Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kornelius Doli Satya Simamora

NPM : 2322101935
Kelas : I RKS B

JAWABAN UAS ETOS SANDI I

1.
Berdasarkan hasil self-assesment test pada Principlesyou.com, saya paling mirip dengan
“Technician” dan “Planner” untuk kategori yang paling tidak mirip dengan saya. Hasil ini
berdasarkan kesimpulan dari 3 poin, yatitu poin “How You Prefer Think”, “How You Engange With
Others”, “How You Apply Yourself”

“How You Prefer Think” atau dalam Bahasa Indonesia “Bagaimana Saya Lebih Suka
Berpikir” yaitu hasil yang lebih detail tentang 17 sifat inti dan aspek kepribadian diri. Orientasi
kognitif diri sendiri mewakili cara berpikir. Pola pikir mengungkapkan jenis pekerjaan apa yang
disukai, aspek pekerjaan apa yang mungkin dikuasai, dan bagaimana diri sendiri cenderung
mendekati dan memecahkan masalah.

Pada poin ini saya lebih mengarah pada pemikiran “Practical” atau dalam Bahasa Indonesia
“Praktis” dengan presentase 90 persen. “Praktis” mengacu pada pemikiran untuk mengutamakan
pekerjaan dengan penekanan pada pertimbangan praktis, kendala, dan realita yang terjadi. Orang
yang mempunyai nilai tinggi pada kategori ini cenderung mengutamakan produktivitas dan
kemanfaatan di atas kepentingan orang lain. Mereka secara realistis dalam menilai konsekuensi dari
tindakan apa pun dan cenderung fokus pada manfaat. Orang-orang dengan skor rendah mungkin
kurang fokus pada konsekuensi dari tindakan mereka. Akibatnya, Anda juga mungkin menjadi lebih
imajinatif dan idealis saat mengambil keputusan dan menghadapi masalah pekerjaan dan
kehidupan.

Presentase paling rendah yaitu pemikiran ”Conceptual” atau dalam Bahasa Indonesia
“Konseptual” dengan presentase 6 persen. “Konseptual” mengacu pada pemikiran abstrak dan
filosofis melalui identifikasi dan pemahaman pola hubungan yang lebih dalam di balik suatu
fenomena. Orang dengan nilai tinggi lebih suka berpikir abstrak, teori, model, dan suka
mengeksplorasi ide dan konsep tersembunyi untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam.
Memahami dengan cepat konsep-konsep kompleks, cara berpikir yang baru, dan metode
pembelajaran. Orang dengan nilai rendah lebih memilih untuk berpikir kurang filosofis dan lebih
konkrit. Mereka mungkin memandang orang-orang dengan nilai tinggi sebagai orang yang tidak
realistis atau "sempurna" dan mungkin tertarik pada solusi masalah yang lebih sederhana dan bisa
diterapkan.
“How You Engange With Others” atau dalam Bahasa Indonesia “Bagaimana Anda Terlibat
dengan Orang Lain” yaitu orientasi interpersonal diri yang mencerminkan bagaimana diri sendiri
terlibat dengan orang lain.

Pada poin ini saya lebih mengarah pada “Humorous” atau dalam Bahasa Indonesia
“Humoris” dengan presentase 89 persen. “Humoris” mengacu pada kecenderungan untuk menjalani
hidup dengan mudah dan gembira. Orang yang mendapat nilai tinggi menggunakan dan menghargai
humor, mudah tertawa, dan membuat orang lain tertawa. Mereka tidak menganggap serius
tantangan hidup sehari-hari, bahkan ketika hal itu diperlukan. Orang yang mendapat nilai yang
rendah mengambil pendekatan yang lebih serius dan bijaksana. Mereka lebih sedikit tertawa dan
cenderung tidak menganggap remeh situasi mereka sendiri atau orang lain. Bersikap terlalu serius
dapat membuat hal-hal yang seharusnya menyenangkan dan ringan menjadi tampak terlalu
dipikirkan, sehingga meredam semangat kegembiraan dan kesenangan orang lain serta
meningkatkan ketegangan.

