Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR BISNIS ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam
Dosen Pengampun : Beid Fitrianova Andriani,ST.,ME

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. WAHYU HIDAYAH (501220075)
2. SATIRA (501220085)
3. LISA ZAHARA (501220088)
4. M RIZQI LANANG PAMUNGKAS (501220105)
5. BINTANG AULIA PRATAMA (501220106)
6. SITI ALMUKIANI (501220107)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmatnya kepada pemakalah sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Dasar-Dasar Bisnis Islam”
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Etika
Bisnis Islam yang dibimbing oleh Beid Fitrianova Andriani,ST.,ME .Kami mengucapkan
terimakasih atas bimbingan dan saran beliau, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami dalam penuh kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kritikan dan saran sebagai masukkan bagi kami kedepan dalam
pembuatan makalah sangat berarti. Akhir kata kami mengucapkan mohon maaf bila ada kata-
kata dalam penyampaian yang kurang berkenan. Sekian dan Terima Kasih.

Jambi, Maret 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Konsep dasar ekonomi islam...............................................................................................2
1.Pengertian Ekonomi Islam.................................................................................................2
2. Dasar ekonomi islam..........................................................................................................2
B. Pandangan Islam Tentang Bisnis........................................................................................3
C. Konsep Dasar Bisnis Islam.................................................................................................3
D. Maksud dan Tujuan Orientasi Bisnis Islam......................................................................5
1. Pertumbuhan...................................................................................................................6
2. Keberlangsungan............................................................................................................6
3. Keberkahan.....................................................................................................................6
E. Perbedaan Bisnis Islam dengan Bisnis Konvensional........................................................7
BAB III.........................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis selalu memegang peranan vital di dalam kehidupan sosial dan ekonomi
manusia epanjang masa, sehingga kepentingan bisnis akan mempengaruhi tingkah laku bagi
emua tingkat individu, soial, regional, nasional, dan internasional
Umat islam telah lama terlibat dalam dunia bisnis, yakni sejak empat belas abad yang
silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena islam menganjurkan
umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis. Rasulullah saw sendiri terlibat di dalam kegiatan
bisni selaku pedagang berama istrinya khadijah.
Al Qur’an sebagai kitab suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah
yang berifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna ( kompherensif) dan
abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an mengandung prinsip-prinsip dan
petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia termasuk masalah-
masalah yang berhunungan dengan dunia bisnis. Maka dari sebab itu pada makalh kali ini
kami akan membahas mengenai Konsep Bisnis dalam Islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa Konsep dasar ekonomi islam?
2. Apa Pandangan islam tentang bisnis?
3. Apa Konsep dasar bisnis islam?
4. Apa Maksud, tujuan orientasi bisnis islam?
5. Apa Perbedaan bisnis islam dan konvensional?
6. Apa Saja Contoh bisnis islam?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar ekonomi islam

1.Pengertian Ekonomi Islam


Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan no-mos. Kata oikos berarti rumah
tangga (house-hold), sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur. Maka secara garis besar
eko- nomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau manajemen rumah tangga. Kenyataannya,
ekonomi bukan hanya berarti rumah tangga suatu keluarga, melainkan bisa berarti ekonomi suatu
desa, kota, dan bahkan suatu negara.
Ilmu yang mempelajari bagaimana setiap rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya
yang mereka miliki, untuk memenuhi kebutuhan mereka disebut ilmu ekonomi. Definisi yang
lebih populer yang sering digunakan untuk menerangkan ilmu ekonomi tersebut adalah: "Salah
satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan
masyarakat dalam usahanya untuk memenuhi kebu- tuhan yang relatif tidak terbatas, dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas adanya.”
2. Dasar ekonomi islam
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah sekadar trustee
(pemegang amanah). Oleh sebab itu, manusia harus mengikuti ketentuan Allah dalam segala
aktivitasnya, termasuk aktivitas ekonomi. Ketentuan Allah yang harus dipatuhi dalam hal ini
tidak hanya bersifat mekanistis dalam alam dan kehidupan sosial, tetapi juga yang bersifat
teologis (ulûhiyyah) dan moral (khuluqiyyah).
Ada tiga aspek yang sangat mendasar dalam ajaran Islam, yaitu aspek akidah (tawhid), hukum
(syari'ah),dan Akhlak. Ketika seseorang memahami tentang ekonomi Islam secara keseluruhan,
maka ia harus mengerti ekonomi Islam dalam ketiga aspek tersebut.
Ekonomi Islam dalam dimensi akidahnya mencakup atas dua hal:
1) pemahaman tentang ekonomi Islam yang bersifat ekonomi ilahiyah;
2) pemahaman tentang eko- nomi Islam yang bersifat Rabbaniyah.
Segala pembahasan yang berkaitan dengan ekonomi Islam sebagai ekonomi ilahiyah,
berpijak pada ajaran tawhid ulûhiyyah. Ketika seseorang mengesakan dan menyembah Allah,
dikarena- kan kapasitas Allah sebagai dzat yang wajib disembah dan juga tidak menyekutukan-
Nya (al-An'am [16]: 102 dan adz-Dzâriyat [51]: 56), hal ini berimplikasi pada adanya niat yang

