Anda di halaman 1dari 9

Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.

182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

PENERAPAN PENDEKATAN STEAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN


HASIL BELAJAR PADA MATERI LAJU REAKSI

Sri Watriana
Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Sampit
witriana060609@gmail.com

ABSTRAK - Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik pada materi laju reaksi dengan menerapkan pendekatan STEAM dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas belajar yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam merancang suatu prosedur, keaktifan
bertanya, menanggapi materi yang disampaikan dalam pembelajaran, mengajukan dan menanggapi hal-hal yang masih
belum dimengerti dengan diskusi tanya jawab baik di dalam kelompok atau antar kelompok yang lain. Subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA D SMAN 1 Sampit Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 18 peserta
didik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan STEAM berbasis TPACK. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi dan evaluasi di akhir pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I, aktivitas belajar
peserta didik ditunjukan dengan persentase 67% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan sebesar 72% .
Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar yaitu ditunjukan dengan persentase 78% dan hasil belajar yang
memenuhi kriteria ketuntasan sebesar 83%. Sedangkan pada siklus III terjadi peningkatan aktivitas belajar yang
ditunjukan dengan persentase 94% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan mencapai 100%. Hasil
pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan STEAM dalam kegiatan pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi laju reaksi.
Kata kunci: STEAM, TPACK, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar

ABSTRACT - This research was a Classroom Action Research aiming to improve the quality of learning activity and
learning outcomes of students on the Reaction Rate material through the STEAM approach. The learning activity in
STEAM is the student’s ability to design a procedure, ask questions actively, responsive, discussing in groups about
the difficult materials. The subjects of this research were 18 students of class XI MIPA D SMAN 1 Sampit in the
2021/2022 academic year. The approach used is a TPACK-based STEAM approach. Data was collected by using
student and teacher activity observation and a post test. The results obtained in the first cycle, students’ activities were
amounted 67% and for the cognitive learning outcomes obtained was 72%. In the second cycle, students’ activities
were amounted 78% and for the cognitive learning outcomes obtained was 83%. On the third cycle, the increase in
students’ activities was amounted 94% and for cognitive learning outcomes obtained was 100%. The research shows
that there was an increase in the students’ achievement of XI MIPA D of SMAN 1 Sampit through the use of the
STEAM approach, This approach can improve the students activity and learning outcomes of students on the Reaction
Rate material.
Keywords: STEAM, TPACK, Learning Activity, Learning Outcome

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses yang mencakup tiga dimensi, individu, masyarakat atau komunitas
nasional dari individu tersebut, dan seluruh kandungan realitas, baik material maupun spiritual yang
memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib, bentuk manusia maupun masyarakat. Pendidikan lebih
dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih
berorientasi pada pembentukan spesialis atau bidang-bidang tertentu, oleh karena itu perhatian dan minatnya

