Anda di halaman 1dari 31

Laporan Problem Based Learning

Case 2

Fasilitas Bandara dan Bea Cukai dan Imigrasi Internasional

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Tata Operasi Darat

Di susun oleh :

Kelas 1B

Agni Putri Dwiyanti

Marisa Ainun Fitriya

Rifa Jauza Fadilah

Shafa Izzatul Jannah

Wola Farhan Riandy

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA D3

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
Laporan Problem Based Learning Case 2. Tidak lupa Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Baginda Agung Rasulullah SAW atas syafaatnya kita akan nantikan kelak.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Tata Operasi Darat. Kami berusaha
menyusun laporan ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa laporan ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai perbedaan kelas pada
penerbangan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan untuk membuat laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Bandung,26 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................................. iii

BAB 1 Pendahuluan........................................................................................................... 1

1.1 Pengenalan ............................................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Pembelajaran .............................................................................................. 2

BAB 2 Tinjauan Literatur.................................................................................................... 3

2.1 Beacukai dan Imigrasi............................................................................................ 3

2.2 Fasilitas di Bandara ............................................................................................... 9

2.3 Bandara Internasional menjadi Tuan Rumah Bandara Domestik........................... 17

2.4 Landasan Pacu ...................................................................................................... 22

BAB 3 Temuan dan Diskusi............................................................................................... 24

3.1 Kualitas Tempat Duduk di Beberapa Maskapai..................................................... 24

3.2 Ketentuan Pelayanan saat In-Flight........................................................................ 26

3.3 Konfigurasi Kabin dan Layanan Kelas................................................................... 26

3.4 Karakteristik Wisatawan Domestik dan Internasional............................................ 26

BAB 4 Penutup................................................................................................................... 27

4.1 Kesimpulan............................................................................................................. 27

4.2 Saran........................................................................................................................ 27

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 28

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Airport facilities and International Custom and Immigration

An international airport is an airport that can accommodate international flights.


They are typically equipped with customs andimmigration facilities. Such airports are
usually larger, and often feature longer runways and facilities to accommodate the large
aircraft commonly used for international or intercontinental travel. International airports
often host domestic flight (flights which occur within the country) in addition to
international flights. In certain countries however, there is a sub-category of limited
international airports which handle international flights, but are limited to short-haul
destinations (often due to geographical factors) or are mixed civilian/military airports.

Many international airports also serve as "hubs", or places where non-direct flights
may land and passengers switch planes. International airports often have many airlines
represented, and many of these are often foreign.

Passengers connecting to domestic flights from an international flight generally must


take their checked luggage through customs and re-check their luggage at the domestic
airline counter, requiring extra time in the process. In some cases in Europe, luggage can
be transferred to the final destination even if it is a domestic connection. In other places,
travelers and the aircraft can clear customs and immigration at the departure airport and
luggage from such flights can also be transferred to a final destination

Terjemahan :

Fasilitas Bandara dan Bea Cukai dan Imigrasi Internasional

Bandara internasional adalah bandara yang dapat menampung penerbangan


internasional. Biasanya dilengkapi dengan fasilitas beacukai dan imigrasi. Bandara
seperti itu biasanya lebih besar, dan sering kali memiliki landasan pacu lebih panjang dan
fasilitas untuk menampung pesawat ukuran besar biasa digunakan untuk penerbangan
internasional atau penerbangan antarbenua

Bandara internasional sering menjadi tuan rumah penerbangan domestik


(penerbangan yang dilakukan di dalam negara) selain penerbangan internasional. Namun,
di negara tertentu, ada sub-kategori bandara internasional terbatas yang menangani
penerbangan internasional, tetapi terbatas pada tujuan jarak pendek (seringkali karena
faktor geografis) atau bandara campuran sipil / militer.

1
Banyak bandara internasional juga berfungsi sebagai perantara atau tempat di mana
penerbangan tidak langsung dapat mendarat dan penumpang bertukar pesawat. Bandara
internasional seringkali diwakili oleh banyak maskapai, dan banyak di antaranya
seringkali asing.

Penumpang yang terhubung ke penerbangan domestik dari penerbangan internasional


pada umumnya harus membawa bagasi terdaftar mereka melalui bea cukai dan
memeriksa kembali bagasi mereka di konter maskapai penerbangan domestik, yang
membutuhkan waktu ekstra dalam prosesnya. Dalam beberapa kasus di Eropa, bagasi
dapat ditransfer ke tujuan akhir meskipun itu adalah koneksi domestik. Di tempat lain,
pelancong dan pesawat dapat melewati bea cukai dan imigrasi di bandara keberangkatan
dan barang bawaan dari penerbangan tersebut juga dapat ditransfer ke tujuan akhir.

1.2 Identifikasi Masalah


• Ada beberapa kalimat yang kurang dimengerti setelah diterjemahkan
• Kurang mengerti beberapa informasi yang terdapat di Case 2
• Perbedaan mengenai Bandara Internasional dan Bandara Domestik

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Memahami Pengecekan bea cukai dan imigrasi
2. Memperdalam Fasilitas apa saja yg disediakan oleh bandara dan yang dapat digunakan
oleh penumpang ketika di bandara
3. Mengetahui mengapa bandara internasional menjadi tuan rumah penerbangan
domestik & syarat untuk bisa dikatakan sebagai bandara internasional
4. Mengetahui mengapa bandara internasional memiliki landasan pacu yg lebih panjang

2
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Beacukai dan Imigrasi

1. DASAR HUKUM DAN DEFINISI

Dasar Hukum PMK-199/PMK.010/2019 tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai dan


Pajak atas Barang Impor Kiriman

● Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean. Termasuk


didalamnya adalah memasukkan barang melalui mekanisme barang kiriman.
● Barang Kiriman adalah barang yang dikirim melalui Penyelenggara Pos sesuai
dengan peraturan perundang undangan di bidang pos.
● Perusahaan Jasa Titipan (PJT) adalah Penyelenggara Pos yang memperoleh ijin
usaha dari instansi terkait untuk melaksanakan layanan surat, dokumen, dan paket
sesuai peraturan perundang undangan di bidang pos.
● Pemberitahuan Impor Barang (PIB) adalah pemberitahuan pabean untuk
pengeluaran barang impor yang diimpor untuk dipakai.
● Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK) adalah pemberitahuan pabean
untuk pengeluaran barang impor tertentu yang dikirim melalui Penyelenggara
Pos.
● Consignment Note adalah dokumen dengan kode CN22/CN23 atau dokumen
sejenis yang merupakan dokumen perjanjian pengiriman barang antara pengirim
barang dengan Penyelenggara Pos untuk mengirimkan Barang Kiriman kepada
Penerima Barang.

