Anda di halaman 1dari 11

TERAPI KOMPLEMENTER MANIPULATIVE BASED THERAPY :

TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Oleh :

Febrianatri Cahyaningrum

202310101031

Kelas A 2020

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2024
TERAPI KOMPLEMENTER MANIPULATIVE BASED THERAPY :
TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer dengan


dosen pengampu Ns. Kushariyadi, S.Kep.,M.Kep

Oleh :

Febrianatri Cahyaningrum 202310101031

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2024

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “Terapi Komplementer Manipulative Based Therapy: Terapi Relaksasi Napas
Dalam” ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Komplementer

Penyusunan makalah tidak lepas dari adanya hambatan dan tantangan. Adanya
pihak yang membangun sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ns. Kushariyadi,S.Kep.,M.Kep. selaku penanggung jawab Mata Keperawatan Bedan


dan dosen pengampu;

2. Seluruh rekan-rekan yang senantiasa memberi dukungan berupa supportdan doa.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan yang ada pada makalah
ini. Sekaligus kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Jember, Maret 2024

penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 3


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 4
LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 5
A. Definisi .................................................................................................................................. 6
B. Konsep Teori........................................................................................................................ 6
C. Manfaat ................................................................................................................................ 6
D. Indikasi ................................................................................................................................. 7
E. Kontra Indikasi ................................................................................................................... 7
F. Cara Kerja ........................................................................................................................... 7
G. Hal yang harus diperhatikan ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 10

4
LATAR BELAKANG
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri kronis, dengan
prevalensi 20-30%, merupakan penyebab utama penyakit manusia di seluruh dunia,
karena terapi yang efektif, spesifik, dan aman belum dikembangkan (Ridder et all,2021).
Sensasi nyeri menyebabkan penderitaan melalui proses kognitif, emosional dan otonom,
dan diekspresikan seperti kemarahan, ketakutan, frustrasi, kecemasan dan depresi. Jalur
medial tumpang tindih dengan arti-penting dan stress jaringan, menjelaskan bahwa
relevansi atau makna perilaku menentukan penderitaan yang terkait dengan rasa sakit
(Ridder et all,2021).
Pengobatan tradisional atau pengobatan komplementer biasanya tidak termasuk
dalam bidang kesehatan Masyarakat sistem negara maju, meskipun penggunaannya
semakin meningkat. Dalam hal ini, populasi yang telah menggunakan terapi
komplementer setidaknya sekali berjumlah 70% di Kanada, 42% di Amerika Serikat,
81% di Spanyol, 49% di Perancis dan 31% di Belgia. Beberapa di antaranya negara yang
memasukkan mereka ke dalam sistem kesehatan nasionalnya adalah Kanada, Inggris,
Jerman dan Swiss. Prevalensi penggunaannya adalah 80% di negara-negara Afrika dan
40% di Tiongkok, di mana terdapat integrasi antara pengobatan tradisional Tiongkok dan
akupunktur dalam sistem kesehatan Masyarakat (Guerra,2021).
Penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif baru-baru ini mendapatkan
popularitas dengan positif efek pada pengendalian nyeri (Razieh,2020). .Pernapasan
dalam adalah strategi pengobatan pelengkap atau terapi komplementer yang umum untuk
mengatasi rasa sakit atau nyeri (Jafari,2020).

5
A. Definisi
Pernapasan dalam merupakan latihan pernapasan yang melibatkan
pernapasan berirama dalam dan lambat dengan meningkatkan panjang kontraksi
diafragma, meminimalkan frekuensi pernapasan, dan memperdalam volume
inhalasi dan ekshalasi untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk ke
aliran darah (Gale,2008 and Ma et all,2017).
Terapi relaksasi napas dalam adalah salah satu teknik relaksasi paling
sederhana yang digunakan perawat dalam mengelola nyeri. Terapi ini juga
merupakan metode non-invasif, murah, hemat waktu, bebas risiko. Teknik
relaksasi nafas dalam adalah teknik yang digunakan oleh individu untuk
memberikan pengendalian diri ketika ada ketidaknyamanan fisik atau emosional
atau stress(Ariga, 2019)

B. Konsep Teori
Pernapasan dalam, yang juga dikenal sebagai pernapasan diafragma,
adalah teknik yang didasarkan pada anggapan bahwa menyatukan pikiran dan
tubuh menghasilkan relaksasi. Teknik tersebut dilakukan dengan
mengontraksikan diafragma, menarik dan menghembuskan napas secara
perlahan. Pernapasan dalam bisa memperkuat kadar oksigen dalam darah,
memijat organ dalam yang terletak di atau dekat perut, dan berkemungkinan
merangsang saraf vagus (Toussaint, et al., 2021). Teknik relaksasi napas dalam
akan menghasilkan impuls yang dikirim melewati saraf aferen nonnosiseptor
mengakibatkan subtansia gelatinosa tertutup sehingga rangsangan nyeri
terhambat dan berkurang.

