Anda di halaman 1dari 39

LEMBAR KERJA TUTORIAL

MODUL SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER, DAN


PANKREAS
Kelas F, Ruang 22
Anggota Kelompok:
• Gabriela Beatrix Siampa Rumbino (230111010211)
• Marcia Rosmonic Minipko (230111010212)
• Naomi Gabrelia Yeimo (230111010213)
• Beatrix Audrey Alicia Bawole (230111010214)
• Edwin William Wangke (230111010215)
• Elisa Franklin Patras (230111010216)
• Erico Benedictus Sanyoto (230111010217)
• Gracia Mercy Erlinda Patiro (230111010218)
• Hervid Adolf Theodorus Mangindaan (230111010219)
• Jeniffer Kate Lengkong (230111010220)
• Sayra Natalie Karundeng (230111010221)
• Rizki Annisa (18011101152)

Skenario 1
Seorang anak perempuan umur 5 tahun memiliki riwayat penyakit nyeri pada bagian
perut dan diare campur darah yang dirasakan sudah sejak 6 minggu yang lalu, tanpa disertai
panas. Penderita tidak pernah bepergian ke luar daerah. Pemeriksaan kultur tinja tidak
ditemukan adanya bakteri. Pada anamnesa ditemukan ibu memiliki riwayat penyakit disentri
amoeba dan ditemukan kista setelah pulang bepergian dari India 13 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan tinja ditemukan gambaran parasit yang bergerak.

Kata-kata Sulit
- Disentri
- Kultur tinja
- Kista

Daftar Masalah dan Pertanyaan


Daftar Penjelasan Sementara

Peta Konsep

Tujuan Pembelajaran/Learning Objective


1. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi usus halus
2. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi usus besar
3. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi dari hepar
4. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi pancreas
5. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi rectum
6. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan makanan di usus halus
7. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan di usus besar
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran pankreas dalam pencernaan makanan (fisiologi
dan biokimia)
9. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran hati dalam pencernaan makanan (fisisologi dan
biokimia)
10. Mahasiswa mampu menjelaskan Proses defekasi
11. Mahasiswa mampu menjelaskan Makro dan mikro nutrient
12. Mahasiswa mampu menjelaskan Flora normal dan parasite di sistem Gastrointestinal
Ringkasan Hasil Belajar Mandiri

1. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi usus halus

Gambar: Anatomi dari duodenum

Gambar: Anatomi dari duodenum bagian dalam


Gambar: Anatomi dari Jejenum

Gambar: Anatomi dari Ileum


Gambar: Anatomi dari katub ileosekal

Gambar: Histologi dari duodenum


terdiri dari: 1. mukosa ( vili,kelenjar usus,lamina propria)
2. muskularis
3. submukosa (kelenjar Brunner)
Gambar: Histologi dari Jejenum
terdiri dari: 1. mukosa ( vili,kelenjar mukosa,lamina propria,lakteal)
2. submukosa (plika sirkularis)??
3. muskularis eksterna (pleksus auerbach’s)

Gambar: Histologi dari Ileum


terdiri dari:1. mukosa ( vili,kelenjar mukosa,lamina propria,lakteal)
2. submukosa (plika sirkularis)??
3. muskularis eksterna (bercak peyer/nodulus limfatik)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi usus besar

Struktur Intestinum Crassum tampak ventral, panjangnya sekitar 1.5 m dan terdiri dari 4
bagian:
1. Caecum, dengan appendix vermiformis
2. Colon:
- Colon ascendens
- Colon transversum
- Colon descendens
- Colon sigmoideum
3. Rektum
4. Canalis analis
Diantara colon ascendens dan colon transversum terdapat flexura coli dextra dan flexura coli
sinistra.
Struktur dari intestinum crassum, colon transversum, tampak ventral caudal
1. Dapat terlihat diameter intestinum crassum lebih besar dari intestinum tenue
2. Terdapat taenia, yaitu lapisan otot longitudinal yang ada 3 bagian. Taenia libera, yang
merupakan taenia yang nampak. Mesocolon transversum, yang melekat pada taenia
mesocolica, dan omentum majus yang melekat dengan taenia omentalis
3. Haustrate dan Plica semilunaris
4. Appendices epiploicae

Histologi Usus Besar


3. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi dari hepar
Anatomi Hepar (SOBOTTA Atlas of Anatomy , VOL 2 Internal Organs. 17 th Edition)
Pada gambar (a) menunjukan anatomi hepar tampak ventral. Pada gambar (b) menunjukan
anatomi hepar tampak dorsal.

Pada gambar (a) menunjukan pembagian divisio-divisio hepar tampak ventral. Pada gambar
(b) menunjukan pembagian divisio-divisio hepar tampak dorsal.
Gambar ini merupakan segmen-segmen pembagian dari hepar tampat ventral.