2. PENANGANAN BARANG KIRIMAN

● Terhadap Barang Kiriman dilakukan pemeriksaan pabean secara selektif


berdasarkan manajemen risiko meliputi pemeriksaan fisik barang dan penelitian
dokumen.
● Pemeriksaan fisik barang dilakukan dengan menggunakan alat pemindai
elektronik; dan/atau oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani Barang
Kiriman.
● Pemeriksaan fisik barang oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud
disaksikan oleh petugas Penyelenggara Pos yang bersangkutan
● Pengenaan pungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor, meliputi: Barang
kiriman yang diimpor untuk dipakai dengan nilai pabean paling banyak FOB
USD3.00 (tiga United States Dollar) per Penerima Barang per kiriman diberikan
pembebasan bea masuk

3
● Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah;dan dikecualikan dari pemungutan Pajak
Penghasilan.
● Barang kiriman dengan nilai pabean melebihi FOB USD 3.00 (tiga United States
Dollar) sampai dengan FOB USD 1,500.00 (seribu lima ratus United States
Dollar) yang disampaikan dengan CN berlaku ketentuan sebagai berikut:
■ dipungut bea masuk dengan tarif pembebanan ditetapkan sebesar 7,5% (tujuh
koma lima persen);
■ dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah;dan
■ nilai pabean ditetapkan berdasarkan keseluruhan nilai pabean Barang
Kiriman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai penetapan nilai pabean.
● Penetapan pembebanan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud diatas tidak
berlaku untuk impor barang kiriman berupa :
■ buku dan barang lainnya, yang termasuk dalam HS Code 4901, 4902, 4903,
dan 4904;
■ tas, koper dan sejenisnya, yang termasuk dalam HS Code 4202;
■ produk tekstil, gannen dan sejenisnya, yang termasuk dalan1 I-IS Code 61,
62, dan 63; dan/atau alas kaki, sepatu dan sejenisnya, yang termasuk dalam
HS Code 64.

Atas impor komoditi diatas diberlakukan ketentuan dan tarif pembebanan umum
untuk bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Barang Kiriman berupa barang
kena cukai dapat diberikan pembebasan cukai untuk setiap Penerima Barang per
kiriman dengan jumlah paling banyak:

● sejumlah 40 (empat puluh) batang sigaret, 5 (lima) batang cerutu, 40 (empat


puluh) gram tembakau iris, atau hasil tembakau lainnya berupa:
● 20 (dua puluh) batang, apabila dalam bentuk batang;
● 5 (lima) kapsul, apabila dalam bentuk kapsul;
● 30 (tiga puluh) mililiter, apabila dalam bentuk cair;
● 4 (empat) cartridge, apabila dalam bentuk cartridge; atau
● 50 (lima puluh) gram atau 50 (lima puluh) mililiter, apabila dalam bentuk
lainnya; dan/atau
● 350 (tiga ratus lima puluh) mililiter minuman yang mengandung etil alkohol.

Untuk memastikan apakah barang impor terkena ketentuan larangan dan pembatasan
(perijinan), dapat dilihat di http://eservice.insw.go.id/ menu Lartas Information,

4
adapun untuk Pengecualian Lartas Barang Kiriman dapat dilihat Aturan
Pengecualian Lartas Barang Kiriman di Peraturan ;

Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif (pembebanan bea masuk) dan nilai pabean
serta menghitung BM dan PDRI yang wajib dilunasi atas barang kiriman;

Dalam rangka penetapan nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai dapat meminta
informasi (Notifikasi) bukti pendukung transaksi jual beli yang objektif dan terukur
kepada Penerima Barang melalui PJT, sebagai data pendukung untuk penetapan nilai
barang, yaitu bukti bayar; Pembayaran BM dan PDRI ke Kas Negara oleh PJT
dilakukan melalui Bank Devisa Persepsi

3. PROSEDUR PENGELUARAN BARANG KIRIMAN

Atas barang kiriman pos wajib diberitahukan kepada Pejabat Bea dan Cukai dikantor
Pabean dan hanya dapat dikeluarkan dengan persetujuan Pejabat Bea dan Cukai;

Impor barang kiriman dilakukan melalui pos atau PJT dan dilakukan pemeriksaan
pabean yang meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang secara
selektif berdasarkan manajemen risiko oleh Pejabat Bea dan Cukai. Pemeriksaan
fisik barang disaksikan oleh petugas pos atau petugas PJT

Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif dan nilai pabean serta menghitung bea
masuk dan pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi atas barang kiriman
melalui pos dan PJT;

Barang kiriman melalui pos yang telah ditetapkan tarif dan nilai pabeannya
diserahkan kepada penerima barang kiriman melalui pos setelah bea masuk dan
pajak dalam rangka impor dilunasi

4. LARANGAN DAN PEMBATASAN

Barang yang dikenai aturan LARTAS adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi
impor atau ekspornya.

