Anda di halaman 1dari 20

BIMBINGAN KARIR DAN BIMBINGAN JABATAN

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah “Bimbingan Konseling”

Dosen Pengampu:
Dr. Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd.

Disusun oleh:
Nita Amelia (1212070079)
Reyhan Hariyady (1212070089)
Sofi Liza Zahara (1212070102)
Zahira Ula Azkia (1212070114)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum, wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. – oleh karena Kemahakuasaan-Nya kita diciptakan
berakal, beretika, berperadaban, sehingga dapat menemui pengetahuan yang secara sistematis
sebagai ‘ilmu’ dan praksisnya sebagai terapan subjektif yaitu ‘tauhid’ dan perangainya
‘akhlak’. Oleh karena Kasih-Nya kita pun semoga selalu diberikan kesanggupan untuk
senantiasa mengamalkan secara berkesinambungan dan konsisten apapun yang dianugerahi-
Nya sebagai Ibadah.

Selawat serta Salam kepada Rasulullah Muhammad, Saw. AlMusthofaa. Karena


secercah lidah yang terwaris melalui para sahabat, Khilafah, tabiin dan tabiiat, kemudian
para Aalim Ulamaa, yang akhirnya sampai kepada kita selaku amanah kolektif masa kini dan
kemudian hari – baik melalui Al-hadits pun Dalil Ilhaiyah yang tereskemplar dalam Alquran
Alkarim. Karena berkat beliau pun, selaku thullaabul ilmi (penuntut ilmu) kita masih dapat
menelisik kemurnian menanggapi ilmu, membaginya, sampai mengamalkanya – semoga.

Kami mengucap dengan segala hormat – terima kasih banyak, kepada yth. Ibu Dr.
Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd selaku dosen mata kuliah “Bimbingan Konseling” berkatnya
kami selaku penyusun dapat menelusuri lebih lanjut perihal Bimbingan Konseling pada
bagian eksistensi dan usul ‘Bimbingan Konseling Karir dan Jabaran. Semoga kemuliaan dan
kebaikan selalu menyertai mereka.

Maka demikian, semoga makalah ini dapat sesuai dengan asa yang tercatat
sebelumnya. Kami pun sangat berkenan jika makalah ini mendapat gagasan dari para
pembaca sekalian.

Sekian, dan terima kasih.

Bandung, 13 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Bimbingan Karir Atau Jabatan............................................................6
B. Tujuan Bimbingan Karir Atau Jabatan..................................................................7
C. Metode Bimbingan Karir..........................................................................................7
D. Fungsi Bimbingan Karir Atau Jabatan...................................................................8
E. Dasar – Dasar Bimbingan Karir Atau Jabatan......................................................8
F. Prinsip – Prinsip Bimbingan Karir Atau Jabatan.................................................9
G. Materi Bimbingan Karir Atau Jabatan.................................................................11
H. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perlunya Bimbingan Karir Atau
Jabatan................................................................................................................................13
I. Langkah – Langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Atau Jabatan.......................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling adalah arti dari sebuah kata berbahasa Inggris “guidance”
dan “advice”. “Memimpin” atau akar kata “memimpin” berarti menunjukkan,
mengarahkan, membantu, menentukan, mengatur, menggerakkan, memimpin, menasehati
atau memimpin. Oleh karena itu, hidayah dapat diartikan sebagai pertolongan atau
petunjuk. Namun tidak semua bantuan atau bimbingan adalah bimbingan. (Mulyati &
Kamaruddin, 2020)
Ada banyak jenis bimbingan dan konseling, satu diantaranya ialah bimbingan karir.
Bidang profesi memiliki tugas penting dalam perkembangan anak muda yaitu memilih
dan mempersiapkan karir. Melalui penelitian, mereka memiliki kegiatan persiapan yang
menyatukan berbagai informasi (kristalisasi), yang menitikberatkan pada keputusan karir
(klarifikasi), yang ingin diperhatikan dalam keputusan karir sesuai dengan keinginan
mereka (implementasi).
Maka dari untuk memenuhi tugas perkembangannya, siswa perlu mendapat
bimbingan dan nasehat karir untuk pemilihan karir dan persiapan masa depan. Tujuan
dari orientasi dan konseling karir adalah untuk memperkuat kesadaran diri siswa sehingga
mereka dapat secara mandiri memilih karir yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Layanan bimbingan konseling terhadap karir mengharapkan para pelajar dapat
meningkatkan pemahaman, kompetensi, kepemimpinan, respek serta pengarahan potensi
yang dimiliki para pelajar dalam kemampuan menghadapi maslah sehari-hari
Maka, penting untuk kita mengetahui tentang bimbingan karir agar kita dapat
membimbing siswa dengan baik untuk menunjang masa depannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Bimbingan Karir Atau Jabatan
2. Bagimana Tujuan Bimbingan Karir Atau Jabatan
3. Apa sajakah Metode Bimbingan Karir Atau Jabatan
4. Apa Sajakah Fungsi Bimbingan Karir Atau Jabatan
5. Apa sajakah Dasar – Dasar Bimbingan Karir Atau Jabatan
6. Apa sajakah Prinsip – Prinsip Bimbingan Karir Atau Jabatan
7. Apa sajakah Materi Bimbingan Karir Atau Jabatan

