Anda di halaman 1dari 8

HASIL DISKUSI

WORKSHOP PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS MELALUI

LAYANAN PENDIDIKAN YANG INKLUSIF DI SEKOLAH

1. Kabupaten Wonogiri

Hari Ke-1 Hari Ke-2

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Kondisi Ideal Pendidikan Inklusi 1. Peningkatan Sumber Daya Manusia

yang diharapkan (SDM) perlu diadakan diklat atau

a. Sumber Daya Manusia (SDM) pelatihan dalam menangani Anak

yang memenuhi dan tercukupi di Berkebutuhan Khusus (ABK) dan

Sekolah (SDM Pendidik) berkomunikasi langsung dengan

b. Anggaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

c. Sarana dan Prasarana (Tuna rungu atau wicara) dan orang

d. Stigma dalam lingkungan tua atau keluarga

pendidikan atau sekolah 2. Perlu upaya pengadaan anggaran

e. Dukungan dari keluarga, yang memadahi untuk memenuhi

masyarakat, dan lingkungan kebutuhan bagi Anak Berkebutuhan

sekolah Khusus (ABK) dan penyelenggaraan

f. Kurikulum disesuaikan dengan Pendidikan Inklusi

kondisi disabilitas (RPP, Silabus, 3. Perlu adanya ketentuan sarana dan

Penilaian) prasarana yang aksesibel bagi Anak


g. Peran penting pemerintah pusat Berkebutuhan Khusus (ABK)

atau daerah terhadap Sekolah 4. Adanya sosialisasi atau penyuluhan

Inklusi kurikulum konteks disabilitas

2. Realitas atau Fakta sosial 5. Perlu adanya sosialisasi pembuatan

a. Sumber Daya Manusia yang kurikulum adaptif (RPP, Silabus, dan

kurang memadai Penilaian)

b. Tidak ada anggaran khusus untuk 6. Adanya ketentuan khsusus bagi

penyelenggaraan Sekolah Inklusi sekolah yang mempunyai Anak

c. Sarana dan Prasarana yang kurang Berkebutuhan Khusus dalam hal

mendukung dan masih kurang kurikulum pendidikan

ramah pada difabel 7. Pembentukan Unit Layanan

h. Penyesuaian kurikulum terhadap Disabilitas Pendidikan Inklusi

disabilitas, kurikulum belum

menyeluruh, dimana sekolah

memiliki kebijakan masing-

masing untuk membuat kurikulum

i. Masih banyak batasan-batasan

kewenangan dari pusat atau

daerah terhadap Pendidikan

Inklusi

j. Masih banyak stigma terhadap


sekolah yang berlabel “Inklusi”

2. Kabupaten Karanganyar

Hari Ke-1 Hari Ke-2

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Kondisi Ideal Pendidikan Inklusi 1. Menyampaikan hasil Workshop ini

yang diharapkan kepada OPD terkait Musrenbang

a. Tersedianya guru pendamping tentang :

yang seimbang dengan jumlah a. Tenaga pendamping atau pendidik

peserta didik b. Anggaran sarana dan prasarana

b. Tersedianya sarana dan prasarana c. Sosialisasi terkait :

yang memadai 1) Apa itu Sekolah Inklusi?

c. Dukungan orang tua dan 2) Jenis-jenis disabilitas

lingkungan 3) Pentingnya Pendidikan Inklusi

d. Pentingnya pendidikan sex bagi 4) Sosialisasi kepada seluruh

anak lapisan masyarakat

5) Sosialisasi kepada Sumber

2. Realita atau Fakta sosial Daya Manusia (SDM) tentang

a. Tidak tersedianya guru pentingnya pendidikan

pendamping reproduksi

b. Belum diterapkannya pendidikan 2. Apabila rancangan dan anggaran


sex yang benar sudah diterima maka kita akan

c. Stigma atau persepsi masyarakat mengaplikasikannya dengan seluruh

kurang mendukung tentang Sekolah Inklusi se-Kabupaten

sekolah regular yang menerima Karanganyar

siswa Inklusi

d. Tidak tersedia anggaran pelatih

kesediaan, meskipun tersedia alat

kesenian bantuan pemerintah

3. Kota Surakarta

Hari Ke-1 Hari Ke-2

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Kondisi Ideal Pendidikan Inklusi 1. Menyelenggarakan banyak

yang diharapkan: pelatihan bagi guru sekolah regular

a. Memiliki regulasi mengenai dan inklusi mengenai pembelajaran

pendidikan inklusif. bagi siswa ABK.

b. Memiliki system pembelajaran 2. Mengajukan formasi tambahan

dan kurikulum yang inklusif, GPK pada dinas terkait.

yaitu memfasilitasi kebutuhan 3. Mengajukan penambahan alokasi

belajar dan kemampuan peserta anggaran pada dinas terkait untuk

didik sesuai ketunaan yang


dimiliki. gaji, media pembelajaran, dsb.

c. Memiliki SDM yang memadai: 4. Mengajukan penambahan sarana

- Jumlah GPK yang mencukupi prasarana untuk mendukung

peserta didik kekhususan pembelajaran siswa ABK.

- Pengetahuan guru mengenai 5. Mendorong pemerintah untuk

metode pembelajaran dan cara melakukan evaluasi dan monitoring

menangani peserta didik yang tepat (sesuai dengan

kekhususan. kebutuhan).

d. Ketersediaan anggaran baku bagi

sekolah insklusi dan GPK

e. Sarana prasarana yang memadai:

- Fisik (bangunan yang

aksesibel)

- Non fisik (GPK, kepekaan/

budaya inklusi, modul GPK)

f. Evaluasi dan monitoring

implementasi kebijakan inklusi

pada sekolah terkait.

2. Fakta sosial pelaksanaan pendidikan

inklusif:

a. Sudah memiliki regulasi


penyelenggaraan pendidikan

inklusif

- Perda 9 tahun 2020

(perlindungan bagi

penyandang disabilitas)

- Perwali 25 A tahun 2017

(penyelenggaraan pendidikan

inklusif)

b. Sudah memiliki kurikulum yang

inklusif tapi implementasi kurang

maksimal

c. SDM kurang memadai:

- Jumlah GPK kurang seimbang

dengan peserta didik yang

memiliki kekhususan.

- Guru tidak semua memiliki

pengetahuan tentang metode

pengajaran dan penanganan

peserta didik khusus.

d. Sudah ada anggaran, namun

kurang seimbang dengan sekolah


dan kebutuhan

e. Sarana prasarana belum

mencukupi dan memadai

f. Evaluasi dan monitoring belum

berjalan optimal.

4. Kabupaten Sragen

Hari ke-1 Hari ke-2

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Pelatihan guru untuk meningkatan

kapasitas pelayanan ABK.

2. Menjamin konsistensi implementasi

pendidikan inklusi di sekolah.

3. Membuat pilot project disetiap

kecamatan untuk sekolah inklusif.

4. Sosialisasi pada masyarakat dengan

dinas terkait tentang sekolah inklusif.

5. Memenuhi standar minimal sebagai

sekolah inklusif.

6. Pemenuhan sarana dan prasarana.

Anda mungkin juga menyukai