Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H.

T
DI RUANGAN CVBC LANTAI 3 RSUP PROF
DR. R.D KANDOU MANADO

Clinical Teacher :
Ns. Muhammad Nurmansyah, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5:

Jeanet S. Simbage 230141040012


Putri Pratiwi A.S 230141040020
Dewini Pangalila 230141040024
Eliardo Tulus 230141040025
Shania Lomboan 230141004039
Israwati Sibua 230141004045

PROFESI NERS ANGKATAN 18


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023

|
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Pasien : Tn. HT


Ruang/ Kamar : 4 bed 1
No. Rekam Medis : 00251589
Tanggal Masuk RS : 26 November 2023
Tanggal Pengkajian : 27 November 2023
Diagnosa Medis : Congestive heart failure

IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Initial : Tn HT
Umur : 64 Tahun
Status perkawinan : Sudah Menikah
Jumlahanak :2
Agama/ suku : Kristen protestan
Warganegara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan kantor pos
Alamat rumah : Malalayang

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 62 Tahun
Alamat rumah : Malalayang
Hubungan dengan pasien : Istri

DATA MEDIK
Saat masuk:
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri dada bagian tengah yang memberat 1 jam SMRS,
dirasakan tembus belakang, tidak menjalar ke lengan kiri. Nyeri dirasakan terus-menerus dan
tidak menghilang dengan istirahat. Nyeri dada sudah dirasakan sejak 1 bulan terakhir yang
memberat dalam 1 minggu terakhir. Nyeri bersifat hilang timbul dan tidak menjalar. Saat
nyeri pasien kadang disertai dengan adanya sesak nafas. Sesak napas dirasakan pasien
terutama saat beraktivitas sedang atau biasanya jika berjalan agak jauh DOE (+), PND (-),
Ortopnea (+)

Saat Pengkajian:
Pasien mengatakan nyeri dada hilang timbul baik saat istirahat maupun saat sedang aktivitas
dengan skala nyeri 5, pasien mengalami kesulitan tidur dan tubuh merasa lemah. Pasien
merasa sesak apabila melakukan aktivitas ringan.

TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Skala Coma Glasgow
a. Respon Motorik :6
b. Respon Bicara :5
c. Respon Membuka Mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : Compos mentis

|
2. Tekanan Darah : 101/51mmHg
MAP : 67,6 mmHg
Kesimpulan : tidak normal
3. Nadi : 51 x/mnt
Irama : Tidak teratur
bradikardi : Kuat dan Lemah
4. Suhu : 36 derajat celcius
5. Pernafasan : 21 x/mnt
Irama : Teratur
Jenis : Dada

Tinggi Badan : 160 cm


Berat badan : 45 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 17,57
SPO2 : 99%
Kesimpulan : underweightt (kurus)

Pengkajian nyeri
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul

Pengkajian Risiko Jatuh Geriatri


No Resiko Skala Skroring

1 Gangguan gaya berjalan 4 4

2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3 3

3 Kebingungan setiap saat 3 3

4 Nokturia/inkontinen 3 0

5 Kebingungan intermiten 2 0

6 Kelemahan umum 2 2

7 Obat-obatan beresiko tinggi 2 2

8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2 2

9 Osteoporosis 1 0

10 Gangguan pendengaran atau penglihatan 1 1

11 Usia 70 tahun ke atas 1 0

Jumlah 17
Hasil: Pasien risiko tinggi jatuh

|
GENOGRAM

64 62

35 23

Keterangan :
Laki-laki =

Perempuan =

Pasien =

Tinggal serumah =

POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit memiliki pola yang baik terhadap kesehatannya
2. Riwayat penyakit saat ini
a. Keluhan utama :
Pasien mengatakan merasakan nyeri di area dada, skala 5, nyerinya hilang timbul
saat istirahat maupun beraktivitas, badan terasa lemah dan sulut tidur
b. Riwayat keluhan utama:
Pasien merasakan nyeri sudah sekitar 1 minggu terakhir
c. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Pasien memiliki riwayat gatal-gatal apabila makan tepung, udang dan kerang
3. Riwayat Kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada penyakit bawaan keluarga
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kebersihan rambut : Rambut pasien tampak bersih
b. Kulit Kepala : Kulit kepala pasien tampak bersih
c. Kebersihan kulit : Kulit pasien tampak bersih
d. Hygiene rongga mulut : Rongga mulut pasien tampak bersih
e. Kebersihan genitalia : Kebersihan genitalia pasien tampak bersih
f. Kebersihan anus : Kebersihan anus pasien tampak bersih