4
8. Apa sajakah Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perlunya Bimbingan Karir Atau
Jabatan
9. Bagaimana Langkah – Langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Atau Jabatan

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Bimbingan Karir Atau Jabatan
2. Menjelaskan Tujuan Bimbingan Karir Atau Jabatan
3. Menjelaskan Metode Bimbingan Karir Atau Jabatan
4. Menjelaskan Fungsi Bimbingan Karir Atau Jabatan
5. Menjelaskan Dasar – Dasar Bimbingan Karir Atau Jabatan
6. Menjelaskan Prinsip – Prinsip Bimbingan Karir Atau Jabatan
7. Menjelaskan Materi Bimbingan Karir Atau Jabatan
8. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perlunya Bimbingan Karir Atau
Jabatan
9. Menjelaskan Langkah – Langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Atau Jabatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Karir Atau Jabatan


Bimbingan karir merupakan suatu layanan untuk menggali potensi yang dimiliki para
pelajar dalam hal karir, sehingga para pelajar dapat mengatasi masalah karir. Dalam
bidang pendidikan, terdapat kebutuhan yang mendesak untuk melaksanakan layanan
bimbingan karir. Maka dari itu dengan adanya konseling karir dapat mendukung siswa
dalam perencanaan karir mereka (Rahmadani, 2021).
Bimbingan karir mengacu pada kegiatan dan program yang membantu siswa
memperoleh dan menggabungkan pengetahuan, pengalaman, dan penghargaan yang
terkait dengan: 1) pengalian potensi diri para pelajar; 2) memahami tentang kerja
masyarakat dan unsur-unsur yang mempengaruhi perubahannya; 3) memhami akan
kebutuhan dan banyak aspek- asepk yang perlu diperhatikan dalam merancang karir; 4)
pemahaman yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk realisasi diri dalam pekerjaan dan waktu luang; 5) Mempelajari dan
mengaplikasikan proses pemilihan karir (Rohmah, 2018).
Winkel dan Hastut mengumakan bahwa bimbingan karir didefinisikan bentuk upaya
pemberian pelatihan vokasional dan fokus untuk mendukung siswa untuk
memaksimalkan perkembangan dan bimbingan mereka. Bimbingan karir, juga dikenal
sebagai bimbingan kejuruan, adalah bentuk pendidikan atau pelatihan kejuruan yang juga
berfokus pada peningkatan pengembangan karir kaum muda. Beberapa persepsi tersebut
menyatakan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses dimana pencari bimbingan/siswa
dibantu oleh seorang praktisi bimbingan untuk mempersiapkan dan mengidentifikasi
jalur karir masa depan (Astuti & Dwikurnaningsih, 2021).
Dewa ketut berpendapat, bimbingan karir merupalan suatu mekanisme dimana
seorang tutor secara berkelanjutan dan sistematis membantu seseorang, sekelompok
orang supaya individu atau kelompok individu tersebut menjadi pribadi yang mandiri.
(Rahmadani, 2021).
Menurut Anas, bimbingan karir (konseling vokasional) adalah suatu jenis konseling
yang bertujuan membantu siswa memecahkan masalah karir agar dapat melakukan serta
menyesuaikan dengan baik, saat ini maupun di masa yang akan datang. (Nadira et al.,
2020).

6
Dapat ditarik kesimpulan, konseling karir merupakan suatu proses pelayanan untuk
membantu individu (pelajar/pemuda) untuk belajar tentang diri sendiri, memahami diri
sendiri dan sekaligus mengenal dunia kerja, merancang kehidupan dimasa sesuai
harapan. kemampuan pilihan sesuai dengan keadaan mereka sendiri dalam kaitannya
dengan klaim dan tuntutan

