Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca siswa siwi
yang berada di sekolah dan sebagai bahan ajar guru
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

2. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1

3. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. PERKEMBANGAN REMAJA DAN CIRI-CIRINYA.............................................................3

B. PERNIKAHAN DINI................................................................................................................3

C. DAMPAK DARI PERNIKAHAN DINI....................................................................................4

D. PENYEBAB TREJADINYA PERNIKAHAN DINI.................................................................5

E. PEKERJAAN.............................................................................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................6

A. KESIMPULAN..........................................................................................................................6

B. SARAN.....................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pernikahan dini banyak terjadi dari dahulu sampai sekarang. Kebanyakan para pelaku
pernikahan dini tersebut adalah remaja desa yang memiliki tingkat pendidikan kurang.
Remaja desa kebanyakan malu untuk menikah pada umur 20 tahun keatas. Anggapan remaja
desa lebih memungkinkan untuk menikah diusia muda karena disana ada anggapan atau
mitos bahwa perempuan yang berumur 20 tahun keatas belum menikah berarti “Perawan
Tua”. Persoalan mendasar dari seorang anak perempuan yaitu ketika dia memasuki usia
dewasa, banyak orang tua menginginkan anaknya untuk tidak menjadi perawan tua. Menjadi
perawan tua bagi kebanyakan masyarakat dianggap sebagai bentuk kekurangan yang terjadi
pada diri perempuan. Untuk itu, dalam bayangan ketakutan yang tidak beralasan banyak
orang tua yang menikahkan anaknya pada usia muda. Kondisi itulah yang menjadikan
timbulnya persepsi bahwa remaja desa akan lebih dulu menikah dari pada remaja kota.
Anggapan-anggapan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat
mengenai pentingnya pendidikan bagi remaja.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Faktor-faktor apakah yang mendorong terjadinya pernikahan usia dini?


2. Apa dampak yang dialami mereka yang melangsungkan pernikahan pada usia muda?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pernikahan usia