Histologi Hepar
(HISTOLOGI DASAR JANQUEIRA ATLAS,12TH EDITION)
Terdapat Trias porta yang bekerja di hepar:
1. Cabang vena porta hepatik: kaya akan nutrien, tetapi miskin oksigen/darah yang toksin
karena vena ini membawa darah balik dari usus halus untuk didetoksifikasi.
2. Cabang arteri hepatika: merupakan arteri yang menyuplai darah kaya akan oksigen ke
hepar.
3. Cabang duktus biliaris: yang akan mengalirkan cairan empedu untuk nantinya menuju
duodenum. Terdapat kanalikuli billiaris pada tempat mengalirnya garam empedu ke
cabang duktus biliaris (dari vena sentralis akan mengalirnya garam empedu ke cabang
duktus biliaris).

Terdapat sinusoid yang akan terlihat di preparat yang mana merupakan tempat vena
porta hepatik dan arteri hepatika akan menuju vena sentralis. vena sentralis dapat bergabung
dengan vena sentralis lainnya dan membentuk vena interlobularis (gabungan antara vena
sentralis) yang akan menuju vena hepatikus - inferior vena cava - atrium dextra. Terlihat juga
adanya sel hepatosit (80% dari keseluruhan lobulus hati).
4. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi pancreas

Anatomi Pankreas (Sobotta Atlas of Anatomy Internal Organs by Jens Waschke, Friedrich
Paulsen 16th eddition)

(Gambar 6.112) Gambar Organ Retroperitoneal epigastrium : Pankreas, Duodenum, Kedua


sisi Renal, Glandula suprarenalis; dari tampak Ventral

(Gambar 6.113) Gambar pankreas dan duodenum dari tampak dorsal


(Gambar 6.115) Gambar sistem saluran ekskresi pankreas dari tampak ventral

Gambar Variasi dari persimpangan ductus pancreaticus dan ductus choledocus(biliaris) (a)
menunjukan porsi persimpangan yang panjang (b) dilatasi ampula pada bagian terminal ( c )
menunjukan porsi persimpangan yang pendek (d) persimpangan dengan Pembukaan yang
terpisah (e) pembukaan terpadu dengan septasi saluran umum (f) Gangguan pada ductus
pancreaticus assesorius.

(Gambar 6.117) Gambar Arteri pada pankreas


Histologi Pankreas (Atlas of Histology with Functional Correlations 13th ed - 2017)

(Gambar 16.12) Gambar eksokrin dan endokrin dari pancreas

(Gambar 16.13) Gambar pulau pankreas (Pulau Langerhans)

(Gambar 16.14) Gambar pankreas (Pulau Langerhans) dengan pembesaran lebih besar
5. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi histologi rektum
Anatomi Rectum

Gambar : Rectum dan Canalis analis, tampak ventral


(SOBOTTA Atlas of Anatomy , VOL 2 Internal Organs. 24th Edition)

Gambar : Rectum, tampak lateral


(SOBOTTA Atlas of Anatomy , VOL 2 Internal Organs. 24th Edition)
Gambar : Arteri pada rectum, tampak dorsal
(SOBOTTA Atlas of Anatomy , VOL 2 Internal Organs. 24th Edition)

Gambar : Vena pada rectum, tampak ventral


(SOBOTTA Atlas of Anatomy , VOL 2 Internal Organs. 24th Edition)

Rectum dan canalis analis merupakan bagian terakhir dari usus besar. Rectum
merupakan lanjutan dari colon sigmoideum dan dimulai pada vertebra sakralis ke-2 dan 3.
Rectum terletak di dalam calvitas pelvis dan memiliki panjang 12 cm. Rectum dilanjutkan
menjadi canalis analis yang panjangnya 3-4 cm dan dikelilingi dua otot sphingter, M. sphincter
ani externus dan M. sphincter ani internus. Rectum memiliki 3 lipatan lintang yang tidak dapat
teratur.
Secara cranial, rectum akan membentuk konveks dorsal Fleura sacralis dan secara
caudal akan melewati M. levator ani di dasar pelvis membentuk konveks ventral Flexura
perinalis.
Vaskularisasi pada rectum:
1. Arteri
- rectalis superior
- A. rectalis media
- A. rectalis inferior
2. Vena
- V. rectalis superior
- V. rectalis media
- V. rectalis inferior

Histologi Rectum

Gambar : Rectum (potongan transversal). Pewarnaan H&E. Pembesaran lemah.


(Medical Mini Notes, Mini Atlas of Histology. Edisi 2021)

1. Mukosa
Terdapat 3 lapisan pada mukosa:
• Epitel permukaan lumen adalah epitel silindris selapis dengan striated (brush)
border dan sel goblet.
• Pada lamina propria terdapat kelenjar usus, sel adiposa, dan nodulus limfatik.
• Muskularis mukosa
2. Submukosa
3. Muskularis Eksterna
• Muskularis eksterna memilki lapisan otot polos sirkular dalam dan lapisan
longitudinal luar
• Di antara Kedua lapisan otot polos tersebut terdapat ganglion parasimpatis
pleksus mienterikus Auerbach.
4. Adventisia / Serosa
Sebagian rektum ditutupi oleh adventisia dan sebagian lainnya ditutupi oleh serosa. Di
lapisan adventisia terdapat banyak pembuluh darah.

