T
DI RUANGAN CVBC LANTAI 3 RSUP PROF
DR. R.D KANDOU MANADO
Clinical Teacher :
Ns. Muhammad Nurmansyah, M.Kep
|
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Initial : Tn HT
Umur : 64 Tahun
Status perkawinan : Sudah Menikah
Jumlahanak :2
Agama/ suku : Kristen protestan
Warganegara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan kantor pos
Alamat rumah : Malalayang
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 62 Tahun
Alamat rumah : Malalayang
Hubungan dengan pasien : Istri
DATA MEDIK
Saat masuk:
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri dada bagian tengah yang memberat 1 jam SMRS,
dirasakan tembus belakang, tidak menjalar ke lengan kiri. Nyeri dirasakan terus-menerus dan
tidak menghilang dengan istirahat. Nyeri dada sudah dirasakan sejak 1 bulan terakhir yang
memberat dalam 1 minggu terakhir. Nyeri bersifat hilang timbul dan tidak menjalar. Saat
nyeri pasien kadang disertai dengan adanya sesak nafas. Sesak napas dirasakan pasien
terutama saat beraktivitas sedang atau biasanya jika berjalan agak jauh DOE (+), PND (-),
Ortopnea (+)
Saat Pengkajian:
Pasien mengatakan nyeri dada hilang timbul baik saat istirahat maupun saat sedang aktivitas
dengan skala nyeri 5, pasien mengalami kesulitan tidur dan tubuh merasa lemah. Pasien
merasa sesak apabila melakukan aktivitas ringan.
TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Skala Coma Glasgow
a. Respon Motorik :6
b. Respon Bicara :5
c. Respon Membuka Mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : Compos mentis
|
2. Tekanan Darah : 101/51mmHg
MAP : 67,6 mmHg
Kesimpulan : tidak normal
3. Nadi : 51 x/mnt
Irama : Tidak teratur
bradikardi : Kuat dan Lemah
4. Suhu : 36 derajat celcius
5. Pernafasan : 21 x/mnt
Irama : Teratur
Jenis : Dada
Pengkajian nyeri
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul
4 Nokturia/inkontinen 3 0
5 Kebingungan intermiten 2 0
6 Kelemahan umum 2 2
9 Osteoporosis 1 0
Jumlah 17
Hasil: Pasien risiko tinggi jatuh
|
GENOGRAM
64 62
35 23
Keterangan :
Laki-laki =
Perempuan =
Pasien =
Tinggal serumah =
|
POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola nutrisi baik, napsu makan baik dengan komposisi
makanan lengkap dan minum air yang cukup. Namun ada pantangan tidak boleh makan
tepung, udang dan kerang.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengataka saat sakit, napsu makan sedikit menurun tapi masih baik. Namun ada
pantangan tidak boleh makan tepung, udang dan kerang
3. Observasi :
Pasien tampak tidak memiliki masalah pada pola nutrisi dan metabolik
Pemeriksaan Fisik
a. Hidrasi kulit : Kulit pasien tampak sedikit berkelupas
b. Palpebrae / conjungtiva : Tampak normal dan tidak anemis
c. Sklera : Tampak normal dengan warna putih
d. Hidung : Tampak normal
e. Rongga mulut : Tampak normal
f. Gigi : Tampak terdapat 2 gigi ompong
g. Lidah : Tampak sedikit keputihan
h. Faring : Tampak normal
i. Kelenjar getah bening : Tampak normal
j. Kelenjar parotis : Tampak normal
k. Abdomen : Tampak normal
POLA ELIMINASI
1. Keadaan Sebelum sakit :
Sebelum sakit pasien mengatakan pola eliminasinya baik. BAK sekitar 6 kali sehari
dan BAB sekiar 2 kali sehari.