Presentase paling rendah yaitu ”Nurturing” atau dalam Bahasa Indonesia “Belas Kasih”
dengan presentase 13 persen. “Belas Kasih” mengukur apakah seseorang berfokus pada kebutuhan
dan perasaan orang lain. Ini terdiri dari tiga aspek, yaitu membantu, empati, dan berorientasi pada
orang lain. Orang dengan nilai-nilai tinggi cenderung mengungkapkan kehangatan dan dukungan
serta kepedulian dan minat terhadap kehidupan orang lain. Mereka cenderung meningkatkan harga
diri dan motivasi mereka terutama dalam mendukung dan membantu orang lain. Mereka mungkin
cenderung memilih untuk tidak menimbulkan konflik dan menjaga keharmonisan. Orang dengan
skor rendah cenderung kurang peka atau kurang peduli terhadap perasaan dan kebutuhan emosional
orang lain. Ini tidak berarti bahwa mereka bermusuhan atau tidak bersahabat, tetapi mereka kurang
tertarik dan peka terhadap perasaan, kebiasaan, dan kebutuhan orang-orang di sekitar mereka.
“How You Apply Yourself” atau dalam Bahasa Indonesia “Bagaimana Anda Menerapkan
Diri Anda” yaitu arah motivasi yang menunjukkan bagaimana cara kita menghadapi tantangan,
menunjukkan kinerja, seberapa ambisius tujuan, bagaimana mengatasi kemunduran dan kegagalan,
dan bagaimana menggunakan pengalaman tersebut untuk belajar, berkembang, dan bertumbuh.

Pada poin ini saya lebih mengarah pada “Status-Seeking” atau dalam Bahasa Indonesia
“Pencari Perhatian” dengan presentase 83 persen. “Pencari Perhatian” adalah seseorang yang
mencari perasaan rasa disukai, dikagumi, dan disenangi dari orang lain sebagai tolak ukur
kesuksesan. Orang dengan nilai tinggi fokus pada perolehan status, seperti kekayaan materi dan
profesionalisme. Mereka cenderung memprioritaskan kesan orang lain, peka terhadap cara orang
lain memandang dirinya, dan berusaha keras untuk disukai dan dikagumi. Mereka adalah
dermawan. Orang dengan skor rendah cenderung kurang tertarik pada pandangan orang lain dan
persetujuan sosial terhadap mereka.

Presentase paling rendah yaitu pemikiran ”Flexible” atau dalam Bahasa Indonesia
“Fleksibilitas” dengan presentase 14 persen. “Fleksibilitas” mengacu pada cara orang berpikir dan
merespons perubahan, mampu beradaptasi terhadap perubahan. Fleksibilitas terdiri dari tiga aspek,
yaitu kemampuan beradaptasi, ketangkasan, dan mengejar pertumbuhan. Orang dengan skor tinggi
cenderung menyukai perubahan dan percaya bahwa kemajuan itu penting. Mereka tidak
mempunyai masalah dalam mengubah rencana di tengah proyek, karena mereka cenderung lebih
memilih cara kerja yang lebih berulang dan dapat dengan mudah menyesuaikan taktik mereka
ketika ada perubahan. Mereka melihat kesalahan sebagai peluang dan bukan masalah, dan dapat
dengan mudah mengubah peran dan gaya interaksi mereka agar sesuai dengan orang dan situasi
yang berbeda. Orang dengan skor rendah lebih menyukai kestabilan dan prediksi. Mereka
cenderung merasa tidak nyaman dan jengkel karena perubahan yang tidak terduga atau terus-
menerus. Mereka mungkin menganggap perubahan sebagai sesuatu yang gangguan dan bukan hal
positif. Mereka tidak benar-benar melihat kesalahan dan masalah mereka sebagai peluang untuk
perbaikan, dan lebih memilih kenyamanan status.
2. Berdasarkan personality test tersebut, saya menilai bahwa diri saya merupakan pribadi yang
dapat dipercaya dan dapat diandalkan karena saya lebih mengutamakan kepentingan dari
tindakan dan pekerjaan saya serta manfaat yang akan diterima. Saya juga memikirkan
konsekuensi yang akan didapat apabila tidak melaksanakan tugas dengan baik. Selain itu saya
juga termasuk pribadi yang bertanggungjawab karena mengutamakan tugas daripada
kepentingan pribadi atau kelompok, saya bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan cepat dan tepat. Disisi lain, jiwa korsa juga menjadi salah satu aspek penting
dalam hidup saya. Berbagi suka dan duka dengan rekan yang dimana saya termasuk dalam
pribadi yang humoris, sehingga saya sering berbagi suka dan cerita dengan rekan saya. Jiwa
korsa juga membuat hubungan saya dengan seluruh rekan saya semakin dekat dan erat.

Anda mungkin juga menyukai