|
POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola nutrisi baik, napsu makan baik dengan komposisi
makanan lengkap dan minum air yang cukup. Namun ada pantangan tidak boleh makan
tepung, udang dan kerang.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengataka saat sakit, napsu makan sedikit menurun tapi masih baik. Namun ada
pantangan tidak boleh makan tepung, udang dan kerang
3. Observasi :
Pasien tampak tidak memiliki masalah pada pola nutrisi dan metabolik
Pemeriksaan Fisik
a. Hidrasi kulit : Kulit pasien tampak sedikit berkelupas
b. Palpebrae / conjungtiva : Tampak normal dan tidak anemis
c. Sklera : Tampak normal dengan warna putih
d. Hidung : Tampak normal
e. Rongga mulut : Tampak normal
f. Gigi : Tampak terdapat 2 gigi ompong
g. Lidah : Tampak sedikit keputihan
h. Faring : Tampak normal
i. Kelenjar getah bening : Tampak normal
j. Kelenjar parotis : Tampak normal
k. Abdomen : Tampak normal

Inspeksi Bentuk : Tampak normal


Bayangan Vena : Tampak normal
Auskultasi Peristaltik usus : 20 x/mnt
Palpasi Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada
Perkusi Ascites : Negatif
Kulit Edema dan Ikterik : Negatif
Lesi Tidak ada

POLA ELIMINASI
1. Keadaan Sebelum sakit :
Sebelum sakit pasien mengatakan pola eliminasinya baik. BAK sekitar 6 kali sehari
dan BAB sekiar 2 kali sehari.

2. Keadaan sejak sakit:


Saat sakit, pola eliminasi tidak normal. BAB hanya kemarin dan tidak lancar, BAK 3-
4, warna kuning terang.
3 Pemeriksaan Fisik
a Peristaltik : normal
usus
b Palpasi : Ascites
abdomen Negatif
c Palpasi : Normal
bladder
c Nyeri ketuk : Normal

|
ginjal
d Anus : Terdapat hemoroid

POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit bisa beraktivitas dan latihan dengan baik
2. Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan saat sakit ketika beraktivitas seperti pergi ke toilet cepat lelah atau sesak
berbaring pun di tempat tidur terasa lelah.
3. Observasi
a. Aktivitas harian
Makan : Mandiri
Mandi : Hari ini belum mandi
Pakaian : Tampak rapih
Buang air besar : Mandiri
Buang air kecil : Mandiri
Mobilisasi di : Mandiri
Tempat tidur
b. Postur Tubuh : Tampak sedikit membungkuk
c. Gaya jalan : Hanya pelan-pelan, sedikit merangkak
4. Pemeriksaan Fisik:
Nilai EF (26 %)
a. CRT : .>2 detik
b. Thorax & Paru
Inspeksi
Bentuk Thorax : Normal
Sianosis : negatif
Palpasi
Vocal Premitus : Normal
Perkusi
Batas hepar : Sonor
Kesimpulan : Normal
Auskultasi
Suara nafas : Vesikuler
Suara ucapan : Jelas tapi pelan
Suara tambahan : Tidak ada suara napas tambahan
c. Jantung
Inspeksi
Ictus cordis : Tidak tampak
Palpasi
Ictus cordis : Teraba
Perkusi
Batas kanan : Batas jantung kanan ICS 4 linea parasternalis dextra
Batas kiri : Batas jantung kiri pada ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi : BJ1-2 reg, murmur (-), gallop (-)

|
Lengan dan tungkai
Atrofiotot : : Negatif
Rentang gerak : : Normal

Uji kekuatan otot :5 5


5 5

Refleks fisiologi : : Normal


Refleks patologi : : Normal
Clubbing finger : : Normal
Varises Tungkai : : Tampak sedikit varises
Columna
Vetebralis
Inspeksi
Kelainan : : Tidak ada
bentuk
Palpasi
Nyeri : : Tidak ada
tekan
N. III – IV - VI : : Normal
N. V Motorik : : Normal
N. VII Motorik : : Normal
N. VIII Romberg : : Positif
Test
N.XI : : Normal

POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah karena pasien dapat tidur
nyenyak
2. Keadaan sejak sakit:
Pasien mengatakan saat sakit mengalami sulit tidur. Pasien hanya tertidur jam 5 subuh
dan hanya sebentar. Selain itu, pasien tidak bisa tidur. Pasien juga tidak merasa puas
dengan tidurnya yang hanya sebentar
3. Observasi :
Pasien tampak mengalami gangguan tidur
Ekspresi wajah : Mengantuk
Banyak menguap : Positif
Palpebra inferior gelap:Positif