Perbedaan rectum dan usus besar adalah di usus besar terdapat taeniae, sedangkan di
rektum tidak terdapat taeniae.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan makanan di usus halus


Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, ileum
Proses yang terjadi dalam usus halus
• Kontraksi Segmental

Kontraksi segmental berfungsi untuk mencampur makanan dalam usus halus


serta mendorong kimus. Cincin kontraksi timbul setiap beberapa cm membagi usus
menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis. Segmen yang mengalami kontraksi
setelah jeda singkat akan mengalami relaksasi, dan segmen yang sebelumnya relaksasi
akan berkontraksi. Dengan begitu kimus dapat dihancurkan dan dikocok
merata. Segmentasi juga dapat mendorong kimus perlahan menuju ke ileum. Isi usus
biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk dapat melewati seluruh usus halus.

• Migrating motility complex


Migrating motility complex timbul setelah kontraksi segmental selesai.
Migrating motility complex berfungsi untuk menyapu bersih semua sisa makanan,
debris dari usus halus diantara waktu makan. Gerakan berasal dari lambung yang
kosong, terus sampai ke bagian akhir usus. Setelah bagian akhir usus dicapai maka
siklus kembali berulang sampai waktu makan berikutnya.

• Pencernaan bahan makanan


Sebagian besar pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Di permukaan
luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut,
mikrovili, yang membentuk brush border

• Penyerapan zat gizi


Semua produk pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak, serta sebagion besar
elektrolit, vitamin, dan air dalam keadaan normal akan diserap seluruhnys oleh usus
halus. Biasanya, hanya penyerapan kalsium dan zat besi yang disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, semakin banyak makanan yang dikonsumsi, maka
semakin banyak pula makanan yang diserap. (Prinsip ini harus diketahui oleh orang
yang ingin mengontrol berat badan). Sebagian besar penyerapan makanan terjadi di
duodenum dan jejenum, dan hanya sebagian kecil di ileum.
Mengapa hanya sedikit yang di ileum?
Karena sebagian besar isi usus sudah selesai diserap sebelum mencapai di
ileum. Khusus pada ileum terjadi penyerapan vitamin 812 dan garam empedu.
Mukosa usus halus memiliki peranan yang penting dalam proses penyerapan.
Permukaan dalam usus halus berbentuk lipatan sirkuler yang dapat memperluas
permukaan usus halus 3x lipat. Pada permukaan mukosa terdapat vili dan mikrovili
yang dapat memperluas permukaan mukosa usus lagi. Makin luas permukaan usus,
maka penyerapan zat gizi akan berlangsung dengan baik
• Kolesistokinin
Hormon kolesistokinin (CCK) disekresi oleh sel "I" dalam mukosa duodenum
dan jejunum terutama sebagai respons terhadap adanya pemecahan produk lemak, asam
lemak, dan monogliserida di dalam isi usus.
Hormon ini menimbulkan kontraksi kuat kandung empedu, mengeluarkan
empedu ke dalam usus halus, tempat empedu kemudian memainkan peran penting
dalam mengemulsifikasikan zat lemak, sehingga zat lemak tersebut dapat dicerna dan
diabsorbsi,
Kolesistokinin juga menghambat kontraksi lambung secara sedang. Oleh karena
itu, pada saat yang bersamaan ketika hormon ini menyebabkan pengosongan kandung
empedu, hormon ini juga memperlambat pengosongan makanan dari lambung untuk
memberi cukup waktu supaya terjadi pencernaan lemak di traktus intestinal bagian atas.
Kolesistokinin juga menghambat selera makan untuk mencegah makan berlebih
pada saat makan melalui perangsangan serat saraf aferen sensoris di duodenum: serat-
serat ini, selanjutnya, mengirim sinyal melalui saraf vagus untuk menghambat pusat
makan di otak.

• Katup illocaecum
Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat katup iliocaecum.
Bila ada tekanan pada sisi caecum (karena terisi makanan) maka katup akan
berkontraksi sehingga makanan dan bakteri dari usus besar tidak masuk ke usus halus.
Sebaliknya bila ada tekanan pada sisi ileum (ileum berisi makanan yang siap
dialirkan ke caecum) maka katup akan membuka sehingga makanan bisa
dialirkan ke caecum.
Apa fungsi katup iliocaecum?
Untuk menjaga agar usus halus tidak terkontaminasi oleh bakteri. Pada usus
besar terdapat banyak bakteri. Bila bakteri pada kolon masuk ke usus halus yang
mengandung banyak nutrien, maka bakteri akan mudah berkembang biak
7. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan di usus besar
Pencernaan makanan di usus besar
Fungsi utama kolon adalah absorpsi air dan elektrolit kimus untuk membentuk feses
yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.
Setelah makanan dicerna dan nutrien diserap dalam usus halus, sisa makanan yang tidak
tercerna dan serat masuk ke dalam usus besar atau kolon. Makanan yang telah dicerna di usus
kecil memasuki usus besar melalui sfingter ileocecal.