dini.
2. Untuk mendeskripsikan dampak yang timbul dari mereka yang melangsungkan
pernikahan usia dini.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis (Yani Widyastuti,2009)
Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin
manusia mencapai kemantangannya.Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan
keadan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan alat-alat kelamin
tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.pada akhir dari peran perkembangan fisik ini
aknan terjadi seorang pria yang berotot dan berkumis /berjanggut yang mampu menghasilkan
beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa) setiap kali berejakulasi (memancarkan air mani),
atau seorang wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya
mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya (Sarlito W. Sarwono, 2010)
. Perkembangan Remaja dan Tugasnya sesuai dengan tumbuh dan berkembangnya
suatu individu , dari masa anak-anak sampai dewasa , individu memiliki tugas masing-masing
pada setiap tahap perkembangannya . Yang dimaksud tugas pada setiap tahap perkembangan
adalah bahwa setiap tahapan usia , individu tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai suatu
kepandaian , keterampilan , pengetahuan , sikap dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan
pribadi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) Mendefenisikan remaja sebagai peralihan seseorang
yang berangsur –angsur mempertunjukkan cirri-ciri seorang wanita atau laki-laki sampai
mencapai kematangan biologic , jiwanya berkembang dari kanak-kanak menjadi dewasa , dan
keadaan soaial-ekonominya beralih dari keterngantungan pada orang tua menjadi berangsur-
angsur bebas.
Masalah utama yang di hadapi oleh para remaja masa kni adalah makin cepatnya
datang usia subur (reproduksi ). Bila seratus tahunyang lalu seorang wanita mendapat haid
yang pertama ( menarche) pada usia kurang 17 tahun , maka saat ini usia rata-rata seorang
wanita mendapat haid pertama adalah usia 12 tahun. Hal yang sama terjadi pada remaja pria.
Kesuburan remaja , pria maupun wanita , terjadi lebih cepat. Diperkirakan usia haid
pertama seorang wanita menjadi lebih cepat 2-3 bulan setiap 10 tahun. Agaknya hal ini
terutama disebabkan oleh perbaikan gizi , perbaikan status sosial ekonomi serta
meningkatnya rangsangan audio-visial.Barang tentu keadaan ini menyebabkan kemungkinan
terjadinya kehamilan remaja , sebelum atau sesudah menikah , lebih besar dibandingkan
dengan seratus tahun yang lalu. Sebab untuk usia hamil yang baik adalah 20-30 tahun untuk
usia kehamilan sebab selain secara fisik sudah cukup kuat , juga dari segi mental wanita
tersebut sudah cukup dewasa. Sebab pada usia 10-15 tahun dianggap sangat berbahaya untuk
kehamilan sebab secara fisik tubuh si ibu sendiri masih dalam pertumbuhan , organ-organ
reproduksi masih sangat mudah dan belum kuat sekali.begitu juga pada usia 15-20 tahun juga
masih berbahaya dan secara mental psikologis dianggap masih belum cukup matang dan
dewasa untuk menghadapi kehamilan dan kelahiran. Sedangkan pada usia 30-35 tahun
dianggap kelompok umur yang sudah mulai bahaya lagi sebab secara fisik sudah mulai
menurun . Begitu juga umur 35-45 tahun sangat berbahaya sebab baik alat reproduksi
maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun.
WHO ( dalam Sarwono, 2002) mendefenisikan remaja lebih Tiga kriteria yaitu
biologis, psikologik , dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-12 tahun, yang
secara lengkap defenisikan tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola indentifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa
c. Terjadi peralihan dari keterngantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relatif lebih mandiri..
Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia.
Meskipun setiap orang bisa bertindak laku seperti remaja , akan tetapi tidak setiap orang
dapat disebut remaja.
Monks (1999) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-
21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja
pertenganhan , dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Senada dengan pendapat Suryabrata
(1981) membagi masa remaja menjadi tiga , masa remaja awal 12-15 tahun , masa remaja
pertenganhan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun. Berbeda dengan pendapat
hurlock (1999) yang membagi masa remaja menjadi dua bagian , yaitu masa remaja awal 13-
16 tahun, sedangkan masa remaja akhir 17-18 tahun.
A. PERKEMBANGAN REMAJA DAN CIRI-CIRINYA
1) Masa remaja awal (10-12 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebanya.
b. Tampak dan ingin merasa bebas
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal ( abstrak)

2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)


a. Tampak dan merasa ingin mencari indentitas diri.
b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berpikir abstrak ( berkhayal)makin berkembang.
e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

3) Masa Remaja Akhir (16- 19 tahun)


a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra ( gambaran , keadaan , peranan ) terhadap dirinya.
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.
e. Memiliki kemampuan berpikir khayalan atau abstrak.

B. PERNIKAHAN DINI
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan
oleh dua orang dengan meksud meresmikan ikatan perkawinan secara hukum agama, hukum
negara, dan hokum adapt. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi antar
bangsa, suku satu dan yang lain pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas social.
Penggunaan adapt atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hokum
agama tertentu pula (Alfiyah, 2010).
Pernikahan dini diartikan merupakan instituisi agung untuk mengikat dua insan lawan
jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga. Ada beberapa factor penyebab terjadinya
pernikahan dini, yaitu factor pribadi dan factor keluarga. Dari factor pribadi remaja adalah
karena ingin menghindari dosa (seks bebas), dan ada juga yang karena “kecelakaan”.
Sedangkan dari factor keluarga adalh karena paksaan dari orang tua (Dian Luthfiyati, 2008).