POLA PERSEPSI KOGNITIF


1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan sebelum sakit, pola
sakit pikirnya bagus
2 Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan saat sakit, pola pikirnya
bagus
3 Pemeriksaan Fisik
a Penglihatan
Cornea : Normal
Visus : Sedikit bermasalah

|
Pupil : Normal
Lensa mata : Sedikit kabur
b Pendengaran
Kanalis : Penurunan fungsi
Membran : Penurunan fungsi
Timpani
c NI : Normal
d N II : Normal
e N V Sensorik : Normal
f N VII Sensorik : Normal
g N VIII : Tidak normal
Pendengaran Normal

|
POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan memiliki persepsi dan
sakit konsep diri yang baik
2 Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan memiliki persepsi dan
konsep diri yang baik
3 Observasi
a Kontak mata : Normal
b Rentang : Normal
Perhatian
c Suara dan cara : Normal
bicara
d PosturTubuh : Normal

POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik
sakit dengan keluarga
2 Keadaan sejak : Pasien mengatakan memiliki hubungan yang
sakit baik dengan keluarga
3 Observasi : Pasien terlihat memiliki hubungan yang baik
dengan keluarganya

|
POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1 Keadaan Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola seksualnya normal
2 Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola seksualnya normal

POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan sebelum sakit, tidak
sakit merasakan stres
2 Keadaan sejak : Pasien mengatakan saat sakit merasakan stres
sakit karena ingin cepat pulang

POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan sebelum sakit memiliki nilai
sakit dan kepercayaan baik
2 Keadaan sejak : Pasien mengatakan saat sakit tetap memiliki
sakit nilai dan kepercayaan baik

|
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 26/11/2023

Hematologi
Leukosit 7,7 4,0-10,0 10 ̌3/uL
Eritrosit 3,96 4,70-6,10 10 ̌6/uL
Hemoglobin 12,1 13,0-16,10 g/dL
Hematokrit 34,3 39,0-51,0 %
Trombosit 159 150-450 10 ̌3/uL
MCH 30,6 27,0-35,0 Pg
MCHC 35,3 30,0-40,0 g/dL
001 Eosinofil 13 1-5 %
Basofil 0 0-1 %
Netrofil Batang 4 2-8 %
Netrofil Segmen 40 50-70 %
Limfosit 37 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
MCV 86,6 80,0-100,0 fL
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 58 70-140 mg/L
Asam Urat (Uric 5,1 2,0-6,5 mg/L
Acid)
Cholesterol 129 133-200 mg/L
HDL Cholesterol 56 >40 mg/L
LDL Cholesterol 58 60-130 mg/L
Trigliserida 76 30-190 mg/L
Albumin 3,80 3,50-5,70 g/dL
Magnesium 2,03 1,70-2,50 mg/L
CK/CPK 105 26-190 U/L
CKMB 76 0-24 U/L
Troponin T <40 <50 ng/L
Ureum Serum 17 10-40 mg/L
Creatinine Serum 0,8 0,5-1,5 mg/L
SGOT 41 <33 U/L
SGPT 33 <43 U/L
Calsium Total 8,57 8,62-10,31 Mg/dL
Natrium Serum 133 135-153 mmol/L
Kalium Serum 4,2 3,5-5,1 mmol/L
Klorida Serum 92 97-111 mmol/L
HEMOSTASIS

|
PT
@detik
Pasien 29,4 12,0-16,0 Detik
Kontrol 13,4 12,5-17,0 Detik
@INR
Pasien 2,35 0,80-1,30 Detik
Kontrol 1,05 0,80-1,30 Detik

AAPT
Jalan 39,1 27,0-39,0 Detik
Kontrol 29,1 28,0-39,0 Detik

|
ECHO 24/07/2023
LV DILATASI, LVH (-)
FUNGSI SISTOLIK LV MENURUN LVEF 26%
ANALISA SEGMENTAL LV HIPOKINETIK BASAL-MID ANTEROSEPTAL
ANTERIOR INFEROSEPTAL INFERIOR APIKOSEPTAL APIKOINFERIOR
APIKOANTERIOR SEGMEN LAIN NORMOKINETIK UNCOORDINATED SEPTAL
MOVEMENT DISFUNGSI DIASTOLIK LV GANGGUAN RELAKSASI
AORTA 3 CUSPIS, KALSIFIKASI (-) AR MODERATE (APHT 341 MS)
MR MILD EC DILATASI ANULUS
TR TRIVIAL
KONTRAKTILITAS RV NORMAL TAPSE 2.0 CM
IVC 0.6 CM KOLAPSIBILITAS 50% EST RAP 3 MMHG LVSEC (-)

