Dilegalisasi Notaris
b. Pada tanggal 10 Desember 2010 lahan point 1 di atas telah dijual kepada
PT.Usaha Sumber Rejeki berdasarkan Akta Jual Beli PPAT, Ineu Arida
Basuki, Nomor 592/2010, dengan penurunan status hak atas lahan tersebut
yang semula Hak Milik atas nama Penggugat dan sekarang Hak Guna
Penggugat dan Tergugat di atas meterai yang tidak diberi tanggal bulan dan
tahun, oleh karena itu perjanjian tersebut dianggap tidak bermeterai, hal ini
sesuai Pasal 7 ayat (9) Undang Undang Bea Meterai Nomor 13 Tahun 1985,
oleh karena itu perjanjian yang tidak bermeterai tidak mengikat para pihak
yang menandatangani.
dengan adanya tagihan 2 pihak sub kontaraktor serta adanya surat panggilan
Sumber Rejeki, dalam hal ini PT.Usaha Sumber Rejeki untuk membuka
PT. Tiara Sinergi Persada, yang berkedudukan di Bekasi, hal ini menunjukkan
tidak benar, maka layak dan patut secara hukum untuk dibatalkan.
lokasi sesuai Sertipikat Nomor 672 dengan status Hak Guna Bangunan Desa
Konvensi untuk membayar biaya perkara ini yang hingga kini ditaksir sebesar
16 Agustus 2012.
pembatalan akta notaris tersebut dikarenakan akta notaris bersifat variatif dan
kasuistik. Dikatakan demikian karena ditinjau dari visi luas pokok sengketa,
ruang lingkup gugatan serta kelanjutan pokok perkara maka hanya para pihak
yang berhak untuk menentukan sehingga untuk itu hakim hanya bertitik tolak
kepada peristiwa yang diajukan para pihak. Hakim dilarang memutus melebihi
54
mengakibatkan dua aspek. Pertama, akta tersebut menjadi batal demi hukum
Kedua, konsekuensi yuridis apabila akta notaris dinyatakan batal demi hukum
mempunyai arti bahwa akta notaris maupun perbuatan hukum di dalam akta
notaris tersebut sejak semula dianggap tidak ada atau tidak pernah terjadi,
paling sedikit 2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk
pembuatan akta wasiat di bawah tangan dan ditandatangani pada saat itu
juga oleh penghadap, saksi dan notaris (Pasal 16 ayat (1) huruf m)
2. Suatu akta harus memiliki awal akta atau kepala akta, badan akta dan akhir
47
Djumadi, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi
Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Bantul, Wawancara 22 Maret
48
Djumadi, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi
Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Bantul, Wawancara 22 Maret
55
dihapus dan ditulis tindih. Untuk perubahan diganti, ditambah, dicoret dan
disisipkan dapat dilakukan dan sah jika perubahan tersebut diparaf atau
diberi tanda pengesahan lain oleh penghadap, saksi dan notaris (Pasal 48
Suatu akta menjadi batal demi hukum apabila tidak terpenuhinya unsur
pokok persoalan yang merupakan objek yang diperjanjikan, dan causa dari
terhadap unsur subjektif), maupun batal demi hukum (dalam hal tidak
variatif dan kasuistik dapat dilihat dari dimensi praktik peradilan perkara
pembatalan akta notaris mengacu pada 2 (dua) hal yaitu: pertama, kepada
Jabatan Notaris. Kedua, apabila hukum positif tersebut tidak mengatur maka
56
pembatalan akta notaris tersebut menjadi kewenangan hakim dapat lebih luas
Pengadilan Tinggi Bandung ternyata judex facti tidak salah dalam menerapkan
antara Penggugat dengan Tergugat telah terjadi hubungan hukum kerja sama
yang bersangkutan, pada dasarnya akta autentik tersebut dapat dibatalkan oleh
hakim asal ada bukti lawan. Mengenai pembatalan isi akta, seorang Notaris
hanya bertindak untuk mencatat apa saja yang dikemukakan oleh para
penghadap dan tidak wajib untuk menyelidiki kebenaran materiil atas isi akta.
