ekstraseluler) dengan warna kemerahan atau merah muda
cerah. Dan secara khusus biasanya dilakukan setelah pewarnaan H&E. Ini
mengacu pada beragam teknik dan prosedur pewarnaan alternatif yang
digunakan untuk memberikan informasi lebih mendalam tentang struktur
tertentu dalam sampel. Daripada mengikat antibodi secara spesifik, teknik
pewarnaan khusus didasarkan pada reaksi kimia sederhana seperti kimia asam-
basa dan reaksi reduksi oksidasi.
• Teknik periodic acid schiff’s (PAS) merupakan bagian dari teknik pewarnaan
histokimia yang khusus dapat mendeteksi adanya glikogen, glikokonjugat,
karbohidrat polisakarida, musin netral dan glikoprotein lain di dalam jaringan.
PAS akan memberikan warna magenta pada jaringan. Methenamine Silver
(GMS)-Phloxine dari Gomori adalah metode lain dalam pewarnaan histokimia.
Perak dan methenamine digunakan oleh tartrazine untuk memvisualisasikan
jamur, terutama yang menghasilkan spora.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, M., & Istriyati, H. M. 2018. Morfologi dan histologi hepatopankreas (Midgut gland)
lobster hijau pasir (Panulirus homarus L.).
Marbun, J., Harpeni, E., & Wardiyanto, W. 2019. Penanganan penyakit white feces pada udang
vaname (Litopenaeus vannamei) menggunakan aplikasi pakan yang dicampur
ekstrak lengkuas merah Alpinia purpurata k. schum. Depik, 8(2), 76-86.
Pratiwi, H. C., & Manan, A. 2015. Teknik dasar histologi pada ikan gurami (Osphronemus
gouramy). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol, 7(2).
Savitri, L., Setiawan, A. B., Kasimo, E. R., Juwita, S. T., Antoro, E. L., & Wulansari, I. S.
2022. Poliploidi pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dengan Induksi Kejutan
Panas Melalui Metode Perhitungan Jumlah Nukleolus. Jurnal Veteriner, 23(2).
Sukarni, S., Maftuch, M., & Nursyam, H. 2012. Kajian penggunaan ciprofloxacin terhadap
histologi insang dan hati ikan Botia (Botia macracanthus, bleeker) yang diinfeksi
bakteri Aeromonas hydrophila. The Journal of Experimental Life Science, 2(1),
6-12.