Pada waktu mencapai katup ileosekal, kimus kadang dihambat selama beberapa jam
sampai orang tersebut mengonsumsi makanan yang lain; pada waktu itu, refleks gastroileal
akan meningkatkan peristaltik dalam ileum serta mendorong kimus yang terhambat tadi
melewati katup ileosekal masuk ke dalam sekum pada usus besar.

Kontraksi sfingter ileosekal dan intensitas peristaltik di ileum Terminal juga diatur
secara kuat oleh refleks-refleks dari sekum jadi tekanan atau iritasi kimia yg terjadi di sekum
dapat menghambat peristaltik ileum maupun merangsang sfingter

Fungsi dari sfingter Ileocecal:

1. Mencegah aliran Balik isi fekal dari kolon ke dalam usus halus
2. Barier bakteri colon (mencegah kontaminasi usus halus oleh bakteri dari colon)
3. Menahan isi ileum

Motilitas usus besar :

Pergerakan hautra(gerakan mencampur): terjadi ketika sisa makanan bergerak melalui


usus besar. Usus besar memiliki struktur berbentuk kantung kecil yang disebut haustra. Ketika
haustra terisi dengan sisa makanan, dinding otot usus besar akan berkontraksi dan mendorong
sisa makanan masuk ke haustra selanjutnya. Kontraksi ini terjadi selama sekitar 30 detik dan
kemudian menghilang dalam 60 detik. Gerakan ini membantu dalam mencampur sisa makanan
dan memfasilitasi penyerapan air serta nutrisi tambahan sebelum pengeluaran feses dari tubuh.

Selain gerakan mencampur, terdapat juga gerakan massa di colon. gerakan mssa adalah
jenis gerakan peristaltik yang terjadi di dalam usus besar. yang mendorong feses ke arah
rektum.

Gerakan massa ini dipicu oleh refleks gastrokolik dan membantu dalam pengosongan usus
besar.

Colon Asendens:

Colon asendens adalah bagian pertama dari kolon yang bergerak ke atas dari bagian
kanan bawah perut menuju arah abdomen atas. Di colon asendens, sisa-sisa makanan yang
masuk dari usus halus masih dalam bentuk cairan karena belum mengalami penyerapan air
yang signifikan. Proses utama yang terjadi di colon asendens adalah penyerapan kembali air
dan elektrolit dari sisa-sisa makanan yang belum dicerna. Hal ini mengubah konsistensi
makanan dari cairan menjadi lebih padat.

Colon Transversum:

Colon transversum adalah bagian kolon yang melintang di sepanjang perut, di bagian
tengah. Di colon transversum, proses penyerapan air dan elektrolit berlanjut. Selain itu, bakteri
usus besar juga berperan dalam fermentasi sisa-sisa makanan yang kaya serat, menghasilkan
beberapa nutrien tambahan dan gas. Selama perjalanan melintang ini, sisa-sisa makanan
tercampur dengan cairan pencernaan dan nutrien yang diserap dan berbentuk seperti bubur

Colon Desendens:

Colon desendens adalah bagian kolon yang bergerak ke bawah dari abdomen atas ke
panggul kiri. Di colon desendens, proses penyerapan air dan elektrolit terus berlanjut, dan tinja
semakin mengeras dan terbentuk semisemi solid. Pada tahap ini, sebagian besar nutrien telah
diserap, dan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna terus bergerak menuju kolon sigmoid.

Colon Sigmoid (Sigmoid Colon):

Colon sigmoid adalah bagian terakhir dari kolon sebelum mencapai rektum. Di colon
sigmoid, tinja yang telah terbentuk dan sudah hampir siap untuk dikeluarkan dari tubuh untuk
proses eliminasi.

Ketika gerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum, Segera timbul
keinginan untuk defekasi, termasuk refleks Kontraksi rektum dan relaksasi sfingter anus.
Pendorongan massa feses yang terus-menerus melalui anus Dicegah oleh konstriksi tonik dari
(1) sfingter ani internus, dengan penebalan otot polos sirkular sepanjang beberapa sentimeter
yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan (2) sfingter ani eksternus, Yang terdiri atas otot
lurik volunter yang mengelilingi sfingter Internus dan meluas ke sebelah distal. Sfingter
eksternus diatur oleh serat-serat saraf dalam nervus pudendus, yang merupakan bagian sistem
saraf somatis dan karena itu di bawah pengaruh volunter, dalam keadaan sadar atau secara
bawah sadar, sfingter eksternal biasanya secara terus-menerus mengalami konstriksi kecuali
bila ada impuls kesadaran yang menghambat konstriksi.