PROGRESIF | 182
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

lebih bersifat teknis (Nurkholis, 2013). Hasil belajar mata pelajaran kimia bagi peserta didik pada umumnya
belum semua peserta didik dalam satu kelas mampu mencapai nilai rata-rata yang distandarkan sekolah
yaitu 72. Jika pembelajaran mata pelajaran kimia tidak ditunjang oleh strategi yang tepat maka tidak banyak
peserta didik mampu meraih prestasi belajar yang baik pada mata pelajaran kimia. Belum tercapainya hasil
belajar yang sesuai dengan tujuan pada mata pelajaran kimia, karena kebanyakan peserta didik beranggapan
bahwa mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang sulit, rumit dan penuh dengan rumus-
rumus dan karakteristik materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak.
Untuk meningkatkan kualitas pada bidang pendidikan tentunya menuntut profesionalisme guru yang
lebih baik juga berkualitas. Maka agar upaya tersebut dapat tercapai diharapkan berdampak pada
meningkatnya keunggulan dan prestasi dalam bidang Pendidikan. Untuk mata pelajaran kimia sendiri
menekankan pada model pembelajaran yang mana peserta didik dilibatkan secara aktif dalam kegiatan
proses belajar mengajar, dalam pembelajaran kimia hendaknya peserta didik mampu dibuat terlibat secara
langsung dalam setiap kegitan proses pembelajaran. Kemampuan berpikir peserta didik akan meningkat
serta akan lebih memahami konsep materi yang telah mereka pelajari. Dalam kegiatan pembelajaran untuk
mata pelajaran kimia dituntut tidak hanya pada penekanan kemampuan kognitif saja, namun juga lebih
ditekankan pada kemampuan afektif serta psikomotorik. Pembelajaran saat ini mengacu pada kurikulum
2013 yang mana peserta didik diminta aktif dalam proses pembelajaran, khususnya untuk materi laju reaksi
pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan berdasarkan data hasil belajar
selama dua tahun terakhir pada kelas XI di SMA Negeri 1 Sampit menunjukkan bahwa pembelajaran
cenderung masih berpusat pada guru. Guru masih dominan dalam menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran kimia, masih belum dapat diciptakannya suasana pembelajaran
yang menyenangkan oleh guru. Hal ini karena penggunaan media pembelajaran masih belum dapat
digunakan secara maksimal sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan.
Materi hanya disampaikan oleh guru melalui buku paket, sehingga peserta didik cenderung merasa jenuh
dalam pembelajaran karena kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan media dan pendekatan dalam
pembelajaran kimia. Hal ini berakibat masih rendahnya prestasi belajar kimia peserta didik kelas XI, untuk
materi laju reaksi dalam dua tahun terakhir. Rata-rata peserta didik yang mencapai nilai ulangan harian di
atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam dua tahun terakhir hanya 60% dari jumlah peserta didik.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran,
sehingga peserta didik lebih mudah menerima materi pelajaran.
Menurut Hang dalam (Wardoyo, 2013)“model pembelajaran problem-based learning adalah model
pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi
dengan memahami kebutuhan-kebutuhan mendasar sebagai bekal menyelesaikan masalah yang ada”. Jadi
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran dengan berbasis masalah. Masalah yang
disajikan adalah masalah yang mempunyai konteks dengan dunia nyata. Menurut (Hosnan, 2014), langkah-
langkah metode Problem Based Learning (PBL) adalah, 1) mengorientasi peserta didik, 2)
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, 3)membimbing penyelidikan individual/kelompok, 4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
(Perdana & Slameto, 2016).
Dalam menyajikan materi kimia agar menjadi lebih menarik dan bersahabat,guru harus memiliki
kemampuan dalam mendesain kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa, misalnya dengan
mengkombinasikan metode pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran dan pendekatan yang
sesuai, sehingga menimbulkan gairah dan sifat keingin tahuan bagi peserta didik. Materi pelajaran Laju
Reaksi adalah salah satu materi pokok yang diajarkan di kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit semester
ganjil tahun pelajaran 2021/2022. Pemahaman peserta didik kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit
terhadap materi tersebut dengan lingkup yang lebih luas , belum maksimal dan peserta didik masih
memerlukan banyak bimbingan dari guru dan latihan secara rutin untuk mencapai hasil yang baik dengan
persentase ketuntasan belajar yang tinggi. Berdasarkan tes awal yang dilakukan Peneliti pada tes Prasiklus

PROGRESIF | 183
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

ketuntasan belajar mencapai 65% dan aktivitas belajar hanya tercapai 62% dari 18 peserta didik. Melihat
kondisi demikian Peneliti ingin melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas ini agar nilai mata pelajaran kimia bagi peserta didik dapat meningkat. Dalam Penelitian
ini dilakukan pengamatan terhadap rendahnya nilai mata pelajaran kimia yang dicapai oleh peserta didik
dan upaya yang dilakukan untuk perbaikannya..
Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu penggunaan
pendekatan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada
pembelajaran kimia. Untuk mewujudkan sebuah pembelajaran kimia yang bermakna dan menyenangkan
maka dibutuhkan sebuah pendekatan pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Seorang guru hendaknya
mampu memberikan pembelajaran sosial yang baik kepada peserta didiknya agar materi pembelajaran dapat
diterima dan dipahami peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merancang pembelajaran
kimia yang bermakna dan menyenangkan dengan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering,
Art and Mathematics). Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran interdisipliner
yang inovatif dimana IPA, teknologi, teknik, seni dan matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses
pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran. STEAM memperlihatkan kepada
peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip IPA, teknologi, teknik, dan matematika digunakan
secara terpadu untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia yang kompetitif (Sahih, 2015).
Berbagai model pembelajaran di atas memberikan peluang pengintegrasian teknologi dalam prosesnya,
namun seorang guru harus memiliki paket pengetahuan yang terkait dengan penguasaan konten, penguasaan
aspek pedagogis dan penguasaan aspek teknologi. TPACK merupakan kerangka pengintegrasian teknologi
ke dalam proses pembelajaran yang melibatkan paket-paket pengetahuan tentang teknologi, materi, dan
proses atau strategi pembelajaran. Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) adalah
pengetahuan seorang guru tentang bagaimana menjadi fasilitator dalam pembelajaran bagi peserta didik dari
konten tertentu melalui pendekatan pedagogik dan teknologi (Cox & Graham, 2009).
Dari apa yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran kimia
menggunakan pendekatan pembelajaran STEAM. Peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Penerapan Pendekatan STEAM Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Materi Laju Reaksi”. Dengan berdasarkan pedoman pada latar belakang masalah yang telah
dipaparkan, maka dapat diambil rumusan masalah yang diangkat sebagai berikut: “Bagaimana penerapan
pendekatan STEAM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi laju reaksi?”.
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi proses penerapan pendekatan
STEAM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi laju reaksi.

