Ekonomi Manajerial Dan Pembiayaan Kesehatan Gigi
Ekonomi Manajerial Dan Pembiayaan Kesehatan Gigi
Oleh :
Amalia Rizki Ananda (J01222008)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّر ِحْي
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah serta nikmat ilmu pengetahuan.
Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari lembah kegelapan menuju lembah yang terang
benderang dengan berbagai ilmu pengetahuan. Alhamdulillah, pada kesempatan
hari ini penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “EKONOMI
MANAJERIAL DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN GIGI” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Manajerial dan Pembiayaan Kesehatan Gigi. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
masukan dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi
dan bermanfaat untuk memperbaiki serta mampu menjadi sarana peningkatan diri
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
BAB II ISI......................................................................................................4
2.1 Pengertian Asuransi............................................................................3
2.7
PENDAHULUAN
produk jasa yang diperolehnya. Masyarakat dewasa ini semakin selektif untuk
jasa, tidak hanya membayar namun menuntut pelayanan yang baik dan
apabila menerima pelayanan yang baik dan profesional dari penyedia pelayanan.
Jika mereka memperoleh kepuasan atas layanan yang diberikan, maka akan
memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses
sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting
Kesehatan sebagai investasi karena hanya manusia sehat lahir dan batin yang
miskin serta ketidakadilan sosial masih tampak jelas. Masyarakat kelas atas tidak
akan kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik karena mereka
yang berada di masyarakat kelas bawah untuk biaya kehidupan sehari- sehari
Penentuan tarif akhir-akhir ini menjadi salah satu issue menonjol dalam
Askes, PT Astek dll (Gani, 1993). Akibat lebih lanjut dari rendahnya tarif tersebut
non pemerintah.
sebagai public goods dan yang tergolong private goods. Pembiayaan yang bersifat
ISI
kata asuransi, yang dikenal adalah istilah “jaminan” atau “tanggungan”. Dalam
dalam bahasa Inggris disebut insurer atau dalam UU Asuransi disebut asuradur.
kelompok kecil orang melakukan transfer risiko kepada pihak lain yang disebut
atau tidak diperolehnya suatu keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita
karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu. (Andreas, 2009). Definisi
adalah Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk
Dalam dunia asuransi ada 6 (enam) macam prinsip dasar yang harus
dipenuhi, yaitu:
dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu
tentang luasnya syarat atau kondisi dari asuransi dan tertanggung juga
harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau
yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
indemnity.
tindakan preventif
a. General taxation
berskala luas
2. Voluntary community
3. Private Insurance
4. Funding/Donation
itu sumber dana dari funding tentu saja tidak dapat diandalkan
biaya.
A. Tujuan Asuransi
berikut:
1. Penagihan Resiko
Prakoso,1989).
B. MANFAAT ASURANSI
usahanya.
oleh Perusahaan.
perusahaan asuransi.
6. Asuransi merupakan alat untuk membentuk modal pendapatan
kerugian besar dengan memikul suatu kerugian kecil (dalam hal ini berupa
asuransi maka mereka yang menghadapi risiko tidak akan dapat meramalkan
apakah mereka akan tertimpa kerugian besar, kerugian kecil atau tidak (Herman
Darmawi,2004).
sungaisuangai
B. Asuransi jiwa
Dagang menitik beratkan pada asuransi kebakaran saja sementara telah terdapat
undang-undang.”