Referensi :
• Hall, John E., and Arthur C. Guyton. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.
11th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders, 2006.

8. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran pankreas dalam pencernaan makanan


(fisiologi dan biokimia)

Faktor yang sama mengatur sekresi dari empedu dan cairan pancreas juga mengatur
pelepasannya ke usus kecil. Disana mereka melakukan regulasi pencernaan makanan. Hormon-
hormon tersebut termasuk kolesistokinin dan sekretin. Garam empedu sendiri merupakan
stimulus utama untuk meningkatkan stimulasi empedu. Setelah mengonsumsi makanan
berlemak, pada saat sirkulasi enterohepatic mengembalikan sejumlah besar garam empedu ke
dalam hati. Keluaran empedu meningkat drastic.

Sekretin dilepaskan oleh sel-sel usus yang terpapar dengan kimus berlemak
merangsang sel hepatosit untuk mengeluarkan empedu. Ketika proses pencernaan tidak terjadi,
sfingter hepatopankreatik ditutup dan empedu yang dilepaskan mengembalikan saluran ductus
sistikus ke dalam kantong emepdu. Meskipun hati terus memproduksi empedu, cauran empedu
tidak masuk ke usus kecil sampai kandung empedu berkontraksi. Stimulus utama dalam
kontraksi kandung empedu adalah kolesistokinin (CCK). CCK dilepaskan ke darah ketika
kimus yang bersifat asam dan berlemak masuk ke dalam duodenum.

Berikut fungsi dari CCK:


1. merangsang sekresi cairan pancreas
2. melemaskan sfingter hepatopankreatik

Sekretin maupun kolesistokinin mendorong pancreas mengeluarkan cairannya.


Sekretin, yang dilepaskan sebagai respon terhadapat kandungan HCl di usus, terutama
menargetkan sel saluran pancreas yang menghasilkan jus pancreas encer kaya akan bikarbonat.
Kolesistokinin dilepaskan sebagai respons terhadap protein dan lemak dalam kimus. Hal ini
menstimulasi asinus untuk melepaskan cairan pankreas yang kaya akan enzim dan
mempotensiasi efek dari sekretin

9. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran hati dalam pencernaan makanan (fisisologi


dan biokimia)

Cairan Empedu

• Dibentuk oleh hepatosit


• Cairan berwarna kuning emas (golden –yellow) atau kuning kehijauan (greenish –
yellow)
• 250 ml – 500 ml empedu / hari disekresi ke duodenum

Cairan Empedu Terdiri dari :

- Asam Empedu
- Kolestrol
- Lecitin
- Protein
- Fosfolipid
- Ion Organik (Na+, K+, Cl- )
- Air
Susunan empedu hepatosit tidak sama dengan kantung empedu.

Biosintesis, Degradasi, & Ekskresi Empedu

Asam Empedu disintesis dari kolesterol oleh Hepatosit

1. Langkah Pertama :

• Reaksi7α-hidroksilasikolesterolyangdikatalisisoleh enzim Hidroksilase mikrosom (sit


P-450)
• Memerlukan O2dan NADPH
• MembentukAs.KolatdanAs.Kenodeoksikolat
• Terdapat dalam hepatosit sebagai ester ko-A yaitu : Kolil ko-A dan Kenodeoksikolil-
KoA

2.Konyugasi Asam Empedu aktif dengan Glisin ataupun Taurin

• Asam Glikolat
• Asam Glikokenodeoksikolat
• Asam Taurokolat
• Asam Taurokenodeoksikolat

3. Oleh bakteri usus akan mengalami reaksi dekonyugasi

7 α-dehidroksilasi membentuk Asam Empedu sekunder:

• Asam Litokolat
• Asam Deoksikolat

Sirkulasi Enterohepatik

• As. empedu dibentuk oleh hepatosit dari kolesterol


• Diantara waktu makan empedu disimpan di kantong empedu (mengalami pemekatan)
• Beberapa menit setelah makan disekresi ke usus
• Di ilium diserap, kembali ke hati lewat v. porta, merangsang pembentukan empedu
baru (efek koleretik)
• Di hati : akan direkonyugasi dan direhidroksilasi
• Bersama empedu yang baru dibentuk disekresi kembali ke kantung empedu

Referensi:

- Human Anatomy and physiolody Elaine Marieb edisi 9


- Biokimia Kedokteran Dasar- Pendekatan klinis
- BiokimiaHarper edisi 27

10. Mahasiswa mampu menjelaskan Proses defekasi

Proses Defekasi

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai


kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar kira-kira pada waktu yang sama
setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan
pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik
di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang
waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam
rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah
perineum. Tekanan intra- abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi
diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).
Proses defekasi diawali oleh terjadi refleks defekasi akibat ujung – ujung serabut saraf
rectum terangsang ketika dinding rectum teregang oleh massa feses. Sensasi rectum ini
berperan penting pada mekanisme continence dan juga sensasi pengisian rectum
merupakan bagian integral penting pada defekasi normal. Hal ini dapat digambarkan sebagai
berikut : pada saat volume kolon sigmoid menjadi besar, serabut saraf akan memicu
kontraksi dengan mengosongkan isinya ke dalam rectum.
Refleks defekasi menyebabkan sphincter ani internus (terdiri dari otot polos) melemas
sedangkan rektum dan sigmoid berkontraksi dengan kuat.
Bila sphincter ani externus (terdiri dari otot rangka) melemas maka terjadilah proses
defekasi.
Sphincter ani externus bekerja dibawah kontrol kesadaran, artinya kita yang membuat
sphincter ani externus untuk berelaksasi jika ingin defekasi. Proses defekasi juga dibantu oleh
gerakan mengejan yang akan menyebabkan tekanan intraabdomen meningkat sehingga dapat
membantu pengeluaran feses.
Namun apabila terjadi keadaan dimana tidak memungkinkan untuk defekasi maka
defekasi dapat ditunda sementara dengan penguatan kontraksi otot sphincter ani externus
dengan sengaja. Bila defekasi ditunda dinding rectum dan kolom akan mengalami relaksasi
sehingga keinginan untuk buang air besar mereda sampai timbul gerakan massa lagi yang
mendorong lebih banyak feses ke rektum yang kembali menegangkan rektum dan memicu
refleks defekasi kembali. Selama defekasi ditunda kedua sphincter ani tetap berkontraksi untuk
memastikan agar tidak terjadi pengeluaran feses.

Referensi:
1. Ganong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC
2. Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

11. Mahasiswa mampu menjelaskan Makro dan mikro nutrien

Makronutrien

1. Karbohidrat

Karbohidrat juga merupakan sumber kalori yang murah, selain itu beberapa golongan
karbohidrat menghasilkan serat-serat yang sangat bermanfaat sebagai dietary fiber yang
berguna bagi pencernaan dan kesehatan manusia. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat kepada penurunan fungsi
protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral dan berguna
untuk membantu metabolisme lemak dan protein

Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula.


Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Bahan makanan hewani
seperti daging, ayam dan telur sedikit mengandung karbohidrat (Almatsier, 2009). WHO
(2003) menganjurkan agar 55-75% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks.

2. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, protein adalah sumber asam-asam
amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Jenis Makanan Berprotein Hewani Tinggi

1. Telur

Telur merupakan salah satu makanan sumber protein tinggi, dengan protein murni di
bagian putih telurnya. Satu butir telur mengandung sekitar 6 gram protein dan 75 kalori. Selain
itu, telur juga kaya akan kandungan vitamin, mineral, dan lemak tak jenuh.

2. Daging

Daging ayam dan sapi juga kaya akan protein. Dada ayam tanpa kulit merupakan
makanan berprotein tinggi dengan kandungan 280 kalori dan 50 gram protein. Sementara itu,
setiap 85 gram daging sapi tanpa lemak mengandung 25 gram protein dan 185 kalori. Selain
protein, daging sapi dan ayam juga kaya akan zat besi dan vitamin B12.

3. Makanan laut

Makanan laut atau seafood seperti ikan laut, udang, cumi, dan kerang juga termasuk
dalam kategori makanan berprotein tinggi. Pasalnya, dalam seporsi ikan laut seperti salmon
dan tongkol, terkandung 19 gram protein.

4. Susu dan produk olahannya

Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, tak hanya mengandung protein
tinggi, namun juga kaya akan kalsium dan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang. Satu
gelas susu mengandung 8 gram protein, sedangkan di dalam 100 gram keju terdapat sekitar 20
gram protein. Sementara itu, 100 gram yoghurt mengandung sekitar 10 gram protein.

5. Jeroan

Jeroan seperti hati sapi mengandung 27 gram protein di tiap 100 gramnya. Kendati
tergolong berprotein tinggi. Bukan hanya dari hewan, protein juga bisa diperoleh dari
tumbuhan. Protein ini disebut protein nabati. Makanan yang merupakan sumber protein nabati
antara lain: Brokoli, Gandum, Biji-bijian, seperti biji chia dan jelai (barley), Kacang-kacangan
seperti kacang polong, kacang almond, kacang tanah, buncis, dan kacang kedelai, Tahu dan
tempe

3) Lemak

Lemak (lipid) adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax) dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat
kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif tidak larut dalam air dan (2) larut dalam
pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini penting karena nilai energinya yang
tinggi, vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan
alami. Lemak disimpan di jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai isolator
panas di jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu.

Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid dan sterol yang masing-masing mempunyai
fungsi khusus bagi kesehatan manusia. Sebagian besar (99%) lemak tubuh adalah trigliserida.
Trigliserida terdiri dari gliserol dan asam-asam lemak. Disamping mensuplai energi, lemak
terutama trigliserida, berfungsi menyediakan cadangan energi tubuh, isolator, pelindung organ
dan menyediakan asam-asam lemak esensial. Selain itu juga berfungsi penting dalam
metabolisme zat gizi, terutama penyerapan karotenoid, vitamin A, D, E dan K. Berikut adalah
tabel dari makanan yang mengandung lemak.

Mikronutrien

1. Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk produksi Hb sehingga jika terjadi anemia zat besi akan
menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan Hb yang rendah,
besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin. Pada pria dewasa
kurang lebih membutuhkan 1,5 mg per hari dan 1,5-2 mg untuk wanita dewasa.

Akan tetapi Sebagian besar zat besi yang ada dalam makanan adalah dalam bentuk besi
yang tidak larut Fe3+. Lalu Fe3+ akan direduksi menjadi bentuk Fe2+ yang dapat diserap oleh
sitokrom brush border duodenum b-reduktase-1. Setelah dalam keadaan ferro, besi diangkut
melintasi membran brush border melalui transporter logam divalen 1.

Semakin bertambah usia manusia maka akan semakin mengalami penurunan fisiologis
semua fungsi organ termasuk penurunan sumsum tulang yang memproduksi sel darah merah.
Selain itu kemampuan sistem pencernaan dalam menyerap zat- zat yang dibutuhkan oleh tubuh
terutama dalam hal ini adalah Fe juga berkurang, sehingga pada orang tua mudah mengalami
penurunan kadar Hb jika terjadi perdarahan atau ketika melakukan aktivitas berat.

Sumber makanan :

- Daging merah

- Ikan

- Hati

- Bayam

- Tahu

2. Vitamin C

Defisiensi besi adalah masalah yang umum dijumpai, sekitar 10% populasi berisiko
secara genetik mengalami kelebihan besi (hemokromatosis) dan untuk mengurangi risiko efek
samping dari pembentukan nonenzimatik radikal bebas oleh garamm besi, penyerapan diatur
secara ketat.

Besi anorganik diangkut ke sel mukosa oleh pengangkut ion logam divalen terikat-
proton, dan akumulasi intrasel melalui pengikatan dengan feritin. Besi anorganik akan diserap
dalam bentuk Fe2+ (tereduksi) sehingga keberadaan bahan-bahan pereduksi akan
meningkatkan penyerapan. Senyawa yang paling efektif adalah vitamin C, dan walaupun
asupan 40-80 mg vitamin C/hari lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan, namun asupan
20-50 mg untuk sekali makan akan meningkatkan penyerapan besi, terutama pada pengobatan
anemia defisiensi besi dengan menggunakan garam besi. Alkohol dan fruktosa juga
meningkatkan penyerapan besi.

Sumber :

- Jambu
- Bayam
- Jeruk
- Brokoli

3. Asam Folat

Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk poliglutamat. Absorpsi
terjadi sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum proksimal dan 50-80% di
antaranya dibawa ke hati dan sumsum tulang. Folat diekskresi melalui empedu dan urin. Di
mukosa usus halus, poliglutamat dari makanan akan dihidrolisis oleh enzim pteroil
poliglutamat hidrolase

Fosfat disimpan sebanyak 85% di tulang dan 14% di dalam sel, yang dimana sangat
penting dalam metabolisme sel. Penyerapan fosfat terjadi terutama di usus kecil dan efisiensi
relatifnya lebih besar di duodenum, lalu jejunum, dan terakhir di ileum. Namun, Sebagian besar
fosfor diserap di jejunum karena ukuran jejunum Panjang.

Anemia megaloblastik adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya perubahan
abnormal dalam pembentukan sel darah, sebagai akibat adanya ketidaksesuaian antara
pematangan inti dan sitoplasma pada seluruh sel seri mieloid dan eritroid. Anemia
megaloblastik merupakan manifestasi yang paling khas untuk defisiensi folat.

Gambaran darah tepi yang paling sering dihubungkan dengan anemia megaloblastik
adalah makrositosis. Makrositosis yang khas adalah makroovalositosis. Hipersegmentasi
neutrofil merupakan tanda pertama dari anemia megaloblastik di daerah tepi; bila ditemukan
5% neutrofil dengan lobus lebih dari lima kemungkinan adanya defisiensi asam folat
meningkat menjadi 98%.1,22 Pansitopenia dapat juga ditemukan pada anemia megaloblastik
dengan derajat yang bervariasi dan merupakan atribut langsung dari proses hemopoesis yang
inefektif dari sumsum tulang. Sumsum tulang menunjukkan gambaran hiperseluler dengan
hipoplasia seri eritroid. Prekursor eritroid tampak sangat besar yang disebut megaloblas. Pada
seri mieloid dijumpai adanya sel batang dan metamielosit yang sangat besar (giant
metamyelocyte).