2
tulus, bahwa segala pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia adalah dalam rangka beribadah
kepada Allah, sebagai satu bentuk penyembahan kepadaNya.1

B. Pandangan Islam Tentang Bisnis


Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Oleh
karena itu, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Salah satunya melalui
bekerja, dan salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis.
Islam mewajibkan setiap Muslim, khususnya yang memiliki tanggung- an, untuk "bekerja."
Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta
kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah." Allah SWT menerangkan
tentang harta sebagai karunia dari-Nya dan memerintahkan kepada manusia untuk bekerja dan
berusaha.100 Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai suatu kebaikan dan sebaliknya kemalasan
dinilai sebagai keburukan.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, bekerja adalah bagian ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap
konsisten terhadap peraturan Allah, suci niatnya dan tidak melupakan-Nya. Dengan bekerja,
manusia dapat melaksanakan tugas kekhalifahannya, menjaga diri dari maksiat, dan meraih
tujuan yang sangat besar. Demikian pula, dengan bekerja individu bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya, dan berbuat baik dengan tetangganya. Semua
bentuk yang diberkati agama ini hanya bisa terlaksana dengan memiliki harta dan
mendapatkannya dengan bekerja.2

C. Konsep Dasar Bisnis Islam


Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan amalan.
Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan sunnah nabi. Al-Qur'an dalam mengajak manusia untuk
mempercayai dan mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek kehidupan seringkali
menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual-beli, untung-rugi, dan
sebagainya. Dalam konteks ini Al- Qur'an menjanjikan dalam surat At Taubah: 111 yang
berbunyi: 38

‫ِإَّن َهَّللا اْشَتَر ى ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنيَن َأنُفَسُهْم َو َأْمَو َلُهم ِبَأَّن َلُهُم اْلَج َّنَة ُيَقِتُلوَن ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َفَيْقُتُلوَن َو ُيْقَتُلوَن َو ْعًدا َع َلْيِه َح ًّقا ِفي الَّتْو َر َن ِة‬
‫َو اِإْل نِج يِل َو اْلُقْر َء اِن َو َم ْن َأْو َفى ِبَعْهِدِه ِم َن‬

‫ َو َذ ِلَك ُهَو اْلَفْو ُز اْلَعِظ يُم‬،‫) ِهللا َفاْس َتْبِش ُر وا ِبَبْيِع ُك ُم اَّلِذ ى َباَيْع ُتم ِبِه‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil
dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka

1
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Ed 3, (Jakarta: PT RajaGrafindo Perada, 2012),
2
Mardani, hukum bisnis syariah

