Disusun oleh:
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “ Landasan dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan” ini, sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Diucapkan terima kasih kepada dosen pengampu ibu Neli Murodah M.Pd.I dan kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penggarapan makalah ini. Sehingga mampu
melaksanakan tugas mata kuliah Media Pembelajaran ini.
Dimohonkan maaf kepada semuanya apabila dalam makalah ini masih dapat kekurangan
dan kekeliruan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran dari semua pembaca
agar kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Cover..........................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................2
Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4
Simpulan...................................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dalam Bab II, tentang Dasar, Fungsi, Dan Tujuan Pendidikan,
menegaskan bahwa Pendidikan nasional berguna untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, tahun 2013). Berdasarkan
undang-undang pendidikan di atas terlihat bahwa secara umum tujuan pendidikan Islam
dan tujuan pendidikan nasional adalah sama, yaitu membentuk manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, serta
terampil dalam bekerjadi tengah masyarakat(Tafsir, 2016). Hanya saja dalam
perjalanannya, proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pola pendidikan barat
yang masih terus mewarnai proses pendidikan tersebut hingga saat ini. Dimana pada
masa pendudukan kolonial proses pendidikan yang berjalan hanya untuk memenuhi
kepentingan ekonomi dan ketetapan kekuasaan kolonial. Oleh karena warisan motif
ekonomi tersebut, masyarakat Indonesia pada umumnya masih mengukur
keberhasilan pendidikan hanya dari segi ekonomi. Nilai keberhasilan seseorang adalah
apabila telah menyelesaikan tingkatan pendidikannya dan berhasil mendapatkan
perkerjaan terlebih dibidang pemerintahan sesuai dengan spesifikasinya yang dianggap
banyak menghasilkan uang dan jabatan. Pola pendidikan barat telah berhasil
mempengaruhi proses pendidikan pada bagian yang paling dominan, yaitu tujuan
pendidikan Islam.Kesamaan dalam hal tujuan, tidak serta merta membuat
pendidikan Islam dan pendidikan nasional dapat seiring sejalan. Hal ini disebabkan
oleh worldview Barat sekuler dan materialisme yang menjadi warisan penjajahan
kolonial yang hingga saat ini masih mewarnai dunia pendidikan. Dimana pada masa
4
pendudukan kolonial proses pendidikan yang berjalan hanya untuk memenuhi
kepentingan ekonomi dan ketetapan kekuasaan kolonial.
Corak pendidikan Barat yang telah mewarnai pendidikan di Indonesia tidak dapat
dinafikan, telah pula membawa pada kemajuan. Tetapi walau demikian, tetap saja
tidak dapat dijadikan sebagai rujukan apalagi landasan untuk memajukan pendidikan di
Indonesia, sebab pendidikan ala Barat hanya memajukan pendidikan dari segi lahiriah
saja. Kemajuan yang didapatkan hanya berorientasi pada kehidupan dunia yang
bersifat kuantitatif tanpa menyentuh kemanusiaan yang terdalam dari seorang manusia
yaitu rohani, apalagi menghubungkannya dengan kehidupan yang bahagia di akhirat
kelak. Oleh karenanya kenyataan yang terjadi, kemajuan yang telah dicapai tidak
membawa mereka pada kebahagiaan. Tetapi hati mereka kering dan jiwa-jiwa mereka
kosong. Hal ini tentunya sangat jauh berbeda dengan perspektif pendidikan Islam
yang mengarah pada pembentukan pribadi insan yang utuh dan sempurna. Oleh
karenanya semua amal yang dilakukan di dunia, hanyalah sebuah alat yang
dipergunakan semaksimal mungkin untuk menuju cita-cita yang paling dasar yaitu
kebahagiaan akhirat (Alim, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Landasan apa yang digunakan dalam menyusun Perencanaan Pendidikan?
2. Prinsip-prinsip apa yang akan memandu Perencanaan Pendidikan ?
3. Apa saja jenis jenis Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Landasan Perencanaaan Pendidikan
2. Prinsip-prinsip yang akan memandu perencanaan Pendidikan
3. Jenis Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Pendidikan terdiri dari dua suku kata, yaitu landasan dan pendidikan.
Oleh karena itu, kami akan mencoba memaparkan pengertian dari kedua suku kata
tersebut. Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat mulanya suatu poerbuatan.
Dalam bahasa inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa
Indonesia, menjadi pondasi. Sedangkan Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini
mendapat awalan me, sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Jadi, landasan pendidikan adalah
asas, dasar atau fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam
rangka untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
1. Landasan Filosofis
6
yang berharkat dan bermartabat. Oleh karena itu, manusia Indonesia dipandang
sebagai individu yang mampu menjadi manusia Indonesia yang berakhlak mulia.
Karenanya pendidikan harus mampu mengembangkan menjadi manusia yang
memegang norma-norma keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
Tuhan, Makhluk sosial, dan makhluk individu.