Sumber makanan :

- green leafy vegetables (spinach)


- liver
- yeast
- fruits, including citrus fruits
- folic acid–enriched cereals
- grains

12. Mahasiswa mampu menjelaskan Flora normal dan parasite di sistem Gastrointestinal

Flora Normal & Parasit:


Flora normal merupakan organisme yang hidup pada tubuh manusia. Flora Normal terdiri dari:
• Jamur
• Bakteri

Contoh Flora Normal pada sistem pencernaan:


4. Bakteri Lactobacillus :
- Bakteri Gram positif
- bersifat anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik.
- Genus bakteri ini merupakan kelompok bakteri asam laktat, karena dapat
mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.
- Lactobacillus sp. yang digunakan sebagai probiotik, yaitu L. casei, L. salivarius,
L. acidophilus, dan L. lactis.
- Ditemukan di kolon.

5. Bakteri Bifidobacteria :
- Bakteri Gram-positif, anaerobik, non-motil, tidak membentuk spora, berbentuk
batang, berpasangan membentuk huruf V atau Y.
- Suhu optimal untuk pertumbuhan Bifidobacterium sp. adalah 37 - 41°C dan pH
optimum antara 6,5 - 7.
- Bifidobacterium sp. yang digunakan sebagai probiotik, yaitu B. infantis, B.
lactis, B. adolescentis, B. bifidum, B. breve, B. longum, B. animalis, dan B.
thermophilum.
- Ditemukan di kolon.

6. Bakteri Bacteroides :
- Bakteri Gram negatif, berkapsul, berbentuk basil, anaerobik obligat, tidak
berspora, motil dengan flagel perithrik.
- Ditemukan di kolon.

7. Jamur Candida albicans :


- Memiliki pseudohifa, hifa sejati, blastokonidia, dan sel2 ragi.
- Flora normal kulit, selaput lendir, dan GIT (Gastrointestinal).
- Ditemukan dalam jumlah kecil di duodenum, jejenum, dan kolon.

Parasit merupakan organisme yang hidup pada organisme lain, yang merugikan inang (hospes),
dengan menyebabkan penyakit.
Parasit pada sistem pencernaan terdiri atas:
• Cacing
• Protozoa

Contoh Parasit pada sistem pencernaan adalah:


1. Ascaris Lumbricoides:
- Berwarna agak kemerahan/putih kekuningan.
- Bentuk silindris memanjang
- Kedua ujung badan berbentuk pipih.
Telur dapat masuk kedalam tubuh manusia dengan kontak tanah, dimana terkadang
feses manusia digunakan sebagai pupuk. Dengan itu, telur cacing dapat masuk kedalam tubuh,
jika orang tersebut tidak mencuci tangan sebelum makan, ataupun mengkonsumsi makanan
yang tercemar seperti buah dan sayur yang belum dicuci. Dengan itu, orang tersebut dapat
terpapar penyakit ascariasis, dimana cacing Ascaris Lumbricoides telah menginfestasi usus,
sehingga dapat juga menyebar ke organ lainnya seperti paru.

2. Fasciola Hepatica:
- Memiliki panjang 2,5 - 3 cm dan lebar 1,5 cm
- Berbentuk seperti daun pipih
Telur cacing hati dapat memasuki tubuh manusia dengan cara:
- Mengonsumsi tumbuhan ataupun hewan yang terpapar telur Fasciola Hepatica.
- Meminum air yang tercemar

3. Giardia lamblia:
Giardia Lamblia merupana protozoa, yang hidup di air (aquatic), dimana
protozoa tersebut dapat berenang dengan menggunakan flagellata. Protozoa tersebut
dapat menginfeksi manusia dengan mengkonsumsi air yang tercemar, sehingga Giardia
lamblia dapat masuk kedalam usus kecil, dimana protozoa dapat menempel pada sel
epitel usus dan menyebabkan gangguan pada motilitas usus dan juga malabsorbsi
nutrisi.
4. Entamoeba histolytica:
Entamoeba histolytica merupakan protozoa yang dapat menginfeksi manusia
dengan mengonsumsi air dan makanan yang tercemar, ataupun pada saat meminum air
sungai pada saat berenang. Entamoeba histolytica dapat merusak dan menembus
dinding usus yang mengakibatkan kerusakan jaringan.

Referensi:
• PPT dr. Herryanis Homenta, Flora Normal pada Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier
dan Pancreas.
• Situ, C., et al. (2017). Soil-Transmitted Helminth Infections: Ascariasis, Trichuriasis,
and Hookworm. The Lancet, 391(10117), 252–265.
• Gardiner, C. H., & Poynton, S. L. (2018). Giardiasis. In: DPDx - Laboratory
Identification of Parasites of Public Health Concern. Centers for Disease Control and
Prevention (CDC).
• Stanley Jr., S. L. (2003). Amoebiasis. The Lancet, 361(9362), 1025–1034.
• Marcos, L. A., & Terashima, A. (2008). The Biology of Fasciola hepatica and Fasciola
gigantica. In: Dalton, J. P. (Ed.), Fasciolosis. CABI Publishing.

Anda mungkin juga menyukai