diasuransikan tidak lagi terbatas pada kepentingan yang dapat dinilaikan dengan
objek asuransi dalam Pasal 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang meliputi
objek asuransi atas kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat
diancam oleh suatu bahaya yang tidak dikecualikan oleh undang-undang sudah
Dari ketentuan Pasal 247 dan 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
tidak menutup munculnya jenis-jenis asuransi yang baru sepanjag ketiga kriteria
tersebut di atas dapat dipenuhi semua dalam kesepakatan di antara para pihak
berikut :
1. Asuransi Jiwa
orang, dan melibatkan suatu proses akumulasi dana oleh kelompok untuk
sebagai suatu perjanjian (polis asuransi) yang mana satu pihak (pemilik
2. Asuransi Kerugian
hal tersebut. Contoh dari asuransi ini antara lain adalah asuransi dana
maka setiap orang tidak terikat untuk masuk pada jenis asuransi ini,
yaitu: Asuransi Jiwa (Life Insurance) dan Asuransi Kerugian (Non Life
dan tersier dengan menggunakan sistem DRG (Diagnosis Related Group), dimana
digunakan istilah Indonesia Case Based Group (INA CBG`s). Sistem pembayaran
ini juga diterapkan untuk pelayanan gigi sebagai paket manfaat JKN-KIS. Sistem
ini menggantikan pola paradigma lama yang menggunakan out of pocket atau fee
berbagai evaluasi yang menunjukkan bahwa metode pembayaran berbasis fee for
fee for Service (FFS), dokter tidak ikut menanggung risiko keuangan, akibatnya
sering terjadi over utilisasi dan supply induced demand dalam pemberian
dokter primer pada posisi ikut menanggung sebagian atau seluruh risiko
(Thabrany, 2000)
A. Jerman
tinggi atau lebih rendah dari batas klaim yang telah ditentukan. Pelayanan
inap, biaya akomodasi dan paket makan menjadi tanggungan pasien yang
B. Jepang
Sistem jaminan kesehatan di Jepang terdiri atas 3 skema yaitu employer-
based insurance, national health insurance, dan health insurance for the
insurance), dan penduduk lanjut usia (health insurance for the elderly).
(Fukawa, 2002).
based insurance diwajibkan membayar iur-bea sebesar 10% dari tiap biaya
peserta dengan penghasilan rendah, dan bagi peserta yang telah membayar
C. Thailand
dalam UCS, yaitu UCS dengan pembebasan biaya perawatan, dan UCS
sebagai berikut
RASIO JASA
NO JENIS PELAYANAN UNIT COST TARIF KAPITASI
UTILISASI PELAYANAN
1 Konsultasi dan
0,4 Rp. 20.000,- Rp. 15.000,- Rp. 35.000,- Rp. 140,-
Premedikasi
2 Pencabutan gigi
sulung dan
permanen dengan
anestesi injeksi:
Dengan obat 0,56 Rp 57.454,- Rp 92.564,- Rp 150.000,- Rp 840,-
Tanpa obat 0,24 Rp 32.454,- Rp 92.546,- Rp 125.000,- Rp 300,-
3 Pencabutan gigi
sulungdan 0,2 Rp 18.772,- Rp 56.228,- Rp 75.000,- Rp 150,-
permanen dengan
anestesitopikal
4 Tumpatan dengan
Resin Komposit
0,06 Rp 78.340,- Rp 87.660,- Rp 166.000,- Rp 100,-
dengan crown
form (aktivasi
kimiawi)
5 Tumpatan dengan
Resin Komposit
(aktivasi sinar):
Dengan
Pulp 0,12 Rp 78.340,- Rp 87.660,- Rp 166.000,- Rp 199,-
Capping 0,12 Rp 72.340,- Rp 87.660,- Rp 160.000,- Rp 192,-
Tanpa Pulp Capping
6 Tumpatan dengan
Semen Ionomer
0,06 Rp 45.366,- Rp 84.634,- Rp 130.000,- Rp 78,-
Kaca/Ionomer Kaca
Modifikasi Resin
7 Tumpatan Semen
Ionomer Kaca direct:
Dengan 0,15 Rp 49.866,- Rp 76.134,- Rp 126.000,- Rp 189,-
Pulp
Capping
Tanpa Pulp Capping 0,15 Rp 43.866,- Rp 76.134,- Rp 120.000,- Rp 180,-
8 Kegawatdaruratan
Oro-dental:
Devit. Pulpa dgn 0,2 Rp 42.948,- Rp 22.052,- Rp 65.000,- Rp 130,-
obat
Devit. Pulpatanpa 0,2 Rp 17.948,- Rp 22.052,- Rp 40.000,- Rp 80,-
obat
0,2 Rp 44.173,- Rp 30.827,- Rp 75.000,- Rp 150,-
Trepanasi dgn obat
Trepanasi tanpa 0,2 Rp 19.173,- Rp 30.827,- Rp 50.000,- Rp 100,-
obat
Incisi 0,1 Rp 44.173,- Rp 5.827,- Rp 50.000,- Rp 50,-
9 Scaling
(pembersihan
0,3 Rp 28.500,- Rp 81.500,- Rp 110.000,- Rp 330,-
karang gigi) dibatasi
satu kali per tahun
Berdasarkan keputusan besaran kapitasi untuk Dokter Gigi oleh pemerintah sesuai
jenis pelayanan yang telah diusulkan. Hasil simulasi perhitungan kapitasi yang
Dokter Gigi yang dikontrak oleh BPJS (dengan asumsi jumlah peserta 10.000,
utilisasi 2,03 sehingga estimasi angka kunjungan perbulan adalah 203 kunjungan),
maka perkiraan belanja bahan medis habis pakai dalam waktu sebulan sebesar Rp.
