Parenting Berbasis Islami
Parenting Berbasis Islami
ISLAM
PARENTING
BERBASIS ISLAM
UMUM
Yulizawati, SST.,M.Keb
Ulfa Farrah Lisa, SST., M. Keb
Miranie Safaringga, SST.,M.Keb
PARENTING
BERBASIS ISLAM
Yulizawati, SST.,M.Keb
Ulfa Farrah Lisa, SST., M. Keb
Miranie Safaringga, SST.,M.Keb
PARENTING BERBASIS ISLAMI
Edisi Asli
Hak Cipta © 2021 pada penulis
Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14
Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo
Telp. : 0812-3250-3457
Website : www.indomediapustaka.com
E-mail : indomediapustaka.sby@gmail.com
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau
dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Yulizawati
Farrah, Ulfa Lisa
Safaringga, Miranie
ISBN:
Referensi............................................................................... 55
Pada umumnya, anak kecil terutama anak usia dini memang memiliki
kecenderungan lebih emosional daripada orang dewasa karena masih
memiliki sedikit kemampuan untuk mengendalikan dorongan hatinya. Anak
usia dini juga mudah putus asa dikarenakan belum dapat mengungkapkan
dirinya secara emosional. Karena itulah bimbingan orang dekat mengenai
pengenalan emosi dalam diri sangat diperlukan, juga untuk memberi contoh
sikap dan pengelolaan emosi yang tepat. SEtiap anak berbeda dengan lainnya,
maka dari itu diperlukan kepekaan orang tua untuk membimbing anak
melalui perkembangan emosionalnya
9. Keingintahuan
Rangsangan yang menimbulkan keingintahuan anak-anak sangat banyak.
Anak-anak menaruh minat terhadap segala sesuatu di lingkungan
mereka, termasuk diri sendiri.
10. Kegembiraan
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan yang juga dikenal
dengan keriangan, kesenangan, atau kebahagian. Setiap anak berbeda-
beda intensitas kegembiraan dan jumlah kegembiraannya serta cara
mengepresikannya sampai batas-batas tertentu dapat diramalkan. Sebagai
contoh ada kecenderungan umur yang dapat diramalkan, yaitu anak-anak
Pendidikan karakter untuk anak usia dini dalam ajaran Islam tertuang
dalam Al-Qur`an dan Hadits, diantaranya konsep pendidikan karakter
Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Zakaria, Nabi Daud, Nabi Muhammad,
Lukmannul Hakim, dan para nabi lainnya. Konsep pendidikan karakter
Lukmanul hakim menarik untuk dikaji karena beliau bukanlah nabi dan
rasul, bagian dari masyarakat biasa secara strata sosial maupun ekonomi,
dan ulasan konsep ajarannya dalam Al-Qur`an lebih terperinci, terstrukur,
dan sistematis, mulai dari ayat ke-13 sampai ayat ke19, yaitu :
1. Kalimat “laa Tusyrik billah, inna syirka ladzulmun Adzim” pada ayat ke-
13, diawali dengan kata laa nahiyah sebagai bentuk penolakan, kemudian
diikuti dengan kata Tusyriku yang berarti mempersekutukan, menduakan,
dan membuat tandingan. Kata Syaraka dalam bentuk fiil Mudhari adalah
Tusyriku, Usyriku, dan Yusriku yang dalam Al-Qur`an ditemukan di 14
ayat. Kata Tusyriku digunakan sebagai bentuk larangan dan penolakan
segala bentuk perbuatan syirik, terdapat pada 3 ayat, Kata Usyriku
digunakan sebagai bentuk ikrar untuk tidak melakukan perbuatan syirik,
terdapat pada 5 ayat, sedangkan kata Yusyriku digunakan sebagai alasan
untuk tidak melakukan perbuatan syirik, terdapat pada 5 ayat. Pada
ayat ini Lukman mengajarkan pada kepada Khalik maupun makhluk,
walaupun loyalitas kepada makhluk terikat dengan kaidah tidak ada
ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah.