LARTAS diterbitkan oleh Instansi Teknis Terkait, yakni Kementerian atau lembaga
pemerintah non kementerian tingkat pusat, yang menetapkan peraturan LARTAS
atas impor atau ekspor dan menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri
Keuangan. Sesuai tugas dan fungsi DJBC, Bea Cukai mempunyai kewenangan
untuk melakukan penegahan atas barang dalam kategori LARTAS. Bea Cukai
berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk kategori LARTAS
yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis Terkait Bea Cukai berwenang
melakukan penegahan terhadap barang yang menimbulkan perbedaan penafsiran
apakah termasuk kategori LARTAS atau tidak.Ketentuan tentang LARTAS berlaku

5
untuk semua jenis importasi, termasuk didalamnya importasi melalui mekanisme
barang kiriman Dalam hal barang kiriman terkena aturan LARTAS maka penerima
barang wajib melengkapi perijinan tersebut untuk proses pengeluaran barang.

Apabila penerima barang tidak dapat melengkapi dokumen terkait maka :

● Penerima barang dapat mengajukan permohonan reekspor atas barang yang diimpor
(RTO-Return To Origin) atau mengajukan permohonan pengeluaran barang sebagian
(tidak berlaku untuk kiriman EMS) dengan mengajukan permohonan ke Kepala
Kantor Bea Cukai tempat pengeluaran barang.

Dalam hal penerima barang tidak melakukan pengurusan barang kiriman dalam
waktu lebih dari 30 hari, maka status barang tersebut akan menjadi Barang Tidak
Dikuasai (BCF 1.5). Informasi terkait LARTAS dapat diakses melalui laman
http://eservice.go.id

Berikut barang-barang kiriman yang dilarang masuk ke Indonesia:

● Narkotika, psikotropika, dan prekursor tanpa izin.


● Kosmetika tanpa izin edar meskipun hanya untuk pemakaian pribadi dan tidak
diperjualbelikan.
● Obat tradisional, suplemen, dan produk pangan olahan selain untuk
kepentingan pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit.
● Buku, majalah, barang cetakan lainnya, dan barang lain yang mengandung
unsur pornografi/melanggar kesusilaan.

· Sementara itu beberapa jenis barang lain diperbolehkan masuk ke Indonesia


namun dibatasi dan memerlukan izin dari instansi teknis terkait seperti:

● Produk makanan, minuman, dan obat-obatan harus memperoleh persetujuan


dari BPOM. Dalam hal kiriman adalah untuk tujuan penelitian termasuk uji klinik,
pengembangan produk, sampel registrasi, bantuan/hibah/donasi, tujuan pameran dan
penggunaan sendiri/pribadi, dapat melalui mekanisme jalur khusus yakni dengan
mengajukan Ijin SAS (Special Access Scheme) ke BPOM.
● Produk kosmetika harus memperoleh persetujuan dari BPOM berupa SKI
(Surat Keterangan Impor).
● Impor kiriman telepon seluler, komputer genggam (handheld), dan komputer
tablet hanya diperbolehkan maksimal 2 (dua) buah sebagaimana diatur di Peraturan
Menteri Perdagangan.
● Impor kiriman pakaian jadi hanya diperbolehkan maksimal 10 (sepuluh) buah
sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan.
● Impor kiriman produk elektronik hanya diperbolehkan maksimal 2 (dua) buah
sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan
● Produk hewan, tumbuhan, dan ikan harus memperoleh ijin pemasukan dari
Badan Karantina.

6
● Produk senjata api, air softgun, dan peralatan sejenis harus mendapatkan ijin
dari Kepolisian.

Terhadap barang kiriman yang tidak bisa diterbitkan perijinannya oleh instansi
terkait, penerima barang dapat mengirim kembali ke negara pengirim (RTO/Return
to Origin/Re-ekspor) dengan mengajukan permohonan ke Kepala Kantor dan
berkoordinasi dengan PJT terkait.

Khusus untuk barang kiriman berupa produk berupa Barang Kena Cukai (BKC),
jumlah maksimal yang diperbolahkan adalah sebagai berikut:

● MMEA (Minuman Mengandung Etil Alkohol): 350 ml


● Hasil Tembakau: sigaret 40 batang, cerutu 5 batang, tembakau iris 40 gram
● Hasil Tembakau Lainnya: batang 20, kapsul 5, cair 30 ml, cartride 4, bentuk
lainnya 50 gram atau 50 ml.

Apabila barang kiriman berupa BKC melebihi batasan tersebut maka terhadap
barang kiriman tersebut harus dimusnahkan

5. PELACAKAN BARANG KIRIMAN

Untuk memudahkan penerima barang dalam melakukan pengecekan status


barang kiriman, DJBC telah membuat satu halaman khusus pelacakan. Penerima
barang dapat melakukan pengecekan secara mandiri atas barang kiriman melalui
tautan www.beacukai.go.id/barangkiriman

Informasi yang tersedia pada laman pengecekan meliputi :

● Pergerakan barang kiriman secara realtime


● Status barang kiriman
● Jumlah pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor

*) Jumlah pembayaran yang anda lakukan ke Perusahaan Jasa Titipan mungkin


berbeda dengan jumlah yang tertera. Hal ini disebabkan perusahaan jasa titipan yang
anda gunakan mungkin menambahkan biaya lain lain dalam proses pengiriman
barang dimana biaya tersebut BUKAN dipungut oleh bea cukai dan TIDAK masuk
kedalam Kas Negara

IMIGRASI

Meja imigrasi dibagi menjadi beberapa bagian untuk warga negara Indonesia dan
pengunjung. Pengunjung yang masuk Indonesia diwajibkan untuk menyerahkan

7
form declare. Pemegang paspor Indonesia tidak diharuskan untuk mengisi form
declare.

Jika anda berasal dari Negara yang tanpa bebas VISA, maka anda harus membayar
biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penumpang disarankan untuk antri di meja imigrasi dan menyiapkan dokumen


perjalanan (paspor, kartu kedatangan dan dokumen lainnya). Petugas Imigrasi akan
memverifikasi ID foto Anda dan mungkin bertanya beberapa pertanyaan sesuai
dengan prosedur screening. kerjasama Anda sangat dihargai.