|
ginjal
d Anus : Terdapat hemoroid
|
Lengan dan tungkai
Atrofiotot : : Negatif
Rentang gerak : : Normal
|
Pupil : Normal
Lensa mata : Sedikit kabur
b Pendengaran
Kanalis : Penurunan fungsi
Membran : Penurunan fungsi
Timpani
c NI : Normal
d N II : Normal
e N V Sensorik : Normal
f N VII Sensorik : Normal
g N VIII : Tidak normal
Pendengaran Normal
|
POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1 Keadaan Sebelum : Pasien mengatakan memiliki persepsi dan
sakit konsep diri yang baik
2 Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan memiliki persepsi dan
konsep diri yang baik
3 Observasi
a Kontak mata : Normal
b Rentang : Normal
Perhatian
c Suara dan cara : Normal
bicara
d PosturTubuh : Normal
|
POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1 Keadaan Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola seksualnya normal
2 Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola seksualnya normal
|
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 26/11/2023
Hematologi
Leukosit 7,7 4,0-10,0 10 ̌3/uL
Eritrosit 3,96 4,70-6,10 10 ̌6/uL
Hemoglobin 12,1 13,0-16,10 g/dL
Hematokrit 34,3 39,0-51,0 %
Trombosit 159 150-450 10 ̌3/uL
MCH 30,6 27,0-35,0 Pg
MCHC 35,3 30,0-40,0 g/dL
001 Eosinofil 13 1-5 %
Basofil 0 0-1 %
Netrofil Batang 4 2-8 %
Netrofil Segmen 40 50-70 %
Limfosit 37 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
MCV 86,6 80,0-100,0 fL
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 58 70-140 mg/L
Asam Urat (Uric 5,1 2,0-6,5 mg/L
Acid)
Cholesterol 129 133-200 mg/L
HDL Cholesterol 56 >40 mg/L
LDL Cholesterol 58 60-130 mg/L
Trigliserida 76 30-190 mg/L
Albumin 3,80 3,50-5,70 g/dL
Magnesium 2,03 1,70-2,50 mg/L
CK/CPK 105 26-190 U/L
CKMB 76 0-24 U/L
Troponin T <40 <50 ng/L
Ureum Serum 17 10-40 mg/L
Creatinine Serum 0,8 0,5-1,5 mg/L
SGOT 41 <33 U/L
SGPT 33 <43 U/L
Calsium Total 8,57 8,62-10,31 Mg/dL
Natrium Serum 133 135-153 mmol/L
Kalium Serum 4,2 3,5-5,1 mmol/L
Klorida Serum 92 97-111 mmol/L
HEMOSTASIS
|
PT
@detik
Pasien 29,4 12,0-16,0 Detik
Kontrol 13,4 12,5-17,0 Detik
@INR
Pasien 2,35 0,80-1,30 Detik
Kontrol 1,05 0,80-1,30 Detik
AAPT
Jalan 39,1 27,0-39,0 Detik
Kontrol 29,1 28,0-39,0 Detik
|
ECHO 24/07/2023
LV DILATASI, LVH (-)
FUNGSI SISTOLIK LV MENURUN LVEF 26%
ANALISA SEGMENTAL LV HIPOKINETIK BASAL-MID ANTEROSEPTAL
ANTERIOR INFEROSEPTAL INFERIOR APIKOSEPTAL APIKOINFERIOR
APIKOANTERIOR SEGMEN LAIN NORMOKINETIK UNCOORDINATED SEPTAL
MOVEMENT DISFUNGSI DIASTOLIK LV GANGGUAN RELAKSASI
AORTA 3 CUSPIS, KALSIFIKASI (-) AR MODERATE (APHT 341 MS)
MR MILD EC DILATASI ANULUS
TR TRIVIAL
KONTRAKTILITAS RV NORMAL TAPSE 2.0 CM
IVC 0.6 CM KOLAPSIBILITAS 50% EST RAP 3 MMHG LVSEC (-)
|
FARMAKODINAMIK
1. Aspilet 1x80mg
Aspilets adalah obat yang mengandung acetylsalicylic acid (aspirin atau asetosal).
Obat golongan obat NSAID (anti inflamasi nonsteroid) ini digunakan untuk
membantu mencegah pembekuan darah selama pemulihan pasca-serangan jantung.
Aspilets bekerja dengan cara mengurangi platelet melekat satu sama lain untuk
membentuk sumbatan berupa gumpalan pada pembuluh darah.
2. Klopidogrel 1x75mg
Clopidogrel adalah Obat antiplatelet, Clopidogrel adalah obat untuk mencegah
penyumbatan pembuluh darah dan membantu melancarkan peredaran darah, sehingga
obat ini dapat menurunkan risiko terjadinya stroke atau serangan jantung. Clopidogrel
dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.
3. ISDN 5mg SL k/p
Isosorbide Dinitrate 5 mg tablet, merupakan obat anti angina golongan nitrat. Obat ini
bekerja untuk menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vaskular. Obat ini digunakan untuk mengatasi Angina (nyeri
dada) yang disebabkan oleh penyakit jantung. Obat ini juga dapat digunakan dalam
pengobatan gagal jantung. Isosorbide dinitrate adalah obat untuk mencegah dan
meredakan angina pektoris (nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner.
