Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH/BAKU PADA STUDI KASUS

PT. JAYAPRIMA ABADI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


Mata kuliah Penganggaran Perusahaan
Dosen Pengampu
Burhanuddin, S.E., M.Sc.

Disusun oleh:
Kelompok 5

Raisa Kamila 2302096054


Albiruni Amalianto 2302096063
Gidion Juanri Toding 2302096073
Nadia Ratnasari 2302096079
Kelvin Prayatama M. A 2302096082
Muhammad Ahsan 2302096086
Heri Saputra 2302096091
Mohammad Maulana 2302096097
Muhammad Sadewa Putra 2302096099

Administrasi Bisnis [B]

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk senantiasa
dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai mata kuliah
Penganggaran Perusahaan dengan fokus pembahasan “Anggaran biaya bahan
mentah/baku”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas dari Bapak
Burhannuddin, SE.,M.Sc. selaku pengampu mata kuliah Penganggaran Perusahaan.

Dengan ditulisnya makalah ini, kami sebagai mahasiswa diharapkan mampu


mengerti serta memahami materi mengenai Anggaran Biaya Bahan Mentah/Baku
secara menyeluruh. Kami sadar bawah penulisan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya dari dosen pengampu mata kuliah Penganggaran
Perusahaan dan pihak lain yang turut serta membaca makalah ini.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi


secara menyeluruh bagi pembaca, terutama mahasiswa agar senantiasa dapat
mengerti dan memahami materi Penganggaran Perusahaan.

Samarinda, 19 Februari 2024

Penyusun,

Kelompok 5

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 6
C. Tujuan Makalah............................................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
A. Pengertian Anggaran Bahan Baku ............................................................................... 7
B. Tujuan Penyusunan Bahan Baku ................................................................................. 7
C. Fungsi Penyusunan Anggaran Bahan Baku .................................................................. 8
D. Komponen Penyusunan Anggaran Bahan Baku ........................................................... 8
E. Studi Kasus ................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
Kesimpulan........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang
penting karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi.
Perusahaan harus selalu mempertimbangkan secara matang tentang berapa besarnya
jumlah bahan baku yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh
sebab itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun
biaya yang ditimbulkan. Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan
secara matang mengenai tersedianya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan
produksi jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku
dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi
rencana kualitas bahan baku yang harus dibeli perusahaan dalam periode waktu
mendatang. Ini harus dilakukan secara hati hati terutama dalam hal jumlah dan waktu
pembelian.
Dalam konteks manufaktur dan produksi, bahan mentah atau baku adalah
komponen esensial yang menjadi fondasi dari setiap proses produksi. Ketersediaan dan
pengelolaan bahan mentah yang efisien sangat penting untuk memastikan
kelancaran operasi perusahaan dan menjaga keunggulan kompetitif.
Anggaran bahan mentah/baku adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk
merencanakan, mengendalikan, dan memonitor pengeluaran yang terkait dengan
akuisisi bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. Ini
membantu perusahaan untuk mengelola persediaan dengan efisien, mengidentifikasi
potensi penyimpangan biaya, dan memastikan ketersediaan bahan mentah yang
cukup untuk memenuhi permintaan produksi.

5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:
1. Apa pengertian anggaran bahan baku?
2. Apa tujuan dari anggaran bahan baku?
3. Apa fungsi dari penyusunan bahan baku?
4. Bagaimana penyusunan anggaran bahan baku pada PT Jayaprima Abadi?

C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan yang ingin dicapai ialah:
1. Mengetahui pengertian anggaran bahan baku.
2. Mengetahui tujuan anggaran bahan baku.
3. Mengetahui fungsi anggaran bahan baku.
4. Mengetahui penyusunan anggaran bahan baku pada PT Jayaprima Abadi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Bahan Baku


Bahan baku merupakan bagian pokok dari suatu produk. Anggaran bahan baku
adalah perencanaan secara kuantitas bahan baku yang akan dibutuhkan untuk
keperluan produk pada periode yang akan datang. Bahan baku yang dipergunakan untuk
proses produksi dapat dikelompokkan menjadi bahan baku langsung (direct material)
maupun bahan baku tidak langsung (indirect material).
Bahan baku langsung merupakan semua bahan baku yang merupakan (bagian)
barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung
ini memiliki hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang
dihasilkan. Sehingga biaya bahan baku langsung menjadi biaya variabel bagi perusahaan.
Bahan baku tak langsung merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam
proses produksi, namun tidak secara langsung terlihat pada barang jadi yang dihasilkan.
Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku
langsung. Bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran overhead
pabrik.

B. Tujuan Penyusunan Bahan Baku


Anggaran bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses
produksi selama periode tertentu akan datang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan
adanya anggaran bahan baku adalah ialah sebagai berikut;
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan akan bahan baku.
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang akan diperlukan.
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melakukan pembelian bahan baku.

7
4. Sebagai dasar dalam pelaksanaan penyusunan product costing yakni
memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku
dalam proses produksi.
5. Sebagai dasar dalam melaksanakan fungsi pengawasan dalam bahan baku.

