Anda di halaman 1dari 4

Divia Az-Zahrah Kamis, 21 Maret 2024

B30122083

Tugas Review Buku

Judul : Tingkat-Tingkat Hukum dan Keanekaragaman Sistem Hukum: Seri


Antropologi Hukum
Penulis : Leopold Pospisil
Penyunting : Rizal
Penerjemah : Derti Sri Widowati
Edisi :-
Tahun : 2021
Tempat : Bandung
Penerbit : Nusamedia

Leopold Pospisil adalah penulis buku "Anthropolog of Law: A Comparative Theory"


yang menjadi objek dari review ini. Pospisil adalah seorang antropolog dan ahli hukum yang
dikenal atas kontribusinya dalam memahami hubungan antara hukum dan masyarakat dalam
konteks antropologi. Dia telah melakukan penelitian yang mendalam tentang berbagai sistem
hukum di berbagai masyarakat, serta bagaimana sistem-sistem tersebut beradaptasi dan
berevolusi dalam hubungan dengan dinamika sosial dan budaya.

Buku "Tingkat-Tingkat Hukum dan Keanekaragaman Sistem Hukum: Seri Antropologi


Hukum (judul terjemahan)" karya Leopold Pospisil merupakan sebuah karya yang dapat
menjembantani untuk memahami kompleksitas hubungan antara hukum dan masyarakat.
Melalui penelitian yang cermat, Pospisil membawa pembacanya dalam pemahaman
mendalam tentang sejarah gagasan keanekaragaman sistem hukum di dalam masyarakat,
mengkaji dan membahsa sistem hukum serta memahami pusat kekuasaan hukum.

Pertama-tama, Pospisil menggali sejarah gagasan tentang keanekaragaman sistem


hukum di dalam masyarakat dengan sangat mendalam. Di mana dia menguraikan bagaimana
pemikiran-pemikiran ini telah berkembang dari masa ke masa, memberikan wawasan yang
jelas tentang evolusi pandangan manusia terhadap hukum dan sistem hukum dalam berbagai
konteks budaya. Menurut Pospisil keanekaragaman sistem hukum di dalam masyarakat

Halaman. 1
merujuk pada variasi dan perbedaan yang ada dalam struktur, norma, dan proses hukum yang
berlaku di berbagai kelompok atau komunitas manusia. Secara sederhana, ini
menggambarkan bahwa tidak ada satu model tunggal atau universal dari sistem hukum yang
berlaku di seluruh masyarakat di dunia. Faktor-faktor yang menyebabkan keanekaragaman
ini bisa sangat beragam, seperti budaya, agama, sejarah, geografi, dan pola-pola sosial. Setiap
masyarakat memiliki cara tersendiri dalam merumuskan dan menjalankan hukum sesuai
dengan nilai-nilai, keyakinan, dan kebutuhan mereka.

Selanjutnya, Pospisil menjelaskan konsep sistem hukum dan tingkat hukum dengan
sangat sistematis. Ia menulis bagaimana sistem hukum dalam sebuah masyarakat dapat
memiliki tingkatan-tingkatan yang beragam, tergantung pada faktor-faktor seperti budaya,
agama, dan sejarah. Penjelasan dalam aspek ini membantu untuk melihat bahwa hukum tidak
hanya berfungsi sebagai aturan, tetapi juga sebagai cermin dari tatanan sosial masyarakat itu
sendiri.

Tingkat hukum adalah konsep yang penting dalam memahami kompleksitas sistem
hukum di dalam masyarakat, dan Leopold Pospisil menjelaskan hal ini dengan sangat
sistematis dalam karyanya. Dalam konteks ini, tingkat hukum mengacu pada hierarki atau
struktur dalam sistem hukum suatu masyarakat, yang mencakup berbagai tingkatan dari yang
paling tinggi hingga yang paling rendah.