49
Djumadi, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi
Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Bantul, Wawancara 22 Maret
50
Djumadi, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi
Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Bantul, Wawancara 22 Maret
51
Sudikno Mertokusumo, 2009, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
hlm.126
57
Istilah kebatalan dan pembatalan tidak ada yang pasti penerapannya seperti
tetapi adakalanya menggunakan istilah “batal dan tak berhargalah” atau “tidak
ternyata masih ada yang mengajukan gugatan atau tuntutan atas hal tersebut,
Akibat dari suatu kebatalan pada prinsipnya sama antara batal demi
bahwa batal demi hukum adalah karena tidak dipenuhinya syarat objektif,
serta tidak dipenuhinya syarat yang merupakan esensi dalam perjanjian dan
Perbedaannya yaitu:54
52
Herlien Budiono, 2007, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.364
53
Subekti, 1998, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hlm.22
54
Mulyoto, 2012, Perjanjian (Tehnik, Cara Membuat, dan Hukum Perjanjian yang Harus
Dikuasai), Cakrawala Media, Yogyakarta, hlm. 45
58
praktik batal demi hukum didasarkan pada putusan pengadilan yang telah
dibatalkan. Akta yang sanksi nya dapat dibatalkan tetap berlaku dan
3. Non existent, akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan tidak ada, yang
tidak memenuhi salah satu unsur atau semua unsur dalam suatu perbuatan
telah terpenuhi, tapi para pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut
berkehendak agar perjanjian yang dibuat tidak mengikat dirinya lagi dengan
alasan tertentu, baik atas dasar kesepakatan atau dengan mengajukan gugatan
membatalkan akta yang pernah dibuatnya, atau diketahui ada aspek formal
59
akta yang tidak dipenuhi, yang tidak diketahui sebelumnya, dan para pihak
ingin membatalkannya.55
Notaris
Dalam hukum perjanjian ada akibat hukum tertentu jika syarat subjektif
dan syarat objektif tidak dipenuhi. Jika syarat subjektif tidak terpenuhi, maka
ancaman untuk dibatalkan oleh para pihak yang berkepentingan dari orang tua,
wali atau pengampu. Agar ancaman seperti itu tidak terjadi, maka dapat
tersebut akan tetap berlaku dan mengikat para pihak. Jika syarat objektif tidak
dipenuhi, maka perjanjian batal demi hukum, tanpa perlu ada permintaan dari
para pihak, dengan demikian perjanjian dianggap tidak pernah ada dan tidak
mengikat siapapun.
Perjanjian yang batal mutlak dapat juga terjadi, jika suatu perjanjian yang
perbuatan hukum tersebut harus dibuat dengan cara yang sudah ditentukan
55
Habib Adjie, 2013, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, PT.Refika Aditama, Bandung,
hlm.67
60
sudah dianggap tidak ada, maka sudah tidak ada dasar lagi bagi para pihak
untuk saling menuntut atau menggugat dengan cara dan bentuk apapun.
pertama adalah kesepakatan, bebas dari para pihak yang berjanji atau tanpa
tekanan dan intervensi dari pihak manapun tapi semata-mata keinginan para
pihak yang berjanji. Unsur syarat subjektif yang kedua adalah adanya
melakukan suatu tindakan hukum oleh para pihak dalam akta yang akan
menimbulkan akibat hukum tertentu jika tidak memenuhi syarat yang sudah
ditentukan. Hal ini berkaitan dengan subjek hukum yang akan bertindak dalam
akta tersebut.56 Dengan demikian jika dalam awal akta, terutama syarat-syarat
para pihak yang menghadap Notaris tidak memenuhi syarat subjektif, maka
atas permintaan orang tertentu akta tersebut dapat dibatalkan. Akta Notaris
sebagai alat bukti agar mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, jika
seluruh ketentuan prosedur atau tata cara pembuatan akta dipenuhi. Jika ada
prosedur yang tidak dipenuhi, dan prosedur yang tidak dipenuhi tersebut dapat
menemukan hukum adalah Notaris. Notaris memang bukan hakim yang harus
56
Habib Adjie, 2013, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, PT. Refika Aditama, Bandung,
hlm. 67
61
penerapan yang diperintahkan oleh peraturan umum atau diminta oleh yang
klien yang minta dibuatkan akta. Masalah hukum konkrit atau peristiwa yang
diajukan oleh klien merupakan peristiwa konkrit yang masih harus dipecahkan
akibat dari kesalahan atau kelalaian Notaris saja di dalam membuat akta.