HASIL EKG 27/11/2023

|
FARMAKODINAMIK
1. Aspilet 1x80mg
Aspilets adalah obat yang mengandung acetylsalicylic acid (aspirin atau asetosal).
Obat golongan obat NSAID (anti inflamasi nonsteroid) ini digunakan untuk
membantu mencegah pembekuan darah selama pemulihan pasca-serangan jantung.
Aspilets bekerja dengan cara mengurangi platelet melekat satu sama lain untuk
membentuk sumbatan berupa gumpalan pada pembuluh darah.
2. Klopidogrel 1x75mg
Clopidogrel adalah Obat antiplatelet, Clopidogrel adalah obat untuk mencegah
penyumbatan pembuluh darah dan membantu melancarkan peredaran darah, sehingga
obat ini dapat menurunkan risiko terjadinya stroke atau serangan jantung. Clopidogrel
dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.
3. ISDN 5mg SL k/p
Isosorbide Dinitrate 5 mg tablet, merupakan obat anti angina golongan nitrat. Obat ini
bekerja untuk menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vaskular. Obat ini digunakan untuk mengatasi Angina (nyeri
dada) yang disebabkan oleh penyakit jantung. Obat ini juga dapat digunakan dalam
pengobatan gagal jantung. Isosorbide dinitrate adalah obat untuk mencegah dan
meredakan angina pektoris (nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner.
4. Furosemide 1x20mg PO
Furosemide adalah obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau
edema. Obat yang termasuk ke dalam kelompok diuretik ini juga bisa digunakan
untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Furosemide bekerja dengan
cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal. Dengan begitu,
jumlah urine yang dihasilkan serta dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat.
5. Atorvastatin 1x20mg PO
Atorvastatin 20 MG merupakan jenis obat golongan penghambat HMG-CoA
reduktase atau disebut statin. Obat ini digunakan sebagai tambahan diet untuk
menurunkan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, apo-B & trigliserida pada
pasien dengan hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia kombinasi (campuran) &
hiperkolesterolemia familial heterozigot & homozigot bila respons terhadap diet &
tindakan nonfarmakologis lainnya tidak adekuat.
6. Kaptopril 3x12.5 mg –> 3x25 mg
Captopril adalah obat untuk menangani hipertensi, gagal jantung, dan penyakit ginjal
akibat diabetes (nefropati diabetik). Obat ini bisa digunakan sebagai obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat lain, seperti diuretik. Captopril juga dapat dimanfaatkan
untuk mendukung pemulihan setelah serangan jantung. Captopril bekerja dengan
menghambat pembentukan angiotensin II, yaitu hormon yang berfungsi
menyempitkan pembuluh darah. Cara kerja ini akan melebarkan pembuluh darah
sehingga aliran darah lebih lancar, tekanan darah menurun, dan kerja jantung dalam
memompa darah menjadi lebih ringan.
7. Lansoprazole 2x30mg PO
Lansoprazole adalah obat untuk mengatasi kondisi yang berkaitan dengan
peningkatan asam lambung. Obat ini umum digunakan pada penderita tukak lambung,
GERD (gastro esophageal reflux disease), esofagitis erosif, dan sindrom Zollinger-
Ellison. Lansoprazole mampu menurunkan produksi asam lambung dan meredakan
gejala akibat peningkatan asam lambung, seperti sensasi terbakar di dada, mulut
terasa asam, serta mual dan muntah. Dengan begitu, kerusakan atau komplikasi yang
dapat disebabkan oleh asam lambung yang tinggi bisa dicegah.
8. Sucralfat 3x15ml PO

|
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan
suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sukralfat bekerja dengan
cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi
lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu,
sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka
lebih cepat.