3
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar"
(QS At-Taubah:111)
Dan teradapat juga di surat Al Jumu'ah: 9-10 yang berbunyi:
‫َيَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا ِإَذ ا ُنوِدَي ِللَّص َلوِة ِم ن َيْو ِم اْلُج ُم َع ِة َفاْس َعْو ا ِإَلى ِذ ْك ِر ِهَّللا َو َذ ُر وا اْلَبْي َع َذ ِلُك ْم َخ ْي ٌر َّلُك ْم ِإن ُكنُتْم َتْع َلُم وَن * َف ِإَذ ا‬
‫ُقِضَيِت الَّص َلوُة َفانَتِش ُر وا ِفي اَأْلْر ِض‬
‫) َو اْبَتُغوا ِم ن َفْض ِل ِهَّللا َو اْذ ُك ُر وا َهَّللا َك ِثيًر ا َّلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح وَن‬
Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung" (Qs. Al Jumu'ah: 9-10)
Ayat ini memberi pengertian agar berbisnis (Mencari kelebihan karunia Allah) dilakukan setelah
melakukan salat dan dalam pengertian tidak mengesampingkan dan tujuan keuntungan yang
hakiki yaitu keuntungan yang dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong
melakukan kerja keras termasuk dalam berbisnis, Al-Qur'an menggaris bawahi bahwa dorongan
yang seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis adalah memperoleh apa yang berada di sisi
Allah. Karena itu pula pada ayat yang berbicara tentang naluri manusia (hub asy-syahwati)
diatas, di akhiri dengan: Wallahu indahu husnul ma'ab "(Disisi Allah kesudahan yang paling
baik)".
Atas dasar ini maka, pandangan orang yang bekerja dan berbisnis harus melampaui masa kini
dan masa depannya yang dekat. Dengan demikian visi masa depan dalam berbisnis merupakan
etika pertama dan utama yang digariskan Al-Qur'an, sehingga pelaku-pelakunya tidak sekadar
mengejar keuntungan sementara yang akan segera habis tetapi selalu berorientasi masa depan.
Bisnis merupakan kegiatan muamalah. Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan pada
etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang
kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam jual beli sehingga dapat membawa pada pola transaksi jual beli
yang sehat dan menyenangkan. Oleh karena itu, tidaklah cukup mengetahui hukum jual beli
tanpa adanya pengetahuan tentang konsep pelaksanaan transaksi jual beli tersebut. Sebenarnya,
konsep yang penulis tawarkan tidaklah sulit melainkan konsep yang sering ditemui di kalangan
masyarakat. Hanya saja, dalam hal ini, penulis ingin memperkenalkan konsep “JARAS" dalam
transaksi jual beli yang mengacu pada fiqh Islam. Hal ini dimaksudkan agar transaksi tersebut
jauh dari perbuatan keji, kotor dan bahkan merugikan.
Banyak para penjual dan pembeli tidak menghiraukan konsep di atas padahal konsep tersebut
merupakan awal untuk bangkit dan menguntungkan. Di samping itu, konsep tersebut juga
merupakan komponen dalam konsep jual beli dalam fiqh Islam. Jika diperhatikan secara global,
memang perilaku tersebut kelihatan remeh, tetapi sebaliknya, jika benar-benar diperhatikan,
maka akan dapat membuat pola transaksi jual beli yang sehat, menyenangkan dan bahkan
menguntungkan. Konsep tersebut adalah sebagai berikut:

4
1. Jujur
Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah saw yang patut ditiru. Rasulullah saw dalam
berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu menjelaskan kualitas
sebenarnya dari barang yang di jual serta serta tidak pernah berbuat curang.
2. Amanah
Amanah dalam Bahasa Indonesia adalah dapat di percaya. Dalam transaksi jual beli, sifat
Amanah sangatlah diperlukan karena dengan amanh maka kita semua akan berjalan
dengan lancar.
3. Ramah banyak orang yang susah untuk berperilaku ramag antar sesame. Sering kali
bermuka masam Ketika bertemu dengan orang atau bahkan memilih untuk berperilaku
ramah.
4. Adil
Adil merupakan sifat Allah saw. Dan Rasullullah saw merupakan contoh manusia yang
berlaku adil.

D. Maksud dan Tujuan Orientasi Bisnis Islam


Sejalan dengan kaidah ushul "al-aslu fi al-afal at-taqayyud bi hukmi asy-syar'i", yang
berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara': wajib, sunnah,
mubah, makruh, atau haram, maka pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan
syariat. Syariat merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi
bisnis. Dengan kendali syariat, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama yaitu: (1) target
hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, (2) pertumbuhan, artinya terus meningkat, (3)
keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin, dan (4) keberkahan atau keridhaan Allah.
Tujuan perusahaan tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi)
setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit nonmateri
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana
persaudaraan, kepedulian sosial, dan sebagainya. Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata
memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri.
Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah
madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah
ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah, berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan
manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), dan
bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah

5
(akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan
perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta hubungan persaudaraan yang islami, bukan
sekadar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu, qimah ruhiyah berarti perbuatan
tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam setiap amalnya, seorang muslim selain harus berusaha meraih qimah yang dituju,
upaya yang dilakukan itu juga haruslah sesuai dengan aturan Islam. Dengan kata lain, ketika
melakukan suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah. Inilah
yang dimaksud dengan menyatukan antara materi dan ruh. Inilah juga yang dimaksud bahwa
setiap perbuatan muslim adalah ibadah.
1. Pertumbuhan
Jika profit materi dan benefit nonmateri telah diraih sesuai target, perusahaan akan
mengupayakan pertumbuhan atau kenaikan terus-menerus dari setiap profit dan benefitnya itu.
Hasil perusahaan akan terus diupayakan agar tumbuh meningkat setiap tahunnya. Upaya
penumbuhan ini tentu dijalankan dalam koridor syariat. Misalnya, dalam meningkatkan jumlah
produksi seiring dengan perluasan pasar, peningkatan inovasi sehingga bisa menghasilkan
produk baru dan sebagainya.
2. Keberlangsungan
Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaan bila hanya berhenti pada
pencapaian target hasil dan pertumbuhan. Karena itu, perlu diupayakan terus agar pertumbuhan
target hasil yang telah diraih dapat dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup
lama. Sebagaimana upaya pertumbuhan, setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan
tersebut juga dijalankan dalam koridor syariah.
3. Keberkahan
Faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridha Allah SWT meruapakan puncak
kebahagiaan hidup manusia muslim. Bila ini tercapai, menandakan terpenuhinya dua syarat
diterimanya amal manusia, yakni adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan
tuntunan syariat. Karenanya, para pengelola bisnis perlu mematok orientasi keberkahan yang
dimaksud agar pencapaian segala orientasi di atas senantiasa berada di dalam koridor syariat
yang menjamin diraihnya keridhaan Allah SWT.

6
E. Perbedaan Bisnis Islam dengan Bisnis Konvensional
Secara garis besar perbedaan antara bisnis islam atau syariah dan bisnis konvensional
terdapat pada asas, asumsi dasar, dan latar belakang filosofi. Bisnis islam berasaskan akidah
islam dan dikendalikan oleh aturan halal dan haram, baik dari cara perolehan maupun
pemanfaatan harta. Sementara bisnis konvensional berasaskan sekularisme yang berpedoman
pada nilai-nilai material, tanpa memperhatikan aturan halal dan haram dalam setiap perencanaan,
pelaksanaan, dan segala usaha yang dilakukan dalam meraih tujuan-tujuan bisnis.
Asumsi dasar bisnis konvensional adalah rasio manusia di mana manusia berusaha
mencapai kepuasan sebesar-besarnya atas dasar resources tertentu atau bagaimana mencapai
profit tertentu dengan ongkos sekecil-kecilnya. Dalam bisnis islam bukan hanya rasio yang
dikembangkan melainkan rasio Al-Qur’an dan hadits yang berdasarkan pada tauhid, rububiyah,
khilafah, dan ma’ad (ada kehidupan sesudah kehidupan di dunia).
Dengan melihat karakter yang dimiliki baik bisnis islam maupun bisnis konvensional dapat
tumbuh bergantung pada macam sistem dan lingkungan yang ada. Bisnis islam hanya akan hidup
secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang islami. Dalam lingkungan yang tidak islami,
pelaku bisnis islam akan mudah sekali terseret dan sukar berkelit dalam kegiatan yang dilarang
agama seperti uang pelicin saat perizinan usaha, menyimpan uang dalam rekening koran yang
berbunga, hingga iklan yang tidak senonoh. Sebaliknya, bisnis konvensional juga tidak akan
hidup secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang islami kecuali ia mengubah dirinya
menjadi bisnis yang memperhatikan nilai-nilai islam. Bisnis konvensional dalam lingkungan
islami pasti akan berhadapan dengan aturan-aturan yang melarang segala kegiatan yang
bertentangan dengan syariat.
Selain hal-hal tersebut, menurut Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Krebet
Widjajakusuma3, terdapat pula perbedaan dari karakteristik antara bisnis islam dengan bisnis
konvensional sebagai berikut.

3
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema
Insani Press, cet. 5, 2006), hlm. 22.

7
Tabel 1 Perbedaan Bisnis Islam dan Bisnis Konvensional

Bisnis Islam Karakteristik Bisnis Bisnis Konvensional


Akidah islam (nilai-nilai Sekularisme (nilai-nilai
Asas
transedental halal-haram) material)
Dunia-akhirat Motivasi Dunia
Profit dan benefit (non-
Profit, pertumbuhan,
material/qimah), pertumbuhan, Orientasi
keberlangsungan
keberlangsungan, keberkahan
Tinggi (bisnis adalah bagian Tinggi (bisnis adalah
Etos kerja
dari ibadah) kebutuhan duniawi)
Maju dan produktif, Maju dan produktif sekaligus
koensekuensi keimanan, dan Sikap mental konsumtif, konsekuensi
manifestasi kemusliman aktualisasi diri
Cakap dan ahli dibidangnya, Cakap dan ahli dibidangnya,
konsekuensi dari kewajiban Keahlian konsekuensi dari motivasi
seorang muslim reward dan punishment
Terpercaya dan bertanggung Bergantung kemauan individu
jawab, tujuan tidak Amanah (pemilik kapital), tujuan
menghalalkan cara menghalalkan cara
Halal Modal Halal dan haram
Sesuai dengan akad kerjanya
Sesuai dengan akad kerjanya Sumber daya manusia atau sesuai dengan keinginan
pemilik modal
Halal Sumber daya lainnya Halal dan haram
Visi dan misi organisasi terkait Visi dan misi organisasi
erat dengan misi penciptaan Manajemen strategi ditetapkan berdasarkan pada
manusia di dunia kepentingan material belaka
Jaminan halal bagi setiap Manajemen Tidak ada jaminan halal bagi
masukan, proses, keluaran, operasional setiap masukan, proses,
mengedepankan produktivitas keluaran, mengedepankan
dalam koridor syariah produktivitas dalam koridor

8
manfaat
Jaminan halal bagi setiap Tidak ada jaminan halal bagi
masukan, proses, dan keluaran Manajemen keuangan setiap masukan, proses, dan
keuangan keluaran keuangan
Pemasaran dalam koridor
Manajemen pemasaran Pemasaran menghalalkan cara
jaminan halal
SDM professional dan
SDM professional, SDM
berkripibadian islami, SDM
adalah faktor produksi, SDM
adalah pengelola bisnis, SDM Manajemen SDM
bertanggung jawab pada diri
bertanggung jawab pada diri,
dan majikan
majikan, dan Allah SWT

F. CONTOH BISNIS ISLAM


Contoh- contoh bisnis syariah yang dapat dijadikan bahan evaluasi untuk bisnis adalah sebagai
berikut:
1. Biro Haji Dan Umroh
Bisnis biro haji dan umroh juga merupakan contoh bisnis yang dapat dipertimbangkan .mayoritas
penduduk indonesia beragama islam dan memiliki kesadaran penting ibadah nya ibadah
haji .maka ,biro perjalanan haji dan umroh menjadi permintaan tinggi
2. Jual Beli Dengan Prinsip Syariah
Prinsip jual beli dengan mematuhi prinsip syariah juga bisa dijadikan contoh bisnis.tidak ada
batasan produk yang bisa dijual selama menjalankan usaha dengan jujur ,amanah,dan tanggung
jawab .penting untuk menjalankan bisnis dengan prinsip syariah berdasarkan aturan yang
dianjurkan oleh ALLAH SWT
3. Kosmetik Halal
Bidang kecantikan dan kosmetik saat ini memiliki pasar yang luas,tetapi tidak emua produk
memiliki sertifikasi halal.jika anda memiliki produk kosmetik halal,ini bisa menjadi peluang
bisnis kosmetik tidak hanya menarik bagi perempuan tetapi juga bagi laki-laki produk kosmetik
tidak hanya berbentuk bedak ,pelembab wajah,atau parfum ,tetapi juga mencakup deodorant dan
pelembab wajah khusus peria.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep dasar bisnis islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk
melaksanankan amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan sunnah nabi. Karakteristik
bisnis islam tidak hanya mengatur urusan keduniaanya saja, tetapi juga memberikan
kebahagiaan serta ancaman di akhirat. Sifatnya yang multidimensi menjadikan fleksibel
untuk dilaksanakan kapan saja dan Dimana saja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fauziana, ika yunia dan abdul kadir riyadi,2014. “Prinsip dasar Ekonom
islam perspektif maqashid al-syariah” cetakan ke-1
Adiwangsa,2002 “ekonomi isalam”(Jakarta: Gema Insani Perss)
Mardani, “ hukum bisnis syariah”.
Miftahurrahmah Dkk, “ konsep bisnis islam”.

11

Anda mungkin juga menyukai