Tetapi pembatalan akta Notaris juga dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kelalaian para pihak yang saling mengikatkan diri dalam akta tersebut,
gugatan dari salah satu pihak. Di dalam proses perdata, tidak jarang seorang
Notaris berada pada kedudukan sebagai turut tergugat yang diberikan sebagai
upaya yang dipaksakan, karena di dalam akta notariil khususnya Partij Acte
yang kemudian menjadi alat bukti untuk perkara perdata, Notaris tidak terlibat
57
Sudikno Mertokusumo, Arti Penemuan Hukum, Majalah Renvoi, Tahun I, Nomor 12, Mei
2004, hlm. 48-49
62
tidak terjadi karena Notaris berhak memberikan nasehat hukum dan penjelasan
merupakan pengesahan akta di bawah tangan yang dibacakan oleh Notaris dan
ditandatangani oleh penghadap dimuka Notaris pada waktu itu juga untuk
penghadap yang mencantumkan tanda tangannya itu di kenal oleh notaris atau
surat itu sudah memperoleh kedudukan sebagai Akta Autentik, dengan dalam
perkataan surat itu dianggap seolah-olah dibuat oleh atau dihadapan Notaris,
tanda tangan dari para pihak yang bersangkutan atas dasar kesepakatan para
58
Djoko Sukisno, 2008, “Pengambilan Fotocopy Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris”,
Mimbar Hukum Vol. 20 Nomor 1, hlm. 52
59
Iriyanto, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi Notaris
(Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Sleman, Wawancara 09 April
63
Tangan yang dilegalisasi Notaris yang dalam hal ini dikaitkan dengan Studi
persetujuan yang bertimbal balik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya. Dalam hal yang demikian persetujuan tidak batal demi hukum
(Null And Void Nietig), tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Hakim
perjanjian. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, Hakim adalah
suatu jangka waktu untuk masih juga memenuhi kewajibannya, jangka waktu
Tangan yang dilegalisasi Notaris yang dalam hal ini dikaitkan dengan Studi
yaitu: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
60
Nurhadi Darussalam, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang
Dilegalisasi Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Sleman,
Wawancara 03 April
64
Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan Itikad Baik”,
misal Pasal 1338 KUHPerdata semua perjanjian dibuat secara sah berdasarkan
bagi para pihak yang membuatnya. Secara yuridis telah terjadi hubungan
hukum antara para pihak dan akan menimbulkan akibat hukum apabila terjadi
pelanggaran atas isi perjanjian yang dilakukan oleh salah satu pihak, oleh
dilegalisasi oleh notaris, maka telah melekatlah hak dan kewajiban antara
dibawah tangan yang dilegalisasi notaris adalah mengikat para pihak yang
mengikatkan diri dalam perjanjian tersebut maka para pihak baik penjual
1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata sebagai lex generalis
yang menyatakan bahwa, “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
(Asas pacta sunt servanda) disebut juga asas Kepastian Hukum manakala asas
Hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi perjanjian yang dibuat
para pihak. Oleh karena itu, hakim dalam memutus perkara harus
sesuai dengan apa yang telah disepakati akan dilakukan pengalihan hak atas
Jo. Perjanjian Kerjasama yang dibuat dibawah tangan bermaterai cukup dan
Mei 2010 dan Addendum ini merupakan satu kesatuan yang melekat dan tidak
harga jual tanah yang menandakan adanya transaksi jual beli, dan penerimaan
yang sah atas pembayaran harga jual tanah yang menandakan kelanjutan
proyek/progress proyek yang pada saat ini terhenti berjalan. Hal ini sesuai
2010 antara pihak Penggugat dengan Tergugat untuk menambah isi perjanjian,
membebaskan Penggugat dari tuntutan Hukum baik secara Pidana dan Perdata
dari Pihak Ketiga berupa: (1) Uang penjualan baik berbentuk tunai, uang
muka KPR, tunai bertahap dan uang tunai keras oleh konsumen; (2) Surat
lain-lain yang akan merugikan Penggugat baik secara moril dan materiil;
Penggugat.
menunjukkan adanya akibat hukum yang dikehendaki oleh para pihak untuk
perjanjian kerjasama tidak berjalan baik yang terdapat kendala dalam hal
resiko bisnis berupa untung dan rugi sehingga sudah tidak mungkin lagi
tersebut dalam hal ini Tergugat tidak dapat memenuhi kewajiban atas
jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau
dinyatakan lalai tetap tidak memenuhi klausula dalam isi perjanjian kerjasama
diantara mereka maka sesuai dari Pasal 1244 KUHPerdata bahwa, “Jika ada
68
alasan untuk itu, debitur harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga
apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang
tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang tak terduga,
Notaris yang diikuti Perjanjian Pengikatan Jual Beli dengan penurunan status
Hak Atas Lahan tersebut yang semula Hak Milik atas nama A dan sekarang
Hak Guna Bangunan atas nama PT.Usaha Sumber Rejeki adanya indikasi
Sumber Rejeki terjadinya pembatalan sepihak yang tidak ditepati dalam isi
tangan yang dilegalisasi notaris sebagaimana tercantum dalam Pasal 9 ayat (1)
dan mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar dan/atau
yang menyatakan:
63
Iriyanto, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang Dilegalisasi Notaris
(Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Sleman, Wawancara 09 April
70
atau menentukan pilihannya atas barang dan atau jasa kebutuhannya serta
Atas Lahan tersebut yang semula Hak Milik atas nama A dan sekarang Hak
Guna Bangunan atas nama PT.Usaha Sumber Rejeki adanya indikasi itikad
Rejeki terjadinya pembatalan sepihak yang tidak ditepati dalam isi klausula
ada 3 bidang milik punya penduduk yang semuanya Hak Milik dibebaskan
71
oleh Pengembang sehingga Hak nya tidak bisa dipertahankan jadi Hak Milik
tetapi menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) yang awalnya HGB Induk atas
(pihak ke-3). Karena, dalam hal ini PT tidak bisa punya Hak Milik kecuali PT
jual beli memintakan kepada pihak pembeli agar melakukan pembayaran uang
Apabila pembeli telah melunasi seluruh harga jual beli tanah dan bangunan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian pengikatan jual beli tanah
pejabat pembuat akta tanah yang ditunjuk oleh pihak penjual dalam hal ini
kerugian sesuai kesepakatan yang diatur dalam perjanjian pengikatan jual beli.