8
2.2 Fasilitas Bandara Internasional

Fasilitas di Bandara :

9
Fasilitas yang terdapat di Bandara Soekarno Hatta ( Internasional)

1. Baggage Claim

Baggage Claim adalah Area atau tempat penumpang untuk mengambil bagasi miliknya
di stasiun tujuan. Baggage Claim

Lokasi : Terminal 1A Baggage Claim Area & Terminal 1B Baggage Claim Area

10
2. Drinking Water

Bagi penumpang yang membawa tumbler atau tempat minum sendiri, bisa juga
melakukan isi ulang di drinking water.

Lokasi : Terminal 1A Boarding Gate Area & Terminal 1B Boarding Gate Area

3. Game Station

Game station ini dapat menghilangkan rasa bosan penumpang, Game Station tersebut
memiliki konsep Augmented Reality (AR) yang berbeda dengan Virtual Reality (VR).
Yakni, penumpang dapat bermain sambil menggerakkan tubuhnya untuk mengendalikan
pesawat di display tersebut.

Lokasi : Terminal 1A Boarding Gate Area & Terminal 1B Boarding Gate Area

4. Information

Fasilitas Informasi dapat penumpang gunakan untuk menanyakan segala sesuatu yang
belum diketahui oleh penumpang.

11
Lokasi : Terminal 1A Curbside Arrival & Terminal 1B Curbside Departure, Curbside
Arrival

5. Kidzone

Kidzone adalah area bermain anak-anak, berguna untuk menghilangkan rasa bosan dan
membuat anak merasa senang.

Lokasi : Terminal 1A Boarding Gate Area & Terminal 1B Boarding Gate Area

6. Left Baggage Service

Left Baggage Service adalah area atau tempat penitipan barang, seperti penumpang
menitipkan koper atau tas ranselnya karena ingin mencari makan siang,dll

Lokasi : Terminal 1A Baggage Claim Area & Terminal 1B Baggage Claim Area

7. Medical Service

12
Medical Service adalah pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Bandara untuk
penumpang yang merasakan sakit, sehingga harus memeriksakan diri ke Medical
Service.

Lokasi : Terminal 1B Curbside Departure

8. Mushola

Musholla adalah tempat yang menyerupai masjid yang digunakan sebagai tempat salat
dan mengaji bagi umat Islam.

Lokasi : Terminal 1 A&B Boarding Gate, Boarding Lounge, Arrival, Curbside Arrival
Area

9. Nursery Room

Nursery Room adalah area atau tempat ini dikhusukan untuk Ibu dan balita. Ruangan
bersih dan nyaman yang dilengkapi dengan wastafel, tempat duduk serta tempat untuk
mengganti popok bayi.

Lokasi : Terminal 1A & 1B Shopping arcade, Checkin Area

13
10. Rest Area

Rest Area adalah tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan dan kejenuhan.

Lokasi : Terminal 1A&1B Boarding Gate Area

11. Self Check-In

Self Check-in adalah fasilitas/tempat yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai


prosedur dan persyaratan keamanan dan pelayanan yang menggunakan suatu mesin.

Lokasi : Terminal 1A&1B Curbside Departure Area

12. Smoking Area

14
Smoking Area adalah area atau tempat khusus untuk melakukan kegiatan merokok yang
berada didalam kawasan atau ruangan

Lokasi : Terminal 1A&1B Cannopy Departure, Cannopy Arrival , Boarding Gate, Gate
A1,A1-B7,B7

13. Toilet

Toilet ini berlokasi di Terminal 1A&1B Curbside Departure, Check In, Boarding
Lounge 1-7, Arrival Hall, Curbside Arrival, Parking Area

14. Wheel Chair

Wheel Chair adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan
berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat

Lokasi : Terminal 1A&1B Checkin Area

15
15. ATM Center

ATM Center adalah sebuah alat elektronik yang melayani nasabah bank untuk
mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh
seorang "teller" manusia.

Lokasi : Check-in, Boarding Lounge Domestic, Arrival International, Arrival Domestic

16. Charging Booth

Charging Booth adalah area atau tempat untuk mengisi baterai handphone, laptop
maupun elektronik lainnya

Lokasi : Terminal 3 Check in, Boarding Lounge, and Arrival

16
2.3 Bandara Internasional menjadi Tuan Rumah Bandara Domestik

Memahami mengapa Bandara Internasional Menjadi Tuan Rumah Penerbangan Domestik

• Sebuah Bandara Internasional adalah bandara dengan kebiasaan dan kontrol


perbatasan fasilitas yang memungkinkan penumpang untuk perjalanan antara negara-
negara . Bandara internasional biasanya lebih besar dari bandara domestik dan
seringkali memiliki landasan pacu yang lebih panjang dan fasilitas untuk menampung
pesawat yang lebih berat yang biasa digunakan untuk perjalanan internasional dan
antarbenua. Bandara internasional sering juga menjadi tuan rumah penerbangan
domestik .

• Mengapa Bandara Internasional sering menjadi tuan rumah Penerbangan Domestik?


Karena Bandara internasional memiliki hubungan komersial dengan dan menyediakan
layanan bagi maskapai penerbangan dan penumpang dari seluruh dunia. Banyak juga
yang berfungsi sebagai hub , atau tempat di mana penerbangan tidak langsung dapat
mendarat dan penumpang dapat bertukar pesawat, sementara yang lain terutama
melayani penerbangan titik-ke-titik langsung.