C. Manfaat
Tujuan relaksasi nafas dalam tekniknya adalah dengan meningkatkan
ventilasi alveoli, menjaga pertukaran gas, mencegah paru atelektasis,
meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stres fisik maupun stres
emosional mengurangi intensitas nyeri dan mengurangi kecemasan. Teknik
relaksasi napas dalam mengarahkan individu dengan pengendalian diri ketika

6
kecemasan terjadi. Penggunaan teknik relaksasi memungkinkan klien untuk
mampu mengurangi kecemasan,, mengurangi tekanan pada otot, mendapatkan
manfaat maksimal dari waktu istirahat dan tidur (Ariga,2019).

D. Indikasi
Latihan pernapasan dalam adalah salah satu terapi komplementer yang
merupakan gabungan praktik pikiran serta tubuh yang paling umum digunakan
oleh orang dewasa (Jackson, 2015). Nyeri (Clarke dkk., 2016; Nahin dkk., 2015),
Hipertensi (Anggraini,2020), Kecemasan (Bystritsky dkk., 2012), dan Stres
adalah kondisi umum yang berhubungan dengan kesehatan yang mana
pendekatan komplementer kesehatan atau relaksasi napas dalam ini digunakan.

E. Kontra Indikasi
Terapi komplementer relaksasi napas dalam memiliki kontraindikasi atau
tidak diperkenankan diberikan kepada pasien yang sedang atau memiliki riwayat
sesak nafas serta pasien yang menderita penyakit jantung

F. Cara Kerja
Termasuk latihan pernapasan menghirup udara secara perlahan dan dalam
melalui hidung. Pasien juga diminta untuk meletakkan tangan di perut, menahan
nafas sekitar 3 detik, lalu hembuskan perlahan melalui gerakan bibir setengah
tertutup setidaknya selama 2 hingga 3 detik, tiga kali lebih lama dari inhalasi.
Latihan pernafasan dalam dilakukan dengan mengerucutkan bibir sesuai dengan
latihan yang ada pada pedoman American Lung Association yang diterbitkan
pada tahun 2018(Jarrah et all,2022). Berdasarkan referensi lain, teknik relaksasi
nafas dalam dilakukan dengan cara pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-
paru dengan udara. Pasien disuruh mengeluarkan udara pelan-pelan dan tubuh
dilemaskan, konsentrasi sampai merasakan enak.Kemudian bernafas seperti
biasa, anjurkan nafas dalam lagi dan keluarkan dengan pelan-pelan setelah itu kaki
dilemaskan, kemudian lemaskan bagian tangan, perut dan punggung setelah
selesai rileks dan anjurkan napas secara teratur (A. Aziz & Musrifatul, 2016).
Dalam melakukan teknik relaksasi nafas dalam perlu dilakukan sesuai
dengan Langkah-langkah yang baik dan benar diantaranya yaitu sebagai berikut:

7
1. Tahap persiapan atau pra interaksi
a. Sebelum pergi ke klien sebaiknya, seorang perawat harus tau dan
mempelajari status atau riwayat kesehatan dari klien saat itu
b. Perawat dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum bertemu klien
dan memberikan tindakan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada klien
b. Memvalidasi kondisi klien pada saat itu
c. Menjaga privasi klien sebelum melakukan tindakan seperti
menutup gorden, menutup pintu kamar, atau mempersilahkan
keluarga yang tidak berkepentingan untuk keluar kamar terlebih
dahulu
d. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari prosedur yang akan
dilakukan yaitu relaksasi nafas dalam kepada klien dan keluarga
3. Tahap Kerja
a. Menginstruksikan klien untuk focus pada pernapasan, rileks dan
juga tenang, dengan posisi yang nyaman (biasanya posisi semi
fowler) (Jarrah et all,2022)
b. Menginstruksikan klien untuk nafas yang dalam melalui hidung
sampai rongga paru berisikan udara dengan jumlah hitungan
sebanyak (1,2,3) dan kemudian ditahan sekitar 3 detik
(Jarrah,2022).
c. Kemudian, mengehembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan-lahan sambil menginstruksikan klien untuk memusatkan
perhatian membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan
kenyamanan hal tersebut (A. Aziz & Musrifatul, 2016).
d. Selanjutnya, menginstruksikan klien untuk nafas dalam kembali
dengan hitungan (1,2,3) selama 1-3 detik, lalu hembuskan secara
perlahan dan merasakan saat ini udara tersebut mengalir dari
tangan, kaki, menuju ke area paru-paru lalu rasakan udara mengalir
ke seluruh tubuh (Jarrah et all,2022)

8
e. Anjurkan klien untuk mengulangi prosedur yang telah diajarkan
selama 10 menit sampai dengan rasa nyeri, rasa cemas, gelisah,
dan lainnya. berkurang atau hilang (Jarrah et all,2022; Jafari et
all,2020). Beritahu pasien Teknik ini akan bekerja lebih baik jika
dilakukan Latihan dua kali setiap hari selama 10 menit setiap
sesinya.
4. Tahap Penutup atau terminasi
a. Perawat melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan klien yaitu relaksasi nafas dalam, evaluasi dilakukan
secara subjektif dan objektif
b. Perawat melakukan kontrak kegiatan selanjutnya pada klien
c. Perawat mengakhiri kegiatan dengan baik
d. Perawat mencuci tangan kembali setelah mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam kepada klien
e. Perawat melakukan dokumentasi terhadap kegiatan yang
dilakukan.

