Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

JUDUL:
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN DEMOKRASI
BERKEADABAN

Penulis.
Arya zulva

MADRASAH ALIYAH DAARUL HIKMAH


JL.DWI JANDA MARGODADIKEC.WAYLIMA KAB.PESAWARAN
2024

1
MOTO

QUOTE

itami o kanjiro itami o kangaero


itami o uketore itami o shire
itami o shiranu mono ni honto no heiwa wa karan
koko yori sekai ni itami o
SHINRAA TENSEII

“pain”

"Kita mungkin tidak dapat memilih bagaimana kita mati, tapi


kita bisa memutuskan bagaimana kita hidup" - Claymore

"Tidak semua mimpi dan harapan akan terwujud sesuai dengan


keinginan kita." (Orochimaru)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir madrasah dengan
judul
“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN DEMOKRASI
BERKEADABAN ”.
Tugas makalah ini merupakan penelitian dari penulis yang bertujuan untuk

menjelaskan Bagaimana cara penerapan kepada generasi muda dan masyarakat melalui

pendidikan kewarganegaraan agar menjadi bangsa yang demokrasi berkeadaban.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Ttd

penulis

3
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................................................4
2.2 Dasar Teori.................................................................................................................................5
2.2.1 Pendidikan Kewarganegaraan............................................................................................5
2.2.2 Demokrasi.............................................................................................................................6
2.2.3 Pengertian politik.................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
METODE PENELITIAN....................................................................................................................8
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................................8
3.2 Prosedur Penelitian....................................................................................................................8
BAB IV...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................10
4.2 Kritik........................................................................................................................................10
4.3 Saran.........................................................................................................................................10
Daftar pustaka...................................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia yang kini tengah memasuki era reformasi dalam upaya
membangun demokrasi yang berkeadaban. Reformasi yang dipercaya memberikan
secercah harapan dalam tatanan kehidupan yang benar-benar demokratis. Namun,
demokrasi yang seringkali dibahas tersebut terasa sangat sulit untuk menjadi contoh
negara demokrasi yang sempurna. Ditandai oleh perilaku warga negara yang menyimpang
dari norma perilaku masyarakat, seprti tindakan anarkisme, tawuran antar kelompok suku
bangsa, main hakim sendiri dan merajalelanya tindakan korupsi di Indonesia.
Banyaknya rintangan yang muncul di Indonesia kini, bangsa Indonesia harus
optimis dalam membangun serta mewujudkan negara yang demokratis. Oleh karena itu
banyak cara untuk membangun negara yang demokratis diantaranya mengajarkan sikap
dan norma positif yang berkeadaban bagi generasi muda dalam pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan berperan sangat penting dalam membangun demokrasi

berkeadaban agar tidak mewujudkan political literacy atau tidak “melek” politik sehingga
tidak mengetahui cara kerja demokrasi lembaga-lembaganya serta tidak mewujudkan
political apathisme atau bersikap masa bodoh atas proses-proses politik. Dengan begitulah
pendidikan kewarganegaraan bisa menjadi sarana penting bagi generasi muda dan
masyarakat luas dalam nilai-nilai dan melestarikan demokrasi yang berkeadaban.
Perlunya tanggung jawab dalam diri warga negara adalah hal yang wajar. Misalnya di
negara-negara maju seperti Prancis yang menerapkan Education Civique di negaranya
agar warga negaranya berkarakter “I’m Franche”. Sama halnya dengan Indonesia, dengan
di ajarkannya pendidikan kewarganegaraan agar menciptakan warga negara yang
berkewajiban dalam demokrasi yang berkeadaban. Sehingga tatanan kehidupan bangsa
Indonesia akan terjamin.
Demokrasi bukanlah mesin yang bisa berjalan dengan sendirinya, tetapi harus secara

sadar direproduksi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu pendidikan

demokrasi (education for democracy) seharusnya mutlak diperlukan. Didesain secara

sistemik untuk mengembangkan prinsip-prinsip dan nilai budaya warga negara

5
demokratif, partisipatif, dan berkeadaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Indonesia.

Pendidikan demokrasi di Indonesia telah dilaksanakan, khususnya sejak berakhirnya orde


baru dan lahirnya era reformasi. Tetapi, perlu di konsep lagi, sehingga lahirn paradigma
pendidikan demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan ini bukan hanya secara
konstitutional ada, tetapi secara instrumental dan praksis benar-benar terjadi dan
memberikan dampak yang berkualitas dari segi kehidupan berdemokrasi berkeadaban di
Indonesia.
Secara keseluruhan, maka pendidikan kewarganegaraa berperan penting sebagai wahana
yang sistemik bagi pendidikan demokrasi, yang semestinya tidak hanya dalam konsep,
prinsip dan nilai-nilai demikrasi, tetapi harus merupakan benar-benar terjadi proses
berperilaku demokratis. Pendidikan kewarganegaraan tidak harus diajarkan berdasarkan
jadwal saja, tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal yang di peruntukkan bagi generasi
muda, termasuk banyak hal yang terjai diluar sekolah serta pengimplementasiannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa saja yang berhak ikut andil dalam mengembangkan kepribadian masyarakat

untuk menjadi bangsa yang demokrasi berkeadaban?