3
C. DAMPAK DARI PERNIKAHAN DINI
Dampak dari pernikahan dini bukan hanya dari dampak kesehatan, Tetapi punya
dampak juga terhadap kelangsungan perkawinan. Sebab perkawinan yang tidak
disadari,Mempunyai dampak pada terjadinya perceraian(Lily Ahmad, 2008).
Pernikahan Dini atau menikah usia muda, memiliki dampak negative dan dampak
positif pada remaja tersebut. Adapun dampak paernikahan dini adalah sebagai berikut:
 Dari Segi Psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga
akan menimbulkan truma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit dissebuhkan.
Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia sedari
tidak mengeti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak
anak untuk memperoleh pendidikan ( Wajib belajar 9Tahun), hak bermain dan menikmati
waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dala diri anak (Deputi, 2008).
 Dari Segi Sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor social budaya dalam masyarakat yang
menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya diangggap pelengkap seks laki-
laki saja (Deputi, 2008).

 Dari Segi Kebidanan


Perempuan terlalu mudah untuk menikah di bawah umur 20Tahun beresiko terkena
kangker rahim. Sebab pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang (Dian Lutyfiyati,
2008).
 Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 Undang-undang di negara kita yaitu:
1. UUNo.1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan
pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan
seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, dan bakat
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
3. UU No.21 tahun 2007 tentang PTPPO
Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua anak
yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut.
Amanat Undang-undang tersebut di atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap
memperoleh haknya untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Sungguh disayangkan apabila ada orang atau orang tua melanggar undang-undang
tersebut. Pemahaman tentang undang-undang tersebut harus dilakukan untuk melindungi
anak dari perbuatan salah oleh orang dewasa dan orang tua. Sesuai dengan 12 area kritis dari
Beijing Platform of Action, tentang perlindungan terhadap anak perempuan.

4
D. PENYEBAB TREJADINYA PERNIKAHAN DINI
1. Pendidikan
Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak
putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja. Saat ini
anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk menghindari diri
sendiri.
Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur. Dalam
kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak
produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar
control membuat kehamilan diluar nikah.
Di sini, terasa betul makna dari wajib belajar 9tahun. Jika asumsi kita anak masuk
sekolah pada usia 6tahun, maka saat Wajib belajar 9tahun terlewati, anak tersebut sudah
berusia 15tahun. Di harapkan dengan wajib belajar 9tahun, maka akan punya dampak angka
Pernikahan Dini akan sedikit atau bekurang.

2. Melakukan Hubungan Biologis


Ada beberapa kasus, diajukan pernikahan karene anak-anak telah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
perempuan cenderung segera menihkahkan anaknya, karena menurut oaring tua anak gadis
ini, sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib bagi keluarga.

E. PEKERJAAN
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pekerja anak memutuskan berhenti atau tidak
melanjutkan pendidikan mereka dan kemudian bekerja. Faktor-faktor tersebut antara lain
kesulitan ekonomi, kekhawatiran orang tua bila anak melanjutkan sekolah di kota lain,
kurangnya minat sekolah, tradisi masyarakat di kota tertentu, dan pengaruh teman sebaya.
Akibat tidak melanjutkan sekolah, ada
beberapa tanggapan negatif yang diberikan lingkungan kepada beberapa partisipan
sehingga membuat partisipan merasa sedih, rendah diri, dan bahkan cemas akan pekerjaannya
kelak. Namun berbeda dengan salah satu partisipan, ia tidak merasa sedih atau rendah diri,
karena peran lingkungan yang memang menganggap normal dan sudah menjadi kebiasaan
anak tidak melanjutkan sekolah kemudian bekerja. Adanya reaksi emosi yang ditunjukkan
partisipan kemudian direspon dengan pembentukan mekanisme pertahanan diri, melalui
rasionalisasi dan supresi.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pernikahan dini adalah sebuah ikatan antara seorang pria dan seorang wanita yang
diantaranya berumur berkisar 13 hingga 18-20 tahun, yang pada hakekatnya kurang memiliki
persiapan atau kematangan baik secara jasmani atau fisik maupun mental, emosional, dan
sosial.