9. Laktulosa 3x10ml PO
Laktulosa adalah obat untuk mengatasi sembelit atau sulit buang air besar. Obat ini
juga dapat digunakan untuk menangani dan mencegah ensefalopati hepatik, yaitu
kelainan fungsi dan struktur otak akibat komplikasi dari penyakit liver. Laktulosa
dapat mengatasi sembelit dengan cara menarik air ke dalam usus sehingga membuat
tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Selain itu, obat ini juga dapat mengikat
amonia, yaitu zat yang diyakini sebagai racun penyebab ensefalopati hepatik. Amonia
yang sudah diikat oleh laktulosa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
10. Kapsul garam 3x1
Kapsul garam atau yang biasa disebut garam lososa merupakan kepanjangan dari low
sodium salt. Sesuai namanya, jenis garam ini memiliki kandungan natrium (sodium)
yang rendah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita darah tinggi. Garam umumnya
terbuat dari campuran mineral natrium dan klorida. Pada garam lososa, sebagian
kandungan natrium diganti dengan kalium klorida, yaitu senyawa garam alami yang
sering ditemukan di laut atau tanah, melalui proses kristalisasi. Inilah yang membuat
kadar natrium dalam garam lososa lebih rendah dibandingkan garam biasa. Lososa
garam merupakan garam rendah natrium yang mengandung yodium. Garam Lososa
dapat dikonsumsi oleh pasien yang memiliki kecenderungan hipertensi dan
osteoporosis.
11. Spironolakton 1x25 mg:
Spironolakton merupakan steroid yang memiliki struktur yang mirip dengan hormon
aldosteron sehingga digunakan sebagai diuretik dan antihipertensi yang bekerja
sebagai antagonis aldosteron. Obat ini memiliki tingkat kelarutan yang sangat rendah
dalam air (0,022 mg/mL suhu 25 °C) serta waktu paruh yang hanya 1,4 jam
(Sweetman, 2009). Waktu paruh yang pendek menyebabkan obat harus digunakan
dengan pengulangan dosis dalam seharinya serta dengan dosis yang lebih besar
sehingga akan meningkat resiko timbulnya efek samping dan mengurangi kepatuhan
pasien terhadap penyakit yang bersifat kronis (Murtaza, et al., 2010).

|
ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


DS: Pasien mengeluh lelah Perubahan Penurunan curah
DO: Fungsi sistolik LV menurun LVEF kontralitas jantung
26% dan analisa segmental LV hipokinetik
DS: Agen pencedera Nyeri akut
● Pasien mengatakan nyeri dada hilang fisiologi berupa
timbul iskemia
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada kiri
S: 5
T: Hilang timbul

DO
● Wajah tampak meringis
● pasien tampak memegang dadanya
DS: Ketidak seimbangan Intoleransi aktivitas
● Pasien mengeluh badan terasa lemah antara suplai
dan lelah dan kesulitan beraktivitas oksigen miorkad
karena takut merasakan sesak berat dengan kebutuhan
DO:
● Pasien terlihat lemah badan dan hanya
terbaring lemah
DS: Kurang kontrol Gangguan pola tidur
● Pasien mengatakan sulit tidur dan hanya tidur
kadang sebentar tertidur pada jam 5 subuh
dan terbangun lagi. Pasien juga tidak
merasa puas dengan tidurnya yang hanya
sebentar
DO:
● Ekspresi pasien tampak mengantuk,
banyak menguap dan area bawah mata
gelap
DS: Riwayat jatuh dan Risiko jatuh
● Pasien mengatakan pernah jatuh 1 kali kekuatan otot
DO: menurun
● Hasil pengkajian pasien risiko tinggi
jatuh, tes romberg (+)

|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontralitas d.d mengeluh lelah, fungsi
sistolik LV menurun LVEF 26% dan analisa segmental LV hipokinetik
2. Nyeri akut b.d iskemia d.d mengeluh nyeri di area dada, nyeri hilang timbul, berasa
seperti tertekan dengan skala nyeri 5, tampak meringis
3. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miorkad dengan
kebutuhan d.d merasa lemah
4. Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur d.d mengeluh sulit tidur, merasa tidak
puas dengan tidurnya, tampak mengantuk, menguap dan area bawah mata gelap
5. Resiko Jatuh d.d pernah jatuh dan kekuatan otot menurun

|
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

1 Penurunan Curah Curah jantung Perawatan Jantung


Jantung b.d perubahan Setelah dilakukan intervensi Observasi:
kontralitas d.d 1x24 jam diharapkan curah ● Monitor tekanan darah
mengeluh lelah, fungsi jantung membaik dengan kriteria ● Monitor saturasi oksigen
sistolik LV menurun hasil ● Monitor keluhan nyeri dada
LVEF 26% dan analisa ● tekanan darah menurun Terapeutik:
segmental LV ● CRT menurun ● Posisikan pasien semi fowler
hipokinetik ● gambaran ekg aritmia atau fowler dengan kaki ke
menurun bawah atau posisi nyaman
● lelah menurun ● Berian dukungan emosional
dan spiritual
Edukasi
● Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap

2 Nyeri akut b.d iskemia Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I.08238
d.d mengeluh nyeri di Setelah dilakukan intervensi Observasi:
area dada, nyeri hilang 2x24 jam diharapkan Tingkat ● Identifikasi lokasi,
timbul, berasa seperti nyeri menurun dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi,
tertekan dengan skala hasil: kualitas, intensitas nyeri
nyeri 5, tampak 1. Nyeri yang dilaporkan ● Identifikasi skala nyeri
meringis menurun ● Identifikasi respons nyeri non
2. Ekspresi wajah nyeri verbal
menurun ● Identifikasi faktor yang
3. Keluhan nyeri menurun memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik:
● Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
● Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
● Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

3 Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi


b.d ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Observasi:
antara suplai oksigen 2x24 jam diharapkan toleransi ● Monitor pola dan jam tidur
miorkad dengan aktivitas dengan kriteria hasil ● Monitor kelelahan fisik dan
kebutuhan d.d merasa ● Kemudahan melakukan emosional
lemah aktivitas sehari-hari Edukasi
meningkat ● Anjurkan tirah baring
● Keluhan lemah menurun ● Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Terapeutik:
Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan

|
4 Gangguan Pola Tidur Pola Tidur Dukungan Tidur
b.d kurang kontrol Setelah dilakukan intervensi Observasi:
tidur d.d mengeluh 2x24 jam diharapan pola tidur ● Identifikasi pola aktivitas
sulit tidur, merasa meningkat dengan kriteria hasil: dan tidur
tidak puas dengan 1. kesulitan tidur menurun ● Identifikasi faktor
tidurnya, tampak 2. keluhan tidak puas tidur pengganggu tidur (fisik
mengantuk, menguap menurun dan/atau psikologis)
dan area bawah mata Terapeutik:
gelap ● Tetapkan jadwal tidur rutin

5 Resiko Jatuh d.d Tingkat jatuh Pencegahan Cidera


pernah jatuh Setelah dilakukan intervensi Observasi:
1x24 jam diharapkan ● Identifikasi kesesuaian alas
kejadian cedera menurun kaki pada ekstremitas bawah
Terapeutik:
● Sediakan pencahayaan yang
memadai
Edukasi
● Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
● Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
beberapa menit sebelum
berdiri

|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ Nomor
Waktu Implementasi
Tanggal Diagnosa

27 08.00 1 Melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien


November Hasil :
2023 hasil pengukuran tekanan darah 101/51mmHg

08.02 Mengukur saturasi oksigen pasien menggunakan oksimeter


Hasil :
hasil SPO2 : 99%

08.04 Menanyakan terkait dengan keluhan nyeri dada pasien


Hasil :
Pasien mengatakan tidak dada terasa hilang timbul dengan
skala 4

08.06 Memposisikan pasien semi fowler dan memberikan posisi


nyaman saat pasien merasa nyeri dada.
Hasil :
Pasien mengatakan merasa lebih nyaman saat di posisikan
semi fowler

08.08 Memberikan dukungan emosional kepada pasien sebagai


peralihan dari rasa nyeri yang pasien rasakan
Hasil :
Pasien lebih mengatakan merasa senang dengan dukungan
emosional yang diberikan

08.10 Menyarankan pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara


bertahap
Hasil :
Pasien mengerti dan paham dengan saran yang diberikan

08.12 2 Mengidentifikasi lokasi ,durasi, kualitas dan skala nyeri


pasien

Hasil:
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul

08.14 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan


nyeri
Hasil:
pasien mengatakan nyeri dada pasien dirasakan saat berbaring
dan saat melakukan aktivitas

|
08.15 Mengajarkan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam, pasien diminta
untuk menarik napas dalam dan tahan selama 3 detik
kemudian hembuskan lewat mulut yang bersiul
Hasil:
pasien dapat mengikuti yang diajarkan oleh perawat

08.16 3 Memonitor pola dan jam tidur


Hasil:
Pasien mengatakan hanya tidur 2 jam saat malam hari dan
sering terbangun

08.18 Memonitor kelelahan fisik dan emosional


Hasil: Pasien merasa lelah saat beraktivitas

08.20 Menganjurkan tirah baring dengan menyuruh pasien untuk


istirahat
Hasil:
Pasien mengerti dengan yang dikatakan oleh perawat

08.22 Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dengan


menjelaskan kepada pasien ketika bangun lakukan aktivitas
secara bertahap contoh bangun tidur pasien miring kanan,
duduk lalu berdiri dan mulai berjalan
Hasil:
pasien mengerti dengan yang dikatakan oleh perawat