1. Logistik penerbangan: Bandara internasional memiliki operasi ekstensif dalam


mengelola logistik penerbangan , seperti pengendalian lalu lintas udara .
Layanan terakhir disediakan oleh pengontrol berbasis darat yang
mengkoordinasikan dan mengarahkan pesawat di darat dan melalui wilayah
udara yang dikendalikan. Kontrol lalu lintas udara juga memberikan layanan
konsultasi untuk pesawat di wilayah udara yang tidak terkontrol.
2. Bea Cukai dan Imigrasi: Bandara dengan penerbangan internasional memiliki
fasilitas bea cukai dan imigrasi , yang memungkinkan hak masuk. Ini berubah
seiring waktu tetapi umumnya ditetapkan oleh hukum. [20] Namun, karena
beberapa negara memiliki perjanjian yang mengizinkan penerbangan
penghubung tanpa bea cukai dan imigrasi, fasilitas tersebut tidak menentukan
bandara internasional.
3. Keamanan dan keselamatan: Tren peningkatan keamanan pada biaya
penumpang dan efisiensi penanganan bagasi di bandara internasional saat ini
diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan. Hal ini menimbulkan beban
keuangan di bandara, mempertaruhkan arus proses pelayanan, dan
berimplikasi pada privasi penumpang. Penerbangan internasional sering kali
membutuhkan tingkat keamanan fisik yang lebih tinggi daripada bandara
domestik , meskipun dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah
mengadopsi tingkat keamanan yang sama untuk keduanya.
4. Angkutan: Di antara layanan bandara yang paling penting adalah koneksi
transportasi lebih lanjut, termasuk jaringan kereta api, layanan taksi dan antar-
jemput di area penjemputan tepi jalan, dan bus umum. Area yang luas untuk
parkir mobil , sering kali di tempat parkir mobil bertingkat yang berdekatan ,
juga biasa ditemukan di bandara. Beberapa bandara menyediakan layanan
antar-jemput ke garasi parkir bagi penumpang dan karyawan bandara. Karena

17
skala bandara internasional yang sangat besar, beberapa telah membangun
layanan antar-jemput untuk mengangkut penumpang antar terminal. Sistem
semacam itu beroperasi misalnya, di Bandara Changi Singapura dan Bandara
Zurich .
5. Layanan dan Fasilitas: Fasilitas standar termasuk toilet umum, ruang tunggu
penumpang dan toko ritel untuk makan dan belanja, termasuk toko bebas bea
. Tempat makan dapat dikonsolidasikan di pujasera . Beberapa bandara
internasional mungkin menawarkan penjualan eceran barang mewah di toko
bebas bea, seperti di Terminal 3 di Bandara Internasional Indira Gandhi di
India. Terminal ini digambarkan telah menjadi tujuan ritel penting di India.
Layanan dan akses Wi-Fi , kantor untuk biro perubahan ( pertukaran mata
uang) dan pariwisatanasehat umum, meskipun ketersediaan layanan berbeda-
beda di seluruh bandara. Beberapa bandara internasional menyediakan area
aman bagi penumpang yang terdampar untuk beristirahat dan tidur. Layanan
yang lebih umum adalah hotel yang tersedia di tempat.

Mengetahui Syarat Untuk Bisa Dikatakan Sebagai Bandara Internasional


1. Sarana Prasarana
a. Konfigurasi landasan pacu: Banyak konfigurasi landasan pacu,diantaranya
adalah landasan pacu tunggal, landasan pacu sejajar ambang rata, landasan
pacu sejajar ambang tidak rata, Landasan pacu dua jalur, landasan pacu
berpotongan dan landasan pacu V terbuka. Pada umumnya di Indonesia
kebanyakan bandara menggunakan konfigurasi landasan pacu tunggal dan ada
sedikit yang konfigurasi bandaranya sejajar ambang rata. Pada landasan pacu
tunggal ini hanya berkapasitas 50 sampai 100 operasi per jam pada keadaan
VFR(Visual Flight Rules) dan 50 sampai 70 operasi per jam pada keadaan
IFR(Instrument FlightRules). Sedangkan bila landasan pacu sejajar,kapasitas
operasinya dari 100 sampai 200 per jam pada kondisi VFR. Pada umumnya
bandara internasional konfigurasi landasan pacunya yaitu sejajar ini.
Alasannya adalah dengan konfigurasi inilah lalu linas pesawat terbang yang
sangat padat dapat diatasi. Bandara yang menggunakan landasan pacu ini
diantaranya Changi Airport dan Sekarno Hatta airport.Untuk panjang landasan
pacu bandara internasional adalah bandara dengan panjangan landasan pacu
diatas 2000 meter.Untuk lebar bandara internasional sendiri yaitu bandara
dengan kode C2,C3,C4,D3,D4,E4.
b. Landasan Hubung: Fungsi utama landas hubung adalah untuk memberikan
jalan masuk dari landasan pacu kedaerah terminal dan hangar pemeliharaan
atau sebaliknya. Landas hubung harus diatur sedemikian rupa agar pesawat
yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak
perlahan untuk lepas landas. Landasan hubung pada umumnya dibuat siku-
siku dengan sedikit modifikasi agar kecepatan pesawat tidak rendah saat
melewati membelok di landasan hubung. Untuk bandara internasional

18
biasanya memiliki 5 landasan pacu dengan panjang diatas 500 meter dan lebar
landasan pacu diatas 37 meter.
c. Holding Apron dan Holding Bay: Holding apron atau yang bisa disebut warm
up adalah suatu sarana yang lokasinya sangat dekat dengan ujung landasan
yang berguna untuk menunggu perintah lepas landas dari ATC. Apron ini
dibuat dengan cukup luas(untuk menampung dua sampai empat pesawat) agar
bilamana suatu pesawat tidak bisa melakukan take off bisa disalip oleh
pesawat lain yang antri untuk lepas landas. Apron tunggu harus memiliki
sudut yang lebih kecil daripada 90%. Apron tunggu kelebarannya harus dibuat
dengan menyesuaikan ukuran pesawat saat ini dengan ukuran pesawat pada
masa yang akan datang. Holding Apron harus dimiliki oleh bandara
internasional untuk dapat memperlancar lalu lintas pesawat di bandara.
Holding Bay adalah salah satu bagian konfigurasi bandara yang digunakan
untuk parkir sementara pesawat. Holding bay sangat diperlukan untuk bandara
dengan sifat bandara sibuk karena terjadi fluktuasi permintaan yang besar
dibandingkan dengan kapasitas landasan pacu. Holding Bay harus dimiliki
oleh semua bandara internasional agar dapat menampung lalu lintas pesawat di
bandara yang sangat padat.