G. Hal yang harus diperhatikan


Menurut (Hawati,2020) hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
tindakan relaksasi nafas dalam kepada klien yaitu:
1. Dilakukan sesuai indikasi pada klien, jangan memberikan teknik relaksasi
ini pada pasien yang dikontraindikasikan.
2. Posisi klien yang harus tepat yaitu bisa menggunakan posisi semifowler
atau fowler agar ekspansi paru maksimal dan nyaman.
3. Pikiran yang rileks dan dalam keadaan pikiran istirahat, agar sensasi dari
relaksasi nafas dalam ini dapat tersalurkan dengan baik
4. Lingkungan dalam keadaan yang tenang, jika lingkungan tidak tenang
klien tidak dapat mendapatkan fokus dengan baik sehingga relaksasi nafas
dalam tidak berjalan dengan lancer.
5. Jika pasien merasa pusing, kemungkinan pasien bernapas terlalu cepat
atau terlalu lambat. Berhenti berlatih latihan pernafasan dalam beberapa
saat hingga perasaan tersebut hilang. (Sobel,2006)

9
DAFTAR PUSTAKA
Aziz A. Musrifatul. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

American Lung Association. Breathing exercises. Lung.org; 2018. https://


www.lung.org/lung-health diseases/wellness/breathing-exercises. [Accessed 3
march 2024].

Anggraini.Y.(2020). Efektivitas Teknik relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah


pada hipertensi di Jakata. Jurnal JKFT : Universitas Muhammadiyah Tangerang. 5
(1) : 41-47

Ariga, R. A. (2019). Decrease anxiety among students who will do the objective
structured clinical examination with deep breathing relaxation technique. Open
Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 7(16), 2619–2622.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.409

Barr J, Fraser GL, Puntillo K, Ely EW, Gelinas C, Dasta JF, et al. Clinical practice
guidelines for the management of pain,agitation,and delirium in adult patients in
the intensive care unit. Crit Care Med 2013;41(1):263e306.
https://doi.org/10.1097/ccm.0b013e3182783b72.

Behzadmehr, R., Dastyar, N., Moghadam, M. P., Abavisani, M., & Moradi, M. (2020).
Effect of complementary and alternative medicine interventions on cancer related
pain among breast cancer patients: A systematic review. In Complementary
Therapies in Medicine (Vol. 49). Churchill Livingstone.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2020.10231

Gelinas C, Arbour C, Michaud C, Robar L, C ot ^ e J. Patients and ICU nurses ’


perspectives of non-pharmacological interventions for pain management. Nurs Crit
Care 2013;18(6):307e18. https://doi.org/10.1111/j.1478- 5153.2012.00531.x.

Hawati,N. (2020). PENGALAMAN PENDERITA GASTRITIS KRONIS DALAM


MELAKUKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK
MEMBANTUMENURUNKAN SKALA NYERI PADA PENDERITA

10
GASTRITIS KRONIS DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH
PALEMBANG TAHUN 2019. In Jurnal Kesehatan dan Pembangunan (Vol. 70,
Issue 19).

Jafari, H., Gholamrezaei, A., Franssen, M., van Oudenhove, L., Aziz, Q., van den Bergh,
O., Vlaeyen, J. W. S., & van Diest, I. (2020). Can Slow Deep Breathing Reduce
Pain? An Experimental Study Exploring Mechanisms. Journal of Pain, 21(9–10),
1018–1030. https://doi.org/10.1016/j.jpain.2019.12.010

Jarrah, M. I., Hweidi, I. M., Al-Dolat, S. A., Alhawatmeh, H. N., Al-Obeisat, S. M.,
Hweidi, L. I., Hweidi, A. I., & Alkouri, O. A. (2022). The effect of slow deep
breathing relaxation exercise on pain levels during and post chest tube removal after
coronary artery bypass graft surgery. International Journal of Nursing Sciences,
9(2), 155–161. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2022.03.001

Toussaint, L., Nguyen, Q. A., Roettger, C., Dixon, K., Offenbächer, M., Kohls, N.,
Hirsch, J., & Sirois, F. (2021). Effectiveness of Progressive Muscle Relaxation,
Deep Breathing, and Guided Imagery in Promoting Psychological and
Physiological States of Relaxation. Evidence-based complementary and alternative
medicine : eCAM, 2021, 5924040. https://doi.org/10.1155/2021/5924040

Yau, K. K. Y., & Loke, A. Y. (2021). Effects of diaphragmatic deep breathing exercises
on prehypertensive or hypertensive adults: A literature review. In Complementary
Therapies in Clinical Practice (Vol. 43). Churchill Livingstone.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2021.101315

11

Anda mungkin juga menyukai