08.24 menganjurkan pasien untuk duduk disisi tempat tidur saat


pasien lelah berbaring bila sulit untuk berpindah atau berjalan
Hasil :
Pasien mengatakan paham dengan anjuran yang diberikan

08.26 4 Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur


Hasil:
Pasien mengatakan hanya tidur 2 jam saat malam hari dan
sering terbangun

08.28 Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau


psikologis)
Hasil:
Pasien mengatakan sering terbangun karena nyeri

08.30 Menetapkan jadwal tidur rutin dengan menjelaskan kepada


pasien untuk tidur lebih awal di jam 9 malam
Hasil:
Pasien mengatakan mengerti dengan yang dikatakan oleh
perawat dan akan mencoba tidur lebih awal

08.32 5 Menanyakan kepada pasien apakah alas kaki yang digunakan


nyaman dan tidak licin
hasil :

|
pasien mengatakan menggunakan alas kaki yang nyaman dan
tidak licin

08.34 Menyarankan kepada keluarga untuk tetap menyalakan lampu


apalagi saat pasien beraktivitas untuk mencegah resiko jatuh
Hasil :
Keluarga mengatakan mengerti dengan saran yang diberikan

08.36 Menjelaskan mengapa dianjurkan hal-hal yang terkait dengan


pencegahan jatuh, karena pasien masih memliki fisik yang
lemah dan rentan terhadap resiko jatuh
Hasil :
Keluarga pasien paham dengan penjelasan yang diberikan

08.35 Menjelaskan kepada pasien bahwa saat akan berganti posisi


harus secara perlahan serta saat ingin berdiri duduk dulu
beberapa saat agar mencegah pasien pusing dan terjatuh
Hasil :
Pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan

28 08.00 1 Melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien


November Hasil :
2023 hasil pengukuran tekanan darah 90/55mmHg

08.03 Mengukur saturasi oksigen pasien menggunakan oksimeter


Hasil :
hasil SPO2 : 97%

08.06 Menanyakan terkait dengan keluhan nyeri dada pasien


Hasil :
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri dada terasa yang
hilang timbul dengan skala 4.

08.08 Memposisikan pasien semi fowler dan memberikan posisi


nyaman saat pasien merasa nyeri dada.
Hasil :
Pasien mengatakan merasa lebih nyaman saat di posisikan
semi fowler

08.10 Memberikan kembali dukungan emosional kepada pasien


sebagai peralihan dari rasa nyeri yang pasien rasakan
Hasil :
Pasien mengatakan merasa senang dengan dukungan
emosional yang diberikan

08.12 Tetap menyarankan pasien untuk melakukan aktivitas fisik


secara bertahap
Hasil :
Pasien mengerti dan paham dengan saran yang diberikan

|
08.14 2 Mengidentifikasi kembali lokasi, durasi, kualitas dan skala
nyeri pasien
Hasil:
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul

08. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan


17 nyeri
Hasil:
Pasien mengatakan nyeri dada pasien dirasakan saat berbaring
dan saat melakukan aktivitas

08.19 Menerapkan kembali teknik farmakologis untuk mengurangi


rasa nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam, pasien
diminta untuk menarik napas dalam dan tahan selama 3 detik
kemudian hembuskan lewat mulut yang bersiul
Hasil:
pasien dapat mengikuti yang diajarkan oleh perawat

08.21 3 Tetap memonitor pola dan jam tidur pasien


Hasil:
Pasien mengatakan masih tidur 2 jam saat malam hari dan
sering terbangun

08.23 Memonitor kembali kelelahan fisik dan emosional


Hasil: Pasien mengatakan masih merasa lelah saat
beraktivitas

08.25 Tetap menganjurkan tirah baring dengan menyuruh pasien


untuk istirahat
Hasil:
Pasien mengerti dengan yang dikatakan oleh perawat

08.27 Tetap menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap


dengan menjelaskan kepada pasien ketika bangun lakukan
aktivitas secara bertahap contoh bangun tidur pasien miring
kanan, duduk lalu berdiri dan mulai berjalan
Hasil:
pasien mengerti dan telah menerapkan anjuran yang
dikatakan oleh perawat

08.29 Tetap menganjurkan pasien untuk duduk disisi tempat tidur


saat pasien lelah berbaring bila sulit untuk berpindah atau
berjalan
Hasil :
Pasien mengatakan paham dengan anjuran yang diberikan

