Kasus Ruang Kolaborasi 3.1
Kasus Ruang Kolaborasi 3.1
Saya merupakan guru di sebuah SD Swasta, saya merupakan wali kelas VI. Saya cukup dekat dengan
murid-murid saya, beberapa murid saya pernah mengungkapkan rasa takut dan sakit hati pada salah
satu guru yang mengajar mereka yaitu Pa X. Beberapa orang murid takut belajar mata pelajaran
yang diampu Pak X karena Pak X sering memarahi murid-murid karena tidak mengerjakan tugas, Pak
X sering memberikan hukuman berupa lari putar lapangan, buku disobek dan mengeluarkan makian
kepada murid tersebut. Murid diwajibkan untuk membeli buku khusus pendamping pembelajaran,
jika ada siswa yang belum beli siswa tersebut diberikan hukuman, Pak X juga menyarankan membeli
buku tersebut ditempatnya karena Pak X sudah menyediakan buku tersebut.
Saya sebagai wali kelas merasa miris melihat kondisi tersebut, namun mengingat kembali Pak X
merupakan guru yang dekat dengan kepala sekolah. Kepala sekolah pun beberapa kali
membenarkan tindakan pelanggaran yang Pak X lakukan dan tidak memberikan teguran yang serius
pada Pak X. beberapa kali ketika saya meluruskan sebuah masalah yang berkaitan dengan
pelanggaran aturan yang dilakukan Pak X, justru saya mendapatkan perlakukan kurang
menyenangkan yaitu dikucilkan oleh Pak X, beberapa guru lain dan kepala sekolah.
Paradigma:
Individu lawan Kelompok
Prinsip
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Langkah-Langkah
1. Mengenali Nilai-nilai yang saling bertentangan
Nilai Keadilan
8. Buat Keputusan
Menyampaikan langsung kepada Pak X setelah forum diskusi secara tertutup, bahwa apa yang
sudah dilakukan Pak X kepada Murid adalah hal yang kurang tepat dan melanggar aturan sekolah
dengan cara yang bijaksana.