B. Tujuan Bimbingan Karir Atau Jabatan


Pada dasarnya konseling karir merupakan suatu proses pelayanan yang tujuannya
membantu peserta didik dalam memahami dirinya sendiri, memahami nilai-nilai dirinya,
memahami lingkungannya, memahami faktor-faktor penghambat dan bagaimana
mengatasinya, serta merencanakan masa depan. Tujuan ini terwujud ketika suatu instansi
dapat mengidentifikasi sumber daya lingkungan dan mencapai hasil yang memungkinkan
partisipasi dalam kegiatan yang mengembangkan masyarakat sekitar.
Peters dan Shetzer berpendapat tujuan konseling karir ialah membantu siswa secara
sistematis dan inklusif dalam pengembangan karir, yang berarti bahwa konselor
bimbingan harus dapat membantu siswa merencanakan karir berdasarkan bakat,
keterampilan dan minat mereka.
Sedang Moh Surya berpendapat, tujuan dari bimbingan karir ialah menjadikan pelajar
atau orang untuk menentukan jalan hidup mereka dan memperoleh keterampilan yang
diperlukan untuk mengembangkan karir mereka secara optimal ke arah yang mereka
pilih (Masdudi, 2015).
Secara khusus, orientasi dankonseling karir atau jabatan dilakukan di sekolah untuk
tujuan berikut:
1. Supaya pelajar dapat menggali pengetahuan tentang dirinya melalui pengembangan
bimbingan karir.
2. Supaya pelajar dapat memperluas pengetahuannya mengenai dunia kerja.
3. Supaya pelajar dapat menggali prilaku dan nilai yang terdaoat di dalam dirinya
dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya.
4. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir para pelajar sehingga dapat mengambil
keputusan tentang penempatan di dunia kerha sesuai dengan passion-nya (Fadli et
al., 2019).

C. Metode Bimbingan Karir


Metode yang disampingan konseling karir di instansi-instansi atau sekolah dapat
dilaksanakan secara khusus sesuai dengan kebutuhan siswa serta keterampilan tutor.

7
Secara umum pelaksanaan konseling karir di sekolah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

1. Pengajaran unit
Pengajaran unit merupakan metode yang membantu siswa memperdalam
pemahaman mereka tentang pekerjaan tertentu melalui kolaborasi antara penasihat
akademik dan guru mata pelajaran.
2. Sosiodrama
Sosiodrama merupakan suatu metode yang dilakuakan dengan cara
mendramatisir prilaku, tingkah laku/penilian seseorang seperti mendramatisir sikap,
tindakan/penilaian seseorang yang berkaitan dengan dunia pekerjaan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Formasi
Metode formasi ialah kegiatan melalui kurikuler secara instruksional
merupakan suatu metode memberikan informasi tentang pekerjaan, jabatan, dan
jenjang karir melalui koordinasi dan integrasi dengan mata pelajaran dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada
saat menyelenggarakan kelas kejuruan.
4. Career Days adalah hari-hari khusus untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
karir yang berbeda. Saat ini, kami menerapkan orientasi karir berdasarkan program
seleksi karir yang disusun setiap tahun oleh sekolah kami. (Abubakar, 2011).

D. Fungsi Bimbingan Karir Atau Jabatan


Bimbingan karir (jabatan) memiliki 3 fungsi diantaranya:
1. Mendapatkan ide untuk berbagai jenis pekerjan, jabatan atau profesi dalam
masyarakat yang dapat diikuti pelajar.
2. Jenis keterampilan atau kemampuan yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan,
jabatan atau karir dan pendidikan yang diberikan untuk mengembangkan setiap
keterampilan atau kemampuan tersebut.
3. Mengetahui dan mengetahui bagaimana menggunakan cara-cara yang diperlukan
untuk memilih pekerjaan yang cocok, untuk mendapatkan posisi pilihannya dan di
lembaga negara/swasta, di bidang kewirausahaan, dan juga untuk mendapatkan
kesempatan untuk menerima dukungan modal, dll. (Fadli et al., 2019)

E. Dasar – Dasar Bimbingan Karir Atau Jabatan

8
Pelaksanaan konseling karir pada dasarnya tidak dapat dipisahkan antara konseling di
sekolah dengan konseling karir individu, oleh karena itu konseling karir sekolah harus
memperhatikan perkembangan karir siswa, dalam hal ini konselor harus mengetahui
pokok-pokok pertanyaan atau pedoman yang mendasarinya. pada. Implementasi orientasi
profesional. bekerja di sekolah:
1. Pertumbuhan seorang siswa membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
tugas perkembangan.
2. Bimbingan karir diperlukan untuk mengembangkan staf pengembangan yang
berpengalaman dalam pekerjaan pengembangan.
3. Sebagian besar hidup seseorang terjadi di tempat kerja.
4. Konseling karir diperlukan berdasarkan fakta bahwa setiap pekerjaan atau tugas
memiliki persyaratan tersendiri untuk pemenuhannya. Juga, tugas atau posisi
memiliki persyaratan tertentu bagi orang yang menanganinya.
5. Bimbingan kejuruan dilaksanakan di sekolah berdasarkan kompleksitas masyarakat
dan kehidupan kerja.
6. Orang mampu berpikir rasional dengan pikiran dan hatinya.
7. Orientasi karir didasarkan pada nilai dan norma yang terkandung dalam falsafah
pancasila.
8. Kepemimpinan kejuruan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan martabat
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. (Masdudi,
2015)

Alasan pelaksanaan bimbingan karir yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa


bimbingan sekolah mempunyai landasan yang kuat dan landasan yang dilaksanakan
untuk memungkinkan siswa merencanakan karirnya. Titik tolak pelaksanaan orientasi
karir sekolah adalah agar peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan keragaman
dan perubahan dalam dunia kerja serta mampu menghadapi masalah-masalah yang
timbul dari perkembangan dan perubahan dalam masyarakat.