perhitungan ini tidak berlaku (oleh sebab itu perhitungan kapitasi di puskesmas
sebenarnya juga bukan model kapitasi karena tidak ada terjadinya risk profit
sharing. Seharusnya dengan kapitasi, provider yang sudah dibayar dimuka akan
mempunyai resiko uangnya habis apabila peserta banyak yang sakit. Sehingga
penerimaan/ gaji.
agar lebih banyak peserta yang akan sehat di masa datang, dan pembiayaan untuk
untuk Dokter Gigi pelayanan primer harus bersifat intervensi pada kebiasaan dan
Kesehatan Nasional (JKN) dengan perawatan gigi dan mulut termasuk di dalam
salah satu paket manfaat bagi pesertanya. Konsep pelayanan kesehatan pada
Sistem JKN di Indonesia saat ini terbagi menjadi 3 (tiga) struktur layanan, yaitu
gigi telah menetapkan bahwa pelayanan kedokteran gigi berada dalam strata
pelayanan primer dan sekunder pada sistem JKN (Pengurus Besar PDGI, 2014).
Apabila pelayanan Dokter Gigi masuk dalam pelayanan sekunder atau strata
kedua maka perhitungan untuk perawatan gigi tentunya dihitung pada tiap
sebagian besar kasus gigi bisa diselesaikan pada pelayanan primer/strata satu yang
layanan sekunder/ strata kedua dan ketiga biasanya 3 (tiga) kali lipat pembiayaan
Kesehatan masyarakat berkisar antara 5%-10% dan hal ini berhubungan dengan
kesehatan gigi dan mulut pada skema level kedua/rujukan yang bersifat kuratif.
Hal ini menerangkan bahwa perawatan kuratif gigi dan mulut untuk
sesuatu yang sangat mahal, akhirnya menjadikan beban negara di bidang ekonomi
dapat lebih efisien. Walaupun demikian, akibat biaya pelayanan kesehatan yang
semakin tinggi maka mismatch program JKN tahun 2014 mencapai Rp 3,3 T dan
(2015) dan Rp 6,8 T (2016) tapi belum dapat mengatasi mismatch sekitar Rp 3,1
(2017); Rp 10,05 T (2018); dan Rp 12,7 T (2019). Mismatch JKN terjadi karena
jumlah dana yang diterima (revenue) lebih kecil dibandingkan total dana yang
telah dikeluarkan (expenditure). Diperkirakan kondisi ini akan terus berlanjut jika
B. User payments
C. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada
individu namun tidak terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya
D. Informal
E. Insurance Based
yaitu pengalihan resiko kesakitan pada satu individu pada satu kelompok
BAB III
KESIMPULAN
daya yang ada, maka perlu dikembangkan pilihan asuransi kesehatan dengan suatu
asuransi yang semakin luas, maka diperlukan jaringan pelayanan (Rumah Sakit)
yang semakin luas pula. Tuntutan terhadap pelayanan yang berkualitas baik
tidak hanya menjadi tanggungjawab pemberi pelayanan kesehatan saja tetapi juga
sejak umur yang masih dini. Hal ini untuk mengantisipasi terhadap penolakan
keikutsertaan asuransi kesehatan. Oleh karena risiko yang harus ditanggung pada
usia tua besar sekali, berbeda dengan kalau masih berusia muda.
DAFTAR PUSTAKA
assurance-definisi.html)
Fachruddin, Fuad Muhammad. 1985 Riba dalam Bank, Koperasi, Perseroan dan
Cipta: Jakarta
Washington USA.
Yiengprugsawan, V., Kelly, M., Seubsman, S., dan Sleigh, A, C., 2010,