2. Berdasarkan Pelayanan

a. Curbside: Curbside yaitu tempat yang terdiri dari ruang dimana kendaraan
berhenti menurunkan penumpang dan barang menuju ke muka pintu check-in.
Luas tempat antrian penumpang di depan pintu check in bandara Internasional
yaitu minimal 4m x4m. Agar antrian dapat berjalan lancar maka bandara
internasional setidaknya mempunyai 3 buah pintu masuk minimal di satu
terminal keberangkatan. Di Curbside bandara internasional pasti ada sebuah
troley yang dapat membantu penumpang membawa dan juga harus disediakan
rambu-rambu agar penumpang tidak tersesat dan mengenali terminal yang
dituju.
b. Ruang check-in dan Kontrol keselamatan penerbanan menggunakan xray
security scanner: Check-in merupakan tahapan yang sangat penting yang harus
dilalaui dalam pelayanan penumpang di terminal bandara. Setelah melakukan
pemeriksaan di ruang check-in, penumpang kemudian melakukan control
bagasi yang berjarak 4-5 meter dari ruang chek-in ukuran Internasional).
Jumlah mesin xray cargo inspection minimal terdapat 3 buah di dalam 1
terminal. Proses pemeriksaan xray tidak boleh lebih dari 2 menit. Kemudian
dilakukan pemeriksaan xray baggage inspection juga yang kedua untuk barang
jinjingan penumpang. Di sekitar x-ray juga harus dilengkapi dengan
pengamanan bea cukai atau Walkthrough Metal Detector agar menambah
pengamanan dalam pemeriksaan xray. Mesin xray juga disediakan untuk
kedatangan penumpang domestic maupun internasional. Umumnya jumlah
mesin xray untuk penerbangan internasional lebih banyak dari pada jumlah
alat xray di terminal penerbangan domestic. Setelah melakukan pengecekan

19
menggunakan xray, penumpang menuju counter ticketing yang berjarak >25
meter. Jarak antara pemeriksaan xray dan counter ticketing tidak boleh terlalu
dekat untuk menghindari antrian penumpang yang mengurus tiket dan bagasi.
Pengurusan tiket dan bagasi tidak boleh lebih dari 5 menit.
c. Ruang keberangkatan: Ruang tunggu keberangkatan haruslah luas dan dapat
menampung penumpang pada jam-jam sibuk. Ruang tunggu keberangkatan
juga harus dilengkapi denan restaurant,café,toilet,took buku,cenderamata dan
lain-lain. Setelah dari ruang tunggu keberangkatan, penumpang kemudian
berjalan menuju ke pesawat. Bila jarak antara ruang tunggu dan pesawat lebih
dari 100 meter maka harus menggunakan bus.
d. Ruang pengambilan bagasi: Ruang pengambilan bagasi biasanya terdapat di
terminal kedatangan.Bila jarak ruang pengambilan bagasi dengan pesawat
lebih dari 100 meter maka bandara internasional harus menyediakan bus untuk
para penumpang.Waktu menunggu bongkar bagasi pesawat di bandara
internasional maksimal adalah 30 menit. Fasilitas pendukung lainnya adalah
sistem drainase, jaringan jalan dan jaringan listrik. Sistem drainase pada
bandara internasional harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
genangan air pada landasan pacu. Jaringan jalan menuju dari dan ke bandra
haruslah dibuat lancer abhkan lengang agar tidak terjadi keterlambatan
penumpang yang menuju ke bandara. Contohnya saja bandara Internasional
Soekarno – Hatta mempunyai akses utama berupa jalan Tol yang memang
sengaja dibuat untuk akses jalan ke bandara. Jaringan listrik pun harus dibuat
seoptimal mungkin dan minimal mempunyai power suplly sebesar 1500 KVA
dan mempunyai genset dengan daya 2000 KVA.
Berikut bandara di Indonesia yang sudah bertaraf Internasional :
● Adi Sumarmo, Solo
● Adisutjipto, Yogyakarta
● Ahmad Yani, Semarang
● Eltari, Kupang
● Frans Kasiepo, Biak
● Halim Perdana kusuma, Jakarta
● Hang Nadim, Batam
● Husein S, Bandung
● Juanda, Surabaya
● Juwata, Tarakan
● Minangkabau, Padang
● Mopah, Merauke
● Ngurah Rai, Denpasar
● Pattimura, Ambon
● Lombok, Lombok
● Kualanamu, Medan
● Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang
● Sam Ratulangi, Manado
● Sentani, Jayapura

20
● Sepinggan, Balikpapan
● Soekarno-Hatta, Tanggerang 22) Sultan Hasanuddin, Makasar
● Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
● Sultan mahmud Badaruddin II, Pekanbaru
● Supaido, Pontianak
● Syamsuddin Noor, Banjarmasin

2.4 Landasan Pacu


A. Definisi Landasan Pacu
Menurut Horonjeff (1993) menyebutkan bahwa landasan pacu adalah suatu tempat
dimana tersedianya areal yang cukup optimal yang memenuhi persyaratan untuk
landasan suatu pesawat terbang yang berfungsi sebagai tempat pendaratan atau
landing dan lepas landas atau take off pesawat*pesawat terbang.

Pada awalnya, permukaan landasan pacu adalah rumput atau pun tanah yang
dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang lazim
digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun bervariasi mulai
dari yang panjangnya 1000 m hingga 5000 m lebih. Sementara ukuran landasan pacu
di Indonesia sendiri kurang lebih 3200 m x 45 m. Dengan ukuran seperti itu, tidaklah
cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing B747. Hanya beberapa
bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000 m x 60 m. Namun itu cukup wajar
mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat membutuhkan bandara
kecil untuk penerbangan perintis. Ukuran landasan pacu pun tidaklah mutlak karena
juga dipengaruhi iklim, semakin tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka
semakin panjang pula landasan pacu yang diperlukan.