F. Prinsip – Prinsip Bimbingan Karir Atau Jabatan


Prinsip orientasi karir sekolah adalah bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang
sama untuk mengembangkan karir yang sesuai. Tidak terkecuali, kaya atau miskin.
Melalui program pendampingan dan konseling yang berfokus pada layanan sosial
sekolah, guru membantu siswa mengembangkan pemahaman dan keterampilan untuk
interaksi atau hubungan sosial dan bagaimana menghadapi masalah sosial yang mereka

9
hadapi. Akar permasalahan siswa juga terletak di luar sekolah. Dalam hal ini,
kemahasiswaan tidak bisa berdiri sendiri.
Menurut Daryanto (Yusrawati, 2018, hlm. 149), prinsip bimbingan karir sekolah
adalah semua siswa harus memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dalam
mewujudkan karir yang sesuai. Tidak terkecuali, kaya atau miskin. Melalui program
pendampingan dan konseling yang berfokus pada layanan sosial sekolah, guru membantu
siswa mengembangkan pemahaman dan keterampilan untuk interaksi atau hubungan
sosial dan untuk mengatasi masalah sosial yang mereka hadapi. (Dini, 2019)
Agar bimbingan karir sekolah dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, sejumlah prinsip pedoman harus diperhatikan secara umum misalnya :
1. Pelaksanaan bimbingan profesional di sekolah harus didasarkan pada hasil
pengamatan yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa, serta model dan
tipe profesional dalam masyarakat.
2. Pemilihan bidang profesi dan pendefinisian jenisnya didasarkan pada keputusan
siswa sendiri dalam penilaian keterampilan dan minat serta pengakuan karir dalam
masyarakat, baik dalam profesi yang berkembang di masyarakat maupun dalam
profesi yang berkembang di masyarakat. telah berkembang. yang dapat
berkembang.
3. Pelaksanaan bimbingan karir hendaknya merupakan suatu proses yang secara terus
menerus memantau pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
4. Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan perpaduan antara pemanfaatan
(optimalisasi) potensi peserta didik dan lingkungannya secara maksimal.
5. Pelaksanaan konseling karir tidak boleh menambah beban keuangan.
6. Pelaksanaan orientasi karir harus menciptakan hubungan yang kooperatif antara
sekolah dan lembaga ekstrakurikuler, saling mendukung dalam kegiatannya dan
bermuara pada pencapaian tujuan perkembangan siswa.
Adapun prinsip – prinsisp bimbingan karir disekolah diantaranya :
1. Semua siswa harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri
untuk mencapai karir yang tepat;
2. Program pelatihan kejuruan harus bertujuan untuk memajukan pendidikan siswa.
3. Setiap siswa harus memahami bahwa karir adalah jalan hidup dan pendidikan adalah
persiapan untuk hidup;

10
4. Siswa harus didukung untuk mengembangkan pemahaman yang memadai tentang
diri mereka sendiri dan hubungannya dengan pengembangan sosial pribadi dan
perencanaan karir.
5. Peserta didik dari semua jenjang pendidikan dan jenjang pendidikan harus dibantu
untuk memahami hubungan antara pendidikan dan pekerjaan.
6. Siswa harus memahami di mana dan mengapa mereka berada dalam perjalanan
pendidikan;
7. Setiap peserta didik harus memiliki pengalaman berorientasi karir yang bermakna
dan realistis pada setiap tahapan program pendidikan.
8. Siswa harus memiliki kesempatan untuk menguji citra diri, keterampilan dan peran
mereka untuk mengembangkan nilai-nilai profesional;
9. Program bimbingan karir dipusatkan di dalam kelas dan dikoordinasikan oleh
praktisi bimbingan karir, termasuk orang tua dan masyarakat;
10. Program bimbingan karir di sekolah harus terintegrasi secara fungsional dengan
program bimbingan dan pendidikan secara keseluruhan. (Masdudi, 2015)
Setelah mempertimbangkan dengan seksama prinsip-prinsip bimbingan karir yang
telah diuraikan di atas, maka sangat penting untuk menerapkan dan melaksanakan
bimbingan karir berbasis sekolah sebagai suatu program bimbingan yang komprehensif
dengan memasukkan unsur-unsur yang mempengaruhi pengembangan karir, seperti:
menilai minat dan kemampuan peserta didik dan kepercayaan diri masyarakat.