C. Fungsi Penyusunan Anggaran Bahan Baku


Adapun 3 fungsi penting penyusunan anggaran bahan baku, yaitu:

1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan
bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah
yang dibutuhkan (dilihat dari beberapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan)
dalam proses produksi.

2. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah. Besarnya biaya
bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut
dibutuhkan untuk proses produksi.

3. Sebagai data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.

D. Komponen Penyusunan Anggaran Bahan Baku


Adapun komponen anggaran bahan mentah/bahan baku terdiri dari 4 komponen,
yaitu:
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang. Anggaran kebutuhan bahan baku disusun
untuk merencanakan jumlah fisik bahan baku yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah.
Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan:
• Jenis barang jadi yang akan dihasilkan.
• Jenis bahan baku yang digunakan.
• Bagian-bagian yang dilalui dalam produksi.
• Standar penggunaan bahan baku (Standard Usage Rate/SUR). SUR adalah

8
bilangan yang menunjukan berapa satuan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan satu satuan produksi jadi.
• Waktu penggunaan bahan baku

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah baku yang harus dibeli pada
periode mendatang. Dalam hal ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal
jumlah dan waktu pembelian. Bahan baku yang harus dibeli diperhitungkan dalam hal jumlah
dan waktu pembelian. Bahan baku yang dibeli diperhitungkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku.
Jumlah Pembelian yang Paling Ekonomis (Economical Order Quanlity / EOQ). EOQ
merupakan jumlah barang bahan langsung yang harus dibeli setiap kali dilakukan pembelian
sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak akan mengakibatkan
kekurangan bahan baku langsung.

Keterangan:
P = Biaya pemesanan.
R = Kebutuhan bahan baku langsung selama satu periode waktu tertentu.
K = Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari persediaan rata-rata
(dinyatakan dengan biaya penyimpanan per satuan bahan baku langsung).
U = Harga beli per satuan bahan baku langsung.
Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini disebut sebagai EOQ

Dalam menghitung EOQ diperhitungkan dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:
1. Biaya Pemesanan
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan baku.
Biaya ini berubah ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi frekuensi
semakin tinggi pula biaya pesanan. Sebaliknya biaya berbanding terbalik dengan jumlah
bahan baku setiap kali pemesanan misalnya:
• Biaya persiapan pemesanan
• Biaya administrasi
• Biaya pengiriman pemesanan

9
• Biaya mencocokan pemesanan yang masuk

2. Biaya Penyimpanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang
telah dibeli. Biaya ini berubah-ubah semakin besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan
maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula misalnya:
• Biaya pemeliharaan
• Biaya asuransi
• Biaya perbaikan kerusakan

Waktu Pembelian Bahan Baku


Untuk merencanakan saat pemesanan bahan baku pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor :
• Lend time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya. Lend time adalah
jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang
dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi.
• Reorder point adalah saat harus melakukan pemesanan kembali bahan baku langsung
yang diperlukan.
• Extra carrying cost. Biaya terpaksa harus dikeluarkan akibat bahan baku langsung
datang dari awal.
• Stock out cost, biaya yang terpaksa harus dikeluarkan akibat keterlambatan datangnya
bahan baku langsung.

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku


Anggaran ini merupakan suatu perencanaan terperinci atas kuantitas bahan baku yang
disimpan sebagai persediaan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijakan dalam menilai
persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijakan tentang penilaian persediaan
dapat dikelompokan menjadi :
• Kebijakan FIFO (first in first out)
• Kebijakan LIFO (last in first out)
Berdasarkan bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung
pada beberapa faktor seperti:

10
• Volume produksi selama periode waktu tertentu.
• Volume bahan baku minimal, yang disebut safety stock (persediaan besi).
• Besarnya pembelian yang ekonomis.
• Estimasi tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang.
• Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.
• Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak.

a. Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan
untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Besarnya persediaan besi ditentukan oleh
faktor yaitu :
• Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan.
• Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan.
• Dapat diperkirakan atau tindaknya kebutuhan bahan baku secara cepat.
• Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya eksternal karena
kebiasaan bahan baku.

b. Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Baku


Dalam anggaran persediaan bahan baku perlu diperinci hal sebagai berikut:
• Jenis bahan baku yang digunakan.
• Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang tersisi sebagai persediaan.
• Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
• Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.

4. Anggaran Biaya Bahan Baku Habis Digunakan dalam Produksi (Pemakaian Bahan
Baku)
Sebagai bahan baku disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan dalam
proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan
uang. Tentu tidak semua bahan baku tersedia akan habis digunakan produksi. Hal ini
disebabkan karena 2 hal yaitu:
• Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode

11
berikutnya.
• Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan bahan baku.

Fungsi dari disusunnya anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan, yaitu antara
lain:
1. Untuk keperluan product costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang
dihasilkan perusahaan.
2. Untuk keperluan pengawasan bahan baku. Anggaran biaya bahan baku yang habis
digunakan perlu memperinci hal-hal sebagai berikut:
• Jenis bahan baku yang digunakan.
• Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan.
• Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.
• Jenis-jenis barang yang dihasilkan dan yang menggunakan bahan baku.
• Waktu penggunaan bahan baku.

E. Studi Kasus
Luwak White Coffe merupakan produk baru dari Kopi Luwak produksi PT. Jayaprima
Abadi dengan varian kopi paling anyar saat ini guna memberikan kepuasaan kepada penikmat
kopi di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi minuman kopi duduk dalam bentuk sachet
sebagai kemasannya yang terdiri dari kopi instan yang disertai dengan krimer nabati dan gula
yang telah dipadukan menjadi satu dalam kemasan sachet masing-masing berisi 20 gram.
Untuk tahun 2021 perusahaan merencanakan akan memproduksi sebanyak 350.000 sachet.
Kebutuhan bahan baku yang digunakan dihitung menurut standard penggunaan bahan
(standard usage rate/SUR) per sachet sebagai berikut :
Jenis Bahan Baku Jumlah
Kopi Instan 5 gram
Kreamer 7 gram
Gula 8 gram

12
Jumlah persedian dan harga beli bahan baku adalah sebagai berikut:
Jenis bahan baku Persediaan awal Persediaan akhir Harga beli/kg
Kopi Instan 150kg 180kg Rp 40.000,-
Kreamer 80kg 100kg Rp 15.000,-
Gula 300kg 250kg Rp 11.000,-

Berdasarkan data di atas diminta untuk:


1. Menyusun anggaran kebutuhan bahan baku untuk tahun 2021.
2. Menyusun anggaran pembelian bahan baku untuk tahun 2021.

Anggaran Kebutuhan Bahan baku:


Bahan Baku Jumlah Produksi SUR TOTAL (g)
(sachet)
Kopi Instan 350.000 5 gr 1.750.000
Kreamer 350.000 7 gr 2.450.000
Gula 350.000 8 gr 2.800.000
Jumlah 7.000.000

Keterangan:
Bahan baku : Jumlah produksi x SUR
Kopi instan : 350.000 x 5 gr = 1.750.000
Kreamer : 350.000 x 7 gr = 2.450.000
Gula : 350.000 x 8 gr = 2.800.000
Jumlah : 1.750.000 + 2.450.000 + 2.800.000 = 7.000.000

Konversi dari gram(g) ke kilogram(kg):


Total (g) Total (kg)
1.750.000 1.750
2.450.000 2.450
2.800.000 2.800

13
Anggaran Pembelian Bahan Baku:
Keterangan Kopi Instan (kg) Kreamer (kg) Gula (kg)
Kebutuhan 1.750 2.450 2.800
Pers. Akhir 180 100 250
Tersedia 1.930 2.550 3.050
Pers. Awal 150 80 300
Pembelian 1.780 2.470 2.750
Harga Beli Rp 40.000 Rp 15.000 Rp 11.000
Jumlah Pembelian Rp 71.200.000,- Rp 37.050.000,- Rp 30.250.000,-

Keterangan:
Kebutuhan = Jumlah produksi x SUR
Persediaan akhir = Tabel persediaan dan harga beli bahan baku
Tersedia = Kebutuhan + Persediaan akhir
Persediaan awal = Tabel persediaan dan harga beli bahan baku
Pembelian = Tersedia – Persediaan Awal
Harga Beli = Tabel persediaan dan harga beli bahan baku
Jumlah Pembelian = Pembelian x Harga beli

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Anggaran bahan baku merupakan perencanaan secara kuantitas bahan baku yang
akan dibutuhkan untuk keperluan produk pada periode yang akan datang. Yang di mana
penyusunan anggaran ini bertujuan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku,
memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang akan diperlukan, sebagai dasar perkiraan
kebutuhan dana, sebagai dasar pelaksaan penyusunan product costing serta melaksanakan
fungsi pengawasan bahan baku.
Penyusunan anggaran bahan baku sendiri memiliki fungsi sebagai dasar untuk
menyusun budget pembelian bahan mentah, sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya
bahan mentah dan juga sebagai data dan informasi untuk menyusun kebutuhan anggaran
bahan mentah, yang mana komponen dari penyusunan anggaran bahan baku sendiri memiliki
4 komponen yang di antaranya; anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan
baku, waktu pembelian bahan baku dan anggaran persediaan bahan baku.
Adapun anggaran biaya bahan baku habis digunakan dalam produksi di mana
anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan uang. Fungsi dari
disusunnya biaya bahan baku habis digunakan ini untuk keperluan product costing dan
pengawasan bahan baku.
Pada studi kasus dari Kopi Luwak produksi PT. Jayaprima Abadi didapatkan data
penyusunan anggaran bahan baku di mana kebutuhan bahan baku yang digunakan dihitung
menurut standard penggunaan bahan (standard usage rate/SUR) yang mana bilangan yang
menunjukan berapa satuan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan
produksi jadi.

15
DAFTAR PUSTAKA

H. Nasir Asman. 2022. Anggaran Perusahaan. Jawa Barat: Penerbit Adab.


Masyhuri. 2018. Anggaran Perusahaan Berbasis Industri. Malang: Media Nusa Creative.
Rani Nur Az-zahra Osman. 2022. Penyusunan Anggaran Bahan Baku. Universitas Jambi.

16

Anda mungkin juga menyukai