64
Nurhadi Darussalam, 2018, Pembatalan Perjanjian Kerjasama di Bawah Tangan yang
Dilegalisasi Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Pdt/2013), Sleman,
Wawancara 03 April
72
Langkah hukum yang dilakukan salah satu pihak apabila pihak lain
wanprestasi atas PPJB telah diatur menurut ketentuan ganti rugi dalam Kitab
immateriil. Ganti rugi immaterril tidak ternilai dan dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata juga tidak menentukan mengenai besarnya ganti rugi
yang harus diberikan atas kerugian yang timbul akibat perbuatan melanggar
hukum.
Perlindungan hukum berasal dari dua suku kata yaitu perlindungan dan
yang diberikan kepada subjek hukum tentang apa yang dapat dilakukannya
tersebut.66
beli yang dibuat seperti yang telah diterangkan dalam sub bab sebelumnya.
Wanprestasi atau ingkar janji atau tidak memenuhi perikatan ada tiga
macam yaitu:67
1. debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan;
2. debitur terlambat memenuhi perikatan;
3. debitur keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan
dalam beberapa bentuk sebagaimana dikemukakan di atas. Hal yang sama juga
dapat terjadi dalam perjanjian kerjasama dan pengikatan jual beli terhadap hak
atas tanah. Karena tidak selamanya setiap orang yang membuat kesepakatan
yang percara diri sehingga sering terjadi kesalahan dalam pembuatan aktanya,
seperti tidak dimuatnya klausula denda padahal harga obyek jual beli dibayar
oleh pembeli dalam beberapa kali angsuran, yang mana ketika pembeli tidak
mampu untuk membayar angsuran maka tidak ada klausula dari akta tersebut
beli sangat kuat karena sifat pembuktian dari perjanjian pengikatan jual beli
yang dibuat dihadapan pejabat umum dalam hal ini Notaris mempunyai
pembuktian yang sangat kuat sesuai dengan pembuktian dari akta autentik.
Selain itu perlindungan lain yang diberikan adalah perlindungan hukum yang
dibuat berdasarkan dari kesepakatan yang dibuat oleh para pihak yang terkait
67
Mariam Darus Badrulzaman, dkk., 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, hlm. 18-19
74
dengan perjanjian pengikatan jual beli yang jika dikaitkan dengan peraturan
Perdata yang berbunyi semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku
Ada beberapa perlindungan yang dapat diberikan jika salah satu pihak
itu sendiri.
dapat diberikan bagi pemenuhan hak semua pihak dalam jual beli adalah
selain perlindungan hukum yang diberikan oleh kekuatan akta autentik juga
dapat berlandaskan Pasal 1338 KUHPerdata, serta niat baik dari para pihak
kerjasama dan pengikatan jual beli yaitu Perlindungan hukum secara preventif
tidak dapat ditarik kembali. Tujuannya adalah apabila pihak penjual tidak
memenuhinya maka pihak pembeli dapat menuntut ganti rugi sesuai dengan
kesepakatan yang diatur dalam perjanjian jual beli. Persyaratan yang biasanya
atau tanda hak milik atas tanah tersebut di titipkan kepada pihak ketiga yang
biasanya adalah Notaris atau pihak lain yang ditunjuk dan disepakati bersama
oleh penjual dan pembeli. Selain itu perlindungan lain adalah perjanjian
pemberian kuasa oleh pihak penjual kepada pihak pembeli yang tidak dapat
jual beli, maka pihak pembeli dapat melakukan pemindahan hak walaupun
yang diberikan apabila telah terjadi sengketa adalah pihak yang dirugikan
dalam perjanjian kerjasama dan pengikatan jual beli tersebut secara aktif
pembatalan perjanjian kerjasama dan pengikatan jual beli hak milik atas tanah
seadil-adilnya.