2. Pada ayat ke-14 terdapat kalimat “wawashaina al insana wabil walidaini
ikhsana” yang bermakna bahwa anak harus memiliki sikap hormat kepada
kedua orang tuanya, dengan cara menyayangi, menghormati, mentaati,
dan mendoakannya. Ayat tersebut diakhiri dengan kalimat “Anisykurlii
wali walidaika” yang mengajarkan kepada anak untuk memiliki sikap
bersyukur atau berterima kasih atas kebaikan yang telah diterimanya,
Sebelum kita bahas satu persatu point diatas, saya ingin membahas
sekilas, pentingnya bahasa cinta yang harus dimiliki oleh ayah bunda. Bahasa
cinta disini adalah bahasa yang halus, sopan dan memiliki kedalaman makna.
Sehingga anak bisa tergerak, termotivasi untuk bertingkah laku yang baik.
Kemampuan berbahasa ini pertama kali harus dimiliki oleh ibu. Sehingga
ibu bisa membentuk dan mengarahkan anak.Menanamkan semangat dan
motivasi yang mendalam pada jiwa anak dan membuat kebiasaan yang baik
pada anak.
1. Menanamkan aqidah dengan bahasa cinta.
Menanamkan aqidah pada anak bisa dimulai dengan mengenalkan bahwa
nama pencipta kita adalah Allah. Bisa dimulai dengan mengajak anak
untuk melihat ciptaan Allah, apakah tumbuh-tumbuhan, hewan, benda-
benda ciptaan Allah yang ada di alam semesta. Ini akan mengenalkan
Skill anak atau kemampuan yang harus dimiliki anak untuk bisa
menghasilkan karya bermanfaat secara profesional perlu dipersiapkan dan
diasah pada anak. Ini perlu digali dan dilejitkan oleh orang tua. Proses ini
harus berlangsung dengan bahasa penuh kasih sayang dan cinta kasih. Tidak
ada pemaksaan dan keterpaksaaan. Banyak orang tua sekarang ini sering
memaksakan apa yang dia jalani menjadi jalan kehidupan anaknya. Orang
tuanya menjadi dokter, maka anak dipaksa menjadi dokter. Orang tuanya
menjadi akuntan, anak dipaksa menjadi akuntan, dll. Ini akan membuat anak
kehilangan daya juang untuk mempunyai skill yang kuat karena terpaksa.
Dengan bahasa cinta, maka proses melejitkan skill ini akan berjalan optimal.
Membangun kemampuan kebermanfaatan anak untuk masyarakat dengan
bahasa cinta. Membangun kebermanfaatan untuk masyarakat luas disini
berarti anak kita ajarkan mempunyai karya.
Apapun itu. Ini diawali dengan mempunyai skill yang terus menerus kita
asah, sehingga anak bisa membagikan karyanya tadi ke tengah masyarakat.
Dengan kemampuan membangun kebermanfaatan ini anak akan terbentuk
kemampuan memimpin dikomunitas tertentu. Akan berpengaruh dikomunitas
tertentu. Sehingga anak bisa menebarkan kebaikan dan bermanfaat untuk
orang lain. Inilah fungsi khalifah fil ard dan lil muttaqiina imaama pemimpin
orang-orang yang bertakwa. Pembentukan proses ini hanya akan bisa
berlangsung dengan cara yang penuh kasih sayang dan cinta.
Jika beberapa hal tersebut dialami oleh anak, segera tangani dengan ajak
anak berbicara terkait masalah yang ia alami. Beberapa perubahan perilaku
cenderung sulit diketahui penyebabnya sehingga penanganan dan penilaian
dari ahli kesehatan mental anak mungkin diperlukan.
Hidup di perkotaan memang membuat interaksi sosial agak berkurang
dibanding bila hidup di daerah perdesaan. Di perkotaan, memang hubungan
antara tetangga lebih individualistis, tingkat kriminalitas tinggi, dan lain
sebagainya. Namun ternyata, gaya hidup masyarakat perkotaan ini dapat
membawa pengaruh buruk bagi kesehatan mental anak-anak yang hidup di
perkotaan.
Tanda-tanda gangguan psikologis pada anak-anak dan dewasa di kota
memang dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan yang tinggal di pedesaan.
Yang mengerikan, menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dua
pertiga dari jumlah populasi di seluruh dunia akan tinggal di perkotaan di
tahun 2050. Artinya, masalah ini perlu diselesaikan secepatnya supaya anak-
anak di masa depan dapat terhindar dari masalah kesehatan mental.
Sebelumnya, banyak penelitian yang sudah membuktikan adanya masalah-
masalah psikologis pada anak-anak yang hidup di lingkungan perkotaan,
seperti: paranoid, mendengar atau melihat sesuatu yang seharusnya tidak
ada, atau percaya bahwa orang lain dapat membaca pikiran mereka. Bahkan,
efek psikologis ini dapat berdampak hingga dewasa, seperti skizofrenia atau
masalah-masalah psikologis lain. Akan tetapi, baru-baru ini saja ilmuwan
di Duke University dan King’s College London menemukan sebabnya.
3. Autisme
Autisme merupakan gangguan mental yang sudah cukup dikenal masyarakat.
Cukup banyak anak-anak yang harus mengidap Autisme ini. Mereka adalah
anak-anak yang mengalami kesulitan sosialisasi, tingkah laku, bahkan
berbicara dan sering disebut abnormal Anak-anak autisme cenderung memilih
untuk sibuk dengan dunianya sendiri. Selain itu pengidap autisme termasuk
anak yang sangat sulit untuk iajak fokus dan juga berinteraksi, mereka hanya
menaruh fokus pada hal yang mereka sukai. Faktor yang menyebabkan
autisme terjadi masih belum pasti, namun autisme juga bisa berasal faktor
genetik. Tak jarang, jika diarahkan anak-anak autisme bahkan bisa berprestasi
dalam bidang akademik.
4. Retardasi Mental
Mungkin anda baru mendengar penyakit mental ini, namun beberapa
anak di generasi ini mengalami retardasi mental. Retardasi mental adalah
keterbelakangan mental atau biasa disebut oligofrenia. Retardasi mental
terjadi karena gangguan perkembangan intelejensia disertai mental anak yang
tidak sesuai dengan usia seharusnya. Penyebabnya bisa jadi karena proses
patologis di otak yang disebabkan infeksi, racun, trauma atau gen. Gangguan
ini bisa juga ditentukan oleh sikap sang anak dan juga tes IQ dan namun tidak
dianggap abnormal
5. Diseleksia
Diseleksia adalah gangguan yang dialami anak-anak dimana mereka tidak
bisa membaca maupun kesulitan untuk menuliskan huruf dengan teratur
dan berurutan. Hal ini bisa terlihat ketika mereka tidak bisa membedakan
atau membaca susunan huruf dengan benar meski usianya sudah beranjak
besar. Ketika menggunakan kata atau membaca, anak diseleksia mengalami
keterlambatan serta seringkali salah dalam membaca. Gangguan ini bukan
6. Gangguan Makan
Gangguan makan termasuk satu diantara banyak gangguan mental yang
paling jarang diketahui orang tua. Karena menyepelekan maka tanpa disadari
anak mengalami gangguan makan, bahkan hingga usianya dewasa. Kesulitan
makan biasanya dijumpai pada pola anak yang cenderung tidak mau atau
menolak untuk mengonsumsi makanan. Jika makan porsi yang dihabiskan
tampak lebih sedikit dibandingkan anak-anak lainnya. Perbedaan gangguan
makan dengan anak yang sedang tidak nafsu makan umumnya hanya
mempermainkan makanan, sulit mengunyah dan juga membuang makanan
ketika dimasukan kemulut atau disuapi. Hal ini bukan dipengaruhi sosial
7. ADHD
ADHD atau biasa disebut sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau
ADHD. Jika dalam istilah Indonesia lebih sering disebut GPPH atau
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Gangguan ini memiliki
sifat neurobihavioral dimana anak akan terasa sulit diatur, dan terkesan tidak
perduli akan nasihat orang sekitar. Selain itu mereka juga tampak sulit fokus
pada suatu hal. Mereka akan menyelesaikan suatu target yang ditujukan atau
diharapkan dengan sulit.
8. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat.
Gangguan ini termasuk dalam penyakit mental baik menyerang anak remaja
atau orang dewasa. Dimana gangguan bipolar terjadi jika adanya perubahan
mood yang beralngsung drastis tanpa ada adalasan yang sangat kuat.
Anak bisa menjadi terlalu gembira akan suatu hal namun bisa menjadi
terlalu sedih hingga depresi dan ingin bunuh diri tanpa alasan yang pasti.
Tanda ini membahayakan terutama bagi mereka yang tidak tahu
bagaimana pengendalian yang tepat untuk menghindari adanya perubahan
9. Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang biasa terjadi pada anak usia
tanggung hingga masa pubertas usia 20 tahun. Skizofrenia merupakan penyakit
mental yang dianggap sudah kronis dimana penyakit ini menyebabkan
anak kehilangan kemampuan untuk mengetahui apakah ia sedang mengalami
hal nyata atau realitas atau tidak. Mereka juga merasa bahwa dengan hal-hal
buruk bisa menyadarkan mereka bahwa yang sedang dihadapi adalah dunia
nyata.
14. Psikopat
Psikopat adalah hal yang paling berbahaya dalam gangguan jiwa atau
gangguan mental. Mereka yang mengalami psikopat biasanya antisosial
karena bisa menimbulkan kerugian dan ketakutan di masyarakat. Orang
yang memiliki gangguan mental ini tidak memiliki rasa empati. Di tengah
masyarakat, psikopat seringkali dianggap pelaku kriminal dan menimbulkan
masalah yang besar. Maka ketika anda mengetahui salah satu anak dari
kerabat atau teman yang terindikasi memiliki penyakit jiwa ini sebaiknya
laporkan dan tangani dengan serius.
11. Sakit
Kondisi sakit juga menjadi hambatan perkembangan anak. Anak menjadi
tidak mampu mengikuti proses pembelajaran sehingga tertinggal oleh anak
seusianya. Kondisi sakit juga tidak memungkinkan dirinya bermain dan
belajar seperti biasanya. Segala perlengkapan, tempat, pengobatan, serta
prosedur tindakan selama sakit dapat menjadi pengalaman berbeda yang
kurang menyenangkan bagi anak dan yang seharusnya tidak perlu mereka
alami. Dukungan orang tua sangat penting.
15. Kegemukan
Anak yang gemuk memang sangat lucu dengan pipi tembem dan badan
tambunnya. Namun anak dengan obesitas atau kegemukan berlebih tidak baik
untuk perkembangan anak. Hal ini bisa saja menjadi hambatan karena anak
– anak yang seharusnya lincah bisa berlari kesana kemari, akibat kegemukan
anak menjadi malas dan tidak beraktivitas. Hal ini dapat berdampak buruk
bagi kesehatan dan perkembangan anak.
Hambatan perkembangan anak pada dasarnya berasal dari berbagai
faktor pemicu seperti keluarga, lingkungan, sekolah, teman, atau lainnya.
Anak memiliki kemampuan untuk belajar dari apa yang mereka dengar,
lihat dan rasakan dari interaksinya dengan orang- orang disekitarnya. Hal
tersebut pula yang menyebabkan perkembangan anak bisa menjadi baik atau
Bab 4: Referensi
57
58 Parenting Berbais Islami