2. Bagaimana caranya untuk mengembalikan masyarakat menjadi bangsa yang

demokrasi berkeadaban?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tindakan yang tepat bagi generasi muda dalam berdemokrasi.

2. Bagaimana cara penerapan kepada generasi muda dan masyarakat melalui

pendidikan kewarganegaraan agar menjadi bangsa yang demokrasi berkeadaban.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan strategi

(penerapan metode, model dan langkah-langkah) selanjutnya;

6
2. Diharapkan dijadikan masukan bagi pemerintah terutama Dinas Pendidikan dalam

peningkatan mutu pendidikan; dan

3. Semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi generasi muda dan

masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan penelitian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian.

Bab II Landasan Teori, berisi tinjauan pustaka dan dasar tori.

Bab III Metode Penelitian, berisi jenis penelitian dan prosedur penelitian
Bab IV Penutup, berisi kesimpulan, kritik dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Dari penelitian dilakukan, sumber data didapatkan dari bahan cetak (kepustakaan) dan
internet misalnya repository ebook, makalah, buku, serta penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Penelitian sebelumnya sudah banyak dilakukan, namun banyak perbedaan perspektif
dari setiap penelitian tersebut, antara lain:
RUSKANDI, Cucu (2010) Model Pengembangan Budaya Demokrasi Konstitusional

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan Demokrasi


Berbasis

Sekolah : Studi Kasus Di SMA Terpadu Krida Nusantara Kota Bandung. S2 thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. Menyimpulkan bahwa pendidikan demokrasi yang
dibangun disekolah secara konsisten dan kontinyu dapat mewujudkan pranata atau
tatanan sosial-pedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh kembangnya
berbagai kualitas pribadi demokratis.
7
Penelitian Sekarang Penelitian Sebelumnya

Kelebihan Memahami unsur penting Menerapkan pengembangan


dari pendidikan budaya Demokrasi melalui
kewarganegaraan untuk pendidikan
indonesia yang demokrasi kewarganegaraan.
berkeadaban

Kekurangan Kurangnya Observasi ke Teori tidak menggunakan


tempat sebenarnya. unsur agama dan sains.

2.2 Dasar Teori


Teori teori yang digunakan dalam penelitian adalah :

2.2.1 Pendidikan Kewarganegaraan


Istilah “Civic Education” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
Pendidikan Kewargaan dan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Secara umum,
pengertian pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai langkah demokrasi yang
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis. Jika dipandang secara demokrasi, pendidikan kewarganegaraan yaitu
pendidikan yang mendidik generasi muda untuk menjadi warga negara yang demokratis,
berbudi pekerti yang luhur, berwawasan kebangsaan, dan ikut berpartisipasi dalam
pembelaan negara.
Dalam tatanan kurikulum pendidikan nasional terdapat pelajaran khusus yang
mempelajari demokrasi di Indonesia yaitu:
1. Pendidikan kemasyarakatan yang merupakan integrasi negara, ilmu bumi, dan
kewarganegaraan

( 1954 )

2. Civics ( 1957/1962 )

3. Ditingkat perguruan tingi pernah ada mata kuliah Manipol dan USDEK, Pancasila dan UUD
1945

( 1960-an)

8
4. Filsafat Pancasila ( 1970- sampai sekarang )

5. Pendidikan kewarganegaraan civics dan hukum ( 1973 )

6. Pendidikan moral atau PMP ( 1975 /1984 )

7. Pendidikan kewiraan ( 1989-1990-an)

8. Dan pendidikan kewarganegaraan ( 2000-sekarang)

2.2.2 Demokrasi
Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani
δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμος (dêmos)
"rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk
menyebut sistem politik negara Yunani.1

Demokrasi adalah suatu istilah yang bersifat universal. Namun tidak ada satu sistem
demokrasi yang berlaku untuk semua bangsa atau semua negara. Demokrasi adalah
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintahan negara tersebut. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Sistem politik demokrasi ditandai oleh:

a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili

kehendak rakyatnya.

b. Legitimasi kekuasaan diperoleh melalui pemilihan umum yang kompetitif.

c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam pemilu, baik sebagai pemilih

maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting.

d. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa paksaan.

e. Masyarakat dan pemimpin memiliki hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,

beropini, berorganisasi, dan sebagainya

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi ,diakses pada tanggal 10 Maret 2015, pukul 17:34 WIB.


9
2.2.3 Pengertian politik
Secara etimologi. Politik dalam bahasa Arab disebut “siyasyah” yang kemudian

iterjemahkan menjadi siasat dan dalam bahasaInggrisnya disebut “politics”. Politik (dari

bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga

negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang

antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.2

Pada awalnya politik berhubungan dengan ketatanegaraan negara seperti interaksi

pemerintah dalampembuatan kebijakan-kebijakan tertentu demi kepentingan bersama.