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Kultural
7
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman. Kebudayaan
dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, kebudayaan dapat diwariskan
dengan jalan meneruskan kepada generasi penerus melalui pendidikan. Sebaliknya
pelaksanaan pendidikan ikut ditentukan oleh kebuadayaan masyarakat dimana proses
pendidikan berlangsung.
4. Landasan Psikologis
6. Landasan Yuridis
8
Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama, perlu
pelaksanaannya berdasarkan undang-undang. Hal ini sangat penting karena
hakikatnya pendidikan nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945
utamanya pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31 :
9
B. Prinsip-prinsip Perencanaan pendidikan
Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan,
baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip interdisipliner
Prinsip interdisipliner yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam
kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik
harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat.
2. Prinsip fleksibel
Prinsip fleksibel yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap
perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena
hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk
mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan
beragam tantangan kehidupan terkini.
3. Prinsip efektifitas
efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada
perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan
itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.
4. Prinsip progress of change
Prinsip progress of change yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada
semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam
pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan
masing-masing.
5. Prinsip objektif, rasional dan sistematis
Prinsip objektif, rasional dan sistematis artinya perencanaan pendidikan harus
disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan
layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata),
dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan
berkesinambungan.
10
6. Prinsip kooperatif-komprehensif
Prinsip kooperatif-komprehensif perencanaan yang disusun mampu memotivasi
dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim
(team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus mencakup
seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non-
akademik setiap peserta didik.
7. Prinsip human resources development
Prinsip human resources development artinya perencanaan pendidikan harus
disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber
daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan
pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik harus benar-benar mampu
membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science
and technology), aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual
(keimanan dan ketakwaan) , atau disebut IESQ yang unggul.
C. Macam–macam Pendekatan Perencanaan Pendidikan pendidikan
Perencanaan pendidikan dibuat agar kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi baik
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk itu, perencanaan pendidikan harus
didasarkan pada tujuan–tujuan yang telah ditentukan dengan jelas dan terperinci. Untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien diperlukan sejumlah pendekatan dalam
perencanaan pendidikan.
11
Menurut A.W. Guruge pendekatan kebutuhan sosial adalah sebagai
pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-
lembaga dan fasilitas-fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk memasukkan
sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada pemenuhan keinginan-
keinginan murid dan orang tuanya secara bebas.
12
menghasilkan lulusan yang siap bekerja. Implikasi pendekatan ini terhadap
perencanaan pendidikan adalah bahwa pendidikan yang direncanakan harus
diorientasikan pada pekerjaan yang mungkin diperlukan di pasaran kerja.
Menurut Matin, pendekatan ini bersifat ekonomis dan berpangkal dari konsep
investasi pada sumber daya manusia. Prinsipnya adalah bahwa setiap investasi harus
mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.
13
Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan sistem atau pendekatan
integrasi (terpadu) memadukan ketiga pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang
bersifat menyeluruh dan terpadu. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan
sistemik atau pendekatan sinergik, karena memiliki karakteristik sistematik, anilitik, dan
sistematik. Perencanaan pendidikan yang disusun berdasarkan pada:
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Landasan pendidikan adalah asas, dasar atau fondasi yang memperkuat dan
memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka untuk menciptakan pendidikan yang
berkualitas dan bermutu. Landasan pendidikan meliputi, landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis, landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta landasan yuridis.Dengan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan
diharapkan pembangunan manusia seutuhnya yang menjadi tekad pemerintah dapat
tercapai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan aspek
intelektualnya saja melainkan juga watak, moral, sosial, dan fisik peserta didik. Prinsip-
prinsip yang dapat dijadikan pegangan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas
antara lain : Prinsip interdisipliner, Prinsip fleksibel, Prinsip efektifitas-efisiensi, Prinsip
progress of change, Prinsip objektif, rasional dan sistematis, Prinsip kooperatif-
komprehensif, dan Prinsip human resources development.
Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai
masalah yang saling berkaitan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan system
pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan
pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja, pendekatan efesiensi biaya,
dan pendekatan sistem atau pendekatan integratif.
Ketiga perencanaan pendidikan saling berhubungan satu sama lain. Apabila salah
satu pendekatan pendidikan tidak berjalan dengan baik, maka tujuan pendidikan akan
terhambat. Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Meskipun begitu pendekatan perencanaan pendidikan sangat penting demi terwujudnya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
15
DAFTAR PUSTAKA
Fadlillah, N.S. 2011. Macam-Macam Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan, (Online),
(http://winamartiana.wordpress.com/2011/09/25/pendekatan-dalam-perencanaan-pendidikan/),
diakses 6 Januari 2015.
Arifin. 2010. Konsep Perencanaan, Pendekatan Dan Model Perencanaan Pendidikan, (Online),
(https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-
perencanaan-pendidikan/), diakses 6 Januari 2015.
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komperhensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rambel, A.A. 2011. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Dan Manajemen Pendidikan. Jurnal Ilmu
pendidikan, (Online), 14 (2): 168,
16