Landasan pacu pesawat atau runway adalah lintasan yang dipergunakan pesawat udara
dalam proses tinggal landas(take off) maupun proses pendaratan (landing) Landasan
pacu pesawat berbentuk sebuah jalur lintasan dengan ukuran panjang dan lebar
tertentu.

Panjang ideal runaway untuk pesawat berbadan lebar, antar 10.000 sampai 14.000
kaki, atau sekitar 3.300-4.300 meter. Setiap landasan pacu pesawat harus memiliki
atau bebas pandang (clear zone) yang cukup untuk menghindari hambatan pada proses
tinggal landas (take off) atau mendarat (landing).

Beberapa pesawat besar membutuhkan zona bebas pandang 900 meter.

Rambu-rambu berupa garis putih ditengah dan di kedua sisi landasan pacu pesawat
merupakan sarana panduan bagi penerbangan pada saat berada di darat maupun di
udara menjelang landing.

B. Jenis Landasan Pacu

Pacu Adapun jenis-jenis landasan pacu antara lain sebagai berikut:

21
1. Berdasar Perkerasan
● Perkerasan Lentur
● Perkerasan Kaku
● Perkerasan Komposit

2. Berdasar Panjang Landasan Pacu

Adapun jenis landasan pacu berdasar panjang landasan


pacu dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah : Tabel 1.
Panjang Landasan Pacu Tanda Kode Panjang Runway (Feet)
A ≥ 7.000 B 5.000 – 7.000 C 3.000 – 5.000 D 2.500 – 3.000 E
2.000 – 2.500.

3. Berdasar Konfigurasi Landasan Pacu


● Landasan Tunggal
● Landasan Paralel
● Landasan Dua Jalur
● Landasan Bersilangan
● Landasan V Terbuka

C. Elemen Landasan Pacu

Horonjeff (1993) menyebutkan bahwa sistem runway di suatu bandara terdiri dari
perkerasan struktur, bahu landasan atau shoulder, bantal hembusan atau blast pad, dan
daerah aman runway atau runway end safety area

D. Faktor yang Mempengaruhi Panjang Landasan Pacu

1. Kinerja atau Performance Jenis Pesawat Rencana Setiap jenis pesawat mempunyai
karakteristik dan kinerja yang spesifik sesuai dengan kriteria desain pada pasawat
tersebut. Selain itu, berat pesawat juga mempunyai mempunyai pengaruh terhadap
kebutuhan panjang landasan pacu untuk tinggal landas atau take off maupun
pendaratan atau landing. Berat pesawat terdiri dari berat dimensi aircraft dan
konfigurasi roda pesawat saat pendaratan. Selain berat pesawat, konfigurasi roda
pendaratan utama sangat berpengaruh terhadap perancangan tebal lapis perkerasan.
Pada umumnya konfigurasi roda pendaratan utama dirancang untuk menyerap
gaya-gaya yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan (semakin besar gaya
yang ditimbulkan semakin kuat roda yang digunakan), dan untuk menahan beban
yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas maksimum. Dan selama
pendaratan berat pesawat akan berkurang akibat terpakainya bahan bakar yang
cukup besar. Konfigurasi roda pendaratan utama, ukuran dan tekanan pemompaan
tipikal untuk beberapa jenis pesawat

22
2. Suhu Udara Suhu udara di permukaan landasan pacu suatu bandar udara
berpengaruh terhadap kebutuhan panjang landas pacu. Berdasarkan standar ISA
singkatan dari International Standard Atmospheric Conditions, suhu standar yang
ditetapkan untuk perhitungan panjang landas pacu adalah sebesar 15°C atau 27°F.
Temperatur yang lebih tinggi dibutuhkan landasan yang lebih panjang

3. Keadaan Angin Untuk keperluan perencanaan, faktor angin baik itu berupa angin
sakal atau head wind ataupun angin buritan atau tail wind perlu dipertimbangkan.
Dalam perhitungan kebutuhan panjang landas pacu, keadaan angin pada umumnya
diasumsikan dalam kondisi calm sehingga diabaikan.

4. Kemiringan Memanjang atau Longitudinal Slope Faktor kemiringan memanjang


landas pacu akan mempengaruhi kebutuhan panjang landas pacu cukup dominan
dibandingkan dengan landas pacu horizontal atau rata. Kemiringan 1% akan
menyebabkan kebutuhan panjang landas pacu bertambah sekitar 5% tergantung
dari jenis pesawat yang beroperasi.

23
BAB 3
TEMUAN dan PEMBAHASAN

3.1 Discuss Literature Review 1 with Problem identification and Learning Objectives 1
Referensi sudah menjawab LO 1, tetapi ada beberapa yang kurang, yaitu info
mengenai Negara apa saja yang tanpa bebas VISA:
ASIA
· Brunei
· Kamboja
· Hong Kong
· Kyrgyzstan
· Kazakhstan
· Laos
· Makau
· Malaysia
· Maldives
· Myanmar
· Nepal
· Pakistan
· Filipina
· Singapore
· Sri Lanka
· Tajikistan
· Thailand
· Timor Leste
· Uzbekistan
· Vietnam
EROPA
· Belarus
· Serbia
AFRIKA
· Tanjung Verde
· Kepulauan Komoro
· Gabon
· Gambia
· Guinea-Bissau
· Kenya
· Madagaskar
· Malawi
· Mali
· Mauritania
· Mauritus
· Moroko

24
· Mozambik
· Namibia
· Rwanda
· Seychelles
· Sierra Leone
· Somalia
· Tanzania
· Togo
· Uganda
· Zimbabwe
OSEANIA
· Kepulauan Cook
· Fiji
· Kepulauan Marshall
· Federasi Mikronesia
· Niue
· Pulau Palau
· Papua Nugini
· Samoa
· Tuvalu
KARIBIA
· Dominika
· Haiti
· Saint Vincent
· Grenadines
AMERIKA
· Bermuda
· Bolivia
· Brazil
· Chili
· Kolombia
· Ekuador
· Guyana
· Nikaragua
· Peru
· Suriname
TIMUR TENGAH

· Armenia
· Azerbaijan
· Iran
· Yornadia
· Qatar

25
Implementasi untuk materi LO1 bisa kita gunakan saat menjadi seorang staff ticketing di
travel agent. Kami sebagai staff ticketing dapat memberikan informasi lengkap mengenai
larangan barang yg dibawa saat datang/sampai di Indonesia. Karena, telah mempelajari
hal tersebut pada pembelajaran PBL ini.