4. Furosemide 1x20mg PO
Furosemide adalah obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau
edema. Obat yang termasuk ke dalam kelompok diuretik ini juga bisa digunakan
untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Furosemide bekerja dengan
cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal. Dengan begitu,
jumlah urine yang dihasilkan serta dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat.
5. Atorvastatin 1x20mg PO
Atorvastatin 20 MG merupakan jenis obat golongan penghambat HMG-CoA
reduktase atau disebut statin. Obat ini digunakan sebagai tambahan diet untuk
menurunkan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, apo-B & trigliserida pada
pasien dengan hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia kombinasi (campuran) &
hiperkolesterolemia familial heterozigot & homozigot bila respons terhadap diet &
tindakan nonfarmakologis lainnya tidak adekuat.
6. Kaptopril 3x12.5 mg –> 3x25 mg
Captopril adalah obat untuk menangani hipertensi, gagal jantung, dan penyakit ginjal
akibat diabetes (nefropati diabetik). Obat ini bisa digunakan sebagai obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat lain, seperti diuretik. Captopril juga dapat dimanfaatkan
untuk mendukung pemulihan setelah serangan jantung. Captopril bekerja dengan
menghambat pembentukan angiotensin II, yaitu hormon yang berfungsi
menyempitkan pembuluh darah. Cara kerja ini akan melebarkan pembuluh darah
sehingga aliran darah lebih lancar, tekanan darah menurun, dan kerja jantung dalam
memompa darah menjadi lebih ringan.
7. Lansoprazole 2x30mg PO
Lansoprazole adalah obat untuk mengatasi kondisi yang berkaitan dengan
peningkatan asam lambung. Obat ini umum digunakan pada penderita tukak lambung,
GERD (gastro esophageal reflux disease), esofagitis erosif, dan sindrom Zollinger-
Ellison. Lansoprazole mampu menurunkan produksi asam lambung dan meredakan
gejala akibat peningkatan asam lambung, seperti sensasi terbakar di dada, mulut
terasa asam, serta mual dan muntah. Dengan begitu, kerusakan atau komplikasi yang
dapat disebabkan oleh asam lambung yang tinggi bisa dicegah.
8. Sucralfat 3x15ml PO
|
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan
suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sukralfat bekerja dengan
cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi
lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu,
sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka
lebih cepat.
9. Laktulosa 3x10ml PO
Laktulosa adalah obat untuk mengatasi sembelit atau sulit buang air besar. Obat ini
juga dapat digunakan untuk menangani dan mencegah ensefalopati hepatik, yaitu
kelainan fungsi dan struktur otak akibat komplikasi dari penyakit liver. Laktulosa
dapat mengatasi sembelit dengan cara menarik air ke dalam usus sehingga membuat
tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Selain itu, obat ini juga dapat mengikat
amonia, yaitu zat yang diyakini sebagai racun penyebab ensefalopati hepatik. Amonia
yang sudah diikat oleh laktulosa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
10. Kapsul garam 3x1
Kapsul garam atau yang biasa disebut garam lososa merupakan kepanjangan dari low
sodium salt. Sesuai namanya, jenis garam ini memiliki kandungan natrium (sodium)
yang rendah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita darah tinggi. Garam umumnya
terbuat dari campuran mineral natrium dan klorida. Pada garam lososa, sebagian
kandungan natrium diganti dengan kalium klorida, yaitu senyawa garam alami yang
sering ditemukan di laut atau tanah, melalui proses kristalisasi. Inilah yang membuat
kadar natrium dalam garam lososa lebih rendah dibandingkan garam biasa. Lososa
garam merupakan garam rendah natrium yang mengandung yodium. Garam Lososa
dapat dikonsumsi oleh pasien yang memiliki kecenderungan hipertensi dan
osteoporosis.
11. Spironolakton 1x25 mg:
Spironolakton merupakan steroid yang memiliki struktur yang mirip dengan hormon
aldosteron sehingga digunakan sebagai diuretik dan antihipertensi yang bekerja
sebagai antagonis aldosteron. Obat ini memiliki tingkat kelarutan yang sangat rendah
dalam air (0,022 mg/mL suhu 25 °C) serta waktu paruh yang hanya 1,4 jam
(Sweetman, 2009). Waktu paruh yang pendek menyebabkan obat harus digunakan
dengan pengulangan dosis dalam seharinya serta dengan dosis yang lebih besar
sehingga akan meningkat resiko timbulnya efek samping dan mengurangi kepatuhan
pasien terhadap penyakit yang bersifat kronis (Murtaza, et al., 2010).
|
ANALISA DATA
DO
● Wajah tampak meringis
● pasien tampak memegang dadanya
DS: Ketidak seimbangan Intoleransi aktivitas
● Pasien mengeluh badan terasa lemah antara suplai
dan lelah dan kesulitan beraktivitas oksigen miorkad
karena takut merasakan sesak berat dengan kebutuhan
DO:
● Pasien terlihat lemah badan dan hanya
terbaring lemah
DS: Kurang kontrol Gangguan pola tidur
● Pasien mengatakan sulit tidur dan hanya tidur
kadang sebentar tertidur pada jam 5 subuh
dan terbangun lagi. Pasien juga tidak
merasa puas dengan tidurnya yang hanya
sebentar
DO:
● Ekspresi pasien tampak mengantuk,
banyak menguap dan area bawah mata
gelap
DS: Riwayat jatuh dan Risiko jatuh
● Pasien mengatakan pernah jatuh 1 kali kekuatan otot
DO: menurun
● Hasil pengkajian pasien risiko tinggi
jatuh, tes romberg (+)
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontralitas d.d mengeluh lelah, fungsi
sistolik LV menurun LVEF 26% dan analisa segmental LV hipokinetik
2. Nyeri akut b.d iskemia d.d mengeluh nyeri di area dada, nyeri hilang timbul, berasa
seperti tertekan dengan skala nyeri 5, tampak meringis
3. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miorkad dengan
kebutuhan d.d merasa lemah
4. Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur d.d mengeluh sulit tidur, merasa tidak
puas dengan tidurnya, tampak mengantuk, menguap dan area bawah mata gelap
5. Resiko Jatuh d.d pernah jatuh dan kekuatan otot menurun
|
RENCANA KEPERAWATAN
2 Nyeri akut b.d iskemia Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I.08238
d.d mengeluh nyeri di Setelah dilakukan intervensi Observasi:
area dada, nyeri hilang 2x24 jam diharapkan Tingkat ● Identifikasi lokasi,
timbul, berasa seperti nyeri menurun dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi,
tertekan dengan skala hasil: kualitas, intensitas nyeri
nyeri 5, tampak 1. Nyeri yang dilaporkan ● Identifikasi skala nyeri
meringis menurun ● Identifikasi respons nyeri non
2. Ekspresi wajah nyeri verbal
menurun ● Identifikasi faktor yang
3. Keluhan nyeri menurun memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik:
● Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
● Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
● Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
|
4 Gangguan Pola Tidur Pola Tidur Dukungan Tidur
b.d kurang kontrol Setelah dilakukan intervensi Observasi:
tidur d.d mengeluh 2x24 jam diharapan pola tidur ● Identifikasi pola aktivitas
sulit tidur, merasa meningkat dengan kriteria hasil: dan tidur
tidak puas dengan 1. kesulitan tidur menurun ● Identifikasi faktor
tidurnya, tampak 2. keluhan tidak puas tidur pengganggu tidur (fisik
mengantuk, menguap menurun dan/atau psikologis)
dan area bawah mata Terapeutik:
gelap ● Tetapkan jadwal tidur rutin
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Nomor
Waktu Implementasi
Tanggal Diagnosa
Hasil:
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul
|
08.15 Mengajarkan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam, pasien diminta
untuk menarik napas dalam dan tahan selama 3 detik
kemudian hembuskan lewat mulut yang bersiul
Hasil:
pasien dapat mengikuti yang diajarkan oleh perawat
|
pasien mengatakan menggunakan alas kaki yang nyaman dan
tidak licin
|
08.14 2 Mengidentifikasi kembali lokasi, durasi, kualitas dan skala
nyeri pasien
Hasil:
P: Beraktivitas dan saat tidur
Q: Seperti tertekan atau tertindih
R: Dibagian dada dibagian kiri
S: 5
T: Hilang timbul
|
Hasil:
Pasien mengatakan masih tidur 2 jam saat malam hari dan
sering terbangun
|
EVALUASI KEPERAWATAN
15:05 2 S:
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri
O:
Pasien tampak meringis
A: Masalah Nyeri Akut Pasien Belum Teratasi
P: Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
|
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi Keperawatan
15.10 2 S:
Pasien masih mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
hilang timbul ketika sedang istirahat
O:
Pasien tampak meringis
A: Masalah Nyeri Akut Pasien Belum Teratasi
P: Intervensi manajemen nyeri dihentikan