08.32 4 Mengidentifikasi kembali pola aktivitas dan tidur

|
Hasil:
Pasien mengatakan masih tidur 2 jam saat malam hari dan
sering terbangun

08.34 Mengidentifikasi kembali faktor pengganggu tidur (fisik


dan/atau psikologis)
Hasil:
Pasien mengatakan sering terbangun karena nyeri

08.36 Menetapkan jadwal tidur rutin dengan menjelaskan kepada


pasien untuk tidur lebih awal di jam 9 malam
Hasil:
Pasien mengatakan mengerti dengan yang dikatakan oleh
perawat dan akan mencoba tidur lebih awal

08.38 5 menanyakan kepada pasien apakah alas kaki yang digunakan


nyaman dan tidak licin
hasil :
pasien mengatakan menggunakan alas kaki yang nyaman dan
tidak licin

08.40 menyarankan kepada keluarga untuk tetap menyalakan lampu


apalagi saat pasien beraktivitas untuk mencegah resiko jatuh
Hasil :
Keluarga mengatakan mengerti dengan saran yang diberikan

08.43 menjelaskan mengapa dianjurkan hal-hal yang terkait dengan


pencegahan jatuh, karena pasien masih memliki fisik yang
lemah dan rentan terhadap resiko jatuh
Hasil :
Keluarga pasien paham dengan penjelasan yang diberikan

08.45 menjelaskan kepada pasien bahwa saat akan berganti posisi


harus secara perlahan serta saat ingin berdiri duduk dulu
beberapa saat agar mencegah pasien pusing dan terjatuh
Hasil :
pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan

|
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi Keperawatan

27 15:00 1 S: Pasien mengatakan merasa lebih nyaman saat di


November posisikan semi fowler
2023 O : Tekanan darah pasien 101/51 mmHg normal
namum sistolik cukup rendah karena kurang tidur
SPO2 normal 99%
A : Masalah Curah Jantung belum teratasi
P : Intervensi Perawatan Jantung dilanjutkan

15:05 2 S:
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri
O:
Pasien tampak meringis
A: Masalah Nyeri Akut Pasien Belum Teratasi
P: Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan

15:10 3 S: Pasien mengatakan merasakan badannya terasa


lemah dan lelah, kesulitan beraktivitas
O: Pasien tempak lelah dan sulit bergerak
A: Masalah Toleransi terhadap aktivitas belum
teratasi
P: Intervensi manajement energi dilanjutkan

15:15 4 S : Pasien mengatakan hanya tidur 2 jam saat malam


hari dan sering terbangun
O : Pasien tampak terlihat lelah dan kurang tidur
A : Masalah Pola tidur belum teratasi
P : Intervensi Dukungan Tidur dilanjutkan

15:20 5 S : Pasien mengtakan telah menerapkan hal-hal yang


dianjurkan
O : Pasien terlihat melakukan anjuran yang
diberikan
A :Masalah Tingkat Jatuh belum Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan Pencegahan Cidera

|
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi Keperawatan

28 15.00 1 S: Pasien mengatakan merasa nyaman ketika diatur


November posisi semi fowler
2023 O : Tekanan darah pasien 90/55mmHg tidak
normal , sistolik cukup rendah karena kurang tidur
SPO2 normal 99%
A : Masalah Curah Jantung belum teratasi
P : Intervensi Perawatan Jantung dihentikan

15.10 2 S:
Pasien masih mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
hilang timbul ketika sedang istirahat
O:
Pasien tampak meringis
A: Masalah Nyeri Akut Pasien Belum Teratasi
P: Intervensi manajemen nyeri dihentikan

15.10 3 S: Pasien mengatakan merasakan badannya terasa


lemah dan lelah saat beraktivitas
O: Pasien tampak lelah dan sulit bergerak
A: Masalah Toleransi terhadap aktivitas belum
teratasi
P: Intervensi manajemen energi dihentikan

15.15 4 S : Pasien mengatakan hanya tidur 2 jam saat


malam hari dan sering terbangun kemudian susah
untuk tidur kembali
O : Pasien tampak terlihat lelah dan kurang tidur
A : Masalah Pola tidur belum teratasi
P : Intervensi Dukungan Tidur dihentikan

15.20 5 S : Pasien mengatakan telah menerapkan hal-hal


yang dianjurkan
O : Pasien terlihat melakukan anjuran yang
diberikan
A :Masalah Tingkat Jatuh belum Teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai