Laporan-Praktik Pending Ruangan
Laporan-Praktik Pending Ruangan
Disusun Oleh:
Yulianus Dodi
201531014
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KONVERSI ENERGI
Suprihandi
ii
LEMBAR PENGUJIAN
Disusun Oleh:
Yulianus Dodi
201531014
Penguji:
Malang, 30 Mei 2018
Pembimbing, Penguji,
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan Teknik Mesin,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Di dalam penyusunan laporan ini, banyak hambatan yang
penyusun hadapi. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
hambatan-hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Benedictus Sonny Yoedono, S.Pd., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Katolik Widya Karya.
2. Danang Murdiyanto, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Katolik Widya Karya dan sebagai penguji.
3. Dr. Nereus Tugur Redationo, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Teknik
Mesin, Universitas Katolik Widya Karya.
4. Suprihandi, selaku guru pembimbing di lapangan yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam proses pelaksanaan Praktik Kerja Nyata
(PKN) di Hotel Ibis Styles Malang.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan segala bentuk dukungan.
6. Serta teman-teman Teknik Mesin angkatan 2015 yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Untuk itu penyusun meminta maaf apabila ada kesalahan didalam
penyusunannya. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi untuk penyempurnaan laporan ini agar dapat menjadi lebih baik. Dengan
terselesaikannya penyusunan laporan ini, maka seluruh isi laporan PKN ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyusun, serta harapan dari penyusun
semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, 30 Mei 2018,
Yulianus Dodi
201531014
iv
DAFTAR ISI
v
3.2.2 Prinsip Kerja AC ......................................................................... 14
3.2.3 Komponen Pada Sistem AC ......................................................... 15
3.3 Jenis Kerusakan Pada AC (Air Conditioner) .......................................... 24
3.3.1 AC Tidak Dingin ......................................................................... 24
3.3.2 AC Mengalami Kebocoran/Tetesan Air ....................................... 25
3.4 Perawatan dan Perbaikan AC (Air Conditioner) .................................... 25
3.4.1 Perwatan Kecil (Servis Mingguan) .............................................. 25
3.4.2 Perawatan Besar (Servis Bulanan) ............................................... 26
3.5 Analisis Perhitungan dari Kompresi Uap ............................................... 27
BAB IV: PEMBAHASAN ................................................................................. 30
4.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 30
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 32
BAB V: PENUTUP ........................................................................................... 34
5.1 Simpulan ............................................................................................... 34
5.2 Saran ..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Apa saja penyebab terjadinya Air Conditioner (AC) tidak dingin pada ruang
kamar tidur ?
2. Langkah-langkah mengatasi AC yang tidak dingin ?
3. Bagaimana kinerja dari mesin pendingin/AC jenis split duct ½ PK ?
1.3 Tujuan
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Nyata ini ada dua tujuan yang
akan dicapai yaitu:
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyebab terjadinya Air Conditioner (AC) tidak dingin pada
ruang kamar tidur.
2. Mengetahui langkah-langkah mengatasi AC yang tidak dingin.
3. Mengetahui perhitungan kebutuhan beban pendinginan AC.
1.3.2 Tujuan Umum
1. Memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan lulus di Program studi S1 Teknik Mesin Universitas
Katolik Widya Karya Malang.
2. Mengenal secara khusus bidang yang menjadi minat mahasiswa, yakni
pemahaman tentang keteknikmesinan, analisis dan perancangan kerja dan
perencanaan pengendalian produksi.
3. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
4. Mengetahui dan memahami tentang keteknikmesinan, analisis, perancangan
kerja dan perencanaan pengendalian proses produksi di dunia industri
sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh serta
menganalisa kekurangan dan kelebihannya.
5. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui, memahami dan
mengembangkan pelaksanaan aplikasi teoritis ilmunya ke dalam praktik
secara nyata di dunia industri sehingga mahasiswa mampu menerapkan ilmu
teoritis ke dalam dunia kerja.
3
2. Perusahaan
a. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai
perkembangan teori terbaru berkaitan dengan bidang yang diambil
mahasiswa dalam hal quality control.
b. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan
tugas–tugas operasional sebagai Sarjana Teknik Mesin.
3. Perguruan Tinggi
Melalui kerjasama yang dibangun dengan dunia industri akan dapat
menjadi ajang promosi mengenai keberadaan Universitas Katolik Widya Karya
Malang sebagai penyelenggara pendidikan. Selain itu manfaat lain yang dapat
diperoleh adalah:
a. Sebagai sarana pengenalan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai pertimbangan dalam penyusunan program perkuliahan
di Program Teknik Mesin Universitas Katolik Widya Karya Malang.
b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Program
Teknik Mesin Universitas Katolik Widya Karya Malang untuk
menghasilkan tenaga–tenaga terampil sesuai dengan kebutuhan dalam
dunia industri.
7
8
2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah orang yang siap, mau dan mampu melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu. Tenaga kerja yang ada di Hotel Ibis Styles khususnya di bagian
engineering berjumlah 7 orang, dengan waktu kerja 8 jam per hari. Untuk jadwal
kerja sudah diatur dan ditentukan oleh engineering supervisor. Shift pagi dimulai
dari jam 7:00-16:00 WIB, dan yang bertugas di shift malam yaitu mulai dari jam
23:00-08:00 WIB. Jam kerja ada yang berbeda tetapi hitungan kerja tetap
memenuhi standar yakni 8 jam kerja.
Ali Syaifudin
(Asst C Engineering)
Suprihandi Ichwan
(Engineering SPV) (Coordinator Chief)
ditanya terlebih dahulu oleh staff keamanan atau security, gunanya adalah untuk
menanyakan tujuannya menginap atau mencari kebutuhan tertentu. Jika ingin
menginap makan tamu akan langsung diarahkan ke stafffront office/reception
untuk dicatat dan berapa lama dia akan menginap, dan setelah tamu terdaftar
barulah tamu akan mendapatkan kunci kamar berupa kartu. Tamu juga bisa
memesan makanan dan segala macam bentuk pelayanan yang tersedia di hotel,
sedangkan pembayaran dilakukan ketika tamu meninggalkan hotel.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PERAWATAN
PERAWATAN PERAWATAN
YANG DIRENCANAKAN TAK DIRENCANAKAN
Perawatan Perawatan
Preventif korektif
10
11
udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian
dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang
bisa diubah–ubah sesuai keinginan.
4. Standing AC
Jenis AC ini biasa digunakan pada kegiatan–kegiatan situasional (seminar,
tempat ibadah, dan lain-lain) karena fungsinya yang mudah dipindahkan.
Pada AC dibagi menjadi dua ruang, ruang dalam (Indoor Unit) terdapat
evaporator, katup ekspansi/expansion valve, blower dan ruang luar (Outdoor Unit)
terdapat kondensor, kompresor, recevier, filter drier.
Awalnya freon/refrigerant yang dikompres oleh kompresor dengan tekanan
tinggi di tampung sementara di recevier, selanjutnya refrigerant dialirkan menuju
filter drier untuk disaring sebelum menuju expansion valve, selanjutnya
refrigerant dikabutkan/diembunkan ke dalam evaporator dan dikurangi
15
dan tekanannya naik. Gas yang telah kompres kemudain ditekan keluar dari
kompresor lalu dialirkan ke kondensor, tinggi rendahnya temperatur dapat diukur
dengan thermostat. Jenis kompresor yang biasa digunakan adalah tipe hermetik.
Kompresornya dapat menggunakan jenis torak, rotari, dan sudu.
a. Kompresor torak (Reciprocating compressor)
Sistem kerja dari kompresor torak adalah pada saat langkah hisap
piston, gas refrigerant yang bertekanan rendah ditarik masuk melalui katup
hisap yang terletak pada piston atau di kepala kompresor. Pada saat langkah
buang, piston menekan refrigerant kemudian mendorongnya keluar melalui
katup buang yang biasanya terletak pada kepala silinder.
b. Kompresor rotari
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam stator. Langkah
hisap terjadi pada saat katup mulai terbuka kemudian berakhir setelah katup
tertutup. Saat katup tertutup dimulai langkah tekan sampai katup pengeluran
membuka, secara bersamaan pada katup juga sudah terjadi langkah hisap,
demikian seterusnya.
c. Kompresor sudu
Kompresor jenis ini paling banyak digunakan pada lemari es,
freezer, dan juga digunakan sebagai kompresor pembantu untuk bagian
tekanan rendah sistem kompresi bertingkat besar.
2. Evaporator
Pada sistem AC ada dua jenis kipas yaitu kipas sentrifugal (blower) dan
kipas propeller. Fungsi dari kipas adalah untuk mengalirkan udara dalam sistem.
Kipas sentrifugal (blower) berada di dalam ruangan dan berfungsi untuk
meniupkan udara dingin. Kipas propeller berada di luar ruangan yang berfungsi
untuk membuang udara panas.
8. Refrigerant
Dengan demikian manifold gauge memiliki dua sisi yaitu tekanan rendah
(katup berwarna biru) dan tekanan tinggi (katup berwarna merah). Masing–
masing dihubungkan dengan sisi isap dan keluaran dari kompresor melalui selang
penghubung (hose), pada tiap sisi dipasang pengukur tekanan (pressure gauge).
Pada saat pengosongan refrigerant dari sistem dan proses vakum kedua
katup terbuka, sehingga refrigerant dari sisi isap akan mengalir melalui selang
penghubung berwarna biru dan refrigerant dari sisi keluaran kompresor akan
melalui selang penghubung berwarna merah memasuki manifold gauge dan keluar
menuju tangki penampung, mesin recovery, atau pompa vakum melalui selang
penghubung warna kuning. Pengosaongan bisa juga dilakukan pada satu sisi
dengan cara membuka katup pada satu sisi saja. Pengisian dilakukan dengan cara
yang sama yaitu dengan membuka katup salah satu sisi. Sedangkan selang yang
tadinya ke pompa vakum dihubungkan ke tabung refrigerant pengisi. (Ari
Darmawan, 2006).
10. Saringan (Filter)
Filter atau saringan merupakan alat penyaring udara dari kotoran, debu dan
partikel–partikel yang masuk di evaporator sehingga mampu menghasilkan udara
yang bersih.
11. Strainer/filter
Pipa kapiler merupakan salah satu alat ekspansi. Alat ini mempunyai dua
kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigerant cair dan untuk mengatur
aliran refrigerant ke evaporator. Digunakan untuk menurunkan tekanan
refrigerant agar dapat menguap di evaporator pada temperatur yang rendah.
Tekanan refrigerant dapat diturunkan sebagai akibat adanya gesekan pada pipa
kapiler yang panjang dan berdiameter kecil. Ukuran pipa kapiler biasanya
dinyatakan dengan angka 10, 20, dan seterusnya hingga 90. Angka tersebut
menunjukkan diameter pipa tersebut, grade 10 menunjukkan diameter pipa 0,010
inci.
Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua
bagian tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Akibat
dari penurunan tekanan refrigerant menyebabkan penurunan suhu, pada bagian
inilah refrigerant mencapai suhu terendah/terdingin. Ketika mengganti atau
memasang pipa kapiler baru, sebisa mungkin tidak bengkok karena bisa
menyebabkan penyumbatan. (Arta Sitepu, 2014).
24
3. Membersihkan evaporator.
Bersihkanlah evaporaor hingga benar–benar bersih dengan disemprot
menggunakan air. Penyemprotan dengan arah vertikal dan horizontal dan
dilakukan secara berulang–ulang hingga terlihat bersih, apabila ada sirip–sirip
evaporator yang bengkok maka luruskan.
3. Pemeriksaan refrigerant/freon.
Pemeriksaan freon/refrigerant dilakukan untuk mengetahui apakah isi
refrigerant masih terisi atau berkurang. Manifold gauge digunakan untuk
pemeriksaan/mengukur tekanan refrigerant baik pada saat pengisian maupun pada
saat beroperasi.
4. Pemeriksaan sistem/pipa refrigerant
Pemeriksaan pipa refrigerant untuk mendeteksi apakah ada terjadi
kebocoran pada pipa saat sesudah atau sebelum pengisian refrigerant. Saat
sebelum diisi refrigerant, sistem yang akan diisi bisa digantikan dengan gas
nitrogen sebagai pendeteksi kebocoran. Digunakannya gas nitrogen adalah karena
gas ini bersifat inert dan tidak mudah terbakar. Kemudian bagain yang dicurigai
bocor bisa dideteksi dengan diolesi busa sabun. Jika ada kebocoran maka busa
sabun akan menggelembung. Setelah selesai gas nitrogen kemudian dikeluarkan
dan sistem di vakum sebelum diisi refrigerant. Busa sabun juga bisa untuk
pemeriksaan kebocoran pada sistem yang sudah berisi refrigerant.
Gambar 3.15 Diagram tekanan dan entalpi siklus kompresi uap standar.
Sumber: (Stoecker, 1982).
28
30
31
b. Untuk menentukan nilai entalpi diperoleh melalui tabel 4.2 seperti pada
lampiran:
- Suhu penguapan (T1)= 16°C
- Suhu pengembunan (T2)= 91°C
- Entalpi uap jenuh pada suhu 16°C diperoleh dari tabel yang
mempunyai harga h1 = 410,6 kj/kg.
- Entalpi uap panas lanjut pada suhu 91°C dan tekanan pengembunan
2428 kPa adalah harga h2 = 450,3 kj/kg.
- Harga dari h3 dan h4 adalah sama yaitu pada entalpi cair jenuh
adalah = 274,7 kj/kg.
4.2 Pembahasan
a. Kapasitas pendinginan/efek refrigerasi (Qevaporator):
Qe = (h1 – h4) kj/kg
= (410,6 – 274,7)
= 135,9 kj/kg
b. Kerja kompresor (Wc):
Wc = (h2 – h1) kj/kg
= (450,3 – 410,6)
= 39,7 kj/kg
c. Panas yang dibuang di kondensor (Qkondensor):
Qkondensor = (h2 – h3) kj/kg
= (450,3 – 274,7)
= 175,6 kj/kg
d. Unjuk kerja (COP) dari refrigerant:
Qevaporator
COP =
Wc
135,9
= = 3,4231738035
39,7
33
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari permasalahan AC (Air Conditioner) tidak dingin pada ruang kamar
tidur yang terjadi di Hotel Ibis Styles dan berdasarkan hasil pembahasan, maka
dapat disimpulkan:
1. Penyebab terjadinya AC tidak dingin adalah karena disebabkan kotornya
saluran filter pada evaporator, sirip–sirip evaprator, dan juga pada
kondensor, dimana tersumbatnya saluran udara oleh kotoran/debu sehingga
sirkulasinya menjadi terganggu, sehingga harus dilakukan maintenance AC
secara berkala.
2. Cara mengatasi AC yang tidak dingin yang disebabkan oleh kotoran/debu
pada filter, evaporator dan kondensor adalah:
a. Sebelum membersihkan, sebaiknya AC dalam keadaan mati/belum
beroperasi.
b. Cucilah filter evaporator hingga bersih kemudian dikeringkan sebelum
dipasang.
c. Semprotlah sirip-sirip evaporator menggunakan Jet Cleaner/Test Pump,
dengan arah menyemprot vertikal dan horizonatal yang dilakukan
berulang-ulang hingga terlihat bersih.
d. Lakukanlah penyemprotan yang sama pada kondensor.
e. Setelah itu pasanglah filter penutup evaporator.
3. Beban pendinginan yang terjadi:
- Kapasitas pendinginan/efek refrigerasi = 135,9 kj/kg
- Kerja kompresor = 39,7 kj/kg
- Panas yang dibuang di kondensor = 175,6 kj/kg
- Unjuk kerja (COP) pada refrigerant R-22 = 3,4231738035
- Unjuk kerja (COP) pada kapasitas ½ PK = 3,9819429348
34
35
5.2 Saran
1. Berkenaan dengan pemecahan masalah atau cleaning AC/perawatan:
a. Agar AC selalu terjaga perawatannya terutama pada sirkulasi udara
(evaporator, kondensor, filter, blower) maka harus dilakukan perawatan
secara berkala.
b. Sebaiknya dalam melakukan pengerjaan cleaning AC para karyawan
menggunakan perlengkapan safety khususnya dibidang kesehatan.
Penggunaan kacamata bening/safety agar terhindar dari debu saat
melakukan cleaning AC pada area berdebu, masker/buff berguna untuk
terhindar dari gas freon/refrigerant pada saat pemasangan ataupun
pengosongan, serta senter yang berguna untuk penerangan dalam
kondisi ruang gelap.
2. Berkenaan dengan tata ruang:
a. Melakukan penempatan peralatan/alat kerja secara rapi dan sesuai
dengan tempatnya agar dapat dengan mudah ditemukan sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat tanpa terkendala.
DAFTAR PUSTAKA
36
37