METODE
Penelitian yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA D
SMAN 1 Sampit pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah peserta didik 18 orang.
Penelitian ini dimulai pada tanggal 22 Oktober 2021 di SMA Negeri 1 Sampit. Langkah kerja dalam
penelitian ini adalah per siklus yaitu Siklus I, siklus II dan siklus III. Materi pelajaran yang dibahas pada
penelitian ini adalah Laju Reaksi. Adapun teknik pengumpulan data adalah data mengenai sikap, hasil
belajar peserta didik serta keterampilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi TPACK (Technologycal, Paedagogical, Content
Knowledge) dengan pendekatan STEAM. Melalui teknik observasi, yang mana peneliti melakukan
pengamatan langsung kepada peserta didik yang menjadi subjek penelitian dari tindakan ini pada saat
berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar. Data telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan

PROGRESIF | 184
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif digunakan statistik deskriptif, sedangkan
untuk jenis data kualitatif digunakan katerigorisasi.
Pada penelitian tindakan kelas ini target penelitian telah tercapai sesuai dengan rencana. Adapun alur
dari prosedur penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Kelengkapan administrasi termasuk RPP mata pelajaran kimia dan lainnya harus disiapkan oleh
guru,
2) Instrumen penelitian harus sudah disiapkan baik itu untuk guru dan peserta didik,
3) Format evaluasi yang meliputri pretest dan postest,
4) Sumber belajar yang telah dipilih berupa materi pada mata pelajaran kimia.
5) Skenario pembelajaran serta berkoordinasi dengan guru mata pelajaran kimia lainnya sebelum
pelaksanaan tindakan berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan peserta didik memasuki materi
pelajaran kimia secara koordinatif dan aplikatif menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai,
serta kemampuan memaknai materi kimia tentang kimia unsur.
3) Guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dan menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh guru terhadap peserta didik dalam belajar sehingga hasil belajar mata pelajaran kimia menjadi
lebih baik,
4) Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh peserta didik, bila perlu Guru menjelaskan kepada
peserta didik bahwa kemampuan memaknai konsep mata pelajaran kimia memerlukan ketekunan
dan kejelian sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah kemampuan
yang akan dijadikan bekal hidup kelak.
5) Teknik pembelajaran atau metode atau model yang digunakan oleh guru untuk memusatkan
perhatian peserta didik agar peserta didik merasa di hargai dan terbina suasana yang kondusif,
sehingga peserta didik bebas mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada
dalam pikiran, perasaan dan tingkah lakunya untuk mampu merumuskan hasil belajarnya dengan
baik.dan benar.
6) Guru mengadakan tes terhadap kemampuan peserta didik dalam meningkatkan pemahamannya
pada materi mata pelajaran kimia tentang laju reaksi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran sekaligus
pelaksanaan refleksi oleh guru mata pelajaran kimia pada materi yang menjadi pembahasan dalam
kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan model belajar Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran dilakukan pengamatan oleh observer melalui pengamatan terhadap sikap dan prilaku
peserta didik dengan menggunakan instrument pengamatan yang telah disiapkan oleh guru.
Observer membandingkan hasil pengamatannya dengan melihat perkembangan peserta didik
terhadap hasil belajarnya setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran secara efektif.
2) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan lembar observasi oleh observer.
d. Refleksi
Hasil evaluasi direfleksikan untuk tindakan selanjutnya dengan pembahasan pada hasil observasi,
Kekurangan yang terjadi pada siklus I dikaji lebih lanjut dan diperbaiki pada siklus II akan dilaksanakan
langkah-langkah yang sama seperti yang dilakukan pada siklus I, namun pelaksanaannya lebih di