3.2 Discuss Literature Review 2 with Problem identification and Learning Objectives 2

Pada Literatur LO 2, Dalam file ini terdapat informasi terkait memperdalam fasilitas
di bandara yang dapat digunakan, dan sebagian besar merespon sudah cukup lengkap.

Implementasi untuk materi LO2 bisa kita gunakan saat menjadi jadi seorang tour
guide lalu membawa wisatawan sudah mengetahui fasilitas apa saja yang ada di
bandara. Lalu kita dapat menginformasikan kepada wisatawan dan menjelaskan fasilitas
yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh wisatawan, sehingga wisatawan tidak akan
kebingungan ketika sampai di bandara.

3.3 Discuss Literature Review 3 with Problem identification and Learning Objectives 3
Pada Literatur LO 3, Dalam file ini terdapat informasi yang menjelaskan tentang
mengapa bandara internasional menjadi tuan rumah penerbangan domestic, dan disitu
juga dijelaskan apa saja syarat agar bandara bisa dikatakan bandara internasional
berdasarkan prasana dan sarana dan pelayanan., dan sebagian besar merespon sudah
cukup lengkap.
Implementasi untuk materi LO3 bisa kita gunakan saat menjadi tour guide, kita bisa
memberi informasi kepada wisatawan bahwa ada beberapa pelayanan yang berbeda dari
bandara domestik dan bandara internasional, dan itu akan menambah wawasan
wisatawan.

3.4 Discuss Literature Review 4 with Problem identification and Learning Objectives 4
Pada Literatur LO 4, Dalam file ini terdapat informasi yang menjelaskan mengenai
landasan pacu pada bandara Internasional. Materinya berisikan pengertian dari landasan
pacu, panjang ideal untuk landasan pacu, dan juga jenis-jenis landasan pacu, dan
sebagian besar merespon sudah cukup lengkap.

Implementasi untuk materi LO3 bisa kita gunakan jika kita menjadi tour guide dan
mengisi waktu luang dengan memberi beberapa informasi mengenai landasan pacu pada
bandara, Memberikan pengertian dari landasan pacu, panjang ideal untuk landasan pacu,
dan juga jenis-jenis landasan pacu. Agar tidak bosan dan Dikemas dengan cerita yang
menarik.

26
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah disebutkan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,
yaitu :

1. Setiap Mahasiswa dapat memahami informasi - informasi mengenai Learning


Objective dari Case 2 yang tentunya sudah sesuai dengan referensi.
2. Menciptakan pembelajaran yang efektif diperlukan seorang tutor yang dapat
memberikan arahan kepada mahasiswa agar pembelajaran ini berjalan dengan baik
dan lancar.
3. Mahasiswa dapat memahami Pengecekan bea cukai dan imigrasi
4. Mahasiswa dapat memahami fasilitas bandara yang dapat digunakan sesuai standar
bandara.
5. Mahasiswa dapat memahami bandara internasional menjadi tuan rumah penerbangan
domestik & syarat untuk bisa dikatakan sebagai bandara internasional.
6. Mahasiswa dapat memahami mengapa bandara internasional memiliki landasan pacu
yg lebih panjang.

4.2 Saran

Berkaitan dengan lebih efektifnya aktivitas belajar mata kuliah Tata Operasi Darat
dengan menggunakan Problem Based Learning, maka dapat diberikan saran untuk
meningkatkan aktivitas belajar mata kuliah tersebut dengan cara :

a. Mahasiswa perlu membiasakan diri ikut terlibat dalam proses pembelajaran di


kelas. Mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat yang lain.

b. Mahasiswa sebaiknya tidak mengandalkan satu orang saja yang berdiskusi. Tetapi
setiap anggota diharapkan bisa ikut memberikan pendapat ataupun saran.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/11369/3/TA142062.pdf, TINJAUAN UMUM TERHADAP


BANDAR UDARA DAN TERMINAL
https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_airport
Feldman, Elliot J. dan Jerome Milch (1982). Teknologi versus demokrasi: politik
komparatif bandara internasional
Admin Web Bea dan Cukai .2017. Memahami Pengecekan beacukai dan imigrasi.
Jakarta https://www.beacukai.go.id/faq/ketentuan-barang-kiriman.html
Dr. Any Noor, Amd. S.Pd., M.Se.2015. Tata Operasi Darat. Bandung:Politeknik
Negeri Bandung.
Kanim Soetta.2019. Imigrasi. Tangerang
https://soekarnohatta.imigrasi.go.id/2019/05/08/pemeriksaan-dokumen-
perjalanan-di-tempat-pemeriksaan-keimigrasian/
Pratama, Hastha Yuda. 2015. “Analisis Tebal dan Perpanjangan Landasan Pacu pada
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II”
https://media.neliti.com/media/publications/211706-analisa-tebal-dan-
perpanjangan-landasan.pdf
Website Soekarno Hatta “Fasilitas di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta”
https://soekarnohatta-airport.co.id/jelajahi_map/3
Website Internasional Airport https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_airport
Feldman, Elliot J. dan Jerome Milch (1982). Teknologi versus demokrasi: politik
komparatif bandara internasional

28

Anda mungkin juga menyukai