Namun jika dirasakan lama kelamaan, politik yang dulunya merealisasikan untuk

kepentingan bersama, entah itu untuk membimbing dan mengayomi rakyat kini hanya

menjadi suatu wacana yang terbukti hanya untuk kepentingna sebuah partai. Politisan

berlomba-lomba untuk meduduki kursi DPR agar mndapat jabatan tertentu di partai

politik dengan alasan tertentu yaitu kesejahteraan social bagi dirinya dan keluarganya.

Indonesia adalah negara demokrasi konstitusional. Setelah jatuhnya rezim Orde Baru

yang otoriter pada tahun 1998, berbagai perubahan konstitusional dilakukan untuk

melemahkan kekuasaan cabang-cabang eksekutif. Dengan demikian, membuat sebuah

sistem kediktatoran baru hampir mustahil. Indonesia saat ini ditandai oleh kedaulatan

rakyat termanifestasi dalam pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak

berakhirnya Orde Baru dan mulainya periode Reformasi, setiap pemilu di Indonesia

dianggap bebas dan adil.

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Politik ,diakses tanggal 10 Maret 2015, pukul 18:03 WIB


10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang deskriptif.
dimana penelitian dilakukan dengan membaca dari study literatur, buku, artikel, blog, dll
dimana buku yang penulis gunakan merupakan buku atau bacaan yang berkenaan dengan
teori teori pembahasan yang sesuai dengan judul makalah.
Alat pengumpulan data didapatkan dari sumber daya buku, internet, serta ebook,
dan teknik pengumpulandata dengan cara membaca dan membandingkan semua isi dari
buku yang berkaitan dengan judul pada makalah ini.
Analisis data yang diambil untuk penelitian ini, yaitu sumber daya buku, internet,
ebook yang membahas tentang pengimplementasian pendidikan kewarganegaraan di
kalangan masyarakat, supaya menjadi rakyat yang berdemokrasi berkeadaban. Data
diolah dan di analisis agar diperoleh data yang deskriptif dengan cara berfikir deduktif
dan induktif untuk mendapatkan hasil positif dari pendidikan kewarganegaraan di
masyarakat.

3.2 Prosedur Penelitian


A. Perencanaan

• Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.

• Merencanakan pertanyaan wawacara kepada masyarakat dan peserta didik bagaimana

pentingnya pendidikan kewarganegaraan.

• Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.

• Menyusun lembar kerja.

• Mengembangkan format evaluasi

B. Pengamatan

• Melakukan observasi dengan memakai alat yang sudah disiapkan yaitu dengan alat

perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.

• Menlai hasil tindakan sesuai jawaban pertanyaan yang diajukan peneliti.

11
12
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan demokrasi yang dibangun disekolah secara konsisten dan kontinyu dapat
mewujudkan pranata atau tatanan sosial-pedagogis yang kondusif atau memberi suasana
bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi demokratis. Dalam memanajemen
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disekolah, upaya pembangunan karakter
(pembangunan karakter) merupakan ihtiar yang sinergis, dalam beberapa aspek, mulai
dari apresiasi guru, kultur sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, dan rancangan
pembelajaran. Upaya pencerahan kepada semua pihak dari seluruh potensi yang ada di
sekolah mengenai pembangunan karakter perlu dilakukan secara terencana, sistematis,
dan terpadu dengan melibatkan para pakar pembangunan karakter, dengan didukung oleh
para pengambil kebijakan yaitu kepala sekolah dan dinas pendidikan setempat.
Masyarakat yang telah berupaya menegakkan demokrasi berkeadaban hendaknya
mendukung kepada generasi muda saat ini agar mengikuti langkah mereka. Demokrasi ini
sangat penting karena selain mencerminkan bangsa dan negara yang baik tetapi juga
menjadi pribadi yang baik pula untuk masa depan generasi muda. Diajarkan sopan santun
pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan disekolah untuk kalangan sosial masyarakat.

4.2 Kritik
Indonesia yang sudah mendapat dukungan dari pemerintah ini tidaklah sepenuhnya

berjalan dengan lancar. Apalagi pemerintah itu sendiri yang melakukan tindakan yang

keluar dari jalur demokrasi berkeadaban. Seperti adanya politik uang untuk pemilihan

umum dan lain sebagainya.

4.3 Saran
Pemerintah hendaknya melakukan dukungan penuh bagi generasi muda saat ini yang
tengah mendapat pendidikan kewarganegaraan disekolahnya. Mengadakan penyuluhan
kepada generasi muda serta penyuluhan bagi masyarakat sekitar tentang bagaimana

menjadi negara yang berdemokrasi berdaulat. Tetapi selain melakukan penyuluhan

kepada masyarakat, anggota dari pemerintahan itu sendirilah yang harus dibina supaya

memiliki jiwa kebangsaan yang kuat.

13
14

Anda mungkin juga menyukai