PROGRESIF | 185
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

mantapkan pada komponen-komponen yang belum mencapai hasil maksimal. Sehingga melalui
perbaikan tersebut hasilnya akan lebih sempurna, begitupun pada siklus III.
2. Siklus II
Di siklus kedua ini dilakukan tindakan atau refleksi oleh peneliti untuk peserta didik dimana belum
mencapai batas ketuntasan. Tahap-tahap yang dilakukan di siklus kedua sama dengan pada saat siklus
satu (seperti yang telah dijelaskan diatas).
3. Siklus III
Di siklus ketiga ini dilakukan tindakan atau refleksi oleh peneliti untuk peserta didik dimana belum
mencapai batas ketuntasan. Tahap-tahap yang dilakukan di siklus ketiga sama dengan pada saat siklus
kedua (seperti yang telah dijelaskan diatas). Pada siklus ketiga hasil yang dicapai adalah hasil akhir dari
proses Penelitian Tindakan Kelas ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Siklus 1
Sebagai pembanding terhadap keberhasilan dari Penelitian Tindakan Kelas disajikan data
awal/pratindakan yang menunjukkan kondisi awal peserta didik kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 yang didapatkan melalui hasil pemeriksaan terhadap hasil belajar
peserta didik berupa hasil pretest pada materi Laju Reaksi sebagai berikut :
Tabel 1. Data Awal/ Pratindakan
No. Aspek Keterangan
1. Aktivitas Belajar 62% dari 18 peserta didik
2. Hasil Belajar 65% dari 18 peserta didik
Sumber: Pemeriksaan Hasil Pretest materi Laju Reaksi Kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022
Tabel 2. Hasil Belajar Kimia Materi Laju Reaksi Pada Siklus I
Skor 91-100 0
81-90 5
72-80 8
61-71 3
51-60 2
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 13
Nilai KKM 72
Persentase Ketuntasan 72%
Sumber: Tindakan Siklus I
Hasil pengamatan saat terlaksananya siklus I melalui penerapan pendekatan STEAM dengan Model
Problem Based Learning (PBL) berbasis TPACK menggambarkan bahwa aktivitas dan hasil belajar peserta
didik kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit meningkat dari sebelumnya. Hal ini dapat ditarik hasil bahwa
pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik sekitar
72 % dari jumlah peserta didik 18 orang.

PROGRESIF | 186
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Materi Laju Reaksi Siklus I
Skor 91-100 0
81-90 3
72-80 9
61-71 3
51-60 3
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 12
Nilai KKM 72
Persentase Keaktifan 67%
Sumber: Tindakan Siklus I
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat pada
munculnya keterampilan pada diri peserta didik. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ditunjukan
berdasarkan hasil obeservasi pengamatan yaitu sekitar 67%. Hal ini dapat dilihat dari hasil instrumen yang
digunakan untuk mengamati keterampilan berpikir kritis yang teramati dalam proses pembelajaran. Peserta
didik masih belum mampu untuk meningkatkan kemampuan aktif bertanya, menanggapi materi yang
disampaikan dalam pembelajaran, mengajukan dan menanggapi hal-hal yang masih belum dimengerti
dengan diskusi tanya jawab baik di dalam kelompok atau antar kelompok yang lain.
Berdasarkan observasi aktivitas dan hasil belajar pada siklus I menyatakan bahwa penelitian pada siklus
I belum memberikan hasil yang diharapkan oleh peneliti, yakni masih 72% peserta didik mencapai KKM
(72), maka perlu ditindaklanjuti dengan tindakan siklus II.
2. SIKLUS II
Pada siklus kedua saat hasil yang ditunjukan untuk aktivitas belajar peserta didik terdapat peningkatan
lebih baik dari siklus satu yang mana dari 67 % meningkat menjadi 78% pada siklus kedua dari jumlah
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil instrumen yang digunakan untuk mengamati keterampilan
berpikir kritis yang teramati dalam proses pembelajaran. Peserta didik mampu untuk meningkatkan
kemampuan aktif bertanya, menanggapi materi yang disampaikan dalam pembelajaran, mengajukan dan
menanggapi hal-hal yang masih belum dimengerti dengan diskusi tanya jawab baik di dalam kelompok atau
antar kelompok yang lain. Melalui tahapan pembelajaran yang digambarkan dalam sintaks pembelajaran
peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya dalam hal mengidentifikasi video yang
ditayangkan untuk mengembangkan daya berpikir peserta didik dalam hal menemukan materi yang
berkaitan dengan materi laju reaksi. Kemampuan berpikir kritis juga ditunjukkan pada aktivitas peserta didik
mengolah informasi dari hasil pengamatan dalam kegiatan praktikum sederhana. Pembelajaran berlangsung
dengan aktif karena peserta didik diupayakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisisnya dengan
melalui berbagai media seperti video,gambar, dan melalui kegiatan praktek pengamatan, terjadi transfer
knowledge dimana peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dari materi yang
dipelajarinya pada konteks yang baru atau bahkan mengaitkannya hasil belajar mereka pada hal-hal baru
yang belum dipelajari sebelumnya.