 Faktor penyebab adanya pernikahan dini pada remaja yaitu :

1. Faktor Ekonomi
2. Pergaulan Bebas
3. Keinginan Remaja Itu Sendiri
4. Pendidikan
5. Orang Tua

 Dampak dari pernikahan dini terhadap remaja adalah :


1. Dampak biologis
2. Dampak psikologis
3. Dampak perilaku seksual menyimpang

Cara mengurangi kasus pernikahan dini di Lingkungan sekitar yaitu menegakkan


hukum yang berlaku terkait pernikahan anak di bawah umur sehingga pihak-pihak yang ingin
melakukan pernikahan dengan anak di bawah umur berpikir dua kali terlebih dahulu sebelum
melakukannya. Antara pemerintah dan masyarakat merupakan jurus terampuh sementara ini
untuk mencegah terjadinya pernikahan anak di bawah umur sehingga kedepannya di
harapkan tidak akan ada lagi anak yang menjadi korban akibat pernikahan tersebut dan anak-
anak Indonesia bisa lebih optimis dalam menatap masa depannya kelak.

Dari Hasil metode pengumpulan data, saya memperoleh satu narasumber, dari forum/Grup
Facebook “Jangan Dekati Zina” bernama Nur Cahaya.

1. Faktor Penyebab pernikahan dini, diantaranya :


Pendidikan dan ekonomi rendah
2.Paksaan orang tua
3.Malu usia sudah 17 th belum nikah

6
4.Remaja hamil di luar nikah
5.Hanya memikirkan indahnya nikah, tanpa memikirkan tanggung jawab dalam
berumah tangga
*(1-3 biasanya dipedesaan)
2. Dampak pernikahan dini, diantaranya :
Kematian ibu melahirkan
2.Kanker serviks, karena alat reproduksi belum matang
3.Perceraian dini, anaknya akan trauma/jiwa labil
4.Sering bertengkar/KDRT, karna psikologi belum matang
3. Bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda, diantaranya :
Pengalaman sebagai orang tua belum saatnya
2.Mendidik anak tidak maksimal

B. SARAN
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Perlunya penyuluhan kepada remaja dan masyarakat tentang faktor-faktor yang


menyebabkan adanya pernikahan di usia dini pada remaja.
2. Orang tua sebaiknya memberikan wawasan kepada anak tentang hal-hal yang dapat
merugikan diri anak.
3. Orang tua seharusnya lebih mengawasi pergaulan anak sehingga tidak terjadi sesuatu
yang berakibat fatal yang akhirnya muncul pernikahan dini.

7
DAFTAR PUSTAKA

_______, _______. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Mushaf Aminah). Jakarta: Alfatih
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 1997. Tarjamah Bulughul Maram. Bandung: Cv. Diponegoro
Bandung.
Al-Ghazali, Imam. 2013. Ihya’ Ulumuddin. Gresik: Al-Furqon.
Al-Halwani, Abu Firdaus. 2013. Kajian Kitab Syarah ‘Uqudullujain. Surabaya: Mutiara
Ilmu.
Amrullah, Muhammad Fairuz Nadhir. ____. Terjemah Qurrotul ‘Uyuun. Surabaya: Pustaka
Media.
As-saedy, Saed. 2013. Dosa-Dosa Pacaran yang dianggap biasa. Klaten: Wafa Press.
Indra, Hasbi, dkk. 2004. Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Penamadani.
Kurniawan, Irwan. 2013. Fiqih Empat Mazhab (Terjemah Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-
A’immah). Bandung: Hasyimi.
Narulita, Sari. 2014. Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Cibubur: PT.
Variapop Group.
Rasjid, H. Sulaiman. 2013. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Islam). Bandung: Sinar Baru
Algensindo Bandung.
Thaifuri, Muhammadun. 2012. Terjemah Attarghib wat Tarhib. Surabaya: Menara Suci.

Anda mungkin juga menyukai