G. Materi Bimbingan Karir Atau Jabatan


Pada dasarnya kehidupan manusia dibagi menjadi tiga chapter; 1) Chapter
pembelajaran (the world of education), 2) chapter bekerja (the world of work) dan 3)
chapter Pensiun (the world of retirement). Selama Chapter pembelajaran kita berusaha
untuk mengembangkan skill atau kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja,
chapter ini berlangsung kurang lebih dari usia 18-20 tahun. Bekerja adalah masa untuk
menerapkan segala skill yang telah kita pelajari selama masa pembelajaran tadi, dan
chapter ini berlangsung kurang lebih mulai dari usia 20-60 tahun. Dan setelah itu adalah
chapter pensiun yang mana ini adalah chapter terakhir dalam kehidupan.
Pembimbing menjalin hubungan dengan klien dengan maksud untuk membantu klien
mengembangkan potensi yang dimilikinya, dengan cara memfasilitasi atau menciptakan
lingkungan yang baik bagi klien.

1. Materi bimbingan karir bagi anak usia sekolah dasar

11
Dalam buku “Pedoman Bimbingan dan Konseling Siswa di Sekolah Dasar”
terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia disebutkan
bahwa ada tiga layanan konseling bagi siswa di Sekolah Dasar; 1) konseling sosial
pribadi, 2) konseling siswa, 3) konseling karir. Itulah sebabnya orientasi profesional
harus dimulai di sekolah dasar.
Materi bimbingan karir yang diberikan untuk peserta didik sekolah dasar di
tiga tahun pertama antara lain adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi perbedaan antara teman sebaya :
a) Mendeskripsikan perkembangan diri siswa.
b) Jelaskan bahwa pekerjaan penting bagi kehidupan.
c) Tunjukkan keterampilan siswa.
d) Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang terdapat di lingkungan sekolah.
e) Mendeskripsikan kegiatan setelah tamat sekolah dasar.
f) Tunjukkan pekerjaan berbeda yang dilakukan oleh orang dewasa.
g) Tunjukkan mengapa orang memilih pekerjaan, dan terkadang pilihan itu bisa
berubah
h) Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan setelah itu
Sekarang.
i) Saya Pahami bahwa seseorang dapat memiliki lebih dari satu pekerjaan atau peran
lainnya
j) Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh minat dan
kompetensinya.
Semesntsrs tentang level tiga tahun terakhir, sebagai berikut :
a) Jelaskan manfaat mencontoh orang sukses.
b) Ajarkan siswa untuk memprediksi kehidupan mereka di masa depan.
c) Berdiskusi tentang pekerjaan perempuan dan laki-laki. D. Jelaskan keterampilan
yang terkait dengan pekerjaan tertentu.
d) Ajari siswa untuk membayangkan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka
berusia sekitar 25 tahun.
e) Untuk memperkenalkan siswa pada gaya hidup yang berbeda dan dampaknya.
f) Jelaskan dampak nilai pada pengambilan keputusan.
g) Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meniru panutan dapat
mempengaruhi karir. Saya Latih siswa untuk merancang karir yang sesuai dengan
kemampuan dewasa mereka.
h) Membimbing siswa mendiskusikan dampak pekerjaan orang tua terhadap
kehidupan anak.
i) Melatih siswa untuk melihat hubungan antara minat dan kemampuan.
j) Sajikan berbagai metode untuk mengevaluasi kemajuan kinerja.
Semua materi di atas hanya bersifat indikatif, selebihnya supervisor dapat
mengembangkan sesuai dengan situasi pelanggan.
2. Materi bimbingan karir anak usia Sekolah menengah atas (Remaja)

12
Pada masa ini remaja diharapkan untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa,
para remaja harus bisa lebih dewasa baik dalam memahami diri sendiri, maupun
dalam menyikapi lingkungannya.
Bimbingan karir adalah salah satu layanan yang perlu diberikan kepada para
remaja agar para remaja dapat lebih memahami potensi diri dan dengan begitu remaja
dapat menentukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Tapi dunia
pekerjaan tidak semudah “siapa yang mau bisa ikut”, karena banyak faktor penentu,
seperti salah satunya adalah peluang atau kesempatan, jika tidak ada peluang “tidak
ada lowongan” atau adanya saingan, oleh karena itu bisa saja suatu saat seseorang
akan berubah pikiran untuk mencari pilihan karir yang lain.
Tujuan diadakannya bimbingan karir di sekolah menengah atas adalah untuk
membantu siswa dalam memahami dirinya sendiri, membantu perencanaan karir, dan
mengarahkan siswa kepada kegiatan kegiatan yang sekiranya akan membantu
pengembangan potensi dan bakat siswa tersebut
sedangkan target khusus bimbingan karir di SMA adalah antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan diri siswa
2. Meningkatkan pengetahuan siswa akan dunia kerja
3. Mengembangkan nilai sikap dan potensi diri
4. Meningkatkan keterampilan berpikir siswa
5. Membantu siswa menguasai keterampilan dasar yang diperlukan di dunia
kerja

Dan sekali lagi perlu diingat bahwa itu semua hanya panduan, selebihnya para
pembimbing harus dapat menyesuaikan dengan keadaan siswa.

H. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perlunya Bimbingan Karir Atau Jabatan


Bimbingan karir merupakan cerminan falsafah, keyakinan, dan cita-cita individu,
dipadukan dengan gagasan dan pengalaman utama dalam bentuk pemikiran dan tujuan
yang digunakan sebagai pedoman proses pendidikan yang terarah dan terencana.
Bimbingan karir memberi tahu kita apa yang ingin dicapai seseorang dan kualitas apa
yang akan dialami generasi mendatang. Untuk itu diperlukan orientasi profesional,
karena persaingan dalam dunia kerja sangat ketat, sehingga generasi milenial
membutuhkan kompetensi yang tinggi untuk dapat menonjolkan diri.
Seseorang ataupun para pelajar dalam mengembangkan diri perlu beberapa langkang
untuk melakukannya, yaitu sebagai berikut:
5. Mencapai pengembangan diri sebagai pemuda yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

13
6. Mempersiapkan diri menerima sebuah perubahan fisik ataupun psikologi untuk
kehidupan yang sehat serta bersikap secara postif dan dinamis.
7. Menetapkan nilai dan perilaku yang akan diterima di kemudian hari.
8. Mengidentifikasi bakat, keterampilan, minat serta arah kecenderungan terhadap karir
dan apresiasi seni.
9. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengetahui dan terus belajar
serta mempersiapkan karir
10. Mengenali pola dan mengembangkan sikap emosional sosial dan ekonomi.
11. Menganali nalai-nilai etika untuk panduan hidup sebagai pribadi, anggota sosial
(masyarakat_ dan warga Indonesia (Sandowil et al., 2021).
Memahami realitas yang terjadi di dunia kerja dan kehidupan sosial perlu di miliki
oleh para pelajar. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi telah banyak mengubah cara orang hidup dan bekerja.
Teknologi yang baru dikembangkan memungkinkan seseorang bekerja lebih baik
dan melakukan berbagai aktivitas dengan cepat, akurat, dan akurat untuk
meningkatkan produktivitas seseorang.
2. Pergeseran stuktur ekonomi
Akibat perubahan struktur ekonomi, banyak siswa yang putus sekolah karena
tidak mampu membayar biaya pendidikan. Putus sekolah massal adalah salah satu
pendorong perubahan ekonomi. Situasi pendidikan tidak boleh terganggu oleh
perubahan struktur ekonomi yang berdampak besar pada pengembangan profesional.
3. Pergeseraan peran Wanita
Wanita karir tidak bisa lepas dari pekerjaan ibu rumah tangga. Seorang wanita
harus mampu memenuhi peran ganda sebagai ibu rumah tangga yang baik dan juga
harus mampu berkembang secara profesional. Orientasi profesional seorang siswa
harus mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
a. Siswa perempuan tampak lebih dewasa dari siswa laki-laki dalam aspek dasar
kehidupan, agama, kematangan spiritual, persiapan pernikahan, dan kehidupan
keluarga.
b. Siswa perempuan cenderung memiliki bakat seni dan kegiatan sosial
c. Siswa perempuan mempunyai sifat feminin
d. Siswa perempuan mudah memahami dengan cepat apa yang diajarkan
e. Siswa perempuan memiliki kepekaan yang sangat tinggi
14
4. Kekurangan mampuan diri pelejar
Umumnya, anak muda merasa bingung dengan karir yang telah diraihnya.
mereka mempertimbangkan sejumlah kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap
sesuai dengan keterampilan, minat, dan nilai mereka, tetapi masih harus
memutuskan mana yang paling cocok. dalam hal ini berkaitan dengan masalah
pemilihan SMA yang sesuai dengan karir yang mereka jalani.
Dalam hal bimbingan karir, siswa yang merasa tidak mampu atau tidak siap
belajar karena adanya perubahan sistem ekonomi, kemajuan teknologi, dll.
5. Penggaguran
Tingginya angka pengangguran akibat dirinya sendiri yang tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman, artinya mereka sering bermain saat sekolah atau
kuliah, sehingga ketika mereka lulus atau kuliah mahasiswa tidak memiliki sumber
daya yang cukup untuk memasuki dunia kerja.
Oleh karena itu bimbingan karir sangat penting karena dapat membentuk karir masa
depan orang. Apakah setiap siswa memiliki keterampilan dan keahlian yang benar-benar
dapat diperoleh. Adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak menutup
kemungkinan bahwa banyak pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki kini
dilakukan oleh perempuan.
Siswa yang tidak siap dapat membuat kesalahan fatal dalam hidup. Dengan kata lain,
pelajar sulit mengikuti perubahan zaman, dan orang sulit mencari pekerjaan.
Pengangguran pasti akan meningkat jika semua orang mengikuti kondisi yang selalu
berubah. Memiliki segala sesuatu di bawah kendali bimbingan anak usia dini dapat
mengurangi beberapa faktor negatif yang mempengaruhi karir masa depan para siswa
tersebut. Oleh karena itu, jadilah seorang pelajar atau mahasiswa yang baik yang dapat
mengikuti perkembangan zaman dan perubahan dari waktu ke waktu agar tidak
menambah pengangguran jangka panjang di negeri ini (Widarto, 2015).