PROGRESIF | 187
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Materi Laju Reaksi Siklus II
Skor 91-100 4
81-90 6
72-80 4
61-71 4
51-60 0
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 14
Nilai KKM 72
Persentase Keaktifan 78%
Sumber: Tindakan Siklus II
Pada siklus kedua peningkatan hasil belajar ditunjukan dengan adanya peningkatan persentase dari
siklus satu yaitu 72% peserta didik yang mencapai KKM (72) meningkat menjadi 83% peserta didik yang
mencapai KKM (72) pada siklus kedua.
Tabel 5. Hasil Belajar Kimia Materi Laju Reaksi
Skor 91-100 5
81-90 7
72-80 3
61-71 2
51-60 1
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 15
Nilai KKM 72
Persentase Ketuntasan 83%
Sumber: Tindakan Siklus II
Berdasarkan observasi hasil belajar pada siklus II dinyatakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I, namun masih belum sesuai dengan hasil yang diharapkan
oleh peneliti, masih ada beberapa peserta didik yang masih belum mencapai ketuntasan hasil belajarnya,
yakni masih 83% peserta didik mencapai KKM (72), sehingga peneliti melanjutkan tindakan ke siklus III.
3. Siklus III
Pada siklus III menunjukkan aktivitas belajar peserta didik menunjukan perubahan yang signifikan yaitu
ketika pada Siklus II persentase hanya 78% meningkat menjadi 94% dari jumlah peserta didik pada siklus
III. Hal ini dapat dilihat dari hasil instrumen yang digunakan untuk mengamati keterampilan berpikir kritis
yang teramati dalam proses pembelajaran. Peserta didik sangat mampu untuk meningkatkan kemampuan
aktif bertanya, menanggapi materi yang disampaikan dalam pembelajaran, mengajukan dan menanggapi
hal-hal yang masih belum dimengerti dengan diskusi tanya jawab baik di dalam kelompok atau antar
kelompok yang lain. Melalui tahapan pembelajaran yang digambarkan dalam sintaks pembelajaran peserta
didik mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya dalam hal mengidentifikasi video yang ditayangkan
untuk mengembangkan daya berpikir peserta didik dalam hal menemukan materi yang berkaitan dengan
materi laju reaksi. Kemampuan berpikir kritis juga ditunjukkan pada aktivitas peserta didik mengolah
informasi dari hasil pengamatan dalam kegiatan praktikum sederhana. Pembelajaran berlangsung dengan
aktif karena peserta didik diupayakan untuk meningkatkan kemampuan menganalisisnya dengan melalui
berbagai media seperti video,gambar, dan melalui kegiatan praktek pengamatan, terjadi transfer knowledge
dimana peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dari materi yang dipelajarinya pada