Pospisil menyajikan gagasan bahwa tingkat hukum dalam sebuah masyarakat tidaklah
homogen, tetapi beragam, bergantung pada faktor-faktor seperti budaya, agama, dan sejarah.
Sebagai contoh, dalam masyarakat tradisional yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
adat, tingkat hukum mungkin dimulai dari aturan-aturan yang berasal dari tradisi lisan yang
dipegang oleh pemimpin adat atau tetua masyarakat. Di tingkat yang lebih formal,
masyarakat modern dengan sistem hukum yang terstruktur mungkin memiliki tingkatan
hukum yang didasarkan pada hirarki perundang-undangan tertulis, seperti konstitusi, undang-
undang, peraturan pemerintah, dan keputusan pengadilan.

Tidak kalah penting, Pospisil menyoroti pusat kekuasaan hukum dalam masyarakat.
Ponsipil mengungkap bagaimana kekuasaan dalam sistem hukum dapat terpusat pada
berbagai entitas, mulai dari individu hingga institusi, dan bagaimana dinamika kekuasaan ini
memengaruhi struktur sosial secara keseluruhan. Selalu implikasi dari kekuasaan dalam
konteks hukum, termasuk dampaknya terhadap keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat.

Halaman. 2
Pospisil memberikan pencerahan penting terkait pusat kekuasaan hukum dalam
masyarakat. Konsep ini mengacu pada di mana kekuasaan dalam sistem hukum terpusat dan
bagaimana dinamika kekuasaan ini memengaruhi struktur sosial secara luas.

Dalam setiap masyarakat, kekuasaan hukum dapat terpusat pada berbagai entitas,
seperti individu, kelompok, atau institusi. Misalnya, dalam masyarakat tradisional, kekuasaan
hukum mungkin terpusat pada pemimpin adat atau tetua yang memiliki otoritas untuk
menafsirkan dan menerapkan hukum adat. Di sisi lain, dalam negara modern, kekuasaan
hukum sering kali terpusat pada institusi seperti lembaga peradilan, badan legislatif, atau
pemerintah.

Pospisil juga membahas bagaimana dinamika kekuasaan ini memengaruhi struktur


sosial secara keseluruhan. Ketika kekuasaan hukum terpusat pada individu atau kelompok
tertentu, hal ini dapat memengaruhi distribusi kekuasaan dan sumber daya di masyarakat.
Misalnya, dalam kasus di mana kekuasaan hukum terpusat pada elit politik atau ekonomi, hal
ini dapat menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebih besar.

Selain itu, Pospisil juga menekankan implikasi dari kekuasaan dalam konteks hukum,
termasuk dampaknya terhadap keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. Kekuasaan yang
tidak terkendali atau disalahgunakan dalam sistem hukum dapat menyebabkan ketidakadilan,
di mana hak-hak individu atau kelompok tertentu diabaikan atau dilanggar. Hal ini dapat
merugikan kelompok-kelompok yang kurang berdaya atau rentan, dan memperkuat disparitas
sosial yang ada.

Dalam bukunya ini, Leopold Pospisil membahas perjalanan yang mendalam untuk
memahami hubungan kompleks antara hukum dan masyarakat. Pospisil secara sistematis
menjelaskan konsep keanekaragaman sistem hukum, tingkat hukum, dan pusat kekuasaan
hukum dengan jelas dan menarik.

Pospisil menggali sejarah dan evolusi gagasan tentang keanekaragaman sistem hukum
di dalam masyarakat, pemahamannya ialah bahwa tidak ada satu model hukum yang
universal, melainkan beragam sistem yang tercermin dari budaya, agama, dan sejarah suatu
masyarakat.

Juga, penekanan Pospisil pada pusat kekuasaan hukum mengungkap bagaimana


kekuasaan dalam sistem hukum dapat memengaruhi struktur sosial secara luas, dengan
implikasi terhadap keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat.

Halaman. 3
Hal demikian menegaskan pentingnya memahami dinamika kekuasaan dalam konteks
hukum untuk menganalisis dan meningkatkan sistem hukum yang adil dan inklusif. Secara
keseluruhan, Pospisil tidak hanya menyajikan konsep-konsep yang kompleks dengan jelas,
tetapi juga memicu refleksi tentang bagaimana hukum dapat menjadi alat untuk memahami
dinamika sosial dan budaya yang kompleks di seluruh dunia.

Halaman. 4

Anda mungkin juga menyukai