I. Langkah – Langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Atau Jabatan


Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tentunya harus ada perencanaan step by step
atau langkah langkah yang perlu dilakukan konselor agar tujuan ini terealisasikan. Maka
dari itu berikut langkah langkahnya:

1. Konselor, guru, atau nara sumber dari dunia kerja memberikan motivasi atau
gambaran yang lebih banyak tentang dunia kerja

15
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal lebih dalam tentang
dunia kerja, seperti melakukan karya wisata ke tempat tertentu
3. memberikan informasi terkait pekerjaan dengan cara menghubungkannya dengan
mata pelajaran yang sedang diajarkan.
Adapaun Langkah Langkah dalam melakukan bimbingan karir adalah sebagai berikut:
1. Konselor secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan rutin, sesekali, dan pemodelan
karir dan konseling dengan pendidik dan personel sekolah lainnya.
2. Program orientasi dan konseling karir terencana dalam bentuk (SALTAN) dan unit
pendukung (SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan tujuan, isi, jenis kegiatan,
waktu, tempat dan target audiens.
3. Proses kegiatan bimbingan karir seta konseling dilaksanakan sebagai berikut:
a. Proses yang dilaksanakan jam pembelajaran:
1) Kegiatan tatap muka klasik dengan siswa untuk memberikan pelayanan
informasi, penempatan dan distribusi, sosialisasi konten, kegiatan
perlengkapan, serta pelayanan/kegiatan yang dapat dilakukan di dalam
kelas
2) Kegiatan tatap muka klasikal dilaksanakan dalam dua jam perkelas setiap
minggu secara terjadwal
3) Untuk kegiatan non-tatap muka dengan siswa untuk mengatur layanan
konseling, kegiatan konferensi kasus, pengumpulan data, kunjungan rumah,
penggunaan perpustakaan dan rujukan kasus.
b. Proses yang dilaksanakan di luar jam pelajaran
c. Volume kegiatan mingguan konselor disusun dengan memerhatikan hal
berikut:
2) Siswa yang diasuh oleh guru bimbingan konseling berjumalah ± 150 orang.
3) Jumlah sesuai peraturan yang berlaku.
4) Satu kegiatan layanan atau dukungan konseling karir sama dengan 2
pelajaran.
Selain itu, kegiatan bimbingan karir dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pelaksana utama kegiatan bimbingan dan konseling karir adalah pengawas
sekolah/madrasah/pendidik/dosen dan tenaga administrasi bimbingan dan konseling
karir. Staf pendukung termasuk kepala sekolah dan perwakilannya, guru mata
pelajaran, guru ke rumah dan staf administrasi
2. Konselor yang melakukan pilihan karir dan kegiatan konseling di sekolah harus:

16
a. Mengelola pilihan layanan secara umum dan, khususnya, layanan karir
profesional;
b. Mengartikulasikan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak
terkait, terutama siswa, kepala sekolah/sekolah, siswa sekolah dan orang tua;
c. Melaksanakan tugas pengabdian karir yang selalu dipertanggungjawabkan
kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang
tua, dan peserta didik;
d. Mewaspadai masalah negatif yang dapat mengurangi efektivitas layanan karir
e. Mengembangkan keterampilan karir secara berkelanjutan.
f. Tugas yang diberikan konselor harus setara dengan tugas pelajaran lainnya atau
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
g. Dalam memberikan bimbingan dan konseling karir di sekolah menengah atau
sekolah menengah atas yang sederajat, sejumlah konselor dapat diangkat dengan
rasio 1 konselor untuk 150 siswa.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaannya didasarkan pada dasar-dasar orientasi karir atau tugas-tugas yang
perkembangannya memerlukan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas
perkembangan. Bimbingan karir diperlukan untuk mengembangkan staf pengembangan
yang layak. Sebagian besar hidup seseorang berlangsung di tempat kerja. Bimbingan
karir diperlukan karena setiap pekerjaan atau tugas memiliki persyaratan tersendiri yang
harus dipenuhi. Tugas atau posisi juga memberikan tuntutan tertentu pada orang yang
melakukannya.
Agar bimbingan karir sekolah dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, maka secara umum harus diperhatikan beberapa prinsip penuntun,
misalnya pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus didasarkan pada hasil
pemeriksaan keterampilan yang cermat. dan kepentingan. Model dan tipe mahasiswa dan
profesional dalam masyarakat. Pilihan dan jenis karir didasarkan pada pilihan siswa
sendiri dalam menilai keterampilan dan minat serta pengakuan profesional dalam
masyarakat, dan dalam pekerjaan yang berkembang di masyarakat dan dalam pekerjaan
yang berkembang di masyarakat. berevolusi apa yang bisa berkembang. Pelaksanaan
bimbingan karir hendaknya merupakan suatu proses yang secara terus menerus
memantau pelaksanaan program pendidikan di sekolah.

18
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, S. R. (2011). Pelaksanaan Bimbingan Karir Bagi Siswa Sma Sebagai Persiapan
Awal Memasuki Dunia Kerja1. Neliti, 01(34), 137–144.
Astuti, W. W., & Dwikurnaningsih, Y. (2021). Pengembangan model manajemen bimbingan
karir menggunakan aplikasi Edmodo. 9(1), 64–74.
Dini, I. rahma. (2019). Bimbingan Konseling. Universitas Negeri Padang, 9.
Fadli, R. P., Mudjiran, M., Ifdil, I., & Amalianita, B. (2019). Peluang dan tantangan
bimbingan karir di sekolah menengah kejuruan pada era revolusi industri 4.0. Jurnal
EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 102.
https://doi.org/10.29210/120192395
Masdudi. (2015). BIMBINGAN DAN KONSELING Prespektif sekolah. Nurjati Press, 215.
Mulyati, S., & Kamaruddin, K. (2020). Peran Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan
Konseling. Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, 5(02), 172–184.
https://doi.org/10.46963/alliqo.v5i02.241
Nadira, D., Siahaan, A., & Febridayanti, N. (2020). Urgensi program bimbingan karir. 20–
25.
Rahmadani, N. (2021). KINERJA GURU BK DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM BK
LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SMA. 05(01), 37–43.
Rohmah, U. (2018). Bimbingan Karir untuk Peserta Didik di Sekolah Dasar. Cendekia:
Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 16(2), 262.
https://doi.org/10.21154/cendekia.v16i2.473
Sandowil, O., Yusuf, A. M., & Afdal. (2021). Bimbingan Karir dan Pendidikan Karir dalam
Trait and Factor. 5, 3005–3013.
Widarto. (2015). Bimbingan Karier dan Tips Berkarier. In Leutikaprio.
Abubakar, S. R. (2011). Pelaksanaan Bimbingan Karir Bagi Siswa Sma Sebagai Persiapan
Awal Memasuki Dunia Kerja1. Neliti, 01(34), 137–144.
Astuti, W. W., & Dwikurnaningsih, Y. (2021). Pengembangan model manajemen bimbingan
karir menggunakan aplikasi Edmodo. 9(1), 64–74.
Dini, I. rahma. (2019). Bimbingan Konseling. Universitas Negeri Padang, 9.
Fadli, R. P., Mudjiran, M., Ifdil, I., & Amalianita, B. (2019). Peluang dan tantangan
bimbingan karir di sekolah menengah kejuruan pada era revolusi industri 4.0. Jurnal
EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 102.
https://doi.org/10.29210/120192395

19
Masdudi. (2015). BIMBINGAN DAN KONSELING Prespektif sekolah. Nurjati Press, 215.
Mulyati, S., & Kamaruddin, K. (2020). Peran Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan
Konseling. Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, 5(02), 172–184.
https://doi.org/10.46963/alliqo.v5i02.241
Nadira, D., Siahaan, A., & Febridayanti, N. (2020). Urgensi program bimbingan karir. 20–
25.
Rahmadani, N. (2021). KINERJA GURU BK DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM BK
LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SMA. 05(01), 37–43.
Rohmah, U. (2018). Bimbingan Karir untuk Peserta Didik di Sekolah Dasar. Cendekia:
Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 16(2), 262.
https://doi.org/10.21154/cendekia.v16i2.473
Sandowil, O., Yusuf, A. M., & Afdal. (2021). Bimbingan Karir dan Pendidikan Karir dalam
Trait and Factor. 5, 3005–3013.
Widarto. (2015). Bimbingan Karier dan Tips Berkarier. In Leutikaprio.

20

Anda mungkin juga menyukai