PROGRESIF | 188
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

konteks yang baru atau bahkan mengaitkannya hasil belajar mereka pada hal-hal baru yang belum dipelajari
sebelumnya.
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Materi Laju Reaksi Siklus III
Skor 91-100 6
81-90 8
72-80 3
61-71 1
51-60 0
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 17
Nilai KKM 72
Persentase Keaktifan 94%
Sumber: Tindakan Siklus III
Pada siklus ketiga peningkatan hasil belajar ditunjukan dengan adanya peningkatan persentase dari siklus
dua yaitu 83% peserta didik yang mencapai KKM (72) meningkat menjadi 100% peserta didik yang
mencapai KKM (72) pada siklus ketiga.
Tabel 7. Hasil Belajar Kimia Materi Laju Reaksi Pada Siklus III
Skor 91-100 10
81-90 5
72-80 3
61-71 0
51-60 0
≤50 0
Jumlah Peserta Didik 18
Jumlah Peserta Didik Tuntas 18
Nilai KKM 72
Persentase Ketuntasan 100%
Sumber: Tindakan Siklus III
Hasil penelitian tindakan ini menujukan minat dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA D SMA
Negeri 1 Sampit Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 pada siklus satu, siklus dua, dan siklus tiga
mengalami persentase peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar setiap siklus dari setiap pertemuan.
Tabel 5. Rekapitulasi peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi Laju Reaksi
Nilai Rata-rata dan Persentase Ketuntasan
No Aspek Penilaian Data Awal/
Siklus I Siklus II Siklus III
Pratindakan
1 Aktivitas Belajar 62% 67% 78% 94%
2. Hasil Belajar 65% 72% 83% 100%
Adapun mengenai hasil belajar perolehan persentase peserta didik awal adalah 65 % dan aktivitas belajar
sebesar 62%. Kemudian setelah diterapkannya pendekatan STEAM dalam kegiatan pembelajaran untuk tiap
siklusnya terjadi peningkatan, yaitu pada siklus I, aktivitas belajar peserta didik ditunjukan dengan
persentase 67% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan sebesar 72% . Pada siklus II terjadi
peningkatan aktivitas belajar yaitu ditunjukan dengan persentase 78% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria
ketuntasan sebesar 83%. Sedangkan pada siklus III terjadi peningkatan aktivitas belajar yang ditunjukan
dengan persentase 94% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan mencapai 100%. Hasil

PROGRESIF | 189
Sri Witriana Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan Vol 2(2) pp.182-190
Maret 2023 p-ISSN 2809-4794, e-ISSN 28094492

pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan STEAM dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi laju reaksi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah dicapai melalui penerapan Pendekatan STEAM (Science, Technology,
Engineering, Art and Mathematics) dalam pembelajaran kimia dengan materi laju reaksi bagi peserta didik
kelas XI MIPA D SMA Negeri 1 Sampit, semester ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Selama pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berlangsung, Peneliti berupaya menerapkan
pendekatan STEAM dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terintegrasi
TPACK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia dengan
materi pokok kimia unsur secara konsisten. Hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan
terhadap kemampuan peserta didik dalam menyimak dan memaknai materi kimia serta kemandirian
peserta didik telah terbentuk dengan baik.
2. Kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan STEAM dengan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang terintegrasi TPACK mampu mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan
memaksimalkan kemampuan berpikir kritis untuk mendapatkan solusi dari masalah pada dunia nyata.
3. Setelah diterapkannya pendekatan STEAM dalam kegiatan pembelajaran untuk tiap siklusnya terjadi
peningkatan, yaitu pada siklus I, aktivitas belajar peserta didik ditunjukan dengan persentase 67%
dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan sebesar 72% . Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas
belajar yaitu ditunjukan dengan persentase 78% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan
sebesar 83%. Sedangkan pada siklus III terjadi peningkatan aktivitas belajar yang ditunjukan dengan
persentase 94% dan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan mencapai 100%. Hasil pelaksanaan
tindakan menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan STEAM dalam kegiatan pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi laju reaksi.

DAFTAR PUSTAKA
Cox, S., & Graham, C. R. (2009). Using An Elaborated Model Of The TPACK Framework To Analyze
And Depict Teacher Knowledge. Techtrends, 53(5), 60–69.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia.
Nurkholis, N. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan, 1(1), 24–44.
Perdana, S. A., & Slameto, S. (2016). Penggunaan Metode Problem Based Learning (Pbl) Berbantuan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar, 4(2).
Sahih, A. (2015). A Practice-Based Model Of STEAM Teaching STEAM Students On The Stage (SOS)
TM. Rotterdam: Sense Publishers.
Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Kontruksivisme: Teori Dan Apikasi Pembelajaran Dalam
Pembentukan Karakter. Alfabeta.

PROGRESIF | 190

Anda mungkin juga menyukai